Sop Cici

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

SENAM NIFAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/3

Ditetapkan Oleh:
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional (SPO)

dr. Astri Kartika Sari

Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin oleh
Pengertian ibu setelah melahirkan supaya otot-otot yang mengalami peregangan
selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal
seperti semula.
1. Memperlancar kembalinya rahim ke bentuk semula (proses involusi
Tujuan uteri)
2. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada
kondisi semula
3. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa
nifas
4. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar
panggul, serta otot pergerakan
5. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan
melahirkan, tonus otot pelvis, serta regangan otot tungkai bawah
6. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah
timbulnya varises.

Astuti, S., dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui.


Bandung: Erlangga.

Referensi Rianti Emy, dkk. 2018. Modul Senam Nifas Otaria Dan Pendampingan
Caregiver. Jakarta: Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).

Prosedur 1. Periapan alat


a. 2 bantal biasa
b. 1 bantal kecil
c. Matras

2. Persiapan
a. Memberitahu pasien mengenai tindakan dan tujuan yang akan di
lakukan
b. Menyiapkan matras (di tempat tidur) untuk melakukan senam nifas

3. Pelaksanaan senam nifas


a. Relaksasi awal
1) Berbaring terlentang dalam posisi nyaman
2) Menutup kedua mata, ciptakan rasa rileks pada semua otot-otot
3) Bayangkan hal-hal yang menyenangkan atau tenangkan pikiran
sesuai dengan keyakinan. Kemudian tarik nafas melalui hidung, tahan
selama 15 detik, lalu keluarkan melalui mulut rasakan perubahan pada
dada dan anggota tubuh.

b. Latihan inti senam nifas (hari kedua sampai ketujuh)


1) Berbaring terlentang dengan menarik kedua lengan keatas kepala
sambil menarik kedua telapak kaki ke bawah, kemudian relakskan
dengan mengembalikan kedua lengan di
2) Berbaring miring ke kanan, tekut kedua lutut, angkat kaki kiri ke
atas lebih kurang 30° dan lalu turunkan, lakukan gerakan secara
perlahan sebanyak 5 kali untuk menarik otot transversus. Lakukan
gerakan yang sama pada kaki kanan dengan miring ke kiri
3) Berbaring miring ke kanan, tekut kedua lutut, kemudian tarik kaki
kiri keatas dan kebawah, tarik abdomen bagian bawah, lakukan
gerakan secara perlahan sebanyak 5 kali. Dan lakukan gerakan yang
sama pada kaki sebelah kanan dengan miring ke kiri.
4) Berbaring terlentang, tekuk kedua lutut dan kaki datar di atas lantai.
Letakkan tangan di atas abdomen bawah, biarkan lutut kanan sedikit ke
arah luar, pastikan bahwa pelvis tetap pada posisinya, tahan 5 detik lalu
rileks. Lakukan bergantian pada lutut kiri. Ulangi gerakan sebanyak 5
kali. Gerakan ini bertujuan untuk mengencangkan otot abdomen.
5) Berbaring terlentang, kedua kaki sedikit di buka, kontraksikan
vagina tahan selama 5 detik kemudian rileks. Ulangi sebanyak 5 kali
gerakan ini bertujuan untuk mengencangkan otot perut dan otot
bokong.
6) Berbaring lutut ditekuk, memiringkan panggul ke kanan. Kemudian
kontraksikan otot-otot perut sampai tulang punggung mendatar dan
kencangkan otot-otot tahan selama 5 detik kemudian rileks. Lakukan
gerakan yang sama dengan memiringkan panggul ke kiri. Gerakan ini
bertujuan untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot
punggung, otot perut dan otot bagian paha
7) Berbaring dengan lutut ditekuk kemudian kedua tangan menyentuh
lulut dengan mengangkat kepala dan bahu sebesar 45 ⁰ tahan selama 5
detik, kemudian relakskan dan lakukan sebanyak 5 kali. Gerakan ini
bertujuan untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot
punggung, otot perut dan otot bagian paha
8) Berbaring terlentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki
diluruskan, angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati
badan semaksimal mungkin, lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan
kanan vertikal dan perlahan-lahan turun kan kembali ke lantai
9) Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar
kedalam dan sebaliknya, lakukan selama 30 detik. Gerakan ini
bertujuan untuk menguatkan otot-otot kaki dan memperlancar sirkulasi
darah sehingga mengurangi resiko edema kaki
10) Gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti
gerakan menggergaji. Lakukan selama 30 detik. Gerakan ini bertujuan
untuk menguatkan otot-otot kaki dan memperlancar sirkulasi darah
sehingga mengurangi resiko edema kaki
11) Berbaring terlentang lalu bawa lutut mendekati badan bergantian
kaki kanan dan kiri, kemudian sambil tangan memegang ujung kaki,
urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis lutut dan paha. Ulangi
gerakan sebanyak 5 kali
12) Berbaring terlentang, angkat kaki lurus ke atas, jepit bantal diantara
kedua kaki dan tekan dengan sekuatnya, sementara kedua tangan di
bawah kepala, tahan selama 30 detik, lalu rileks. Ulangi gerakan
sebanyak 5 kali
c. Relaksasi akhir
1. Duduk bersila, tutup kedua mata, rileks kemudian tarik nafas dalam
dan lambat melalui hidung, respirasi secara maksimal, kemudian
keluarkan secara perlahan dari mulut. Ulangi gerakan dan lakukan
selama 5 menit
unit terkait - Unit rawat jalan
- Unit rawat inap
- Ruang KIA – KB

- Kartu status pasien


- Buku register
Dokumen terkait - Buku rekam medis
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU MENYUSUI

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2

Ditetapkan Oleh:
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional (SPO)

dr. Astri Kartika Sari

perawatan yang dilakukan pada ibu pasca persalinan atau post partum
Pengertian

Melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu


Tujuan sehingga memperlancar pengeluaran ASI
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Referensi kesehatan

Prosedur 1. Memberi salam, menjelaskan tujuan perawatan payudara


2. Menjelaskan langkah langkah perawatan payudara
3. Memastikan ibu telah mengerti perawatan payudara menyusui,

selanjutnya mempersiapkan alat meliputi:


a. 2 buah handuk
b. 2 waskom berisi air hangat dan air dingin
c. 3 waslap
d. Minyak steril dalam tempatnya
e. Baki dan alasnya
f. Bengkok
g. Kapas dalam tempatnya
h. Spuit 10 cc

4. Memasang sketsel/tabir/korden
5. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
6. Mendekatkan peralatan ke dekat pasien
7. Mempersiapkan klien dengan melepaskan pakaian bagian atas dan
melepaskan BH (Bra)
8. Menutup punggung dan sebagian dada klien bagian depan dengan handuk
9. Mengompres papilla dan areolla mamae dengan kapas berminyak selama
3-5 menit kemudian dibersihkan
10. Mengenyalkan papilla mammae dnegan cara :
a. Meletakkan dua ibu jari diatas dan di abwah papilla mammae,
diregangkan kea rah kiri-kanan atas-bawah sebanyak 20 kali
b. Atau cukup ditarik saja sebanyak 20 kali
c. Atau cukup dirangsang dengan menggunakan ujung waslap kering
d. Atau menggunakan spuit terbalik

11. Mengoleskan minyak pada kedua tangan atau payudara kemudian


mengenyalkan kedua payudara dengan memutar telapak tangan pada
payudara
12. Mengurut dari pangkal paudara kea rah areolla mammae mulai dari atas
samping da bawah menggunakan pinggir telapak tangan
13. Mengurut dari pangkal payudara kea rah areolla mammae mulai dari atas
samping dan bawah menggunakan ruas-ruas jari
14. Mengompres payudara dengan air hangat kemudian air dingin bergantian
beberapa kali terakhir dengan iar hangat
15. Mengeringkan payudara dengan handuk kering
16. Membantu klien menggunakan BH yang menopang payudara (bahan
katun) dan pakaian bagian atas
17. Menjelaskan kepada klien bahwa perawtaan payudara sudah selesai,
mengucapkan salam
18. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan ke tempat semula dan
membuka sketesl/tabir/korden
19. Mencuci tangan setelah melaksankaan tindakan

unit terkait - Unit rawat jalan


- Unit rawat inap
- Ruang KIA – KB

- Kartu status pasien


- Buku register
Dokumen terkait - Buku rekam medis
PELAYANAN IMUNISASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/5

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur
Operasional (SPO) Tanggal Terbit

dr. Astri Kartika Sari

Kegiatan yang dilakukan untuk membangun kekebalan terhadap


Pengertian penyakit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
Tujuan pemberian imunisasi

Referensi Permenkes no 12 tahun 2017 Tentang penyelenggaraan Imunisasi


1. Petugas memanggil pasien dengan ramah kemudian mencocokkan
Prosedur identitas di status kemudian kita anjurkan untuk di timbang.
2. Cocokan identitas , bila tidak cocok kembalikan ke loket
3. Pastikan di anamnesa pastikan imunisasi saat ini, lihat kolom
imunisasi
4. Periksa kesehatan pasien (berat badan, tinggi badan, suhu, nadi dan
pernafasan)
5. Jelaskan tentang imunisasi hari ini dan efek sampingnya.
6. Pastikan vaksin layak pakai (lihat VVM dan ED) ,jika tidak layak
kembalikan pada pengelola vaksin.
7. siapkan vaksin yang akan di gunakan

a. Vaksin BCG :
1. Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus
dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan
menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml).
2. Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
3. Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan
kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan
menggunakan ADS 0,05 ml.
4. Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa
kadaluarsa.
5. Vaksin yang telah dilarutkan tidak segera digunakan
maka disimpan pada suhu 2 s.d 8oC selama maksimal 3
jam.:
Cara Penyuntikan Vaksin BCG:
1. Suntikan diberikan intrakutan pada lengan
kanan atas bagian luar dengan dosis 0,005 cc
2. Letakkan bayi dengan posisi miring di atas
pangkuan ibu dan lepas baju bayi dari lengan
dan bahu.
3. Ibu sebaiknya memegang bayi dekat dengan
tubuhnya, menyangga kepala bayi dan
memegang lengan dekat dengan tubuh.
4. Pegang alat suntuik dengan tangan kanan anda
dengan lubang pada ujung jarum menghadap ke
depan.
5. Buatlah permukaan kulit menjadi datar dengan
menggunakan ibu jari kiri dan jari telunjuk
anda.
6. Letakkan alat suntik dan jarum dengan posisi
hampir datar dengan kulit bayi.
7. Masukkan ujung jarum tepat di bawah
permukaan kulit tetapi di dalam kulit yang tebal
— cukup masukkan bevel (lubang di ujung
jarum).
8. Jaga agar posisi jarum tetap datar di sepanjang
kulit sehinnga jarum masuk ke dalam lapisan
atas kulit saja. Jaga agar lubang di ujung jarum
menghadap ke depan.
9. Jangan menekan jarum terlalu dalam dan
jangan menurunkan jarum karena jarum akan
masuk di bawah kulit, sehingga yang terjadi
suntikan di dalam otot (subcutaneous) bukan
suntikan intrakutan.
10. Untuk memegang jarum dengan posisi yang
tepat, letakkan ibu jari kiri anda pada ujung
bawah alat suntik dekat jarum, tetapi jangan
menyentuh jarum.
11. Pegang ujung penyedot antara jari telunjuk dan
jari tengah tangan kanan anda. Tekan penyedot
dengan ibu jari anda.
12. Suntikkan 0,05 ml vaksin dan lepaskan jarum.
b. Vaksin campak
1. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih
dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril
yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan
pelarut.
2. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara
subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11
bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 2-3 tahun
3. Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu
masa kadaluarsa dan label VVM. Vaksin yang
sudah dilarutkan harus digunakan sebelum
lewat 6 jam.
• Cara Penyuntikan Vaksin Campak :
1. Suntikan diberikan pada lengan kiri atas, pertengahan
M.Deltoideus
secara subkutan dengan dosis 0,5 cc.
2. Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu
dengan seluruh lengan telanjang.
3. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Gunakan jari-
jari kiri anda
untuk menekan ke atas lengan bayi.
4. Pegang lengan seperti mencubit menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk. Kemudian jarum suntik
disuntikkan dengan sudut 45o.
5. Terhadap permukaan kulit, dengan kedalam jarum tidak
lebih ½ inchi (lakukan aspirasi sebelumnya untuk
memastikan jarum tidak menembus pembuluh
darah).
6. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi rasa
sakit.

c. Vaksin DPT/HB/Hib :
• Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular.
• Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha
atas.
• Penyuntikan pada bagian bokong anak dapat menyebabkan
luka saraf siatik dan tidak dianjurkan
• Suntikan yang digunakan adalah spuit 0,5 ml.
• Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa
kadaluarsa dan label VVM.
Cara Penyuntikan Vaksin DPT/HB/Hib :
1. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
2. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90 o
terhadap permukaan kulit (lakukan aspirasi
sebelumnya untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah).
3. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit
sehingga masuk ke dalam otot.
4. Suntikan pelan – pelan untuk mengurangi rasa sakit

d. Vaksin polio
Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2
(dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval
setiap dosis minimal 4 minggu.
Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes
(dropper) yang baru.

e. Vaksin TT
Cara Pemberian dan Dosis :
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih
dahulu agar suspensi menjadi homogen.
• Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2
dosis primer yang disuntikkan secara intra muskular
atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml
dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis
ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk
mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada
wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis.
Dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval
minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ketiga dan
keempat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman
selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester
pertama.
• Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa
kadaluarsa dan label VVM.

8. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku KMS


9.Petugas memberikan seling jadwal pemberian imunisasi
selanjutnya dan efek setelah pemberian imunisasi dengan senyum
ramah

Unit terkait - Ruang KIA-KB


- Unit rawat jalan
- Unit rawat inap

1. Buku KIA
Dokumen terkait 2. Kartu status pasien
PERTOLONGAN PERTAMA PASIEN KEJANG

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Direktur
Operasional (SPO) Tanggal Terbit

dr. Astri Kartika Sari

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang mengalami


Pengertian kejang. Kejang epilepsi merupakan manifestasi ketidakseimbangan
aliran dan sirkuit listrik di otak. Ketidakseimbangan ini ditentukan
oleh sel saraf yang berfungsi sebagai inhibitory (sel-sel pengontrol)
dan excitatory (sel-sel saraf yang menimbulkan loncatan arus listrik).

1. Untuk mengatasi serangan kejang


Tujuan 2. Untuk mencegah atau meminimumkan cedera akibat kejang

Referensi SK Direktur rumah sakit Melati Nomor : Tanggal :


Tentang Standar dan pedoman pelayanan di Rumah Sakit Melati

Persiapan alat :
Prosedur a. Bantal / lipatan selimut  
b. Handscoon
c. Diazepam injeksi dan suppositoria

langkah – langkah :
1. Lakukan pendekatan dengan tenang
2. Memperbaiki sirkulasi udara ruangan dengan mempersilakan selain
petugas untuk keluar ruangan
3. Membaringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring, kaki
bagian atas ditekuk untuk mencegah bahaya tersedak ludah atau
muntahan
4. Letakkan bantal atau lipatan selimut di bawah kepala anak. Jangan :
- Menahan gerakan anak atau menggunakan paksaan - Memasukkan
apapun ke dalam mulut anak - Memberikan makanan atau minuman
5. Longgarkan pakaian yang ketat
6. Singkirkan benda-benda keras atau berbahaya
7. Memberikan diazepam melalui dubur untuk mengatasi kejangnya
8. Apabila tidak tersedia diazepam suppositoria  maka bisa diberikan
diazepam injeksi secara intravena
9. Memastikan jalan napas tidak tersumbat
10. Memberikan oksigen melalui face mask 2 ml/menit
11. Awasi tanda-tanda gangguan pernafasan dengan menghitung
jumlah pernafasan dalam satu menit, melihat ada tidaknya tarikan
dinding dada, melihat ada tidaknya pernafasan cuping hidung
12. Apabila kejang teratasi maka dilanjutkan pemberian fenobarbital
secara IV langsung setelah kejang berhenti dengan dosis awal :  bayi 1
bln - 1 thn : 50 mg >1 tahun : 75 mg
13. Hitung lamanya periode postiktal (pasca kejang)
14. Jangan memberi makanan atau minuman sampai anak benar-  benar
sadar dan refleks menelan pulih
15. Melakukan evaluasi tindakan
16. Membereskan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
- Unit gawat darurat
Unit terkait - Unit rawat jalan
- Unit rawat inap

- Kartu status pasien


Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis

Anda mungkin juga menyukai