4951 12498 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Agriekonomika Volume 8, Nomor 1, 2019

Dukungan Penyuluhan dan Lingkungan Ekternal terhadap Adopsi Inovasi


dan Keberlanjutan Usaha Pertanian Padi Organik
1
Gunawan, 2Aida Vitayala S Hubeis, 2Anna Fatchiya, 2Djoko Susanto
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, Indonesia
2
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Received: March 2019; Accepted: April 2019; Published: April 2019
DOI: http://doi.org/10.21107/agriekonomika.v8i1.4951
ABSTRACT
Implementasi pertanian padi organik membutuhkan petani yang memiliki pengetahuan, sikap
dan keterampilan bertani yang berbeda dari pertanian konvensional. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis tingkat dukungan penyuluhan pertanian, lingkungan eksternal, dan
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi adopsi inovasi dan keberlanjutan pertanian padi
organik. Lokasi penelitian di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa
Timur. Sampel penelitian ini berjumlah 224 responden dari 670 populasi petani padi organik.
Metode penelitian menggunakan survei untuk mendapatkan data kuantitatif dan diperdalam
dengan data kualitatif. Teknik analisis dengan analisis deskriptif dan Structural Equition Model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyuluhan pertanian dalam kategori rendah.
Indikator materi penyuluhan, kemampuan penyuluh dan intensitas penyuluhan dalam kategori
tinggi. Indikator dukungan lingkungan eksternal meliputi; dukungan kebijakan, dukungan kelompok
tani, dan akses informasi dalam kategori tinggi, sedangkan akses pasar dalam kategori rendah.
Faktor yang memengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik adalah dukungan penyuluhan,
lingkungan eksternal dan adopsi inovasi.
Kata Kunci: Keberlanjutan, Penyuluhan Pertanian, Pertanian Padi Organik

Extension Support and External Environment for the Adoption of Innovation and
Sustainability Business of Organic Rice Farming
ABSTRACT
The implementation of organic rice farming requires farmers have the knowledge, attitudes and
skills of farming that different from conventional farming. The purpose of this research was to
analyze the agriculture extension support, analyze the external support, and analyze the factors
that influence adoption of innovation and the sustainability of organic rice farming. Research
locations in Bondowoso District and Banyuwangi District, East Java Province. The sample of this
study amounted to 224 respondents from 670 populations of organic rice farmers. The research
method used surveys to get quantitative data and deepened with qualitative data. Analysis
techniques with descriptive analysis and Structural Equition Model. The results showed that
agricultural extension methods in the low category. The indicators of extension subject, capability
of extension advisor and intensity of agricultural extension in the high category. The indicator of
variable external support such as policy support, farmers group support, and information access
in the high category. The factor that influence the adoption of innovation was agricultural extension
support. The factors that influence the implementation of sustainability of organic rice farming
systems were, agricultural extension support, external environment support and adoption of
innovation. 
Keywords: Agricultural Extension, Organic Rice Farming, Sustainability

Cite this as:


Gunawan., Hubeis, A. V., Fatchiya, A., Susanto, D. (2019). Dukungan Penyuluhan dan Lingkungan Ekternal
terhadap Adopsi Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Pertanian Padi Organik. Agriekonomika, 8(1),
70-80. http://doi.org/10.21107/agriekonomika.v8i1.4951

Corresponding author : © 2019 Universitas Trunojoyo Madura
Address : Jl. Raya Karangploso Km 4 Malang,
p-ISSN 2301-9948 | e-ISSN 2407-6260
Indonesia
Email : [email protected]
Phone : 081330724328
Agriekonomika, 8(1) 2019: 70-80 | 71

PENDAHULUAN Beberapa hasil penelitian (Zulvera dkk.,


Usaha pertanian organik sebagai salah 2014; Herawati dkk., 2017) menunjukkan
satu pertanian yang berkelanjutan mem- bahwa penerapan pertanian organik
butuhkan adanya perubahan pengetahuan, atau ramah lingkungan dipengaruhi oleh
sikap dan keterampilan serta teknologi dukungan penyuluhan dan dukungan
yang dapat diterapkan petani sebagai lingkungan eksternal. Namun demikian,
pelaku utama dalam sektor pertanian. fakta di lapangan menunjukkan bahwa
Petani tidak hanya dituntut berubah inovasi sistem pertanian padi organik
pengetahuan, sikap dan keterampilannya, yang telah diperkenalkan melalui ber-
namun juga harus memutuskan untuk bagai penyuluhan, belum sepenuhnya
mengadopsi dan mengimplementasikan diterapkan oleh seluruh petani. Setiap
inovasi tersebut serta menyesuaikannnya tahapan dari proses penyebaran inovasi
dengan kondisi lingkungan usahataninya. kepada petani sering berjalan tidak sesuai
Pertanian organik merupakan ke- dengan harapan. Tingkat adopsi pertanian
seluruhan sistem pengelolaan produksi padi organik masih relatif rendah (Widiarta
tanaman pangan yang mendorong & Adiwibowo, 2011; Jumna, 2015). Hal
dan mengembangkan kelestarian agro ini diperkuat oleh Penelitian Zulvera
ekosistem, termasuk keanekaragaman dkk., (2014), yang menyatakan tingkat
hayati, siklus biologis dan aktivitas biologis adopsi pertanian sayuran organik dalam
tanah. Beberapa hasil penelitian (Beban, kategori rendah. Tingkat adopsi inovasi
2008; Widiarta & Adiwibowo, 2011; Zulvera akan berpengaruh terhadap keberlanjutan
dkk., 2014) menunjukkan bahwa dengan usaha pertanian padi organik. Dengan
menerapkan sistem pertanian organik, demikian, keberlanjutan pertanian padi
petani memperoleh manfaat, diantaranya organik menjadi masalah penting untuk
mengurangi biaya produksi, mendapatkan dikaji baik dimensi ekonomi, sosial maupun
harga yang lebih tinggi dari produk lingkungannya.
konvensional, meningkatkan pendapatan, Berdasarkan latar belakang ter-
menghindari ketergantungan dari pihak sebut, penelitian ini bertujuan untuk meng-
penyalur input dan meningkatkan ke- analisis tingkat dukungan penyuluhan,
berlanjutan ekonomi petani serta me- dukungan lingkungan eksternal, adopsi
ningkatkan kesehatan petani dan keluarga- inovasi dan keberlanjutan usaha pertanian
nya. padi organik, serta menganalisis faktor-
Pertanian organik telah mem- faktor yang memengaruhi adopsi inovasi
berikan manfaat bagi masyarakat, namun dan keberlanjutan usaha pertanian padi
demikian perkembangan luas total area organik di Jawa Timur.
pertanian organik di Indonesia mengalami
pasang surut sejak tahun 2010 sampai METODE PENELITIAN
dengan tahun 2014 (AOI 2015; Jumna Penelitian dilakukan di Kabupaten
2015). Luas total areal pertanian organik di Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso
Indonesia sejak tahun 2010 berdasarkan Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi
AOI (2015) sebagai berikut; 103.908,09 ha dilakukan secara purposive dengan
(2010), 90.135,30 ha (2011), 62.127,82 ha pertimbangan bahwa (1) kedua wilayah
(2012), 76.013,20 ha (2013) dan 67.426,57 tersebut merupakan sentra produksi
ha (2014). Hal ini memerlukan dukungan pertanian padi organik yang telah
penyuluhan dan dukungan lingkungan agar tersertifikasi di Jawa Timur, (2) terdapat
pertanian organik di Indonesia semakin program pengembangan pertanian padi
berkembang. organik di kedua wilayah. Waktu penelitian
Dukungan penyuluhan dan dilaksanakan pada bulan Juni 2017 sampai
lingkungan eksternal merupakan faktor dengan Februari 2018.
penting dalam adopsi inovasi dan Penelitian ini menggunakan pen-
keberlanjutan pertanian padi organik. dekatan kuantitatif dengan rancangan
72 | Gunawan dkk., Adopsi Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Pertanian Padi Organik

metode survei. Populasi dan sampel dalam oleh penyuluh. Dukungan penyuluhan
penelitian ini adalah petani padi sawah di tersebut direfleksikan oleh ketepatan
desa penelitian yang telah mendapatkan metode penyuluhan, kesesuaian materi
program pertanian padi organik. Penentuan penyuluhan, kompetensi penyuluh, dan
sampel dilakukan dengan menggunakan intensitas penyuluhan. Hasil penelitian
rumus Slovin dari populasi petani organik menunjukkan bahwa metode penyuluhan
sebanyak 670 orang di 2 kabupaten dalam kategori rendah (Tabel 1), artinya
tersebut, sehingga didapatkan 234 petani petani menilai metode penyuluhan oleh
sampel penelitian. Jumlah sampel dari penyuluh kurang tepat. Metode penyuluhan
masing-masing kabupaten ditentukan yang sering dilakukan penyuluh adalah
dengan menggunakan teknik proporsional pertemuan dengan tatap muka. Metode
random sampling. penyuluhan tersebut dinilai kurang efektif
Variabel dalam penelitian ini oleh petani. Menurut petani, metode
terdiri dari dukungan penyuluhan (X1) penyuluhan berupa diskusi kelompok di
yang terdiri atas metode penyuluhan, lahan petani dengan petak percontohan
materi penyuluhan, kompetensi penyuluh, atau demplot dinilai petani responden
dan intensitas penyuluhan. Dukungan mudah dipahami. Melalui demplot, petani
lingkungan eksternal (X2) yang terdiri responden dapat melihat langsung hasil
atas dukungan kebijakan, kelembagaan dari suatu inovasi yang diperkenalkan
petani, akses pasar dan ketersediaan penyuluh dan membandingkan apa yang
informasi.Variabel Y1 adalah tingkat telah dilakukan di lahan usaha taninya.
adopsi yang terdiri intensitas adopsi, dan Hal ini sesuai menurut Mardikanto (2009),
tingkat adaptasi. Tingkat keberlanjutan bahwa metode demonstrasi seringkali
(Y2) meliputi aspek ekonomi, aspek dipandang sebagai metode yang efektif,
sosial dan aspek lingkungan. Data primer dengan menunjukkan bukti nyata sehingga
dikumpulkan langsung dari petani organik petani cenderung lebih cepat untuk
dengan teknik wawancara menggunakan mencoba dan menerapkan inovasi.
panduan kuesioner dan observasi di Materi penyuluhan dalam kategori
lapangan serta wawancara mendalam tinggi (Tabel 1), artinya materi penyuluhan
kepada petani organik. Data sekunder yang disampaikan penyuluh kepada petani
diperoleh dari pencatatan data yang cukup sesuai dengan kebutuhan petani
sudah tersedia di instansi yang terkait organik. Materi tersebut terkait dengan
dengan fokus penelitian. Statistik deskriptif kegiatan sistem pertanian padi organik.
digunakan untuk menggambarkan sebaran Materi yang sesuai kebutuhan dan mudah
responden pada setiap peubah penelitian, dipahami petani, memberikan kemudahan
yang meliputi dukungan penyuluhan, kepada petani dalam penerapannya. Hal
dukungan lingkungan eksternal, tingkat ini juga sejalan dengan hasil penelitian
adopsi inovasi dan tingkat keberlanjutan Asta dkk. (2015), yang menyatakan bahwa
sistem pertanian padi organik. Pengolahan materi penyuluhan harus dapat memenuhi
data untuk statistik deskriptif dilakukan kebutuhan petani.
dengan menggunakan program SPSS. Kemampuan penyuluh dalam
Analisis statistik inferensial yang digunakan kategori tinggi (Tabel 1) yang bermakna
pada penelitian ini adalah Structural sebagian besar petani menilai penyuluh
Equation Models (SEM) dengan LISREL memiliki kemampuan berkomunikasi yang
9.3. baik sehingga materi yang disampaikan
oleh penyuluh dapat diterima dengan baik
HASIL DAN PEMBAHASAN oleh petani. Hal ini berarti penyuluh mampu
Tingkat Dukungan Penyuluhan menyampaikan materi dengan baik,
Dukungan penyuluhan merupakan ke- mampu memberi motivasi kepada petani
giatan pembelajaran tentang pertanian padi untuk menerapkan inovasi pertanian padi
organik bagi para petani yang dilakukan organik, mampu menggunakan maupun
Agriekonomika, 8(1) 2019: 70-80 | 73

memberikan cara mengakses teknologi luasnya kepada penyuluh dan petani untuk
informasi melalui internet/sosial media dan menjalin kebersamaan dalam mendorong
mampu membantu petani membangun kemampuan memecahkan masalah
kerjasama dengan pemerintah atau (Sumardjo, 1999).
swasta. Penyuluh lapang berperan
penting tidak sekedar memperkenalkan Dukungan Lingkungan Eksternal
teknologi kepada petani, melainkan juga Lingkungan eksternal merupakan unsur-
meningkatkan kapasitas petani agar unsur yang berada di luar diri petani
mampu secara mandiri dalam menjalankan yang diduga memengaruhi penerapan
usaha taninya (Herawati dkk., 2017). inovasi pertanian padi organik oleh petani.
`Intensitas penyuluh bertemu dengan Lingkungan eksternal terdiri dari dukungan
petani dalam kategori tinggi (Tabel 1). Hal ini kebijakan pemerintah, dukungan ke-
menunjukkan penyuluh telah menjalankan lembagaan, akses pasar dan dukungan
perannya kegiatan penyuluhan terutama informasi terkait sistem pertanian padi
dalam mendampingi petani berusaha organik.
tani padi organik. Kegiatan penyuluhan Petani menilai dukungan kebijakan
tidak hanya dilakukan secara tatap muka oleh pemerintah daerah terkait dengan
atau pertemuan berkelompok, tetapi juga pertanian padi organik sudah baik (Tabel
pendampingan di lapangan. Interaksi yang 2). Kebijakan pemerintah daerah dalam
partisipatif, memberikan ruang seluas- mendukung penerapan pertanian padi

Tabel 1
Sebaran Petani Padi Organik Menurut Tingkat Dukungan Penyuluhan
di Jawa Timur
Dukungan Penyuluhan Kategori n %
Metode Penyuluhan (Skor) Sangat Rendah (<25)
7 2.99
Rataan= 45.10
Rendah (26-50) 133 56.84
Tinggi (51-75) 93 39.74
Sangat Tinggi (>75) 1 0.43
Materi Penyuluhan (Skor) Sangat Rendah (<25) 0 0.00
Rataan= 71.70
Rendah (26-50) 4 1.71
Tinggi (51-75) 138 58.97
Sangat Tinggi (>75) 92 39.32
Kemampuan Penyuluh (Skor) Sangat Rendah (<25) 0 0.00
Rataan= 72.26
Rendah (26-50) 6 2.56
Tinggi (51-75) 180 76.92
Sangat Tinggi (>75) 48 20.51
Intensitas Penyuluhan (Skor) Sangat Rendah (<25) 1 0.43
Rataan= 68.61
Rendah (26-50) 8 3.42
Tinggi (51-75) 155 66.24
Sangat Tinggi (>75) 70 29.91
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Keterangan: Jumlah responden 234 petani
74 | Gunawan dkk., Adopsi Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Pertanian Padi Organik

organik meliputi program sekolah lapang bahwa proses sertifikasi organik yang
penerapan pertanian organik (SLPPO) sulit menjadi salah satu faktor kendala
beserta penyediaan sarana produksinya, dalam meningkatkan penerapan pertanian
bantuan pembiayaan pembuatan serti- organik.
fikasi dari lembaga sertifikasi organik, Kelompok tani cukup mendukung
bantuan alat dan sarana rumah produksi penerapan pertanian padi organik.
organik, pendampingan terhadap petani Dukungan kelompok tani tersebut berupa
secara intensif dan membantu ikut mem- sebagai wahana belajar/tukar pengalaman,
promosikan produk beras organik melalui membantu modal usaha tani dan meng-
pameran dan lain-lain. Pembuatan akses program-program pemerintah atau
sertifikasi organik sangat penting bagi pe- swasta. Kelompok tani sebagai tempat
nerapan pertanian padi organik karena pembelajaran dilakukan untuk me-
sertifikasi sebagai bukti bahwa produk ningkatkan kapasitas sumberdaya petani.
yang dihasilkan adalah organik. Salah satu Selain itu, peran kelompok yang dirasakan
syarat diterbitkan sertifikasi organik adalah anggota kelompok tani adalah sebagai
penyusunan dokumen dalam budidaya tempat informasi usaha tani yang berasal
pertanian padi organik. Penyusunan dari sesama anggota kelompok, pengurus
dokumen ini petani harus mencatat semua kelompok dan penyuluh.
aktivitas usahatani yang dilakukannya Sebagian besar petani menilai
mulai dari penyiapan lahan sampai pe- akses pasar terhadap produk organik
masaran hasil usahatani. Berkaitan dengan masih belum cukup mendukung pertanian
proses ini petani menyebutnya” mencatat padi organik. Petani menjual produk
apa yang dikerjakan, dan mengerjakan padi organiknya kepada kelompok atau
apa yang dicatat”. Penelitian Pattanapant gapoktan, artinya akses informasi pasar
dan Shivakoti (2009), menunjukkan terbatas pada pengurus kelompok

Tabel 2
Sebaran Petani Padi Organik Menurut Tingkat Dukungan Lingkungan Eksternal
di Jawa Timur
Lingkungan Eksternal Kategori n %
Dukungan Kebijakan (Skor) Sangat Rendah (<25) 18 7.69
Rataan= 53.28 Rendah (26-50) 73 31.20
Tinggi (51-75) 142 60.68
Sangat Tinggi (>75) 1 0.43
Dukungan Kelompok (Skor) Sangat Rendah (<25) 0 0.00
Rataan= 60.73 Rendah (26-50) 44 18.80
Tinggi (51-75) 170 72.65
Sangat Tinggi (>75) 20 8.55
Akses Pasar (Skor) Sangat Rendah (<25) 5 2.14
Rataan= 45.73 Rendah (26-50) 121 51.71
Tinggi (51-75) 108 46.15
Sangat Tinggi (>75) 0 0.00
Akses Informasi (Skor) Sangat Rendah (<25) 2 0.85
Rataan= 68.23 Rendah (26-50) 7 2.99
Tinggi (51-75) 175 74.79
Sangat Tinggi (>75) 50 21.37
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Keterangan: Jumlah responden 234 petani
Agriekonomika, 8(1) 2019: 70-80 | 75

tani/gapoktan. Ketergantungan petani petani mampu menyesuaikan inovasi


kepada kelompok terhadap pasar organik dengan kondisi lingkungan dimana petani
tergolong tinggi. Hal ini karena semua hasil berada. Petani memanfaatkan bahan-
panen petani organik harus dijual kepada bahan lokal untuk mendukung penerapan
kelompok atau gapoktan. Kelompok tani/ sistem pertanian padi organik seperti
gapoktan yang mencari akses pasar pembuatan pupuk organik, pembuatan
organik agar produknya dapat terjual pestisida nabati. Selain itu petani saling
secara teratur dan berkelanjutan. bekerja sama dalam mencari solusi
Petani mudah mengakses sumber untuk menghadapi permasalahan dan
informasi pertanian padi organik. Sumber membangun kemitraan usaha tani. Praktek
informasi teknologi yang dimanfaatkan pertanian berkelanjutan menjadikan petani
yaitu dari sesama petani dan penyuluh. memiliki banyak pengetahuan dan harus
Interaksi saling tukar menukar informasi diadaptasi sesuai dengan kondisi karena
antar petani berjalan dengan baik, begitu situasi ekologis yang berbeda dalam
pula penyuluh memberikan informasi wilayah individu petani (Leeuwis, 2009).
kepada petani dengan baik. Akses
informasi dari peneliti dan media massa Tabel 3
relatif kurang dimanfaatkan oleh petani. Sebaran Petani Padi Organik Menurut
Hal ini sejalan dengan penelitian Fatchiya Tingkat Adopsi di Jawa Timur
(2010), akses informasi petani dari peneliti Adopsi Kategori n %
dan media massa (internet, TV, radio, Inovasi
majalah/koran tani) lebih sulit didapatkan Intensitas Sangat Ren- 0 0.00
dibandingkan dengan akses kesesama Adopsi (Skor) dah (<25)
petani, ketua kelompok tani, maupun Rataan= Rendah (26- 8 3.42
65.53 50)
pedagang saprodi. Kurangnya tingkat
ketersediaan informasi ditandai dengan Tinggi (51-75) 160 68.38
relevansi informasi, ketepatan waktu Sangat Tinggi 66 28.21
informasi dan kemudahan mendapatkan (>75)
informasi yang disediakan oleh penyuluh Tingkat Adap- Sangat Ren- 0 0.00
(Ruhimat, 2014). tasi (Skor) dah (<25)
Rataan= Rendah (26- 58 24.79
Tingkat Adopsi Pertanian Padi Organik 66.75 50)
Tingkat adopsi pertanian padi organik
Tinggi (51-75) 125 53.42
merupakan tahap implementasi dari
Sangat Tinggi 51 21.79
tahapan adopsi yang direfleksikan oleh
(>75)
indikator intensitas adopsi, dan tingkat
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
adaptasi inovasi terhadap petanian padi
Keterangan: Jumlah responden 234 petani
organik. Intensitas adopsi pertanian
padi organik oleh petani dalam kategori Tingkat Keberlanjutan Usaha Pertanian
tinggi (Tabel 3), yang berarti penerapan Padi Organik
unsur-unsur yang mendukung pertanian Sebaran responden menurut tingkat
padi organik sudah cukup baik seperti keberlanjutan pengelolaan usaha tani padi
pembenaman jerami ke lahan, pergantian organik, indikator aspek ekonomi, sosial
varietas padi, pemberian air secara dan lingkungan tergolong kategori tinggi
berselang, pemanfaatan limbah ternak (tabel 4). Ketegori tinggi menunjukkan
menjadi pupuk organik, pengendalian peluang keberlanjutan usaha tani padi
hama secara hayati, dan penggunaan organik memiliki prospek yang tinggi.
pestisida nabati. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian
Tingkat adaptasi pertanian padi Thamrin (2014), dan Herawati dkk. (2017),
organik oleh petani dalam kategori tinggi yang menyatakan bahwa analisis trend
(Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa
76 | Gunawan dkk., Adopsi Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Pertanian Padi Organik

perilaku dan keberlanjutan pertanian padi petani (Widiarta dkk., 2011; Rahmawati
ramah lingkungan semakin meningkat. dkk., 2012; Jumna, 2015).
Sebagian besar petani dapat Keberlanjutan usaha pertanian
merasakan peningkatan keuntungan padi organik dilihat dari aspek sosial cukup
secara ekonomi. Petani menilai hasil panen baik. Hal ini dapat dilihat dari kerukunan
padi organik bisa menyamai bahkan ada antar petani terjalin dengan baik, sudah
yang lebih tinggi dibanding dengan panen terdapat kelompok-kelompok yang men-
padi konvensional setelah melewati masa jadi wadah untuk saling bekerjasama
konversi lahan. Selain itu, harga gabah dalam kehidupan sosial seperti kelompok
padi organik lebih tinggi dibanding dengan tani dan kelompok pengajian. Keberadaan
harga gabah biasanya. Selisih harga kelompok tani sangat penting sebagai
gabah organik dengan gabah biasa di wadah membangun diri dan komunitasnya,
tingkat petani sebesar Rp1000/kg. Harga wadah menyelesaikan permasalahan,
beras organik mempunyai selisih sebesar wadah mengelola inovasi dan wadah
Rp5000 sampai dengan Rp7000 dibanding menuju perubahan yang lebih baik.
dengan beras biasa. Harga beras organik Sebagian besar petani menilai
lebih mahal dibanding dengan beras biasa dengan penerapan pertanian padi organik
karena adanya sertifikasi organik oleh kualitas lingkungan semakin baik. Petani
lembaga sertifikasi organik. Sebagian menyakini dengan kualitas lingkungan yang
besar petani responden menilai bahwa baik maka peluang untuk melanjutkan usaha
ada peningkatan pendapatan dengan taninya. Petani menilai penggunaan pupuk
menerapkan pertanian padi organik di- organik akan menyebabkan kesuburan
banding dengan pertanian konvensional. tanah semakin baik. Hal ini berarti petani
Keuntungan ekonomi yang didapatkan telah sadar dalam menjalankan usaha
petani tersebut menjadi dasar petani taninya memperhatikan faktor ekologis.
untuk melanjutkan pertanian padi organik. Pengairan dalam pertanian padi organik
Beberapa hasil penelitian mengatakan berasal dari sumber air setempat. Hal ini
bahwa pertanian organik memberikan dapat menunjang kecukupan air untuk
keuntungan yang lebih besar dan ber- lahan pertanian padi organik sehingga
pengaruh nyata terhadap pendapatan dalam setahun petani dapat menanam

Tabel 4
Sebaran Petani Organik Sawah Menurut Tingkat Keberlanjutan pada Dua Lokasi
Penelitian di Jawa Timur
Tingkat Keberlanjutan Kategori n %
Aspek ekonomi (Skor) Sangat Rendah (<25) 0 0.00
Rataan= 63.82 Rendah (26-50) 9 3.85
Tinggi (51-75) 121 94.44
Sangat Tinggi (>75) 4 1.71
Aspek sosial (Skor) Sangat Rendah (<25) 0 0.00
Rataan= 68.33 Rendah (26-50) 4 1.71
Tinggi (51-75) 207 88.46
Sangat Tinggi (>75) 23 9.83
Aspek lingkungan (Skor) Sangat Rendah (<25) 0 0.00
Rataan= 64.60 Rendah (26-50) 10 4.27
Tinggi (51-75) 204 87.18
Sangat Tinggi (>75) 20 8.55
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Keterangan: Jumlah responden 234 petani
Agriekonomika, 8(1) 2019: 70-80 | 77

padi selama tiga kali. Petani responden dengan degree of freedom (df). Hasil uji
umumnya melakukan pengendalian hama kecocokan inkrimental dilakukan pada
oleh petani dengan melihat perkembangan Incremental Fit Index (IFI) diperoleh nilai
tingkat serangannya dan menggunakan estimasi 0.90, dan berdasarkan kriteria/
pestisida nabati. Petani menilai dengan persyaratan suatu model dikatakan baik
penerapan pertanian padi organik maka jika besaran nilai IFI yang diperolah > 0.90
tingkat serangan hama dan penyakit sehingga model Gambar 2 dikatakan baik
semakin menurun. (Good Fit).
Adopsi inovasi dipengaruhi se-
Faktor-faktor yang Memengaruhi cara nyata oleh dukungan penyuluhan
Adopsi Inovasi dan Keberlanjutan (Gambar 2). Pengaruh positif tersebut
Usaha Pertanian Padi Organik menunjukkan bahwa semakin tinggi
Hasil uji ukuran kecocokan absolut dukungan penyuluhan maka semakin
terhadap Root Means Square Error Of meningkatkan adopsi inovasi pertanian
Approximation (RMSEA) diperoleh hasil padi organik. Indikator dominan dari
estimasi 0.077. Berdasarkan persyaratan dukungan penyuluhan yang memiliki
suatu model dikatakan baik jika besaran pengaruh terhadap adopsi inovasi adalah
nilai RMSEA yang diperolah adalah ­< 0.80, materi penyuluhan (0.88), dan intensitas
dari hasil yang diperoleh maka model pada penyuluhan (0.23). Hal ini berarti materi
Gambar 2 dikatakan baik (Good Fit). Nilai penyuluhan yang disampaikan cukup
incremental fit measure yaitu The Ratio of sesuai dengan kebutuhan petani organik.
X2/df diperolah 1.69 maka model dalam Kesesuaian materi penyuluhan yang
Gambar 9 dikatakan baik (Good Fit) karena diberikan sangat berpengaruh terhadap
berdasarkan kriteria nilai rasio < 3, hasil keberhasilan penerimaan dan penerapan
ini diperolah dari nilai chi-square dibagi inovasi. Materi yang sesuai kebutuhan

Gambar 2
Hasil SEM Dukungan Penyuluhan dan Lingkungan Ekternal terhadap
Keberlanjutan Penerapan Inovasi Pertanian Padi Organik
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
78 | Gunawan dkk., Adopsi Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Pertanian Padi Organik

dan mudah dipahami petani memberikan mampu beradaptasi sesuai dengan kondisi
kemudahan kepada petani dalam lingkungan karena situasi ekologis yang
penerapannya. berbeda dalam wilayah individu petani.
Intensitas penyuluhan juga salah Dukungan penyuluhan merupakan
satu indikator dukungan penyuluhan salah satu peubah yang memengaruhi
yang berpengaruh nyata terhadap adopsi adopsi inovasi dan keberlanjutan usaha
inovasi pertanian padi organik. Hal ini pertanian padi organik. Pengaruh
menunjukkan penyuluh cukup baik positif dukungan penyuluhan terhadap
menjalankan perannya dalam kegiatan keberlanjutan usaha pertanian padi organik
penyuluhan terutama dalam mendampingi menunjukkan bahwa semakin tinggi
petani berusaha tani padi organik. Kegiatan dukungan penyuluhan maka keberlanjutan
penyuluhan tidak hanya dilakukan secara usaha pertanian padi organik juga semakin
tatap muka atau pertemuan berkelompok, tinggi. Indikator dominan dukungan
tetapi juga pendampingan dilapangan. penyuluhan yang berpengaruh nyata
Interaksi yang partisipatif, memberikan terhadap keberlanjutan pertanian padi
ruang seluas-luasnya kepada penyuluh dan organik adalah materi penyuluhan dan
petani untuk menjalin kebersamaan dalam intensitas penyuluhan. Materi penyuluhan
mendorong kemampuan memecahkan tersebut sesuai dengan kebutuhan petani di
masalah (Sumardjo, 1999). lapang dan intensitas kegiatan penyuluhan
Keberlanjutan usaha pertanian yang baik mendukung keberlajutan usaha
padi organik dipengaruhi secara nyata pertanian padi organik.
oleh (1) adopsi inovasi, (2) dukungan Dukungan lingkungan ekternal
penyuluhan dan (3) lingkungan eksternal. yang direfleksikan dengan indikator
Pengaruh positif tersebut menunjukkan dukungan kebijakan, kelembagaan petani,
bahwa semakin tinggi adopsi inovasi, akses pasar dan ketersediaan informasi
dukungan penyuluhan dan lingkungan berpengaruh nyata terhadap keberlanjutan
eksternal maka semakin meningkatkan penerapan pertanian padi organik. Semakin
keberlanjutan pertanian padi organik. tinggi dukungan lingkungan eksternal
Adopsi inovasi merupakan faktor pertama maka keberlanjutan pertanian padi organik
yang memengaruhi keberlanjutan usaha juga semakin tinggi. Indikator dukungan
pertanian padi organik yang direfleksikan lingkungan eksternal paling kuat berturut-
oleh intensitas adopsi dan kemampuan turut; akses pasar (λ=0.89), dukungan
petani dalam beradaptasi inovasi dengan kebijakan (λ=0.67), kelembagaan petani
lingkungannya. Semakin tinggi intensitas (λ=0.50) dan ketersediaan informasi
adopsi dan adaptasi inovasi maka semakin (λ=0.28). Hal ini bermakna akses
besar keberlajutan penerapan pertanian pasar memiliki peranan penting dalam
padi organik. Tingkat adopsi sistem mendukung keberlanjutan usaha pertanian
pertanian padi organik di Kabupaten padi organik. Ketersediaan pasar padi
Bondowoso dan Banyuwangi berada pada organik membuat petani semakin percaya
kategori tinggi, yang terlihat dari rata- diri untuk melaksanakan sistem pertanian
rata skor intensitas adopsi, dan tingkat padi organik. Hasil penelitian menunjukkan
adaptasi. Hal tersebut bermakna bahwa dukungan kebijakan, dukungan kelompok
petani telah menerapkan kaidah-kaidah tani, dan dukungan akses informasi
pertanian organik dan dapat menyesuaikan dalam kategori tinggi, sedangkan akses
inovasi dengan kondisi lingkungan dimana pasar dalam kategori rendah. Dukungan
petani berada dengan memanfaatkan lingkungan eksternal di lapangan telah
bahan-bahan lokal. Hasil tersebut sejalan cukup dirasakan petani organik dalam
dengan penelitian Leeuwis (2009), yang mendukung penerapan pertanian padi
mengatakan bahwa praktek pertanian organik, sedangkan akses pasar yang
berkelanjutan menjadikan petani harus merupakan faktor paling dominan dalam
memiliki banyak pengetahuan dan harus keberlanjutan pertanian padi organik
Agriekonomika, 8(1) 2019: 70-80 | 79

sangat perlu ditingkatkan. Dengan Fatchiya, A. (2010). Tingkat Kapasitas


demikian akses pasar menjadi salah titik Pembudi Daya Ikan dalam
ungkit agar keberlanjutan usaha pertanian Mengelola Usaha Aquakultur secara
padi organik tetap terjaga dengan baik. Hal Berkelanjutan. Jurnal Penyuluhan,
ini sejalan dengan penelitihan Purnaningsih 6(1), 11 – 18.
(2006), faktor-faktor yang mempengaruhi
Herawati., Hubeis, A.V., Amanah, S.,
keputusan petani dalam mengadopsi
Fatchiya, A. (2017). Kapasitas Petani
inovasi adalah, kepastian pasar dari
Padi Sawah Irigasi Teknis dalam
produk yang dihasilkan, ketersediaan
Menerapkan Prinsip Pertanian
sarana transportasi dan telekomunikasi,
Ramah Lingkungan di Sulawesi
ketersediaan sarana pembelajaran dan
Tengah. Jurnal Pengkajian dan
sarana kredit.
Pengembangan Teknologi Pertanian,
20(2).
SIMPULAN
Dukungan penyuluhan dengan indikator Jumna, B. K. (2015). Strategi
materi penyuluhan, kemampuan penyuluh Pengembangan Usaha Tani dalam
dan intensitas penyuluhan dalam kategori Upaya Peningkatan Produksi Padi
tinggi, sedangkan metode penyuluhan organik di Kecamatan Dambirejo
dalam kategori rendah. Dukungan Kabupaten Sragen. Ecconomic
lingkungan eksternal dengan indikator Development Analysis Journal, 4(3),
dukungan kebijakan, dukungan kelompok 233-241. https://doi.org/10.15294/
tani, dan dukungan akses informasi dalam edaj.v4i3.14830
kategori tinggi, sedangkan akses pasar
Leeuwis, C. (2009). Komunikasi untuk
dalam kategori rendah. Tingkat adopsi
Inovasi Pedesaan, Berpikir Kembali
inovasi pertanian padi organik dengan
tentang Penyuluhan Pertanian.
indikator intensitas adopsi dan tingkat
Terjemahan Dari: Communication
adaptasi dalam kategori tinggi. Tingkat
for Rural Innovation, Rethinking
keberlanjutan usaha pertanian padi organik
Agricultural Extension. Yogyakarta
dengan indikator aspek ekonomi, sosial
(ID): Kanisius.
dan lingkungan tergolong kategori tinggi.
Keberlanjutan pertanian padi organik Mardikanto, T. (2009). Sistem Penyuluhan
dipengaruhi oleh (1) adopsi inovasi, (2) Pertanian. Surakarta (ID): Universitas
dukungan penyuluhan dan (3) lingkungan Sebelas Maret Press.
eksternal. Pattanapant, A., & Shivakoti, G. P. (2009).
Opportunities and Constraints of
DAFTAR PUSTAKA
Organic Agriculture in Chiang Mai
Asta, D.U., Hubeis A.V.S., Fatchiya A. Province, Thailand. Asia-Pacific
(2015). Kapasitas Petani Kakao Development Journal, United Nations
Bekas Penambang Batu Bara di Kota Economic and Social Commission
Sawahlunto. Jurnal Penyuluhan. for Asia and the Pacific (ESCAP),
11(2), 143-158. 16(1), 115-147.
[AOI] Aliansi Organis Indonesia. (2015). Purnaningsih, N. (2006). Faktor-faktor
Statistik Pertanian Organik Indonesia yang Memengaruhi Adopsi Inovasi
Tahun 2015. Bogor (ID): AOI Pola Kemitraan Agribisnis Sayuran
di Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan,
Beban, A. (2008). Organic Agriculture: An
2(2), 33-43.
Empowering Development Strategy
for Small-Scall Farmer a Cambodian Ruhimat, I. S. (2014). Faktor-faktor untuk
Case Study. A Thesis. at Massey Peningkatan Kemandirian Petani
University, Palmerston North, New dalam Pengelolaan Hutan Rakyat;
Zealand. Studi Kasus di Desa Ranggang
80 | Gunawan dkk., Adopsi Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Pertanian Padi Organik

Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Widiarta, A., Adiwibowo, S. (2011). Analisis


Selatan. Jurnal Penelitian Sosial Keberlanjutan pertanian organik di
dan Ekonomi Kehutanan, 11(3), kalangan petani. Jurnal Sodality,
237-249. http://dx.doi.org/10.20886/ 5(1), 79-100.
jsek.2014.11.3.13
Zulvera, Sumardjo., Slamet, M., Sugihen, B.
Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi G. (2014). The Behavior of Vegetable
Produksi. Jakarta (ID): Rajawali. Farmers in Responding to the
Organic Vegetable Farming System
Sumardjo. (1999). Transformasi Model
in Agam and Tanah Datar Districts of
Penyuluhan Pertanian Menuju
West Sumatra. International Journal
Pengembangan Kemandirian Petani
of Sciences: Basic and Applied
(Kasus di Propinsi Jawa Barat)
Research, 16(1):24-31.
Disertasi. Bogor (ID): Program
Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor
Thamrin, F. D. (2014). Model Perilaku
Petani Padi yang Berwawasan
Lingkungan untuk Menjamin
Kemandirian Pangan Kasus Jawa
Barat. Disertasi. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai