Proposal p5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PROYEK P4

GANDHOS SEBAGAI KULINER TRADISIONAL


KHAS SEMARANG

Disusun Oleh :
(Kelompok Gotong Royong)
1. Aisyah Al Rahmi Agustianelis (01)
2. Arneta Kamil Dealova (04)
3. Djazilatul Isriyah (07)
4. Iswari Dyah Maduretno (14)
5. Jasmine Rania Maheshwari (15)
6. Re’han Luqman Hakim (28)

SMA NEGERI 1 SEMARANG


2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan,


spesifik, beraneka macam dan jenis yang mencerminkan potensi alam daerah masing-
masing. Salah satunya adalah kue gandhos yang merupakan makanan tradisional khas
Kota Semarang. Kue gandhos sendiri adalah salah satu jajanan yang terbuat dari
adonan tepung, santan kelapa, dan garam. Cita rasa yang dihasilkan oleh gandos
sendiri adalah asin dan gurih.

Kue gandhos yang memiliki kelezatan luar biasa itu juga tak memungkinkan
bahwa eksistensinya hingga saat ini hampir meredup karena adanya persaingan
makanan yang semakin mengglobal. Selain itu juga dikarenakan kurangnya inovasi
dalam memasarkan kue gandhos kepada khalayak muda di zaman yang semakin maju.
Semakin sedikitnya pekerja profesional pembuat gandhos dan tidak adanya generasi
penerus yang tertarik untuk melanjutkan pelestarian makanan tersebut juga menjadi
salah satu faktor punahnya kue gandhos.

Bahkan di era modern ini, banyak kalangan remaja yang tidak mengenal atau
tidak tahu mengenai kue gandhos. Hal-hal tersebut yang menjadi motivasi untuk
melakukan inovasi terhadap kue gandhos agar semakin berkembang di berbagai
kalangan khususnya anak muda. Sehingga kelestariannya tetap terjaga dan diharapkan
dapat kembali diminati oleh masyarakat Indonesia hingga mancanegara serta tidak
tergantikan oleh makanan makanan modern sekarang.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

Perubahan zaman merupakan salah satu faktor yang paling memengaruhi


kurangnya minat pada masyarakat sehingga makanan tradisional seperti kue gandhos
ini semakin hilang. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang membuat
makanan-makanan tradisional semakin punah. Karena sudah jarangnya yang
menyukai makanan tradisional, berakibat tidak adanya penjual makanan tradisional,
kalau adapun jumlahnya sangat terbatas. Tak adanya variasi makanan dan juga desain
yang kurang menarik menjadi salah satu alasan mengapa makanan tradisonal kurang
dilirik oleh khalayak luas. Oleh sebab itu, jika permasalahan tersebut dibiarkan secara
terus-menerus, dapat berakibat buruk karena salah satu warisan budaya Indonesia
yaitu berupa makanan tradisional dapat menghilang begitu saja dan tergantikan oleh
masakan-masakan western.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar


Pancasila (P5) berupa kuliner tradisional pembuatan kue gandhos sebagai makanan
tradisional khas Kota Semarang ini memiliki tujuan :
1. Mengenal dan mengetahui lebih dalam mengenai kearifan lokal yang kurang
dieksplor dari daerah tempat tinggal, yaitu berupa makanan tradisional.
2. Melestarikan warisan budaya sebagai hasil peninggalan nenek moyang kepada
anak cucu.
3. Memahami dan menyusun strategi pemasaran agar makanan tradisional yang
tadinya kurang diminati oleh masyarakat dapat teratasi karena terdapat inovasi
baru yang mengikuti perkembangan zaman tanpa menghilangkan citra asli
makanan tradisional.
4. Mengenalkan secara luas makanan tradisional dari Kota Semarang kepada
pengunjung asal luar daerah, sehingga diharapkan bahwa makanan tradisional
tersebut secara bertahap dapat dikenal hingga jangkauan mancanegara.

C. TARGET

Target atau sasaran dari produk kami yang berupa makanan tradisional kue
gandhos yaitu siswa-siswi SMA N 1 Semarang, guru dan karyawan, serta wali murid
sebagai tamu dalam pameran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kami akan
memaksimalkan pembuatan kue gandhos agar menghasilkan citra rasa yang gurih,
renyah, dan lezat. Sehingga diharapkan para target dapat puas serta kue gandhos kami
dapat memenuhi ekspetasi mereka.
BAB II

BAHAN DAN ALAT

A. BAHAN-BAHAN DAN HARGA SATUAN

Bahan Harga
1 kg Tepung Ketan Rp26.000,-
200 gr Gula Pasir Rp4.000,-
200 gr Garam Rp2.500,-
600 ml air Rp3.500,-
1 Batok Kelapa Parut Rp15.000,-
1 Batok Kelapa Muda Parut Rp 12.000,-
1 Daun Pandan Rp 0,-
1 Ikat Daun Pisang Rp 6.000,-
Total Harga Rp 69.000,-

B. ALAT-ALAT PERLENGKAPAN

Alat Harga
Cetakan Rp 50.000,-
Suntil kecil -
Baskom -
Kuas -
Wisk -
Centong -
Kain -
Kompor Portable Rp 0
Sendok -
Piring -
2 Lusin Kerdus Ricebox Rp 18.000,-
Total Harga Rp 68.000,-

C. HASIL PRODUKI ATAU HASIL OLAHAN


D. PENYAJIAN

Kue gandhos disajikan di dalam kemasan makanan berupa kardus rice box
yang diberi alas daun pisang.
BAB III

PROSES PENGOLAHAN

A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

(1) Menyiapkan segala bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembutan kue gandhos
(2) Menyiapkan baskom, wisk, centong, dan kain untuk proses pengadukan adonan
kue gandhos
(3) Menyiapkan kompor portable guna menghangatkan santan dan memanaskan
cetakan yang digunakan dalam pembuatan kue gandhos
(4) Menyiapkan piring sebagai penyajian sementara dan juga kemasan berupa kardus
dengan alas daun pisang yang nantinya kue gandhos tersebut dipasarkan dalam
pameran P5
(5) Menyiapkan kuas untuk mengolesi minyak goreng pada cetakan yang dipanaskan
di atas kompor
(6) Menyiapkan suntil kecil untuk membolak-balik kue gandhos ketika dimasak

B. CARA MENGOLAH

(1) Rebus santan yang telah diperas bersama dengan daun pandan hingga mendidih
ambil sesekali diaduk untuk menghindari santan pecah.
(2) Dinginkan hasil rebusan santai sampai sehangat kuku untuk selanjutnya digunakan
ke adonan.
(3) Setelah itu, pada wadah yang telah disiapkan masukkan terlebih dahulu tepung
ketahn dan garam lalu aduk hingga merata.
(4) Dilanjutkan dengan memasukkan parutan kelapa muda dan diaduk hingga merata.
(5) Terakhir tambahkan santan yang telah dihangatkan secara bertahap kedalam
adonan hingga dirasa cukup.
(6) Diamkan adonan tersebut dengan ditutupi kain.
(7) Tuangkan adonan pada cetakan yang telah panas dan diolesi dengan minyak.
(8) Masak adonan tersebut dengan menggunakan api sedang dan ditutup.
(9) Setelah adonan setengah matang, taburkan kelapa parut diatas gandhos tersebut.
(10) Tutup kembali dan tunggu hingga matang.
(11) Angkat gandhos yang telah matang dengan menggunakan sutil.
(12) Gandhos siap untuk disajikan.
BAB IV

PEMASARAN DAN PENJUALAN

A. TEKNIK PEMASARAN

Untuk memasarkan produk kami, kami merencanakan beberapa strategi


pemasaran sebagai berikut:

 Membuka stand penjualan Gandos jika SMA Negeri 1 Semarang mengadakan


event bazaar untuk pemasaran produk hasil proyek.
 Mempromosikan dalam bentuk pamflet yang di share melalui media sosial.

B. PENJUALAN

Penjualan kue gandhos dilakukan di lingkungan SMAN 1 Semarang dengan target


pembeli warga sekolah SMA N Semarang. Penjualan ini bermodal awal Rp 63.000,-
(per penjualan, kami mekai setengah dari bahan yang sudah disertakan dan modal
untuk alat cetakan dibagi 5, karena bisa dipakai berulang). Rencananya kue gandhos
kami jual 4 buah persajian seharga Rp 5.000,-. Kami akan membuat 18 paket pada
penjualan dengan total hasil penghasilan kotor 90.000,-.
BAB V

PERHITUNGAN LABA, RUGI, DAN HASIL PENJUALAN

A. MODAL AWAL

Modal awal bersumber dari pendanaan dari sekolah sebesar

B. MODAL OPERASIONAL

Kue gandhos
(1) Biaya keseluruhan = Rp 137.000,- (sudah termasuk biaya per-produksi)
(2) Biaya per-produksi = Rp 63.000,-

C. RUGI DAN LABA

(1) Hasil Penjualan : Rp90.000,- (per penjualan)


(2) Keuntungan: Rp27.000,- (per penjualan)
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjualan yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa modal
awal yang kami perlukan sebesar Rp 137.000,- dan hasil penjualan yang kelompok
kami peroleh sebesar Rp 90.000,- dengan keuntungan bersih sebesar Rp 27.000,-.
Jadi dari keuntungan yang kami peroleh maka dapat dikatakan bahwa inovasi yang
kami buat diterima oleh kalangan masyarakat sekolah.

B. SARAN

Untuk memulai suatu usaha harus diperlukan semangat yang kuat, bekerja
keras, tidak mudah putus asa, dan berusaha untuk menghilangkan rasa malu agar
memperoleh hasil yang maksimal.selain itu banyak pesaing jangan dijadikan sebagi
hambatan untuk berwirausaha, akan tetapi dijadikan sebagai semangat untuk
menciptakan suatu inovasi yang baru lagi. Selain untuk mata pencaharian, membuka
usaha makanan tradisional juga dapat membantu mewariskan dan melestarikan
kuliner warisan budaya indonesia di era modern seperti saat ini.

Demikian proposal Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kami ajukan. Besar
harapan atas dukungan dari sekolah agar kegiatan yang bermanfaat ini terlaksana dan
terealisasikan sebagaimana yang kita harapkan. Serta dapat bermanfaat bagi sesama dan
lingkungan masyarakat. Mohon dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Atas
perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Perwakilan Kelompok Guru Pembimbing

Aisyah Al-Rahmi Agustianelis Siti Nursyamsiyah

Anda mungkin juga menyukai