Laporan Orientasi KLP 3
Laporan Orientasi KLP 3
Laporan Orientasi KLP 3
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, Puskesmas
mengintegrasikan program yang dilaksanakan dengan pendekatan keluarga. Keberhasilan
pelaksanaan tugas Puskesmas sangat tergantung kepada pengelolaanPuskesmas. Oleh sebab
itu, pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, ditetapkan bahwa pengangkatan Kepala Puskesmas memenuhi persyaratan telah
mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas. Dengan kompetensi tersebut, kepala Puskesmas
sebagai penanggungjawab pelaksanaan kebijakan pembangunan kesehatan dengan focus
pendekatan keluarga; diharapkan mampu memahami prinsip dan konsep pembangunan
kesehatan serta tata kelola pelayanan kesehatan dengan prinsip-prinsipmanajemen yang baik
sehingga dapat menyelenggarakan Puskesmas yang sejalan dengan perubahan dan
perkembangan konsep dari tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Transformasi pelayanan kesehatan primer merupakan pilar penting yang dilaksanakan
melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Transformasi pelayanan kesehatan
primer bertujuan untuk terwujudnya kesehatan primer yang komprehensif dan berkualitas,
dengan sasaran strategis: 1. Menguatnya promotif preventif di FKTP melalui Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan pendekatan keluarga 2. Terpenuhinya
sarana, prasarana, obat, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan alat kesehatan pelayanan
kesehatan primer 3. Menguatnya tata kelola manajemen pelayanan kesehatan
kolaborasipublik-swasta dalam mencapai Universal Health Coverage (UHC)
Pola pelayanan dalam ILP menggunakan pendekatan siklus hidup dengan pelayanan
yang terintegrasi antar program, baik di dalam maupun luar Puskesmas secara komprehensif
dan berkesinambungan. Untuk itu, petugas Puskesmas memberikan pelayanan yang
komprehensif meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative berdasarkan klaster
serta melakukan pemantauan wilayah setempat (PWS) terhadap cakupan pelayanan dan
morbiditas masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
Orientasi lapangan merupakan bagian dari rangkaian proses pembelajaran, karena pada
tahap ini dianggap sebagai suatu bentuk pengkayaan dari materi yang telah diajarkan.
Kegiatan Orientasi lapangan pada pelatihan pelatih ini, bertujuan agar peserta dapat menggali
situasi dan kondisi di Puskesmas, melaksanakan perencanaan berdasarkan hasil analisis
situasi, melaksanakan penggerakan, pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian, penilaian
kinerja Puskesmas.Melalui proses manajemen Puskesmas, diharapkan keluarga mampu
mengenali masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta memotivasi agar keluarga di
wilayah kerja Puskesmas tersebut mampu melakukan upaya pencegahan serta peningkatan
status kesehatan keluarganya dengan mengoptimalkan potensi atau kemampuan yang
dimilikinya.
Selain untuk pencapaian tujuan diatas, Orientasi lapangan juga mempunyai dasar
pertimbangan berdasarkan teori yang mengatakan bahwa proses belajar dapat terjadi melalui
2 (dua) cara yang berbeda, yaitu:
1. Belajar melalui pemahaman, dimana seseorang mulai belajar ketika munculnya
pemahaman atau pengertian yang terjadi akibat adanya hubungan antara suatu hal dengan
hal lainnya. Dalam kegiatan ini peserta Orientasi lapangan akan mendapat banyak
pemahaman baru tentang bagaimana penerapan manajemen Puskesmas di Puskesmas.
2. Belajar melalui contoh, seseorang mulai belajar melalui pengamatannya terhadap tingkah
laku orang lain dan secara tidak sadar orang tersebut kemudian meniru tingkah laku yang
baru itu. Dalam kegiatan ini peserta Orientasi lapangan akan banyak melihat berbagai
macam gambaran contoh yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan pedoman tentang
pelaksanaan manajemen Puskesmas pada umumnya secara langsung dan hal ini tentunya
akan dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan menuju kondisi yang lebih baik
lagi dikemudian hari.
Waktu pelaksanaan Orientasi lapangan pada pelatihan ini dilaksanakan setelah penugasan
komprehensif dilaksanakan, dan dilaksanakan melalui 5 tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, antara lain:
Mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Orientasi
lapangan, penyampaian kepada Puskesmas lokus Orientasi lapangan hal-hal apa yang
akan diamati agar paparan singkat dan dokumen dipersiapkan. Dokumen yang
disiapkan oleh Puskesmas antara lain:
a. Hasil kunjungan keluarga untuk tahun 2021 dan 2022
b. Profil Puskesmas tahun 2022.
c. RUK Puskesmas untuk tahun 2023 dan 2024
d. RPK tahunan Puskesmas untuk tahun 2023
e. RPK bulanan Puskesmas untuk tahun 2023 (s/d bulan Agustus 2023)
f. Penilaian Kinerja Puskesmas dan feedback untuk tahun 2022
g. Notulensi lokmin bulanan dan lokmin tribulanan tahun 2022 - 2023
h. Dokumen usulan Musrenbang (bila ada)
i. Hasil SMD dan survey kepuasan pengguna layanan.
j. Dokumen lainnya bila dianggap perlu
2. Tahap Pelaksanaan, antara lain:
a. Pemaparan singkat plh. kepala Puskesmas Nipah, pelaksana Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dan jajaran manajemen di Puskesmas Nipah.
b. Proses pelaksanaan manajemen di Puskesmas (perencanaan, penggerakkan
pelaksanaan, dan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja Puskesmas).
c. Proses pelaksanaan manajemen (Peberdayaan Masyarakat, Sumber daya, Data dan
Informasi)
3. Tahap Penyusunan Hasil Orientasi lapangan
4. Tahap Presentasi Hasil Orientasi lapangan.
BAB III
HASIL KEGIATAN ORIENTASI LAPANGAN
N HAL HASIL OBSERVASI USUL/SARAN
O LAPANGAN
(1) (2) (3)
1. Puskesmas melakukan proses Hasil PIS-PK ada, tetapi Perlu dilakukannya
analisa Situasi menggunakan tidak pernah dilakukan Analisa hasil PIS-
Rekapitulasi IKS dan Profil analisa hasil capaian PK untuk menjadi
Puskesmas Profil Puskesmas tahun salah satu acuan
2023 sudah dibuat menentukan
perencanaan dan
intervensi terkait
masalah yang ada
di wilayah kerja
2 Kepemimpinan di Puskesmas Kepemimpinan di -
Puskesmas Nipah adalah
tipe kepemimpinan
Transformasional
3. Penyusunan Rencana Tahunan:
a. Rencana Usulan Kegiatan tahun Ada tetapi kolom table tidak - perlu dibuatkan
2023 dan tahun 2024 sesuai table RUK sesuai
Isi RUK belum dengan format –
menuangkan hasil dari RUK usulan dari
program program harus di
masukkan sehingga
tidak muncul saat
jadwal
pengumpulan RUK
Sebaiiknya RUK
disusun sesuai
dengan Kaidah
PMK 44 tahun
2016,
b.Rencana Pelaksanaan Kegiatan RPK tahunan tersedia, tapi Sebaiknya RPK
Tahun 2023 belum sesuai dengan tahunan disusun
Permenkes 44 Tahun sesuai dengan
2016. , seperti kolomnya Permenkes 44
atau matrik RPK Tahun 2016-
c. Rencana Pelaksanaan Kegiatan RPK Bulanan tersedia, tapi Sebaiknya RPK
Bulanan belum sesuai dengan Bulanan disusun
Permenkes 44 Tahun sesuai dengan
2016. , seperti kolomnya Permenkes 44
atau matrik RPK, format Tahun 2016
sudah sesuai tetapi
kelengkapan dalam format
atau matrik RPK tidak terisi
lengkap
4. Penggerakkan - Pelaksanaan:
a. Lokakarya Mini Bulanan Pelaksanaan Minilokakarya Lebih
Pertama dan lokmin bulanan bulanan I dilakukan bulan memperhatikan lagi
rutin Januari dan minilokakarya dalam pembuatan
rutin dilaksanakan setiap laporan agar data
bulan sampai desember disampaikan sama
2022, dan bulan Februari –
Juli 2023
Memvalidasi hasil
Notulensi rapat rapat dengan
- belum tervalidasi penandatangan oleh
- isi: terdapat pemaparan kepala puskesmas
dan rencana tindak lanjut dan distempel
- integrasi: beberapa hasil
lomin, pemaparan lokmin Membahas hasil
selanjutnya tidak sesuai lokmin sebelumnya
dengan RTL bulan dengan pemaparan
sebelumnya capaian hasil RTL
bulan sebelumnya
sebagai evaluasi
B. REKOMENDASI
1. Melaksanakan manajemen sesuai Permenkes No 44 th 2016 tentang manajemen
puskesmas
2. Dapat memanfaatkan data PISPK dengan baik
3. Melakukan bimbingan teknis pelaksanaan PIS-PK kepada Tim pelaksana PIS PK
4. Penyelenggaraan kegiatan di puskesmas mengacu pada permenkes 43 Tahun 2019
5. Dinkes Kabupaten Lombok Utara perlu melakukan monev lebih intensif ke
Puskesmas, terutama terkait keseragaman dokumen pelaporan.
6.