Analisis Tokling 1
Analisis Tokling 1
Analisis Tokling 1
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
Disusun Oleh:
Kelompok 12
Dhea Wardhani NIM. 11194762110677
Muhammad Noval Frambudi NIM. 11194762110695
Ni Luh Lady Listiany R. NIM. 11194762110700
Dosen Pembimbing:
apt. Melviani, M. Farm. Sci.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...............iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..iv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Tujuan……………………………………………………………..............2
A. Kajian Ilmiah……………………………………………………………...3
A. Penggalian Informasi……………………………………………………...9
B. Analisis Pemecahan Masalah…………………………………………….12
BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….19
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bakteri Staphylococcus aureus
Gambar 2.2 Lawar Bali
Gambar 3.1 Kasus 1
Gambar 3.2 Kasus 2
Gambar 3.3 Kasus 3
Gambar 3.4 Proses Pengolahan Makanan Lawar yang Higienis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lawar Bali merupakan makanan tradisional yang diolah menggunakan
bahan lokal, bervariasi, serta menunjukkan cita rasa khas daerah tersebut.
Makanan tradisional ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan, sehingga
memang menjadi incaran kuliner bagi wisatawan. Lawar seiring
perkembangan zaman dan semakin bervariasinya wisatawan yang datang ke
Bali menyebabkan olahan lawar semakin bervariasi diantaranya adalah lawar
ayam. Lawar ayam merupakan olahan daging cincang ayam dengan bumbu-
bumbu tradisional. Bahan yang diperlukan untuk membuat bumbu lawar
ayam adalah kunyit (Curcuma longa), ketumbar (Coriandrum sativum),
lengkuas (Alpenia galanga), bawang putih (Allium sativum), cabai (Capsicum
frutescens), kencur (Kaempferia galanga), garam, merica (Piper nigrum),
jeruk limau (Citrus aurantifolia), bawang merah (Allium cepa), jahe (Zingiber
officinale), dan terasi. Bahan-bahan ini nantinya dicampur dengan daging
ayam, kelapa (Cocos nucifera), dan kacang panjang (Vigna unguiculata)
sehingga tercipta cita rasa yang khas.
Kasus keracunan makanan di Indonesia dengan kurun waktu tahun 2000
sampai 2015 adalah 61.119 kasus, dengan 82,3% atau sekitar 50.300 kasus
diakibatkan oleh bakteri. Dari banyaknya bakteri patogen yang menyebabkan
keracunan pangan, sebanyak 18,3% dari 50.300 kasus atau sekitar 9.204 kasus
keracunan pangan diakibatkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Bali memiliki angka kesakitan dan angka kematian akibat kejadian
keracunan makanan pada tertinggi pada tahun 2016 di Indonesia sebanyak
1.404 orang. Pada tahun 2017, Provinsi Bali menempati angka kesakitan dan
angka kematian peringkat ke 5 di Indonesia dengan terdapat 96 data.
Berdasarkan data Provinsi Bali pada tahun 2016, Klungkung menempati
posisi pertama sebanyak 184 orang, lalu posisi kedua yaitu Badung 132 orang,
dan posisi ketiga yaitu Gianyar sebanyak 96 orang. Pada tahun 2017, kasus
1
2
B. Tujuan
1. Mampu memahami mekanisme penyebaran bakteri Staphylococcus
aureus.
2. Mampu memahami dampak dari kontaminasi bakteri Staphylococcus
aures pada makanan lawar Bali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Ilmiah
1. Pengertian Higiene dan Sanitasi
Higiene dan sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin
dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Depkes RI, 2003).
Higiene adalah suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada
usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat
orang tersebut berada, sedangkan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan
penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia. Ditinjau dari ilmu kesehatan lingkungan kedua istilah
higiene dan sanitasi mempunyai arti yang berbeda, tetapi memiliki tujuan
yang sama, yaitu mengupayakan agar manusia dapat hidup sehat sehingga
terhindar dari gangguan kesehatan ataupun penyakit. Dalam
penerapannya, usaha sanitasi lebih menitik beratkan pada faktor-faktor
lingkungan hidup manusia, sedangkan hygiene menitik beratkan usahanya
kepada kebersihan individu.
Pengawasan sanitasi makanan perlu dilakukan mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut
siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat konsumen. Sanitasi
makanan bertujuan untuk menjamin makanan yang disajikan aman bagi
konsumen, dan mencegah terjadinya keracunan makanan (Prabu, 2008).
3
4
penyimpanan yang lama dan penyimpanan daging ayam yang tidak dijaga
higienitasnya (Ibrahim,2017). Hal ini sesuai dengan pendapat Soeparno
(2005) yang mengemukakan bahwa untuk mengurangi pencemaran
diperlukan sistem sanitasi yang baik untuk sanitasi. Besarnya cemaran
mikroba pada daging akan menentukan kualitas dan umur simpan daging
tersebut. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi
Staphylococcus aureus adalah mastitis, dermatitis (radang kulit), dan
infeksi saluran pernapasan, impetigo, abses, sindrom syok toksik dan
gejala keracunan makanan seperti mual, muntah dan diare
(Afifurrahmann, 2014).
5) Endokarditis
Endokarditis terjadi ketika kuman masuk ke aliran darah yang
menuju ke jantung, kemudian menempel dan menginfeksi katup
jantung yang mengalami gangguan. Selain itu, kuman juga bisa
menempel di jaringan jantung yang rusak. Gejala endokarditis dapat
berupa demam, menggigil, lemas, nyeri otot dan sendi, edema, serta
sesak napas.
6) Toxic shock syndrome
Toxic shock syndrome disebabkan oleh infeksi bakteri
Staphylococcus aureus yang masuk ke aliran darah dan kemudian
memproduksi racun. Kondisi ini adalah keracunan serius yang bisa
mengancam nyawa. Gejala toxic shock syndrome meliputi demam
tinggi mendadak, penurunan tekanan darah, sakit kepala, mual,
muntah, atau diare, hingga kejang.
5. Lawar Bali
Lawar merupakan makanan tradisional Bali yang digunakan untuk
banten, sajian, juga telah dijual secara luas di warung makan dengan
merek lawar Bali. Lawar Bali yang sudah sangat terkenal di daerah Bali
bahkan ke mancanegara, banyak para wisatawan yang berkunjung ke Bali
dan hanya untuk wisata kuliner lawar Bali.
Lawar adalah masakan yang dibuat dari campuran daging, kelapa
parut, nangka muda, pepaya muda, kacang panjang, sayuran, dan bumbu
alami khas Bali. Kadang-kadang beberapa jenis lawar diberikan unsur
yang dapat menambah rasa yaitu darah dari daging itu sendiri. Darah
tersebut dicampurkan dengan bumbu-bumbu tertentu sehingga menambah
cita rasa lawar tersebut. Lawar tanpa bahan pengawet hanya bertahan
setengah hari, bisa dikatakan lawar merupakan makanan yang tidak dapat
bertahan lama apalagi kondisi terbuka rasa dan kualitas lawar akan
berubah seketika. Selain menjadi makanan tradisional Bali yang rasanya
7
A. Penggalian Informasi
1. Kronologi Kasus
a. Kasus 1
Nasib malang dialami siswi bernama Komang Angelique Cyntia
Murthi, 13. Pelajar yang masih duduk di kelas VIII SMPN 3 Sawan
ini meninggal seusai menyantap lawar dan sate yang dibelikan
ayahnya, Ketut Budiartawan, 46, Selasa (8/10) malam.
Seperti diungkapkan Budiartawan, sebelum putri bungsunya
meninggal, sekira pukul 19.30 Wita, Budiartawan pulang ke rumah
selepas mengerjakan sawah. Sampai di rumah, Cintya mengaku lapar.
Mendengar ucapan putrinya, Budiartawan pun bergegas pergi
membelikan makanan ke warung yang berjarak kurang lebih 200
meter dari rumahnya di Banjar Lebah, Desa Suwug, Kecamatan
Sawan.
Dia sempat membelikan lauk pauk seperti lawar, sate dan kuah.
Sedangkan nasi putih sudah dimasak di rumah. Namun, karena tak
tahan kuat menahan lapar, Murthi langsung mendahului menyantap
lauk pauk yang sudah dibeli. Sedangkan Budiartawan masih cuci
tangan. Tidak diduga, Wayan Kerandi, 60 berteriak histeris setelah
melihat Cintya mengalami muntah-muntah, sebelum korban ambruk
tidak sadarkan diri. Korban pun langsung dilarikan ke RSUD
Buleleng.
"Kami terlambat. Tim medis menyatakan Murthi telah
meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. Bisik-bisik, kami
dengar mereka (tim medis) menyebut toksin," tutur Budi Artawan
seperti dikutip Bali Express (Jawa Pos Group), Rabu (9/10) sore.
Atas musibah itu, pihak keluarga menolak dilakukan otopsi
terhadap korban."Jika dilakukan otopsi, toh putri bungsu kami tak
8
9
b. Kasus 2
Puluhan warga Dusun Tamansari, Desa Tinga-Tinga, Kabupaten
Buleleng, harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat keracunan
makanan tradisional "lawar ayam", Minggu.
"Korban keracunan itu terdiri dari anak-anak dan dewasa," kata
dr Mahar Maya selaku dokter jaga di Unit Gawat Darurat RSUD
Buleleng di Singaraja. Menurut dia, mereka mengalami mual dan
pusing. "Mereka kami beri obat penawar agar kondisinya kembali
seperti semula," katanya. Menurut keterangan sejumlah korban,
mereka merasakan sakit perut setelah menyantap lawar ayam di rumah
Nyoman Surada di Dusun Tamansari, Desa Tinga-Tinga, Kecamatan
Gerokgak. Mereka tidak tahan dengan masakan lawar berupa sayatan
hati ayam yang dicampur dengan sayur. Sebelumnya mereka
mendapat perawatan di Puskesmas Gerokgak.
Namun karena jumlah korban banyak dan peralatan di
puskesmas tersebut sangat terbatas, akhirnya mereka dilarikan ke
RSUD Buleleng. "Pengananan terhadap pasien anak-anak akan dilihat
dari gejalanya juga. Apabila tidak mau makan dan minum maka harus
diopname dan diinfus," kata Mahar.
c. Kasus 3
Warga yang menjadi korban keracunan makanan khas Bali dari
olahan lawar nangka bercampur daging ayam, kondisinya semakin
parah setelah sempat ditangani di puskesmas. Malam tadi, Jumat
(13/11) secara beramai-ramai korban kembali mendatangi puskesmas.
Sebelumnya warga yang mendapat penanganan di puskesmas
terdekat diberi obat oralit. Setelah kondisi membaik, seluruhnya
dipulangkan. Namun sore tadi satu persatu warga yang mencicipi
kudapan lawar nangka daging ayam saat Upacara Odalan di Pura,
kembali alami kejang dan muntah-muntah.
Korban yang keseluruhannya warga Banjar Munduk Angrek,
Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali
kembali dilarikan ke Puskesmas Rawat Inap Pekutatan untuk
mendapatkan perawatan.
Para korban yang dilarikan ke Puskesmas Pekuatan adalah Ketut
Darma (60), Wayan Wirtu (60), Ketut Suriani (59), Ni Ketut Riati (50)
dan Ngurah Pariana (30). Mereka masuk Puskesmas Pekutatan dengan
keluhan diare, mual-mual, muntah-muntah dan pusing serta lemas.
Satu korban, yakni Ketut Darma dirujuk ke RSUD Negara
karena kondisinya terus memburuk.
"Ya, satu orang sudah kita rujuk ke RSUD Negara. Sedangkan
yang empat orang kami masih observasi perkembangannya," terang
dokter jaga Puskesmas Pekutatan dr Luh Kade Sri Wahyuni
didampingi dr Reza, Jumat (13/11) malam.
Menurutnya kelima orang pasien tersebut masuk Puskesmas
Pekutatan, dua orang pagi hari dan tiga orang sore hari dengan keluhan
12
Gastro Interikis akut (diare) lebih dari 11 kali alami mual dan muntah,
pusing serta lemas.
"Untuk empat pasien yang masih menjalani perawatan di sini
kami sudah memberikan tindakan berupa pemberian infus dan
pengobatan. Mereka masih kami observasi," ujarnya.
Sementara itu informasi yang diperoleh lima orang korban
lainnya yang sebelumnya dirawat di rumah juga dibawa ke RSUD
Negara karena kondisinya kian memburuk, menyusul satu orang
korban yang sebelumnya menjalani rawat inap di RSUD Negara.
Pantauan Jumat malam korban yang dirawat di Puskesmas
Pekutatan seluruhnya mengalami muntah-muntah dan diare dengan di
sekitar bibir berwarna kehitam-hitaman. Bahkan satu orang korban
yakni Ketut Suriani tidak henti-hentinya muntah hingga mengalami
kejang perut.
Upaya Resiko
Mengurangi Dipanaskan
Penjamah makanan
- Mendapatkan Penjamah makanan
pelatihan - Kebersihan penjamah
Dicampur bumbu
- Kebersihan diri dan makanan
lingkungan - Tangan kotor, kuku
Wadah
- Selalu dibersihkan Wadah produksi
Disajikan - Sudah terkontaminasi
dan sterilisasi alat
bakteri
produksi
2) Prinsip Pemisahan
Makanan yang tidak ditempatkan dalam wadah seperti makanan
dalam kotak (dus) atau rantang harus dipisahkan setiap jenis makanan
agar tidak saling bercampur. Tujuannya agar tidak terjadi kontaminasi
silang.
3) Prinsip Panas
Setiap penyajian yang disajikan panas, diusahakan tetap dalam
keadaan panas. Alat terbaik untuk mempertahankan suhu penyajian
adalah dengan bean merry (bak penyaji panas).
4) Prinsip alat bersih
Setiap peralatan yang digunakan sepeti wadah dan tutupnya, dus,
pring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi baik. Bersih
artinya sudah dicuci dengan cara yang higienis, baik artinya utuh, tidak
rusak atau cacat dan bekas pakai.
5) Prinsip handling
Setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak
langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
8. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan seperti sampah yang berserakan di lantai,
kebersihan tempat pengolahan makanan, kebersihan ruang makan,
keberadaan serangga di area jualan, adanya binatang pengganggu karena
berpengaruh terhadap cemaran bakteri Staphyploccocus aureus.
BAB IV
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20