DSS Acara 1
DSS Acara 1
DSS Acara 1
ACARA I
PERKENALAN, UJI INSTRUMEN (KUESIONER) UNTUK
DSS
Disusun oleh:
Nama : Oktavia Nurmalita
NIM : 19/441763/GE/09102
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Maret 2022
Jam : 10.00 – 11.40
Asisten : 1. Rifqi Firdaus Maajid
2. Amalia Ratna Andan S
I. TUJUAN
1. Memahami proses pengambilan keputusan menggunakan metode AHP
2. Menentukan prioritas strategi kebijakan pengembangan pembangunan wilayah
menggunakan metode AHP
Input
Proses
Output
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Geomean
2. Tabel Matrik Pairwise Comparison
3. Tabel Matrik Priority
4. Tabel CI
5. Tabel Pilihan Kebijakan Pengembangan Wilayah
6. Tabel Prioritas Kebijakan Pengembangan Wilayah
VI. PEMBAHASAN
Penentuan prioritas strategi kebijakan pengembangan wilayah di Kabupaten Sleman
diperlukan untuk mengetahui kebijakan yang dinilai paling utama dilakukan. Kebijakan
prioritas tersebut nantinya juga dapat dijadikan sebagai pertimbangan alternatif oleh
pemerintah dalam merencanakan pembangunan kedepan. Penentuan prioritas strategi
kebijakan dilakukan dengan metode AHP. Data yang digunakan adalah data kuesioner
yang didapat dari 21 responden, meliputi kalangan masyarakat, LSM, pemerintah, dan
mahasiswa. Penentuan responden ini didasarkan pada penilaian untuk mewakili berbagai
pandangan, baik dari sisi pembuat kebijakan, maupun dari sisi penerima kebijakan.
Dalam kuesioner, responden diminta untuk memilih strategi yang paling prioritas
dalam rangka pengembangan pembangunan wilayah di Kabupaten Sleman dengan
membandingkan beberapa aspek sehingga diperoleh tabel sebagai berikut.
1. Tabel Geomean
Strategi Kebijakan Jawaban Responden Strategi Kebijakan
Pengembangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Pengembangan
Aspek Pengembangan SDM
7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 5,00 7,00 7,00 7,00 9,00 5,00 5,00 0,33 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 7,00 9,00 7,00 Aspek Promosi Daerah
Aspek Pengembangan
Aspek Pengembangan SDM
3,00 1,00 1,00 1,00 3,00 3,00 5,00 4,00 5,00 0,14 3,00 0,33 3,00 3,00 1,00 1,00 1,00 3,00 5,00 0,33 5,00 Infrastruktur Pendukung
Aspek Pengembangan SDM
1,00 1,00 1,00 1,00 7,00 1,00 5,00 7,00 7,00 7,00 1,00 0,20 0,33 1,00 1,00 0,33 3,00 1,00 0,33 5,00 5,00 Aspek Pelayanan Publik
Aspek Pengembangan
Aspek Promosi Daerah
0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,20 0,14 0,20 0,14 0,14 0,14 3,00 0,33 0,33 0,14 0,20 0,14 0,20 0,14 0,14 Infrastruktur Pendukung
Aspek Promosi Daerah
0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,20 0,20 1,00 0,14 0,14 0,33 0,14 3,00 3,00 3,00 0,33 0,33 0,20 0,33 0,20 0,20 Aspek Pelayanan Publik
Aspek Pengembangan
Infrastruktur Pendukung 1,00 1,00 1,00 7,00 1,00 1,00 0,33 3,00 1,00 0,20 3,00 0,20 3,00 1,00 0,33 1,00 3,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Aspek Pelayanan Publik
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui nilai perbandingan paling tinggi berada
pada perbandingan antara nilai aspek pengembangan SDM-promosi daerah. Maka dapat
dikatakan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa aspek pengembangan SDM
lebih penting untuk dikembangkan daripada aspek promosi daerah.
Kemudian, dilakukan menyajikan penilaian aspek pengembangan dalam bentuk
matriks pairwise comparison, seperti pada gambar berikut.
Tabel di atas menunjukkan nilai normalisasi matriks yang dapat dilihat dari jumlah.
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa aspek pengembangan SDM mempunyai nilai
normalisasi terbesar, yakni 1,61 dengan rata-rata 0,40. Sementara itu, aspek promosi
daerah mempunyai nilai normalisasi terkecil, yakni 0,27 dengan rata-rata 0,07. Nilai rata-
rata ini akan digunakan untuk menghitung Consistency Index (CI).
4. Tabel CI (Consistency Index)
Strategi Kebijakan Pengembangan
Matrik Pairwise (A) Matrik Priority (B) λ Max (A X B) CI CR CR (%)
Pembangunan Wilayah
Aspek Pengembangan SDM 2,42 0,40 0,98 -1,01 -0,61 -61,39
Aspek Promosi Daerah 14,95 0,07 1,01 -1,00 -0,61 -60,65
Aspek Pengembangan Infrastruktur Pendukung 3,87 0,28 1,08 -0,97 -0,59 -59,27
Aspek Pelayanan Publik 3,87 0,25 0,96 -1,01 -0,62 -61,70
Jumlah 25,11 1,00 4,04 -3,99 -2,43
Tabel 1.6. Consistency Index
Tabel di atas menunjukkan konsistensi dari data yang dimiliki. Perlu diketahui bahwa
nilai n yang digunakan dalam perhitungan CI adalah 4 karena digunakan 4 aspek
pengembangan. Nilai RI (Random Index) yang digunakan untuk menghitung CR (Consistensy
Ratio) adalah sebesar 1,6409 karena responden yang dimiliki sebanyak 21. Berdasarkan isi
tabel, diketahui bahwa CR pada setiap aspek bernilai – (minus), yang mana menunjukkan
bahwa nilai tersebut kurang dari 0,1 atau 10%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
nilai dalam setiap aspek bersifat logis dan konsisten sehingga keputusan final yang nanti
dihasilkan adalah keputusan terbaik atau solusi yang optimal.
Dengan menghitung presentase nilai lamda max, dapat ditentukan prioritas kebijakan
pengembangan wilayah. Pada tabel ini, urutan prioritas sudh bersifat final sehingga dapat
dijadikan kesimpulan. Jika pada Tabel 1.4. didapatkan hasil sementara bahwa aspek
pengembangan SDM menjadi yang paling banyak dipilih, maka Tabel 1.8. ini menyajikan
hasil yang berbeda karena telah melalui pengolahan lebih lanjut. Pada Tabel 1.8. dapat
diketahui bahwa aspek pengembangan infrastruktur pendukung menjadi aspek yang
paling prioritas dalam pengembangan wilayah. Kemudian, diikuti oleh aspek promosi
daerah, aspek pengembangan SDM, dan aspek pelayanan publik.
Berdasarkan penerapan metode AHP di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
mencapai strategi kebijakan pengembangan pembangunan wilayah di Kabupaten Sleman,
kebijakan diprioritaskan pada aspek pengembangan infrastruktur pendukung. Aspek ini
dianggap menjadi solusi paling optimal dalam pengembangan pembangunan wilayah.
Sementara itu, kebijakan yang paling tidak prioritas adalah aspek pelayanan publik.
VII. KESIMPULAN
1. Proses pengambilan keputusan menggunakan metode AHP dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan multikriteria dengan berbagai pilihan alternatif dengan
struktur hirarki. Pengambilan keputusan dilakukan dengan prinsip decomposition,
comparative judgement, synthesis of priority, dan local consistency. Selain itu, dilakukan juga
perhitungan CR (Consistency Ratio) untuk mengetahui konsistensi data agar didapatkan
keputusan terbaik.
2. Berdasarkan penerapan metode AHP dan perhitungan CR, diperoleh hasil bahwa
data yang dikelola bersifat logis dan konsisten. Prioritas strategi kebijakan
pengembangan pembangunan wilayah di Kabupaten Sleman adalah pada aspek
pengembangan infrastruktur pendukung, kemudian diikuti aspek promosi daerah,
aspek pengembangan SDM, dan aspek pelayanan publik sebagai aspek yang paling
tidak prioritas.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Latifah, S. 2005. Prinsip-Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process. 2015. e-USU Reposritory
Universitas Sumatera Utara. Diakses dari https://repository.usu.ac.id/bitstream/
handle/123456789/981/hutan-siti11.pdf?sequence=2&isAllowed=y#:~:text=Dalam
%20menyelesaikan%20persoalan%20dengan%20AHP,of%20priority%2C%20dan%20
logical%20consistency.&text=Setelah%20persoalan%20didefenisikan%2C%20maka%
20perlu,yang%20utuh%20menjadi%20unsur%2Dunsurnya.
Mahendra, G. S. dan Aryanto, K. Y. E. 2019. SPK Penentuan Lokasi ATM Menggunakan
Metode AHP dan SAW. Jurnal Nasional Teknologi dan Sistem Informasi, 5 (1). 49-56.
Diakses dari https://teknosi.fti.unand.ac.id/index.php/teknosi/article/view/801/183.
Narti, Sriyadi, Rahmayani, Syarif, M. 2019. Pengambilan Keputusan Memilih Sekolah
Dengan Metode AHP. Jurnal Informatika, 6 (1). 143-150. Diakses dari
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view/5552.
Padmowati, R. D. L. E. 2009. Pengukuran Index Konsistensi Dalam Proses Pengambilan
Keputusan Menggunakan Metode AHP. Seminar Nasional Informatika, 1 (5). 80-84.
Diakses dari http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/semnasif/article/view/910/784.
Pratama, A. H. S., Rustiadi, E., & Syaukat, Y. 2018. Strategi Pengembangan Wilayah
Ekonomi Kabupaten Bangkalan. Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah, 10 (2). 76-90.
Diakses dari https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpd/article/view/27788/
17785.
Qashlim, A. 2015. Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem
Pemberi Keputusan (Studi Kasus: Penentuan Kawasan Hutan Konservasi). Jurnal Ilmu
Komputer, 1 (1). 8-14. Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/283
786-penerapan-metode-analytic-hierarchy-proc-bbd64205.pdf.
Saputra, M. I. H. & Nugraha, N. 2020. Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Penentuan Internet Service Provider
di Lingkungan Jaringan Rumah). Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, 25 (3). 199-212.
Diakses dari https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/tekno/article/view/3422/
2127.