Proposal Tugas Akhi1r
Proposal Tugas Akhi1r
Proposal Tugas Akhi1r
Proposal
Oleh:
INTAN NUR LAILI IZZAH
19416248201122
FAKULTAS FARMASI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
19416248201122
Intan Nur Laili Izzah
Penguji 1 Penguji 2
Iin Lidia Putama Mursal, S, Si., M.Si Apt. Maya Arfania S. Farm., M.Sc.
NIDN : NIDN :
i
LEMBAR PENGASAHAN PROPOSAL
19416248201122
INTAN NUR LAILI IZZAH
Proposal ini telah diujikan pada seminar Proposal Tugas Akhir untuk diajukan sebgai
usulan pembuatan tugas akhir pada
Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Buana Perjuangan Karawang
Mengetahui
DEKAN, Koordinator Program Studi,
Apt. Neni Sri Gunarti, S.Farm., M.Si Apt.Anggun Hari Kusumawati, M.Si
NIDN. 0420068801 NIDN. 0406039002
ii
LEMBAR PERYATAAN
Saya Intan Nur Laili Izzah menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas
akhir yang saya tulis dengan judul “ FORMULASI SEDIAN GAMMY EKSTRAK
AIR BUNGA TELANG (Clitoria Ternatea L.) DAN UJI AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METDE ABTS“ beserta dengan seluruh
isinya adalah merupakan hasil karya sendiri sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Sesuai peraturan yang berlaku saya siap menanggung resiko atau sanksi yang
diberikan jika dikemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
Tugas Akhir ini atau jika ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya.
Karawang, .. 2023
Yang menyatakan,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas penulisan proposal skripsi dengan judul : “FORMULASI SEDIAN GAMMY
EKSTRAK AIR BUNGA TELANG (Clitoria Ternatea L.) DAN UJI AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METDE ABTS”
Proposal ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Buana
Perjuangan Karawang.
1. Prop. Dr. H. Dedi Mulyadi, SE., MM, Rektor Universitas Buana Perjuangan
Karawang,
2. apt. Neni Sri Gunarti, M.Si, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Buana
Perjuangan Karawang,
3. apt. Anggun Hari Kusumawati, M.Si, Koordinator Program Studi Farmasi
Universitas Buana Perjuangan Karawang, yang menerima penulis dengan baik
untuk berkonsultasi,
4. apt. Himyatul Hidayah, M.Farm, Koordinator Tugas Akhir Program Studi Farmasi
Universitas Buana Perjuangan Karawang, yang menerima penulis dengan baik
untuk berkonsultasi,
5. Lia Fikayuniar,S.Farm., M.Si Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan pembuatan tugas akhir.
6. Apt. Farhamzah, S.Si., M.T.I. Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
bimbingan tata cara menulis karya ilmiah dengan benar.
7. Kedua orang tua dan rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat, baik sebagai sumber informasi maupun
inspirasi, bagi para pembaca.
Karawang, ... 2023
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PENYATAAN......................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................ix
BAB I PENADHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumus Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................3
v
3.3.1 Populasi............................................................................................17
3.3.2 Sampel..............................................................................................17
3.4 Alat dan Bahan...........................................................................................17
3.4.1 Alat...................................................................................................17
3.4.2 Bahan................................................................................................17
3.5 Formulasi....................................................................................................18
3.6 Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet...................................................................18
3.6.1 Ujian Organolepti.............................................................................18
3.6.2 Keseragaman Bobot..........................................................................18
3.6.3 Ujian Kekenyalan.............................................................................18
3.6.4 Waktu Hancur...................................................................................19
3.6.5 Ujian Stabilitas..................................................................................19
3.6.6 Ujian Tingkat Kesukaan (Hedonic Test)..........................................19
3.7 Variabel Penelitian......................................................................................19
3.7.1 Variabel Bebas..................................................................................19
3.7.2 Variabel Terkait................................................................................19
3.7.3 Variabel Terkait................................................................................19
3.7.4 Definisi Operasional Variabel..........................................................20
3.8 Prosedur Penelitian.....................................................................................21
3.8.1 Pembuatan Ekstar Bunga Telang......................................................21
3.8.2 Skiring Fitokimia..............................................................................21
3.8.3 Penetapan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT)..........................22
3.8.4 Pengujian Aktivasi Antioksida Metode ABTS.................................23
3.8.5 Penentuan Aktivasi Antioksida.........................................................24
3.9 Aur Penelitian.............................................................................................25
3.9.1 Pengujian Aktivasi Antioksida Larutan Standar Baku Vitamin C...25
3.9.2 Pengujian Aktivasi Antioksida Ekstra Etanol Bunga Telang...........26
vi
3.9.3 Pembuatan Gammy Bunga Telang...................................................27
3.9.4 Analisis Data.....................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMANTAUAN...............................................................29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................30
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
tersebut untuk menstabilkan senyawa aktif radikal bebas dengan mendonorkan
radikal proton (Imrawati dkk, 2017).
Bunga telang (Clitoria ternatea L.) sering disebut juga sebagai butterfly pea atau
blue pea merupakan bunga yang khas dengan kelopak tunggal berwarna ungu, biru,
merah muda (pink) dan putih (Budiasih, 2017). Tanaman telang tumbuh baik pada
berbagai kisaran jenis tanah, toleran terhadap kelebihan hujan maupun kekeringan.
Faktor inilah yang menjadikan bunga telang mudah ditemui di Indonesia dan
menyebar ke negara-negara beriklim tropis dan subtropis (Alnanda et al., 2017)
Pemanfaatan bunga telang dalam bidang pangan telah dilakukan di beberapa negara,
seperti pengobatan tradisional di Kerala India, sebagai sayuran segar di Filipina,
pewarna beras ketan di Malaysia, dan minuman herbal di Thailand (Lee et al., 2011).
Pemanfaatan bunga telang telah banyak digunakan sebagai pewarna pada
berbagai produk pangan lokal di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.
Pemanfaatan ini masih terbatas pada produk makanan yang tidak bertahan lama.
Agar pemanfaatan ekstrak bunga telang dapat dilakukan secara optimal, maka perlu
diketahui dan di identifikasi secara mendalam. Identifikasi potensi bunga telang pada
industri pangan diketahui dengan berbagai perlakuan pH dan suhu terhadap lama
penyimpanan nya.
Di Indonesia, bunga telang belum banyak di manfaatkan. Penggunaan bunga
telang selama ini hanya terbatas sebagai bahan pembuatan pupuk dan pakan ternak
(Parwata et al., 2016) serta sebagai pewarna alami pada makanan (Alnanda et al.,
2017). Bunga telang mengandung tanin, flobatanin, karbohidrat, saponin,
triterpenoid, polifenol, flavanol glikosida, protein, alkaloid, antrakuinon, antosianin,
stigmasit 4-ena-3,6 dion, minyak volatil dan steroid. Bunga telang memiliki banyak
potensi farmakologis antara lain sebagai antioksidan, antibakteri, antiparasit dan
antisida, antidiabetes, dan anti-kanker. Kandungan fitokimia dalam bunga telang
tersebut menunjukkan bahwa bunga telang memiliki potensi untuk diolah menjadi teh
herbal. (Budiasih .2017)
Permen Jelly dibuat dengan penambahan bahan pembentuk gel sehingga
teksturnya kenyal. Karagenan merupakan gelling agent yang terbuat dari rumput laut
2
dan aman untuk produk pangan. Adanya kandungan karagenan dapat berfungsi
sebagai penstabil, pengental, dan pembentuk gel sehingga dapat mempengaruhi
karakteristik produk pangan khususnya permen jelly (Winarno, 2008). Penambahan
karagenan dengan kadar yang tinggi dapat memberikan tekstur yang kuat pada
formula permen jelly. Permen jelly yang saat ini beredar di pasaran sebagian
menggunakan gelatin sebagai bahan pembentuk gel, sehingga perlu diwaspadai
kehalalannya karena gelatin dapat berasal dari sapi atau babi. Menurut Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 24 Tahun 2013, penggunaan karagenan
sebagai bahan tambahan pangan yang diizinkan yaitu dalam jumlah secukupnya yang
diperlukan sehingga menghasilkan efek yang diinginkan. Penggunaan konsentrasi
karagenan antara 7,5%-8,5% b/b (Jumri dkk. 2015)
3
2. Dapat mengetahui bagaimana banyak nya manfaat bunga telang dengan salah
satunya adalah dibuat dengan produk permen gummy.
3. Mengetahui adanya antioksidan pada bunga telang yang akan menjadi zat aktif
pada formulasi sedian gammy dan untuk penelitian lebih lanjut.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Bunga Telang
2.1.1 Klasifikasi
Bunga telang (Clitoria ternatea. L) adalah tumbuhan merambat yang biasa
ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Tumbuhan anggota suku polongpolongan
ini berasal dari Asia tropis, namun sekarang telah menyebar ke seluruh daerah
tropika. Sejak dulu tumbuhan ini ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias. Bunga
telang (Clitoria ternatea. L) termasuk dalam suku Papilionaceae atau Febaceae
(polong-polongan). Bunga ini memiliki nama yang beraneka ragam pada setiap
daerah di Indonesia, seperti di daerah Sumatera disebut bunga biru, bunga kelentit,
bunga telang, di Jawa disebut kembang teleng, menteleng, di Sulawesi disebut bunga
talang, bunga temen raleng, dan di Maluku disebut bisi, seyamagulele (Dalimartha
(2008). Adapun taksonomi tumbuhan telang dikutip dari Budiasih (2017) adalah
sebagai berikut:
Kingdom :Plantae
Divisi :Tracheophyta
Infrodivisi :Angiospermae
Kelas : Mangnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabacea
5
Genus : Clitoria L
Spesies : Clitoria ternatea
2.1.2 Morfologi
Perbedaan morfologi bunga telang (Clitoria ternatea. L) yang dapat diamati yaitu
bentuk daun, ukuran daun, polong,dan biji. Bentuk daun bunga telang di dataran
rendah yaitu bulat telur dengan ujung dan pangkal daun membulat, sementara di
dataran tinggi bentuk daun bulat telur dengan ujung dan pangkal meruncing.
2.1.3 Kandugan Kimia dan Manfaat
Kandungan fitokimia bunga telang yaitu tanin, flobatanin, karbohidrat, saponin,
triterpenoid, fenolmfavanoid, flavanol glikosida, protein, alkaloid, antrakuinon,
antisianin, stigmasit 4-ena-3,6 dion, minyak volatil dan steroid. Komposisi asam
lemak meliputi asam palmitat, stearat, oleat lonoleat, dan linolenat. Biji bunga telang
(Clitoria ternatea. L) juga mengandung asam sinamat, finotin dan beta sitosterol
(Budiasih, 2017).
Keberadaan bahan pengawet dan pewarna sering menimbulkan kekhawatiran
bagi sebagian konsumen karena dapat menimbulkan dampak negatif. Pewarna sintetis
paling banyak ditemukan pada jajanan sekolah jenis minuman, seperti sirup, jelly, es
lilin, es cendol, dan es teler. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah semakin
banyaknya penggunaan pewarna sintetis yang tidak aman yaitu dengan pembuatan
6
pewarna alami. Salah satu pigmen alami yang berpotensi untuk digunakan sebagai
pewarna alami adalah antosianin yang berasal dari bunga telang (Clitoria ternateaL.).
Pemanfaatan bunga telang dalam bidang pangan telah dilakukan di beberapa negara
(Hary, 2012).
2.2 Tinjauan Tentang Antioksidan
Antioksidan merupakan setiap zat yang apabila dalam konsentrasi rendah
dibandingkan substrat yang teroksidasi dapat secara signifikan menunda atau
menghambat oksidasi substrat tersebut. Mekanisme antioksidan digolongkan menjadi
2 yaitu Elektron Transfer (ET) dan Hidrogen Elektron Transfer (HET). Elektron
Transfer (ET) berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi dengan mengukur kapasitas
antioksidan yang ditandai terjadinya perubahan warna, sedangkan Hidrogen Elektron
Transfer (HET) digunakan untuk mengukur kemampuan antioksidan dalam
menghambat radikal bebas dengan donor atom hidrogen (Apak, et al., 2013). Peran
fisiologis antioksidan adalah untuk mencegah kerusakan komponen seluler yang
timbul sebagai konsekuensi dari reaksi kimia yang melibatkan radikal bebas
(Werdhasari, 2014).
antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan dalam pencegahan proses menua
dan penyakit degeneratif.2,3,4 Antioksidan dapat melawan radikal bebas yang
terdapat dalam tubuh, yang didapat dari hasil metabolisme tubuh, polusi udara,
cemaran makanan, sinar matahari, dsb. Berbagai tanaman yang ada di Indonesia dan
lazim dikonsumsi ternyata ada yang mengandung antioksidan, seperti tanaman
bawangbawangan dan lain sebagainya. Obatobatan sintetis ada juga yang bersifat
sebagai antioksidan, antara lain N-asetil sistein dan vit C.
Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibagi menjadi antioksidan endogen, yaitu
enzim-enzim yang bersifat antioksidan, seperti: Superoksida Dismutase (SOD),
katalase (Cat), dan glutathione peroksidase (Gpx); serta antioksidan eksogen, yaitu
yang didapat dari luar tubuh/makanan. Berbagai bahan alam asli Indonesia banyak
mengandung antioksidan denganberbagai bahan aktifnya, antara lain vitamin C, E,
pro vitamin A, organosulfur, α-tocopherol, flavonoid, thymoquinone, statin, niasin,
phycocyanin, dan lain-lain. Berbagai bahan alam, baik yang sudah lama digunakan
7
sebagai makanan seharihari atau baru dikembangkan sebagai suplemen makanan,
mengandung berbagai antioksidan tersebut.
Antioksidan diperlukan untuk mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah
kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang ada dengan jumlah
antioksidan di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan senyawa yang mengandung
satu atau lebih elektron tidak berpasangan dalam orbitalnya, sehingga bersifat sangat
reaktif dan mampu mengoksidasi molekul di sekitarnya (lipid, protein, DNA, dan
karbohidrat). Antioksidan bersifat sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal bebas
akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain dalam sel dari kerusakan
akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif
Clitoria ternatea telah diamati aktivitas antioksidannya melalui metode DPPH.
Clitoria ternatea yang mengandung sejumlah fenol dan flavonoid menunjukkan
penghambatan yang signifikan dibanding standar asam galat dan quercetin. Hal ini
menunjukan bahwa daun dan bunga telang memiliki aktivitas antioksidan melawan
radikal bebas seperti DPPH, radikal hidroksil, dan hidrogen peroksida. Hasil ini
merupakan potensi sebagai sumber antioksidan dari bahan hayati (Lakshmi dkk.,
2014).
8
Gambar 3 Permen Jelly (Atmaka dkk., 2013)
Secara garis besar permen dibagi menjadi dua kelompok yaitu permen keras dan
permen lunak. Permen keras merupakan jenis makanan selingan berbentuk padat,
dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis lain, dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan (BTP) yang diijinkan,
bertekstur keras, tidak menjadi lunak jika dikunyah. Permen lunak adalah makanan
selingan berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis lain,
dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain danbahan tambahan pangan (BTP)
yang diijinkan, bertekstur relatif lunak atau menjadi lunak jika dikunyah (Atmaka
dkk., 2013).
Permen jelly merupakan suatu produk olahan bertekstur lunak yang diproses
sedemikian rupa dan biasanya dicampur dengan lemak, gelatin, emulsifier dan lain-
lain sehingga dihasilkan produk yang cukup keras untuk dibentuk namun cukup lunak
untuk dikunyah dalam mulut sehingga setelah adonan masak dapat langsung dibentuk
dan dikemas dengan atau tanpa perlakuan aging (SNI, 2008). Pembuatan permen jelly
biasanya menggunakan bahan pembentuk gel yang sifatnya reversible yaitu jika gel
9
dipanaskan akan membentuk cairan dan bila didinginkan akan membentuk gel
kembali (Hambali dkk., 2004)
Kekerasan dan tekstur permen jelly banyak bergantung pada bahan gel yang
digunakan. Jelly gelatin mempunyai konsistensi yang lunak dan bersifat seperti karet
sedangkan jelly agar-agar bersifat lunak dan agak rapuh. Pektin menghasilkan gel
yang sama dengan agar-agar, tetapi gelnya lebih baik pada pH rendah, sedangkan
karagenan mengasilkan gel yang kuat (Buckle dkk., 1987). Permen jelly tergolong
sebagai pangan semi basah. Pangan semi basah adalah produk pangan yang memiliki
tekstur lunak, diolah dengan satu atau lebih perlakuan, dapat dikonsumsi secara
langsung tanpa penyiapan dan stabil (mengawetkan dengan sendirinya) selama
beberapa bulan tanpa perlakuan panas, pembekuan, ataupun pendinginan, melainkan
dengan melakukan pengesetan pada formula yaitu meliputi kondisi pH, senyawa
aditif dan terutama aw yang berkisar antara 0.6 sampai 0.85 (diukur pada suhu 25oC).
Pemen jelly sebagai pangan semi basah memiliki umur simpan 6-8 bulan bila
ditempatkan dalam stoples dan 1 tahun jika kemasannya belum dibuka (Muchtadi,
2008).
10
ternatea L.) bunga telang dengan dilakukan memiliki
Menggunakan nilai IC50 vitamin C skrining aktivitas
Metode DPPH sebagai kontrol fitokimia. antioksidan
(2,2 Diphenyl 1- positif Kemudian yang baik.
1 dilakukan uji
Pickrylhydrazil) aktivitas
(Apriani & antioksidan
Pratiwi, 2021) dengan metode
DPPH serta
dihitung nilai
IC50. Vitamin C
sebagai kontrol
positif dan
dihitung juga
nilai IC50. Lalu
persentase
peredaman dibuat
dalam kurva
regresi linear.
3. Flavonoid Total Pengujian ekstrak Sampel bunga Hasil
dan Potensi bunga telang telang di pengujian
Antioksidan dilakukan dengan esktraksi dengan esktrak bunga
Bunga Telang mengidentifikasikan metode maserasi telang
(Clitoria senyawa flavonoid menggunakan menunjukkan
ternatea L.) dengan metode dua pelarut yaitu bahwa
Sebagai FRAP. Hasil etanol dan etil kandungan
Tanaman penelitian ditentukan asetat. Kemudian flavonoid total
Fungsional dengan dilakukan kedua esktrak
Kabupaten perbandingan antara identifikasi tersebut
Semarang nilai IC50 esktrak flavonoid menghasilkan
etanol dan etil asetat menggunakan aktivitas
dengan nilai IC50 reagen. Kadar antioksidan
vitamin C sebagai flavonoid total dengan
11
pembanding diuji dengan kategori sangat
penambahan kuat.
reagen AlCl3 dan
diukur secara
spektrofotometri
Setelah itu
dilakukan uji
antioksidan
menggunakan
metode FRAP
dan dihitung nilai
IC50. Data
dianalisis
menggunakan uji
Independent
sampels test
untuk menguji
perbedaan rata –
rata antara nilai
IC50 pada ekstrak
etil asetat dan
etanol bunga
telang.
4. Skrining Bunga telang di Simplisia bunga Hasil ekstraksi
Fitokimia dan ekstraksi telang di bunga telang
Uji Aktivitas menggunakan etanol ekstraksi dengan (Clitoria
Antioksidan 80% dan dilakukan metode maserasi ternatea L.)
Esktrak Etanol pemeriksaan menggunakan memiliki
Bunga Telang alkaloid, flavonoid, pelarut etanol aktivitas
(Clitoria saponin, terpenoid, 80%, kemudian antioksidan
ternatea L.) dan antrakuionon. dilakukan dengan
Dengan Metode Larutan sampel uji skrining kategori kuat
Spektrofotometri dibuat dengan fitokimia. Dibuat dengan nilai
12
UV-Vis variasi konsentrasi larutan esktrak IC50 sebesar
(Cahyaningsih et dan dihitung nilai etanol dengan 87,86 ppm.
al., 2019) IC50 konsentrasi 50,
50, 60, 70, 80,
dan 90 ppm.
Kemudian dibuat
larutan baku
induk DPPH
dengan
konsentrasi 100
ppm dan larutan
baku kerja DPPH
konsentrasi 40
ppm. Sampel di
ukur serapannya
dengan
menggunakan
spektrofotometri
UV-Vis. Setelah
itu dihitung nilai
IC50
5. Uji Aktivitas Pengujian esktrak Bunga telang di Ekstrak bunga
Antioksidan bunga telang ekstraksi dengan telang
Ekstrak Bunga dilakukan dengan pelarut etanol memiliki
Telang (Clitoria melihat 96% dan etil aktivitas
ternatea L.) perbandingan nilai asetat. Ekstrak di antioksidan
Dengan Pelarut IC50 antara pelarut uji kandungan yang tinggi
Etanol dan Etil etanol dan pelarut flavonoid nya dan baik pada
Asetat etil asetat serta diidentifikasi pelarut etanol
Menggunakan dilakukan dengan metode maupun pada
Metode FRAP perbandingan kromatografi pelarut etil
(Ferric Reducing menggunakan lapis tipis serta asetat
Antioxidant larutan standar spektrofotometri
13
Power) (Winarti vitamin C UV-Vis. Sampel
et al., 2020) uji dihitung nilai
IC50.
Kemudian sampel
kontrol positif
vitamin C di uji
dan dihitung IC50.
6 FORMULASI perlu dilakukan mengacu pada yang diperoleh
SEDIAAN pembuatan dan penelitian dari penelitian
GUMMY evaluasi terhadap sebelumnya oleh diperoleh
CANDIES gummy candies Firdaus (2014) bahwa
EKSTRAK ekstrak herba dengan Perbedaan
HERBA meniran dengan modifikasi jenis konsentrasi
MENIRAN konsentrasi ekstrak basis yang gelatin dan
(Phyllanthus yang lebih besar digunakan. (11) pektin tidak
niruri Linn) agar menghasilkan Pembuatan menyebabkan
gummy candies dilakukan dengan perbedaan pH,
yang dapat cara yaitu, kadar air, dan
dikonsumsi lebih dikembangkan kekenyalan
sedikit untuk sekali gelatin dalam gummy
pakai menyesuaikan aquadest hangat candies ekstrak
dosis dari ekstrak suhu ± 40°C, dan herba meniran
herba meniran pektin pada secara
sebagai aquadest (suhu bermakna,
immunomodulator ruang) dengan namun
perbandingan menyebabkan
gelatin atau perbedaan
pektin dan air 1:2, kekerasan
didiamkan selama secara
± 10 menit bermakna
hingga gelatin khususnya
dan pektin pada formula
mengembang gummy
14
membentuk gel. candies pektin
Kemudian tunggal.
dilarutkan ekstrak Formula
meniran ke dalam optimal yang
propilen glikol terpilih adalah
(larutan A). F3 yang
Dilarutkan memiliki rerata
sukralosa, asam nilai kekerasan
sitrat dan kalium 0,0813 Kg dan
sorbat ke dalam kekenyalan
sirupus simpleks 0,523 mm.
(larutan B). Hasil
Setelah itu penetapan
dicampurkan kadar fenol
larutan A dan B, total pada
diaduk hingga ekstrak etanol
homogen (larutan 80% herba
C). Dipanaskan meniran
gelatin dan pektin diperoleh
diatas penangas kadar fenolat
air dalam cawan total sebesar
penguap dengan 414, 008 mg
suhu ± 40 – 50°C AGE / g
selama 5 menit sampel.
sampai gel
mencair.
Dimasukkan
larutan C ke
dalam cawan
penguap, terakhir
tambahkan essens
stroberi dan
pewarna sambil
15
terus diaduk
hingga homogen.
Formula diangkat
dari penangas air
dan dituang ke
dalam cetakan
gummy candies
dengan ukuran
cetakan ± 2 g
untuk satu
gummy.
Kemudian
didiamkan
formula selama 2
x 24 jam pada
suhu ruang (15-
30°C) hingga
formula
membeku dan
dapat dikeluarkan
dari cetakan.
2.4.1
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian eksperimen digunakan dalam desain penelitian. Pada penelitian
ini, aktivitas antioksidan ekstrak etanolik Papilia Pea (Clitoria ternatea L.) diuji
dengan menyiapkan sampel uji dengan konsentrasi yang berbeda. Pengujian
antioksidan pada masing-masing konsentrasi dilakukan dengan metode ABTS.
17
3.5 Formulasi
Formulasi sediaan gummy candies dari ekstrak air bunga telang (Clitoria
ternatea L)
Tabel 3.3. Formulasi gummy ekstrak air bunga telang (Clitoria ternatea L.)
18
ditarik/direnggangkan dan dilihat seberapa jauh gummy candies tersebut meregang,
dengan parameter semakin panjang regangan maka gummy tersebut semakin kenyal.
19
Asam sitrat, sukrosa, kalium sorbat, essens, pewarna, Aquadest, gula stevia. Dan uji
antioksidan dengan absorbansi sampel uji.
20
spektrofotomete
r UV-Vis
21
dikatakan positif apabila terdapat endapat atau larutan berubah menjadi keruh
(Cahyaningsih et al., 2019).
2. Uji Flavonoid
Ekstrak etanol bunga telang ditimbang sebanyak 1 mg dilarutkan dalam 4 mL
metanol kemudian ditambahkan H2SO4 sebanyak 2 tetes dan dikocok kuat. Hasil
dikatakan positif jika larutan berubah warna menjadi merah, kuning, hijau, dan
coklat(Huliselan et al., 2015).
3. Uji Saponin
Ekstrak etanol bunga telang ditimbang sebanyak 5 mg dimasukkan dalam
tabung reaksi 10 mL, kemudian ditambahkan akuades panas dan didinginkan.
Dikocok selama 10 detik kemudian ditambahkan HCl 2N sebanyak 1 tetes. Hasil
akan positif mengandung saponin apabila menunjukkan adanya buih saat
penambahan HCl (Lestari et al., 2021).
4. Uji Tanin
Ekstrak etanol bunga telang ditimbang sebanyak 5 mg ditambahkan 10 mL
akuades dan disaring, kemudian larutan diencerkan dengan akuades hingga tidak
berwarna, selanjutnya tambahkan 2 tetes FeCl3 1%. Hasil akan positif apabila terjadi
warna biru atau hijau kehitaman (Lestari et al., 2021).
5. Uji Triterpenoid dan Steroid
Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan dalam cawan porselin. Residu dilarutkan
dengan 0,5 mL kloroform, kemudian ditambahkan 0,5 mL asam asetat anhidrat.
Asam sulfat pekat sebanyak 2 mL selanjutnya ditambahkan melalui dinding tabung.
Positif mengandung triterpenoid apabila terbentuk cincin kecoklatan atau violet pada
perbatasan larutan, sedangkan akan muncul cincin biru kehijauan menunjukkan
adanya steroid (Arum et al 2012).
3.8.3 Penetapan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Diawali dengan penyiapan fase diam silika gel G 60 F254 (Plat KLT) dengan
ukuran panjang 14 cm dan lebar 5 cm. selanjutnya ekstrak etanol bunga telang
ditimbang sebanyak 10 mg dilarutkan dalam etanol sebanyak 1 ml, kemudian
ditotolkan menggunakan pipa kapiler pada lempeng KLT. Pembuatan fase gerakBAA
22
(Butanol: asam asetat : air) dengan perbandingan (3 : 1 : 1). Fase gerak dibuat dengan
cara sebanyak 2,4 ml n-butanol, akuades sebanyak 0,8 ml dan asam asetat sebanyak
0,8 ml dimasukkan dalam chamber. Setelah itu dilakukan penjenuhan menggunakan
kertas saring sebagai indikator jenuh fase gerak. Plat KLT yang sudah ditotolkan
ekstrak diletakkan ke dalam chamber yang telah berisikan fase gerak, lalu chamber
ditutup, dan didiamkan hingga elue naik mencapai garis batas atas. Setelah eluen
naik, plat KLT diangkat dan dianginkan sampai kering. Hasil plat KLT dilihat
dibawah sinar UV254 nm dan dihitung nilai Rf dari masing – masing sampel
(Paonganan & Vifta, 2022).
3.8.4 Pengujian Aktivitas Antioksidan Metode ABTS
1. Pembuatan Larutan
a. Larutan ABTS
Sebanyak 18,0 mg ABTS (7 mL) ditimbang dan dilarutkan dalam aqua
deionisasi 5 ml dalam labu ukur (Wicaksono et al., 2021)
b. Larutan K2S2O8
Larutan kalium persulfate 2,6 mM ditimbang sebanyak 3,5 mg dan dilarutkan
dengan aqua deionisasi 5 ml dalam labu ukur (Wicaksono et al., 2021)
c. Larutan radikal ABTS
Larutan ABTS sebanyak 5,0 ml ditambahkan dengan 5,0 ml kalium persulfate.
Setelah itu diinkubasi dalam ruangan gelap dengan suhu 22 - 24˚C selama 12 – 16
jam hingga dihasilkan warna biru gelap (Wicaksono et al., 2021)
2. Pembuatan larutan baku induk sampel uji
Dibuat larutan induk ekstrak etanol 96% bunga telang dengan konsentrasi 1000
ppm dengan menimbang 10 mg ekstrak kental dan dimasukkan dalam labu terukur 10
ml, kemudian dilarutkan dengan etanol 96% dan dicukupkan volumenya hingga 10
ml dalam labu terukur. Dikocok hingga homogen (Cahyaningsih et al., 2019).
3. Pembuatan larutan sampel uji
Pembuatan larutan ekstrak etanol 96% bunga telang dengan konsentrasi 50,
100, 150, 200, dan 250 ppm sebagai optimasi pendahuluan. Dari larutan induk
esktrak etanol bunga telang dipipet sebanyak 500 µl, 1000 µl, 1500 µl, 2000 µl, dan
23
2500 µl masing – masing dimasukkan ke dalam labu terukur 10 ml dan ditambahkan
etanol 96% sampai tanda batas (Wicaksono et al., 2021).
4. Pengukuran aktivitas radikal bebas ABTS
Larutan sampel uji dengan konsentrasi 50, 100, 150, 200, dan 250 ppm untuk
optimasi. Masing – masing dipipet sebanyak 2 ml, kemudian dimasukkan pada
tabung reaksi. Lalu ditambahkan larutan radikal ABTS sebanyak 2 ml ke dalam
masing – masing tabung reaksi. Larutan dalam masing – masing tabung reaksi
dikocok hingga homogen dan didiamkan selama 30 menit. Setelah itu, diukur
serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis (Wicaksono et al., 2021).
5. Pembuatan larutan stok vitamin C
Larutan stok 1000 ppm disiapkan dengan menimbang 10 mg vitamin C dan
dilarutkan dengan etanol didalam 10 ml labu terukur (Sami et al., 2015).
6. Pengukuran aktivitas radikal bebas vitamin C
Pengujian larutan standar baku vitamin C dengan konsentrasi 1, 3, 5, 7, dan 9
ppm. Dari larutan stok vitamin C dipipet sebanyak 10 µl, 30 µl, 50 µl, 70 µl, dan 90
µl. Masing – masing dipipet sebanyak 2 mL kemudian dimasukkan pada tabung
reaksi. Lalu ditambahkan larutan radikal ABTS sebanyak 2 mL ke dalam masing –
masing tabung reaksi. Campuran dikocok hingga homogen. Setelah itu, diukur
serapannya menggunakan spektrofotometer (Sami et al., 2015).
3.8.5 Penentuan aktivitas antioksidan
Setelah absorbansi telah didapat, masukkan nilai absorbansi ke dalam rumus
untuk mencari persen hambat masing – masing larutan. Rumusnya adalah sebagai
berikut (Luo, 2011) :
Y = a + bx
24
Keterangan :
Y : % hambat (yaitu 50)
X : nilai IC50
Analisis Data
25
3.9.2 Pengujian Aktivitas Anti Oksidan Ekstrak Etanol Bunga Telang
26
3.9.3 Pembuatan Gammy Bunga Telang
Gelati + Aquades dengan suhu ± 40ºC + pektin
dan air 1:2, diamkan selama ± 10 menit, sampai
mengembang dan berbentuk gel
Larutan A
Larutan B
Larutan C
27
3.9.4 Analisis Data
Data uji antioksidan pada radikal DPPH dan ABTS (% penghambatan)
ekstrak bunga telang dalam pelarut etanol 96% dianalisis dan dihitung nilai IC 50.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft excel untuk
mendapatkan persamaan regresi linear. Persamaan linear inilah yang digunakan
untuk analisis data. Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas antioksidan akan
semakin kuat. Kemudian data di analisis menggunakan statistic one-way
ANOVA (α = 0,5) untuk mengetahui perbedaan antar kelompok bermakna
(signifikan) jika diketahui nilai p < 0,05 dan tidak bermakna (tidak signifikan)
jika nilai p > 0,05 (Sadeli, 2016). Jika signifikasi < 0,05 maka H a diterima dan H0
ditolak dan signifikasi > 0,05 Ha ditolak dan H0 diterima (Mila, 2019).
3.9.5 Jadwal Kegiatan
Berikut ini adalah jadwal kegiatan dari penelitian yang akan dilakukan
yaitu:
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
29
DAFTAR PUSTAKA
Apak, R., Gorinstein, S., Böhm, V, Schaich, K.M., Özyürek, M., and Güçlü, K., 2013. Methods
of Measurement and Evaluation of Natural Antioxidant Capacity/ Activity (IUPAC
Technical Report). Pure and Applied Chemistry, Vol. 85 (5): 957–998.
Alnanda, R., D. Ulima, N. Merry, dan S. Purbaningsih 2017. Studi awal pemanfaatan kuntum
Clitoria ternatea L. (kembang telang) sebagai pewarna alami makanan. Departemen
Biologi, FMIPA UI, Kampus UI Depok, Jawa Barat.
Andriyani.E.F.,FORMULASI SEDIAN GUMMY CANDIES EKSTRAK HERBAL
MENIRAN (Phyllanthus niruri linn).
Andriani.D., Murtisiwi.L., 2020.Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Bunga Telang
(Clitoria ternatea L) dari Daerah Sleman dengan Metode DPPH. Pharmacon: Jurnal
Farmasi Indonesia. Vol. 17, No. 1. e-ISSN 2685-5062 Available online at:
http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon.
Budiasih, S. 2017. Kajian potensi farmakologis bunga telang (Clitoria ternatea). Prosiding
Seminar Nasional Kimia UNY 2017 Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk
Mendukung Pengembangan Literasi.
Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5 (5th ed.). Pustaka Bunda.Jakarta.
Ermawati.D.E., Kundarto.W., Farida.Y. 2022. Pengembangan Produk Permen Jelly Jamu
Kunyit Asam Industri Rumah Tangga Jamu di Sleman Yogyakarta., Vol. 7, No. 2.
Hawari ∙ B.Pujiasmanto ∙ E. Triharyanto. 2022.Morfologi dan kandungan flavonoid total
bunga telang di berbagai ketinggian tempat tumbuh berbeda. Jurnal Kultivasi Vol. 21
(1) April. ISSN: 1412-4718, eISSN: 2581-138.
Juliantoni. Y., Wirasisya. D.G.,Hasina.R., 2018. Formulasi Nutraseutikal Sediaan Gummy
Candies Sari Buah Duwet (Syzygium cumini). Jurnal Kedokteran Unram, 7 (2): 9-11
Jumri, J., Yusmarini, Y., Herawati, N. (2015). Mutu Permen Jelli Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus) Dengan Penambahan Karagenan Dan Gum Arab. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau. 2(1): 1-10.
Lee, J., R.W. Durst dan R.E. Wrolstad. 2005. Determination of Total Monomeric Anthocyanin
Pigment Content of Fruit Juice, Beverage, Natural Colorants and wines by The pH
Differential Method: Collaborative Study. Journal of AOAC International 88(5): 1269-
1278.
30
Martini. N.K.A., Ekawat. I.G.A.,Ina. P.T. 2020. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN
TERHADAP KARAKTERISTIK TEH BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.). Jurnal Itepa, 9
(3) September , 327-340.
Parwata, I.N.A., N. Kusumawati dan N. Suryani. 2016. Pertumbuhan danproduksi hijauan
kembang telang (Clitoria ternatea) pada berbagai level aplikasi pupuk bio-slurry.
Journal of Tropical Animal Science 4(1): 142-155.
Syarif.S., Kosman.R., Inayah.N. 2015. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TERONG BELANDA
(Solanum betaceum Cav.) DENGAN METODE FRAP. Vol 07 (01) : Hal. 26-33
Winarno, F.G. 2008. Teknologi Pengolahan Rumput Laut, Edisi I. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
Werdhasari, A., 2014. Peran Antioksidan Bagi Kesehatan. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia,
Vol. 3, No. 2, 59-68
31