Essay Phoebe

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

TRANSFORMASI EKONOMI DAN BISNIS

DI ERA DIGITAL
Raditya Satya Phoebe
Universitas Brawijaya
PENDAHULUAN

Revolusi industri secara garis besar telah melalui empat tahapan, yaitu dari
industri 1.0, 2.0, dan 3.0 menuju industri 4.0 saat ini. Revolusi itu sendiri adalah
perubahan pola budaya dan sosial yang ada di masyarakat, serta perubahan
kebiasaan yang berkaitan dengan kehidupan dasar masyarakat yang berumur
pendek. Sedangkan industri adalah kegiatan mengolah bahan mentah menjadi
komoditas yang bernilai atau bermutu tinggi. Revolusi Industri juga dapat
diartikan sebagai perubahan mendasar dalam cara kerja manusia, karena
melahirkan hal-hal baru yang berguna bagi kehidupan manusia dan juga
dibutuhkan oleh kehidupan manusia.
Revolusi Industri juga membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia.
Revolusi industri terjadi untuk pertama kalinya, yaitu penemuan yang
mempercayakan mekanisme produksi kepada mesin, revolusi industri kedua
telah mencapai tahap penggabungan produksi dan standardisasi skala besar, dan
revolusi industri ketiga adalah tahap produksi besar-besaran. Berfokus pada
integritas komputerisasi, diikuti oleh revolusi industri keempat, yang membawa
kerja sama antara Internet dan industri manufaktur, menghasilkan keadaan
otomatisasi dan digitalisasi, yang saat ini dirasakan manusia dalam kehidupan
mereka dan mencapai keadaan ini.

Gambar 1. Revolusi Industri


Ekonomi digital terus berkembang di tanah air, bahkan Indonesia dinilai memiliki
potensi besar karena tingkat penetrasinya Pengguna internet terus meningkat. Pada
tahun 2017, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta,
meningkat 7,96% dari dari total penduduk Indonesia yang mencapai 262 juta.
pemerintah Indonesia Di era Presiden Joko Widodo, Indonesia menargetkan
menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2020. Volume
transaksi e-commerce diperkirakan mencapai 130 juta dolar AS.
PEMBAHASAN
Pembahasan pada essai ini mengkaji tentang proses perkembangan
Revolusi Industri dan teknologi informasi digital yang mengalami perubahan
dan perkembangan yang sangat pesat di dunia sehingga mampu menimbulkan
perubahan atau transformasi dari masyarakat dunia yang mulai beralih dan
memanfaatkannya dalam berbagai kegiatan pribadi maupun sosial. Beberapa
point penting yang terkait dengan teknologi informasi dan digital juga diulas
untuk memberikan deskripsi tentang pentingnya teknologi ini dan dampak-
dampaknya bagi masyarakat dunia
Teknologi Digital adalah sebuah teknologi informasi yang lebh
mengutamakan kegiatan dilakukan secara komputer/digital dibandingkan
menggunakan tenaga manusia. Tetapi lebih cenderung pada sistem pengoprasian
yang serba otomatis dan canggih dengan system komputeralisasi/format yang
dapat dibaca oleh komputer. Teknologi digital pada dasarnya hanyalah sistem
menghitung sangat cepat yang memproses semua bentuk-bentuk informasi
sebagai nilai-nilai numeris. Perkembangan teknologi ini membawa perubahan
pada kwalitas dan efisiensi kapasitas data yang dibuat dan dikirimkan, seperti;
gamabr menjadi semakin jelas karena kualitas yg lebih baik, kapasitas menjadi
lebih efisien dan proses pengiriman yang semakin cepat.
Teknologi digital menggunakan sistem bit dan bite, untuk menyimpan data
dan memproses data, sistem digital mempekerjakan sejumlah besar switch listrik
mikroskopis hanya memiliki dua keadaan atau nilai (Biner 0 dan 1). Dari system
ini dihasilkan berbagai perkembangan yang sangat signifikan seperti bidang
komunikasi, transformasi informasi, pengolahan data, keamanan data dan
penanganan kegiatan yang semakin komplek. Komunikasi yang telah berkembang
pesat dengan adanya penemuan jaringan komunikasi data yang semakin maju
mulai dari jaringan HSDPA, 2G, 3G, 4G bahkan sudah mulai masuk keteknologi
tinggi yatu 5G. Kecepatan perkembangan teknologi jaringan ini begitu singkat dan
melampaui batas kecepatan perkembangan hardware, sehingga banyak konsumen
teknologi informasi yang selaalu harus mengkuti perkembangan ini agar
dapat menikmatinya. Disaat masih menikmati jaringan 4G telah ada jaringan yang
lebih cepat dan besar kapasitasnya.
Teknologi digital akan terus berkembang. Pada masa yang akan datang,
perkembangan teknologi ini dipengaruhi tiga hal, yaitu transisi digital,
konvergensi jaringan, dan infrastruktur digital. Konvergensi jaringan adalah
efisiensi dan efektfitas jaringan komunikasi yang dapat digunakan seperti telepon,
video dan komunikasi baik dirumah maupun pada perusahaan. Semakin tingginya
kebutuhan konvergensi jaringan ini maka teknologi akan berubah mengarah ke
kebutuhan tersebut.

Digital transformation atau transformasi digital adalah sebuah perubahan


cara penanganan sebuah perkerjaan dengan mengunakan teknologi informasi
untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas. Bebarapa bidang yang telah
melakukan transformasi ini seperti pendidikan dengan e-learningnya, bisnis
dengan e-bisnis, perbankan dengan e-banking, pemerintah dengan e-government
dan masih banyak lagi yang lain, intinya adalah peningkatan efisiensi dan
efektivitas pekerjaan dan berkas pendukungnya dengan menggunakan database.
Paperless adalah tujuan utamanya, semua bukti transaksi yang berupa dokumen
telah tergantikan dengan database sehingga lebih simple, fleksible dan dapat
diakses setiap saat.
Perubahan ini membawa dampak positif maupun negative bagi setiap individu
maupun perusahaan yang berkaitan dengan proses bisnis tersebut. Dalam bisnis
dengan transformasi digital, memberikan kemudahan para pelanggan untuk
memesan produk atau melakukan pemesanan tentang berbagai hal lainnya
dengan mudah dan murah. Tidak lagi semua harus bertransaksi langsung namun
secara online transaksi ini dapat dilakukan dengan berbagai media teknologi
informasi, mulai dari pemesanan, pembayaran, konfirmasi sampai pada proses
pengecekan pengiriman barang semua dilakukan secara digital. Efek berlanjut ke
harga produk yang akan semakin murah, hal ini karena proses pemasran dan
administrasinya tidak membutuhkan biaya yang besar. Akhirnya mereka yang
berbisnis secara tradisional akan menuai kerugian karena beralihnya pelanggan
ke transaksi digital yang mudah, murah, cepat dan efisien.

Dengan adanya teknologi digital Efisiensi dan efektiftas telah terbukti


dimasyarakat, seperti hotel yang bekerja sama dengan aplikasi travel berbasis
online seperti Traveloka dan Trivago untuk membuat pemesanan kamar di hotel
yang semakin mudah dan efisien. Selain itu system pembayaran digital juga
sudah dirasakan mannfaatya oleh masyarakat luas, seperti pembayaran di Tol,
Gojek, took online dna berbagai macam jenis usaha yang telah menggunakan
pembayaran digital.

Diera digital individu menggunakan berbagai fasilitas teknologi ini untuk


memudahkan dan membantu kegiatan sehari-hari seperti :
1) Mendapartkan berita dan informasi yang dibutuhakn setiap saat
2) Mendapatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
3) Melakukan sosialisasi melalui fasilitas digital
4) Mendapatkan berbagai sumber belajar serta materinya secara cepat dan
murah bahkan melakukan proses pembelejarannya melalui system ini juga.
5) Mencari hiburan dan pengalaman dari media digital sesuai dengan
yang menjadi perhatiannya.

Era digital mengubah berbagai kegiatan bisnis dan ekonomi tiap individu
maupun lingkungan sebuah daerah bahkan sampai ada tingkat Negara, berbagai
kegitan bisnis dan transaksi kegiatan perekonomian telah menuju pada era
digitalisasibisnis individu sehari -hari seperti:
1) Kegiatan transaksi perbankan seperti penarikan dana, penyimpanan dana,
transfer dana dan berbagai kegiatan transaksi perbankan lainnya.
2) Kegiatan transaksi perdagangan dengan berbagai fasilitas seperti e-
commerce dan e-bisnis, dimana transaksi digital telah menjadi sarana
utama kegitan bisnis ini.
3) Kegiatan transaksi Pembayaran online yang telah digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pembayaran tagihan berbagai
fasilitas yang ada dengan mudah dan efektif.
4) Selain itu juga berbagai transasksi yang telah berubah menuju pada
transaksi e- money sehingga individu dapat melakukan transaksi tanpa
perlu menggunakan uang cash lagi.
Kegiatan perusahaan yang tidak berpindah ke era digital ini akan
mengalami masalah baik dari sisi efisiensi maupun sisi efektifitas kerja
perusahaan. Segala informasi perusahaan telah dikemas dalam bentuk digital
system, baik pengelolaan pegawai, penggajian, pemasaran, persediaan, produksi
maupun manajemen perusahaan yang lainnya.
Perubahan yang sangat pesat terjadi juga dalam bidang system cerdas,
dimana setiap elemen teknologi informasi telah mengdopsi teknologi tersebut.
Setiap produk sudah menggunakan system cerdas yang melekat dan
digunakan secara maksimal untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas fasilitas
yang tersedia.
Ekonomi digital terus berkembang di tanah air, bahkan Indonesia dinilai
memiliki potensi besar karena tingkat penetrasi pengguna internetnya terus
meningkat. Pada tahun 2017, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai
143,26 juta jiwa atau meningkat 7,96 persen dibandingkan tahun 2016 sebesar
132,7 jiwa. Jumlah pengguna internet pada tahun 2017 tersebut mencakup 54,68
persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 262 juta jiwa. Pemerintah
Indonesia di era Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia menjadi kekuatan
ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2020 dengan proyeksi nilai
transaksi e-commerce mencapai 130 juta USD. Ekonomi digital merupakan suatu
hal yang menandakan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi pada masa yang
akan datang, ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan bisnis atau
transaksi perdagangan yang menggunakan layanan internet sebagai media dalam
berkomunikasi, kolaborasi dan bekerjasama antar perusahaan atau individu.
Ekonomi digital memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian
Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada tahun 2017
kontribusi pasar digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
meningkat 4 persen dibandingkan tahun 2016 sebesar 3,61 persen, dan tahun
2018 diperkirakan mencapai 10 persen. Berdasarkan Laporan Oxford
Economics tahun 2016, setiap 1 persen peningkatan penetrasi mobile
diproyeksikan menyumbang tambahan 640 juta USD kepada PDB Indonesia serta
membuka 10.700 lapangan kerja baru pada tahun 2020. Di balik itu,
perkembangan ekonomi digital apabila tidak segera disikapi dapat menimbulkan
beberapa dampak negatif, antara lain pengangguran. Menurut Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan


Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, sebanyak 52,6 juta
pekerjaan di pasar kerja Indonesia berpotensi diganti oleh automasi seperti mesin
ataupun robot. Pekerjaan tersebut antara lain di sektor pertanian sebesar 49
persen, manufaktur sebesar 45 persen, perdagangan ritel sebesar 53 persen, dan
transportasi mencapai 64 persen. Pekerjaan yang akan hilang tersebut
merupakanpekerjaan dengan keterampilan terbatas (tidak terlalu tinggi).
Dampak lainnya dariperkembangan ekonomi digital yaitu banyaknya toko
ritel yang tutup karena kemunculan e-commerce sehingga toko on-line lebih
berjaya. Persaingan bisnis di era ekonomi digital ini bersifat costumer oriented dan
competition oriented. Jika tidak segera menerapkan konsep seperti itu maka akan
memungkinkan tergilasnya oleh perusahaan pesaing secara langsung maupun
tidak langsung. Bisnis memerlukan teknologi yang canggih agar kegiatannya
berjalan dengan lancar dan dapat membantu semua kegiatan dengan para
konsumen dan produsennya. Saat ini, pendapatan e- commerce di Indonesia
telah mencapai 6 miliar USD. Diperkirakan, pertumbuhan e- commerce bisa
menembus 18 persen per tahun dan dapat berkontribusi terhadap PDB hingga 35
miliar USD. Sedangkan di sisi ketenagakerjaan, beberapa perusahaan mapan mulai
mengaku kesulitan mendapat talenta yang hebat karena mereka lebih memilih bekerja
di usaha rintisan (start-up). Majalah Forbes membuat daftar 10 alasan memilih usaha
rintisan, antara lain bisa memberi dampak kepada individu dan perubahan
masyarakat, mudah belajar dan mendapat wawasan lebih banyak, umur relatif sama
sehingga bisa bekerja dengan teman sebaya, hasil pekerjaan akan terlihat lebih
cepat, dan struktur organisasi tidak berhierarki sehingga mereka bisa menikmati
kesetaraan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pesatnya
perkembangan ekonomi digital di Indonesia membawa dampak positif dan negatif.
Untuk dampak positif, terlihat bahwa ekonomi digital telah meningkatkan
kontribusi pasar digital terhadap PDB dan bahkan diprediksi akan meningkat
tajam pada tahun 2018 ini. Namun demikian, perkembangan ekonomi digital juga
menimbulkan dampak negatif, terutama kepada masyarakat yang memiliki
keterampilan yang rendah di bidang TIK. Selain itu, UKM yang belum mampu
menerapkan sistem teknologi dan informasi dapat kalah bersaing. Beberapa
dampak negatif ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat.

Model pertumbuhan ekonomi ke depan akan bergantung pada berbagai


inovasi teknologi. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine
Lagarde, menyampaikan potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar karena
ada 1.700 usaha rintisan bergeliat di dalam negeri. Namun saat ini tugas
pemerintah adalah memastikan bahwa ekonomi digital harus dapat menopang
pertumbuhan ekonomi. Ekonomi baru ini harus menjamin agar tidak hanya
mendorong produktivitas dan pertumbuhan, namun juga menjadi fondasi yang
bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat. Model pertumbuhan ekonomi baru
ini harus bertujuan mendorong permintaan domestik, meningkatkan perdagangan
antar-kawasan, dan memberikan peluang terjadinya diversifikasi ekonomi. Untuk
itu perlu dikendalikan melalui peningkatan kualitas infrastruktur digital dan
sistem pendidikan yang sesuai untuk masa depan.
Ekonomi digital mendorong orang menjadi produktif dengan memanfaatkan
teknologi dan dengan bonus demografi diharapkan generasi muda lebih
menguasai perkembangan teknologi. Penguasaan teknologi digital adalah salah
satu hal yang masih dapat dikatakan minim di Indonesia. Hal inilah yang harus
diantisipasi dan diselesaikan oleh pemerintah menjelang bonus demografi. Bonus
demografi akan maksimal apabila penduduk usia produktif memiliki kesehatan
yang layak, pendidikan, dan keterampilan yang memadai. Apabila kemajuan
teknologi tidak diiringi dengan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan
teknologi tersebut, maka Indonesia dikhawatirkan hanya akan menjadi penonton
dan pangsa pasar produk asing. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto,
mengatakan pemerintah sudah memetakan industri yang bisa memanfaatkan
ekonomi digital sehingga mendapat nilai tambah dan daya saing lebih tinggi.
Industri tersebut antara lain industri kimia, otomotif, dan tekstil. Industri lain juga
bisa namun dampaknya tidak sebesar industriindustri tersebut. Sedangkan
Menteri Keuangan, Sri Mulayani Indrawati, mengakui belum ada kebijakan yang
mampu mengakomodasi pesatnya pertumbuhan ekonomi digital. Meskipun
demikian, Kementerian Keuangan sendiri telah merespons pertumbuhan ekonomi
digital dengan mengajukan paket insentif bagi perusahaan rintisan melalui
pembiayaan dari modal ventura dengan pembebasan sebagai objek Pajak
Penghasilan (PPh). Namun, hal yang lebih penting yaitu bagaimana pelaku usaha
ekonomi digital bisa merespons arah kebijakan pemerintah.

Kepercayaan masyarakat terhadap transaksi digital juga perlu dibangun


pemerintah karena baru 7,5 persen dari keseluruhan pengguna layanan internet
yang memanfaatkan jaringan internet untuk transaski elektronik. Pemerintah
maupun perbankan harus secara aktif memberikan pemahaman akan kemudahan
yang akan didapatkan oleh masyarakat dan keamanan yang terjamin sehingga
masyarakat dapat dengan mudah melakukan transaksi elektronik. Pemerintah
juga harus fokus terhadap penanganan cyber crime yang merupakan salah satu
pemicu ketidakpercayaan masyarakat atas keamanan data pribadi mereka di
jejaring internet. Sudah jelas bahwa pesatnya perkembangan ekonomi digital
menjadi tantangan bagi pemerintah. Untuk itu, penulis ingin menekankan bahwa
untuk menangkap peluang usaha, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri,
pemerintah harus meningkatkan peran kementerian teknis di sektor industri dan
sektor perdagangan untuk melakukan pembinaan bagi UKM agar dapat memiliki
daya saing tinggi dengan menerapkan sistem teknologi dan informasi pada
kegiatan usahanya. Pemerintah juga harus mendorong tumbuh kembang industri
kreatif yang memiliki kekhasan, melalui fasilitasi permodalan, pembukaan pasar
(diversifikasi pasar), dan pemberian insentif di bidang perpajakan. Insentif pajak
ini menjadi penting untuk memberi ruang gerak para pengusaha baru untuk
mengembangkan usahanya. Tantangan yang tidak kalah penting dan harus dapat
diantisipasi oleh pemerintah adalah menginternalisasi pendidikan berbasis TIK
mulai dari pendidikan dasar sampai atas agar sumber daya manusia Indonesia
mampu bersaing dalam menghadapi era ekonomi digital saat ini. Secara khusus,
pemerintah dapat menyediakan fasilitas pendidikan lanjutan bagi calon pekerja
atau bahkan pekerja untuk meningkatkan keterampilan TIK, tidak hanya melalui
vokasi, melainkan sampai sertifikasi.

PENUTUP

Revolusi Industri juga membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia.


Revolusi industri terjadi untuk pertama kalinya, yaitu penemuan yang
mempercayakan mekanisme produksi kepada mesin, revolusi industri kedua telah
mencapai tahap penggabungan produksi dan standardisasi skala besar, dan
revolusi industri ketiga adalah tahap produksi besar-besaran. Ekonomi digital
terus berkembang di tanah air, bahkan Indonesia dinilai memiliki potensi besar
karena tingkat penetrasinya Pengguna internet terus meningkat. Teknologi digital
tumbuh secara pesat di seluruh dunia. Pola hidup masyarakat yang semula manual
beralih dengan menggunakan teknologi digital. Ekonomi digital adanya
ecommerce dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha UKM sehingga bisnis
online tersebut mampu bertahan walau saat krisis ekonom sekalipun. Hal ini
berdampak mengurangi pengangguran dengan adanya penyerapan tenaga kerja
yang akan menjadi kekuatan perekonomian negara (Nugroho 2020). Revolusi
industri 4.0ini berbeda dengan revolusirevolusi sebelumnya. Pada revolusi industri
1.0 atau revolusi generasi pertama merupakan revolusi pada tahap awal yang
terjadi pada abad ke 18. Revolusi industri 2.0 terjadi pada abad ke 19 sampai abad
ke 20 dengan ditadai muculnya listrik yang membuat biaya produksi jauh lebih
murah dari sebelumnya.
Pada saat itu mobil diciptakan untuk memudahkan proses produksi di
pabrik, karena sebelumnya alat transformasi darat masih menggunakan tenaga
hewan dan manusia. Sehingga dengan adanya revolusi industri kedua ini
mengakibatkan perubahan yang cukup besar. Revolusi industri 3.0 lahir pada
awal 1970, kemunculan revolusi industri mengubah lagi peradaban dunia jika
pada revolusi sebelumnya mesin masih dikendalikan oleh manusia maka pada
revolusi insustri 3.0 sudah menggunakan sistem otomatisasi yang dikontrol oleh
Komputer. Sistem komunikasi yang telah menggunakan teknologi digital
membuat penyebaran akses informasi semakin cepat. Berkembanganya revolusi
industri saat ini mendorong banyak terobosan teknologi baru yang disambut
baik oleh masyarakat luas [10]. Namun sekarang setelah terjadi revolusi industri
4.0 terdapat model baru dalam bidang transportasi yang dilakukan secara digital
seperti ojek online dan taxi online. Karena kemudahan tersebut maka sekarang
transportasi konvensional mulai ditinggalkan bagi mereka yang sudah mengerti
dunia digital.
DAFTAR RUJUKAN

Annisa, A. (2021). Sejarah Revolusi Industri dari 1.0 sampai 4.0. 07 January 2021.

Danuri, M. (2019). Perkembangan dan TransformasI. Nomor II Th.


XV/SEPTEMBER/2019, 116-123.

Ni Made Widnyani, N. L. (2021). Penerapan Transformasi Digital pada UKM


Selama Pandemi. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis ISSN: 2528-1208
(print), ISSN: 2528-2077(online) Vol 6, No 1, Juni 2021, 6, 79-86.

Ni Made Widnyani, N. L. (2021). Penerapan Transformasi Digital pada UKM


Selama Pandemi Covid 19 di Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah Manajemen dan
Bisnis ISSN: 2528-1208 (print), ISSN: 2528-2077(online) Vol 6, No 1, Juni
2021, 6, 79-86.

Ni Made Widnyani, N. L. (2021). Penerapan Transformasi Digital pada UKM


Selama Pandemi Covid 19 Di Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah Manajemen dan
Bisnis No 1, Juni 2021, 6.

Nugroho Sumarjiyanto Benedictus Maria, T. W. (2020). Dampak Perkembangan


Ekonomi Digital terhadap Perilaku Pengguna Media Sosial dalam
Melakukan Transaksi Ekonomi. Vol 6, No 2 (2020).

Sayekti, N. W. (2018). Tantangan Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia.


Vol. X, No.
05/I/Puslit/Maret/2018, 10, 19-24.

Septiana, M. D. (2021). Proses Transformasi ke Ekonomi Digital Masyarakat


Indonesia.
123-135.

V. E. Satya, “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0,” p. 6.

Anda mungkin juga menyukai