Analisis Semiotika Puisi Chairil Anwar
Analisis Semiotika Puisi Chairil Anwar
Analisis Semiotika Puisi Chairil Anwar
Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai dari tulisan ini adalah mengetahui makna dari teks-teks puisi Chairil Anwar. Beberapa puisi Chairil
Anwar sarat dengan bahasa kiasan yang berupa ungkapan khas milik Chairil yang selalu didengung- dengungkan oleh generasi muda.
Selain itu, puisi-puisi Chairil juga memiliki unsur-unsur kepuitisan yang menimbulkan bunyi yang indah apabila dibacakan. Puisi
tersebut, antara lain, ”Derai-Derai Cemara ”, ”Pada Sebuah Kamar ”, dan ”Yang Terampas dan Yang Putus ”. Ketiga puisi itu
dianalisis secara semiotik untuk dapat diungkapkan isi dan makna dari puisi tersebut. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah
deskriptif kualitatif yang memaparkan tulisan berdasarkan isi karya sastra, sedang teknik penulisannya adalah studi pustaka. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar mempunyai makna yang dapat dijadikan bahan bacaan dan pesan-
pesan untuk diketahui oleh pembaca.
Kata-kata kunci: ungkapan khas, makna menyeluruh, pesan-pesan
Kandai, Vol.9, No. 1, Mei 2013; 95 - 104
akan terasa makna dari metafora dan gaya “Yang Terampas dan Yang Putus ”.
bahasa yang diungkapkan dalam puisi-
puisi Chairil. Ketajaman ungkapan yang LANDASAN TEORI
diungkapkan atau ditulis dalam puisi
Chairil Anwar, yang diaktualisasikan lewat Sesungguhnya, teori strukturalisme-
gaya bahasa dalam beberapa puisinya semiotik merupakan penggabungan dua
sangat menarik untuk dibahas sehingga teori strukturalisme dan semiotik.
diperoleh gambaran yang lebih konkret Keduanya berhubungan erat; semiotik
tentang masalah tersebut. Bagian- bagian merupakan perkembangan strukturalisme
atau unsur-unsur dalam puisi mempunyai (Yunus dalam Pradopo, 1994: 125).
makna dalam hubungannya dengan yang Menganalisis sebuah karya sastra
lain dan keseluruhannya. Oleh karena itu, dengan menggunakan teori strukturalisme
strukturnya harus dianalisis dan unsur- berarti menganalisis semua unsur-unsur
unsurnya yang merupakan tanda-tanda yang terkandung dalam karya sastra.
yang bermakna yang terdapat di dalamnya Unsur-unsur itu saling berhubungan erat.
harus dijelaskan. Dengan demikian, Tiap unsur dalam situasi tertentu tidak
jelaslah bahwa untuk menganalisis puisi, mempunyai arti dengan sendirinya,
analisis semiotik tidak dapat dipisahkan melainkan artinya ditentukan oleh
dengan analisis struktural. Berdasarkan hubungannya dengan unsur-unsur lainnya
latar belakang di atas, tulisan ini akan yang terlibat dalam situasi itu. Makna
membahas masalah bagaimana struktur, penuh suatu satuan atau pengalaman dapat
makna, dan masalah apa yang terdapat dipahami hanya jika terintegrasi ke dalam
dalam puisi-puisi Chairil Anwar. Puisi- struktur yang merupakan keseluruhan
puisi yang akan dijadikan bahan dalam dalam satuan-satuan itu (Hawkes dalam
tulisan ini dibatasi dan hanya berjumlah 3 Pradopo, 1995: 142). Antara unsur-unsur
(tiga) buah yang dipilih secara acak. Puisi- struktur itu ada koherensi atau pertautan
puisi itu adalah “Derai-Derai Cemara ”, erat; unsur-unsur itu tidak otonom,
“Kepada Kawan ”, dan Yang Terampas melainkan merupakan keseluruhan dalam
dan Yang Putus ”. Pemilihan ketiga puisi satuan-satuan itu (Hawkes dalam Pradopo,
tersebut karena di dalam puisi-puisi 1995: 142). Unsur-unsur dalam puisi, biasa
tersebut isinya secara tersurat dan tersirat dikenal dengan sebutan sarana kepuitisan,
mengungkapkan masalah kehidupan antara lain, adalah bahasa kiasan yang
sehari-hari yang terjadi di sekeliling kita. berupa metafora, personifikasi,
Masalah kehidupan di rumah yang sangat perbandingan, dan sinedoks; citraan; dan
rumit, dengan kondisi rumah yang kecil sarana retorika yang berupa ulangan kata,
dan sempit “Pada Sebuah Kamar”, masalah ulangan baris, ulangan bait, dan
kehidupan yang suka atau tidak suka, pararelisme. Jadi, untuk memahami puisi
senang atau tidak senang, tetap harus haruslah diperhatikan jalinan atau
dijalankan karena itu semua merupakan pertautan unsur-unsurnya sebagai bagian
bagian dari kehidupan “Derai- Derai keseluruhan. Unsur-unsur dalam puisi
Cemara ”, dan masalah bahwa hidup itu mempunyai makna yang harus dijelaskan
pasti akan berakhir, tetapi kapan dan di melalui analisis semiotik.
mana tidak tahu. Oleh karena itu, kita harus Analisis semiotik adalah membuat
tetap menjalankan kehidupan ini sampai secara eksplisit kata-kata implisit yang
saatnya tiba dipanggil Yang Maha Kuasa terdapat dalam puisi sehingga mempunyai
arti atau makna (Pradopo, 1995: 143).
97
Kandai, Vol.9, No. 1, Mei 2013; 95- 104
98
Nurweni Saptawuryandari: Analisis Semiotik Puisi Chairil Anwar
99
Kandai, Vol.9, No. 1, Mei 2013; 95- 104
Sarana retorika berupa gaya ironi Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
tampak dalam bait kedua dan ketiga, yang Pada dunia. Bulan menyinar ke dalam
menyatakan sesuatu secara kebalikan untuk Mau lebih banyak tahu “sudah lima
menyindir keadaan. anak bernyawa di sini,
Dalam bait pertama, ditulis ungkapan Aku salah satu!”
sebuah jendela menyerahkan kamar ini Jendela merupakan benda tidak bergerak,
pada dunia merupakan pembalikan logika dalam puisi tersebut dinyatakan bergerak
jendela yang tidak bertangan dapat atau berbuat sesuatu.
menyerahkan kamar ini pada dunia. Kata Secara keseluruhan, dapatlah
bulan merupakan personifikasi yang diungkapkan bahwa puisi ”Sebuah Kamar”
mengiaskan bahwa orang luar (bulan) itu mengungkapkan keadaan kehidupan, yaitu
selalu ingin tahu (mencampuri) rahasia kehidupan sebuah keluarga di kota besar
orang lain. Oleh karena itu, aku secara (Jakarta), yang sudah demikian padat.
ironis dengan terus terang mengatakan Kepadatan itu disebabkan banyaknya anak
bahwa di dalam kamar itu sudah lima anak yang dipunyai oleh sebuah keluarga dan
bernyawa di sini. Aku salah satu. orang tua yang mempunyai anak itu belum
Dalam bait kedua ditulis ibuku mempunyai pekerjaan tetap. Akibatnya,
tertidur dalam tersendu mengungkapkan si kemiskinan menghinggapi kehidupan
ibu yang tertidur masih dalam menangis. mereka. Di samping itu, tempat tinggal
Keramaian penjara sepi selalu mereka pun tidaklah memadai untuk tidur.
mengandung makna kamar yang sempit itu Ditambah lagi dengan anak-anak yang
rasanya seperti penjara, meskipun ramai, harus mereka beri makan dan sekolah.
tetapi sepi, tidak ada hiburan, tidak ada
100
Nurweni Saptawuryandari: Analisis Semiotik Puisi Chairil Anwar
101
Kandai, Vol.9, No. 1, Mei 2013; 95- 104
102
Nurweni Saptawuryandari: Analisis Semiotik Puisi Chairil Anwar
menggerakkan tangannya saja (tapi kini tinggal di masa yang akan datang.
hanya tangan yang bergerak lantang).
Akibatnya, si aku hanya berdiam diri
DAFTAR PUSTAKA
sehingga semua cerita dan peristiwa berlalu
beku. Alisyahbana, Sutan Takdir. 1977.
Perjuangan Tanggung Jawab
PENUTUP dalam Kesusastraan. Jakarta:
Pustaka Jaya
Dari analisis tiga puisi karya Chairil Altenbend, Lyn dan Leshe L. Lewis.
Anwar, tampak bahwa sarana kepuitisan 1970. Handbook for the Study of
berupa metafora, sinedoks, citraan (citraan Poetry. London: Collier-
penglihatan, pendengaran, rabaan, Macmillan Ltd.
percercapan, dan rabaan), gaya bahasa Anwar, Chairil. 1959. Deru Campur Debu.
(gaya bahasa tautologi dan pleonasme) Jakarta: PT.
terdapat dalam puisi “Pada Sebuah Pembangunan
Kamar”, “Derai-Derai Cemara”, dan __________. 1978. Kerikil Tajam dan
“Yang Terampas dan Yang Putus”. Bahasa Yang Terampas dan Yang Putus.
sehari-hari, seperti kata bebenah, juga Jakarta: PT. Dian
dipergunakan dalam puisi “Yang Terampas Rakyat
dan Yang Putus”. Selanjutnya, ungkapan Becker, A.L. 1978. Linguistik dan
khas yang sering didengung- dengung Analisis.______Jakarta: Pusat
orang, hidup hanya menunda kekalahan Pembinaan dan Pengembangan
terdapat dalam puisi “Derai- Derai Bahasa
Cemara”. Eneste, Pamusuk. 1996. Aku Ini Binatang
Puisi “Derai-Derai Cemara” Jalang: Koleksi Sajak 1942—
mengungkapkan kepasrahan dan ketabahan 1949. Jakarta: Gramedia.
si aku lirik dalam menghadapi kehidupan Noor, Redyanto. 2007. Pengantar
yang penuh dengan cobaan dan rintangan. Pengkajian Sastra. Semarang:
Suka atau tidak suka, hidup harus dilalui Fasindo.
dan dijalani dengan baik. Puisi “Pada Pradopo, Rachmat Djoko. 1994.
Sebuah Kamar” mengungkapkan Penelitian Sastra dengan
kebingungan si aku lirik dalam Pendekatan Semiotik. Dalam
menghadapi masalah kehidupan yang Teori Penelitian Sastra.
penuh dengan cobaan. Kesulitan hidup Yogyakarta: IKIP
yang sangat berat, tetap harus dilalui dan Muhamadiyah.
dijalani dengan risiko apa pun juga. Puisi ._1995. Beberapa Telaah
“Yang Terampas dan Yang Putus” Sastra, Metode, Kritik, dan
mengungkapkan khayalan si aku lirik Penerapannya. Yogyakarta:
tentang kehudupan yang sedang dijalani Pustaka Pelajar.
dan bagaimana dengan kehidupan Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori,
selanjutnya atau kehidupan yang akan Metode, dan Teknik Penelitian
datang Khayalan itu diungkapkan juga oleh Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Chairil secara tersurat bahwa di karet, di Pelajar.
karet (daerah yang akan datang) dalam Yassin, H.B. 1978. Chairil Anwar Pelopor
diriku jika kau datang. Sebuah khayalan Angkatan 45. Jakarta: Gunung
atau ungkapan yang nantinya Chairil akan
103
Kandai, Vol.9, No. 1, Mei 2013; 95- 104
Agung.
104