LK1.2 - Eksplorasi Penyebab Masalah - Agustina

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Nama :

NIM :
Unit Kerja :

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah Hasil
N yang telah eksplorasi
Analisis eksplorasi penyebab masalah
o diidentifik penyebab
. asi masalah
1 1. Pedagogi k a. Media dan Kajian Literatur:
metode
Motivasi pembelajara n Menurut (Sardiman, 2012: 75), motivasi belajar
belajar yang
siswa masih kurang
merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari
rendah menarik dalam diri maupun dari luar siswa yang menjamin
dalam kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
materi tata b. Kurangnya belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
urutan lingkungan siswa dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan daya
peraturan (perhatian penggerak” karena ada beberapa motif yang
perundang dari orang
-undangan
bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar.
tua, pengaruh
Sardiman. 2012. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
dalam teman RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR DAN SOLUSI
sistem sebaya) PENANGANAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK
hukum SEPEDA MOTOR. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi
nasional di c. Masih XIII, Nomor 2, Tahun 2016, 15. diakses dalam
Indonesia terpaku pada https://journal.student.uny.ac.id/index.php/otomotif-
kelas 8 SMP budaya s1/article/viewFile/2896/2504 jam 21.38 tanggal 13 Mei 2023
Negeri 1 pendidikan
Susukan lama sehingga Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pembelajara n motivasi belajar siswa yang direduksi menjadi dua
hanya
difokuskan
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
pada guru Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari
untuk dalam diri siswa seperti kondisi jasmani dan rohani,
menstransfe r cita-cita/aspirasi, kemampuan siswa, perhatian dan
ilmu lain-lain. Kedua faktor eksternal yaitu faktor yang
bersumber dari luar diri siswa seperti upaya guru
d. Fasilitas yang membelajarkan siswa, fasilitas belajar dan kondisi
belum
memadai lingkungan di sekitar siswa.
untuk Rima Rahmawati.2016.Faktor-faktor yang Mempengaruhi
menunjang Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Piyungan pada
pembelajara n Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal
Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016,
328.
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/ekonomi/article/vie
w/4106 diakses jam 21.51 tanggal 13 Mei 2023

Hasil wawancara:
Ibu Sri Devi Antika, S.Pd. (Guru BK SMP
Negeri 1 Susukan) jam 08.17 tanggal 15 Mei
2023 berpendapat bahwa penyebab motivasi
belajar siswa masih rendah dikarenakan:
1. Hanya bergantung (mengandalkan)
pada internet (dampak pembelajaran
daring Covid-19)
2. Media dan metode yang diterapkan
pada pembelajaran masih kurang
menarik
3. Kurangnya perhatian orang tua
4. Suasana kelas yang kurang kondusif

Wawancara:
Aisyah Safira Fibriyan Putri
Siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Susukan jam
08.34 tanggal 15 Mei 2023
Dia mengatakan penyebab motivasi
belajar siswa rendah adalah:
1. Lingkungan yang tidak mendukung
2. Kurangnya pengembangan model
pembelajaran
3. Kurangnya motivasi dari siswa sendiri

Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah


Berdasarkan hasil kajian literatur dan
wawancara dapat disimpulkan rendahnya
motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1
Susukan dikarenakan:
1. Guru kurang pengembangan metode
pembelajaran
2. Fasilitas sekolah yang kurang
menunjang
3. Faktor diri sendiri, orang tua, dan
lingkungan

2. Literasi a. siswa belum Hasil Kajian Literatur:


mampu Menurut Witanto (2018) dalam Azmi Rizky
Rendahnya untuk (2021:4) menyatakan faktor dari penyebab
minat baca memahami kurangnya literasi :
peserta didik isi bacaan a. Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah.
kelas 8 SMP 1. Terbatasnya sarana dan prasarana membaca
Negeri 1 seperti ketersediaan perpustakaan juga bukubuku
Susukan b. Siswa belum bacaan yang bervariasi
lancar 2. Situasi belajar yang kurang memotivasi para
membaca siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu di
luar buku-buku paket.
3. Kurangnya role model (dari kalangan guru) bagi
c. Kecenderun siswa dalam hal membaca
gan siswa b. Permasalahan di Luar Lingkungan Sekolah
lebih suka 1. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi
bermain Hp elektronik, seperti: Berkembangnya sebuah
daripada teknologi informasi Menyebabkan kurangnya
membaca minat masyarakat terhadap aktivitas membaca
buku buku (seperti siaran TV)
2. Berkembangnya handphone dan internet
3. Banyaknya keluarga yang belum menanamkan
kebiasaanwajib membaca
4. Keterjangkauan daya beli masyarakat terhadap
buku.
(Witanto dalam Azmi Rizky. 2021. Pengaruh Kurangnya
Literasi serta Kemampuan dalam Berpikir Kritis yang Masih
Rendah dalam Pendidikan di Indonesia. Vol. 01 No. 01 Tahun
2021 (Diakses dalam
https://ejournal.upi.edu/index.php/crecs/article/download/
32685/pdf) jam 09.33 pada tanggal 15 Mei 2023

Hasil Wawancara :
Narasumber :
Ibu Riski Kusuma Dera, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Susukan
Senin 15 Mei 2023 pukul 09.45
Rendahnya kemampuan membaca peserta didik
dipengaruhi oleh:
1. Keterbiasaan membaca. seorang yang jarang
membaca tentu kemampuan membacanya
rendah.
2. Motivasi dalam membaca. Keinginan
sesorang untuk membaca atau menemukan
informasi dari suatu bacaan juga
memengaruhi kemampuan mambaca orang
tersebut. Misalkan ketika kita membaca
novel yang kita sukai tentu akan kita baca
dengan sungguh-sungguh dan mendalam.
Berbeda dengan novel yang tidak kita
sukai. Umumnya kita akan membaca
sekilas atau membaca poin-poin yang
penting saja.
3. Kecenderungan malas untuk membaca buku,
dan lebih suka bermain HP

Hasil Wawancara :
Narasumber :
Mutiara Rahma Salsabila
Siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Susukan pada jam
08.34 tanggal 15 Mei 2023
Siswa berpendapat kurangnya literasi karena:
1. Menemukan materi yang susah untuk dipahami
2. Motivasi dari diri sendiri yang kurang
3. Perpustakaan sebagai sarana penunjang literasi
masih sangat minim fasilitas sehingga kurang
menarik minat siswa.

Analisis eksplorasi penyebab masalah


Berdasarkan hasil kajian literatur dan
wawancara dapat disimpulkan rendahnya
minat baca peserta didik kelas 8 di SMP
Negeri 1 Susukan dikarenakan:

a. Guru belum mampu membangkitkan minat baca


peserta didik
b. Guru beserta sekolah belum ada program khusus
untuk membiasakan literasi untuk siswa
c. Kemampuan siswa dalam membaca masih
kurang, sehingga siswa cenderung kesulitan
dalam memahami isi teks bacaan
d. Kurangnya motivasi membaca dari diri siswa
e. Minat baca peserta didik rendah. Terlihat dari
sepinya perpustakaan, buku pelajaran yang tidak
tersentuh jika tidak disuruh membaca, dan
kesulitan menyimak dari buku teks.

2 kesulitan 1. Partisipasi Hasil Kajian Literatur:


belajar siswa peserta didik (Eka Sari Setianingsih, 2018:141) dalam (Yunita,
termasuk kelas 8 dalam Suneki, & Wakhyudin, 2019)
siswa kegiatan Menyatakan bahwa anak berkebutuhan khusus
berkebutuhan pembelajaran merupakan kondisi dimana anak memiliki
masih rendah,
khusus dan perbedaan dengan kondisi anak pada umumnya,
diperkirakan
masalah baik dalam faktor fisik, kognitif, maupun
sekitar 30%
pembelajaran siswa psikologis, dan memerlukan penanganan
(berdiferensi tergolong semestinya sesuai dengan kebutuhan anak tersebut.
asi) di kelas lamban belajar Faktor penghambat dalam penanganan anak
berdasarkan (Slow Leaner) berkebutuhan khusus pada pelaksanaan pendidikan
pengalaman dalam materi inklusi, berupa:
mahasiswa tata urutan1. Adanya orang tua yang cuek terhadap
saat menjadi peraturan perkembangan anaknya,
guru. perundang- 2. Keadaan ekonomi orang tua yang menengah
undangan kebawah
dalam sistem 3. Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor
hukum yang lemah
nasional di 4. Kondisi yang dimiliki oleh anak.
Indonesia
Yunita, E. I., Suneki, S., & Wakhyudin, H. (2019).
Manajemen Pendidikan Inklusi dalam Proses Pembelajaran
dan Penanganan Guru Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus.
International Journal of Elementary Education, 267-274.
(diakses pada
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJEE/article/view/19
407) jam 09.05 tanggal 16 Mei 2023

Hasil Wawancara :
Narasumber :
Rustanto, S.Pd.
Kepala SMP Negeri 1 Susukan
Sabtu, 13 Mei 2023
Siswa Slow Leaner disebabkan karena:
a. Di rumah siswa kurang perhatian dalam hal
belajar.
b. Siswa malas berfikir dan lebih suka gerak
kinestik dari pada mendengarkan pelajaran.
c. Siswa kurang fokus dalam menerima materi. Bisa
disebabkan karena kelelahan, mengantuk, atau
faktor lain yang menghambat konsentrasi siswa.

Narasumber :
Ibu Hanjar Ani Rahmawati S.,S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Susukan jam
10.59 tanggal 13 Mei 2023 menyebutkan untuk
menangani siswa Slow Leaner bisa diterapkan
dengan:
1. Menurunkan standart umum ke standar khusus
untuk anak-anak yang slow leaner
2. Mengelompokkan siswa berdasarkan gaya
belajar dan tingkat pemahaman materi
3. Pembiasaan penggunaan pembelajaran
berdiferensiasi (berdasarkan potensi anak)
4. Guru harus dibiasakan untuk pengembangan
materi ditambahkan dengan bermain peran.

Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah.


Berdasarkan hasil literatur di atas, terdapat
kesesuaian antara teori dari ahli dengan temuan
masalah yang ada di SMP Negeri 1 Susukan tentang
siswa yang Slow Leaner, yaitu:
1. Orang tua yang cuek terhadap
perkembangan anaknya karena kesibukan
orang tua dan pengetahuan pendidikan
orang tua kurang sehingga menyebabkan
anaknya menjadi anak yang kurang paham
manfaat pendidikan.
2. Kurangnya motivasi dari diri siswa
3. Guru kurang penanganan terhadap anak
yang Slow Learner seperti kurangnya
membuat program khusus untuk peserta
didik yang slow leaner dalam
pembelajaran.
3 membangun Hubungan Hasil Kajian Literatur:
relasi/hubung komunikasi
an dengan antara guru Pendapat Devito (1997), bahwa komunikasi
siswa dengan orang tua, antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari
danorang tua orang tua engan seseorang dan diterima oleh orang lain yang
siswa. peserta didik efek dan umpan balik yang langsung.
terkait proses Komunikasi antar pribadi dari sudut pandang
pembelajaran humanistik yang dikemukakan oleh Devito (1997)
peserta didik mempunyai ciri-ciri:
masih perlu a. Keterbukaan (openness), yang mengacu
ditingkatkan pada tiga aspek komunikasi
b. Empati (empathy), yaitu kemampuan
orang tua memposisikan dirinya
c. Sikap mendukung (supportiveness), Artinya
keterbukaan dan empati dapat terlaksana
jika terjadi dalam suasana yang mendukung
(kondusif).
d. Sikap positif (positiveness), artinya dalam
berkomunikasi orang tua harus memiliki
sikap positif terhadap anaknya.
e. Kesetaraan (equality) artinya komunikasi
akan lebih efektif apabila suasananya setara.
Devito. 1997. PENGARUH KOMUNIKASI ORANG
TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR IPS (SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 2 SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK
TIMUR NTB). Vol. 11, No. 1, 62. Diakses
https://journal.ummat.ac.id/index.php/paedagoria/article/vi
ew/105
Jam 13.00 tanggal 16 Mei 2023

Hasil Wawancara :
Narasumber :
Rustanto, S.Pd.
Kepala SMP Negeri 1 Susukan
Sabtu, 13 Mei 2023
Menurut beliau, rendahnya partisipasi orang tua
terhadap masalah yang dihadapi siswa disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu:
a. orang tua sibuk bekerja;
b. orang tua menyerahkan sepenuhnya
pendidikan anak kepada guru.

Rina Yuli Astuti, S.Pd.


Guru IPA SMP Negeri 1 Susukan jam 10.05 tanggal
17 Mei 2023
Menurut dia rendahnya partisipasi orang tua
terhadap masalah yang dihadapi siswa adalah:
1. Faktor ekonomi yang rendah (orang tua
sibuk mencari nafkah)
2. Rendahnya pendidikan orang tua, sehingga
kesadaran pendidikan juga rendah
3. Belum ada wadah komunikasi yang baik
antara sekolah dengan orang tua ( masih
komunikasi satu arah)

Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah.


Berdasarkan hasil literatur dan wawancara di atas,
terdapat kesesuaian antara teori dari ahli dengan
temuan masalah yang ada di SMP Negeri 1
Susukan, yaitu:
1. Orang tua peserta didik datang ke sekolah
pada saat penerimaan raport atau hasil belajar
saja.
2. Rendahnya pendidikan dan faktor ekonomi
peserta didik sehigga kesadaran
pendidikan kurang
3. Guru belum melibatkan orang tua dalam proses
pembelajaran
4. Komunikasi yang kurang antara orang tua
dengan peserta didik, sehingga tujuan
pendidikan kurang tercapai

4 pemahaman/ 1. Kurangnya Hasil Kajian Literatur:


pemanfaatan waktu untuk (Mislinawati & Nurmasyitah, 2018)
model-model persiapan Kendala guru dalam menerapkan model-model
pembelajaran model-model pembelajaran, yaitu:
inovatif pembelajaran 1. Guru kurang memahami langkah-langkah sesuai
berdasarkan inovatif dalam sintak yang ada pada model pembelajaran
karakteristik setiap kali tatap 2. Guru menuliskan model pada RPP tetapi dalam
materi dan muka. langkah- langkah pembelajaran tidak ada
sintak
siswa. yang sesuai dengan model yang dimaksud
2. Keterbatasan 3. Kebiasaan guru mengajar dengan metode lama
kemampuan yang lebih dominan
guru dalam 4. Guru kesulitan dalam mengarahkan siswa mengi
menguasahi dentifikasi masalah
dan 5. Siswa belum dapat mengidentifikasi
menerapkan permasalahan yang terdapat dalam materi
model model pelajaran.
pembelajaran
yang menarik Mislinawati, & Nurmasyitah. (2018). Kendala Guru dalam
dan inovatif Menerapkan Model-Model Pembelajaran Berdasarkan
dalam materi Kurikulum 2013 pada SD Negeri 62 Banda Aceh. Jurnal
tata urutan Pesona Dasar, 22-32. (diakses pada
peraturan http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/12194)
perundang- jam 17.50 tanggal 15 Mei 2023
undangan
(Putri & Jumadi, 2017)
dalam sistem
Menyatakan bahwa kendala dalam menerapkan
hukum
model-model pembelajaran yang ditentukan
nasional di
pada Kurikulum 2013, yaitu:
Indonesia kelas
1. Guru tidak bisa menerapkan model-model
8 di SMP
pembelajaran pada setiap materi
Negeri 1
2. Alokasi waktu yang tidak cukup
Susukan 3. Kendala dalam penilaian
4. Perubahan format RPP Kurikulum 2013
3. Sarana 5. Kurangnya anggaran
prasarana di 6. Waktu dan tenaga yang tidak memadai
sekolah kurang
Putri, R. F., & Jumadi, J. (2017). Kemampuan Guru Fisika
mendukung.
dalam Menerapkan Model-Model Pembelajaran pada
Kurikulum 2013 serta Kendala-Kendala yang Dihadapi.
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 201-211. (diakses pada
https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/article/view/8636) jam
17.51 tanggal 15 Mei 2023

Hasil Wawancara :
Narasumber :
Yusuf Arief Eka adi R, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Susukan
Sabtu, 13 Mei 2023
Untuk pemanfaatan model-model pembelajaran
inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa,
guru dapat:
a. Pemanfaatan model pembelajaran diperlukan
dalam meningkatkan pemahaman siswa
tentang materi ajar.
b. Guru bisa memanfaatkan media PPT yang
mudah dibuat.
c. Guru dapat pengembangkan model pembelajaran
menurut minat, lingkungan dan potensi anak.

Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah.


Berdasarkan hasil literatur dan hasil wawancara di
atas, masalah terkait belum maksimal dalam
menyesuaikan karakteristik materi ajar dengan
model pembelajaran, yang juga dialami penulis,
yaitu:
1. Kebiasaan guru mengajar dengan metode
lama yang lebih dominan
2. Guru kurang menerapkan model-model
pembelajaran pada setiap materi dengan
inovatif
3. Guru mempunyai keterbatasan waktu dan tenaga
dalam penyusunan modul ajar
5 Materi 1. Pengemban Kajian Literatur:
terkait gan
Literasi advanced Paidi, 2008 dalam Nandi, dkk (2020) mengatakan
numerasi, material bahwa advance Materials merupakan
yang sangat
Advanced kurang pengembangan dari materi yang sebelumnya sudah
material, ada, berbeda dengan materi esensial yang masih
miskonseps
berupa pengetahuan mendasar, penting atau pokok
i, HOTS.
berupa materi pelajaran yang perlu dipahami oleh
peserta didik dilihat dari sudut pandang praktis.

Nandi, H. Murtianto, T. D. Pamungkas, dkk. 2020. Persepsi


Guru Terhadap Penguasaan Advance Materials Untuk
Pembelajaran Geografi. Jurnal Geografi Gea: 94
https://ejournal.upi.edu/index.php/gea /article/view/29762
Diakses tanggal 13 Mei 2023 pukul 11.56 WIB.

Hasil Wawancara :
Narasumber :
Rustanto, S.Pd.
Kepala SMP Negeri 1 Susukan
Sabtu, 13 Mei 2023

Menurut beliau, pengembangan advanced material


yang masih kurang disebabkan oleh:
a. menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan
siswa.
b. karena waktu masih terpusat pada
pemenuhan ketuntasan materi esensial.
c. kurangnya pemahaman dan masih
pengembangan materi disesuaikan dengan
kondisi lingkungan dan gaya belajar peserta
didik.

Kajian Literatur

2. Pembelajar (Sulaiman, Muniyan, Madhvan, Hasan & Rahim,


an dikelas 2017; Widodo, 2013; Brookhart, 2010; King,
masih belum Goodson & Rohani, 2006) ing Skill) dalam Margi
berbasis Wahono mengatakan Higher Other Thingking Skill
HOTS dalam (HOTS) merupakan suatu tingkat berfikir yang
materi tata menekankan pada penerapan pengetahuan yang
urutan telah diterima, penalaran refleksi, pemecahan
peraturan masalah, pengambilan keputusan dan selanjutnya
perundang- merumuskan pada suatu hal yang baru.
undangan
dalam sistem Margi Wahono. 2019. PENINGKATAN KUALITAS
hukum PEMBELAJARAN PPKn DI SEKOLAH MENENGAH
nasional PERTAMA DI KOTA SEMARANG MELALUI
PENERAPAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
nasional di
DAN HOTS. UCEJ, Vol. 4 No. 1, April 2019, Hal 16-28.
Indonesia Akses
kelas 8 di https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UCEJ/article/view/6122/4
SMP Negeri 1 324
Susukan Diakses jam 10.43 tanggal 16 Mei 2023

Huda (2021) dalam Anton Handoko menjelaskan


bahwa penggunaan soal atau materi terkait HOTS di
Indonesia masih cukup terbatas. Teks-teks
pendukung yang digunakan oleh siswa Indonesia
masih belum semuanya berorientasi HOTS. Hasil
kajian selanjutnya oleh Permata et al., (2019)
menjelaskan bahwa peserta didik kurang terbiasa
saat menjawab dengan soal tipe Higher Order
Thingking Skills (HOTS) yang berkaitan dengan
sangat terbatasnya analisis critical thingking siswa
dan guru hanya membiasakan peserta didik untuk
mengerjakan pertanyaan yang dipusatkann pada
level C1, C2, dan C3 masuk kategori tingkat rendah
LOTS.
Sumardjoko Bambang, Anton Handoko Putro. 2021.
FAKTOR PENGHAMBAT CRITICAL THINGKING
SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS PADA
MATA PELAJARAN PPKN . Volume 17, No 1, Maret 2023,
hal. 227-234. Akses
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/khazanah/article/vi
ew/16109/5777 jam 11.14 tanggal 16 Mei 2023
Hasil Wawancara :
Narasumber :
Rustanto, S.Pd.
Kepala SMP Negeri 1 Susukan
Sabtu, 13 Mei 2023
Menurut Beliau, pembelajaran di kelas belum
HOTS disebabkan oleh:
a. adanya pemikiran bahwa membentuk
karakter siswa lebih penting dibandingkan
dengan pembelajaran berbasis HOTS.
b. guru belum menguasai pembelajaran
berbasis HOTS.
c. menyesuaikan karakteristik siswa, jika
belum bisa bernalar kritis dimulai dari level
paling bawah dulu.

Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah.

Berdasarkan hasil literatur dan wawancara, belum


maksimalnya penerapan pembelajaran advance
materi dan berbasis HOTS yang terjadi d SMP
Negeri 1 Susukan karena:
1. Peserta didik kurang aktif, kreatif dan kritis
dalam mengikuti proses pembelajaran
berbasis HOTS.
2. guru belum menguasai pembelajaran
berbasis HOTS
3. Guru belum sepenuhnya menerapkan
advance materi karena keterbatasan waktu
dan pengetahuan

6 Guru masih a. Guru Kajian Literatur


belum jarang
mengoptimal mengguna Nasution, (2005: 2)2 dalam Rahmayanti (2015)
kan mengemukakan bahwa: “Teknologi
kan teknologi
pemanfaatan pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang
informasi dihasilkan khusus untuk keperluan
teknologi seperti pendidikan akan tetapi dapat dimanfaatkan
informasi PPT
interaktif dalam pendidikan, seperti internet, tv, radio
(TIK) dalam
sebagai dan telepon genggam. Perkembangan dunia
pembelajaran
pendukung IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang
PPKn
pembelajar telah membawa manfaat yang luar biasa bagi dunia
an pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru mempunyai
b. Guru peranan penting dalam memilih dan menggunakan
jarang
memanfaat media yang canggih agar pengaruh negatifnya tidak
kan IT sampai kepada siswa. Guru sebagai tenaga
untuk profesional dalam bidang pendidikan, harus
pembelajar memahami hal-hal yang sifatnya teknis, terutama
an yang mengelola dan melaksanakan pembelajaran
lebih
menarik.
Rahmayanti. 2015. PENGGUNAAN MEDIA IT DALAM
Contohnya PEMBELAJARAN. Jurnal Ilmiah CIRCUIT Vol. 1 No. 1 Juli
membuat 2015. Diakses di https://jurnal.ar-
kuis raniry.ac.id/index.php/circuit/article/view/313) jam 21.26
menggunak tanggal 13 Mei 2023
an quizziz,
membuat
LKPD
Hasil Wawancara :
menggunak Narasumber :
an Dwi Wahyu Aris SE , S.Pd.
worksheets (guru PPKn SMP Negeri 1 Susukan) pada Sabtu, 13
atau Mei 2023
mengguna Mengatakan untuk mendukung pembelajaran
kan penggunaan teknologi informasi guru bisa
aplikasi
yang lain. menggunakan:
1. Penggunaan internet seperti quizziz, google
c. Peserta form, video pembelajaran dan PPT
didik Interaktif) tetapi dengan sarana dan
dilarang prasarana terbatas seperti keterbatasan wifi,
membawa sulit jaringan, dan keterbatasan kuota anak)
HP ke 2. Ketika pembelajaran menggunakan HP,
sekolah,
sehingga guru mapel yang bertanggung jawab atas HP
ketika guru anak dan penggunaan HP juga terbatas pada
akan jam pelajaran tertentu saja.
melakukan
digitalisasi Narasumber:
dalam Muh. Yazid, S.Kom
proses (Guru TIK SMP Negeri 1 Susukan ) pada Sabtu, 13
pembelajar
an Mei 2023
mengalami Untuk meningkatkan penggunaan IT dalam
kesulitan. pembelajaran bisa menggunakan cara:
1. Pengawasan dalam penggunaan HP dalam
kegiatan pembelajaran oleh guru
2. Pembatasan penggunaan hanya pada jam
yang menggunakan peralatan pendukung HP
3. Penambahan peralatan IT yang sekarng
masih sangat terbatas
4. Pembiasaan penggunaan IT dalam
pembelajaran

Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah.


Berdasarkan hasil literatur di atas, masalah terkait
belum maksimal teknologi informasi (TIK) dalam
pembelajaran PPKn, dapat disimpulkan:
1. Pembiasaan penggunaan IT dalam
pembelajaraan
2. Peningkatan kompetensi guru dalam
membuat kuis menggunakan quizziz,
membuat LKPD menggunakan worksheets
atau menggunakan aplikasi yang lain
3. Peningkatan fasilitas IT penunjang
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai