RESUME Wawasan Filsafat MUNIROH
RESUME Wawasan Filsafat MUNIROH
RESUME Wawasan Filsafat MUNIROH
FILSAFAT PENDIDIKAN
OLEH : KELOMPOK 7
SEKSI 18 BKT 11
DOSEN PEMBIMBING :
2019
BAB II
PEMBAHASAN
Pada hakikatnya aktivitas dalam pendidikan dapat diartikan sebagai membantu manusia
untuk mencapai satu tingkat kedewasaan juga kematangan. Dan potensi manusia yang paling
alami yaitu akan tumbuh serta berkembang guna menuju kedua hal tersebut. Namut jika kita
melihat pada kenyataannya, bahwa banyak diantaranya manusia yang mampu berkembang
sebagaimana yang diharapkan.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut
progresivisme bersifat dinamis dan tempora menyala, tidak pernah sampai pada yang paling
ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam
kebudayaan. Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.
Kurikuium yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu
dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sehubungan dengan hal yang telah dikemukakan di atas,
dalam bab ini akan dibahas: (a) pengertian filsafat pendidikan, (b) subjek, dan objek filsafat
pendidikan, dan (c) ruang lingkup filsafat pendidikan, pemahaman tentang pokok bahasan
tersebut dan diperlukan bagi Anda sebagai calon tenaga kependidikan.
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda akan menjeiaskan tentang wawasan
tentang filsafat pendidikan. Lebih khusus lagi, sasaran belajar, yang diharapkan akan Anda
capai ialah mampu:
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antara Iain
pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan
penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam
menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan
realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan
pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri.
Filsafat pendidikan yaitu filsafat yang dituangkan sesuai dengan masalah pendidikan
yang ada dalam penglihatan pihak yang menerapkan pendidikan itu.
Filsafat pendidikan yaitu ilmu yang membahas tentang masalah-masalah pendidikan secara
mendalam dan sistematis secara menyeluruh, baik yang mencakup asas dan tujuan maupun
mengenai masalah-masalah yang menyangkut dengan kurikulum, metode, alat, faktor pendidikan
dan mengintegrasikan semua ilmu pengetahuan yang menj adi dasar perbuatan pendidikan
Menurut Thompson, filsafat artinya melihat suatu masalah secara total dengan tanpa ada
batasan atau implikasinya; ia tidak hanya melihat tujuan, metode atau alat-alatnya, tetapi juga
meneliti dengan seksama hal-hal yang dimaksud. Keseluruhan pikiran yang dimaksud oleh
filosof tersebut merupakan suatu upaya untuk menemukan hakikat masalah, sedangkan suatu
hakikat itu dapat dibakukan melalui proses kompromi (Arifin, 1993: 2).
Menurut Imam Barnadib (1993: 3), filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pda hakikatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat
pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan.
Menurut seorang ahli filsafat Amerika, Brubachen (Arifin. 1993: 3), filsafat pendidikan
adalah seperti menaruh sebuah kereta didepan seekor kuda, dan filsafat dipandang sebagai
bungan, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan itu berdiri secara bebas
dengan memperoleh keuntungan karena punya kaitan dengan filsafat umum. Kendati kaitan ini
tidak penting, tapi yang terjadi ialah suatu keterpaduan antara pandangan filosofi dengan filsafat
pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan dalam segala tahap.
B. Subjek dan Objek Filsafat Pendidikan
a. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluI/mutlak yaitu Tuhan Pencipta.
b. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak ada yang relatif (nisby),
bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta
alam semesta).
Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris karena filsafat mencari pengertian
realitas secara luas mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh pengalaman-
pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika, estetika. teknik, ekonomi, sosial, budaya,
religius dan lain- Iain haruslah dibawa kepada Fllsafat dalam pengertian realita.
Menurut Prof Dr. M. J. Langeveld: “ ...... bahwa hakikat filsafat itu berpangkal pada
pemikiran keseluruhan sekalian secara radikal dan menurut sistem”.
a. Maka keseluruhan sekalian itu ada. la adalah pokok dari yang dipikirkan orang dalam
Filsafat.
b. Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk
memikirkan pokoknya.
c. Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat
dalam filsafat, sebagai alat dan sebagian keseluruhan sekalian.
Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam
dunia, akan menghadapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan
boleh diberi nama persoalan-persolan pokok.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputi
segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Dr. A.
C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan
waktu, sebab, kemerdekaan, monoisme lawan pluralisme dan Tuhan adalah termasuk
pertanyaan-penanyaan pokok filsafat.
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaltu:
Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena
dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggungiawabkan jawaban-jawaban yang
diberikannya. Ruang lingkup dari filsafat yaitu:
Yang memandang ilmu pengetahuan (materil) dan bagaimana isi ini dapat di
pertanggungjawabkan. Jadi mempelajari perihal :
e. Apakah yang merupakan dasar yang terdalam dari setiap barang yan g ada itu?
Hal ini membicarakan tentang asal mula atau sumber dan susunan atau struktur dari alam
semesta.
4. Tentang manusia: Fllsafat tentang manusia
Manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan menghindarkan yang tidak baik itu
menimbulkan berbagai soal yaitu:
c. Apakah ukuran baik atau buruk itu? d. Apakah suara batin itu?
Hal inilah yang merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan filsafat.
Renungan tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa manusia itu bukan sumber sari
segala- segalanya, bukan sumber daripada segala pengetahuan.
Singkatnya bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang terdalam
dan sebab yang terakhir, yang mengatasi manusia sendiri dan dunia.
1. Pemikiran Pseudo llmiah. suatu kegiatan berpikir manusia yang didasarkan pada kepercayaan
(mitos).
2. Pemikiran awam, kegiatan tingkat berpikir manusia yang didasarkan pada akal sehatnya.
3. Pemikiran ilmiah, kegiatan berpikir yang bermodus dan bersistem dengan menggunakan
metode, paradigma ilmu pengetahuan tertentu.
4. Pemikiran filosolis, kegiatan berpikir reflektif yang meliputi kegiatan berpikir analisis,
pemahaman deskriptis pen afsiran dan perekaan dengan sasaran guna memperoieh kejelasan,
Kecerahan, keterangan, pengertian dan pembenaran serta menyatu padukan berbagai cbjek.
DAFTAR PUSTAKA
Sonny Keraf, Ilmu pengetahuan: sebuah tinjauan filosofis , Yogyakarta : Kanisius, 2001.
Abbas, Hamami, Kebenaran Ilmiah dalam: Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan, Yogyakarta : Intan Pariwara, 1997.
Kecerahan, keterangan, pengertian dan pembenaran serta menyatu padukan berbagai cbjek.