4.4.1 EP 2 SK Penanggulangan Tuberkulosis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA
KECAMATAN BARUS UTARA
Desa BARUS UTARA, Kode Pos 22456
Email: [email protected]

KEPUTUSANKEPALA UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA


NOMOR : SK / / Pusk. Barus utara/I/ 2021
TENTANG
PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA,

Menimbang : a. Bahwa melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan,


kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat
dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat tuberkulosis,
diperlukan program penanggulangan Tuberkulosis;
b. bahwa program penanggulangan Tuberkulosis merupakan salah satu dari
Program Prioritas Nasional yang harus terlaksana di Puskesmas barus utara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,
perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas barus utara tentang
Program Penanggulangan Tuberkulosis UPTD Puskesmas barus utara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
112);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Dokter Gigi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas;
2

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016


tentang Penanggulangan Tuberkulosis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/755/2011 tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA TENTANG


PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS UPTD PUSKESMAS
BARUS UTARA.
KESATU : Program Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas barus utara
dilaksanakan secara terpadu lintas program, yaitu
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Surveilans TB Paru
3. Pengendalian factor risiko
4. Penemuan dan penanganan kasus TB
5. Pemberian kekebalan
6. Pemberian obat pencegahan.
KEDUA : Menetapkan Tim TB DOTS UPTD Puskesmas barus utara tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : BARUS UTARA


Pada tanggal : Januari 2021

KEPALA UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA,

MARWATI

TembusanYth. :
1. KepalaDinasKesehatanKabupatenTapanuli Tengah
2. Arsip
3

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA NOMOR SK / /PUSK. BARUS UTARA/I/2021
TENTANG: PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA

PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS


UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara seja
ktahun 1995. World Health Organization (WHO) mencanangkan strategi ‘End Tuberculosis’, yang
merupakan bagian dari Sustainable Development Goals, dengan satu tujuan yaitu untukmengakhiri
epidemic tuberkulosis di seluruh dunia. Visithe end TB strategy adalah “dunia yang bebas TB” yaitu
zero deaths, disease and suffering due to TB dengan tujuan mengakhiri epidemik TB di dunia.
Terlepas dari kemajuan yang telah dicapai Indonesia, jumlah kasus tuberculosis baru di
Indonesia masih menduduki peringkat ketiga di dunia dan merupakan salah satu tantangan terbesar
yang dihadapi Indonesia dan memerlukan perhatian dari semua pihak, karena memberikan beban
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Tuberkulosis merupakan penyebab kematian tertinggi setelah
penyakit jantung iskemik dan penyakit serebrovaskuler. Pada tahun 2017, angka kematian akibat
tuberculosis adalah 40/100.000 populasi (tanpa TB-HIV) dan 3,6 per 100.000 penduduk (termasuk
TB-HIV).
Target Program Nasional Penanggulangan TB sesuaidengan target eliminasi global adalah
Eliminasi TB pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050. Eliminasi TB adalah tercapai
nya cakupan kasus TB 1 per 1 juta penduduk. Target dampak pada tahun 2025, yaitu: Penurunan
angka kesakitan karena TB sebesar 50% dibandingkan angka kesakitan pada tahun 2014 dan
Penurunan angka kematian karena TB sebesar 70% dibandingkan angka kematian pada tahun 2014.

B. TUJUAN

Program Penanggulangan Tuberkulosis ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas barus utara
dalam melaksanakan kegiatan Penanggulangan Tuberkulosis terintegrasi mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
4

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Program PenanggulanganTuberkulosis Puskesmas barus utara ini adalah:

1. Pelayanan Promosi Kesehatan.


2. Pelayanan Kesehatan Keluarga
3. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
5

BAB II
PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS

A. PROMOSI KESEHATAN

Koordinator Program P2 TB Puskesmas melakukan langkah – langkah sebagai berikut, yaitu:

1. Meningkatkan komitmen pengambil kebijakan yang ada di Kecamatan barus utara.


2. Meningkatkan keterpaduan lintas program dalam penanggulangan Tuberkulosis.
3. Kegiatan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulanganTuberkulosis
di Kecamatan barus utara.

B. SURVEILANS TB PARU

Surveilans TB merupakan pemantauan dan analisis sistematis terus menerus terhadap data
dan informasi tentang kejadian penyakit TB atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi nya untuk mengarahkan tindakan penanggulangan yang efektif dan efisien.

Surveilans TB diselenggarakan dengan berbasis indikator dan berbasis kejadian. Surveilans


TB berbasis indicator ditujukan untuk memperoleh gambaran yang akan digunakan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program Penanggulangan TB. Surveilans TB
berbasis kejadian ditujukan untuk meningkatkan kewaspadaan dini dan tindakan respon
terhadap terjadinya peningkatan TB resistan obat.

Dalam penyelenggaraan Surveilans TB dilakukan pengumpulan data secaraaktif dan pasif baik
secara manual maupun elektronik. Pengumpulan data di Puskesmas barus utara dilakukan
secara aktif merupakan pengumpulan data yang diperoleh langsung dari masyarakat.

C. PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO TUBERKULOSIS

Pengendalian factor risiko TB ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian
penyakit TB di wilayah kerja Puskesmas barus utara. Pengendalian factor risiko TB dilakukan
dengan cara:

1) Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat;


2) Membudayakan perilaku etika berbatuk;
3) Melakukan pemeliharaan dan perbaikankualitasperumahan dan lingkungannya sesuai
dengan standar rumahsehat;
4) Peningkatan daya tahan tubuh;
5) Penanganan penyakit penyerta TB; dan
6

6) Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB di Puskesmas barus utara, dan di


luar Puskesmas barus utara.

D. PENEMUAN DAN PENANGANAN KASUS TB

Penemuan kasus TB dilakukan secara aktif dan pasif. Penemuan kasus TB secara aktif
dilakukanmelalui:

1) investigasi dan pemeriksaankasuskontak;


2) skrining secara missal terutama pada kelompok rentan dan kelompok berisiko; dan
3) skrining pada kondisi situasi khusus.

Penemuan kasus TB secara pasif dilakukan melalui pemeriksaan pasien yang dating ke
Puskesmas barus utara. Penemuan kasus TB ditentukan setelah dilakukan penegakan
diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB.

Penanganan kasus dalam Penanggulangan TB dilakukan melalui kegiatan tata laksana kasus
sesuai dengan pedoman nasional pelayanan kedokteran tuberculosis untuk memutus
matarantai penularan dan/atau pengobatan pasien. Tata laksana kasus terdiri atas:

1) pengobatan dan penanganan efek samping di Puskesmas barus utara;


2) pengawasan kepatuhan menelan obat;
3) pemantauan kemajuan pengobatan dan hasil pengobatan; dan/atau
4) pelacakan kasus mangkir.

E. PEMBERIAN KEKEBALAN

Pemberian kekebalan dalam rangka Penanggulangan TB dilakukan melalui imunisasi BCG


terhadap bayi. Tata cara pemberian imunisasi dilaksanakan sesuai dengan Program Imunisasi
yang telah ditetapkan di Puskesmas barus utara.

F. PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN

Pemberian obat pencegahan TB ditujukan pada:

1) anakusia di bawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien TB aktif;
2) orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa TB; atau
3) populasi tertentu lainnya.

Pemberian obat pencegahan TB pada anak dan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)
dilakukan selama 6 (enam) bulan.

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan menggunakan formulir baku secara manual didukung dengan system informasi
secara elektronik, sedangkan pelaporan TB menggunakan system informasi elektronik,
menggunakan Sistem Informasi TB yang berbasis webyaitu pada situs http://sitb.id dan
7

diintegrasikan dengan sistem informasi kesehatan secara nasional dan system informasi publik
yang lain.Pencatatan dan pelaporan TB sebagai berikut:

1) Pencatatan dan Pelaporan TB Sensitif Obat.


Puskesmas barus utara dalam melaksanakan pencatatan menggunakan formulir baku:
a. Daftar atau buku register terduga TB (TB.06).
b. Formulir Permohonan Pemeriksaan Bakteriologis TB (TB.05).
c. Kartu Pengobatan Pasien TB (TB.01).
d. Kartu Pengobatan Pencegahan TB (TB.01 P).
e. Kartu Identitas Pasien TB (TB.02).
f. Register TB Fasilitas Kesehatan (TB.03 faskes).
g. Formulir Rujukan/Pindah Pasien TB (TB.09).
h. Formulir Hasil Akhir Pengobatan Pasien TB Pindahan (TB.10).
i. Register Laboratorium TB untuk Laboratorium Faskes Mikroskopis dan Tes Cepat
(TB.04).
j. Register Laboratorium TB Untuk Rujukan Tes Cepat, Biakan Dan Uji Kepekaan
(TB.04 Rujukan).
k. Formulir Triwulan Uji Silang Sediaan TB Fasilitas Kesehatan Mikroskopis (TB.12
Faskes).
l. Laporan Pengembangan Ketenagaan Program Penanggulangan TB Fasilitas
Kesehatan (TB.14 Faskes) .
m. Pelacakan Kontak Anak (TB.15).
n. Register Kontak Tuberkulosis (TB.16).

2) Pencatatan dan Pelaporan TB ResistenObat


Puskesmas barus utara dalam melaksanakan pencatatan menggunakan formulir baku:
a. Daftar Terduga TB (TB.06).
b. Buku rujukan pasien terduga TB resisten obat.
c. Formulir rujukan pasien terduga TB resistan obat.
d. Salinan formulir TB.01 MDR (Kartu pengobatan bila mengobati pasien TB MDR).
e. Salinan formulir TB.02 MDR (Kartu identitas pasien TB MDR bila mengobati).
f. TB.13A MDR (Permintaan obat keFaskes Rujukan/Sub rujukan TB MDR bila
mengobati).
8

BAB III
PENUTUP

Program Penanggulangan Tuberkulosis ini disusun oleh Koordinator P2 TB Puskesmas barus


utara sebagai acuan dalam proses kegiatan Penanggulangan Tuberkulosis diwilayah kerja
Puskesmas barus utar dan juga digunakan sebagai implementasi dari Program Prioritas Nasional
Akreditasi Puskesmas.

Dengan adanya Program Penanggulangan Tuberkulosis ini diharapkan upaya Kesehatan di


UPTD Puskesmas barus utara dapat meningkat dan dipertahankan dengan baik.

KEPALA UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA,

MARWATI
9

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA NOMOR SK / /PUSK. BARUS UTARA/I/2021
TENTANG: PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS UPTDPUSKESMAS BARUS UTARA

TIM TB DOTS
UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA

JABATAN NAMA

Ketua : dr.

Anggota :

URAIAN TUGAS TIM TB DOTS

A. Melakukan Penemuan (Diagnosis) Kasus TB


1. Mengidentifikasi suspek dan mengisi buku daftar suspek TB (TB 06).
2. Mengisi formulir untuk pemeriksaan dahak (TB 05).
3. Mengisi formulir untuk hasil pemeriksaan dahak (TB 04).
4. Mendiagnosis TB pada orang dewasa dan anak sesuai dengan Standar Penanggulangan TB.
5. Menentukan klasifikasi penyakit dan tipe pasien (TB 01).

B. Melakukan Pengobatan Pasien TB


1. Membantu pasien dalam menentukan pilihan tempat pengobatan selanjutnya.
2. Menetapkan panduan OAT yang benar untuk setiap klasifikasi dan tipe pasien.
Bertanggung jawab dalam penetapan PMO bersama pasien.
3. Memberikan penyuluhan pada pasien, keluarga dan PMO.
4. Bertanggung jawab dalam pengisian kartu pasien TB (TB 01) dan kartu identitas pasien (TB
02) secara lengkap dan benar.
5. Bertanggung jawab dalam pemantauan keteraturan pengobatan.
6. Melakukan pemeriksaan laboratorium secara mikroskopis.
7. Melakukan pemeriksaan radiologis.
8. Menentukan jadwal pemeriksaan dahak ulang.
9. Memberikan pengobatan sesuai dengan kategori penyakit.
10. Mengobservasi adanya efek samping dari pengobatan TB.
10

11. Melakukan rujukan pemeriksaan diagnostic dan pengobatan lanjutan.


12. Menetapkan hasil pengobatan dan mencatat pada kartu pasien.
13. Bertanggung jawab dalam pengisian kartu pencatatan kartu pencatatan lain yang diperlukan
(TB 03 dan TB 12).
14. Melakukan pencatatan pada pasien TB yang menghendaki pindah tempat pengobatan OAT
(TB 09) dan melakukan pencatatan (TB 10) apabila telah menerima pasien rujukan dari
instansi lain (UPT, RumahSakit dan Balai Pengobatan) yang telah selesai melakukan
pengobatan OAT.
15. Memberikan rujukan untuk kasus TB MDR (Multiple Drug Resisten) pada RumahSakit yang
ditunjuk oleh pemerintah.

C. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi Hasil Pengobatan


1. Melakukan analisis hasil pengobatan pasien sesuai dengan indicator.
2. Merencanakan tindaklanjut untuk penyelesaian masalah.

D. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan


1. Melakukan pencatatan yang dilakukan mulai dari pasien ditetapkan sebagai suspek, pasien
dinyatakan sebagai pasien TB dan harus mendapat pengobatan sampai pengobatan selesai
yang di tulis dalam format-format TB yang telah ditentukan.
2. Membuat Pelaporan dilakukan tiap bulan kedinas kesehatan meliputi jumlah suspek pasien
tuberculosis dan yang diobati, jumlah pasien konversi (setelah pengobatan 2 bulanbagi pasien
TB paru), dan hasil pengobatan (sembuh, pengobatan lengkap, drop out/mangkir, pindah, dan
meninggal). Sedangkan pelaporan internal rumahsakit melalui Unit Rekam Medis meliputi
jumlah pasien TB yang diobati menggunakan Program TB DOTS.

KEPALA UPTD PUSKESMAS BARUS UTARA,

MARWATI

Anda mungkin juga menyukai