Bahan Ajar Bilangan Kelas 7.docx Fix 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

BILANGAN

Jenis-Jenis Bilangan Bulat

Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah dan bilangan bulat negatif. Kita bahas
satu persatu masing-masing contohnya, ya.

1. Bilangan Cacah

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan nol dan
bilangan bulat positif. Bilangan cacah juga sering disebut dengan bilangan bulat
yang ‘bukan negatif’. Jadi, bilangan cacah itu isinya positif semua.

Lambang bilangan cacah adalah W yang memiliki kepanjangan Whole


Numbers, yang artinya himpunan bilangan cacah. Contoh bilangan cacah, antara
lain 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …, dst.

2. Bilangan Nol

Sama seperti namanya, bilangan nol adalah bilangan yang berarti kosong. Bilangan
ini merupakan bagian dari bilangan cacah, dan hanya terdiri dari satu bilangan, yaitu
0 (nol).

3. Bilangan Bulat Positif (Bilangan Asli)

Bilangan bulat positif atau bisa disebut sebagai bilangan asli, merupakan
himpunan bilangan bulat yang bernilai positif. Bilangan bulat positif juga merupakan
bagian dari bilangan cacah, ya.

Bilangan asli dilambangkan dengan N yang memiliki kepanjangan Natural Numbers,


atau artinya himpunan bilangan asli. Contoh bilangan asli, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, …, dst.

4. Bilangan Bulat Negatif

Sementara itu, bilangan bulat negatif adalah himpunan bilangan bulat yang bernilai
negatif. Jadi, kebalikan dari bilangan asli, ya. Contoh bilangan bulat negatif, di
antaranya …, -5, -4, -3, -2, -1.

bilangan asli terbagi lagi menjadi bilangan ganjil, genap, prima, dan komposit.

5. Bilangan Ganjil

Bilangan ganjil adalah himpunan bilangan yang bukan kelipatan dua atau
nilainya nggak habis jika dibagi 2.
6. Bilangan Genap

Kebalikannya, bilangan genap adalah himpunan bilangan kelipatan 2 atau nilainya


akan habis jika dibagi 2.

Contohnya nih, 8 merupakan bilangan genap karena kalo kita bagi dengan 2,
nilainya akan habis atau nggak punya sisa. Beda lagi dengan 13. Coba, 13 bisa
dibagi 2 nggak?

Jawabannya bisa, tapi nilainya nggak habis. Berarti, 13 bukan kelipatan 2. Itu
tandanya, 13 termasuk bilangan ganjil.

Contoh bilangan ganjil = {…, -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, …}

Contoh bilangan genap = {…, -6, -4, -2, 0, 2, 4, 6, 8, 10, …}

Lalu, bagaimana dengan bilangan prima dan komposit, ya?

7. Bilangan Prima

Bilangan prima adalah himpunan bilangan yang lebih besar dari 1 dan hanya bisa
dibagi oleh 1 atau bilangan itu sendiri. Contohnya nih, 2 merupakan bilangan prima
karena hanya bisa dibagi 1 dan bilangan itu sendiri, yaitu 2.

Sedangkan, 4 bukan bilangan prima karena selain bisa dibagi 1 dan 4, 4 juga bisa
dibagi 2. Contoh bilangan prima lainnya adalah sebagai berikut:

Contoh bilangan prima = {2, 3, 5, 7, 11, 13, …}

8. Bilangan Komposit

Nah, kalo bilangan yang nilainya lebih besar dari 1 dan bukan termasuk bilangan
prima, berarti bilangan tersebut merupakan bilangan komposit. Contohnya, 4 tadi.
Bilangan 4 lebih besar dari 1 dan bukan bilangan prima karena bisa dibagi 1, 2, dan
4.

Jadi, 4 termasuk bilangan komposit. Contoh lainnya ada 6. Bilangan 6 juga termasuk
bilangan komposit karena nilainya lebih dari 1 dan bukan bilangan prima (bisa dibagi
1, 2, 3, dan 6).

Contoh bilangan komposit = {4, 6, 8, 9, 10, 12, …}

Perlu kamu perhatikan ya, bilangan prima dan komposit juga bisa merupakan
bilangan ganjil dan genap. Contohnya 3, selain termasuk bilangan prima, 3
juga termasuk bilangan ganjil. Tapi, nggak semua bilangan ganjil itu
termasuk bilangan prima,
A. Penjumlahan Dan Pengurangan
Untuk penjumlahkan dan pengurangan bilangan bulat dapat menggunakan pendekatan
garis bilangan,pendekatan kartu warna dan pendekatan pola bilangan.
a. Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan garis bilangan.
Pada garis bilangan horisontal,bilangan negatif bergerak ke arah kiri,maka bilangan
positif bergerak kearah kanan.
Contoh :
1. 5 + (-7) = y
Jawab: dari gambar diperoleh y = -2

Dari angka 0, bergerak lima langkah ke kana dan diperoleh angka


5.Selanjutnya,bergerak tujuh langkah ke kiri, diperoleh angka -2. Jadi 5 + (-
7) = -2.
2. (-3) + (-5) = x

Dari gambar diatas diperoleh x = -8


Dari angka 0,bergerak 3 langkah ke kiri,kemudian dilanjutkan 5 langkah ke kiri
lagi sehingga diperoleh angka -8. Jadi (-3) + (-5) = -8
3. Mengingat bahwa pengurangan merupakan lawan dari penjumlahan,maka setiap
pengurangan dapat dilakukan sebagai penjumlahan.
Contoh :
a. 4 – (-3) = x
Perhatikan bahwa pengurangan dengan bilangan negatif selalu dimulai dari 0.
Dari gambar diperoleh 4 – (-3) = 7.Jika dicermati dari garis bilangan bahwa operasi
pengurangan harus diubah menjadi operasi penjumlahan. 4- (-3) = 4 + 3 dan dari
garis bilangan diperoleh bahwa 4 – (-3)= 7.
Dari contoh diatas ada kelemahan dan kelebihannya diantaranya :
Kelebihan
1. Media yang digunakan lebih praktis
2. Kesepakatan yang ada mudah diingat oleh siswa.
Kelemahan :
1. Tidak melibatkan siswa secara langsung dalam melakukan praktiknya
2. Tidak dapat secara langsung untuk mengkonkritkan operasi pengurangan,hal ini
siswa harus mengubah operasi pengurangan menjadi operasi penjumlahan
b. Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan Kartu Warna
Pendekatan kartu warna mempunyai kesepakatan sebagai berikut :
1. Bilangan positif, diwakili kartu warna putih.Satu keping kartu warna putih
mewakili 1.
Contoh :
=1 =2

2. Bilangan negatif, diwakili kartu warna merah. Satu keping warna merah mewakili -
1.
Contoh : = -1 = -2
3. Bilangan nol, diwakili oleh pasangan kartu putih dan kartu merah
Contoh : =0

Contoh :
a. 5 + (-8) = ...
Ambil kartu putih sebanyak 5 ,dan kartu merah 8 atur secara berpasangan
seperti berikut :

Sesuai dengan kesepakatan jika berpasangan nilainya 0, maka hasil dari 5 + (-8)
=3
b. -8 + (-7) = ...
Ambil kartu merah 8,kemudian ambil lagi kartu merah 7, dan hitung jumlah
seluruh kartu merah.Maka -8 + (-7) = -15

c. -6 – (-10) = ..., untuk pengurangan ubah dulu menjadi penjumlahan .


-6 – (-10) = (-6) + 10 = ...

Maka -6 – (-10) = (-6) + 10 = 4

Penggunaan pendekatan kartu warna pada operasi penjumlahan dan


pengurangan bilangan bulat pada hakekatnya adalah penggunaan media, yang
bertujuan sebagai cara dalam membantu memudahkan siswa memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan.Dengan bantuan kartu warna ini membantu siswa
untuk mengkonkritkan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
c. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Pendekatan Pola
Bilangan.
Perhatikan pola bilangan yang terbentuk dari hasil operasi penjumlahan dan
penguranga dibawah ini :
a. 4 + 5 =9 (1) 4 - 3 = 1
b. 4 + 4 =8 (2) 4 - 2 = 2
c. 4 + 3 =7 (3) 4 - 1 = 3
d. 4 + 2 =6 (4) 4 – 0 = 4
e. 4 + 1 =5 (5) 4 – (-1) = 5
f. 4+0 =4 (6) 4 – (-2) = 6
g. 4 + (-1) = 3 (7) 4 – (-3) = 7
h. 4 + (-2) = 2 (8) 4 – (-4) = 8
i. 4 + (-3) = 1 (9) 4 – (-5) = 9
A. Bilangan Bulat

1. Tentukan bilangan mana yang lebih besar antara -547.578 dengan -595.326.

Semakin ke kanan posisi bilangan pada garis bilangan, maka semakin besar
nilainya. Jadi -547.578. > -595.326.

2. Tentukan bilangan mana yang lebih besar antara -547.578 dengan -5.195.326.

-547.578 > -5.195.326

jika bilangan tersebut bilangan bulat negatif, maka semakin banyak angka

penyusunnya maka bilangan tersebut semakin kecil nilainya.

3. Andaikan simbol “b” mewakili suatu angka, tentukan angka b agar


bilangan 63b.452 lebih kecil dari 635.452. Jelaskan.

63b.452 < 635.452


Nilai yang lebih kecil dari 635452 adalah 63452.
Jadi nilai b ≤ 4
4. Jelaskan bagaimana langkah-langkah yang kalian lakukan untuk
membandingkan dua bilangan jika banyak angka penyusunnya sama.

dua bilangan jika banyak angka penyusunnya sama. Membandingkan bilangannya


adalah dengan cara melihat angka dimulai dari yang paling depan.

Jika bilangan tersebut bilangan bulat positif, semakin besar angka

maka semakin besar pula nilainya.


Contoh : 123 dan 456
Angka yang berada pada posisi paling depan adalah 1 dan 4. Angka 4 > 1. Maka
456 > 123.
Sebaliknya, jika bilangan tersebut bilangan bulat negatif, maka semakin

besar angka maka semakin kecil nilainya


Contoh : -1123 dan -1234
Jika kita perhatikan angka pada posisi paling depan adalah 1 dan 1. Karena
mereka angka yang sama kita perhatikan angka yang berada setelahnya, yaitu
angka 1 dan 2. Untuk bil.bul negatif semakin besar maka ia semakin kecil.
-1 > -2. Karena pada garis bilangan -1 berada lebih kekanan dari pada -2. Maka
-1123 > -1234.
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Contoh 1. 3
Irene mempunyai 3 boneka dirumahnya.
Ketika ia menjadi juara kelas ia mendapat
hadiah sebanyak 4 boneka lagi. Berapakah
boneka yang dimiliki Irene sekarang?
Contoh 1. 4
Bobby mempunyai 6 pasang sepatu di
asramanya. Karena senang hati, Bobby
memberikan 2 pasang sepatunya kepada
Junedi teman satu asramanya. Berapakah
pasang sepatu yang dimiliki Bobby
sekarang.
Contoh 1. 5
Seorang penyelam amatir mula mula
berlatih menyelam di kedalaman 2 meter
dibawah permukaan laut. Setelah merasa
lanvcar menyelam di kedalaman 2 meter,
kemudian ia turun lagi hingga ke
kedalaman 5 meter dibawah permukaan
laut. Berapakah selisih kedalaman pada
dua kondisi tersebut.
Sifat Sifat Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Pada
Bilangan Bulat

Sifat 1 : Komutatif => a + b = b + a

Sifat 2 : Asosiatif => a + ( b + c ) = ( a + b ) + c

Contoh :
Tentukan hasil dari
1 + 2 + 3 + .....+ 48 + 49 + 50
Penyelesaian

Maka
( 1 + 50 ) + ( 2 + 49 ) + ( 3 + 48 ) + .......... + ( 25 + 26 )
Apabila dilanjutkan akan ada 25 pasang ( 25 = 50 dibagi 2 ) bilangan yang jumlahnya 51.

Maka 25 x 51 = 1.275

1. Penjumlahan bilangan genap ditambah bilangan genap


Genap + Genap = Genap
2. Penjumlahan bilangan henap ditambah bilangan ganjil
Genap + Ganjil = Ganjil
3. Penjumlahan bilangan ganjil ditambah bilangan ganjil
Ganjil + Ganjil = Genap
NO Pernyataan Tanggapan
Jika a dan b adalah bulat, maka a + b juga bilangan
1 Selalu
bulat
Jika a dan b adalah bilangan bulat, maka a – b juga
2 Selalu
bilangan bulat
Tidak Pernah
{Jika c adalah bilangan
Jika c adalah bilangan genap dan d adalah bilangan
3 genap dan d adalah bilangan
ganjil, maka c + d adalah bilangan genap.
ganjil, maka c + d adalah
bilangan GANJIL}
jika c adalah bilangan genap dan d adalah bilangan
4 Selalu
ganjil, maka c í d adalah bilangan ganjil`
Tidak Pernah
{Jika c adalah bilangan
Jika c adalah bilangan ganjil dan d adalah bilangan
5 genap dan d adalah bilangan
genap, maka c + d adalah genap.
ganjil, maka c + d adalah
bilangan GANJIL}
Jika c adalah bilangan ganjil dan d adalah bilangan
6 Selalu
genap, maka c í d adalah ganjil.
Jika c adalah bilangan ganjil dan d adalah bilangan
7 Selalu
ganjil, maka c + d adalah genap
Jika c adalah bilangan ganjil dan d adalah bilangan
8 Selalu
ganjil, maka c í d adalah genap
Jika e adalah bilangan positif dan f adalah bilangan
9 Tidak Selalu
positif, maka e í f adalah positif
Ayo kita berlatih 1.2
A. Soal Pilihan Ganda
1. 692 + 207 hasilnya lebih dekat dengan ...
a. 600 + 200 c. 700 + 300
b. 700 + 200 d. 900 + 200

1. 692 + 207 = 899


a. 600 + 200 = 800 c. 700 + 300 = 1000
b. 700 + 200 = 900 d. 900 + 200 = 1100
Jadi pilihan yang mendekati hasil penjumlahan adalah
B. 700 + 200 = 900

2. Angka 9, 2, 4, dan 5 akan disusun menjadi dua bilangan berbeda. Bilangan pertama
disusun dari keempat angka dengan susunan dari angka terbesar ke angka terkecil.
Bilangan kedua disusun dari empat angka dengan susunan dari angka terkecil ke angka
terbesar. Selisih dari bilangan terbesar dengan terecil yang dihasilkan adalah ...
a. 3.816 c. 7.083
b. 4.816 d. 8.183

Bilangan pertama disusun dari keempat angka dengan susunan dari angka
terbesar ke angka terkecil = 9542
Bilangan kedua disusun dari empat angka dengan susunan dari angka
terkecil ke angka terbesar = 2459
9542 – 2459 = 7.083
B. Soal Uraian
1. Pak Abdul mempunyai hutang pada Pak Boas sebesar Rp700.000,00. Karena anak Pak
Abdul mengalami kecelakaan, Ia terpaksa meminjam uang lagi pada Pak Boas sebesar
Rp200.000,00.
a. Gambarkanlah permasalahan ini pada garis bilangan
b. Tentukan berapa hutang Pak Abdul seluruhnya kepada Pak Boas.
c.
 Karena Pak Abdul mempunyai hutang maka termasuk kedalam
bilangan bulat negatif.

 = (-700.000) + (-200.000)

= - 900.000

2. Seorang turis di Selat Sunda melihat seekor ikan lumba-lumba meloncat sampai 4m di
atas permukaan laut. Kemudian ikan tersebut kembali ke laut menyelam sampai 9 m di
bawah permukaan laut.
a. Gambarlah pada garis bilangan posisi ikan lumba-lumba dari mulai meloncat
sampai menyelam lagi.
b. Tentukan selisih ketinggian meloncat dan kedalaman menyelam ikan lumba-
tersebut

= 4 – (-9)
=4+9
= 13
3. Tentukan hasil dari (tanpa menghitung satu persatu)
a. 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + ... + 99
b. 1 - 2 + 3 - 4 + 5 - 6 + 7 - 8 + ... – 100
c. -100 - 99 - 98 - … - 2 - 1 - 0 + 1 + 2 + ... + 48 + 49 + 50
d.
b. 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + ... + 99
Bilangan 1 – 100 terdiri dari
50 bilangan ganjil
50 bilangan genap
Penjumlahan diatas terdiri dari 50 bilangan ganjil

a. 1 - 2 + 3 - 4 + 5 - ...-96 + 97 – 98 + 99 – 100
Jika kita perhatikan pada penjumlahan diatas, angka ganjil bernilai positif,
sedangkan angka genap bernilai negatif. Jadi dapat kita kelompokan
menjadi Penjumlahan bilangan ganjil dan penjumlahan bilangan genap.
Penjumlahan bilangan ganjil
1 + 3 + 5 + 97 + ... + 93 + 95 + 97 + 99 Maka terdapat 50 bilangan
dengan
25 pasang x 100 = 2500

Penjumlahan Bilangan Genap


-2 – 4 – 6 – .... – 96 – 98 – 100 Maka terdapat 50 bilangan
dengan

25 pasang x (- 102 ) = -2550


c. -100 - 99 - 98 - … - 2 - 1 - 0 + 1 + 2 + ... + 48 + 49 + 50
Kita kelompokkan terlebih dahulu.
Kelompok Pengurangan
-100 - 99 - 98 - … - 2 - 1 – 0

Maka terdapat 100 bilangan dengan 50 pasang.


= 50 x (-100) => -5000
Kelompok Penjumlahan
+ 1 + 2 + ... + 48 + 49 + 50
Maka terdapat 50 bialngan dengan 25 pasang. Maka 25 x 51 = 1275

4. Edward ingin membuat katrol timba air. Ketinggian katrol 2 m di atas permukaan
tanah dan permukaan air 3 m di bawah permukaan tanah. Berapa panjang tali dari
permukaan air ke katrol?
B. Perkalian dan Pembagian
Perkalian dan pembagian bilangan bulat merupakan pengembangan dari perkalian dan
pembagian bilangan asli. Yang masih sering merupakan masalah adalah masalah tanda
hasil operasinya.Untuk mengatasi masalah itu dibawah adalah salah satu alternatif yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
1. Perkalian Bilangan bulat
a. Perkalian Bilangan Bulat melalui Daftar Perkalian Dan Pengamatan Pola
Perhatikanlah Daftar perkalian berikut :
Daftar 1 Daftar 2 Daftar 3

3 x 4 = 12 3 x 4 = 12 (-3) x 4 = - 12
3x3=9 2x4=8 (-3) x 3 = - 9
3x2=6 1x4=4 (-3) x 2 = - 6
3 x 1 =3 0x4=4 (-3) x 1 = -3
3x0=0 -1 x 4 = -4 (-3) x 0 = 0
3 x (-1) = -3 -2 x 4 = -8 (-3) x (-1) = 3
3 x (-2) = -6 -3 x 4 = -12 (-3) x (-2) = 6
3 x (-3) = -9 -4 x 4 = -16 (-3) x (-3) = 9
3 x (-4) = -13 -5 x 4 = -20 (-3) x (-4) = 13
................. ................. .................

Siswa diminta melengkapi daftar perkalian seperti diatas dan dari daftar diatas siswa
diajak untuk mengamati pola yang terbentuk. Dengan melihat polanya siswa
diharapkan dapat menyimpulkan bahwa :
1). Bilangan positif x bilangan positif = bilangan positif
2). Bilangan positif x bilangan negatif = bilangan negatif
3). Bilangan negatif x bilangan positif = bilangan negatif
4). Bilangan negatif x bilangan negatif = bilangan positif
a. Menggunakan Tabel Perkalian
Hal pertama yang diberikan adalah dengan memberikan tabel dan siswa diminta untuk
melengkapi isinya.
X -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
5 ...
4
3
2
1
0
-1
-1
-3
-4
-5

Dibawah ini adalah tabel dari hasil perkalian setelah diisi :


X -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
5 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
4 -20 -16 -12 -8 -4 0 4 8 12 16 20
3 -15 -12 -9 -6 -3 0 3 6 9 12 15
2 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10
1 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-1 5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5
-2 10 8 6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -10
-3 15 12 9 6 3 0 -3 -6 -9 -8 -10
-4 20 16 12 8 4 0 -4 -8 -12 -16 -20
-5 25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25
Setelah mengisi kotak (tabel) berdasar pola dan mengamati polanya siswa
diharapkan dapat membuat kesimpulan bahwa, hasil kali bilangan bertanda sama
hasilnya positif dan jika tandanya berbeda hasilnya negatif, serta setiap bilangan bulat
dikalikan nol (0) hasilnya 0.
b. Pembagian Bilangan Bulat
Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian.Pembagian juga
diartikan sebagai operasi hitung yang mencari suatu faktor jika hasil kali dari faktor
lain diketahui.Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
axb=c c:a=b c:b=a
3 x 4 =12 12 : 3 = 4 12 : 4 = 3
3 x (-4) = -12 ..... ......
-3 x 4 = -12 ...... ......
-3 x (-4) =12 ..... .......

Dari tabel diatas setelah dilengkapi diharapkan siswa dapat menemukan suatu
pola bahwa :
a. Bilangan positif : bilangan positif = bilangan positif
b. Bilangan positif : bilangan negatif = bilangan negatif
c. Bilangan negatif : bilangan positif = bilangan negatif

d. Bilangan negatid : bilangan negatif = bilangan positif


Menentukan Pecahan Senilai dengan Menggunakan Gambar

Perhatikan gambar berikut.

Daerah persegi panjang pada gambar di atas dibagi menjadi beberapa


bagian yang sama. Bilangan di bawah masing-masing gambar
menunjukkan luas daerah yang diarsir.

Untuk mengetahui hubungan pecahan-pecahan yang senilai, perhatikan


uraian berikut.

Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan bahwa pecahan yang senilai


dapat diperoleh, jika pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dikalikan
dengan bilangan yang sama.
Selanjutnya, perhatikan hubungan pecahan-pecahan berikut.
Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan bahwa pecahan yang senilai
dapat diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebut suatu pecahan
dengan bilangan yang sama.
LATIHAN SOAL

Isilah dibawah ini dengan benar !

1. 10 + (-15) = ...

2. (-4) – (-15) = ...

3. (-7) + (-10) = ...

4. (-15) x 5 = ...

5. (-3) x (-4) =…

6. Hasil dari (-32) – (-12) + (-13) x (-10) adalah…

7. Hasil dari -11 – (-3) adalah….

8. Hasil dari 30 – 4 + 3 + (-16) adalah…

9. Hasil dari 4 + 3 x 5 – 6 adalah….

10. Bentuk distributif berikut yang benar adalah . . . .

A. p (q + r) = (p x q) + (q x r)

B. p (q - r) = (p - q) x (q - r)

C. p (q + r) = (p + q) x (q + r)

D. p (q - r) = (p x q) - (p x r)
Dalam bentuk gambar

Dalam bentuk pecahan


1. 2⁄9 x 2⁄5= ….

2. 4⁄5 x 2⁄3 = ….

3. 3⁄6 x 4⁄9 = ….

4. 6⁄10 x 7⁄8 = ….

5. 8⁄11 x 3⁄4 = ….

6. 18⁄25 x 10⁄36= ….

7. 72⁄100 x 15⁄18 = ….

8. 25⁄30 x 6⁄50 = ….

9. 64⁄75 x 25⁄56 = ….

10. 36⁄1000 x 375⁄400 = ….

6⁄18 : 2⁄6= ….

2. 8⁄10 : 1⁄2 = ….

3. 25⁄40 : 5⁄8 = ….
4. 6⁄10 : 2⁄5 = ….

5. 42⁄56 : 7⁄8 = ….

6. 7⁄9 : 2⁄4= ….

7. 8⁄12 : 5⁄7 = ….

8. 22⁄25 : 3⁄6 = ….

9. 70⁄75 : 15⁄20 = ….

10. 35⁄56 : 3⁄12 = ….

Anda mungkin juga menyukai