Laporan Pendahuluan Aktivitas Dan Latihan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

INTAN DINI ADIYANTI


NIM. 433811490230017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS HORIZON INDONESIA Jln. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass
Karawang 41316 Karawang, 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah
adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan
dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti
istirahat.
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat.
Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya dalam melakukan
berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas
seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Konsep Dasar
Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan
system persarafan.
1. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
2. Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi

C. Nilai Nilai Normal


Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Aktivitas / Mobilisasi Kategori
Mampu merawat diri sendiri secara
Tingkat 0
penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat
Memerlukan bantuan atau
Tingkat 2
pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 3
orang lain dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
Tingkat 4 melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan

D. Rentang Gerak Sendi


Derajat
Gerak sendi keterangan rentang
normal
Bahu
adduksi Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke 180
atas kepal, telapak tangan menghadap ke posisi
paling jauh.
Siku
fleksi Angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah 150
atas menuju bahu
Pergelangan tangan
fleksi Tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam 80-90
lengan bawah
ekstensi Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi 80-90
Hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh 70-90
mungkin
abduksi Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika 0-20
telapak tangan menghadap ke atas
adduksi Tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking, 30-50
telapak tangan menghadap ke atas
Tangan dan jari
fleksi Buat kepalan tangan 90
ekstensi Luruskan jari 90
hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh 30
mungkin
abduksi Kembangkan jari tangan 20
adduksi Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi 20

E. Derajat Kekuatan Otot


Untuk mengetahui seberapa derajat kekuatan otot dapat digunakan dengan sekala
sebagai berikut :
Kakuatan
Skala Keternagan
Otot (%)
0 0 Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
1 10
dipalpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi
2 25
dengan topangan
3 50 Gerkan yang normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh yang
5 100 normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan penuh

F. Postur Tubuh (Body Aligment)


Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang
berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah
persendian,, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan
benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dala
posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Potur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik, mengurangi
jumlah energy yang digunakan, memperthaankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan,
memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk
mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,
diantaranya :
1. Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy – garis imajiner
vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik yang berada di pertengahan
garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support – posisi menyangga atau menopang
tubuh)
2. Jikia daerah tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan
keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, enegi akan lebih banya digunakan
untuk memperthanakan keseimabangan.
4. Dasar tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari postur tubuh yang baik akan
menghemat energy dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak nyamanan otot.
6. Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligament.
7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot dan
mencegah kelelahan.
8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban
belakang.
10. Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot,
dan kontraktur.

G. Body Mechanic
Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya.
Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh seperti pada
orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan menurunkan tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
1. Body aligment/postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya
pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
2. Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi.
3. Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan
mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.

H. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh Dan Pergerakkan


1. Usia dan status perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini
dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan
perkembangan usia.
2. Proses penyakit/cidera
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi
fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur akan mengalami
keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas.
3. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya
hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
4. Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas dapat
menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas
5. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan
dengan petani atau buruh.

I. Mobilisasi
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya (Hidayat, 2012).
2. Tujuan dai mobilisasi antara lain :
a. Memnuhi kebutuhan dasar manusia
b. Mencegah terjadinya trauma
c. Mempertahankan tingkat kesehatan
d. Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari – hari
e. Mencegah hilangnya kamampuan fungsi tubuh.

J. Imobilisasi
Imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang
belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya (Hidayat, 2012
K. Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Pergerakan Atau Imobilisasi
1. Gangguan musculoskeletal
a. Osteoporosis
b. Atropi
c. Kontraktur
d. Kekakuan dan sakit sendi
2. Gangguan kardiovaskuler
a. Postural hipotensi
b. Vasodilatasi vena
c. Peningkatan penggunaan valsava maneuver
3. Gangguan system respirasi
a. Penurunan gerak pernafasan
b. Bertambahnya sekresi paru
c. Atelektasis
d. Hipotesis pneumonia

L. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas


1. Faktor fisiologis
a. Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan
b. Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir
c. Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada )
d. Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot )
e. Pola tidur
f. Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
g. Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke tingkat istirahat dalam 5
menit setelah latihan, tekanan darah kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah
latihan
h. Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
i. Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri, penurunan kadar
hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal
2. Faktor emosional
a. Suasasana hati (mood), depresi, cemas
b. Motivasi
c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
d. Gambaran diri
3. Faktor Perkembangan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kehamilan
d. Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
e. Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.

M. Pathway

Pengkajian aktifitas dan latihan

Masalah dalam aktifitas Masalah pergerakan

Tidak cukupnya energi Adanya keterbatasan


fisiologi atau osikologi pergerakan fisik tubuh secara
untuk bertahan atau mandiri dan terarah pada satu
menyesuaikan aktivitas ekstremitas atau lebih
harian yang diinginkan

Intoleran aktivitas Hambatan mobilitas fisik


ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN
A. Pengkajian
1).Riwayat keperawatan
a) Tingkat aktivitas sehari-hari
b) Tingkat kelelahan
c) Gangguan pergerakan
d) Pemeriksaan fisik
2) . Pemeriksaan fisik
a) Tingkat kesadaran
b) Postur tubuh
c) Skoliosis
d) Kiposis
e) Lordosis
f) Caraberjala
g) Kelemahan Ekstremitas
h) Gangguan sensorik
i) Tonus otot
j) Atropi
k) Tremor
l) Gerakan tak terkendali

3).Pemeriksaan penunjang
a) Sinar-X
b) CT Scen
c) MRI
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas dan latihan adalah rasa
nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat, badan terasa lelah, muntah tidak
ada, mual ada, bab belum lancar terdapat warna kehitaman dan merah segar hari
belum bab, urine keruh kemerahan, parese pada ekstermitas kanan ataupun fraktur.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung lamanya serangan. Untuk
memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari nyeri/fraktur,
yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya nyeri/fraktur tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya nyeri bisa diketahui nyeri yang lain.
1) Waktu terjadinya sakit
Kapan mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeri yang
dirasakan, apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya.
2) Proses terjadinya sakit
Perlu dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya sakit, kapan.
3) Upaya yang telah dilakukan selama sakit
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu.
Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi apakah
sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit seperti saat ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Perlu dikaji penyakit riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit
tulang atau tidak. Penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan,
dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetic (Ignatavicius, Donna D)
e. Riwayat kesehatan lingkungan klien
f. Genogram
Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota keluarga dari
atas hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi sebelum pasien. Berikan
keterangan manakah simbol pria, wanita, keterangan tinggal serumah, yang sudah
meninggal dunia serta pasien yang sakit.
3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)
a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit meliputi sebelum sakit dan selam sakit
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum sakit dan selam
sakit
3) Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Pola Aktivitas Dan Latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi,
mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga, serta berikan
keterangan skala dari 0 – 4 yaitu :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah
Ambulansi
Naik tangga

c. Pola Istirahat Tidur


Ditanyakan :
1) Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
2) Sonambolisme
3) Kualitas dan kuantitas jam tidur
d. Pola Nutrisi - Metabolic
Ditanyakan :
1) Berapa kali makan sehari
2) Makanan kesukaan
3) Berat badan sebelum dan sesudah sakit
4) Frekuensi dan kuantitas minum sehari
e. Pola Eliminasi
1) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
2) Nyeri
3) Kuantitas
f. Pola Kognitif Perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
g. Pola Konsep Diri
1) Gambaran diri
2) Identitas diri
3) Peran diri
4) Ideal diri
5) Harga diri
h. Pola Koping
Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
i. Pola Seksual – Reproduksi
Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminya.
j. Pola Peran Hubungan
1) Hubungan dengan anggota keluarga
2) Dukungan keluarga
3) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
k. Pola Nilai Dan Kepercayaan
1) Persepsi keyakinan
2) Tindakan berdasarkan keyakinan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit berat, keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis
mengarah apatis, Tekanan darah mmHg, suhu tubuh …O◦C, pernapasan ..x/menit,
nadi ..x/menit (regular), GCS : E=.. M=… V=.., BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ), hasil
pengukuran lainnya, seperti LL dll.
b. Sistem integument
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambut hitam dan
berminyak , tidak botak, perubahan warna kulit; muka tampak pucat.
c. Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala/sakit kepala, benjolan tidak ada.
d. Muka
Asimetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan lemah , sianosis tidak ada
e. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor, sclera ikterus
(-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak dapat dievalusai, mata tampak
cowong.
f. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal
g. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak
ada.
h. Mulut dan faring
Bau mulut , stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah merah mudah,
kelainan lidah tidak ada. Terpasang NGT
i. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, vena jugularis 5 + 2cm H2O. tidak ada benjolan
limphe nodul.
j. Thoraks
Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi
resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocal fremitus tidak teridentifikasi.
k. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal
kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi S1 dan S2 tunggal; dalam
batas normal, gallop(-), mumur (-). capillary refill 2 – 3 detik .
l. Abdomen
Bising usus; hiperperistaltik, bunyi bruit sangat jelasa, tidak ada benjolan, nyeri
tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (-).
m. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak ada.,
tidak ada hemoroid, terpasang kateter hr.III
n. Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/-, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari -/-, atropi -/-,
capillary refill 3 detik, atropi -/-. Perifer tampak pucat.
o. Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap(18–11–2007) Albumin : 3.50 (3.40-4.80)
Hb : 9.3 (13-16) Kolesterol total: 140 (120-200)
Hematokrit : 28,2 (40-48) Trigliserida : 139 (50-150)
Eritrosit : 3.15 (4.50-5.50) Kolesterol HDL: 34 (40-55)
MCV :89.5 (82 – 92) Kolesterol LDL : 85.00 (50.00-130.00)
MCH : 29.5 (27 – 31) Natrium darah : 138 (135-147)
MCHC : 33.0 (32 – 36) Kalium darah : 5.04 (3.50-5.50)
Leukosit :10.400 (5–10x 103 ) Klorida darah : 113.0 (100.0-106.0)
Trombosit :208.000 (15-40x104) Ureum darah :119 (10-50)
Kreatinin darah :4.5 (0.5-1.5)
Darah Lengkap (19-11-2007,jam 09) Glukosa darah : 132 (70-110)
LED : 20.0 (0.0-10.0) Glukosa 2 jam PP : 149 (70-140)
Hb : 8.0 (13-16)
Hematokrit : 23,3 (40-48) Urinalisa
Eritrosit : 2.58 (4.50-5.50) - Warna : kuning
MCV :90.3 (82 – 92) - Kejernihan : jernih
MCH : 31.0 (27 – 31) Sedimen:
MCHC : 34.3 (32 – 36) - sel epitel :+
Leukosit :9.200 (5–10x 103 ) - Leukosit : 5- 6
Trombosit :206.000 (15-40x104) - eritrosit : 0-1
- Silinder : +, koral 0-1
Hitung Jenis - Kristal :-
Basofil : 0.0 (0.0-1.0) - Bakteri :-
Eosinofil : 0.0 (1.0-3.0) - BJ : 1.015
Neutrofil : 88 (52-76) - PH : 5.5
Limfosit : 9.1 (20.0-40.0) - Protein : 2+
Monosit :3.3 (2.0-8.0) - Keton : Trace
PT : 13.2 (11.0-14.0) - Glukosa : Negative
PT control : 12.3
APTT : 27.0 (27.3-37.6) Analisa Gas Darah
APTT control : 31.7 - PH : 7.369
Kadar fibrinogen : 268.3 (200.0- - PCO2 : 23,0
400.0) - PO2 : 133
D Dimer Kuantitatif:100.00 (0.00- - HCO3 : 12,9
300.00) - tCO2 ; 17.6
- ABE ; - 10,9
Kimia Darah - SBE ; - 11,4
Billirubin : Negative - SBC ; 15,8
Urobilinogen : 3.2 (3.2) - tHB ; 9,0 g/dl
Nitrit : Negative - O2 Sat : 98.1%
Esterase leukosit : Trace - Na/K/Cl : 139/4,6/99
SGOT/AST : 16 (10-35)
SGPT/ALT : 15 ( 10-36)

a. Hasil CT Scan ;Perdarahan pada basal ganglia dan Thalamus kiri kurang lebih p:
5,2x5.0 mm banyaknya perdarahan 23 cc
b. Hasil Foto rongen; gambaran infiltrate minimal, CTR >50%
c. Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I, AVL,V5-V6 poor r, saran konsul kardiologi
konsul gastro dan ginjal, echokardiograf, tranfusi PRC..
d. Hasil konsul dengan IPD, gastroenterology prinsipnya sama terapi dilanjutkan dan
rencanakan USG ginjal, dan Koloscopy setelah HB >10 gr/dl
6. TERAPI
Efek Samping (evaluasi
Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2

Efek Samping (evaluasi


Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2
Adalat 1x3 mg oral hipotensi
B6,12,Asam folat 2 x 1 tb oral Meningginya fungsi hati
Transmin 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Vit K 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Cefriaxon 2 x 1 gr injeksi Alergi sistemik
HCT 1 x 25 mg oral Output cairan
berlebih/tidak terkontrol
laculac 3 x 1 sdk Oral (sirup)
a. Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan :
Pengkajian keperawatan dilihat dari dua bagian, Mobilisasi dan Imobilisasi. Kedua
area ini biasa dikaji selama pemeriksaan fisik lengkap.
1) Mobilisasi
Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang gerak , gaya berjalan,
latihan dan toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh.
a) Rentang gerak
Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu potongan tubuh : Sagital, Frontal, Transversal.
Potongan frontal adalah garis yang melewati tubuh dari sisi ke sisi dan
membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang
membagi tubuh kanan dan kiri
Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi
bagian atas dan bawah
b) Gaya Berjalan
Digunakan menggambarkan cara utama atau gaya ketika berjalan. Siklus
gaya berjalan dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut
dengan tumit mengangkat tungkai yang sama
c) Latihan dan Toleransi aktivitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh
meningkatkan kesehatan dan menmpertahankan kesehatan jasmani. Toleransi
aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan
seseorang. Pengkajian toleransi aktivitas meliputi data fisiologis, emosional
dan tingkat perkembangan.
d) Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien yang berdiri
tegak, duduk atau berbaring. Langkah pertama dalam mengkaji kesejajaran
tubuh adalah menempatkan klien dalam posisi istirahat sehingga tidak kaku.
a) Berdiri
Kepala tegak
Bahu dan panggul sejajar pada arah posterior
Tulang belakang lurus pada arah posterior
Dari arah lateral : kepala tegak, garis tulang belakang digaris dalam pola S
terbalik
Dari arah anterior : tulang belakang adalah cembung, tulang belakang torakal
pada arah posterior cembung
Tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
Arah lateral : perut berlipat kebagian dalam dengan nyaman dan lutut dengan
pergelangan kaki agak melengkung.
Lengan klien nyaman disamping
Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar penopang, jari kaki di depan
Dari arah anterior dilihat pusat gravitasi berada ditengah tubuh, garis gravitasi
mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki.
b) Duduk
Kepala tegak, leher dan tulang belakang sejajar
Berat badan rata pada bokong dan paha
Paha sejajar pada potongan horizontal
Kedua kaki ditopang ke lantai
Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal
pada permukaan lutut bagian posterior
Lengan bawah klien ditopang pada pegangan tangan, dipangkuan atau diatas
meja depan kursi
c) Berbaring
Pada orang sadar akan mempunyai control otot volunteer dan persepsi normal
terhadap tekanan
Pengkajian dengan posisi berbaring membutuhkan posisi lateral pada klien
dengan satu bantal dan tanpa penopang.
2) Imobilisasi
Melakukan pengkajian fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki, selain
itu berfokus pada area fisiologis, seperti aspek psikososial dan perkembangan
klien.
a) Faktor Fisiologis
b) Sistem Metabolik
Evaluasi atrofi otot
Evaluasi status cairan
Elektrolit atau kadar serum protein
Penyembuhan luka untuk perubahan transport nutrient
Mengkaji asupan makanan
Pola eliminasi
Ada tidaknya dehidrasi atau edema
Ada tidaknya anoreksia
c) Sistem Respirasi yang perlu dikaji
Inspeksi pergerakan dada ( dinding dada ) selama siklus inspirasi –
ekspirasi jika klien mempunyai area atelektasis maka gerakan dada asimetris
Auskultasi area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan suara napas,
crakles atau mengi
d) Sistem kardiovaskuler
Kaji TD
Kaji nadi apeks atau nadi perifer
Abservasi tanda-tanda statis vena ( edema & penyembuhan luka buruk )
e) Sistem Muskuloskeletal
Kaji penurunan tonus otot
Kaji kehilangan masa otot dan kontraktur
Kaji rentang gerak
f) Sistem integument
Mengkaji tanda-tanda kerusakan
Kaji kebersihan kulit
g) Sistem Eliminasi
Kaji asupan jumlah dan jenis cairan melalui oral atau parenteral
Kaji adanya dehidrasi
Kaji ada tidaknya konstipasi
b. Pengkajian Pada Lansia
Faktor Psikososial
Perubahan status psikososial klien biasa terjadi lambat dan sering diabaikan tenaga
kesehatan.
Observasi perubahan tingkah laku
Menentukan penyebab perubahan tingkah laku / psikososial untuk mengidentifikasi
terapi keperawatan
Observasi pola tidur klien
Observasi perubahan mekanisme koping klien
Observasi dasar perilaku klien sehari-hari

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas
2. Hambatan mobilitas fisik
B. PERENCANAAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan ▪ Kolaborasi o Untuk


Keperawatan selama ... X mencegah
Aktivitas dengan tenaga
24 jam diharapkan terjadinya
hebilitasi medik kesalahan
intoleransi aktivitas dapat
dalam
teratasi. Dengan kriteria dalam
pemberian
hasil : merencanakan terapi
▪ TTV nornal
program terapi
▪ Sirkulasi membaik
▪ Level kelemahan yang tepat.
baik. ▪ Bantu pasien o Agar pasien
▪ Energy mempunyai
untuk
psikomotor. rasa percaya
▪ Status mengenbangkan diri yang
tinggi
kardiopulmonari motivasi diri dan
adekuat. penguatan.
▪ Bantu untuk
o Agar
mendapatkan alat memudahka
n pasien
bantu aktivitas
untuk
seperti kursi roda, beraktivitas
krek
▪ Bantu klien untuk o Agar
membuat jadwal keadaan
diwaktu luang klien cepat
membaik

▪ Sediakan
penguatan positif o Agar psien
bagi yang aktif bersemangat
beraktivitas dalam
beraktivitas.
2 Gangguan Setelah dilakukan o Dampingi dan o Agar pasien
tindakan keperawatan tidak
mobilitas selama ...x 24 jam bantu padien saat
. kesusahan
fisik diharapkan gangguan mobilisasi dan dalam
mobilitas fisik dapat mobilisasi
teratasi dengan kriteria
hasil : penuhi
▪ Klien meningkat
kebutuhannya
dalam aktivitas fisik o Untuk
▪ Bantu dalam o Ajarkan pasien memudahka
mobilisasi (walker) n pasien
atau tenaga
▪ Memperagakan dalam
penggunaan alat kesehatan lain proses
▪ Mengerti tujuan dari ambulasi
tentang teknik
peningkatan (sperti
mobilitas ambulasi berjalan,
▪ Menyebarlisasikan turun dri
perasaan dalam tempat tidur
meningkatkan dll.)
kekuatan dan
kemampuan o Untuk
berpindah. o Kaji pasien dalam
mengetahui
mobilisasi sampa mana
kemampuan
pasien
dalam
mobilisasi
o Bantu klien untuk
menggunakan o Untuk
tongkat dan cegah mencegah
pasien jatuh
cedera
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I. Jakarta :
Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012 .Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat

Anda mungkin juga menyukai