Konsep Dasar Penelitian 1
Konsep Dasar Penelitian 1
Konsep Dasar Penelitian 1
Edisi 1
MODUL 01
Konsep Dasar Penelitian
Modul 01 1.1
Konsep Dasar Penelitian
Latihan 1.15
Rangkuman 1.16
Tes Formatif 1 1.17
Latihan 1.30
Rangkuman 1.31
Tes Formatif 2 1.31
S
etiap mahasiswa sebelum dinyatakan lulus dari tempatnya belajar diwajibkan
untuk membuat tugas akhir. Tugas akhir tersebut dibuat berdasarkan hasil yang
diperoleh dari sebuah penelitian. Penelitian tidak hanya sekedar melakukan
pengambilan data dan membuat laporan penelitian, tetapi terdiri atas beberapa tahap
satu sama lain saling terkait. Dengan demikian, sangat penting bagi Anda sekalian untuk
mempelajari dan memahami tahapan dalam penelitian sebelum Anda melakukan
penelitian dengan baik dan benar.
Modul 1 mengajak Anda untuk mempelajari dan memahami tahapan yang harus
dilalui dalam sebuah kegiatan penelitian. Pemahaman di satu tahapan akan menjadi
dasar bagi Anda untuk masuk ke tahap berikutnya. Setelah mempelajari modul ini,
diharapkan Anda dapat memahami konsep dasar penelitian yang terdiri atas sejumlah
tahap yang harus dilalui. Secara khusus, Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. pengertian penelitian;
2. karakteristik penelitian;
3. tahapan penelitian secara keseluruhan;
4. setiap tahap penelitian;
5. arti, maksud, dan kegunaan dari setiap tahap penelitian;
6. sifat penelitian yakni sifat siklis/helikal;
7. jenis-jenis penelitian.
1.4 Konsep Dasar Penelitian
Kegiatan
Belajar
Pemahaman Umum
tentang Penelitian 1
A. ARTI PENELITIAN
B. ISTILAH PENELITIAN
Istilah penelitian dalam bahasa Inggris adalah research, yang berasal dari kata re
dan search. Re artinya berulang-ulang, dan search artinya mencari sesuatu. Secara
sederhana dapat digambarkan dengan ilustrasi berikut ini:
C. DEFINISI PENELITIAN
Menurut Leedy dan Ormord (2015), penelitian adalah proses sistematis untuk
mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menginterpretasikan hasil analisis data
untuk menambah pengetahuan kita tentang suatu fenomena yang kita merasa tertarik
untuk mendalaminya atau untuk memahami suatu fenomena yang baru. Secara umum,
penelitian yang dimaksud adalah fokus pada riset formal, yakni penelitian yang sengaja
kita lakukan untuk menambah pengetahuan tentang suatu fenomena. Selain itu, hasil
penelitian juga diharapkan dapat dikomunikasikan ke masyarakat ilmiah yang lebih
luas.
Timbul pertanyaan, ketika seseorang mengumpulkan informasi, apakah dia sudah
disebut melakukan penelitian? Sebagai contoh, ketika seorang anak SMP kelas 1
bercerita ke orang tuanya bahwa guru Biologinya menyuruh murid-murid di kelas pergi
ke perpustakaan untuk mencari informasi sebanyak mungkin tentang hewan bersel satu.
Dalam contoh ini, murid-murid memang melakukan pencarian informasi atau berlatih
tentang ketrampilan belajar, tetapi bukan yang dimaksud dengan penelitian menurut
definisi di atas.
Lebih jauh, sebuah penelitian bisa dikatakan penelitian yang berkualitas tinggi
apabila mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Penelitian yang didasarkan pada penelitian orang lain.
2. Penelitian yang dapat diulang atau direplikasi.
3. Penelitian yang dapat diterapkan di setting yang berbeda.
4. Penelitian yang mempunyai rasional yang logis dan ada keterkaitan dengan teori
tertentu yang relevan.
5. Penelitian yang dapat dilakukan (doable).
6. Penelitian yang membangkitkan topik penelitian yang baru atau penelitian yang
bersifat siklis.
7. Penelitian yang bersifat inkremental.
8. Penelitian yang merupakan kegiatan apolitis yang dilakukan untuk perbaikan dan
kebaikan masyarakat.
persis sama dengan penelitian. Tetapi, hasil dari kebanyakan penelitian sebelumnya
minimal ada sebagian kemiripan dapat digunakan untuk diterapkan pada setting yang
berbeda.
Keempat, penelitian didasarkan pada beberapa alasan logis dan terkait
dengan satu atau lebih teori. Ide penelitian tidak berdiri sendiri hanya sebagai
pertanyaan menarik. Sebaliknya, kegiatan penelitian memberikan jawaban atas
pertanyaan yang membantu melengkapi keping-keping mosaik dari sebuah teka-teki
besar dan rumit. Sebagai contoh, untuk memahami pengaruh penerapan sebuah sistem
informasi pada sebuah organisasi tidaklah mungkin dilakukan hanya dengan melakukan
penelitian sekali. Semua tema utama dari topik penelitian ini perlu dipecah menjadi
elemen yang lebih kecil, dan semua elemen ini harus dikaitkan satu dengan lainnya.
Pengkaitan antara satu tema dengan tema lainnya dapat dilakukan dengan teori yang
mendasari tema-tema tersebut.
Kelima, penelitian (harus) bisa dikerjakan (doable). Seringkali terjadi,
terutama untuk ilmuwan muda yang belum berpengalaman, tantangan untuk
menghasilkan ide penelitian yang layak dianggap sangat mendesak, sehingga hampir
semua hal ditentukan sebagai tema penelitian. Pembimbing terkadang melihat
pernyataan tujuan penelitian yang ditulis oleh seorang mahasiswa misalnya, “Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan perilaku anak-anak yang
menggunakan gawai”. Tingkat ambiguitas dan minimnya kerangka konseptual
membuat pernyataan di atas hampir tidak berguna dan tidak bisa dikerjakan. Penelitian
yang baik mempunyai pertanyaan yang dapat dijawab.
Keenam, secara alamiah penelitian menghasilkan pertanyaan baru atau
bersifat siklis. Jawaban atas pertanyaan penelitian yang sudah dikerjakan, memberikan
landasan untuk pertanyaan penelitian yang akan diajukan untuk penelitian berikutnya.
Hal ini akan Anda pelajari pada Kegiatan Belajar 2 dari modul ini.
Ketujuh, penelitian bersifat inkremental. Tidak ada seorang peneliti pun yang
dapat melakukan penelitiannya sendiri, para peneliti juga bergantung kepada orang lain.
Kontribusi yang dilakukan oleh seorang peneliti biasanya dalam bentuk potongan kecil
yang mudah didefinisikan. Studi pertama yang pernah dilakukan untuk mempelajari
pengaruh sistem informasi di sebuah perguruan tinggi yang mampu menjawab semua
pertanyaan tersebut. Semua studi atau penelitian yang berkaitan dengan satu topik
tertentu akan menghasilkan body of knowledge yang dapat dibagikan kepada peneliti
lain untuk menjadi dasar kelanjutan dari penelitian pada topik yang sama.
Terakhir, penelitian adalah aktivitas yang bersifat apolitis, yakni kegiatan
terstruktur yang tidak mengandung unsur politis. Barangkali hal ini merupakan hal
terbaik, karena sering terjadi bahwa suatu kelompok riset menentukan cara
menghabiskan dana riset. Jika tujuan utamanya hanya menghabiskan dana penelitian,
tentulah bukan kegiatan penelitian yang baik.
MSIM4312 Modul 01 1.9
E. TUJUAN PENELITIAN
Daftar di atas hanya sebagian dari hal-hal yang memotivasi seseorang untuk
melakukan penelitian. Hal lain yang memotivasi seseorang untuk melakukan penelitian
antara lain adalah mendapatkan beasiswa, kondisi pekerjaan, rasa ingin tahu tentang
hal-hal baru, keinginan untuk memahami hubungan sebab akibat, pemikiran dan
kebangkitan sosial, dan motivasi lain.
G. TIPE PENELITIAN
Ada beberapa tipe penelitian yang sering dilakukan oleh peneliti di bidangnya
masing-masing. Berikut dijelaskan beberapa tipe penelitian yang dimaksud.
1.10 Konsep Dasar Penelitian
Metode penelitian yang termasuk dalam kelompok kedua dan ketiga pada
umumnya dianggap sebagai alat bantu analisis.
Metodologi Penelitian adalah cara sistematis untuk menyelesaikan masalah
penelitian. Hal ini dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari tentang
melaksanakan penelitian yang harus dilakukan secara ilmiah. Di dalam metodologi
penelitian, kita akan mempelajari langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh seorang
peneliti dalam mempelajari masalah penelitian bersama dengan logika yang
mendasarinya. Peneliti tidak cukup hanya memahami metode atau teknik penelitian,
tetapi mereka juga harus belajar tentang metodologi. Peneliti tidak hanya perlu tahu cara
mengembangkan indeks atau tes tertentu, cara menghitung rerata, modus, nilai tengah,
simpang baku, atau chi-square, dan cara menerapkan teknik penelitian tertentu. Mereka
juga perlu memahami metode atau teknik yang relevan dengan masalah yang diteliti,
memahami arti dan alasannya. Peneliti juga perlu memahami asumsi yang mendasari
berbagai teknik yang tersedia dan kriteria yang diperlukan untuk memilih dan
memutuskan teknik prosedur yang sesuai. Semua hal di atas menunjukkan bahwa
peneliti perlu merancang metodologi terkait masalah yang akan diteliti. Misalnya ada
seseorang yang mengembangkan sistem informasi akademik, maka dia harus
menentukan calon pengguna sistemnya, menentukan kebutuhan sistem, merancang
sistem secara detail, alasan yang jelas ketika dia menentukan bahwa panjang field di
basis data untuk data nama mahasiswa adalah 50 karakter, tanggal lahir 8 karakter,
alasan penulisan alamat yang memisahkan antara nama jalan, kode kelurahan, kode
kecamatan, dan nama kabupaten, dan lain sebagainya. Peneliti juga harus menjelaskan
cara melakukan evaluasi atas hasil yang akan diperoleh sebelum penelitian benar-benar
dilaksanakan. Dia harus mengambil keputusan secara jelas dan tepat beserta alasannya
terkait hal-hal yang berkaitan dengan yang dijelaskan di atas sehingga orang lain yang
tertarik juga dapat melakukan evaluasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, metodologi penelitian memiliki banyak dimensi.
Satu hal yang harus ditekankan adalah bahwa metode penelitian merupakan bagian dari
metodologi penelitian. Ruang lingkup metodologi penelitian lebih luas dibandingkan
dengan metode penelitian. Dengan demikian, ketika kita berbicara tentang metodologi
penelitian, kita tidak hanya berbicara tentang metode penelitian, tetapi juga
mempertimbangkan logika di balik metode yang dipilih dalam konteks penelitian yang
akan dilaksanakan. Selain itu, kita juga perlu menjelaskan alasan memilih satu metode
dan bukan metode yang lain. Dengan cara seperti ini, hasil yang kita peroleh akan
mudah dievaluasi oleh kita sendiri atau oleh orang lain. Beberapa pertanyaan yang perlu
disiapkan jawabannya antara lain:
1. mengapa penelitian dengan topik ini dilakukan?
2. bagaimana rumusan masalah ditentukan?
1.14 Konsep Dasar Penelitian
Ada beberapa tipe penelitian seperti yang dijelaskan sebelumnya. Satu hal
penting yang perlu dicatat adalah bahwa semua tipe penelitian bermuara pada metode
ilmiah yang digunakan oleh para peneliti. Dengan demikian, dari sebuah penelitian
ilmiah haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Tujuan penelitian harus didefinisikan secara jelas dan konsep umum
dimanfaatkan sebaik mungkin.
2. Prosedur penelitian harus dijelaskan secara terperinci sehingga memungkinkan
peneliti lain mengulangi penelitian yang sama untuk peningkatannya dan
menjaga kelangsungan hasil yang sudah tercapai.
3. Desain prosedur penelitian harus direncanakan dengan cermat untuk
menghasilkan hasil yang seobjektif mungkin.
4. Peneliti harus melaporkan dengan penuh kejujuran terkait kelemahan dalam
desain prosedural dan memperkirakan dampaknya pada temuan.
MSIM4312 Modul 01 1.15
1) Jelaskan secara singkat perbedaan antara metode penelitian dan teknik penelitian!
Berikan salah satu contohnya!
2) Jelaskan pengertian bahwa penelitian harus bersifat siklis!
3) Jelaskan perbedaan antara penelitian deskriptif dan analitik!
1.16 Konsep Dasar Penelitian
1) Penelitian yang melaporkan nilai rerata dan simpang baku dari data yang dimiliki
peneliti disebut dengan penelitian ....
A. kuantitatif
B. deskriptif
C. kualitatif
D. analitik
2) Karakteristik penelitian yang baik adalah seperti yang disebutkan di bawah ini
kecuali ....
A. bersifat logis
B. harus dapat diulang
C. harus merujuk pada penelitian sebelumnya
D. bersifat subyektif
5) Seorang peneliti merekam data hasil penelitiannya pada sebuah file Excel.
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti tersebut masuk dalam kategori ....
A. metodologi penelitian
B. metode penelitian
C. teknik penelitian
D. jawaban A, B, dan C salah
1.18 Konsep Dasar Penelitian
10) Penelitian yang menelusuri asal muasal sebuah keluarga kerajaan berdasarkan
dokumen-dokumen maupun data lain bisa dikategorikan sebagai penelitian ....
A. kuantitatif
B. historikal
C. dasar
D. longitudinal
MSIM4312 Modul 01 1.19
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
1.20 Konsep Dasar Penelitian
Kegiatan
Belajar
Langkah-langkah Penelitian 2
P
1.
ada bagian C Kegiatan Belajar 1 dijelaskan definisi penelitian menurut Leedy
dan Ormord (2015). Ada empat kata kunci yang bisa menjadi dasar untuk
memahami langkah-langkah penelitian, yakni:
proses sistematis;
2. mengumpulkan data;
3. menganalisis dan menginterpretasikan data;
4. meningkatkan pemahaman terhadap suatu fenomena yang sudah ada atau
memahami fenomena baru.
Kata kunci yang pertama adalah proses sistematis. Proses sistematis berarti
bahwa ada langkah-langkah yang harus diikuti ketika seseorang melakukan sebuah
penelitian. Terkadang ada langkah tertentu yang harus dilakukan sebelum langkah
lainnya dapat dilakukan. Sebagai contoh, seorang peneliti tidak akan langsung
mengumpulkan data tanpa terlebih dahulu mengetahui tujuan mengumpulkan data, jenis
data yang akan dikumpulkan, dan banyaknya data yang harus dikumpulkan. Secara
umum, penelitian meliputi langkah-langkah seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Tanda anak panah biru menunjukkan langkah pertama.
Rumusan
Masalah
Kajian
Pelaporan
Pustaka
Interpretasi Pertanyaan
Hasil Penelitian
Analisis Penentuan
Data Metode
Pengumpulan
Data
Gambar 1.1
Langkah-langkah Penelitian
Kajian pustaka atau studi literatur adalah aktivitas untuk mempelajari penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Kajian pustaka dilakukan dengan
melakukan telaah kritis terhadap makalah-makalah dalam jurnal maupun prosiding
terkait dengan topik penelitian atau masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Kajian pustaka mempunyai dua fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk
mencari titik beda atau yang lebih dikenal dengan keaslian penelitian dari sebuah
penelitian. Titik beda atau keaslian penelitian ini penting agar penelitian yang dilakukan
oleh seseorang tidak dianggap menduplikasi penelitian sebelumnya. Fungsi yang kedua
adalah untuk mempelajari metode-metode yang pernah digunakan peneliti sebelumnya
1.22 Konsep Dasar Penelitian
dalam menyelesaikan masalah yang sama atau mirip dengan masalah yang akan diteliti.
Hal ini penting dilakukan agar pemilihan metode tertentu mempunyai argumentasi yang
baik mengapa metode tertentu dipilih.
Kajian pustaka sering dilengkapi dengan melakukan telaah terhadap teori yang
relevan. Peneliti sering tidak menemukan hasil penelitian yang berkaitan dengan topik
tertentu yang menjadi dasar untuk memilih peubah (variable) atau metode tertentu yang
relevan dengan penelitian yang dia lakukan. Dengan alasan inilah, peneliti juga sering
melakukan telaah terhadap teori-teori tertentu yang relevan dengan penelitiannya. Salah
satu teori yang sangat terkenal dalam bidang sistem informasi adalah Technology
Acceptance Model atau disingkat TAM (Davis, 1989). Secara singkat, TAM
menjelaskan peubah-peubah yang berkaitan dengan perilaku pengguna terkait dengan
teknologi tertentu.
Teori adalah sekumpulan pernyataan yang secara logika menjelaskan tentang hal
yang sudah terjadi dan memprediksi yang akan terjadi di masa depan (Salkind, 2000).
Sebagai contoh, teori terkait kepuasan, misalnya, membantu kita untuk mengorganisir
informasi baru tentang berbagai hal yang mempengaruhi kepuasan secara umum atau
kepuasan terkait obyek tertentu.
Salah satu kegunaan hipotesis adalah untuk menguji relasi dua buah peubah.
Dengan demikian, ketika mengajukan sebuah hipotesis, peneliti seharusnya sudah
mengetahui peubah yang akan diuji. Hal ini akan menentukan jenis data yang harus
dikumpulkan. Berdasar jenis data yang harus dikumpulkan, maka peneliti akan
menentukan metode penelitian yang akan dipilih.
Metode penelitian yang dipilih secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kualitatif berfokus pada
pemahaman terhadap suatu fenomena secara mendalam dengan pendekatan secara
alamiah pada subyek penelitian. Metode penelitian kuantitatif berfokus pada relasi antar
peubah yang dapat diidentifikasi dari suatu fenomena. Dengan demikian, pada metode
kuantitatif biasanya peneliti mengandalkan analisis statistika untuk memahami
fenomena yang terjadi.
Secara sederhana metode kualitatif dan kuantitatif bisa dijelaskan dengan ilustrasi
sebagai berikut. Jarak kota A dan B adalah 30 kilometer yang secara teoritis dapat
ditempuh dalam waktu 30 menit ketika berkendara dengan kecepatan rata-rata 60
km/jam. Konsep ini merujuk pada metode kualitatif. Di sisi lain, karena kepadatan lalu
lintas, jarak 30 kilometer antara kota A dan kota B oleh beberapa orang mungkin
ditempuh dalam waktu yang berbeda, misalnya 30 menit, 1 jam, bahkan 2 jam
tergantung kondisi lalu lintas. Dengan kondisi lalu lintas yang berbeda, pengendara dari
kota A yang menuju ke kota B mengalami waktu tempuh yang berbeda. Ketika pada
akhirnya diambil rata-rata waktu tempuh antara kota A dan kota B diperoleh bahwa rata-
ratanya adalah 45 menit. Pada hari yang berbeda, karena situasi dan kondisi jalan yang
berubah, nilai rata-rata ini bisa berubah. Contoh ini merujuk pada metode kuantitatif.
tersedia dengan cara tertentu. Jawaban yang disediakan oleh peneliti sudah dikodifikasi
terlebih dahulu, sehingga jawaban dari subyek berupa kode jawaban yang biasanya
diungkapkan dalam angka. Dari jawaban subyek yang dikumpulkan, peneliti akan
menganalisisnya menggunakan alat analisis tertentu. Hasil analisis kemudian digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian dan/atau menjawab hipotesis yang diajukan.
Analisis data berkaitan dengan pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang secara tidak langsung
menyediakan jawaban atas masalah yang disampaikan sebelumnya. Jika penelitiannya
masuk dalam kategori penelitian kuantitatif, maka data biasanya akan dianalisis
menggunakan paket statistik yang biasa digunakan. Untuk penelitian kualitatif, alat
analisis yang bisa digunakan untuk menganalisis data berbeda dengan data kuantitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, ada dua kategori analisis, yakni analisis deskriptif
dan analisis inferensial. Analisis deskriptif berkisar hanya menjelaskan data dari suatu
peubah tanpa melibatkan relasinya dengan peubah lain. Beberapa jenis analisis
deskriptif antara lain ditunjukkan dengan rerata (mean), simpang baku (standard
deviation), dan kisaran (range) dari data yang diperoleh. Dari nilai-nilai yang diperoleh,
peneliti akan melakukan pemahaman terhadap data yang mereka miliki. Pada analisis
inferensial, peneliti tidak hanya menjelaskan arti yang terkandung di dalam data yang
diperoleh dari sebuah peubah atau beberapa peubah secara terpisah, tetapi peneliti
mengaitkan antara satu peubah dengan peubah lain. Sebagai contoh, seseorang yang
mencoba mengetahui pengaruh kenaikan harga bensin terhadap jumlah penumpang
akan melakukan analisis inferensial.
Sebelum melakukan analisis data, peneliti terlebih dahulu harus melakukan
pengecekan terhadap data yang masuk dalam kategori outlier atau data yang tidak
lengkap. Peneliti harus memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap data yang
masuk ke dalam dua kategori ini.
Langkah terakhir dari seluruh kegiatan penelitian adalah melihat kembali hasil
analisis dan interpretasinya ke dalam sebuah pembahasan yang komprehensif. Dalam
kaitannya dengan uji hipotesis, pada langkah ini peneliti perlu menjelaskan baik ketika
hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hal ini dilakukan dengan merujuk
kembali ke kajian pustaka yang dilakukan sebelumnya maupun teori yang digunakan
untuk membangun hipotesis yang diajukan. Dari sini kemudian peneliti bisa menuliskan
keterbatasan (limitation) dari penelitian yang baru saja selesai dilakukan. Keterbatasan
penelitian ini digunakan untuk mengusulkan future work yang berisi saran untuk
penelitian berikutnya. Penelitian berikutnya inilah yang diharapkan meneruskan
penelitian yang baru saja selesai. Dengan diusulkannya future work, maka satu siklus
penelitian telah selesai. Siklus berikutnya akan mulai lagi dengan menentukan masalah
baru yang akan diteliti. Dari hal ini terlihat sifat penelitian yang disebut siklis atau
helical.
Hal terakhir yang perlu dilakukan oleh peneliti setelah selesai melakukan
penelitian adalah melaporkan hasil penelitian tersebut kepada publik. Ada beberapa
bentuk pelaporan hasil penelitian atau publikasi, yaitu buku laporan penelitian, skripsi
mahasiswa tingkat sarjana, tesis mahasiswa tingkat magister, disertasi mahasiswa
tingkat doktoral, makalah yang dipublikasikan dalam bentuk prosiding atau jurnal,
maupun dalam bentuk lain sesuai dengan persyaratan tertentu. Masing-masing bentuk
pelaporan di atas mempunyai tingkat kompleksitas yang berbeda.
Publikasi hasil penelitian dilakukan untuk menyebarluaskan hasil penelitian yang
baru saja diselesaikan. Publikasi ini penting dilakukan agar publik mengetahui karya
kita dan terutama untuk menunjukkan kepada publik kontribusi kita di bidang karya
ilmiah. Dengan demikian, penulisan publikasi juga perlu memperhatikan kaidah-kaidah
yang berlaku untuk setiap jenis publikasi di atas.
dan undang-undang. Modul ini secara khusus membahas alat yang dipergunakan dalam
penelitian Sistem Informasi. Meskipun demikian, karena sifat alamiah Sistem
Informasi, perangkat bantu tersebut juga bisa digunakan untuk bidang-bidang yang
berkaitan dengan Sistem Informasi.
Kita perlu berhati-hati untuk tidak menyamakan alat penelitian dengan
metodologi penelitian. Alat penelitian adalah mekanisme atau strategi khusus yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan, memanipulasi, atau menginterpretasikan
data. Metodologi penelitian adalah pendekatan umum yang dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan penelitian. Sampai batas tertentu, pendekatan ini menentukan alat-
alat tertentu yang harus dipilih oleh peneliti.
Ada enam alat bantu umum yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu:
perpustakaan dan sumber daya di dalamnya, teknologi komputer, alat ukur, statistika,
dan bahasa. Masing-masing alat bantu dijelaskan sebagai berikut.
2. Teknologi Komputer
Komputer pribadi menjadi hal yang lumrah untuk digunakan sebagai alat bantu
penelitian. Komputer pribadi telah menjadi semakin kompak dan portabel, pertama
dalam bentuk laptop dan berkembang dalam bentuk sabak elektronik atau komputer
tablet lainnya seperti iPad dan terakhir dalam wujud ponsel cerdas. Selain itu, paket
MSIM4312 Modul 01 1.27
perangkat lunak komputer dan aplikasi telah menjadi semakin ramah pengguna,
sehingga peneliti pemula dapat dengan mudah mengambil keuntungannya. Tetapi
seperti halnya alat apa pun - tidak peduli sekuat apa pun - teknologi komputer juga
memiliki keterbatasan. Kita tahu bahwa komputer dapat menghitung, membandingkan,
mencari, mengambil, mengurutkan, dan mengelola data lebih efisien dan akurat
daripada yang dapat dilakukan oleh manusia. Tetapi dalam perkembangan saat ini,
komputer-komputer ini sangat bergantung pada orang untuk memberi mereka arahan
tentang apa yang harus dilakukan.
Komputer bukanlah pekerja ajaib, komputer tidak bisa berpikir untuk Anda.
Meskipun demikian, komputer bisa menjadi asisten yang cepat dan setia. Ketika diberi
tahu yang harus dilakukan, komputer akan menjadi salah satu teman terbaik peneliti.
Tabel 1.1 menunjukkan saran tentang penggunaan teknologi komputer sebagai alat
bantu penelitian.
Tabel 1.1
Komputer sebagai Alat Bantu Penelitian
3. Alat Ukur
Ketika peneliti menggunakan metode kuantitatif, dia membutuhkan cara
sistematis untuk mengukur fenomena yang dia teliti. Untuk itu, dia memerlukan alat
ukur yang sesuai dengan yang akan diukur. Alat ukur seperti penggaris, timbangan, dan
MSIM4312 Modul 01 1.29
stopwatch sering digunakan mengukur peubah yang mudah diamati, seperti panjang,
berat, dan waktu. Tetapi dalam kebanyakan kasus, peneliti sering memerlukan satu atau
lebih alat ukur yang khusus. Sebagai contoh, seorang astronom membutuhkan teleskop
bertenaga tinggi untuk mendeteksi pola cahaya di langit pada malam hari; ahli saraf
mungkin membutuhkan pencitraan resonansi magnetik dari mesin MRI untuk
mendeteksi dan mengukur aktivitas saraf di otak.
Dalam penelitian kuantitatif, fenomena sosial dan psikologis juga memerlukan
pengukuran, meskipun mereka tidak memiliki dasar yang konkret dan mudah diamati
di dunia fisik. Sebagai contoh, seorang sosiolog mungkin menggunakan kuesioner
untuk menilai sikap orang tentang pernikahan dan perceraian, dan seorang peneliti dunia
pendidikan mungkin menggunakan tes prestasi untuk mengukur sejauh mana anak-anak
sekolah telah belajar sesuatu. Seorang peneliti di bidang Sistem Informasi juga
memerlukan alat ukur untuk mengetahui tingkat adopsi sebuah perangkat lunak oleh
suatu organisasi. Pengembangan instrumen di bidang Sistem Informasi, yang banyak
bersinggungan dengan bidang sosial dan psikologi, terkadang cukup rumit dan penuh
tantangan. Pengembangan instrumen secara khusus dijelaskan pada Modul 5.
4. Statistika
Statistika cenderung lebih bermanfaat dalam beberapa disiplin akademis
dibandingkan dengan yang lain. Peneliti di bidang sistem informasi, psikologi,
kedokteran, dan bisnis cukup sering menggunakannya dibanding peneliti di bidang
sejarah, musik, dan sastra.
Statistika mempunyai dua fungsi utama: untuk membantu seorang peneliti
menggambarkan data kuantitatif dan menarik kesimpulan dari data yang dimilikinya.
Statistika deskriptif merangkum sifat umum dari data yang diperoleh, misalnya rerata
data, simpang baku yang menunjukkan besarnya variabilitas yang ada dalam dataset,
dan seberapa dekat dua atau lebih karakteristik terkait satu sama lain. Di sisi lain,
statistika inferensial membantu peneliti untuk membuat kesimpulan tentang data.
Sebagai contoh, hasil analisis statistika inferensial dapat membantu peneliti
memutuskan apakah perbedaan antara dua kelompok eksperimen yang cukup besar
dapat dikaitkan dengan adanya intervensi pada satu kelompok atau hanya karena faktor
kebetulan. Kedua fungsi statistika ini pada akhirnya melibatkan kegiatan untuk
meringkas data dalam beberapa cara. Dalam proses meringkas data, seringkali kita
membuat entitas baru yang tidak ada pasangannya di dunia nyata. Sebagai contoh, ada
empat siswa yang bekerja paruh waktu di kampus. Siswa pertama bekerja 24 jam
seminggu di perpustakaan, siswa yang kedua bekerja 22 jam seminggu di toko buku
kampus, yang ketiga bekerja 12 jam seminggu di tempat parkir, dan yang keempat
bekerja 16 jam seminggu di kafetaria. Salah satu cara meringkas jam kerja siswa adalah
dengan menghitung nilai rerata jam kerja siswa. Dari data yang ada diketahui bahwa
rerata siswa bekerja secara paruh waktu di kampus adalah 18,5 jam/minggu. Meskipun
kita telah belajar sesuatu tentang empat siswa dan jam kerja mereka masing-masing,
1.30 Konsep Dasar Penelitian
sampai taraf tertentu kita juga belajar tentang mitos, yakni tidak satu pun dari keempat
siswa yang bekerja tepat 18,5 jam per minggu. Angka 18,5 sama sekali tidak mewakili
fakta di dunia nyata.
Setiap peneliti yang menggunakan statistik harus ingat bahwa penghitungan nilai
statistik bukanlah - dan tidak boleh – dianggap sebagai langkah terakhir dalam suatu
penelitian. Pertanyaan utama dalam penelitian adalah ”Apa yang ditunjukkan oleh
data?” Statistika menghasilkan informasi tentang data, tetapi para peneliti yang teliti
pasti akan terus mencari ”arti” dari informasi yang tersembunyi.
5. Bahasa
Salah satu capaian terbesar manusia adalah bahasa. Bahasa tidak saja
memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan sesama, tetapi memungkinkan kita
untuk berpikir lebih efisien. Kita dapat berpikir secara jernih dan efisien tentang suatu
topik ketika topik tersebut dapat kita sajikan dalam pikiran kita menggunakan kata atau
kalimat khusus yang mudah diingat.
Persyaratan tentang bahasa dalam suatu penelitian dinilai masuk akal. Penelitian
akan dan selalu mempunyai jangkauan ke seluruh dunia. Seseorang yang memahami
dua atau lebih bahasa pasti memiliki kelebihan dibanding mereka yang hanya
memahami satu bahasa. Dalam Bahasa Indonesia sendiri banyak kata serapan yang
berasal dari berbagai bahasa.
Salah satu karakteritik penelitian yang baik adalah penelitian yang merujuk pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian ini tidak hanya berasal dari
Indonesia, tetapi terutama dari luar Indonesia. Tulisan-tulisan yang melaporkan hasil
penelitian di tingkat internasional kebanyakan ditulis dengan Bahasa Inggris. Dengan
demikian, salah satu bahasa internasional yang perlu dipelajari adalah Bahasa Inggris.
Selain itu, berbagai buku panduan dari perangkat penelitian juga banyak yang ditulis
dengan bahasa asing. Dengan demikian, pemahaman terhadap bahasa asing menjadi
satu hal yang penting untuk membantu kelancaran penelitian.
1) Salah satu kata kunci pada definisi penelitian adalah ”menginterpretasikan hasil”.
Jelaskan yang dimaksud dengan kata kunci ini!
2) Salah satu langkah penting dalam penelitian adalah membuat laporan hasil
penelitian. Jelaskan tujuan dari langkah ini!
3) Salah satu alat bantu penelitian yang penting adalah bahasa. Berikan alasannya!
MSIM4312 Modul 01 1.31
3) Teknologi komputer dapat digunakan sebagai alat bantu penelitian dan terutama
digunakan untuk alasan sebagai berikut, kecuali ....
A. pengumpulan data
B. alat bantu analisis data
C. diskusi lewat media sosial
D. pelaporan hasil penelitian
5) Sumber daya pustaka yang ada di perpustakaan modern antara lain berupa
pustaka dalam bentuk sebagai berikut, kecuali ....
A. basis data pustaka daring
B. papirus
C. CD dan DVD
D. mikrofilm
7) Untuk menghitung rata-rata dan simpang baku dari sekumpulan data yang
diperoleh dari pengumpulan data, maka peneliti memerlukan alat bantu
berupa ....
A. statistika
B. penggaris
C. termometer
D. timbangan
8) Aplikasi komputer yang paling cocok untuk melakukan tabulasi data adalah ....
A. Microsoft Windows
B. Microsoft Word
C. Microsoft Excel
D. Microsoft PowerPoint
9) Kajian pustaka mempunyai beberapa fungsi. Fungsi dari kajian pustaka ada ....
A. satu
B. dua
C. tiga
D. empat
10) Dalam sebuah analisis data, peneliti mendapatkan hasil bahwa nilai rata-rata data
adalah 3,5 dengan simpang baku adalah 0,5. Pemaknaan terhadap hasil analisis
data ini dilakukan pada langkah ....
A. interpretasi hasil
B. kajian pustaka
C. rumusan masalah
D. pengumpulan data
1.34 Konsep Dasar Penelitian
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
MSIM4312 Modul 01 1.35
Tes Formatif 1
1) B
2) D
3) C
4) A
5) C
6) D
7) A
8) C
9) D
10) B
Tes Formatif 2
1) C
2) D
3) C
4) D
5) B
6) D
7) A
8) C
9) B
10) A
1.36 Konsep Dasar Penelitian
Daftar Pustaka
Leedy, P. D., & Ormord, J. E. (2015). Practical research, planning, and design (11th
edition). England: Global Edition, Pearson Education Limited.
MODUL 02
Rumusan Masalah dan
Keaslian Penelitian
Ir. Paulus Insap Santosa, M.Sc., Ph.D., IPU
Daftar Isi
Modul 02 2.1
Rumusan Masalah dan
Keaslian Penelitian
Latihan 2.15
Rangkuman 2.16
Tes Formatif 1 2.17
Latihan 2.29
Rangkuman 2.30
Tes Formatif 2 2.31
S
eorang peneliti harus mempunyai alasan yang kuat ketika dia ingin melakukan
suatu penelitian dalam bidang ilmu tertentu. Alasan yang kuat tersebut tertuang
dalam satu aspek penting dalam suatu penelitian, yaitu rumusan masalah.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti akan menentukan langkah-langkah
selanjutnya untuk memecahkan masalah yang menjadi dasar dilakukannya suatu
penelitian.
Setiap penelitian harus unik atau berbeda dengan yang lain. Peneliti harus
menunjukkan bahwa penelitian yang (akan) dia lakukan berbeda secara substansial
dengan penelitian-penelitian yang lain. Dengan kata lain, peneliti harus mampu
menunjukkan keaslian penelitian. Keaslian penelitian dapat ditunjukkan dengan
melakukan kajian pustaka yang relevan dengan penelitian yang diusulkan.
Modul 2 mengajak Anda untuk mempelajari dan memahami dua tahap penelitian
yang berurutan yang bisa dikatakan sebagai jantung dari sebuah penelitian, yakni
rumusan masalah dan keaslian penelitian. Selain dua tahap yang sangat penting, Anda
juga akan mempelajari cara menyatakan tujuan dan manfaat penelitian. Pada modul ini
Anda akan belajar menggunakan diagram tulang ikan yang digunakan untuk
menunjukkan keaslian penelitian. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda
dapat memahami konsep dasar penyusunan rumusan masalah, menyatakan keaslian
penelitian, dan menuliskan tujuan dan manfaat penelitian. Secara khusus, Anda
diharapkan mampu:
1. menjelaskan pengertian rumusan masalah;
2. membuat rumusan masalah sesuai dengan penelitian yang akan diusulkan;
3. menjelaskan pengertian keaslian penelitian;
4. menggunakan diagram tulang ikan untuk menunjukkan keaslian penelitian;
5. menjelaskan kesenjangan digital dan perbedaan beberapa kategori kesenjangan
penelitian;
6. menggunakan kesenjangan penelitian untuk menunjukkan keaslian penelitian;
7. membuat tujuan penelitian dengan benar;
8. membuat manfaat penelitian dengan benar.
2.4 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian
Kegiatan
Belajar
Rumusan Masalah 1
ada Kegiatan Belajar 2 dari Modul 1 telah dijelaskan langkah-langkah yang harus
A. DEFINISI ISTILAH
Gambar 2.1
Dari Bidang Penelitian sampai Hipotesis
Kita ambil contoh sebagai berikut. Bidang penelitian yang Anda tertarik untuk
melakukan penelitian adalah Sistem Informasi. Topik penelitian di bidang Sistem
Informasi antara lain keamanan sistem informasi, audit sistem informasi, perencanaan
strategis sistem informasi, dan lain sebagainya. Harap diperhatikan bahwa nama-nama
ini bukan nama mata kuliah, tetapi topik penelitian, meskipun mirip dengan nama mata
kuliah. Sebagai contoh, mungkin Anda tertarik untuk melakukan penelitian yang
topiknya keamanan sistem informasi, maka masalah penelitian yang dapat Anda pilih
misalnya algoritma enkripsi dan dekripsi, relasi antara privasi dan keamanan data
pelanggan, perbandingan password angka dengan garis pada perangkat seluler, dan lain
sebagainya. Kemudian dari satu masalah penelitian, misalnya algoritma enkripsi dan
dekripsi, Anda membuat beberapa pertanyaan penelitian yang relevan. Dari setiap
pertanyaan penelitian kemudian Anda mengembangkan beberapa hipotesis yang sesuai.
Ilustrasi di atas bukan merupakan definisi yang tegas, karena yang sebelumnya
dianggap sebagai masalah penelitian, karena terlalu kompleks, maka bisa saja masalah
penelitian tersebut menjadi topik penelitian, karena tidak bisa diselesaikan oleh seorang
peneliti.
B. MASALAH PENELITIAN
1. Sebuah penelitian seharusnya tidak hanya sekedar mencapai pencerahan diri. Kita
semua memiliki jarak yang besar dalam pendidikan kita masing-masing yang kita
semua ingin mempersempitnya. Tetapi sekedar pencerahan diri seharusnya tidak
menjadi tujuan utama dari penelitian yang diusulkan. Pengumpulan informasi
untuk mengetahui lebih banyak tentang bidang kajian tertentu sama sekali
berbeda dengan melihat keseluruhan data yang ada untuk mencari tahu kontribusi
data tersebut terhadap masalah yang akan diselesaikan. Sebagai contoh, seorang
mahasiswa membuat kalimat berikut yang dia anggap sebagai rumusan masalah:
”Masalah penelitian yang akan diteliti adalah untuk mempelajari lebih lanjut
tentang cara membuat mailing-list dengan menggunakan Microsoft Words”.
2. Masalah yang tujuan utamanya membandingkan dua kumpulan data tidak cocok
untuk masalah penelitian. Sebagai contoh, seseorang mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut:
Tabel sederhana berikut ini akan menjawab rumusan masalah di atas (angka-
angka dalam tabel hanya contoh, tidak menggambarkan angka yang sebenarnya)
2011 2019
Laki-laki 15.264.921 21.579.654
Perempuan 14.462.129 20.975.456
Proyek ”penelitian” ini tidak melibatkan apapun kecuali hanya kunjungan singkat
ke situs pemerintah untuk menampilkan sesuatu yang sudah diketahui. Dengan
demikian, rumusan masalah pada contoh di atas juga bukan merupakan contoh
rumusan masalah yang baik.
3. Pernyataan yang hanya menghitung koefisien korelasi antara dua kumpulan data
yang terelasi merupakan rumusan masalah yang tidak bisa diterima. Mengapa?
Karena resep utama dari penelitian yang sebenarnya – memaknai data – tidak
terlihat dalam pernyataan tersebut. Koefisien korelasi hanya sebuah besaran
MSIM4312 Modul 02 2.7
statistik yang menunjukkan kedekatan dua karakteristik atau dua peubah menurut
kriteria tertentu. Besaran tersebut tidak dapat menjelaskan mengapa relasi
tersebut bisa muncul.
Beberapa peneliti pemula berpikir bahwa setelah mereka mengumpulkan data
dan melakukan analisis statistik sederhana atas data tersebut, pekerjaan mereka
selesai. Kenyataannya, pekerjaan mereka tidak boleh hanya berhenti sampai pada
titik tersebut, tetapi hal tersebut sesungguhnya baru permulaan. Sebagai contoh,
seorang peneliti menunjukkan bahwa aplikasi tertentu membuat kinerja karyawan
meningkat 20%. Fakta ini barangkali tidak menarik untuk ditindaklanjuti, karena
penggunaan aplikasi memang diharapkan meningkatkan kinerja karyawan.
Tetapi, bisa memunculkan pertanyaan penelitian yang lebih menarik, misalnya
fitur apa dari aplikasi tersebut yang disukai karyawan? Selain fitur yang ada,
faktor apa saja yang menyebabkan karyawan menyukai aplikasi tersebut? Apakah
ada kaitannya antara kenaikan kinerja karyawan dengan sifat aplikasi, yakni
aplikasi yang penggunaannya bersifat mandatori atau sukarela? Materi khusus
tentang pertanyaan penelitian akan dijelaskan pada Modul 4.
4. Persoalan yang hanya memberikan jawaban ”ya” atau ”tidak” tidak layak untuk
diangkat menjadi rumusan masalah. Alasannya sama dengan pada poin (3) di
atas. Kedua kasus ini hanya menyapu bagian luar dari bidang kajian yang
diinvestigasi tanpa mengeksplorasi mekanisme yang mendasarinya.
Sebuah pernyataan yang berbunyi ”Aplikasi statistik yang populer akan
memberikan manfaat kepada pengguna” bukan merupakan rumusan masalah
yang baik. Hal yang bisa diteliti adalah bukan benar tidaknya aplikasi statistik
memberi manfaat kepada pengguna, tetapi manfaat apa – jika memang ada – yang
diperoleh pengguna ketika menggunakan aplikasi statistik tersebut. Fitur apa saja
yang paling memberikan manfaat kepada pengguna yang berbeda?
biasanya tergantung dari topik di bidang tertentu yang Anda tertarik untuk
mendalaminya dan tipe persoalan praktis atau teoritis, yang Anda ingin lakukan.
Peneliti biasanya memilih topik penelitian dari berbagai sumber terutama dari
abstrak atau saran-saran yang ditulis di dalam laporan-laporan penelitian yang
sebelumnya dilakukan. Mereka terkadang tidak mengidentifikasi masalah penelitian
dari awal, tetapi menentukannya berdasar pada topik tersebut.
Topik penelitian yang Anda pilih barangkali merupakan topik yang sedang
hangat, tetapi ini bukan merupakan dasar yang kuat untuk penelitian akademis. Tanpa
masalah penelitian yang didefinisikan dengan baik, kemungkinan besar Anda akan
menghadapi penelitian yang tidak fokus dan tak terkendali. Ada kemungkinan Anda
akan mengulang yang sudah dikerjakan peneliti lain. Anda memerlukan masalah
penelitian untuk dapat melakukan penelitian yang berkontribusi pada pendalaman yang
baru dan relevan.
Identifikasi sifat dan dimensi masalah yang tepat merupakan hal yang sangat
penting dalam sebuah penelitian. Calon peneliti harus belajar mengenali dan
mendefinisikan masalah. Langkah-langkah berikut perlu dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah penelitian.
Langkah 1: Menentukan bidang penelitian yang seorang peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian.
Langkah 2: Peneliti harus mengembangkan penguasaan pada bidang penelitian yang
ingin dia lakukan atau mempunyai spesialisasi di bidang tersebut.
Langkah 3: Dia harus mengkaji penelitian yang dilakukan di bidang tersebut untuk
mengetahui tren dan studi terbaru yang sudah dilakukan.
Langkah 4: Atas dasar kajian pada langkah sebelumnya, dia perlu mempertimbangkan
bidang prioritas penelitiannya.
Langkah 5: Dia harus membuat analogi dan mempunyai wawasan yang cukup atau
menggunakan pengalaman pribadinya untuk mengidentifikasi masalah.
Dia dapat meminta bantuan dari peneliti lain yang juga tertarik di bidang
tersebut.
Langkah 6: Dia harus menunjukkan aspek spesifik dari masalah yang akan diselidiki.
yang dapat ditingkatkan di sebuah institusi, dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh
sekelompok orang dengan kebutuhan khusus di masyarakat. Contoh masalah penelitian
praktis misalnya:
Divisi pemasaran di perusahaan XYZ mempunyai persentase yang tinggi dalam
hal pergantian staf sehingga mempengaruhi produktivitas dan kohesi tim.
Organisasi nirlaba ABC mengalami defisit keuangan selama dua tahun berturut-
turut sehingga beberapa program harus dibatalkan.
Pada contoh pertama, Anda perlu mencari sebab terjadinya pergantian staf yang
mempunyai persentase yang tinggi untuk dapat memperbaikinya. Hal yang sama juga
terjadi pada contoh kedua. Anda perlu mencari penyebab defisit keuangan yang dialami
oleh organisasi nirlaba ABC. Pada kedua contoh di atas, selain persoalan yang teramati
juga disebutkan akibat dari persoalah tersebut. Pada contoh pertama, persoalannya
adalah ”persentase pergantian staf yang tinggi” dan akibatnya adalah ”produktivitas dan
kohesi tim” terpengaruh. Pada contoh kedua, persoalannya adalah ”defisit keuangan
selama dua tahun berturut-turut” dan akibatnya adalah ”pembatalan beberapa program”.
Dari kedua contoh ini bisa dilihat bahwa masalah penelitian akan bagus ketika
ditunjukkan persoalannya diikuti dengan akibat yang ditimbulkan dari persoalan
tersebut.
Beberapa isu yang cocok untuk dilakukan penelitian berbasis pada masalah
penelitian teoritis, antara lain fenomena atau konteks yang belum dipelajari secara
mendalam, kontradiksi dari dua atau lebih sudut pandang (seperti disajikan pada contoh
di atas), situasi atau relasi antara dua peubah atau lebih yang belum dipahami dengan
baik, dan pertanyaan pada aspek tertentu yang belum terjawab atau terkonfirmasi.
Untuk dapat memilih masalah yang cocok, peneliti harus memutuskan bidang
investigasinya terlebih dahulu seperti diilustrasikan pada Gambar 2.1. Dia harus
mempelajari bidang tersebut secara intensif. Dengan cara ini, peneliti bisa menemukan
masalah yang menarik untuk diteliti.
MSIM4312 Modul 02 2.11
Selain hal-hal di atas, dalam menentukan masalah yang akan diteliti, Anda
terkadang terlebih dahulu harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Apakah masalah yang dipilih bener-benar penting?
2. Apakah masalahnya menarik bagi orang lain?
3. Apakah masalah yang dipilih merupakan masalah nyata?
4. Apakah masalah menampilkan orisinalitas dan kreativitas?
5. Apakah saya benar-benar peduli dengan menemukan solusi?
6. Apakah dari masalah yang saya pilih dapat dinyatakan sebagai hipotesis yang
dapat diuji?
7. Apakah saya akan belajar sesuatu yang baru dari masalah ini?
8. Apakah saya memahami hubungan masalah khusus ini dengan area masalah yang
lebih luas?
9. Apakah saya dapat memilih sampel yang dapat digeneralisasi untuk beberapa
populasi?
10. Apakah orang lain dapat mereplikasi penelitian ini?
11. Apakah instrumen pengumpulan data yang saya usulkan benar-benar
memberikan informasi yang saya inginkan?
12. Apakah penelitian, termasuk penerapan hasilnya, bersifat praktis?
2.12 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian
F. PERNYATAAN MASALAH
Masalah yang akan diselesaikan dalam sebuah penelitian harus jelas, tidak
ambigu. Masalah yang akan diteliti harus didefinisikan secara jelas ke dalam pernyataan
atau rumusan masalah (problem statement), karena berikut ini.
1. Definisi masalah menentukan arah penelitian.
2. Definisi masalah menyiratkan metodologi atau prosedur penelitian yang harus
dipilih.
3. Definisi masalah membantu peneliti untuk mengendalikan subjektivitas atau bias
peneliti.
4. Definisi masalah juga menyiratkan peubah yang akan diambil dalam penelitian
tersebut.
5. Definisi masalah yang jelas menjadikan penelitian dapat dilakukan.
Latar belakang yang diajukan oleh peneliti adalah ”Komputer yang saya pakai
sekarang terasa lambat, sering muncul ikon jam pasir”. Dari latar belakang ini peneliti
kemudian mengajukan tiga rumusan masalah.
1. Bagaimana mengganti CPU?
2. Bagaimana mengganti hard disk dengan cepat?
3. Bagaimana menambah kapasitas RAM?
Apa yang salah dengan rumusan masalah yang disajikan pada Gambar 2.2? Jika
Anda cermati dengan sungguh-sungguh, setiap kalimat mempunyai dua kesalahan
mendasar, yaitu:
1. rumusan masalah ditulis dengan menggunakan kalimat tanya, bukan kalimat
berita;
2. substansi dari kalimat yang disampaikan oleh peneliti sesungguhnya bukan
rumusan masalah.
Gambar 2.2
Contoh Rumusan Masalah yang Salah
Dari dua kesalahan mendasar pada setiap rumusan masalah di atas, kesalahan
fatal ada di kesalahan nomor 2, yakni substansi dari kalimat yang digunakan oleh
peneliti. Jika Anda cermati masing-masing “rumusan masalah” di atas, substansinya
adalah menanyakan solusi mengatasi komputer yang terasa lambat. Sebagai contoh,
pada “rumusan masalah” nomor 1 yang berbunyi “Bagaimana mengganti CPU?”.
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang menjadi dasar bagi peneliti untuk mengajukan
“rumusan masalah” nomor 1? Atau, pertanyaan lainnya adalah apa yang menyebabkan
peneliti ingin mengganti CPU? Gambar 2.2 sama sekali tidak menunjukkan adanya
dasar atau sebab yang dimaksud. Demikian juga dengan “rumusan masalah” nomor 2
maupun nomor 3 yang secara substansi menanyakan solusi, yakni cara mengganti hard
disk dan menambah kapasitas RAM. Sekali lagi, tidak jelas apa yang mendasari kedua
“rumusan masalah” ini.
2.14 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian
Persoalan utama dari “rumusan masalah” yang disampaikan pada Gambar 2.2
adalah bahwa peneliti belum memberitahukan atau melakukan observasi yang
menyebabkan komputer terasa lambat. Dengan demikian, sebelum mengajukan
pertanyaan yang di Gambar 2.2 disebut dengan “rumusan masalah”, peneliti mestinya
memberitahukan, dalam penelitian yang sesungguhnya menulis dengan jelas, penyebab
komputer lambat. Dengan kata lain, antara lingkaran yang berlabel “Latar Belakang”
dan “Rumusan Masalah” mestinya harus ada satu elemen lagi yang menyebutkan
masalah sesungguhnya yang dihadapi oleh peneliti. Masalah sesungguhnya inilah yang
mestinya menjadi Rumusan Masalah. Dengan demikian, Gambar 2.2 harus diubah
menjadi Gambar 2.3 ketika peneliti menyampaikan rumusan masalahnya. Gambar 2.3
menunjukkan rumusan masalah yang benar.
Gambar 2.3
Contoh Rumusan Masalah yang Benar
Perhatikan pada tiga oval yang diberi label ”Rumusan Masalah” pada
Gambar 2.3. Kalimat yang digunakan di dalam ketiga oval ini adalah kalimat berita. Di
dalam kalimat berita tersebut berisi informasi yang menunjukkan salah satu atau
beberapa ”penyebab” komputernya terasa lambat. Dalam contoh di atas, penyebab
pertama komputer terasa lambat adalah CPU yang sudah kuno. Penyebab kedua adalah
hard disk sudah hampir penuh dan ada bad sector, dan penyebab ketiga adalah
banyaknya aplikasi yang berjalan di background. Dengan demikian, secara susunan
kalimat dan substansinya, maka ketiga kalimat di atas sudah benar sebagai rumusan
masalah.
Dari rumusan masalah yang sudah ditetapkan, langkah berikutnya adalah
menanyakan cara menyelesaikan masalah tersebut. Di sinilah pertanyaan ”Bagaimana
mengganti CPU?” dan dua pertanyaan lainnya menjadi relevan. Karena substansinya
adalah menanyakan solusi dan disampaikan sebagai kalimat tanya, maka ketiga kalimat
MSIM4312 Modul 02 2.15
Gambar 2.4
Kaitan antara Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Pertanyaan Penelitian
Jika Anda kembali ke Modul 1, khususnya Kegiatan Belajar 2, Anda akan ingat
kembali penjelasan tentang Langkah-langkah Penelitian. Pada penjelasan tersebut bisa
Anda lihat kembali bahwa untuk dapat mengetahui berbagai solusi yang berkaitan
dengan rumusan masalah, sebelum pertanyaan penelitian diajukan, peneliti harus
menunjukkan kajian pustaka dan landasan teori. Kajian pustaka dan landasan teori ini
menjadi dasar untuk menetapkan solusi yang dipilih guna menyelesaikan masalah yang
diajukan. Diskusi tentang kajian pustaka dan landasan teori akan disajikan pada
Modul 3.
1) Fokus dari masalah penelitian praktis terkait dengan usaha untuk memperbaiki
pengalaman praktis atau meminimalkan risiko yang bisa terjadi. Contoh fokus
dari masalah penelitian praktis adalah peningkatan kinerja atau efisiensi sebuah
organisasi. Fokus dari masalah pengalaman teoritis adalah perluasan pengetahuan
dan pemahaman dari suatu fenomena. Contoh fokus dari masalah penelitian
teoritis adalah kontradiksi antara dua atau lebih perspektif tentang sebuah
fenomena.
2) Penulisan rumusan masalah yang baik dan benar harus mengikuti dua hal, yakni
menggunakan kalimat berita dan secara substansi menunjukkan sesuatu yang
perlu untuk diselesaikan tetapi tidak harus menunjukkan cara menyelesaikannya.
Contoh untuk masalah penelitian praktis:
Penggunaan tiket elektronik yang kurang sosialisasi menyebabkan banyak calon
penumpang kebingungan untuk membeli tiket elektronik sehingga terjadi antrian
panjang di stasiun kereta api komuter.
Contoh untuk masalah penelitian teoritis:
Relasi antara jenis kelamin, ras, dan ketidakseimbangan penghasilan pada pekerja
dari angkatan kerja milenial perlu dipelajari secara mendalam.
3) Beberapa sumber yang bisa digunakan untuk mendapatkan masalah penelitian
antara lain:
a. pengalaman pribadi peneliti,
b. artikel jurnal dan prosiding, buku teks, abstrak tesis, disertasi, laporan
penelitian,
c. inovasi baru, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan
di berbagai bidang,
d. diskusi dengan ahli di bidang yang sesuai.
1. Secara umum dikenal masalah penelitian praktis dan teoritis. Masalah penelitian
praktis berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya praktis terkait dengan organisasi,
layanan, atau pengalaman pelanggan/karyawan/pengguna/mahasiswa secara
umum. Masalah penelitian teoritis berfokus pada perluasan atau pengembangan
pengetahuan dan pemahaman tentang suatu fenomena yang tidak harus
menunjukkan dampak langsung kepada anggota masyarakat.
2. Masalah penelitian dapat digali dari berbagai sumber. Beberapa sumber yang bisa
digunakan untuk menggali masalah penelitian antara lain pengalaman pribadi
peneliti, artikel dari jurnal, prosiding, buku teks, abstrak tesis, dan disertasi,
bagian saran atau future works dari penelitian yang sudah dilakukan, maupun dari
berbagai laporan penelitian.
MSIM4312 Modul 02 2.17
3. Dua hal penting yang harus diingat ketika menuliskan rumusan masalah, yaitu
penggunaan kalimat dan substansinya. Hal yang pertama adalah kalimat pada
rumusan masalah harus menggunakan kalimat berita atau pernyataan, bukan
kalimat tanya atau pertanyaan. Hal yang kedua terkait dengan substansi dari
rumusan masalah tersebut, yakni berisi sebuah persoalan yang diidentifikasi dari
Latar Belakang dan konsekuensinya ketika persoalan tersebut tidak diselesaikan.
Anggapan bahwa rumusan masalah berisi solusi adalah keliru.
1) Masalah penelitian secara substansi bisa berupa hal berikut ini, kecuali ....
A. isu khusus terkait peningkatan efisiensi
B. kontradiksi
C. pencerahan diri
D. kesenjangan pengetahuan
2) Di antara kalimat berikut, satu pernyataan yang paling tepat pada kalimat
adalah ....
A. satu topik penelitian dapat terdiri atas beberapa rumusan masalah
B. satu hipotesis untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian
C. satu rumusan masalah dapat terdiri atas beberapa topik penelitian
D. satu pertanyaan penelitian untuk menjawab beberapa rumusan masalah
7) Salah satu sumber untuk mencari masalah penelitian disebutkan di bawah ini,
kecuali ....
A. artikel jurnal
B. inovasi baru
C. pengalaman pribadi peneliti
D. wikipedia
8) Rumusan masalah harus tidak berdasarkan pada hal berikut ini, kecuali ....
A. pendapat pribadi peneliti
B. asumsi terkait aspek tertentu
C. informasi dari kolega peneliti
D. berita di media sosial
9) Rumusan masalah tidak boleh dituliskan dengan kalimat tanya, karena ....
A. tidak menunjukkan solusi
B. berhubungan erat dengan pertanyaan penelitian
C. berisi pernyataan yang menunjukkan persoalan yang akan diselesaikan
dengan penelitian yang diusulkan
D. jawaban A, B, dan C salah
MSIM4312 Modul 02 2.19
10) Salah satu masalah penelitian teoritis yang layak untuk ditindaklanjuti adalah
berdasarkan pada keinginan peneliti untuk ....
A. mempersempit kesenjangan atau gap dari pengetahuan yang ada saat ini
B. meningkatkan kinerja organisasi
C. mempersingkat layanan prima
D. pembenahan proses bisnis
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
2.20 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian
Kegiatan
Belajar
Keaslian Penelitian 2
P ada Kegiatan Belajar 1 telah dijelaskan bahwa salah satu kriteria masalah
penelitian yang baik adalah adanya kebaruan dari masalah yang diajukan. Anda
juga akan belajar bahwa penelitian yang baik perlu memperhatikan hasil dari
penelitian-penelitian sebelumnya di Modul 4. Dengan memperhatikan hasil dari
penelitian-penelitian sebelumnya untuk bidang kajian atau topik penelitian terkait, Anda
akan bisa menunjukkan perbedaan penelitian yang akan atau sudah Anda lakukan
dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Dengan kata lain, ketika Anda melakukan
sebuah penelitian, Anda harus menunjukkan bahwa ada unsur keaslian dalam penelitian
yang Anda kerjakan. Dengan demikian, keaslian penelitian juga perlu mendapat
perhatian ketika Anda melakukan sebuah penelitian.
Salah satu kriteria yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah penelitian
adalah keaslian penelitian. Istilah lain dari keaslian penelitian adalah kebaruan, novelty,
atau kontribusi penelitian. Keaslian penelitian bisa diartikan sebuah pernyataan atau
kalimat yang menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti
memiliki aspek yang berbeda dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain yang
sudah dilakukan sebelumnya.
Keaslian penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah unik dan belum pernah ada penelitian serupa yang menggunakan kerangka kerja
yang sama untuk melakukan analisis. Klaim bahwa penelitian yang dilakukan oleh
seorang peneliti mempunyai keaslian tidak cukup berupa pernyataan peneliti, bahwa
penelitian yang dia kerjakan adalah asli, misalnya ”… belum ada riset tentang hal ini
yang pernah dilaksanakan” atau ”Saya menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan
adalah asli dan belum pernah dikerjakan orang lain”. Anda juga tidak perlu melakukan
sumpah, tetapi dilakukan secara ilmiah.
Pernyataan keaslian penelitian harus didukung dengan pustaka yang
menunjukkan penelitian-penelitian yang relevan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Peneliti harus menunjukkan bukti dari penelitian sebelumnya terkait yang sudah dan
belum dikerjakan. Untuk hal ini, peneliti bisa menunjukkan kesenjangan penelitian atau
research gap dari penelitian-penelitian terdahulu. Kesenjangan penelitian dijelaskan
kemudian.
MSIM4312 Modul 02 2.21
Topik penelitian dari sebuah bidang ilmu bisa diilustrasikan dengan gambaran
sederhana dari jigsaw puzzle seperti terlihat pada Gambar 2.51 dan Gambar 2.62. Topik
penelitian tertentu hanya mempunyai masalah untuk diteliti dalam jumlah tidak banyak
(diilustrasikan dengan jigsaw puzzle pada Gambar 2.5); sementara topik penelitian lain
mempunyai masalah yang lebih banyak (diilustrasikan dengan jigsaw puzzle pada
Gambar 2.6). Ilustrasi pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 menunjukkan bahwa jigzaw
puzzle tersusun atas keping-keping puzzle yang harus disusun sedemikian rupa untuk
bisa membentuk jigsaw puzzle yang lengkap. Penelitian yang akan Anda lakukan bisa
diilustrasikan dengan sebuah keping puzzle yang akan Anda pasang pada posisinya yang
tepat. Sebelum Anda memasang keping tersebut, terutama kalau jigsaw puzzlenya sudah
setengah jalan, Anda harus mencari tahu terlebih dahulu tempat keping yang Anda
punyai akan dipasang.
1 https://www.freevector.com/jigsaw-puzzle
2 https://specialtyproducts.store/ruby-throated-hummingbird-49-piece-teaser-size-wooden-jigsaw-puzzle-
zen-puzzles/
2.22 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian
Dua fokus yang bisa digunakan untuk menunjukkan keaslian penelitian misalnya:
1. melakukan penelitian atas persoalan lama menggunakan cara baru dengan
menunjukkan implikasi pada sisi metodologi dan aspek teori terhadap
pengetahuan yang ada;
2. melakukan penelitian atas persoalan baru menggunakan cara yang sudah
diketahui yang juga dapat menunjukkan implikasi pada sisi metodologi dan aspek
teori terhadap pengetahuan yang ada.
Keaslian penelitian yang Anda tunjukkan dengan cara seperti dijelaskan di atas
bisa digunakan untuk menunjukkan:
1. perbedaan penelitian Anda dengan penelitian orang lain,
2. posisi penelitian Anda terhadap penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya,
3. kontribusi terhadap satu topik tertentu secara khusus atau bidang ilmu tertentu
secara lebih umum.
B. KESENJANGAN PENELITIAN
3 https://wordvice-wp-static.s3-ap-northeast-1.amazonaws.com/uploads/2018/11/research-gap.jpg
MSIM4312 Modul 02 2.23
Gambar 2.7
Ilustrasi Kesenjangan Penelitian
C. DIAGRAM FISHBONE
Salah satu alat bantu yang bisa digunakan untuk menunjukkan keaslian penelitian
adalah diagram tulang ikan atau fishbone diagram. Diagram tulang ikan juga disebut
dengan diagram Ishikawa karena dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram ini
sesungguhnya adalah sebuah diagram yang sering digunakan untuk menunjukkan
sebab-efek (cause-effect) dari kekurangsempurnaan, kerusakan, variasi, maupun
kegagalan dari sebuah produk. Contoh diagram tulang ikan disajikan pada Gambar 2.8.
Sesuai dengan namanya, maka diagram tulang ikan terdiri atas dua bagian, yakni
bagian duri-duri ikan pada badannya dan bagian kepala. Di atas sudah disebutkan bahwa
diagram tulang ikan digunakan untuk menunjukkan sebab-efek pada sebuah proses atau
produk dan sejenisnya. Bagian badan, yakni duri-durinya menggambarkan ”sebab”
yang mengakibatkan ”efek” yang digambarkan sebagai kepala ikan. Simbol yang diberi
label ”Kategori 1” sampai ”Kategori 6” adalah kategori ”sebab” yang menimbulkan
”efek”, misalnya metode, pengukuran, bahan baku, dan lain sebagainya. Duri-duri yang
diberi label ”sebab11” sampai dengan ”sebab63” adalah detail dari ”sebab” yang
menimbulkan ”efek” yang dikategorikan menjadi ”Kategori 1” sampai dengan
”Kategori 6”.
MSIM4312 Modul 02 2.25
Gambar 2.8
Contoh Diagram Tulang Ikan
Di atas sudah dijelaskan bahwa untuk menunjukkan keaslian dari penelitian yang
Anda kerjakan, Anda perlu membaca dan mengkaji sejumlah artikel terutama berasal
dari jurnal dan/atau prosiding. Artikel yang dipilih tentu saja harus relevan dengan topik
dan masalah penelitian yang Anda pilih. Dengan demikian, Anda bisa memodifikasi
diagram tulang ikan yang semula digunakan untuk menunjukkan sebab-efek dari
kekurangsempuraan atau kegagalan produk menjadi diagram tulang ikan yang
menunjukkan sejumlah artikel yang Anda kaji sebagai dasar bagi pengusulan penelitian
Anda sekaligus menunjukkan keaslian penelitian yang Anda kerjakan. Gambar 2.9
menyajikan modifikasi diagram tulang ikan yang digunakan untuk menyatakan keaslian
penelitian.
Pada Gambar 2.9 duri-duri ikan diberi label “acuan11” sampai dengan “acuan63”
dari “Kata kunci 1” sampai dengan “Kata kunci 6”. Gambar tersebut menunjukkan
bahwa acuan untuk setiap kata kunci cacahnya sama, yakni 3. Dalam prakteknya tidak
harus demikian. Cacah acuan atau artikel untuk setiap kata kunci bisa berbeda.
Gambar 2.9 juga menunjukkan bahwa cacah kategori pada bagian atas tubuh ikan sama
dengan bagian bawahnya. Untuk cacah kategori inipun juga tidak harus demikian.
Cacah kategori dan cacah acuan untuk setiap kategori disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 2.10 menunjukkan contoh praktis dari penggunaan diagram tulang ikan.
2.26 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian
Gambar 2.9
Modifikasi Diagram Tulang Ikan untuk Menunjukkan
Keaslian Penelitian
Gambar 2.10
Contoh Diagram Tulang Ikan dari Usulan Penelitian tentang Perilaku Belanja Daring
D. TUJUAN PENELITIAN
Dua dari tiga contoh tujuan penelitian di atas bersifat deskriptif, yakni Tujuan 1
dan Tujuan 2, dan Tujuan 3 menunjukkan contoh tujuan penelitian yang merelasikan
dua perubah. Pada Tujuan 1, hasil akhir dari penelitian adalah identifikasi faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan mahasiswa untuk memilih aplikasi pengolahan gambar.
Pada Tujuan 2, hasil akhir dari penelitian adalah deskripsi fitur-fitur yang ada pada
aplikasi media sosial. Pada Tujuan 3, peneliti akan bisa menentukan pengaruh aktivitas
ekstra kurikuler dan kinerja akademik mahasiswa. Dari tiga contoh tujuan di atas,
Tujuan 1 dan Tujuan 2 tidak memerlukan hipotesis, sementara Tujuan 3 memerlukan
hipotesis yang harus diuji untuk mengetahui hasil akhirnya.
E. MANFAAT PENELITIAN
3. Tujuan penelitian adalah pernyataan yang menunjukkan apa yang ingin dicapai
oleh seorang peneliti melalui sebuah penelitian. Ada tujuan umum yang bisa
dipecah-pecah menjadi beberapa yang lebih spesifik yang disebut dengan tujuan
khusus. Tujuan penelitian mempunyai beberapa fungsi, antara lain membantu
peneliti untuk menentukan fokus studi, mengidentifikasi peubah yang akan
diukur, menunjukkan berbagai langkah yang harus dilakukan, menetapkan
batasan penelitian, menghindari pengumpulan data yang tidak relevan. Tujuan
penelitian diawali dengan kata seperti membandingkan, menghitung, menilai,
menentukan, memverifikasi, menjelaskan, dan sejenisnya. Penggunaan kata kerja
ini memungkinkan tujuan penelitian bisa dievaluasi tingkat ketercapaiannya.
5) Tujuan penelitian bisa diawali dengan menggunakan kata kerja sebagai berikut,
kecuali ….
A. membandingkan
B. menghitung
C. memverifikasi
D. mempercayai
6) Publikasi atau artikel yang dirujuk untuk dilakukan kajian pustaka adalah
publikasi yang diterbitkan ….
A. lima tahun terakhir
B. tujuh tahun terakhir
C. sembilan tahun terakhir
D. sepuluh tahun terakhir
7) Dari beberapa pernyataan berikut ini, pernyataan yang paling tepat tentang
diagram tulang ikan adalah jumlah ....
A. kata kunci dalam diagram tulang ikan harus genap
B. artikel yang dikaji untuk setiap kata kunci harus sama
C. artikel yang dikaji untuk setiap kata kunci bisa berbeda
D. kata kunci dalam diagram tulang ikan harus ganjil
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
2.34 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian
Tes Formatif 1
1) C
2) A
3) D
4) B
5) B
6) B
7) D
8) B
9) C
10) A
Tes Formatif 2
1) D
2) B
3) C
4) B
5) D
6) A
7) C
8) D
9) B
10) A
MSIM4312 Modul 02 2.35
Daftar Pustaka
Aberson, C. L., Berger, D. E., Healy, M. R., & Romero, V. L. (2003). Evaluation of an
interactive tutorial for teaching hypothesis testing concepts. Teaching of
Psychology, 30(1), pp. 75-78.
Bergstrand, K., & Savage, S. V. (2013). The Chalkboard versus the Avatar: Comparing
the effectiveness of online and inclass courses. Teaching Sociology, 41(3), pp.
294-306.
Jensen, S. A. (2011). In-class versus online video lectures: Similar learning outcomes,
but a preference for in-class. Teaching of Psychology, 38(4), pp. 298-302.
Leedy, P. D., & Ormord, J. E. (2015). Practical research, planning, and design (11th
edition). England: Global Edition, Pearson Education Limited.
Price, L., Richardson, J. T. E., & Jelfs, A. (2007). Face-to-face versus online tutoring
support in distance education. Studies in Higher Education, 32(1), pp. 1-20.
Salkind, N. J. (2018). Exploring research (9th edition). England: Global Edition, Pearson
Education Limited.
____________. (2006). The effect of web search strategy on online purchase intention:
A web design element-related cost-benefit approach. Disertasi Doktoral.
Departement of Information Systems, School of Computing, National University
of Singapore.
Trochim, W. M. K., & Donelly, J. P. (2006). The research method knowledge base (3rd
edition). Ohio, USA: Atomic Dog Publishing.