Perdes Bum Desa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

KEPALA DESA GOLO NDERU

KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

PERATURAN DESA GOLO NDERU


NOMOR : 13 TAHUN 2023

TENTANG
PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA GOLO NDERU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA GOLO NDERU

MENIMBANG : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 7 ayat 1Peraturan


Pemerintah Republik ndonesia Tentang Badan Usaha Milik
Desa ,Bum Desa didirikan oleh 1 (satu) Desa berdasarkan
musyawarah Desa dan pendirianya ditetapkan dengan
Peraturan Desa
b. bahwa untuk melaksanakan usaha ekonomi melalui
pengelolaan usaha serta pengembangan investasi dan
produktivitas perekonomian dan potensi Desa
c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a,b,perlu menetapkan Peraturan Desa Golo Nderu
Tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa Golo Nderu.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indoesia Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6321);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5864)
4.Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Badan
Usaha Milik Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 21,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6623);
5.Peratuan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 Tentang......
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Peraturan di Desa ( Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091)
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Pedomaan Kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul
dan kewenangan Lokal Bersekala Desa (Berita Negara
Republik ndonesia Tahun 2015 Nomor 158)
7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016
Tentang Pengelolaan Aset Desa (Berita Negaara RI Tahun
2016 Nomor 53)
8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan euangan Desa ( Berita Negara RI
Tahun 2018 Nomor 611)
9. Praturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi,Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2019
tentang Musyawarah Desa (Berita Negara RI Tahun 2019
Nomor 1203)
10. Praturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi,Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2021
tentang Pendaftaran,Pendataan dan Peningkatan,Pembinaan
dan Pengembangan dan Pengadaan Barang dan/atau Jasa
Badan Usaha Milik Desa /Badan Usaha Milik Desa Bersama
(Berita Negara RI Tahun 2021 Nomor 252)
11.Peraturan Menteri Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesi Nomor 8 Tahun 2022
Tentang Perioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023
12.Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesi Nomor
201/PMK.07/2022 Tentan Pengelolaan Dana Desa
13. Peraturan Bupati Manggarai Timur Nomor 19 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah
Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2019 Nomor 19);
14. Peraturan Bupati Manggarai Timur Nomo 113 Tahun 2022
Tentang Pedomaan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa Tahun Anggaran 2023
15.Peraturan Desa Golo Nderu Nomor 1 Tahun 2023 Tentang
RP Desa Tahun 2023
16.Peraturan Desa Golo Nderu Nomor 2 Tahun 2023 Tentang
APB Desa Tahun Anggaran 2023

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA GOLO NDERU
dan
KEPALA DESA GOLO NDERU

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DESA ....... TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA NOMOR ....TAHUN
2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA GOLO NDERU

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal Pendapatan Transfer Dana Desa dan dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
3. Usaha BUM Desa adalah kegiatan dibidang Ekonomi dan/atau pelayanan umum
yang dikelolah secara mandiri oleh BUM Desa
4. Unit usaha BUM Desa adalah Badan Usaha Milik Desa yang melaksanakan
kegiatan bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum berbadan hukumyang
melaksanakan fungsi dan tujuan BUM Desa
5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis.
8. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat
yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal
yang bersifat strategis.
9. Anggaran Dasar adalah ketentuan pokok tata laksana organisasi BUM Desa yang
merupakan bagian yang tidak terpisakan dari peraturan Desa dan/atau Peraturan
Kepala Desa tentang pendirian BUM Desa
10. Anggaran Rumah Tangga adalah ketentuan pelaksanaan operasional dan
anggaran dasar BUM Desa yang dibahas dan disepakati dalam rapat antara
Penasehat,Pelaksanan Operasional dan pengawas.
11. Aset BUM Desa adalah harta atau kekayaan milik BUM Desa baik berupa uang
maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang baik berwujud maupun tidak
terwujud sebagai sumber ekonomi yang diharapkan memberi manfaat atau hasil
12. Organisasi BUM Desa adalah kelengkapan organisasi BUM Desa yang terdiri atas
Musyawarah Desa,Pelaksana operasional,Penasehat dan Pengawas
13. Kesepakatan Musyawarah Desa adalah suatu hasil keputusan dari Musyawarah
Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam Berita Acara
kesepakatan Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh Ketua Badan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa.
14. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
Desa.
15. Kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat
istiadat Desa.
16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
17. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
18. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
Desa
19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa,
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
20. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan kegiatan yang didahulukan dan
diutamakan daripada pilihan kegiatan lainnya untuk dibiayai dengan Dana Desa.
21. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

BAB II
PENDIRIAN BUM DESA
Pasal 2
Pendirian BUM Desa Golo Nderu dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh
kegiatan di bidang ekonomi atau pelayanan umum yang dikelola oleh Desa dan/atau
kerja sama antar-Desa.
Pasal 3
BUM Desa Golo Nderu didirikan untuk mewujudkan tujuan bersama, yaitu :
a. mengembangkan potensi perekonomian di kawasan perdesaan untuk mendorong
tumbuhnya usaha ekonomi masyarakat Desa secara keseluruhan dalam rangka
pengentasan kemiskinan;
b. mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;
c. mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa atau dengan pihak ketiga;
d. meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa;
e. menciptakan lapangan kerja, memperluas jangkauan dan kualitas pelayanan dan
jaminan sosial masyarakat;
f. memperkuat kemampuan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang berkelanjutan.
Pasal 4
BUM Desa Golo Nderu mejalankan kegiatan usaha dan pelayanan berpedoman pada
asas :
a. Rekognisi yaitu pengakuan terhadap hak asal usul Desa;
b. Kebersamaan: kerjasama yang selalu dilandasi dengan semangat untuk berperan
aktif, saling menghargai dan saling menguntungkan diantara Desa dan unsur
masyarakat Desa;
c. Demokrasi ekonomi dengan prinsip kehati-hatian adalah kegiatan usaha yang
diselenggarakan berdasarkan prinsip kebersamaan dan untuk pentingan bersama
serta menjalankan usahanya dengan baik dengan mematuhi ketentuan hukum yang
berlaku;
d. Musyawarah: proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan
bersama antar Desa melalui diskusi para pihak yang berkepentingan dengan tujuan
untuk mencapai mufakat;
e. Partisipasi: turut berperan aktif dalam suatu kegiatan;
f. Kesetaraan dan keadilan gender: memberikan ruang kepada wanita untuk berperan
dalam setiap kegiatan dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan serta
kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik;
g. Keberlanjutan: hasil dan dan manfaat kegiatan yang dilaksanakan dapat senantiasa
dilestarikan dan berkembang sampai waktu yang tidak terbatas;
h. Transparansi dan kkuntabilitas: pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara
terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik dalam pengambilan keputusan
dilaksanakan secara musyarawah dan mufakat moral, teknis, legal, maupun
administratif.
Pasal 5
(1) Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa yang diselenggarakan
oleh Badan Permusyawaratan Desa dengan difasilitasi oleh Pemerintah Desa dan
diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Unsur
Masyarakat yang terdiri dari :
a. Kelompok Perempuan;
b. Kelompok Tani dan Perkebunan;
c. Kelompok Usaha Masyarakat Desa;
d. Tokoh Masyarakat;
(2) Penyelenggaraan Musyawarah Desa Pendirian Badan Usaha Milik Desa
dibuktikan dengan Daftar Hadir dan Berita Acara Musyawarah Desa.
(3) Pokok bahasan yang dibicarakan dalam Musyawarah Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. organisasi pengelola BUM Desa;
b. modal usaha BUM Desa;
c. Membentuk Tim Perumus Anggaran Dasar dan Rumah Tangga BUM Desa.
(4) Hasil kesepakatan Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
untuk menetapkan Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa.

BAB III
ORGANISASI DAN TATA KERJA BUM DESA
Pasal 8
Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa.
Pasal 9
(1) Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari:
a. Penasihat;
b. Pengurus harian; dan
c. Dewan Pengawas.
(2) Pengurus Harian dan Dewan Pengawas Kepengurusan dalam organisasi
pengelolaan BUM Desa dipilih oleh masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa
dengan masa bakti selama 5 (lima) tahun sejak ditetapkan dan dapat dipilih
kembali paling lama 2 (dua) kali masa bakti untuk jabatan yang sama.
Pasal 10
Syarat untuk dapat dipilih dan ditetapkan sebagai Pengurus Harian dan Dewan
Pengawas BUM Desa sebagai berikut :
a. Warga masyarakat Desa Golo Nderu yang dibuktikan dengan Kartu Tanda
Penduduk dan minimal telah tinggal di Desa Golo Nderu selama 2 (dua) tahun
berturut-turut;
b. Memiliki dedikasi dan integritas moral yang baik, memiliki kompentensi terhadap
perekonomian Desa Golo Nderu , jujur dan bertanggungjawab, mempunyai sifat
kegotongroyongan, dan kebersamaan;
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pengurus Harian dan Dewan Pengawasan minimal berpendidikan SLTP atau
sederajat;
e. Pengurus Harian BUM Desa bukan Aparat Pemerintah Desa dan/atau pimpinan
atau anggora Badan Permusyawaratan Desa;
f. Dewan Pengawas dapat dari Badan Permusyawaratan Desa;
g. Tidak merangkap jabatan dalam Lembaga Kemasyarakatan Desa;
Pasal 11
(1) Pengurus Harian dan Dewan Pengawas BUM Desa berhenti karena :
a. Meninggal dunia,
b. Permintaan sendiri,
c. Habis masa jabatannya.
(2) Pengurus Harian dan Dewan Pengawas BUM Desa diberhentikan karena :
a. Indisipliner, tidak masuk kerja selama lebih dari 50% jumlah ketentuan hari
kerja dalam satu bulan dan/atau tidak melaksanakan tugas dan tanggungjawab
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Rumah Tangga BUM Desa;
b. Menyalahgunakan wewenang, melakukan kecurangan dan merugikan
keuangan BUM Desa dan membahayakan kelangsungan usaha BUM Desa;
c. Terjadi sesuatu hal yang menyebabkan tidak dapat melaksanakan tugas secara
wajar selama lebih dari 3 (tiga) bulan;
d. Membuat laporan palsu dan/atau memanipulasi data pada pembukuan dan
laporan keuangan;
e. Berstatus menjadi tersangka tindak pidana.
f. Tidak memenuhi syarat lagi sebagaimana diatur pada Pasal 10.

Pasal 12
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf (a) dijabat secara ex-
officio oleh Kepala Desa Golo Nderu
Pasal 13
Tugas pokok Penasihat BUM Desa adalah :
a. Memfasilitasi musyawarah penyelesaian sengketa dan masalah internal BUM Desa
yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas;
b. Berkedudukan sebagai saksi dalam penandatanganan naskah kesepahaman
(memorandum of understanding) dengan Pemerintah, Pemerintah Propinsi,
Pemerintah Kabupaten, Lembaga Non Pemerintah, dan Pihak Ketiga;
c. Melakukan kordinasi untuk menjebatani hubungan dan sistem kerjasama BUM Desa
Antar Desa di Kecamatan Kedungbanteng;
d. Melakukan tugas lain yang bersifat penting dan strategis dalam mengkordinasikan
usaha BUM Desa yang berhubungan langsung dengan masyarakat Desa Golo
Nderu
Pasal 14
Wewenang Penasihat BUM Desa adalah :
a. Meminta keterangan dari Pengurus harian dan/atau Dewan Pengawas terhadap
peramasalahan yang menyangkut pengelolaan BUM Desa;
b. Melakukan pembinaan seluruh personal organ organisasi pengelolaan BUM Desa;
c. Melindungi terhadap hal-hal yang merusak kelangsungan dan citra BUM Desa.
Pasal 15
Kewajiban dan hak Penasihat BUM Desa adalah :
a. Mengendalikan dan menggerakan usaha BUM Desa;
b. Memberikan nasihat tentang pengelolaan BUM Desa;
c. Memberikan masukan atau saran dan pendapat dalam perumusan rencana kerja
dan kebijaksanaan strategis BUM Desa.
d. Penasihat berhak atas honor tugas pembinaan BUM Desa, sesuai dengan
kemampuan dan keuntungan BUM Desa.
Pasal 16
Tugas Pokok Pengurus harian BUM Desa adalah :
a. Melaksanakan Peraturan Desa tentang BUM Desa, Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga BUM Desa;
b. Mengelola modal, aset dan hasil pengelolaan BUM Desa agar berkembang dan
memenuhi target pencapaian yang sebelumnya telah dirancang dalam Rencana
Program Kerja dan Rencana Penerimaan dan Pembiayaan BUM Desa;
c. Membangun dan melaksanakan sistem kerja yang terorganisir dalam hubungan
kerja organ-organ BUM Desa yang terintegrasi dan terkonsep;
d. Menciptakan budaya kerja dengan mengedepankan kebersamaan, budaya gotong
royong, menjunjung tinggi nilai moralitas, disiplin, jujur dan bertanggungjawab,
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap pimpinan dan organisasi BUM Desa;
e. Menjalin hubungan yang baik dengan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah
Kabupaten, Lembaga Non Pemerintah, Pembina, Dewan Pengawas, pihak ketiga
serta dan masyarakat Kecamatan Kedungbanteng, sebagai mitra strategis untuk
mengemban dan meningkatkan kapasitas usaha BUM Desa;
f. Mencatatat setiap penerimaan dan pengeluaran anggaran dan kondisi keuangan
BUM Desa setiap hari, yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan;
g. Melaporkan setiap penggunaan, pengeluaran, biaya, investasi dan penerimaan
dana pengelolaan dan kegiataan usaha BUM Desa kepada Dewan Pengawas setiap
bulan;
h. Memelihara dan memastikan keamanan dokumen hasil kegiatan, pembukuan, bukti-
bukti kas dan surat surat penting berkaitan dengan pengelolaan BUM Desa;
i. Melaksanakan tugas lain yang diamanatkan dalam Musyawarah Desa.
Pasal 17
Wewenang Pengurus Harian BUM Desa adalah :
a. Mengambil keputusan dalam melaksanakan strategi usaha BUM Desa;
b. Mengkordinasikan pelaksanaan usaha dilapangan denganit Unit-Unit Usaha BUM
Desa, Badan Kerjasama Desa, Badan Kerjasama Antar Desa dan Unit Kerja BKAD
Kecamatan Kedungbanteng;
c. Mengatur pengelolaan keuangan BUM Desa sesuai dengan program kerja dan
rencana anggaran dan belanja BUM Desa;
d. Melakukan penyertaan modal ke dalam Unit Usaha Bersama Kerjasama BUM Desa
Antar–Desa di Kecamatan Kedungbanteng;
e. Melakukan kerjasama dengan BUM Desa lainnya;
f. Menyusun rancangan anggaran belanja dan penerimaan, dan program kerja BUM
Desa untuk diusulkan dalam Musyawarah Desa;
g. Kewenangan lain yang disepakati dalam Musyawarah Desa.
Pasal 18
Kewajiban dan hak Pengurus Harian BUM Desa adalah :
a. Menggerakan Usaha BUM Desa dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan daya
gunda dan hasil guna sebesar-besarnya bagi perkembangan BUM Desa;
b. Membangun citra positif BUM Desa agar memiliki daya saing yang tinggi;
c. Membangun budaya kerja dengan mengedepankan kebersamaan, budaya gotong
royong, etos kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas kegiatan
dan usaha BUM Desa;
d. Melaksanakan kebijaksanaan umum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa,
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sertta standar operasional prosedur
BUM Desa, Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga unit usaha BUM Desa
yang berbadan Hukum, dan menjunjung tinggi hasil kesepakatan dalam
Musyawarah Desa;
a. Menyampaikan laporan pengelolaan usaha BUM Desa setiap akhir tahun anggaran
dalam forum Musyawarah Desa, yang sedikitnya memuat :
1. pertanggungjawaban pengelolaan biaya operasional;
2. pertanggungjawaban pengelolaan dana bergulir;
3. pelaksanaan peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan;
4. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
e. Menyampaikan laporan pengelolaan usaha BUM Desa pada akhir masa jabatan
dalam forum Musyawarah Desa.
f. Pengurus Harian berhak atas honor, tunjangan jabatan, yang disesuaikan dengan
kemampuan dan keuntungan yang diperoleh BUM Desa.
Pasal 19
(1) Dewan pengawas merupakan organ BUM Desa yang mewakili kepentingan
masyarakat Desa Golo Nderu
(2) Susunan kepengurusan Dewan Pengawas terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota.
(3) Pemilihan dan penetapan susunan kepengurusan Dewan Pengawas yang
dimaksud dalam ayat (2) dilakukan dalam Rapat Umum Dewan Pengawas setelah
dinyatakan dibentuk dalam Musyawarah Desa.
Pasal 20
Tugas Pokok Dewan Pengawas BUM Desa adalah :
a. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa dan Unit
Usaha BUM Desa;
b. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Operasional;
c. Pencapaian target dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk
mengetahui kinerja dan perkembangan BUM Desa dan Unit Usaha BUM Desa;
d. Pelaksanaan hubungan dan kerjasama dengan pihak Pemerintah, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten, Kordinator Kecamatan Kedungbanteng, Lembaga
Non Pemerintah, Pihak Ketiga, dan masyarakat;
e. Pelaksanaan penggunaan anggaran dan penerimaan BUM Desa;
f. Penilaian terhadap kemampuan dan kemauan dalam menjalakan jabatannya bagi
pengurus Harian BUM Desa dan Unit Usaha BUM Desa;
g. Penilaian terhadap kejujuran, kedisiplinan, moralitas, loyalitas, etos kerja seluruh
personal Pengurus Harian BUM Desa dan Unit Usaha BUM Desa;
h. Penilaian efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan BUM Desa dan Unit Usaha
BUM Desa;
i. Tugas lain yang disepakati dalam Musyawarah Desa.

Pasal 21
Wewenang Dewan Pengawas BUM Desa adalah :
a. Melakukan langkah-langkah preventif (pencegahan), melalui :
1) Mengawal setiap tahapan perumusan kebijaksanaan umum dalam penyusunan
rencana strategis BUM Desa dan Unit Usaha BUM Desa, tanpa mencampuri
dalam pelaksanaan rencana strategis yang dimaksud;
2) Melakukan pembinaan terus menerus untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia BUM Desa dan Unit Usaha BUM Desa;
3) Melakukan pemantauan terhadap setiap pelaksanaan usaha BUM Desa dan Unit
Usaha BUM Desa;
4) Memantau hubungan dan pelaksanaan kerjasama dengan Pemerintah,
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, Kordinator Kecamatan,
Pemerintahan Desa, lembaga non Pemerintah, BKAD Kecamatan
Kedungbanteng dan pihak ketiga;
5) Melakukan penilaian, pemantauan dan evaluasi rencana dan/atau pelaksanaan
usaha BUM Desa, Unit Usaha BUM Desa, Unit Usaha Bersama BUM Desa
terhadap aspek dampak sosial dan lingkungan hidup;
6) Memastikan tidak berafiliasi dengan Partai Politik dan Ormas tertentu;
b. Melakukan langkah-langkah represif (penanggulangan), melalui :
1) Melakukan pemeriksaan dan penyelidikan dokumen dan berkas usaha dari Unit-
Unit Usaha BUM Desa;
2) Melakukan pemanggilan untuk mencari alat bukti, sebagai upaya penyelesaian
masalah melalui musyawarah untuk mufakat;
3) Memberikan sanksi administrasi berupa Surat Peringatan apabila terbukti terjadi
pelanggaran terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM
Desa Golo Nderu, Peraturan BUM Desa Golo Nderu dan Standar Operasional
Prosedur;
c. Wewenang yang diatur dalam huruf (a) dan huruf (b) di atas berlaku juga bagi
Dewan Pengawas;
d. Melakukan kordinasi kegiatan pengawasan dengan Penasihat.
Pasal 22
Kewajiban dan hak Dewan Pengawas BUM Desa adalah :
a. Menganalisis dan memeriksa dokumen administrasi untuk mengklarifikasi awal
timbulnya masalah;
b. Mengklarifikasi lanjutan dengan memanggil pimpinan dan/atau pengurus terhadap
permasalahan yang ada dalam kewenangan yang bersangkutan;
c. Mengkordinasikan tahapan penyelesaian masalah dalam rapat kordinasi internal
Dewan Pengawas;
d. Menyelesaikan permasalahan sampai tuntas sehingga tidak menyisahkan
permasalahan berikutnya;
e. Dewan Pengawas berhak untuk Menyelenggarakan rapat kordinasi dengan
Pengurus Harian, menyampaikan pandangan umum dan/atau pendapat dalam
Rapat Kordinasi yang diselenggarakan oleh Pengurus Harian, membentuk struktur
dan tata kelola pengawasan dan Membentuk tim satgas pengawasan apabila
dibutuhkan dalam rangka penyelesaian masalah dan/atau sengketa internal
dan/atau eksternal BUM Desa dan Unit Usaha BUM Desa;
f. Berhak atas honor, tunjangan jabatan, yang disesuaikan dengan kemampuan dan
keuntungan yang diperoleh BUM Desa.

BAB IV
MODAL BUM DESA
Pasal 23
(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.
(2) Modal BUM Desa
penyertaan modal BUM Desa Golo Nderu bersumber dari Dana Desa Tahun
Anggaran 2022 dan 2023

BAB V
JENIS USAHA BUM DESA
Pasal 24
Jenis usaha BUM Desa dapat dilakukan dengan mendirikan Unit-Unit Usaha BUM
Desa dan/atau dengan melakukan penyertaan modal ke dalam Unit Usaha Bersama
Kerjasama BUM Desa Antar–Desa di Kecamatan kedungbanteng.

Pasal 25
(1) Jenis Usaha BUM Desa dengan mendirikan Unit Usaha BUM Desa menjalankan
usaha bisnis sosial (social business) sederhana yang memberikan pelayanan
umum(serving) kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial,
antara lain :
a. Jual Beli Hasil Partanian dan Perkebunan;
b. sarana produksi pertanian dan Perkebunan
c. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya;
d. Usaha lain yang disesuaikan dengan perkembangan kondisi Desa.

BAB VI
ALOKASI HASIL USAHA BUM DESA
Pasal 26
(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi
dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta
penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku.
(2) Hasil usaha yang dimaksudkan pada ayat (1), menjadi Pendapatan Asli Desa dan
tercantum dalam dokumen keuangan APB Desa.
(3) Pembagian hasil dari usaha BUM Desa ditetapkan dalam ketentuan yang diatur
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa, dan/atau Unit
Usaha BUM Desa yang berbadan hukum dan/atau kesepakatan dalam Kerjasama
BUM Desa Antar-Desa dan/atau Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Unit-Unit Usaha Bersama BUM Desa Antar-Desa.
(4) Alokasi pembagian hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikelola melalui sistem Standar Akuntansi Indonesia.

BAB VII
STRATEGI PENGELOLAAN BUM DESA
Pasal 27
Strategi pengelolaan BUM Desa bersifat bertahap dengan mempertimbangkan
perkembangan dari inovasi yang dilakukan oleh BUM Desa ada;lah Penyertaan modal
pemerintah desa melalui APB Desa dengan memanfaatkan Dana Desa yang
bersumber dari APBN;

BAB XII
KEPAILITAN BUM DESA
Pasal 28
(1) Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa.
(2) Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan kekayaan
yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa.
(3) Unit usaha milik BUM Desa yang tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan.

BAB XIII
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN BUM DESA
Pasal 29
(1) Pelaksana Operasional melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan BUM Desa
kepada Penasihat yang secara ex-officio dijabat oleh Kepala Desa.
(2) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam membina
pengelolaan BUM Desa.
(3) Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan terhadap BUM
Desa kepada BPD yang disampaikan melalui Musyawarah Desa.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
(1) BUM Desa atau sebutan yang telah ada sebelum Peraturan Desa ini berlaku tetap
dapat menjalankan kegiatannya.
(2) BUM Desa atau sebutan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melakukan penyesuaian dengan ketentuan Peraturan Desa ini paling lama 3 (tiga)
bulan terhitung sejak Peraturan Desa ini berlaku.

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
(1) Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
(2) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Golo Nderu

Ditetapkan di Nggari
pada tanggal, 21 Maret 2023
KEPALA DESA GOLO NDERU

GRARDUS DABUR
Diundangkan di nGGARI
pada tanggal 21 Maret 2023
SEKRETARIS DESA GOLO NDERU,

GORDIANUS JANSA

LEMBARAN DESA GOLO NDERU TAHUN 2023 NOMOR 3

Anda mungkin juga menyukai