Sop Cici
Sop Cici
Sop Cici
Ditetapkan Oleh:
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional (SPO)
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin oleh
Pengertian ibu setelah melahirkan supaya otot-otot yang mengalami peregangan
selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal
seperti semula.
1. Memperlancar kembalinya rahim ke bentuk semula (proses involusi
Tujuan uteri)
2. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada
kondisi semula
3. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa
nifas
4. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar
panggul, serta otot pergerakan
5. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan
melahirkan, tonus otot pelvis, serta regangan otot tungkai bawah
6. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah
timbulnya varises.
Referensi Rianti Emy, dkk. 2018. Modul Senam Nifas Otaria Dan Pendampingan
Caregiver. Jakarta: Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
2. Persiapan
a. Memberitahu pasien mengenai tindakan dan tujuan yang akan di
lakukan
b. Menyiapkan matras (di tempat tidur) untuk melakukan senam nifas
Ditetapkan Oleh:
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional (SPO)
perawatan yang dilakukan pada ibu pasca persalinan atau post partum
Pengertian
4. Memasang sketsel/tabir/korden
5. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
6. Mendekatkan peralatan ke dekat pasien
7. Mempersiapkan klien dengan melepaskan pakaian bagian atas dan
melepaskan BH (Bra)
8. Menutup punggung dan sebagian dada klien bagian depan dengan handuk
9. Mengompres papilla dan areolla mamae dengan kapas berminyak selama
3-5 menit kemudian dibersihkan
10. Mengenyalkan papilla mammae dnegan cara :
a. Meletakkan dua ibu jari diatas dan di abwah papilla mammae,
diregangkan kea rah kiri-kanan atas-bawah sebanyak 20 kali
b. Atau cukup ditarik saja sebanyak 20 kali
c. Atau cukup dirangsang dengan menggunakan ujung waslap kering
d. Atau menggunakan spuit terbalik
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur
Operasional (SPO) Tanggal Terbit
a. Vaksin BCG :
1. Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus
dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan
menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml).
2. Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
3. Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan
kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan
menggunakan ADS 0,05 ml.
4. Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa
kadaluarsa.
5. Vaksin yang telah dilarutkan tidak segera digunakan
maka disimpan pada suhu 2 s.d 8oC selama maksimal 3
jam.:
Cara Penyuntikan Vaksin BCG:
1. Suntikan diberikan intrakutan pada lengan
kanan atas bagian luar dengan dosis 0,005 cc
2. Letakkan bayi dengan posisi miring di atas
pangkuan ibu dan lepas baju bayi dari lengan
dan bahu.
3. Ibu sebaiknya memegang bayi dekat dengan
tubuhnya, menyangga kepala bayi dan
memegang lengan dekat dengan tubuh.
4. Pegang alat suntuik dengan tangan kanan anda
dengan lubang pada ujung jarum menghadap ke
depan.
5. Buatlah permukaan kulit menjadi datar dengan
menggunakan ibu jari kiri dan jari telunjuk
anda.
6. Letakkan alat suntik dan jarum dengan posisi
hampir datar dengan kulit bayi.
7. Masukkan ujung jarum tepat di bawah
permukaan kulit tetapi di dalam kulit yang tebal
— cukup masukkan bevel (lubang di ujung
jarum).
8. Jaga agar posisi jarum tetap datar di sepanjang
kulit sehinnga jarum masuk ke dalam lapisan
atas kulit saja. Jaga agar lubang di ujung jarum
menghadap ke depan.
9. Jangan menekan jarum terlalu dalam dan
jangan menurunkan jarum karena jarum akan
masuk di bawah kulit, sehingga yang terjadi
suntikan di dalam otot (subcutaneous) bukan
suntikan intrakutan.
10. Untuk memegang jarum dengan posisi yang
tepat, letakkan ibu jari kiri anda pada ujung
bawah alat suntik dekat jarum, tetapi jangan
menyentuh jarum.
11. Pegang ujung penyedot antara jari telunjuk dan
jari tengah tangan kanan anda. Tekan penyedot
dengan ibu jari anda.
12. Suntikkan 0,05 ml vaksin dan lepaskan jarum.
b. Vaksin campak
1. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih
dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril
yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan
pelarut.
2. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara
subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11
bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 2-3 tahun
3. Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu
masa kadaluarsa dan label VVM. Vaksin yang
sudah dilarutkan harus digunakan sebelum
lewat 6 jam.
• Cara Penyuntikan Vaksin Campak :
1. Suntikan diberikan pada lengan kiri atas, pertengahan
M.Deltoideus
secara subkutan dengan dosis 0,5 cc.
2. Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu
dengan seluruh lengan telanjang.
3. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Gunakan jari-
jari kiri anda
untuk menekan ke atas lengan bayi.
4. Pegang lengan seperti mencubit menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk. Kemudian jarum suntik
disuntikkan dengan sudut 45o.
5. Terhadap permukaan kulit, dengan kedalam jarum tidak
lebih ½ inchi (lakukan aspirasi sebelumnya untuk
memastikan jarum tidak menembus pembuluh
darah).
6. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi rasa
sakit.
c. Vaksin DPT/HB/Hib :
• Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular.
• Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha
atas.
• Penyuntikan pada bagian bokong anak dapat menyebabkan
luka saraf siatik dan tidak dianjurkan
• Suntikan yang digunakan adalah spuit 0,5 ml.
• Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa
kadaluarsa dan label VVM.
Cara Penyuntikan Vaksin DPT/HB/Hib :
1. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
2. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90 o
terhadap permukaan kulit (lakukan aspirasi
sebelumnya untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah).
3. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit
sehingga masuk ke dalam otot.
4. Suntikan pelan – pelan untuk mengurangi rasa sakit
d. Vaksin polio
Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2
(dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval
setiap dosis minimal 4 minggu.
Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes
(dropper) yang baru.
e. Vaksin TT
Cara Pemberian dan Dosis :
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih
dahulu agar suspensi menjadi homogen.
• Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2
dosis primer yang disuntikkan secara intra muskular
atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml
dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis
ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk
mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada
wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis.
Dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval
minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ketiga dan
keempat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman
selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester
pertama.
• Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa
kadaluarsa dan label VVM.
1. Buku KIA
Dokumen terkait 2. Kartu status pasien
PERTOLONGAN PERTAMA PASIEN KEJANG
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur
Operasional (SPO) Tanggal Terbit
Persiapan alat :
Prosedur a. Bantal / lipatan selimut
b. Handscoon
c. Diazepam injeksi dan suppositoria
langkah – langkah :
1. Lakukan pendekatan dengan tenang
2. Memperbaiki sirkulasi udara ruangan dengan mempersilakan selain
petugas untuk keluar ruangan
3. Membaringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring, kaki
bagian atas ditekuk untuk mencegah bahaya tersedak ludah atau
muntahan
4. Letakkan bantal atau lipatan selimut di bawah kepala anak. Jangan :
- Menahan gerakan anak atau menggunakan paksaan - Memasukkan
apapun ke dalam mulut anak - Memberikan makanan atau minuman
5. Longgarkan pakaian yang ketat
6. Singkirkan benda-benda keras atau berbahaya
7. Memberikan diazepam melalui dubur untuk mengatasi kejangnya
8. Apabila tidak tersedia diazepam suppositoria maka bisa diberikan
diazepam injeksi secara intravena
9. Memastikan jalan napas tidak tersumbat
10. Memberikan oksigen melalui face mask 2 ml/menit
11. Awasi tanda-tanda gangguan pernafasan dengan menghitung
jumlah pernafasan dalam satu menit, melihat ada tidaknya tarikan
dinding dada, melihat ada tidaknya pernafasan cuping hidung
12. Apabila kejang teratasi maka dilanjutkan pemberian fenobarbital
secara IV langsung setelah kejang berhenti dengan dosis awal : bayi 1
bln - 1 thn : 50 mg >1 tahun : 75 mg
13. Hitung lamanya periode postiktal (pasca kejang)
14. Jangan memberi makanan atau minuman sampai anak benar- benar
sadar dan refleks menelan pulih
15. Melakukan evaluasi tindakan
16. Membereskan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
- Unit gawat darurat
Unit terkait - Unit rawat jalan
- Unit rawat inap