Konsep Dasar Penelitian 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 71

MSIM4312

Edisi 1

MODUL 01
Konsep Dasar Penelitian

Ir. Paulus Insap Santosa, M.Sc., Ph.D., IPU


Daftar Isi

Modul 01 1.1
Konsep Dasar Penelitian

Kegiatan Belajar 1 1.4


Pemahaman Umum
tentang Penelitian

Latihan 1.15
Rangkuman 1.16
Tes Formatif 1 1.17

Kegiatan Belajar 2 1.20


Langkah-langkah Penelitian

Latihan 1.30
Rangkuman 1.31
Tes Formatif 2 1.31

Kunci Jawaban Tes Formatif 1.35


Daftar Pustaka 1.36
MSIM4312 Modul 01 1.3

S
etiap mahasiswa sebelum dinyatakan lulus dari tempatnya belajar diwajibkan
untuk membuat tugas akhir. Tugas akhir tersebut dibuat berdasarkan hasil yang
diperoleh dari sebuah penelitian. Penelitian tidak hanya sekedar melakukan
pengambilan data dan membuat laporan penelitian, tetapi terdiri atas beberapa tahap
satu sama lain saling terkait. Dengan demikian, sangat penting bagi Anda sekalian untuk
mempelajari dan memahami tahapan dalam penelitian sebelum Anda melakukan
penelitian dengan baik dan benar.
Modul 1 mengajak Anda untuk mempelajari dan memahami tahapan yang harus
dilalui dalam sebuah kegiatan penelitian. Pemahaman di satu tahapan akan menjadi
dasar bagi Anda untuk masuk ke tahap berikutnya. Setelah mempelajari modul ini,
diharapkan Anda dapat memahami konsep dasar penelitian yang terdiri atas sejumlah
tahap yang harus dilalui. Secara khusus, Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. pengertian penelitian;
2. karakteristik penelitian;
3. tahapan penelitian secara keseluruhan;
4. setiap tahap penelitian;
5. arti, maksud, dan kegunaan dari setiap tahap penelitian;
6. sifat penelitian yakni sifat siklis/helikal;
7. jenis-jenis penelitian.
1.4 Konsep Dasar Penelitian

Kegiatan
Belajar

Pemahaman Umum
tentang Penelitian 1

P ada berbagai industri, khususnya yang menghasilkan produk, biasanya mereka


mempunyai satu divisi yang disebut dengan Divisi Penelitian dan
Pengembangan (Research and Development Division). Pada divisi ini, berbagai
produk diciptakan, dirancang, dikembangkan, dan diuji sebelum dinyatakan lolos untuk
diproduksi secara massal dan dipasarkan. Dengan demikian, penelitian/riset menjadi
bagian penting untuk keberhasilan suatu produk.
1. Timbul pertanyaan, apakah penelitian hanya diperlukan ketika seseorang atau
industri ingin menghasilkan suatu produk? Jawabnya adalah tidak. Penelitian
tidak harus menghasilkan suatu produk. Penelitian juga perlu dilakukan untuk
memahami suatu fenomena atau mencari jawaban atas suatu permasalahan.
2. Penelitian telah menjadi bagian dari kehidupan akademik maupun industri. Apa
yang menyebabkan hal ini terjadi? Mengapa hal ini mendapatkan momentum?
Sebagian besar dari kita mengakui bahwa kemajuan yang telah dibuat dan terjadi
dalam masyarakat kita sebagian besar berasal dari hasil penelitian. Kita tidak
memiliki definisi yang tepat tentang istilah tersebut. Sebagian besar dari kita
memiliki gagasan yang kabur tentang apa saja yang terlibat dalam sebuah
penelitian, selain konsep kita tentang penelitian yang pada umumnya berorientasi
pada eksperimen seperti yang dilakukan dalam berbagai bidang ilmu.

A. ARTI PENELITIAN

Secara sederhana, penelitian adalah mencari jawaban atas pertanyaan tertentu


yang belum terjawab dan jawabannya tergantung dari upaya yang dilakukan oleh
penelitinya. Jawaban tergantung pada upaya manusia. Kita ambil contoh tentang bulan.
Beberapa puluh tahun yang lalu, manusia tidak tahu bulan itu sebenarnya benda seperti
apa? Apakah masalah ini tidak ada solusinya? Saat itu orang hanya bisa berasumsi
tentang apa itu bulan. Sampai suatu saat, ketika tiga astronaut pergi ke bulan dan salah
satunya membawa tanah dari bulan yang kemudian dipelajarinya. Setelah
mempelajarinya, maka para astronaut bisa memberikan jawaban yang pasti tentang apa
itu bulan. Dalam kasus lain, ada pertanyaan ”Apakah jawaban dari pertanyaan dalam
ujian juga merupakan sebuah penelitian?” Jawabannya adalah 'tidak', karena jawaban
dari pertanyaan ini sudah tersedia. Jawaban atas pertanyaan ujian tersedia dalam buku
MSIM4312 Modul 01 1.5

teks, catatan kelas, dan lain-lain. Penelitian hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan


yang jawabannya tidak tersedia dalam berbagai literatur, yaitu dalam pengetahuan
manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian hanya mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia mulai dari
yang sederhana sampai yang canggih.
Secara sederhana, penelitian adalah sebuah kegiatan mencari jawaban yang dapat
diandalkan atas sebuah permasalahan melalui serangkaian tindakan yang terencana.
Tindakan yang terencana tersebut utamanya adalah pengumpulan, analisis, dan
interpretasi atas data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Penelitian merupakan proses yang paling penting untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dalam rangka mempromosikan kemajuan ilmu pengetahuan. Penelitian
juga memungkinkan manusia untuk berhubungan secara lebih efektif ke lingkungannya,
terutama yang menyangkut permasalahan yang mereka hadapi. Perlu disadari bahwa
penelitian bukan merupakan satu-satunya cara, tetapi merupakan salah satu cara yang
lebih efektif untuk menyelesaikan masalah ilmiah.

B. ISTILAH PENELITIAN

Istilah penelitian dalam bahasa Inggris adalah research, yang berasal dari kata re
dan search. Re artinya berulang-ulang, dan search artinya mencari sesuatu. Secara
sederhana dapat digambarkan dengan ilustrasi berikut ini:

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa penelitian adalah mengamati suatu


fenomena secara berulang-ulang dari sudut pandang yang berbeda. Sebagai contoh, ada
ukuran terkait kecepatan komputasi ketika diamati dari sudut pandang atau dimensi
yang berbeda. Penelitian adalah sebuah proses ketika seseorang atau sekelompok orang
mengamati sebuah fenomena secara berulang kali untuk mengumpulkan data.
Berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan analisis atas data tersebut untuk
menarik kesimpulan.
Penelitian berorientasi pada penemuan hubungan yang ada di antara banyak
fenomena yang ada. Asumsi dasarnya adalah adanya hubungan invarian antara
sebab/anteseden dan akibat/konsekuensi. Dari adanya hubungan sebab-akibat tersebut
seseorang dapat berharap adanya akibat yang timbul ketika sebuah sebab terjadi.
1.6 Konsep Dasar Penelitian

C. DEFINISI PENELITIAN

Menurut Leedy dan Ormord (2015), penelitian adalah proses sistematis untuk
mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menginterpretasikan hasil analisis data
untuk menambah pengetahuan kita tentang suatu fenomena yang kita merasa tertarik
untuk mendalaminya atau untuk memahami suatu fenomena yang baru. Secara umum,
penelitian yang dimaksud adalah fokus pada riset formal, yakni penelitian yang sengaja
kita lakukan untuk menambah pengetahuan tentang suatu fenomena. Selain itu, hasil
penelitian juga diharapkan dapat dikomunikasikan ke masyarakat ilmiah yang lebih
luas.
Timbul pertanyaan, ketika seseorang mengumpulkan informasi, apakah dia sudah
disebut melakukan penelitian? Sebagai contoh, ketika seorang anak SMP kelas 1
bercerita ke orang tuanya bahwa guru Biologinya menyuruh murid-murid di kelas pergi
ke perpustakaan untuk mencari informasi sebanyak mungkin tentang hewan bersel satu.
Dalam contoh ini, murid-murid memang melakukan pencarian informasi atau berlatih
tentang ketrampilan belajar, tetapi bukan yang dimaksud dengan penelitian menurut
definisi di atas.

D. KARAKTERISTIK UMUM PENELITIAN

Dari definisi penelitian yang disebutkan sebelumnya, dapat dilihat adanya


karakteristik umum dari penelitian, yakni sebagai berikut.
1. Sebuah penelitian perlu mengumpulkan pengetahuan atau data baru dari sumber
data primer atau data yang diperoleh secara langsung.
2. Penelitian menekankan pada penemuan prinsip-prinsip umum.
3. Penelitian merupakan investigasi yang bersifat sistematis dan akurat.
4. Penelitian menggunakan perangkat pengumpulan data tertentu yang harus
memenuhi kriteria valid dan handal.
5. Penelitian bersifat logis dan objektif.
6. Peneliti tidak hanya mencari data yang hanya bertujuan untuk mendukung
hipotesisnya.
7. Peneliti harus mengabaikan perasaan dan preferensi pribadi yang bersifat
subyektif.
8. Penelitian berusaha untuk mengatur data secara kuantitatif.
9. Penelitian adalah aktivitas yang penuh kesabaran dan tidak tergesa-gesa.
10. Peneliti bersedia untuk mengikuti prosedur tertentu sampai pada kesimpulan
yang mungkin tidak populer dan membawa ketidaksetujuan sosial.
11. Hasil penelitian dicatat dan dilaporkan dengan cermat.
12. Kesimpulan dan generalisasi disampaikan dengan cermat dan penuh kehati-
hatian.
MSIM4312 Modul 01 1.7

Lebih jauh, sebuah penelitian bisa dikatakan penelitian yang berkualitas tinggi
apabila mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Penelitian yang didasarkan pada penelitian orang lain.
2. Penelitian yang dapat diulang atau direplikasi.
3. Penelitian yang dapat diterapkan di setting yang berbeda.
4. Penelitian yang mempunyai rasional yang logis dan ada keterkaitan dengan teori
tertentu yang relevan.
5. Penelitian yang dapat dilakukan (doable).
6. Penelitian yang membangkitkan topik penelitian yang baru atau penelitian yang
bersifat siklis.
7. Penelitian yang bersifat inkremental.
8. Penelitian yang merupakan kegiatan apolitis yang dilakukan untuk perbaikan dan
kebaikan masyarakat.

Pertama, penelitian adalah aktivitas yang didasarkan pada penelitian yang


sudah dilakukan sebelumnya. Hal ini tidak berarti Anda mengkopi penelitian orang
lain. Jika demikian, berarti Anda melakukan plagiat. Penelitian orang lain perlu dirujuk
sebagai dasar bagi Anda dalam melakukan penelitian Anda sendiri. Sebagai contoh, jika
sudah ada 100 penelitian terkait perancangan situs web, khususnya yang berkaitan
dengan navigasi dan perancangan visual, hasil-hasil penelitian tersebut tidak bisa
diabaikan. Anda mungkin tidak ingin melakukan replikasi, tetapi kemungkinan besar
Anda akan mengadopsi metodologi yang sudah dipergunakan sebelumnya. Selain itu,
hasil-hasil dari penelitian sebelumnya juga perlu dipertimbangkan ketika Anda ingin
melakukan penelitian di bidang yang sama.
Kedua, sementara kita berbicara tentang penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya, penelitian adalah aktivitas yang dapat direplikasi. Sebagai contoh, jika
seseorang melakukan studi tentang hubungan antara bakat musik dan kemampuan
pemecahan masalah dari sekelompok subyek, maka metode dan prosedur (serta
hasilnya) harus dapat diulang atau diterapkan pada kelompok lain karena dua alasan.
1. Pertama, salah satu ciri khas temuan ilmiah yang kredibel adalah bahwa temuan
itu dapat direplikasi. Jika Anda bisa memintal emas dari jerami, Anda harus bisa
melakukannya setiap saat, bukan? Bagaimana kalau menggunakan metode baru
untuk mengajar anak membaca?
2. Kedua, jika hasil dari suatu eksperimen dapat direplikasi, mereka dapat berfungsi
sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut di bidang yang sama.

Ketiga, penelitian yang baik dapat digeneralisasi ke setting lain. Sebagai


contoh, jika remaja laki-laki ditemukan sangat rentan terhadap tekanan teman sebaya
dalam satu setting, maka hasilnya mungkin akan juga berlaku (atau digeneralisasikan)
dalam setting yang berbeda tetapi yang terkait dengan sebelumnya. Beberapa penelitian
mempunyai generalisasi yang terbatas karena kesulitan untuk mereplikasi kondisi yang
1.8 Konsep Dasar Penelitian

persis sama dengan penelitian. Tetapi, hasil dari kebanyakan penelitian sebelumnya
minimal ada sebagian kemiripan dapat digunakan untuk diterapkan pada setting yang
berbeda.
Keempat, penelitian didasarkan pada beberapa alasan logis dan terkait
dengan satu atau lebih teori. Ide penelitian tidak berdiri sendiri hanya sebagai
pertanyaan menarik. Sebaliknya, kegiatan penelitian memberikan jawaban atas
pertanyaan yang membantu melengkapi keping-keping mosaik dari sebuah teka-teki
besar dan rumit. Sebagai contoh, untuk memahami pengaruh penerapan sebuah sistem
informasi pada sebuah organisasi tidaklah mungkin dilakukan hanya dengan melakukan
penelitian sekali. Semua tema utama dari topik penelitian ini perlu dipecah menjadi
elemen yang lebih kecil, dan semua elemen ini harus dikaitkan satu dengan lainnya.
Pengkaitan antara satu tema dengan tema lainnya dapat dilakukan dengan teori yang
mendasari tema-tema tersebut.
Kelima, penelitian (harus) bisa dikerjakan (doable). Seringkali terjadi,
terutama untuk ilmuwan muda yang belum berpengalaman, tantangan untuk
menghasilkan ide penelitian yang layak dianggap sangat mendesak, sehingga hampir
semua hal ditentukan sebagai tema penelitian. Pembimbing terkadang melihat
pernyataan tujuan penelitian yang ditulis oleh seorang mahasiswa misalnya, “Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan perilaku anak-anak yang
menggunakan gawai”. Tingkat ambiguitas dan minimnya kerangka konseptual
membuat pernyataan di atas hampir tidak berguna dan tidak bisa dikerjakan. Penelitian
yang baik mempunyai pertanyaan yang dapat dijawab.
Keenam, secara alamiah penelitian menghasilkan pertanyaan baru atau
bersifat siklis. Jawaban atas pertanyaan penelitian yang sudah dikerjakan, memberikan
landasan untuk pertanyaan penelitian yang akan diajukan untuk penelitian berikutnya.
Hal ini akan Anda pelajari pada Kegiatan Belajar 2 dari modul ini.
Ketujuh, penelitian bersifat inkremental. Tidak ada seorang peneliti pun yang
dapat melakukan penelitiannya sendiri, para peneliti juga bergantung kepada orang lain.
Kontribusi yang dilakukan oleh seorang peneliti biasanya dalam bentuk potongan kecil
yang mudah didefinisikan. Studi pertama yang pernah dilakukan untuk mempelajari
pengaruh sistem informasi di sebuah perguruan tinggi yang mampu menjawab semua
pertanyaan tersebut. Semua studi atau penelitian yang berkaitan dengan satu topik
tertentu akan menghasilkan body of knowledge yang dapat dibagikan kepada peneliti
lain untuk menjadi dasar kelanjutan dari penelitian pada topik yang sama.
Terakhir, penelitian adalah aktivitas yang bersifat apolitis, yakni kegiatan
terstruktur yang tidak mengandung unsur politis. Barangkali hal ini merupakan hal
terbaik, karena sering terjadi bahwa suatu kelompok riset menentukan cara
menghabiskan dana riset. Jika tujuan utamanya hanya menghabiskan dana penelitian,
tentulah bukan kegiatan penelitian yang baik.
MSIM4312 Modul 01 1.9

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan melalui


penerapan prosedur ilmiah. Tujuan utamanya adalah menemukan kebenaran
tersembunyi dan yang pernah belum ditemukan sebelumnya. Meskipun penelitian
memiliki tujuan khusus, secara umum tujuan penelitian dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
1. Untuk mendapatkan atau memperdalam pemahaman tentang suatu fenomena atau
untuk mencapai wawasan baru ke dalamnya. Penelitian seperti ini disebut dengan
penelitian eksploratif atau formulatif.
2. Untuk menggambarkan secara akurat karakteristik individu, situasi atau
kelompok tertentu. Penelitian seperti ini dikenal dengan penelitian deskriptif.
3. Untuk menentukan frekuensi terjadinya sesuatu atau keterkaitan antara sesuatu
dengan sesuatu yang lain. Studi seperti ini dikenal dengan studi diagnostik.
4. Untuk menguji hipotesis tentang hubungan kausal atau sebab akibat antar peubah.
Studi seperti ini disebut dengan pengujian hipotesis.

F. MOTIVASI MELAKUKAN PENELITIAN

Seseorang mungkin bertanya kepada Anda, mengapa perlu melakukan


penelitian? Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting. Motivasi melakukan
penelitian antara lain:
1. keinginan untuk mendapatkan gelar akademik bersama dengan manfaat;
2. keinginan menanggapi tantangan untuk menyelesaikan masalah yang belum
terselesaikan, yaitu kepedulian terhadap masalah praktis yang mengawali sebuah
penelitian;
3. keinginan untuk mendapatkan kesenangan intelektual karena melakukan
beberapa pekerjaan kreatif;
4. keinginan untuk melayani masyarakat;
5. keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari publik.

Daftar di atas hanya sebagian dari hal-hal yang memotivasi seseorang untuk
melakukan penelitian. Hal lain yang memotivasi seseorang untuk melakukan penelitian
antara lain adalah mendapatkan beasiswa, kondisi pekerjaan, rasa ingin tahu tentang
hal-hal baru, keinginan untuk memahami hubungan sebab akibat, pemikiran dan
kebangkitan sosial, dan motivasi lain.

G. TIPE PENELITIAN

Ada beberapa tipe penelitian yang sering dilakukan oleh peneliti di bidangnya
masing-masing. Berikut dijelaskan beberapa tipe penelitian yang dimaksud.
1.10 Konsep Dasar Penelitian

1. Deskriptif vs Analitik. Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah


mendeskripsikan situasi yang dihadapi oleh peneliti pada suatu ketika. Dalam
ilmu sosial dan penelitian bisnis, ada istilah yang sering digunakan dalam
penelitian deskriptif, yaitu ex post facto. Karakteristik utama dari metode ini
adalah bahwa peneliti tidak memiliki kendali atas peubah yang diamati. Dia
hanya bisa melaporkan apa yang sudah terjadi atau apa yang sedang terjadi.
Sebagian besar penelitian ex post facto digunakan untuk studi deskriptif. Dalam
studi ini peneliti berupaya mengukur sejumlah parameter seperti, frekuensi
belanja, preferensi orang terhadap warna, atau data lain yang sejenis. Studi ex
post facto juga termasuk upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan
penyebab terjadinya sesuatu meskipun mereka tidak dapat mengendalikan
peubah-peubah yang terlibat di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian deskriptif adalah semua jenis survei termasuk metode
komparatif dan korelasional. Di sisi lain, pada penelitian analitik, peneliti harus
menggunakan fakta atau informasi yang tersedia, dan menganalisisnya untuk
membuat evaluasi kritis terhadap materi yang diteliti.
2. Terapan vs Dasar. Penelitian bisa merupakan penelitian terapan atau penelitian
dasar. Penelitian terapan bertujuan untuk menemukan solusi atas masalah yang
sedang dihadapi oleh masyarakat atau organisasi industri atau bisnis. Penelitian
dasar lebih menekankan pada generalisasi dan perumusan teori baru. Penelitian
tentang berbagai fenomena alam atau yang berkaitan dengan matematika murni
adalah contoh penelitian dasar. Contoh lain dari penelitian dasar adalah penelitian
yang menyangkut perilaku manusia pada suatu wilayah yang kemudian
digeneralisasi ke wilayah yang lebih luas. Di sisi lain, penelitian yang bertujuan
untuk membuat kesimpulan, misalnya berupa suatu solusi, terhadap masalah
sosial dan bisnis yang nyata merupakan contoh penelitian terapan. Penelitian
untuk mengidentifikasi tren sosial, ekonomi, atau politik yang dapat
memengaruhi lembaga atau studi tentang pemasaran atau studi evaluasi
merupakan contoh penelitian terapan. Tujuan utama dari penelitian terapan
adalah menemukan solusi untuk beberapa masalah praktis yang mendesak.
Penelitian dasar diarahkan untuk menemukan informasi yang memiliki basis luas
untuk menerapkannya. Hal ini akan menambah body of knowledge dari suatu
pengetahuan yang sudah ada.
3. Kuantitatif vs Kualitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan pada pengukuran
kuantitas atau bilangan. Penelitian ini berlaku untuk fenomena yang dapat
dinyatakan dalam bentuk kuantitas. Penelitian kualitatif berkaitan dengan
fenomena kualitatif, yaitu fenomena yang berkaitan dengan kualitas atau ciri.
Sebagai contoh, ketika kita tertarik menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan
perilaku manusia (misalnya: mengapa orang berpikir atau melakukan hal-hal
tertentu), barangkali kita akan berbicara tentang 'Penelitian Motivasi' yakni jenis
penelitian kualitatif yang penting. Jenis penelitian ini bertujuan untuk
MSIM4312 Modul 01 1.11

menemukan motif dan keinginan yang mendasarinya. Teknik yang sering


digunakan antara lain wawancara mendalam, uji asosiasi kata, uji penyelesaian
kalimat, uji penyelesaian cerita, dan teknik lain yang serupa. Contoh lain dari
penelitian kualitatif adalah penelitian tentang sikap atau opini, yakni penelitian
yang dirancang untuk mengetahui perasaan seseorang atau suatu obyek yang
sedang mereka pikirkan. Penelitian kualitatif sangat penting dalam ilmu perilaku
yang bertujuan untuk menemukan motif yang mendasari perilaku manusia.
Melalui penelitian tersebut kita dapat menganalisis berbagai faktor yang
memotivasi orang untuk berperilaku dengan cara tertentu atau yang membuat
orang menyukai atau tidak menyukai hal tertentu. Secara praktis, melakukan
penelitian kualitatif merupakan pekerjaan yang relatif sulit. Untuk dapat
melaksanakan penelitian ini seorang peneliti disarankan untuk mencari bantuan
dari psikolog eksperimental.
4. Konseptual vs Empiris. Penelitian konseptual adalah penelitian yang berkaitan
dengan ide-ide abstrak atau teori. Penelitian ini umumnya digunakan oleh para
filsuf dan pemikir untuk mengembangkan konsep baru atau untuk menafsirkan
kembali konsep yang sudah ada. Di sisi lain, penelitian empiris bergantung hanya
pada pengalaman atau pengamatan, yang terkadang juga tidak memperhatikan
teori tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis (pada) data (data-
based research). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bisa diverifikasi
melalui observasi atau eksperimen. Jenis penelitian ini juga sering disebut dengan
penelitian eksperimental. Dalam penelitian empiris sangat penting untuk
mendapatkan data langsung dari sumbernya dan peneliti secara aktif melakukan
hal-hal yang bisa menghasilkan informasi yang diinginkan. Dalam penelitian
empiris itu, pertama kali peneliti harus membuat hipotesis atas hasil yang akan
diperoleh. Dia harus mendapatkan data atau fakta untuk membuktikan atau
menyangkal hipotesisnya. Dia harus mengatur rancangan eksperimental yang
menurutnya akan mampu memanipulasi orang atau bahan yang relevan untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan. Penelitian empiris dicirikan dengan
adanya kontrol yang dilakukan oleh peneliti atas peubah yang diteliti dan
manipulasi yang disengaja atas satu atau lebih peubah untuk mempelajari
efeknya. Penelitian empiris merupakan pilihan yang tepat ketika peneliti ingin
mendapatkan bukti bahwa satu atau lebih peubah ketika nilainya diubah akan
mempengaruhi peubah yang lain. Bukti yang dikumpulkan dalam studi empiris
atau eksperimental saat ini dianggap dapat memberikan dukungan paling kuat
kepada hipotesis yang diajukan. Peubah yang dapat dimanipulasi oleh peneliti
sering disebut dengan peubah bebas dan peubah yang dipengaruhinya disebut
dengan peubah tak bebas.
5. Tipe Penelitian Lainnya. Ada beberapa tipe penelitian lain yang merupakan
variasi dari satu atau lebih tipe penelitian yang dijelaskan sebelumnya. Variasi
tipe penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian, waktu yang diperlukan
1.12 Konsep Dasar Penelitian

untuk melakukan penelitian, lingkungan tempat penelitian dilakukan, atau


berdasar pada faktor-faktor serupa.
Dari perspektif waktu, ada penelitian yang disebut dengan penelitian satu waktu
dan penelitian longitudinal. Penelitian satu waktu berlangsung dalam satu periode
waktu, sementara penelitian longitudinal bisa berlangsung selama beberapa
periode waktu.
a. Dari perspektif tempat, ada penelitian yang disebut penelitian lapangan,
penelitian laboratorium, atau penelitian simulasi.
b. Penelitian tertentu juga disebut dengan penelitian klinis atau diagnostik.
Penelitian tipe ini biasanya menggunakan metode studi kasus atau
pendekatan mendalam untuk memperoleh relasi sebab akibat dasar.
Penelitian seperti ini biasanya dilakukan secara mendalam untuk
menemukan penyebab sesuatu atau peristiwa terjadi dengan menggunakan
sampel yang sedikit dan perangkat pengumpul data yang sangat teliti.
Penelitian ini bisa bersifat eksploratori atau terformalisasi. Tujuan
penelitian eksploratori adalah untuk mengembangkan hipotesis, bukan
untuk mengujinya. Penelitian yang terformalisasi adalah penelitian yang
akan menguji sejumlah hipotesis.
c. Penelitian historikal adalah penelitian yang memanfaatkan sumber-sumber
historis seperti dokumen, peninggalan sejarah dan sejenisnya untuk
mempelajari peristiwa atau ide-ide masa lalu termasuk filosofi dari
manusia jaman purba.

H. METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN

Banyak orang yang sering mempertukarkan istilah metode dan metodologi


penelitian. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya pemahaman akan dua istilah ini.
Berikut dijelaskan perbedaan dari dua istilah ini.
Metode Penelitian adalah semua metode/teknik yang digunakan oleh peneliti
untuk melakukan penelitian. Dengan kata lain, semua metode yang digunakan peneliti
selama mempelajari masalah penelitiannya disebut sebagai metode penelitian. Objek
penelitian, terutama pada penelitian terapan, mengharuskan peneliti sampai
menghasilkan suatu solusi, data yang tersedia dan aspek yang tidak diketahui dari
masalah yang akan diselesaikan harus saling terkait untuk membuat solusi menjadi
mungkin. Dengan memperhatikan hal ini, metode penelitian dapat dikategorikan
menjadi tiga kelompok.
1. Kelompok pertama terutama berhubungan dengan metode-metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Metode-metode ini digunakan ketika data
yang tersedia tidak mencukupi untuk ditarik ke kesimpulan.
2. Kelompok kedua terdiri atas teknik statistika yang digunakan untuk membangun
hubungan antara data dan aspek yang tidak diketahui.
MSIM4312 Modul 01 1.13

3. Kelompok ketiga terdiri dari metode-metode yang digunakan untuk


mengevaluasi akurasi hasil yang diperoleh.

Metode penelitian yang termasuk dalam kelompok kedua dan ketiga pada
umumnya dianggap sebagai alat bantu analisis.
Metodologi Penelitian adalah cara sistematis untuk menyelesaikan masalah
penelitian. Hal ini dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari tentang
melaksanakan penelitian yang harus dilakukan secara ilmiah. Di dalam metodologi
penelitian, kita akan mempelajari langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh seorang
peneliti dalam mempelajari masalah penelitian bersama dengan logika yang
mendasarinya. Peneliti tidak cukup hanya memahami metode atau teknik penelitian,
tetapi mereka juga harus belajar tentang metodologi. Peneliti tidak hanya perlu tahu cara
mengembangkan indeks atau tes tertentu, cara menghitung rerata, modus, nilai tengah,
simpang baku, atau chi-square, dan cara menerapkan teknik penelitian tertentu. Mereka
juga perlu memahami metode atau teknik yang relevan dengan masalah yang diteliti,
memahami arti dan alasannya. Peneliti juga perlu memahami asumsi yang mendasari
berbagai teknik yang tersedia dan kriteria yang diperlukan untuk memilih dan
memutuskan teknik prosedur yang sesuai. Semua hal di atas menunjukkan bahwa
peneliti perlu merancang metodologi terkait masalah yang akan diteliti. Misalnya ada
seseorang yang mengembangkan sistem informasi akademik, maka dia harus
menentukan calon pengguna sistemnya, menentukan kebutuhan sistem, merancang
sistem secara detail, alasan yang jelas ketika dia menentukan bahwa panjang field di
basis data untuk data nama mahasiswa adalah 50 karakter, tanggal lahir 8 karakter,
alasan penulisan alamat yang memisahkan antara nama jalan, kode kelurahan, kode
kecamatan, dan nama kabupaten, dan lain sebagainya. Peneliti juga harus menjelaskan
cara melakukan evaluasi atas hasil yang akan diperoleh sebelum penelitian benar-benar
dilaksanakan. Dia harus mengambil keputusan secara jelas dan tepat beserta alasannya
terkait hal-hal yang berkaitan dengan yang dijelaskan di atas sehingga orang lain yang
tertarik juga dapat melakukan evaluasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, metodologi penelitian memiliki banyak dimensi.
Satu hal yang harus ditekankan adalah bahwa metode penelitian merupakan bagian dari
metodologi penelitian. Ruang lingkup metodologi penelitian lebih luas dibandingkan
dengan metode penelitian. Dengan demikian, ketika kita berbicara tentang metodologi
penelitian, kita tidak hanya berbicara tentang metode penelitian, tetapi juga
mempertimbangkan logika di balik metode yang dipilih dalam konteks penelitian yang
akan dilaksanakan. Selain itu, kita juga perlu menjelaskan alasan memilih satu metode
dan bukan metode yang lain. Dengan cara seperti ini, hasil yang kita peroleh akan
mudah dievaluasi oleh kita sendiri atau oleh orang lain. Beberapa pertanyaan yang perlu
disiapkan jawabannya antara lain:
1. mengapa penelitian dengan topik ini dilakukan?
2. bagaimana rumusan masalah ditentukan?
1.14 Konsep Dasar Penelitian

3. dengan cara seperti apa dan mengapa sebuah hipotesis diformulasikan?


4. data apa saja yang sudah dikumpulkan dan metode apa yang digunakan untuk
mengumpulkannya?
5. mengapa teknik analisis data tertentu dipilih dan bukan yang lainnya?
6. dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sejenis, yang pada dasarnya menanyakan
alasan peneliti memilih metode, teknik, data, hipotesis, maupun teknik analisis.

I. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENELITIAN

Kita telah mempelajari perbedaan antara metodologi penelitian dan metode


penelitian. Ada baiknya juga kita mempelajari perbedaan antara metode penelitian
dengan teknik penelitian. Teknik penelitian merujuk kepada perilaku dan instrumen
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan peneliti seperti cara melakukan
observasi, cara merekam data, teknik pengolahan data, dan sejenisnya. Metode
penelitian adalah perilaku dan instrumen yang digunakan untuk memilih dan menyusun
teknik penelitian. Sebagai contoh, untuk mengumpulkan data tentang perilaku turis,
metode yang digunakan adalah survei, teknik yang digunakan adalah survei daring yang
bisa menjangkau banyak responden. Contoh lain misalnya, untuk mengetahui pendapat
masyarakat tentang sebuah produk baru, peneliti mungkin menggunakan metode
wawancara bebas dan teknik yang digunakan adalah merekam dialog pada saat
wawancara.
Penjelasan di atas menggambarkan bahwa metode penelitian lebih bersifat umum
dibanding teknik penelitian. Metode penelitianlah yang membangkitkan teknik
penelitian. Pada sejumlah buku teks, kedua istilah ini sering dipertukarkan. Anda harus
paham bahwa ketika kita bicara tentang metode penelitian, secara implikatif, kita juga
bicara teknik penelitian yang relevan dengan metodenya.

J. KRITERIA RISET YANG BAIK

Ada beberapa tipe penelitian seperti yang dijelaskan sebelumnya. Satu hal
penting yang perlu dicatat adalah bahwa semua tipe penelitian bermuara pada metode
ilmiah yang digunakan oleh para peneliti. Dengan demikian, dari sebuah penelitian
ilmiah haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Tujuan penelitian harus didefinisikan secara jelas dan konsep umum
dimanfaatkan sebaik mungkin.
2. Prosedur penelitian harus dijelaskan secara terperinci sehingga memungkinkan
peneliti lain mengulangi penelitian yang sama untuk peningkatannya dan
menjaga kelangsungan hasil yang sudah tercapai.
3. Desain prosedur penelitian harus direncanakan dengan cermat untuk
menghasilkan hasil yang seobjektif mungkin.
4. Peneliti harus melaporkan dengan penuh kejujuran terkait kelemahan dalam
desain prosedural dan memperkirakan dampaknya pada temuan.
MSIM4312 Modul 01 1.15

5. Analisis data harus cukup memadai untuk mengungkap signifikansi temuan


dengan metode analisis yang sesuai. Validitas dan reliabilitas data harus diperiksa
dengan cermat.
6. Kesimpulan harus didasarkan pada data yang diperoleh dan terbatas pada
dukungan dari data yang tersedia.
7. Kepercayaan yang lebih besar akan diberikan kepada peneliti yang
berpengalaman, memiliki reputasi yang baik dalam penelitian, dan mempunyai
integritas yang tinggi.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka penelitian yang baik adalah


penelitian yang berikut ini.
1. Sistematis. Penelitian harus dilakukan dengan langkah-langkah tertentu di mana
langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara berurutan sesuai dengan aturan
yang berlaku. Karakteristik sistematis tidak mengesampingkan adanya pemikiran
kreatif tetapi harus secara tegas menolak adanya kesimpulan yang tidak berdasar
atau hanya sekedar mengikuti intuisi.
2. Logis. Penelitian yang logis adalah penelitian yang dipandu oleh aturan tentang
penalaran dan proses yang logis untuk melakukan induksi dan deduksi. Induksi
adalah proses penalaran dari sejumlah informasi yang masing-masing bersifat
unik untuk digabungkan menjadi pernyataan yang bersifat umum. Deduksi
merupakan kebalikannya, yakni dari pernyataan yang bersifat umum diambil
kesimpulan yang sifatnya spesifik yang berlaku untuk kasus tertentu. Penalaran
yang logis menjadikan penelitian menjadi lebih berarti dalam konteks
pengambilan keputusan.
3. Empiris. Penelitian harus bersifat empiris berarti bahwa penelitian yang
dilakukan berhubungan dengan satu atau lebih situasi nyata dan berurusan dengan
data untuk menunjukkan validitas eksternal dari hasil penelitian.
4. Dapat diulang (replicable). Karakteristik ini memungkinkan hasil penelitian
diverifikasi dengan cara mengulang penelitian untuk memperoleh dasar yang
kuat bagi pengambilan keputusan.

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah


latihan berikut!

1) Jelaskan secara singkat perbedaan antara metode penelitian dan teknik penelitian!
Berikan salah satu contohnya!
2) Jelaskan pengertian bahwa penelitian harus bersifat siklis!
3) Jelaskan perbedaan antara penelitian deskriptif dan analitik!
1.16 Konsep Dasar Penelitian

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Metode penelitian adalah perilaku dan instrumen untuk memilih teknik


penelitian. Teknik penelitian adalah perilaku untuk memilih cara yang digunakan
untuk melaksanakan penelitian, misalnya dengan cara merekam data, membuat
observasi. Contoh, jika peneliti menggunakan metode wawancara untuk
mendapatkan data/informasi dari responden, maka teknik yang digunakan bisa
saja wawancara langsung atau wawancara lewat telepon.
2) Penelitian bersifat siklis berarti bahwa sebuah penelitian yang sudah selesai
dilakukan akan mendorong seseorang atau peneliti lain untuk melanjutkan
penelitian berdasarkan hasil penelitian yang baru saja diselesaikan.
3) Penelitian deskriptif terbatas pada menjelaskan karakteristik data secara terpisah.
Penelitian analitik menjelaskan selain karakteristik data secara terpisah juga
menjelaskan relasi antara satu data dengan data lain sehingga bisa diketahui,
misalnya, pengaruh antara satu peubah terhadap peubah yang lain.

1. Penelitian adalah proses sistematis untuk mengumpulkan data, menganalisisnya,


dan menginterpretasikan hasil analisis data untuk menambah pengetahuan kita
tentang suatu fenomena di mana kita merasa tertarik untuk mendalaminya atau
untuk memahami suatu fenomena yang baru.
2. Karakteristik umum penelitian antara lain perlu melakukan investigasi yang
bersifat sistematis dan akurat, mengumpulkan data dari sumber data primer,
menggunakan perangkat pengumpulan data tertentu yang harus memenuhi
kriteria valid dan handal, bersifat logis dan objektif, tidak hanya mencari data
yang hanya bertujuan untuk mendukung hipotesisnya, hasil penelitian dicatat dan
dilaporkan, generalisasi hasil disampaikan secara cermat dan penuh kehati-
hatian.
3. Penelitian yang berkualitas mempunyai karakteristik antara lain: didasarkan pada
penelitian orang lain, dapat diulang atau direplikasi, dapat diterapkan pada setting
yang berbeda, ada keterkaitan dengan teori tertentu yang relevan, dapat dilakukan
(doable), membangkitkan topik penelitian yang baru atau penelitian yang bersifat
siklis, bersifat inkremental, berupa kegiatan apolitis yang dilakukan untuk
perbaikan dan kebaikan masyarakat.
4. Tipe penelitian antara lain deskriptif vs analitik, terapan vs dasar, kualitatif vs
kuantitatif, konseptual vs empiris, satu waktu vs longitudinal, laboratorium vs
lapangan vs simulasi.
5. Metodologi penelitian adalah cara sistematis untuk menyelesaikan masalah
penelitian. Metode penelitian adalah semua metode/teknik yang digunakan oleh
peneliti untuk melakukan penelitian. Teknik penelitian merujuk kepada perilaku
dan instrumen yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan penelitian, misalnya
cara perekaman data, cara analisis data, dan teknik pengolahan data. Metodologi
penelitian dapat terdiri dari beberapa metode penelitian. Metode penelitian dapat
terdiri dari beberapa teknik penelitian.
MSIM4312 Modul 01 1.17

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Penelitian yang melaporkan nilai rerata dan simpang baku dari data yang dimiliki
peneliti disebut dengan penelitian ....
A. kuantitatif
B. deskriptif
C. kualitatif
D. analitik

2) Karakteristik penelitian yang baik adalah seperti yang disebutkan di bawah ini
kecuali ....
A. bersifat logis
B. harus dapat diulang
C. harus merujuk pada penelitian sebelumnya
D. bersifat subyektif

3) Penelitian yang mempelajari karakteristik hewan di sebuah hutan disebut


penelitian ....
A. kuantitatif
B. deskriptif
C. longitudinal
D. analitik

4) Penelitian yang menghasilkan rekayasa simulasi keadaan cuaca disebut dengan


penelitian ....
A. simulasi
B. deskriptif
C. longitudinal
D. analitik

5) Seorang peneliti merekam data hasil penelitiannya pada sebuah file Excel.
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti tersebut masuk dalam kategori ....
A. metodologi penelitian
B. metode penelitian
C. teknik penelitian
D. jawaban A, B, dan C salah
1.18 Konsep Dasar Penelitian

6) Seorang peneliti menanyakan kepada beberapa responden tentang pengalaman


yang mereka miliki ketika menggunakan sebuah aplikasi bergerak. Peneliti
tersebut melakukan penelitian secara ....
A. kuantitatif
B. deskriptif
C. konseptual
D. empiris

7) Kegiatan yang menghubungkan antara fenomena yang diamati dengan


kesimpulan adalah ....
A. mengumpulkan dan menganalisis data
B. mengamati
C. mengobservasi
D. jawaban A, B, dan C salah

8) Seseorang yang meneliti sentimen negatif berdasarkan postingan di sebuah media


sosial termasuk dalam penelitian ....
A. kuantitatif
B. deskriptif
C. kualitatif
D. analitik

9) Seseorang yang dalam kesimpulannya melaporkan adanya perubahan perilaku


pengguna karena frekuensi penggunaan HP termasuk dalam penelitian ....
A. terapan
B. deskriptif
C. dasar
D. analitik

10) Penelitian yang menelusuri asal muasal sebuah keluarga kerajaan berdasarkan
dokumen-dokumen maupun data lain bisa dikategorikan sebagai penelitian ....
A. kuantitatif
B. historikal
C. dasar
D. longitudinal
MSIM4312 Modul 01 1.19

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
1.20 Konsep Dasar Penelitian

Kegiatan
Belajar

Langkah-langkah Penelitian 2

P
1.
ada bagian C Kegiatan Belajar 1 dijelaskan definisi penelitian menurut Leedy
dan Ormord (2015). Ada empat kata kunci yang bisa menjadi dasar untuk
memahami langkah-langkah penelitian, yakni:
proses sistematis;
2. mengumpulkan data;
3. menganalisis dan menginterpretasikan data;
4. meningkatkan pemahaman terhadap suatu fenomena yang sudah ada atau
memahami fenomena baru.

Kata kunci yang pertama adalah proses sistematis. Proses sistematis berarti
bahwa ada langkah-langkah yang harus diikuti ketika seseorang melakukan sebuah
penelitian. Terkadang ada langkah tertentu yang harus dilakukan sebelum langkah
lainnya dapat dilakukan. Sebagai contoh, seorang peneliti tidak akan langsung
mengumpulkan data tanpa terlebih dahulu mengetahui tujuan mengumpulkan data, jenis
data yang akan dikumpulkan, dan banyaknya data yang harus dikumpulkan. Secara
umum, penelitian meliputi langkah-langkah seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Tanda anak panah biru menunjukkan langkah pertama.

A. LANGKAH 1: MERUMUSKAN MASALAH

Rumusan masalah merupakan bagian terpenting dari proses penelitian. Pada


bagian ini peneliti menyampaikan suatu ketertarikan atau keprihatinan pada satu perkara
yang menjadikannya tertarik untuk melakukan penelitian pada perkara tersebut. Banyak
hal yang bisa dijumpai di sekitar kita yang menjadikannya menarik untuk dilakukan
penelitian dengan alasan tertentu. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang berhenti di
lampu merah di sebuah perempatan jalan, barangkali dia akan tertarik untuk mengamati
bahwa pelanggar lampu merah semakin meningkat. Fenomena ini yang barangkali akan
menjadikannya tertarik untuk mencari tahu penyebab semakin meningkatnya pelanggar
lampu merah.
MSIM4312 Modul 01 1.21

Rumusan
Masalah

Kajian
Pelaporan
Pustaka

Interpretasi Pertanyaan
Hasil Penelitian

Analisis Penentuan
Data Metode

Pengumpulan
Data

Gambar 1.1
Langkah-langkah Penelitian

Penyampaian masalah perlu diawali dengan latar belakang munculnya masalah


yang menjadikan seseorang tertarik untuk menelitinya. Latar belakang masalah
menjelaskan asal-usul persoalan yang perlu dipahami terkait dengan masalah yang
dihadapi, lingkup persoalan yang menjelaskan besarnya masalah (misalnya jumlah
orang yang terpengaruh dengan persoalan tersebut) dan akibat yang ditimbulkan oleh
persoalan tersebut seandainya masalah tersebut tidak diselesaikan. Rumusan masalah
secara lebih terinci akan dijelaskan pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1.

B. LANGKAH 2: MELAKUKAN KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka atau studi literatur adalah aktivitas untuk mempelajari penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Kajian pustaka dilakukan dengan
melakukan telaah kritis terhadap makalah-makalah dalam jurnal maupun prosiding
terkait dengan topik penelitian atau masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Kajian pustaka mempunyai dua fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk
mencari titik beda atau yang lebih dikenal dengan keaslian penelitian dari sebuah
penelitian. Titik beda atau keaslian penelitian ini penting agar penelitian yang dilakukan
oleh seseorang tidak dianggap menduplikasi penelitian sebelumnya. Fungsi yang kedua
adalah untuk mempelajari metode-metode yang pernah digunakan peneliti sebelumnya
1.22 Konsep Dasar Penelitian

dalam menyelesaikan masalah yang sama atau mirip dengan masalah yang akan diteliti.
Hal ini penting dilakukan agar pemilihan metode tertentu mempunyai argumentasi yang
baik mengapa metode tertentu dipilih.
Kajian pustaka sering dilengkapi dengan melakukan telaah terhadap teori yang
relevan. Peneliti sering tidak menemukan hasil penelitian yang berkaitan dengan topik
tertentu yang menjadi dasar untuk memilih peubah (variable) atau metode tertentu yang
relevan dengan penelitian yang dia lakukan. Dengan alasan inilah, peneliti juga sering
melakukan telaah terhadap teori-teori tertentu yang relevan dengan penelitiannya. Salah
satu teori yang sangat terkenal dalam bidang sistem informasi adalah Technology
Acceptance Model atau disingkat TAM (Davis, 1989). Secara singkat, TAM
menjelaskan peubah-peubah yang berkaitan dengan perilaku pengguna terkait dengan
teknologi tertentu.
Teori adalah sekumpulan pernyataan yang secara logika menjelaskan tentang hal
yang sudah terjadi dan memprediksi yang akan terjadi di masa depan (Salkind, 2000).
Sebagai contoh, teori terkait kepuasan, misalnya, membantu kita untuk mengorganisir
informasi baru tentang berbagai hal yang mempengaruhi kepuasan secara umum atau
kepuasan terkait obyek tertentu.

C. LANGKAH 3: MENENTUKAN PERTANYAAN PENELITIAN DAN


HIPOTESIS

Langkah berikutnya setelah melakukan kajian pustaka adalah menentukan


pertanyaan penelitian dan/atau hipotesis. Pertanyaan penelitian berkaitan erat dengan
cara atau metode untuk mendapatkan solusi atas masalah yang diajukan sebelumnya.
Pertanyaan penelitian yang diajukan bisa lebih dari satu, tetapi semuanya adalah untuk
menjawab masalah yang diajukan sebelumnya.
Pertanyaan penelitian seringkali diikuti dengan hipotesis. Anda mungkin akan
bertanya, apakah pertanyaan penelitian harus selalu diikuti dengan hipotesis? Jawabnya
tidak harus. Di sisi lain, terkadang peneliti tidak menyebutkan pertanyaan penelitian
tetapi langsung memberikan sejumlah hipotesis. Hipotesis dibuat untuk membuktikan
sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi berdasarkan asumsi yang
diperoleh dari kajian pustaka maupun landasan teori.

D. LANGKAH 4: MENENTUKAN METODE PENELITIAN

Pertanyaan penelitian yang diajukan pada langkah sebelumnya akan membawa


peneliti untuk mengetahui metode yang harus dipilih untuk menjawabnya. Selain itu,
dengan ditentukannya pertanyaan penelitian, peneliti juga dapat mengidentifikasi data
yang perlu dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
MSIM4312 Modul 01 1.23

Salah satu kegunaan hipotesis adalah untuk menguji relasi dua buah peubah.
Dengan demikian, ketika mengajukan sebuah hipotesis, peneliti seharusnya sudah
mengetahui peubah yang akan diuji. Hal ini akan menentukan jenis data yang harus
dikumpulkan. Berdasar jenis data yang harus dikumpulkan, maka peneliti akan
menentukan metode penelitian yang akan dipilih.
Metode penelitian yang dipilih secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kualitatif berfokus pada
pemahaman terhadap suatu fenomena secara mendalam dengan pendekatan secara
alamiah pada subyek penelitian. Metode penelitian kuantitatif berfokus pada relasi antar
peubah yang dapat diidentifikasi dari suatu fenomena. Dengan demikian, pada metode
kuantitatif biasanya peneliti mengandalkan analisis statistika untuk memahami
fenomena yang terjadi.
Secara sederhana metode kualitatif dan kuantitatif bisa dijelaskan dengan ilustrasi
sebagai berikut. Jarak kota A dan B adalah 30 kilometer yang secara teoritis dapat
ditempuh dalam waktu 30 menit ketika berkendara dengan kecepatan rata-rata 60
km/jam. Konsep ini merujuk pada metode kualitatif. Di sisi lain, karena kepadatan lalu
lintas, jarak 30 kilometer antara kota A dan kota B oleh beberapa orang mungkin
ditempuh dalam waktu yang berbeda, misalnya 30 menit, 1 jam, bahkan 2 jam
tergantung kondisi lalu lintas. Dengan kondisi lalu lintas yang berbeda, pengendara dari
kota A yang menuju ke kota B mengalami waktu tempuh yang berbeda. Ketika pada
akhirnya diambil rata-rata waktu tempuh antara kota A dan kota B diperoleh bahwa rata-
ratanya adalah 45 menit. Pada hari yang berbeda, karena situasi dan kondisi jalan yang
berubah, nilai rata-rata ini bisa berubah. Contoh ini merujuk pada metode kuantitatif.

E. LANGKAH 5: MENGUMPULKAN DATA

Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan metode penelitian yang sudah


ditentukan sebelumnya. Pada metode kualitatif, data yang akan dikumpulkan
kebanyakan bersifat naratif, yakni pendapat subyek/partisipan atas suatu pertanyaan
yang diajukan kepadanya oleh peneliti atau yang ditunjuk mewakilinya. Salah satu
metode pengumpulan data secara kualitatif adalah wawancara. Dalam sebuah
wawancara, peneliti akan bertanya banyak hal yang berkaitan dengan topik yang dia
teliti kepada subyek. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dan jawaban yang
diberikan oleh subyek bisa bervariasi tergantung kepiawaian peneliti dan luasnya
pengetahuan subyek.
Pada metode kuantitatif, data yang dikumpulkan berupa data numerik. Data yang
dikumpulkan oleh peneliti juga berasal dari subyek tetapi menggunakan cara yang
berbeda dengan cara yang digunakan pada metode kualitatif. Salah satu metode
pengumpulan data secara kuantitatif adalah survei. Di dalam sebuah survei, subyek akan
diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang jawaban untuk setiap pertanyaan
sudah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. Subyek tinggal memilih jawaban yang
1.24 Konsep Dasar Penelitian

tersedia dengan cara tertentu. Jawaban yang disediakan oleh peneliti sudah dikodifikasi
terlebih dahulu, sehingga jawaban dari subyek berupa kode jawaban yang biasanya
diungkapkan dalam angka. Dari jawaban subyek yang dikumpulkan, peneliti akan
menganalisisnya menggunakan alat analisis tertentu. Hasil analisis kemudian digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian dan/atau menjawab hipotesis yang diajukan.

F. LANGKAH 6: MENGANALISIS DATA

Analisis data berkaitan dengan pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang secara tidak langsung
menyediakan jawaban atas masalah yang disampaikan sebelumnya. Jika penelitiannya
masuk dalam kategori penelitian kuantitatif, maka data biasanya akan dianalisis
menggunakan paket statistik yang biasa digunakan. Untuk penelitian kualitatif, alat
analisis yang bisa digunakan untuk menganalisis data berbeda dengan data kuantitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, ada dua kategori analisis, yakni analisis deskriptif
dan analisis inferensial. Analisis deskriptif berkisar hanya menjelaskan data dari suatu
peubah tanpa melibatkan relasinya dengan peubah lain. Beberapa jenis analisis
deskriptif antara lain ditunjukkan dengan rerata (mean), simpang baku (standard
deviation), dan kisaran (range) dari data yang diperoleh. Dari nilai-nilai yang diperoleh,
peneliti akan melakukan pemahaman terhadap data yang mereka miliki. Pada analisis
inferensial, peneliti tidak hanya menjelaskan arti yang terkandung di dalam data yang
diperoleh dari sebuah peubah atau beberapa peubah secara terpisah, tetapi peneliti
mengaitkan antara satu peubah dengan peubah lain. Sebagai contoh, seseorang yang
mencoba mengetahui pengaruh kenaikan harga bensin terhadap jumlah penumpang
akan melakukan analisis inferensial.
Sebelum melakukan analisis data, peneliti terlebih dahulu harus melakukan
pengecekan terhadap data yang masuk dalam kategori outlier atau data yang tidak
lengkap. Peneliti harus memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap data yang
masuk ke dalam dua kategori ini.

G. LANGKAH 7: MENGINTERPRETASIKAN DAN MEMBAHAS HASIL


ANALISIS DATA

Data yang dianalisis menggunakan alat analisis tertentu akan mengungkap


sesuatu yang ada di balik data tersebut. Dalam tahap ini, peneliti harus bisa mengungkap
dan menjelaskan makna yang tersirat dari hasil analisis data. Sebagai contoh, dalam
analisis deskriptif, peneliti mendapatkan nilai rerata dari data yang mereka kumpulkan
adalah 5,5 dengan simpang bakunya adalah 2. Di lain pihak, ketika peneliti menganalisis
data lain dan mendapatkan hasil bahwa reratanya juga 5,5 tetapi simpang bakunya 0,5
maka peneliti tersebut harus bisa menjelaskan adanya perbedaan ketersebaran data dari
kelompok pertama dan kelompok kedua. Singkatnya, nilai simpang baku yang berbeda
akan menjelaskan perbedaan ketersebaran data dari dua kelompok data yang berbeda.
MSIM4312 Modul 01 1.25

Langkah terakhir dari seluruh kegiatan penelitian adalah melihat kembali hasil
analisis dan interpretasinya ke dalam sebuah pembahasan yang komprehensif. Dalam
kaitannya dengan uji hipotesis, pada langkah ini peneliti perlu menjelaskan baik ketika
hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hal ini dilakukan dengan merujuk
kembali ke kajian pustaka yang dilakukan sebelumnya maupun teori yang digunakan
untuk membangun hipotesis yang diajukan. Dari sini kemudian peneliti bisa menuliskan
keterbatasan (limitation) dari penelitian yang baru saja selesai dilakukan. Keterbatasan
penelitian ini digunakan untuk mengusulkan future work yang berisi saran untuk
penelitian berikutnya. Penelitian berikutnya inilah yang diharapkan meneruskan
penelitian yang baru saja selesai. Dengan diusulkannya future work, maka satu siklus
penelitian telah selesai. Siklus berikutnya akan mulai lagi dengan menentukan masalah
baru yang akan diteliti. Dari hal ini terlihat sifat penelitian yang disebut siklis atau
helical.

H. LANGKAH 8: PELAPORAN HASIL PENELITIAN

Hal terakhir yang perlu dilakukan oleh peneliti setelah selesai melakukan
penelitian adalah melaporkan hasil penelitian tersebut kepada publik. Ada beberapa
bentuk pelaporan hasil penelitian atau publikasi, yaitu buku laporan penelitian, skripsi
mahasiswa tingkat sarjana, tesis mahasiswa tingkat magister, disertasi mahasiswa
tingkat doktoral, makalah yang dipublikasikan dalam bentuk prosiding atau jurnal,
maupun dalam bentuk lain sesuai dengan persyaratan tertentu. Masing-masing bentuk
pelaporan di atas mempunyai tingkat kompleksitas yang berbeda.
Publikasi hasil penelitian dilakukan untuk menyebarluaskan hasil penelitian yang
baru saja diselesaikan. Publikasi ini penting dilakukan agar publik mengetahui karya
kita dan terutama untuk menunjukkan kepada publik kontribusi kita di bidang karya
ilmiah. Dengan demikian, penulisan publikasi juga perlu memperhatikan kaidah-kaidah
yang berlaku untuk setiap jenis publikasi di atas.

I. PERANGKAT BANTU PENELITIAN

Setiap orang memerlukan alat atau perangkat bantu untuk meringankan


pekerjaannya. Sebagai contoh, tukang kayu membutuhkan gergaji untuk memotong
kayu sesuai dengan yang dibutuhkan, seorang tukang batu memerlukan cetok agar dapat
memasang batu bata dengan baik dan rapi. Peneliti juga memerlukan perangkat bantu
untuk menjalankan rencananya.
Alat atau perangkat yang dibutuhkan oleh peneliti bisa sangat berbeda dan
bervariasi tergantung dari disiplin ilmunya. Sebagai contoh, peneliti di bidang
elektronika membutuhkan osiloskop dan multimeter, seorang ahli mikrobiologi
membutuhkan mikroskop dan media kultur untuk mengamati perkembangan bakteri,
atau seorang pengacara memerlukan pustaka yang berkaitan dengan keputusan hukum
1.26 Konsep Dasar Penelitian

dan undang-undang. Modul ini secara khusus membahas alat yang dipergunakan dalam
penelitian Sistem Informasi. Meskipun demikian, karena sifat alamiah Sistem
Informasi, perangkat bantu tersebut juga bisa digunakan untuk bidang-bidang yang
berkaitan dengan Sistem Informasi.
Kita perlu berhati-hati untuk tidak menyamakan alat penelitian dengan
metodologi penelitian. Alat penelitian adalah mekanisme atau strategi khusus yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan, memanipulasi, atau menginterpretasikan
data. Metodologi penelitian adalah pendekatan umum yang dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan penelitian. Sampai batas tertentu, pendekatan ini menentukan alat-
alat tertentu yang harus dipilih oleh peneliti.
Ada enam alat bantu umum yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu:
perpustakaan dan sumber daya di dalamnya, teknologi komputer, alat ukur, statistika,
dan bahasa. Masing-masing alat bantu dijelaskan sebagai berikut.

1. Perpustakaan dan Sumber Dayanya


Secara historis, banyak anggota masyarakat terpelajar yang menggunakan
perpustakaan untuk mengumpulkan dan menyimpan koleksi pengetahuan mereka.
Sebagai contoh, pada abad ketujuh sebelum Masehi, Perpustakaan Niniwe dari Asiria
kuno mempunyai koleksi sebanyak 20.000 hingga 30.000 tablet. Pada abad kedua
Masehi, Perpustakaan Celsus Roma di Ephesus menampung lebih dari 12.000 gulungan
papirus dan buku-buku perkamen.
Sampai beberapa dekade terakhir, perpustakaan merupakan repositori yang nyata
dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk tablet tanah liat, gulungan, manuskrip,
buku, jurnal, film, dan sejenisnya. Bagian besar pengetahuan kolektif masyarakat
berkembang agak lambat. Tetapi pada paruh kedua abad ke-20, pengetahuan manusia
tentang dunia fisik dan sosial mereka mulai meningkat berlipat ganda, dan saat ini terus
meningkat dengan kecepatan yang luar biasa. Perpustakaan telah berevolusi dengan
caranya. Pertama, mereka telah memanfaatkan banyak teknologi yang muncul pada
jamannya (misalnya mikrofilm, CD, DVD, basis data daring) untuk menyimpan
informasi dalam bentuk fisik yang lebih ringkas. Kedua, teknologi ini menyediakan
sarana yang semakin cepat dan efisien untuk pencarian dan akses informasi secara
virtual tentang beragam topik. Ketiga, semakin banyak perpustakaan yang menuliskan
koleksi pustakanya di dalam katalog yang tersedia di Internet. Perpustakaan-
perpustakaan masa kini - terutama yang berada di lingkungan kampus – jauh melampaui
batas daerah dan fisiknya.

2. Teknologi Komputer
Komputer pribadi menjadi hal yang lumrah untuk digunakan sebagai alat bantu
penelitian. Komputer pribadi telah menjadi semakin kompak dan portabel, pertama
dalam bentuk laptop dan berkembang dalam bentuk sabak elektronik atau komputer
tablet lainnya seperti iPad dan terakhir dalam wujud ponsel cerdas. Selain itu, paket
MSIM4312 Modul 01 1.27

perangkat lunak komputer dan aplikasi telah menjadi semakin ramah pengguna,
sehingga peneliti pemula dapat dengan mudah mengambil keuntungannya. Tetapi
seperti halnya alat apa pun - tidak peduli sekuat apa pun - teknologi komputer juga
memiliki keterbatasan. Kita tahu bahwa komputer dapat menghitung, membandingkan,
mencari, mengambil, mengurutkan, dan mengelola data lebih efisien dan akurat
daripada yang dapat dilakukan oleh manusia. Tetapi dalam perkembangan saat ini,
komputer-komputer ini sangat bergantung pada orang untuk memberi mereka arahan
tentang apa yang harus dilakukan.
Komputer bukanlah pekerja ajaib, komputer tidak bisa berpikir untuk Anda.
Meskipun demikian, komputer bisa menjadi asisten yang cepat dan setia. Ketika diberi
tahu yang harus dilakukan, komputer akan menjadi salah satu teman terbaik peneliti.
Tabel 1.1 menunjukkan saran tentang penggunaan teknologi komputer sebagai alat
bantu penelitian.

Tabel 1.1
Komputer sebagai Alat Bantu Penelitian

Bagian Penelitian Teknologi yang Relevan


Perencanaan penelitian • Alat bantu untuk brainstorming - perangkat lunak yang
digunakan untuk membantu peneliti menghasilkan dan
mengelola ide-ide yang terkait dengan masalah penelitian,
strategi penelitian, atau keduanya.
• Alat bantu untuk outlining - perangkat lunak yang digunakan
untuk membantu menyusun berbagai aspek terkait penelitian
yang akan dilakukan dan berfokus pada upaya-upaya yang
akan dilakukan.
• Alat bantu untuk manajemen proyek - perangkat lunak yang
digunakan untuk penjadwalan dan koordinasi beragam tugas
yang harus dilakukan agar tepat waktu.
• Alat bantu untuk mengelola anggaran - perangkat lunak
spreadsheet yang digunakan untuk merencanakan,
menganggarkan, dan memantau biaya yang harus disiapkan
untuk penelitian yang akan dilaksanakan.
Kajian pustaka • Alat bantu untuk identifikasi pustaka yang diperlukan – basis
data daring yang diperlukan untuk mengidentifikasi penelitian-
penelitian yang relevan dengan yang akan dilakukan.
• Alat bantu untuk komunikasi - teknologi komputer yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan peneliti lain yang
melakukan penelitian dengan topik serupa misalnya email,
papan buletin elektronik, dan media sosial.
• Alat bantu untuk penulisan - perangkat lunak yang digunakan
untuk memfasilitasi penulisan, pengeditan, pemformatan, dan
pengelolaan sitasi.
Implementasi dan • Alat bantu untuk produksi material - perangkat lunak yang
pengumpulan data digunakan untuk mengembangkan bahan ajar, tampilan visual
simulasi, atau rangsangan lain untuk digunakan dalam
intervensi eksperimental.
1.28 Konsep Dasar Penelitian

Bagian Penelitian Teknologi yang Relevan


• Alat bantu pengendali eksperimen - perangkat lunak yang
digunakan secara fisik untuk mengontrol efek tertentu dari suatu
peubah dan untuk meminimalkan pengaruh peubah yang
berpotensi membingungkan.
• Alat bantu untuk survei - basis data dan perangkat lunak
pengolah kata yang digunakan secara bersamaan untuk
mengirim survei ke populasi sasaran.
• Alat bantu untuk pengumpulan data secara daring maupun
manual - situs web yang digunakan untuk melakukan survei dan
jenis studi lainnya di Internet, perangkat lunak yang digunakan
untuk membuat catatan atau untuk memonitor tanggapan dari
responden survei manual.
Analisis dan Interpretasi Alat bantu untuk mengorganisir - perangkat lunak yang digunakan
untuk mengumpulkan, mengkategorikan, membuat kodifikasi,
mengintegrasikan, dan mencari data set yang berukuran besar,
misalnya data kualitatif yang dihasilkan dari wawancara atau
tanggapan terbuka dari pertanyaan survei.
Alat bantu untuk konseptualisasi - perangkat lunak yang digunakan
untuk menulis dan menyimpan refleksi dari data yang diperoleh atau
untuk membangun teori yang mengintegrasikan temuan penelitian.
Alat bantu statistik - paket perangkat lunak statistika dan spreadsheet
yang digunakan untuk mengkategorikan dan menganalisis berbagai
jenis data set.
Alat bantu visualisasi grafis - perangkat lunak yang digunakan untuk
merepresentasikan data dalam bentuk grafik untuk memudahkan
penafsiran.
Pelaporan Alat bantu untuk komunikasi - perangkat lunak telekomunikasi yang
digunakan untuk mendistribusikan dan mendiskusikan temuan
penelitian, interpretasi awal, komentar, umpan balik dari kolega.
Alat bantu untuk penulisan dan pengeditan - perangkat lunak
pengolah kata yang digunakan untuk menulis dan mengedit draft
laporan akhir.
Alat bantu untuk publikasi - perangkat lunak desktop publishing dan
perangkat lunak pembuatan poster yang digunakan untuk
menghasilkan dokumen dan poster agar terlihat profesional untuk
ditampilkan atau didistribusikan di sebuah konferensi dan di tempat
lain.
Alat bantu untuk presentasi grafis – perangkat lunak presentasi untuk
membuat paparan yang dipresentasikan di sebuah konferensi.
Alat bantu untuk jejaring – blog, situs media sosial, dan mekanisme
berbasis Internet lainnya untuk mengkomunikasikan temuan
penelitian ke audiens yang lebih luas dan untuk membangun topik
diskusi untuk kelanjutan penelitian oleh peneliti lain di bidang yang
sama.

3. Alat Ukur
Ketika peneliti menggunakan metode kuantitatif, dia membutuhkan cara
sistematis untuk mengukur fenomena yang dia teliti. Untuk itu, dia memerlukan alat
ukur yang sesuai dengan yang akan diukur. Alat ukur seperti penggaris, timbangan, dan
MSIM4312 Modul 01 1.29

stopwatch sering digunakan mengukur peubah yang mudah diamati, seperti panjang,
berat, dan waktu. Tetapi dalam kebanyakan kasus, peneliti sering memerlukan satu atau
lebih alat ukur yang khusus. Sebagai contoh, seorang astronom membutuhkan teleskop
bertenaga tinggi untuk mendeteksi pola cahaya di langit pada malam hari; ahli saraf
mungkin membutuhkan pencitraan resonansi magnetik dari mesin MRI untuk
mendeteksi dan mengukur aktivitas saraf di otak.
Dalam penelitian kuantitatif, fenomena sosial dan psikologis juga memerlukan
pengukuran, meskipun mereka tidak memiliki dasar yang konkret dan mudah diamati
di dunia fisik. Sebagai contoh, seorang sosiolog mungkin menggunakan kuesioner
untuk menilai sikap orang tentang pernikahan dan perceraian, dan seorang peneliti dunia
pendidikan mungkin menggunakan tes prestasi untuk mengukur sejauh mana anak-anak
sekolah telah belajar sesuatu. Seorang peneliti di bidang Sistem Informasi juga
memerlukan alat ukur untuk mengetahui tingkat adopsi sebuah perangkat lunak oleh
suatu organisasi. Pengembangan instrumen di bidang Sistem Informasi, yang banyak
bersinggungan dengan bidang sosial dan psikologi, terkadang cukup rumit dan penuh
tantangan. Pengembangan instrumen secara khusus dijelaskan pada Modul 5.

4. Statistika
Statistika cenderung lebih bermanfaat dalam beberapa disiplin akademis
dibandingkan dengan yang lain. Peneliti di bidang sistem informasi, psikologi,
kedokteran, dan bisnis cukup sering menggunakannya dibanding peneliti di bidang
sejarah, musik, dan sastra.
Statistika mempunyai dua fungsi utama: untuk membantu seorang peneliti
menggambarkan data kuantitatif dan menarik kesimpulan dari data yang dimilikinya.
Statistika deskriptif merangkum sifat umum dari data yang diperoleh, misalnya rerata
data, simpang baku yang menunjukkan besarnya variabilitas yang ada dalam dataset,
dan seberapa dekat dua atau lebih karakteristik terkait satu sama lain. Di sisi lain,
statistika inferensial membantu peneliti untuk membuat kesimpulan tentang data.
Sebagai contoh, hasil analisis statistika inferensial dapat membantu peneliti
memutuskan apakah perbedaan antara dua kelompok eksperimen yang cukup besar
dapat dikaitkan dengan adanya intervensi pada satu kelompok atau hanya karena faktor
kebetulan. Kedua fungsi statistika ini pada akhirnya melibatkan kegiatan untuk
meringkas data dalam beberapa cara. Dalam proses meringkas data, seringkali kita
membuat entitas baru yang tidak ada pasangannya di dunia nyata. Sebagai contoh, ada
empat siswa yang bekerja paruh waktu di kampus. Siswa pertama bekerja 24 jam
seminggu di perpustakaan, siswa yang kedua bekerja 22 jam seminggu di toko buku
kampus, yang ketiga bekerja 12 jam seminggu di tempat parkir, dan yang keempat
bekerja 16 jam seminggu di kafetaria. Salah satu cara meringkas jam kerja siswa adalah
dengan menghitung nilai rerata jam kerja siswa. Dari data yang ada diketahui bahwa
rerata siswa bekerja secara paruh waktu di kampus adalah 18,5 jam/minggu. Meskipun
kita telah belajar sesuatu tentang empat siswa dan jam kerja mereka masing-masing,
1.30 Konsep Dasar Penelitian

sampai taraf tertentu kita juga belajar tentang mitos, yakni tidak satu pun dari keempat
siswa yang bekerja tepat 18,5 jam per minggu. Angka 18,5 sama sekali tidak mewakili
fakta di dunia nyata.
Setiap peneliti yang menggunakan statistik harus ingat bahwa penghitungan nilai
statistik bukanlah - dan tidak boleh – dianggap sebagai langkah terakhir dalam suatu
penelitian. Pertanyaan utama dalam penelitian adalah ”Apa yang ditunjukkan oleh
data?” Statistika menghasilkan informasi tentang data, tetapi para peneliti yang teliti
pasti akan terus mencari ”arti” dari informasi yang tersembunyi.

5. Bahasa
Salah satu capaian terbesar manusia adalah bahasa. Bahasa tidak saja
memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan sesama, tetapi memungkinkan kita
untuk berpikir lebih efisien. Kita dapat berpikir secara jernih dan efisien tentang suatu
topik ketika topik tersebut dapat kita sajikan dalam pikiran kita menggunakan kata atau
kalimat khusus yang mudah diingat.
Persyaratan tentang bahasa dalam suatu penelitian dinilai masuk akal. Penelitian
akan dan selalu mempunyai jangkauan ke seluruh dunia. Seseorang yang memahami
dua atau lebih bahasa pasti memiliki kelebihan dibanding mereka yang hanya
memahami satu bahasa. Dalam Bahasa Indonesia sendiri banyak kata serapan yang
berasal dari berbagai bahasa.
Salah satu karakteritik penelitian yang baik adalah penelitian yang merujuk pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian ini tidak hanya berasal dari
Indonesia, tetapi terutama dari luar Indonesia. Tulisan-tulisan yang melaporkan hasil
penelitian di tingkat internasional kebanyakan ditulis dengan Bahasa Inggris. Dengan
demikian, salah satu bahasa internasional yang perlu dipelajari adalah Bahasa Inggris.
Selain itu, berbagai buku panduan dari perangkat penelitian juga banyak yang ditulis
dengan bahasa asing. Dengan demikian, pemahaman terhadap bahasa asing menjadi
satu hal yang penting untuk membantu kelancaran penelitian.

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah


latihan berikut!

1) Salah satu kata kunci pada definisi penelitian adalah ”menginterpretasikan hasil”.
Jelaskan yang dimaksud dengan kata kunci ini!
2) Salah satu langkah penting dalam penelitian adalah membuat laporan hasil
penelitian. Jelaskan tujuan dari langkah ini!
3) Salah satu alat bantu penelitian yang penting adalah bahasa. Berikan alasannya!
MSIM4312 Modul 01 1.31

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Kata kunci ”menginterpretasikan hasil” adalah memaknai hasil penelitian


sehingga hasil penelitian bisa dimengerti dengan lebih baik terutama dikaitkan
dengan rumusan masalah yang ingin diselesaikan.
2) Hasil penelitian perlu dilaporkan untuk membuat publik mengetahui yang sudah
dikerjakan oleh seorang atau sekelompok peneliti. Laporan penelitian juga bisa
menjadi dasar dan rujukan bagi peneliti lain untuk meneruskan penelitian yang
baru saja selesai dikerjakan dengan penelitian lanjutan.
3) Bahasa menjadi salah satu alat bantu penting karena banyak pustaka, petunjuk
pengoperasian alat, menu dalam program aplikasi, dan komunikasi dengan
peneliti di luar Indonesia memerlukan pemahaman terhadap bahasa asing yang
sesuai.

1. Kata kunci dalam penelitian adalah proses sistematis, mengumpulkan data,


menganalisis dan menginterpretasikan data, dan meningkatkan pemahaman
terhadap suatu fenomena yang sudah ada atau memahami fenomena baru.
2. Langkah sistematis yang harus dilakukan oleh peneliti terdiri atas: merumuskan
masalah, melakukan kajian pustaka, menentukan pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis, menentukan metode penelitian, mengumpulkan data, melakukan
analisis data, menginterpretasikan hasil, dan melaporkan hasil penelitian.
3. Beberapa alat bantu yang sering digunakan peneliti dalam melakukan
penelitiannya, antara lain berupa perpustakaan dan sumber daya kepustakaannya,
teknologi komputer, alat ukur, statistika, dan bahasa.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Metode penelitian bisa ditentukan setelah peneliti ....


A. merumuskan masalah
B. melakukan kajian pustaka
C. menentukan pertanyaan penelitian dan/atau hipotesis
D. memilih survei
1.32 Konsep Dasar Penelitian

2) Pengetahuan bahasa asing penting bagi seorang peneliti karena ....


A. banyak hasil penelitian dilaporkan dalam bahasa asing
B. banyak petunjuk pengoperasian alat bantu penelitian ditulis dalam bahasa
asing
C. program-program aplikasi banyak ditulis dalam bahasa asing
D. jawaban A, B, dan C benar

3) Teknologi komputer dapat digunakan sebagai alat bantu penelitian dan terutama
digunakan untuk alasan sebagai berikut, kecuali ....
A. pengumpulan data
B. alat bantu analisis data
C. diskusi lewat media sosial
D. pelaporan hasil penelitian

4) Teknologi komputer yang relevan digunakan untuk interpretasi data antara


lain ....
A. alat bantu konseptualisasi
B. alat bantu statistika
C. alat bantu untuk sosialisasi grafis
D. jawaban A, B, dan C benar

5) Sumber daya pustaka yang ada di perpustakaan modern antara lain berupa
pustaka dalam bentuk sebagai berikut, kecuali ....
A. basis data pustaka daring
B. papirus
C. CD dan DVD
D. mikrofilm

6) Seringkali peneliti memerlukan sebuah alat bantu untuk mengukur sebuah


besaran, misalnya tinggi badan. Daftar berikut ini termasuk dalam salah satu alat
ukur, kecuali ....
A. timbangan
B. penggaris
C. termometer
D. kompor listrik
MSIM4312 Modul 01 1.33

7) Untuk menghitung rata-rata dan simpang baku dari sekumpulan data yang
diperoleh dari pengumpulan data, maka peneliti memerlukan alat bantu
berupa ....
A. statistika
B. penggaris
C. termometer
D. timbangan

8) Aplikasi komputer yang paling cocok untuk melakukan tabulasi data adalah ....
A. Microsoft Windows
B. Microsoft Word
C. Microsoft Excel
D. Microsoft PowerPoint

9) Kajian pustaka mempunyai beberapa fungsi. Fungsi dari kajian pustaka ada ....
A. satu
B. dua
C. tiga
D. empat

10) Dalam sebuah analisis data, peneliti mendapatkan hasil bahwa nilai rata-rata data
adalah 3,5 dengan simpang baku adalah 0,5. Pemaknaan terhadap hasil analisis
data ini dilakukan pada langkah ....
A. interpretasi hasil
B. kajian pustaka
C. rumusan masalah
D. pengumpulan data
1.34 Konsep Dasar Penelitian

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
MSIM4312 Modul 01 1.35

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) B
2) D
3) C
4) A
5) C
6) D
7) A
8) C
9) D
10) B

Tes Formatif 2
1) C
2) D
3) C
4) D
5) B
6) D
7) A
8) C
9) B
10) A
1.36 Konsep Dasar Penelitian

Daftar Pustaka

Kothari, C. R. (2004). Research methodology, methods, and techniques. New Delhi:


New Age International (P) Limited Publishers.

Leedy, P. D., & Ormord, J. E. (2015). Practical research, planning, and design (11th
edition). England: Global Edition, Pearson Education Limited.

Santosa, P. I. (2018). Metode penelitian kuantitatif, pengembangan hipotesis, dan


pengujian hipotesis menggunakan smart PLS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
MSIM4312
Edisi 1

MODUL 02
Rumusan Masalah dan
Keaslian Penelitian
Ir. Paulus Insap Santosa, M.Sc., Ph.D., IPU
Daftar Isi

Modul 02 2.1
Rumusan Masalah dan
Keaslian Penelitian

Kegiatan Belajar 1 2.4


Rumusan Masalah

Latihan 2.15
Rangkuman 2.16
Tes Formatif 1 2.17

Kegiatan Belajar 2 2.20


Keaslian Penelitian

Latihan 2.29
Rangkuman 2.30
Tes Formatif 2 2.31

Kunci Jawaban Tes Formatif 2.34


Daftar Pustaka 2.35
MSIM4312 Modul 02 2.3

S
eorang peneliti harus mempunyai alasan yang kuat ketika dia ingin melakukan
suatu penelitian dalam bidang ilmu tertentu. Alasan yang kuat tersebut tertuang
dalam satu aspek penting dalam suatu penelitian, yaitu rumusan masalah.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti akan menentukan langkah-langkah
selanjutnya untuk memecahkan masalah yang menjadi dasar dilakukannya suatu
penelitian.
Setiap penelitian harus unik atau berbeda dengan yang lain. Peneliti harus
menunjukkan bahwa penelitian yang (akan) dia lakukan berbeda secara substansial
dengan penelitian-penelitian yang lain. Dengan kata lain, peneliti harus mampu
menunjukkan keaslian penelitian. Keaslian penelitian dapat ditunjukkan dengan
melakukan kajian pustaka yang relevan dengan penelitian yang diusulkan.
Modul 2 mengajak Anda untuk mempelajari dan memahami dua tahap penelitian
yang berurutan yang bisa dikatakan sebagai jantung dari sebuah penelitian, yakni
rumusan masalah dan keaslian penelitian. Selain dua tahap yang sangat penting, Anda
juga akan mempelajari cara menyatakan tujuan dan manfaat penelitian. Pada modul ini
Anda akan belajar menggunakan diagram tulang ikan yang digunakan untuk
menunjukkan keaslian penelitian. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda
dapat memahami konsep dasar penyusunan rumusan masalah, menyatakan keaslian
penelitian, dan menuliskan tujuan dan manfaat penelitian. Secara khusus, Anda
diharapkan mampu:
1. menjelaskan pengertian rumusan masalah;
2. membuat rumusan masalah sesuai dengan penelitian yang akan diusulkan;
3. menjelaskan pengertian keaslian penelitian;
4. menggunakan diagram tulang ikan untuk menunjukkan keaslian penelitian;
5. menjelaskan kesenjangan digital dan perbedaan beberapa kategori kesenjangan
penelitian;
6. menggunakan kesenjangan penelitian untuk menunjukkan keaslian penelitian;
7. membuat tujuan penelitian dengan benar;
8. membuat manfaat penelitian dengan benar.
2.4 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Kegiatan
Belajar

Rumusan Masalah 1
ada Kegiatan Belajar 2 dari Modul 1 telah dijelaskan langkah-langkah yang harus

P dilakukan dalam suatu penelitian. Gambar 1.1 menjelaskan langkah-langkah


tersebut secara ringkas. Dari Gambar 1.1 terlihat bahwa langkah pertama dalam
sebuah penelitian adalah merumuskan masalah yang hendak diselesaikan dalam
penelitian yang akan diusulkan.

A. DEFINISI ISTILAH

Dalam sejumlah pustaka tentang metodologi penelitian, beberapa istilah sering


dicampuradukkan. Beberapa istilah yang sering dicampuradukkan adalah topik
penelitian (research topic), masalah penelitian (research problem), dan pertanyaan
penelitian (research question). Anda harus konsisten menggunakan istilah-istilah ini
sehingga dalam penggunaan masing-masing bagian penelitian ini tidak rancu dan
mengetahui waktu penggunaannya dengan tepat. Gambar 2.1 menjelaskan tentang
beberapa istilah dalam penelitian yang dimulai dengan bidang penelitian sampai dengan
hipotesis.
Bidang penelitian adalah area atau bidang kajian penelitian yang Anda lakukan.
Dari satu bidang penelitian, Anda dapat menemukan beberapa topik penelitian yang
salah satunya mungkin Anda tertarik untuk melakukan penelitian (dalam Gambar 2.1
setiap lingkaran pada lingkaran pertama dengan label Bidang Penelitian adalah sebuah
topik penelitian). Dari satu topik penelitian bisa muncul beberapa masalah penelitian
yang harus Anda pilih satu atau dua masalah yang menjadi pendorong bagi Anda untuk
melakukan penelitian (dalam Gambar 2.1 setiap lingkaran pada lingkaran kedua dengan
label Topik Penelitian adalah sebuah masalah penelitian). Dari sebuah masalah
penelitian bisa dibangun beberapa pertanyaan penelitian (dalam Gambar 2.1 setiap
lingkaran pada lingkaran ketiga dengan label Masalah Penelitian adalah sebuah
pertanyaan penelitian). Dari satu pertanyaan bisa muncul satu atau beberapa hipotesis.
Dalam Gambar 2.1 setiap lingkaran pada lingkaran keempat dengan label Pertanyaan
Penelitian adalah sebuah hipotesis. Suatu hipotesis sering dinyatakan sebagai hipotesis
nol dan hipotesis alternatif. Tentang hipotesis secara khusus akan dijelaskan pada
Modul 4.
MSIM4312 Modul 02 2.5

Gambar 2.1
Dari Bidang Penelitian sampai Hipotesis

Kita ambil contoh sebagai berikut. Bidang penelitian yang Anda tertarik untuk
melakukan penelitian adalah Sistem Informasi. Topik penelitian di bidang Sistem
Informasi antara lain keamanan sistem informasi, audit sistem informasi, perencanaan
strategis sistem informasi, dan lain sebagainya. Harap diperhatikan bahwa nama-nama
ini bukan nama mata kuliah, tetapi topik penelitian, meskipun mirip dengan nama mata
kuliah. Sebagai contoh, mungkin Anda tertarik untuk melakukan penelitian yang
topiknya keamanan sistem informasi, maka masalah penelitian yang dapat Anda pilih
misalnya algoritma enkripsi dan dekripsi, relasi antara privasi dan keamanan data
pelanggan, perbandingan password angka dengan garis pada perangkat seluler, dan lain
sebagainya. Kemudian dari satu masalah penelitian, misalnya algoritma enkripsi dan
dekripsi, Anda membuat beberapa pertanyaan penelitian yang relevan. Dari setiap
pertanyaan penelitian kemudian Anda mengembangkan beberapa hipotesis yang sesuai.
Ilustrasi di atas bukan merupakan definisi yang tegas, karena yang sebelumnya
dianggap sebagai masalah penelitian, karena terlalu kompleks, maka bisa saja masalah
penelitian tersebut menjadi topik penelitian, karena tidak bisa diselesaikan oleh seorang
peneliti.

B. MASALAH PENELITIAN

Beberapa masalah tidak cocok untuk diteliti karena masalah-masalah tersebut


kekurangan interpretasi data. Masalah-masalah ini tidak memerlukan penelitian untuk
melangkah lebih lanjut untuk menyingkap makna dibalik data yang tersedia. Berikut
empat situasi yang sebaiknya dihindari ketika mempertimbangkan masalah untuk
ditindaklanjuti dalam penelitian.
2.6 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

1. Sebuah penelitian seharusnya tidak hanya sekedar mencapai pencerahan diri. Kita
semua memiliki jarak yang besar dalam pendidikan kita masing-masing yang kita
semua ingin mempersempitnya. Tetapi sekedar pencerahan diri seharusnya tidak
menjadi tujuan utama dari penelitian yang diusulkan. Pengumpulan informasi
untuk mengetahui lebih banyak tentang bidang kajian tertentu sama sekali
berbeda dengan melihat keseluruhan data yang ada untuk mencari tahu kontribusi
data tersebut terhadap masalah yang akan diselesaikan. Sebagai contoh, seorang
mahasiswa membuat kalimat berikut yang dia anggap sebagai rumusan masalah:

”Masalah penelitian yang akan diteliti adalah untuk mempelajari lebih lanjut
tentang cara membuat mailing-list dengan menggunakan Microsoft Words”.

Untuk mahasiswa ini, upaya pencarian informasi akan memberikan kepuasan


setelah mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang topik tertentu, tetapi itu
tidak akan mengarah pada pengetahuan baru. Dengan demikian, rumusan
masalah yang disampaikan oleh mahasiswa di atas bukan contoh rumusan
masalah yang baik.

2. Masalah yang tujuan utamanya membandingkan dua kumpulan data tidak cocok
untuk masalah penelitian. Sebagai contoh, seseorang mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut:

”Masalah penelitian yang akan diteliti adalah membandingkan pertumbuhan


jumlah pengguna Internet di Indonesia mulai tahun 2011-2019”.

Tabel sederhana berikut ini akan menjawab rumusan masalah di atas (angka-
angka dalam tabel hanya contoh, tidak menggambarkan angka yang sebenarnya)

2011 2019
Laki-laki 15.264.921 21.579.654
Perempuan 14.462.129 20.975.456

Proyek ”penelitian” ini tidak melibatkan apapun kecuali hanya kunjungan singkat
ke situs pemerintah untuk menampilkan sesuatu yang sudah diketahui. Dengan
demikian, rumusan masalah pada contoh di atas juga bukan merupakan contoh
rumusan masalah yang baik.

3. Pernyataan yang hanya menghitung koefisien korelasi antara dua kumpulan data
yang terelasi merupakan rumusan masalah yang tidak bisa diterima. Mengapa?
Karena resep utama dari penelitian yang sebenarnya – memaknai data – tidak
terlihat dalam pernyataan tersebut. Koefisien korelasi hanya sebuah besaran
MSIM4312 Modul 02 2.7

statistik yang menunjukkan kedekatan dua karakteristik atau dua peubah menurut
kriteria tertentu. Besaran tersebut tidak dapat menjelaskan mengapa relasi
tersebut bisa muncul.
Beberapa peneliti pemula berpikir bahwa setelah mereka mengumpulkan data
dan melakukan analisis statistik sederhana atas data tersebut, pekerjaan mereka
selesai. Kenyataannya, pekerjaan mereka tidak boleh hanya berhenti sampai pada
titik tersebut, tetapi hal tersebut sesungguhnya baru permulaan. Sebagai contoh,
seorang peneliti menunjukkan bahwa aplikasi tertentu membuat kinerja karyawan
meningkat 20%. Fakta ini barangkali tidak menarik untuk ditindaklanjuti, karena
penggunaan aplikasi memang diharapkan meningkatkan kinerja karyawan.
Tetapi, bisa memunculkan pertanyaan penelitian yang lebih menarik, misalnya
fitur apa dari aplikasi tersebut yang disukai karyawan? Selain fitur yang ada,
faktor apa saja yang menyebabkan karyawan menyukai aplikasi tersebut? Apakah
ada kaitannya antara kenaikan kinerja karyawan dengan sifat aplikasi, yakni
aplikasi yang penggunaannya bersifat mandatori atau sukarela? Materi khusus
tentang pertanyaan penelitian akan dijelaskan pada Modul 4.

4. Persoalan yang hanya memberikan jawaban ”ya” atau ”tidak” tidak layak untuk
diangkat menjadi rumusan masalah. Alasannya sama dengan pada poin (3) di
atas. Kedua kasus ini hanya menyapu bagian luar dari bidang kajian yang
diinvestigasi tanpa mengeksplorasi mekanisme yang mendasarinya.
Sebuah pernyataan yang berbunyi ”Aplikasi statistik yang populer akan
memberikan manfaat kepada pengguna” bukan merupakan rumusan masalah
yang baik. Hal yang bisa diteliti adalah bukan benar tidaknya aplikasi statistik
memberi manfaat kepada pengguna, tetapi manfaat apa – jika memang ada – yang
diperoleh pengguna ketika menggunakan aplikasi statistik tersebut. Fitur apa saja
yang paling memberikan manfaat kepada pengguna yang berbeda?

C. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Setelah Anda memilih topik penelitian, identifikasi masalah merupakan langkah


pertama dan paling penting dari tahap penelitian. Sebuah masalah akan sulit
diselesaikan oleh peneliti kecuali mereka memiliki kecerdasan dan wawasan yang
cukup untuk mengisolasi dan memahami faktor-faktor spesifik yang jika tidak ditangani
akan menimbulkan kesulitan atau ketimpangan yang berlanjut.
Masalah penelitian secara substansi bisa berupa isu khusus, kontradiksi, atau
kesenjangan pengetahuan yang Anda tertarik untuk melakukan penelitian atasnya.
Sebuah masalah penelitian bisa menggabungkan beberapa substansi di atas, tetapi
kebanyakan akan fokus pada salah satu substansi. Anda dapat memilih persoalan praktis
atau terapan yang bertujuan untuk melakukan perubahan atau persoalan teoritis yang
bertujuan untuk memperluas pengetahuan. Masalah penelitian yang akan Anda pilih
2.8 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

biasanya tergantung dari topik di bidang tertentu yang Anda tertarik untuk
mendalaminya dan tipe persoalan praktis atau teoritis, yang Anda ingin lakukan.
Peneliti biasanya memilih topik penelitian dari berbagai sumber terutama dari
abstrak atau saran-saran yang ditulis di dalam laporan-laporan penelitian yang
sebelumnya dilakukan. Mereka terkadang tidak mengidentifikasi masalah penelitian
dari awal, tetapi menentukannya berdasar pada topik tersebut.
Topik penelitian yang Anda pilih barangkali merupakan topik yang sedang
hangat, tetapi ini bukan merupakan dasar yang kuat untuk penelitian akademis. Tanpa
masalah penelitian yang didefinisikan dengan baik, kemungkinan besar Anda akan
menghadapi penelitian yang tidak fokus dan tak terkendali. Ada kemungkinan Anda
akan mengulang yang sudah dikerjakan peneliti lain. Anda memerlukan masalah
penelitian untuk dapat melakukan penelitian yang berkontribusi pada pendalaman yang
baru dan relevan.
Identifikasi sifat dan dimensi masalah yang tepat merupakan hal yang sangat
penting dalam sebuah penelitian. Calon peneliti harus belajar mengenali dan
mendefinisikan masalah. Langkah-langkah berikut perlu dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah penelitian.
Langkah 1: Menentukan bidang penelitian yang seorang peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian.
Langkah 2: Peneliti harus mengembangkan penguasaan pada bidang penelitian yang
ingin dia lakukan atau mempunyai spesialisasi di bidang tersebut.
Langkah 3: Dia harus mengkaji penelitian yang dilakukan di bidang tersebut untuk
mengetahui tren dan studi terbaru yang sudah dilakukan.
Langkah 4: Atas dasar kajian pada langkah sebelumnya, dia perlu mempertimbangkan
bidang prioritas penelitiannya.
Langkah 5: Dia harus membuat analogi dan mempunyai wawasan yang cukup atau
menggunakan pengalaman pribadinya untuk mengidentifikasi masalah.
Dia dapat meminta bantuan dari peneliti lain yang juga tertarik di bidang
tersebut.
Langkah 6: Dia harus menunjukkan aspek spesifik dari masalah yang akan diselidiki.

1. Masalah Penelitian Praktis


Di atas dijelaskan ada dua tipe masalah penelitian, yakni masalah praktis dan
masalah teoritis. Masalah penelitian praktis biasanya terkait dengan usaha untuk
memperbaiki pengalaman praktis atau meminimalkan resiko yang bisa terjadi. Masalah
penelitian praktis dapat diidentifikasi antara lain dengan membaca laporan, meneruskan
penelitian sebelumnya, dan bicara dengan orang-orang yang bekerja pada bidang atau
organisasi yang sesuai. Jika penelitian Anda terkait dengan pekerjaan atau magang,
Anda mungkin perlu untuk menemukan masalah penelitian yang mempunyai relevansi
praktis pada organisasi tersebut. Beberapa masalah penelitian praktis kemungkinan
besar berkaitan dengan isu tentang kinerja atau efisiensi sebuah organisasi, proses bisnis
MSIM4312 Modul 02 2.9

yang dapat ditingkatkan di sebuah institusi, dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh
sekelompok orang dengan kebutuhan khusus di masyarakat. Contoh masalah penelitian
praktis misalnya:
Divisi pemasaran di perusahaan XYZ mempunyai persentase yang tinggi dalam
hal pergantian staf sehingga mempengaruhi produktivitas dan kohesi tim.
Organisasi nirlaba ABC mengalami defisit keuangan selama dua tahun berturut-
turut sehingga beberapa program harus dibatalkan.

Pada contoh pertama, Anda perlu mencari sebab terjadinya pergantian staf yang
mempunyai persentase yang tinggi untuk dapat memperbaikinya. Hal yang sama juga
terjadi pada contoh kedua. Anda perlu mencari penyebab defisit keuangan yang dialami
oleh organisasi nirlaba ABC. Pada kedua contoh di atas, selain persoalan yang teramati
juga disebutkan akibat dari persoalah tersebut. Pada contoh pertama, persoalannya
adalah ”persentase pergantian staf yang tinggi” dan akibatnya adalah ”produktivitas dan
kohesi tim” terpengaruh. Pada contoh kedua, persoalannya adalah ”defisit keuangan
selama dua tahun berturut-turut” dan akibatnya adalah ”pembatalan beberapa program”.
Dari kedua contoh ini bisa dilihat bahwa masalah penelitian akan bagus ketika
ditunjukkan persoalannya diikuti dengan akibat yang ditimbulkan dari persoalan
tersebut.

2. Masalah Penelitian Teoritis


Tipe kedua dari masalah penelitian adalah masalah penelitian teoritis. Masalah
penelitian ini berfokus untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman yang tidak
secara langsung berkontribusi pada perubahan. Masalah penelitian tipe ini biasanya
mengharuskan Anda untuk membaca penelitian-penelitian terbaru yang relevan, teori,
dan seringkali debat dengan peneliti terdahulu untuk menemukan kesenjangan atau gap
dari pengetahuan yang diketahui saat ini. Untuk dapat menemukan kesenjangan yang
Anda cari, Anda memang harus banyak membaca berbagai sumber. Satu hal yang perlu
Anda ketahui adalah, bahwa ketika beberapa peneliti melakukan penelitian pada topik
yang sama, misalnya pembelajaran daring, terkadang hasil yang mereka laporkan saling
kontradiksi. Sebagai contoh:
Penelitian yang dilakukan oleh Price et al. (2007) menyebutkan bahwa
pembelajaran daring meningkatkan pemahaman mahasiswa dan kinerjanya. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran daring efektif, mudah digunakan, jelas, bermanfaat
(Aberson et al., 2003), dan nyaman (Jensen, 2011). Hal sebaliknya dilaporkan oleh
Bergstrand dan Savage (2013). Kedua peneliti ini menyebutkan bahwa dengan
berkurangnya interaksi langsung antara dosen dan mahasiswa, mahasiswa menjadi
kurang termotivasi yang berakibat pada menurunnya kinerja mereka.
Pada contoh di atas, terlihat adanya kontradiksi dari hasil penelitian tentang
kinerja mahasiswa lewat pembelajaran daring. Hal ini justru menjadi hal yang menarik
untuk dilakukan penelitian yang masuk dalam tipe masalah penelitian teoritis.
2.10 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Beberapa isu yang cocok untuk dilakukan penelitian berbasis pada masalah
penelitian teoritis, antara lain fenomena atau konteks yang belum dipelajari secara
mendalam, kontradiksi dari dua atau lebih sudut pandang (seperti disajikan pada contoh
di atas), situasi atau relasi antara dua peubah atau lebih yang belum dipahami dengan
baik, dan pertanyaan pada aspek tertentu yang belum terjawab atau terkonfirmasi.

D. SUMBER MASALAH PENELITIAN

Pemilihan masalah penelitian yang cocok bukanlah pekerjaan yang mudah.


Seorang peneliti harus berkomitmen penuh terkait dengan masalah yang akan diteliti,
karena penelitian biasanya membutuhkan banyak biaya, waktu, dan energi. Selain itu,
masalah penelitian yang akan diteliti juga harus signifikan secara akademis. Ada
beberapa sumber tempat peneliti mencari dan menemukan masalah penelitian, antara
lain berikut ini.
1. Pengalaman pribadi para peneliti, misalnya di bidang pendidikan, adalah sumber
utama dari masalah penelitian yang sesuai untuk dilakukan penelitian. Banyak
masalah yang dihadapi dosen atau guru di ruang kelas, di dalam dan di luar
lingkungan sekolah yang menarik untuk dilakukan penelitian.
2. Sumber masalah penelitian lain yang paling sering disarankan adalah dari sumber
pustaka yang berupa jurnal, prosiding, buku teks, abstrak tesis, disertasi, dan
laporan penelitian. Pada sebagian besar makalah yang ada pada kelompok
pustaka di atas, ada bagian saran atau future works. Bagian saran ini berisi usulan
tentang kelanjutan dari penelitian yang dilaporkan dalam berbagai pustaka
tersebut.
3. Inovasi baru, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan di
berbagai bidang menyediakan banyak masalah baru yang layak untuk diteliti.
4. Masalah yang menarik untuk diteliti juga bisa berasal dari hasil diskusi dengan
pakar di bidang yang Anda tertarik melakukan penelitian. Dengan pengalaman
yang mereka miliki, mereka mungkin akan menyarankan masalah-masalah
signifikan di bidang yang mereka geluti. Mereka bisa diajak untuk berdiskusi
tentang isu-isu terkini yang kemudian bisa memunculkan masalah yang menarik
untuk diteliti.

Untuk dapat memilih masalah yang cocok, peneliti harus memutuskan bidang
investigasinya terlebih dahulu seperti diilustrasikan pada Gambar 2.1. Dia harus
mempelajari bidang tersebut secara intensif. Dengan cara ini, peneliti bisa menemukan
masalah yang menarik untuk diteliti.
MSIM4312 Modul 02 2.11

E. KRITERIA UNTUK MEMILIH MASALAH PENELITIAN

Kriteria untuk memilih masalah penelitian bisa dikategorikan menjadi kriteria


internal dan kriteria eksternal. Kriteria internal adalah hal-hal yang menjadikan
seseorang merasa tertarik untuk melakukan penelitian di bidang tertentu dengan topik
tertentu, misalnya rasa tertarik, biaya, waktu, perlu atau tidaknya pelatihan, dan lain-
lain. Kriteria eksternal berkaitan dengan kebaruan atau kontribusi dari hasil penelitian,
ketersediaan data dan metode yang sesuai, kecukupan jumlah responden, dan lain-lain.
Secara umum, kriteria untuk memilih masalah yang cocok untuk ditindaklanjuti
dalam sebuah penelitian antara lain:
1. kebaruan dan penghindaran dari duplikasi yang tidak perlu,
2. bidang ilmu atau area penelitian yang spesifik,
3. ketertarikan, keingintahuan, dan dorongan intelektual terhadap satu bidang ilmu
tertentu,
4. kualifikasi pribadi,
5. ketersediaan data dan metode,
6. peralatan khusus dan kondisi kerja,
7. kemudahan mendapatkan sampel,
8. kerjasama sponsor dan administrasi,
9. biaya dan manfaat,
10. faktor waktu.

Selain hal-hal di atas, dalam menentukan masalah yang akan diteliti, Anda
terkadang terlebih dahulu harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Apakah masalah yang dipilih bener-benar penting?
2. Apakah masalahnya menarik bagi orang lain?
3. Apakah masalah yang dipilih merupakan masalah nyata?
4. Apakah masalah menampilkan orisinalitas dan kreativitas?
5. Apakah saya benar-benar peduli dengan menemukan solusi?
6. Apakah dari masalah yang saya pilih dapat dinyatakan sebagai hipotesis yang
dapat diuji?
7. Apakah saya akan belajar sesuatu yang baru dari masalah ini?
8. Apakah saya memahami hubungan masalah khusus ini dengan area masalah yang
lebih luas?
9. Apakah saya dapat memilih sampel yang dapat digeneralisasi untuk beberapa
populasi?
10. Apakah orang lain dapat mereplikasi penelitian ini?
11. Apakah instrumen pengumpulan data yang saya usulkan benar-benar
memberikan informasi yang saya inginkan?
12. Apakah penelitian, termasuk penerapan hasilnya, bersifat praktis?
2.12 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah semua pertanyaan di atas harus terpenuhi


semuanya? Jawabnya adalah tidak. Untuk masalah yang berbeda, jumlah jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan di atas berbeda satu sama lain.

F. PERNYATAAN MASALAH

Masalah yang akan diselesaikan dalam sebuah penelitian harus jelas, tidak
ambigu. Masalah yang akan diteliti harus didefinisikan secara jelas ke dalam pernyataan
atau rumusan masalah (problem statement), karena berikut ini.
1. Definisi masalah menentukan arah penelitian.
2. Definisi masalah menyiratkan metodologi atau prosedur penelitian yang harus
dipilih.
3. Definisi masalah membantu peneliti untuk mengendalikan subjektivitas atau bias
peneliti.
4. Definisi masalah juga menyiratkan peubah yang akan diambil dalam penelitian
tersebut.
5. Definisi masalah yang jelas menjadikan penelitian dapat dilakukan.

Pernyataan atau rumusan masalah adalah kalimat yang menunjukkan masalah


yang akan diselesaikan dalam penelitian yang diusulkan. Rumusan masalah harus ditulis
dalam bentuk kalimat berita. Beberapa kriteria dari rumusan masalah antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Rumusan masalah bisa menggunakan asumsi tertentu yang harus dinyatakan
secara jelas.
2. Rumusan yang hendak diteliti mempunyai kepentingan praktis di bidang tertentu.
3. Rumusan masalah harus memiliki alasan tertentu yang bisa diletakkan pada
bagian latar belakang.
4. Rumusan masalah harus ditulis menggunakan kalimat tunggal yang jelas dan
tidak ambigu.
5. Rumusan masalah harus bisa dimanifestasikan ke dalam bentuk yang bisa diuji
secara empiris.

G. CONTOH RUMUSAN MASALAH

Untuk lebih memperjelas identifikasi masalah dan merumuskannya ke dalam


kalimat yang baik, perhatikan Gambar 2.2 yang menunjukkan latar belakang masalah
dengan masalah yang diajukan oleh peneliti. Kalimat yang ada di dalam lingkaran
adalah latar belakang yang diajukan oleh peneliti, dan tiga kalimat di dalam oval adalah
tiga masalah yang dia rumuskan.
MSIM4312 Modul 02 2.13

Latar belakang yang diajukan oleh peneliti adalah ”Komputer yang saya pakai
sekarang terasa lambat, sering muncul ikon jam pasir”. Dari latar belakang ini peneliti
kemudian mengajukan tiga rumusan masalah.
1. Bagaimana mengganti CPU?
2. Bagaimana mengganti hard disk dengan cepat?
3. Bagaimana menambah kapasitas RAM?

Apa yang salah dengan rumusan masalah yang disajikan pada Gambar 2.2? Jika
Anda cermati dengan sungguh-sungguh, setiap kalimat mempunyai dua kesalahan
mendasar, yaitu:
1. rumusan masalah ditulis dengan menggunakan kalimat tanya, bukan kalimat
berita;
2. substansi dari kalimat yang disampaikan oleh peneliti sesungguhnya bukan
rumusan masalah.

Gambar 2.2
Contoh Rumusan Masalah yang Salah

Dari dua kesalahan mendasar pada setiap rumusan masalah di atas, kesalahan
fatal ada di kesalahan nomor 2, yakni substansi dari kalimat yang digunakan oleh
peneliti. Jika Anda cermati masing-masing “rumusan masalah” di atas, substansinya
adalah menanyakan solusi mengatasi komputer yang terasa lambat. Sebagai contoh,
pada “rumusan masalah” nomor 1 yang berbunyi “Bagaimana mengganti CPU?”.
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang menjadi dasar bagi peneliti untuk mengajukan
“rumusan masalah” nomor 1? Atau, pertanyaan lainnya adalah apa yang menyebabkan
peneliti ingin mengganti CPU? Gambar 2.2 sama sekali tidak menunjukkan adanya
dasar atau sebab yang dimaksud. Demikian juga dengan “rumusan masalah” nomor 2
maupun nomor 3 yang secara substansi menanyakan solusi, yakni cara mengganti hard
disk dan menambah kapasitas RAM. Sekali lagi, tidak jelas apa yang mendasari kedua
“rumusan masalah” ini.
2.14 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Persoalan utama dari “rumusan masalah” yang disampaikan pada Gambar 2.2
adalah bahwa peneliti belum memberitahukan atau melakukan observasi yang
menyebabkan komputer terasa lambat. Dengan demikian, sebelum mengajukan
pertanyaan yang di Gambar 2.2 disebut dengan “rumusan masalah”, peneliti mestinya
memberitahukan, dalam penelitian yang sesungguhnya menulis dengan jelas, penyebab
komputer lambat. Dengan kata lain, antara lingkaran yang berlabel “Latar Belakang”
dan “Rumusan Masalah” mestinya harus ada satu elemen lagi yang menyebutkan
masalah sesungguhnya yang dihadapi oleh peneliti. Masalah sesungguhnya inilah yang
mestinya menjadi Rumusan Masalah. Dengan demikian, Gambar 2.2 harus diubah
menjadi Gambar 2.3 ketika peneliti menyampaikan rumusan masalahnya. Gambar 2.3
menunjukkan rumusan masalah yang benar.

Gambar 2.3
Contoh Rumusan Masalah yang Benar

Perhatikan pada tiga oval yang diberi label ”Rumusan Masalah” pada
Gambar 2.3. Kalimat yang digunakan di dalam ketiga oval ini adalah kalimat berita. Di
dalam kalimat berita tersebut berisi informasi yang menunjukkan salah satu atau
beberapa ”penyebab” komputernya terasa lambat. Dalam contoh di atas, penyebab
pertama komputer terasa lambat adalah CPU yang sudah kuno. Penyebab kedua adalah
hard disk sudah hampir penuh dan ada bad sector, dan penyebab ketiga adalah
banyaknya aplikasi yang berjalan di background. Dengan demikian, secara susunan
kalimat dan substansinya, maka ketiga kalimat di atas sudah benar sebagai rumusan
masalah.
Dari rumusan masalah yang sudah ditetapkan, langkah berikutnya adalah
menanyakan cara menyelesaikan masalah tersebut. Di sinilah pertanyaan ”Bagaimana
mengganti CPU?” dan dua pertanyaan lainnya menjadi relevan. Karena substansinya
adalah menanyakan solusi dan disampaikan sebagai kalimat tanya, maka ketiga kalimat
MSIM4312 Modul 02 2.15

tanya tersebut dinamakan dengan Pertanyaan Penelitian. Pertanyaan Penelitian akan


dijelaskan pada Modul 4. Secara menyeluruh, kaitan antara Latar Belakang, Rumusan
Masalah, dan Pertanyaan Penelitian disajikan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4
Kaitan antara Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Pertanyaan Penelitian

Jika Anda kembali ke Modul 1, khususnya Kegiatan Belajar 2, Anda akan ingat
kembali penjelasan tentang Langkah-langkah Penelitian. Pada penjelasan tersebut bisa
Anda lihat kembali bahwa untuk dapat mengetahui berbagai solusi yang berkaitan
dengan rumusan masalah, sebelum pertanyaan penelitian diajukan, peneliti harus
menunjukkan kajian pustaka dan landasan teori. Kajian pustaka dan landasan teori ini
menjadi dasar untuk menetapkan solusi yang dipilih guna menyelesaikan masalah yang
diajukan. Diskusi tentang kajian pustaka dan landasan teori akan disajikan pada
Modul 3.

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah


latihan berikut!

1) Jelaskan perbedaan fokus antara masalah penelitian praktis dan masalah


penelitian teoritis! Berikan masing-masing satu contoh fokus tersebut.
2) Jelaskan cara penulisan rumusan masalah yang baik dan benar! Berikan satu
contoh.
3) Jelaskan beberapa sumber yang bisa digunakan untuk mendapatkan masalah
penelitian!
2.16 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Fokus dari masalah penelitian praktis terkait dengan usaha untuk memperbaiki
pengalaman praktis atau meminimalkan risiko yang bisa terjadi. Contoh fokus
dari masalah penelitian praktis adalah peningkatan kinerja atau efisiensi sebuah
organisasi. Fokus dari masalah pengalaman teoritis adalah perluasan pengetahuan
dan pemahaman dari suatu fenomena. Contoh fokus dari masalah penelitian
teoritis adalah kontradiksi antara dua atau lebih perspektif tentang sebuah
fenomena.
2) Penulisan rumusan masalah yang baik dan benar harus mengikuti dua hal, yakni
menggunakan kalimat berita dan secara substansi menunjukkan sesuatu yang
perlu untuk diselesaikan tetapi tidak harus menunjukkan cara menyelesaikannya.
Contoh untuk masalah penelitian praktis:
Penggunaan tiket elektronik yang kurang sosialisasi menyebabkan banyak calon
penumpang kebingungan untuk membeli tiket elektronik sehingga terjadi antrian
panjang di stasiun kereta api komuter.
Contoh untuk masalah penelitian teoritis:
Relasi antara jenis kelamin, ras, dan ketidakseimbangan penghasilan pada pekerja
dari angkatan kerja milenial perlu dipelajari secara mendalam.
3) Beberapa sumber yang bisa digunakan untuk mendapatkan masalah penelitian
antara lain:
a. pengalaman pribadi peneliti,
b. artikel jurnal dan prosiding, buku teks, abstrak tesis, disertasi, laporan
penelitian,
c. inovasi baru, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan
di berbagai bidang,
d. diskusi dengan ahli di bidang yang sesuai.

1. Secara umum dikenal masalah penelitian praktis dan teoritis. Masalah penelitian
praktis berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya praktis terkait dengan organisasi,
layanan, atau pengalaman pelanggan/karyawan/pengguna/mahasiswa secara
umum. Masalah penelitian teoritis berfokus pada perluasan atau pengembangan
pengetahuan dan pemahaman tentang suatu fenomena yang tidak harus
menunjukkan dampak langsung kepada anggota masyarakat.
2. Masalah penelitian dapat digali dari berbagai sumber. Beberapa sumber yang bisa
digunakan untuk menggali masalah penelitian antara lain pengalaman pribadi
peneliti, artikel dari jurnal, prosiding, buku teks, abstrak tesis, dan disertasi,
bagian saran atau future works dari penelitian yang sudah dilakukan, maupun dari
berbagai laporan penelitian.
MSIM4312 Modul 02 2.17

3. Dua hal penting yang harus diingat ketika menuliskan rumusan masalah, yaitu
penggunaan kalimat dan substansinya. Hal yang pertama adalah kalimat pada
rumusan masalah harus menggunakan kalimat berita atau pernyataan, bukan
kalimat tanya atau pertanyaan. Hal yang kedua terkait dengan substansi dari
rumusan masalah tersebut, yakni berisi sebuah persoalan yang diidentifikasi dari
Latar Belakang dan konsekuensinya ketika persoalan tersebut tidak diselesaikan.
Anggapan bahwa rumusan masalah berisi solusi adalah keliru.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Masalah penelitian secara substansi bisa berupa hal berikut ini, kecuali ....
A. isu khusus terkait peningkatan efisiensi
B. kontradiksi
C. pencerahan diri
D. kesenjangan pengetahuan

2) Di antara kalimat berikut, satu pernyataan yang paling tepat pada kalimat
adalah ....
A. satu topik penelitian dapat terdiri atas beberapa rumusan masalah
B. satu hipotesis untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian
C. satu rumusan masalah dapat terdiri atas beberapa topik penelitian
D. satu pertanyaan penelitian untuk menjawab beberapa rumusan masalah

3) Satu pertimbangan untuk memilih masalah penelitian adalah ....


A. ketertarikan, keingintahuan, dan dorongan intelektual
B. kualifikasi pribadi
C. ketersediaan data dan metode
D. jawaban A, B, dan C benar

4) Rumusan masalah harus ditulis dengan menggunakan bentuk kalimat di bawah


ini, kecuali ....
A. kalimat berita
B. kalimat tanya
C. kalimat pasif
D. kalimat aktif
2.18 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

5) Masalah penelitian yang baik memuat substansi untuk mencari jawaban


tentang ....
A. kesulitan yang dialami para difabel untuk berjalan di tempat umum
B. kontradiksi dari dua pandangan yang berbeda
C. jawaban ”ya” atau ”tidak”
D. peningkatan efisiensi organisasi

6) Kalimat ”Keharusan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan ujian pendadaran


mengumpulkan naskah hardcopy merupakan pemborosan kertas yang berakibat
pada diperlukannya ruang penyimpanan yang besar” merupakan contoh dari ....
A. rumusan masalah teoritis
B. rumusan masalah praktis
C. latar belakang
D. pertanyaan penelitian

7) Salah satu sumber untuk mencari masalah penelitian disebutkan di bawah ini,
kecuali ....
A. artikel jurnal
B. inovasi baru
C. pengalaman pribadi peneliti
D. wikipedia

8) Rumusan masalah harus tidak berdasarkan pada hal berikut ini, kecuali ....
A. pendapat pribadi peneliti
B. asumsi terkait aspek tertentu
C. informasi dari kolega peneliti
D. berita di media sosial

9) Rumusan masalah tidak boleh dituliskan dengan kalimat tanya, karena ....
A. tidak menunjukkan solusi
B. berhubungan erat dengan pertanyaan penelitian
C. berisi pernyataan yang menunjukkan persoalan yang akan diselesaikan
dengan penelitian yang diusulkan
D. jawaban A, B, dan C salah
MSIM4312 Modul 02 2.19

10) Salah satu masalah penelitian teoritis yang layak untuk ditindaklanjuti adalah
berdasarkan pada keinginan peneliti untuk ....
A. mempersempit kesenjangan atau gap dari pengetahuan yang ada saat ini
B. meningkatkan kinerja organisasi
C. mempersingkat layanan prima
D. pembenahan proses bisnis

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
2.20 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Kegiatan
Belajar

Keaslian Penelitian 2

P ada Kegiatan Belajar 1 telah dijelaskan bahwa salah satu kriteria masalah
penelitian yang baik adalah adanya kebaruan dari masalah yang diajukan. Anda
juga akan belajar bahwa penelitian yang baik perlu memperhatikan hasil dari
penelitian-penelitian sebelumnya di Modul 4. Dengan memperhatikan hasil dari
penelitian-penelitian sebelumnya untuk bidang kajian atau topik penelitian terkait, Anda
akan bisa menunjukkan perbedaan penelitian yang akan atau sudah Anda lakukan
dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Dengan kata lain, ketika Anda melakukan
sebuah penelitian, Anda harus menunjukkan bahwa ada unsur keaslian dalam penelitian
yang Anda kerjakan. Dengan demikian, keaslian penelitian juga perlu mendapat
perhatian ketika Anda melakukan sebuah penelitian.

A. PENGERTIAN KEASLIAN PENELITIAN

Salah satu kriteria yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah penelitian
adalah keaslian penelitian. Istilah lain dari keaslian penelitian adalah kebaruan, novelty,
atau kontribusi penelitian. Keaslian penelitian bisa diartikan sebuah pernyataan atau
kalimat yang menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti
memiliki aspek yang berbeda dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain yang
sudah dilakukan sebelumnya.
Keaslian penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah unik dan belum pernah ada penelitian serupa yang menggunakan kerangka kerja
yang sama untuk melakukan analisis. Klaim bahwa penelitian yang dilakukan oleh
seorang peneliti mempunyai keaslian tidak cukup berupa pernyataan peneliti, bahwa
penelitian yang dia kerjakan adalah asli, misalnya ”… belum ada riset tentang hal ini
yang pernah dilaksanakan” atau ”Saya menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan
adalah asli dan belum pernah dikerjakan orang lain”. Anda juga tidak perlu melakukan
sumpah, tetapi dilakukan secara ilmiah.
Pernyataan keaslian penelitian harus didukung dengan pustaka yang
menunjukkan penelitian-penelitian yang relevan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Peneliti harus menunjukkan bukti dari penelitian sebelumnya terkait yang sudah dan
belum dikerjakan. Untuk hal ini, peneliti bisa menunjukkan kesenjangan penelitian atau
research gap dari penelitian-penelitian terdahulu. Kesenjangan penelitian dijelaskan
kemudian.
MSIM4312 Modul 02 2.21

Topik penelitian dari sebuah bidang ilmu bisa diilustrasikan dengan gambaran
sederhana dari jigsaw puzzle seperti terlihat pada Gambar 2.51 dan Gambar 2.62. Topik
penelitian tertentu hanya mempunyai masalah untuk diteliti dalam jumlah tidak banyak
(diilustrasikan dengan jigsaw puzzle pada Gambar 2.5); sementara topik penelitian lain
mempunyai masalah yang lebih banyak (diilustrasikan dengan jigsaw puzzle pada
Gambar 2.6). Ilustrasi pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 menunjukkan bahwa jigzaw
puzzle tersusun atas keping-keping puzzle yang harus disusun sedemikian rupa untuk
bisa membentuk jigsaw puzzle yang lengkap. Penelitian yang akan Anda lakukan bisa
diilustrasikan dengan sebuah keping puzzle yang akan Anda pasang pada posisinya yang
tepat. Sebelum Anda memasang keping tersebut, terutama kalau jigsaw puzzlenya sudah
setengah jalan, Anda harus mencari tahu terlebih dahulu tempat keping yang Anda
punyai akan dipasang.

Gambar 2.5 Gambar 2.6


Jigzaw Puzzle Sederhana Jigsaw Puzzle Burung Kolibri

Di atas sudah dijelaskan bahwa untuk dapat menunjukkan keaslian penelitian,


tidak cukup hanya berupa pernyataan tertulis, tetapi harus menunjukkan bukti-bukti
yang berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hal ini, sekali lagi, mirip dengan
ketika Anda akan menempatkan keping puzzle yang Anda miliki. Jika Anda tidak
mempunyai bukti yang cukup, keaslian penelitian Anda bisa dianggap meragukan.
Pertanyaannya kemudian adalah: ”berapa banyak pustaka yang harus dijadikan
rujukan sehingga keaslian penelitian dianggap cukup bukti?”. Pertanyaan ini tidak bisa
dijawab dengan pasti, karena ada topik penelitian baru sehingga penelitian-penelitian
yang sudah dilakukan masih sedikit jumlahnya. Di sisi lain, ada topik penelitian
yang sedang naik daun, sehingga jumlah penelitian yang sudah dilakukan cukup banyak.
Anda tidak perlu melakukan kajian pustaka yang masif dengan memasukkan semua
konteks dari topik penelitian yang Anda pilih. Anda cukup melakukan kajian pustaka
secukupnya dan terutama berdasar pada penelitian-penelitian pada lima tahun terakhir.

1 https://www.freevector.com/jigsaw-puzzle
2 https://specialtyproducts.store/ruby-throated-hummingbird-49-piece-teaser-size-wooden-jigsaw-puzzle-
zen-puzzles/
2.22 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Dua fokus yang bisa digunakan untuk menunjukkan keaslian penelitian misalnya:
1. melakukan penelitian atas persoalan lama menggunakan cara baru dengan
menunjukkan implikasi pada sisi metodologi dan aspek teori terhadap
pengetahuan yang ada;
2. melakukan penelitian atas persoalan baru menggunakan cara yang sudah
diketahui yang juga dapat menunjukkan implikasi pada sisi metodologi dan aspek
teori terhadap pengetahuan yang ada.

Keaslian penelitian yang Anda tunjukkan dengan cara seperti dijelaskan di atas
bisa digunakan untuk menunjukkan:
1. perbedaan penelitian Anda dengan penelitian orang lain,
2. posisi penelitian Anda terhadap penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya,
3. kontribusi terhadap satu topik tertentu secara khusus atau bidang ilmu tertentu
secara lebih umum.

Berikut disajikan contoh sederhana kasus yang menunjukkan keaslian penelitian.


Seseorang membuat penelitian terkait pembuatan sistem informasi di rumah sakit A dan
orang lain membuat penelitian dengan topik serupa di rumah sakit B. Meskipun obyek
penelitiannya berbeda, belum tentu penelitian kedua menawarkan adanya kebaruan
dibanding penelitian pertama. Bisa saja keduanya menggunakan metode pengembangan
sistem informasi yang sama, hanya berbeda adalah obyeknya. Di sisi lain, ada orang
ketiga yang juga melakukan penelitian tentang pembuatan sistem informasi di rumah
sakit A, tetapi menggunakan metode yang berbeda dengan orang pertama. Meskipun
obyeknya sama, tetapi karena metode pengembangan sistem informasinya berbeda,
disertai dengan argumentasi alasan dia menggunakan metode yang berbeda, maka justru
peneliti ketiga mempunyai kebaruan jika dibandingkan dengan penelitian pertama atau
peneliti kedua.

B. KESENJANGAN PENELITIAN

Pada subbab A tentang Pengertian Keaslian Penelitian sudah dijelaskan bahwa


untuk menunjukkan keaslian penelitian, seorang peneliti harus melakukan kajian
pustaka untuk mendapatkan pendukung yang kuat bahwa penelitian yang dia lakukan
mempunyai keaslian penelitian. Dengan melakukan kajian pustaka tersebut, dia akan
dapat menemukan kesenjangan penelitian atau research gap yang akan membawanya
ke keaslian penelitian yang dia usulkan. Kesenjangan penelitian secara sederhana
diilustrasikan pada Gambar 2.73.

3 https://wordvice-wp-static.s3-ap-northeast-1.amazonaws.com/uploads/2018/11/research-gap.jpg
MSIM4312 Modul 02 2.23

Gambar 2.7
Ilustrasi Kesenjangan Penelitian

Ilustrasi kesenjangan penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 2.7 bisa


dijelaskan sebagai berikut. Seorang peneliti yang mengajukan proposal penelitian,
diilustrasikan dengan keping berwarna merah, sudah membaca enam artikel dari jurnal
yang dipublikasikan di lima tahun terakhir. Dari enam artikel yang dia baca, dia
menyusunnya menjadi dua bagian, yakni Artikel1 sampai Artikel3 di sebelah kiri dan
Artikel4 sampai Artikel6 di sebelah kanan. Dengan memberikan argumentasi yang
diperlukan, dia mengusulkan penelitian guna menjembatani kesenjangan antara sisi kiri
dan sisi kanan, yakni secara spesifik menghubungkan Artikel3 dan Artikel4. Keping
merah inilah yang dia ajukan sebagai keaslian penelitian.
Ada beberapa kategori kesenjangan penelitian, yakni kesenjangan bukti
(evidence gap), kesenjangan metodologi (methodological gap), kesenjangan empiris
(empirical gap), kesenjangan teoritis (theoretical gap), dan kesenjangan populasi
(population gap). Berikut ini dijelaskan secara singkat masing-masing kategori
kesenjangan penelitian.
1. Beberapa peneliti melakukan penelitian pada topik yang sama, tetapi dengan
sudut pandang masing-masing. Kesimpulan yang setiap peneliti buat adalah dari
sudut pandang masing-masing. Secara terpisah, hal ini tidak masalah. Tetapi
ketika beberapa penelitian dilihat secara bersama-sama, ternyata muncul
beberapa hal yang saling kontradiktif. Situasi seperti inilah yang akan
memunculkan kesenjangan bukti. Dengan kata lain, kesenjangan bukti muncul
ketika para peneliti yang meneliti topik yang sama memberikan kesimpulan yang
berbeda sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing.
2. Kesenjangan metodologi muncul ketika banyak penelitian menggunakan metode
dan rancangan penelitian yang mirip. Dengan demikian diperlukan adanya variasi
dari metode penelitian yang digunakan. Dengan metode penelitian yang berbeda,
ada kemungkinan Anda akan menemukan hal baru yang selama ini belum
terungkap sekaligus menghindarkan adanya temuan yang tidak seharusnya.
2.24 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

3. Kesenjangan empiris muncul ketika hasil kesimpulan tidak atau belum


diverifikasi secara empiris. Hasil penelitian hanya disimpulkan berdasar
kerangka konseptual yang dibangun oleh peneliti. Bukti empiris perlu didapatkan
dengan menguji kerangka konseptual dalam dunia nyata, misalnya diterapkan di
masyarakat dengan menggunakan tool yang dijelaskan pada kerangka
konseptual.
4. Kesenjangan teori muncul ketika teori yang digunakan untuk membangun
kerangka konseptual tidak mencukupi untuk mendukung terbangunnya
pandangan baru terkait hal-hal tertentu. Dengan demikian, ketika Anda
menggunakan teori tertentu, harus dipastikan bahwa teori yang Anda gunakan
akan mendukung kerangka konseptual penelitian Anda. Teori secara khusus akan
dijelaskan pada Modul 3.
5. Kesenjangan populasi muncul ketika sebuah penelitian tidak atau kurang
menunjukkan bahwa sampel yang Anda pilih telah mewakili populasi secara
keseluruhan. Hal ini penting untuk diperhatikan terutama ketika Anda
menggunakan survei untuk mengambil data guna menjawab rumusan masalah
yang Anda ajukan.

Identifikasi kesenjangan penelitian tidak selalu mudah dilaksanakan. Tetapi hal


ini penting dilakukan untuk menunjukkan keaslian penelitian yang akan Anda lakukan.
Anda tidak perlu menunjukkan semua kategori kesenjangan penelitian seperti dijelaskan
di atas. Anda perlu bertanya pada diri sendiri, kesenjangan penelitian seperti apa yang
ingin Anda ajukan untuk menunjukkan keaslian dari penelitian yang Anda usulkan.

C. DIAGRAM FISHBONE

Salah satu alat bantu yang bisa digunakan untuk menunjukkan keaslian penelitian
adalah diagram tulang ikan atau fishbone diagram. Diagram tulang ikan juga disebut
dengan diagram Ishikawa karena dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram ini
sesungguhnya adalah sebuah diagram yang sering digunakan untuk menunjukkan
sebab-efek (cause-effect) dari kekurangsempurnaan, kerusakan, variasi, maupun
kegagalan dari sebuah produk. Contoh diagram tulang ikan disajikan pada Gambar 2.8.
Sesuai dengan namanya, maka diagram tulang ikan terdiri atas dua bagian, yakni
bagian duri-duri ikan pada badannya dan bagian kepala. Di atas sudah disebutkan bahwa
diagram tulang ikan digunakan untuk menunjukkan sebab-efek pada sebuah proses atau
produk dan sejenisnya. Bagian badan, yakni duri-durinya menggambarkan ”sebab”
yang mengakibatkan ”efek” yang digambarkan sebagai kepala ikan. Simbol yang diberi
label ”Kategori 1” sampai ”Kategori 6” adalah kategori ”sebab” yang menimbulkan
”efek”, misalnya metode, pengukuran, bahan baku, dan lain sebagainya. Duri-duri yang
diberi label ”sebab11” sampai dengan ”sebab63” adalah detail dari ”sebab” yang
menimbulkan ”efek” yang dikategorikan menjadi ”Kategori 1” sampai dengan
”Kategori 6”.
MSIM4312 Modul 02 2.25

Gambar 2.8
Contoh Diagram Tulang Ikan

Di atas sudah dijelaskan bahwa untuk menunjukkan keaslian dari penelitian yang
Anda kerjakan, Anda perlu membaca dan mengkaji sejumlah artikel terutama berasal
dari jurnal dan/atau prosiding. Artikel yang dipilih tentu saja harus relevan dengan topik
dan masalah penelitian yang Anda pilih. Dengan demikian, Anda bisa memodifikasi
diagram tulang ikan yang semula digunakan untuk menunjukkan sebab-efek dari
kekurangsempuraan atau kegagalan produk menjadi diagram tulang ikan yang
menunjukkan sejumlah artikel yang Anda kaji sebagai dasar bagi pengusulan penelitian
Anda sekaligus menunjukkan keaslian penelitian yang Anda kerjakan. Gambar 2.9
menyajikan modifikasi diagram tulang ikan yang digunakan untuk menyatakan keaslian
penelitian.
Pada Gambar 2.9 duri-duri ikan diberi label “acuan11” sampai dengan “acuan63”
dari “Kata kunci 1” sampai dengan “Kata kunci 6”. Gambar tersebut menunjukkan
bahwa acuan untuk setiap kata kunci cacahnya sama, yakni 3. Dalam prakteknya tidak
harus demikian. Cacah acuan atau artikel untuk setiap kata kunci bisa berbeda.
Gambar 2.9 juga menunjukkan bahwa cacah kategori pada bagian atas tubuh ikan sama
dengan bagian bawahnya. Untuk cacah kategori inipun juga tidak harus demikian.
Cacah kategori dan cacah acuan untuk setiap kategori disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 2.10 menunjukkan contoh praktis dari penggunaan diagram tulang ikan.
2.26 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Gambar 2.9
Modifikasi Diagram Tulang Ikan untuk Menunjukkan
Keaslian Penelitian

Gambar 2.10 menunjukkan bahwa seorang peneliti mengusulkan penelitian yang


terkait dengan “perilaku belanja daring”. Dari pemahaman dia tentang belanja daring,
dia menetapkan ada empat kata kunci yang harus digali, yakni “minat belanja daring”,
“kualitas situs belanja daring”, “model pencarian informasi”, dan “pengalaman
berInternet”. Dari setiap kata kunci yang dia tentukan, peneliti melakukan kajian
pustaka untuk lebih memahami lebih lanjut tentang penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya terkait dengan kata kunci tertentu. Sebagai contoh, untuk kata
kunci “kualitas situs belanja daring”, peneliti melakukan kajian pustaka dari Moeller
(1997), Nielsen (1999), Huizingh (2000), dan Wan (2000). Untuk kata kunci “model
pencarian informasi”, peneliti tersebut melakukan kajikan pustaka dari Marchionini
(1995), Wilson (1999), dan Xie (2000). Untuk dua kata kunci yang lain, peneliti tersebut
juga melakukan kajian pustaka dari penelitian-penelitian terdahulu seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.10.
Seperti dijelaskan sebelumnya, tidak ada batasan tentang jumlah pustaka yang
harus dikaji, baik untuk setiap kata kunci maupun secara keseluruhan. Sejauh Anda
sudah mendapatkan informasi yang cukup untuk berargumentasi tentang keaslian
penelitian yang Anda unggulkan, berarti kajian pustaka yang Anda lakukan sudah
mencukupi.
MSIM4312 Modul 02 2.27

Gambar 2.10
Contoh Diagram Tulang Ikan dari Usulan Penelitian tentang Perilaku Belanja Daring

D. TUJUAN PENELITIAN

Secara sederhana, tujuan penelitian adalah pernyataan yang menjelaskan apa


yang ingin dicapai oleh seorang peneliti ketika mengusulkan sebuah penelitian.
Pernyataan tujuan penelitian dapat berfungsi untuk memandu kegiatan penelitian. Oleh
peneliti, dalam sitiasi tertentu, tujuan penelitian sering kali dijadikan pertimbangan
untuk menyusun hipotesis.
Tujuan penelitian harus terkait erat dengan rumusan masalah dan meringkas yang
Anda harapkan akan dicapai oleh penelitian yang Anda lakukan. Sebagai contoh, jika
masalah yang diidentifikasi adalah borosnya penggunaan kertas di sebuah kantor, maka
salah satu tujuan penelitian adalah alasan penggunaan kertas yang masif sehingga
muncul pemborosan kertas. Dengan mengetahui alasan penggunaan kertas, maka bisa
ditemukan cara untuk memperbaikinya.
Tujuan penelitian dapat bersifat umum atau spesifik. Tujuan umum menyatakan
yang Anda harapkan untuk dicapai secara umum. Tujuan khusus memecah tujuan
umum menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, terhubung secara logis yang secara
sistematis menangani berbagai aspek masalah. Tujuan spesifik menentukan dengan
tepat apa yang akan Anda lakukan dalam setiap fase studi Anda, bagaimana, di mana,
kapan, dan untuk tujuan apa.
2.28 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Tujuan penelitian mempunyai beberapa fungsi, antara lain membantu Anda


untuk:
1. menentukan fokus studi,
2. mengidentifikasi peubah yang akan diukur,
3. menunjukkan berbagai langkah yang harus dilakukan,
4. menetapkan batasan penelitian,
5. menghindari pengumpulan data yang tidak sepenuhnya diperlukan.

Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan menggunakan kata kerja tindakan


yang cukup spesifik untuk diukur, misalnya: membandingkan, menghitung, menilai,
menentukan, memverifikasi, menjelaskan, dan sebagainya. Tujuan penelitian sebaiknya
tidak menggunakan kata kerja yang samar dan/atau non-aktif seperti: untuk menghargai,
untuk memahami, untuk percaya, untuk belajar, dan sebagainya. Kata-kata ini akan sulit
untuk diukur sehingga tingkat ketercapaiannya lebih sukar untuk dievaluasi.
Tujuan penelitian biasanya dinyatakan dalam istilah awam dan diarahkan
sebanyak mungkin kepada klien yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun
kepada peneliti sendiri. Orang awam tidak perlu memahami hipotesis penelitian yang
diajukan, tetapi dia dapat memahami sebuah penelitian dari tujuan penelitian yang
disampaikan oleh peneliti. Berikut diberikan contoh tujuan penelitian:
Tujuan 1: Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa
dalam memilih aplikasi untuk pengolahan gambar.
Tujuan 2: Untuk mendeskripsikan fitur-fitur yang dimiliki oleh aplikasi media sosial.
Tujuan 3: Untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas ekstra kurikuler mahasiswa
dengan kinerja akademiknya.

Dua dari tiga contoh tujuan penelitian di atas bersifat deskriptif, yakni Tujuan 1
dan Tujuan 2, dan Tujuan 3 menunjukkan contoh tujuan penelitian yang merelasikan
dua perubah. Pada Tujuan 1, hasil akhir dari penelitian adalah identifikasi faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan mahasiswa untuk memilih aplikasi pengolahan gambar.
Pada Tujuan 2, hasil akhir dari penelitian adalah deskripsi fitur-fitur yang ada pada
aplikasi media sosial. Pada Tujuan 3, peneliti akan bisa menentukan pengaruh aktivitas
ekstra kurikuler dan kinerja akademik mahasiswa. Dari tiga contoh tujuan di atas,
Tujuan 1 dan Tujuan 2 tidak memerlukan hipotesis, sementara Tujuan 3 memerlukan
hipotesis yang harus diuji untuk mengetahui hasil akhirnya.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian adalah pernyataan tentang pengaruh positif dari hasil


penelitian yang akan dirasakan oleh individu, sekelompok individu, atau sebuah
organisasi yang mempunyai keterlibatan secara langsung maupun tidak langsung
dengan sebuah penelitian. Manfaat penelitian juga dapat menunjukkan kontribusi
penelitian ketika benar-benar diterapkan.
MSIM4312 Modul 02 2.29

Peneliti perlu mempertimbangkan pihak-pihak yang akan mendapatkan manfaat


dari penelitian mereka, terutama ketika sebuah penelitian melibatkan atau
mempengaruhi kelompok tertentu, misalnya pengguna non-akademisi, partisipan dan
rekan-rekannya, peneliti lain, atau organisasi peneliti. Hal yang perlu dipertimbangkan
dalam menjelaskan manfaat penelitian adalah ketika manfaat tersebut disebutkan untuk
kelompok tertentu, maka manfaat yang diperoleh oleh kelompok tersebut tidak
kemudian meningkatkan resiko terhadap kelompok lain.
Pada Kegiatan Belajar 1 Anda telah mempelajari bahwa penelitian bisa berupa
penelitian praktis atau penelitian teoritis. Berdasarkan pada kategori penelitian ini, maka
manfaat dari penelitian yang Anda lakukan juga harus sejalan dengan kedua kategori
penelitian di atas. Untuk penelitian praktis, manfaat yang bisa disajikan adalah manfaat
praktis atau practical benefit atau practical implication. Untuk penelitian teoritis,
manfaat bisa berupa manfaat teoritis, yakni memperluas pengetahuan, tetapi terkadang
juga dikombinasikan dengan manfaat praktis yang akan diperoleh ketika unsur teoritis
tersebut diimplementasikan. Sebagai contoh, secara teoritis, setiap pengguna web
mempunyai preferensi terhadap warna favorit mereka. Ketika seorang peneliti
melakukan penelitian terkait kombinasi warna, dari hasil penelitian yang dia peroleh,
dia akan menambahkan pengetahuan tentang kombinasi warna yang baik dan buruk.
Ketika kombinasi warna ini diimplementasikan dalam desain sebuah web, akan bisa
memberikan dampak terhadap kunjungan ke web tersebut.
Seperti halnya tujuan penelitian, manfaat penelitian juga perlu disampaikan
dengan kalimat yang ringkas dan jelas. Berikut diberikan contoh manfaat penelitian.
1. Dengan dibangunnya sistem pendaftaran daring, penggunaan kertas bisa
dikurangi.
2. Dengan diketahuinya pengaruh kegiatan ekstra kurikuler terhadap prestasi
akademik mahasiswa, institusi bisa mengambil langkah yang sesuai untuk
mempertahankan keduanya.

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah


latihan berikut!

1) Apa yang dimaksud dengan keaslian penelitian? Bagaimana menunjukkan


keaslian dari sebuah penelitian?
2) Apa yang dimaksud dengan kesenjangan bukti? Apa bedanya dengan
kesenjangan empiris?
3) Apa beda antara tujuan penelitian dan manfaat penelitian? Berikan contohnya
masing-masing!
2.30 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Keaslian penelitian adalah pernyataan yang menunjukkan bahwa sebuah


penelitian berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya, penelitian tersebut unik dan belum pernah ada penelitian serupa
yang menggunakan kerangka kerja yang sama untuk melakukan analisis. Cara
menunjukkan keaslian dari sebuah penelitian adalah dengan melakukan kajian
pustaka untuk membandingkan penelitian yang sedang dikerjakan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan.
2) Kesenjangan bukti adalah kesenjangan yang muncul ketika beberapa peneliti
melakukan penelitian pada satu topik yang sama secara terpisah, menunjukkan
hasil penelitian yang saling kontradiktif. Kesenjangan empiris adalah
kesenjangan yang disebabkan karena validasi secara empiris belum dilakukan
atau hasil dari validasi kurang bisa digunakan untuk membuktikan kerangka
konseptual yang dihasilkan dari sebuah penelitian bisa diterapkan di dunia nyata.
3) Tujuan penelitian adalah pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai oleh
peneliti dengan melakukan sebuah penelitian. Tujuan penelitian dalam situasi
tertentu, bisa digunakan sebagai pertimbangan untuk menyusun hipotesis.
Manfaat penelitian adalah pernyataan yang menunjukkan efek positif yang
diharapkan muncul dari hasil penelitian. Efek positif ini bisa dirasakan oleh
individu, sekelompok individu, maupun organisasi tertentu. Contoh dari tujuan
penelitian: ”untuk mengetahui pengaruh satu peubah terhadap peubah lain”.
Contoh dari manfaat penelitian: ”algoritma enkripsi yang dihasilkan dari
penelitian ini dapat meningkatkan keamanan transaksi belanja daring”.

1. Keaslian penelitian adalah elemen penting dari sebuah penelitian bahwa


penelitian yang sedang dilaksanakan atau diusulkan berbeda dengan penelitian-
penelitian lain dalam bidang ilmu atau topik yang sama. Keaslian penelitian bisa
ditunjukkan dengan terlebih dahulu melakukan kajian pustaka terkait penelitian-
penelitian yang relevan. Salah satu tool yang digunakan untuk menunjukkan
keaslian penelitian adalah dengan diagram tulang ikan. Diagram tulang ikan
dibuat dengan menggunakan kata kunci tertentu. Berdasarkan kata kunci tersebut
dilakukan kajian terhadap artikel-artikel yang dipublikasikan di lima tahun
terakhir.
2. Kesenjangan penelitian adalah pernyataan yang menunjukkan bahwa sebuah
penelitian berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Kesenjangan penelitian bisa diperoleh dengan melakukan kajian
pustaka yang relevan dengan penelitian yang sedang diajukan. Ada beberapa
kategori kesenjangan penelitian, yakni kesenjangan bukti, kesenjangan
metodologi, kesenjangan empiris, kesenjangan teoritis, dan kesenjangan
populasi.
MSIM4312 Modul 02 2.31

3. Tujuan penelitian adalah pernyataan yang menunjukkan apa yang ingin dicapai
oleh seorang peneliti melalui sebuah penelitian. Ada tujuan umum yang bisa
dipecah-pecah menjadi beberapa yang lebih spesifik yang disebut dengan tujuan
khusus. Tujuan penelitian mempunyai beberapa fungsi, antara lain membantu
peneliti untuk menentukan fokus studi, mengidentifikasi peubah yang akan
diukur, menunjukkan berbagai langkah yang harus dilakukan, menetapkan
batasan penelitian, menghindari pengumpulan data yang tidak relevan. Tujuan
penelitian diawali dengan kata seperti membandingkan, menghitung, menilai,
menentukan, memverifikasi, menjelaskan, dan sejenisnya. Penggunaan kata kerja
ini memungkinkan tujuan penelitian bisa dievaluasi tingkat ketercapaiannya.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Keaslian penelitian mempunyai kegunaan untuk menunjukkan ….


A. kajian pustaka yang dilakukan
B. manfaat yang diperoleh dari penelitian
C. tujuan penelitian yang akan dicapai
D. posisi penelitian yang diusulkan terhadap penelitian-penelitian yang sudah
dikerjakan sebelumnya

2) Untuk menunjukkan keaslian penelitian, seorang peneliti bisa memanfaatkan hal


berikut ini ....
A. pernyataan bersama dari sekelompok peneliti
B. kesenjangan penelitian
C. pernyataan pribadi peneliti
D. menuliskan pernyataan di kertas bermeterai

3) Pada diagram tulang ikan, kepala ikan menunjukkan ....


A. ringkasan kajian pustaka
B. manfaat penelitian
C. usulan penelitian yang diajukan
D. kepala ikan hanya aksesoris semata

4) Berikut ini adalah kategori kesenjangan penelitian, kecuali kesenjangan ….


A. metodologi
B. digital
C. populasi
D. teori
2.32 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

5) Tujuan penelitian bisa diawali dengan menggunakan kata kerja sebagai berikut,
kecuali ….
A. membandingkan
B. menghitung
C. memverifikasi
D. mempercayai

6) Publikasi atau artikel yang dirujuk untuk dilakukan kajian pustaka adalah
publikasi yang diterbitkan ….
A. lima tahun terakhir
B. tujuh tahun terakhir
C. sembilan tahun terakhir
D. sepuluh tahun terakhir

7) Dari beberapa pernyataan berikut ini, pernyataan yang paling tepat tentang
diagram tulang ikan adalah jumlah ....
A. kata kunci dalam diagram tulang ikan harus genap
B. artikel yang dikaji untuk setiap kata kunci harus sama
C. artikel yang dikaji untuk setiap kata kunci bisa berbeda
D. kata kunci dalam diagram tulang ikan harus ganjil

8) Salah satu fungsi tujuan penelitian adalah ….


A. menunjukkan batasan penelitian yang dilakukan
B. mengidentifikasi peubah yang akan diukur
C. memberikan petunjuk untuk mengumpulkan data yang relevan
D. jawaban A, B, dan C benar

9) Terkait manfaat penelitian, pernyataan yang paling benar adalah manfaat


penelitian ....
A. praktis bisa menunjukkan manfaat praktis maupun manfaat teoritis
B. teoritis bisa menunjukkan manfaat praktis maupun manfaat teoritis
C. harus menunjukkan kedua manfaat praktis dan manfaat teoritis
D. bisa berupa manfaat praktis saja

10) Salah satu kegunaan dari tujuan penelitian adalah dapat ….


A. digunakan sebagai salah satu pertimbangan membuat hipotesis
B. digunakan untuk menunjukkan kesenjangan penelitian
C. digunakan untuk menunjukkan keaslian penelitian
D. jawaban A, B, dan C salah
MSIM4312 Modul 02 2.33

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
2.34 Rumusan Masalah dan Keaslian Penelitian

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) C
2) A
3) D
4) B
5) B
6) B
7) D
8) B
9) C
10) A

Tes Formatif 2
1) D
2) B
3) C
4) B
5) D
6) A
7) C
8) D
9) B
10) A
MSIM4312 Modul 02 2.35

Daftar Pustaka

Aberson, C. L., Berger, D. E., Healy, M. R., & Romero, V. L. (2003). Evaluation of an
interactive tutorial for teaching hypothesis testing concepts. Teaching of
Psychology, 30(1), pp. 75-78.

Bergstrand, K., & Savage, S. V. (2013). The Chalkboard versus the Avatar: Comparing
the effectiveness of online and inclass courses. Teaching Sociology, 41(3), pp.
294-306.

Jensen, S. A. (2011). In-class versus online video lectures: Similar learning outcomes,
but a preference for in-class. Teaching of Psychology, 38(4), pp. 298-302.

Kothari, C. R. (2004). Research methodology, methods, and techniques. New Delhi:


New Age International (P) Limited Publishers.

Leedy, P. D., & Ormord, J. E. (2015). Practical research, planning, and design (11th
edition). England: Global Edition, Pearson Education Limited.

Price, L., Richardson, J. T. E., & Jelfs, A. (2007). Face-to-face versus online tutoring
support in distance education. Studies in Higher Education, 32(1), pp. 1-20.

Salkind, N. J. (2018). Exploring research (9th edition). England: Global Edition, Pearson
Education Limited.

Santosa, P. I. (2018). Metode penelitian kuantitatif, pengembangan hipotesis, dan


pengujian hipotesis menggunakan smart PLS. Yogyakarta: Penerbit Andi.

____________. (2006). The effect of web search strategy on online purchase intention:
A web design element-related cost-benefit approach. Disertasi Doktoral.
Departement of Information Systems, School of Computing, National University
of Singapore.

Trochim, W. M. K., & Donelly, J. P. (2006). The research method knowledge base (3rd
edition). Ohio, USA: Atomic Dog Publishing.

Anda mungkin juga menyukai