Laporan Praktikum Anatomi Muhammad Haidil #2
Laporan Praktikum Anatomi Muhammad Haidil #2
Laporan Praktikum Anatomi Muhammad Haidil #2
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Ike Apriani, M.Si
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum ...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Pati ................................................................................................................3
B. Kristal ............................................................................................................4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ................................................................5
A. Waktu Dan Tempat .........................................................................................5
B. Alat Dan Bahan...............................................................................................5
C. Caraa Kerja .....................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................6
A. Hasil ................................................................................................................6
B. Pembahasan ....................................................................................................7
BAB V PENUTUP .................................................................................................12
A. Kesimpulan ...................................................................................................12
B. Saran .............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi mengenai struktur tumbuhan melibatkan satuan fungsi
organik terkecil dalam tumbuhan itu sendiri yaitu sel. Sel tumbuhan
dibatasi oleh dinding sel yang didalamnya terdapat tempat berlangsungnya
reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel. Pengamatan tentang sel
hanya dapat terlihat menggunakan mikroskop. Dalam hal ini, mempelajari
ukuran dan bentuk sel merupakan hal penting, namun tanpa memahami isi
dari sel (unit sel) serta hubungannya dengan sel-sel lain yang melapisinya
tidak akan didapat pengetahuan yang mendalam tentang sel itu sendiri
(Hidayat, 2018).
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi
dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan
dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme
yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan
merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal ini
menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh Schwann dan
Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep tersebut, sel merupakan
kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai
kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul
(Sumardi, Issrep. 2015).
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan
makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola.
Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein
(aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal
ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda
ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan
1
cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin); dan
perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan
tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang
memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya
untuk yang kedua kali (Sumardi, Issrep. 2015).
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel
hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup.
Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor
genetik maupun faktor lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam
praktikum ini adalah sel mati karena faktor genetik, maksudnya sel
tersebut mati karena telah mencapai umur yang memang telah ditentukan
secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya
terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu
dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat
mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam
tanah ke daun (Sumardi, Issrep. 2015)
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum anatomi tumbuhan adalah:
1. Untuk mengamati tiga macam butir pati, yaitu butir pati sederhana
majemuk dan setengah majemuk
2. Untuk melihat kristal-kristal pair dalam sel
3. Untuk melihat kristal kalsium oksalat dalam bentuk kelompok yang
disebut drus dalam sel-sel epidermis
4. untuk melihat Kristal kalsium oksalat berbentuk jarum dalam berkas-
berkas raphida yang terdapat dalam sel lender
5. untuk melihat Kristal kalsium oksalat berbentuk empat persegi panjang
atau piramid
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pati
Pati (amilun), adalah karbohidrat/polisakarida yang tidak dapat larut
yang terbentuk karena adanya kondensasi dari gula sederhana. Dibentuk
oleh plastida pembentuk pati yang disebut amyloplas, yang mempunyai
ukuran 2 mikron. Merupakan bahan cadangan utama pada kebanyakan
tumbuhan yang disimpan di tempat-tempat penyimpanan seperti umbi,
rhizoma, biji atau buah. Secara makroskopis pada tiap butir pati dapat
dilihat adanya: hilum atau hilus, yaitu titik permulaan dibentuknya butir
pati. Dan lapisan pati yang disebut lamella (Mulyani 2018).
Berdasarkan letak hilium, butir pati dapat dibedakan bentuknya:
Butir pati konsentris, hilumnya terletak di tengah-tengah.
Butir pati eksentris, bulat telur bentuk patinya dengan hilum berada
ditepi.
Berdasarkan banyaknya butir pati , dapat dibedakan bentuknya sebagai
berkut:
1. Monoadelph, yaitu butir pati yang hanya mempunyai satu hilum.
2. Diadelph, yaitu butir pati yang pada awal pembentukan terdiri dari
2 atau lebih hilum, yang pada waktu pembentukan lapisan pati
masing-masing kemudian bersama-sama membentuknya.
3. Poliadelph, yaitu butir pati yang masing-masing mempunyai hilum
sendirisendiri.
2. Kristal
Kristal sangat umum terdapat di dalam sel tumbuhan. Merupakan hasil
akhir dari mertabolisma sel yang kemudian disimpan di dalam lumen sel
atau vakuola. Bagi tumbuhan jika berlebihan dapat menjadi racun, oleh
karena itu biasanya diikat oleh ion-ion kalsium, misalnya Ca-oksalat.
Selain oksalat terdapat juga kristal karbonat & silikat. Kristal-kristal
3
tersebut umumnya terdapat di dalam sel parenkim kortex, floem atau pith
(empulur) (Fahn. 2017).
Kristal terdapat dalam berbagai bentuk misalnya:
1. Kristal pasir, kristal Ca-oksalat terdapat dalam bentuk butiran
halus (piramida kecil).
2. Kristal tunggal besar, kristal Ca-oksalat terdapat dalam bentuk
tunggal, besar, asodiameteris.
3. Raphid (jarum), kristal Ca-oksalat berbentuk seperti jarum tunggal
atau bersama dalam satu kelompok (seperti sapu lidi).
4. Kristal styloids (pseudoraphides ), kristal Ca-oksalat berbentuk
batang yang meruncing pada bagian ujung-ujungnya.
5. Cystolith, kristal Ca-karbonat berbentuk seperti sekelompok buah
anggur yang mempunyai tangkai. Selnya mengandung cystolith
disebut Lithocyt.
6. Kristal druse (majemuk), kristal Ca-oksalat berbentuk seperti
bintang atau rossete.
7. Kristal prismatic, kristal Ca-oksalat berbentuk persegi panjang
atau seperti piramid.
8. Kristal berbentuk kipas (sphaere crystal), kristal bebentuk kipas
yang mengandung inulin.
4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum kali ini adalah:
1. Pengamatan Pati
Buat kerokan umbi kentang, tempatkan diatas kaca objek, ditetesi
dengan air dan ditutup, Amati 3 macam bentuk-bentuk pati yang
terdapat dalam umbi kentang
2. Pengamatan Kristal
Buat sayatan mesofil/permukaan, tempatkan di atas kaca objek lalu
ditetesi dengan air dan ditutup dengan kaca penutup. Amati dan gambar
beberapa sel berisi Kristal pasir. Amati dan gambar beberapa buah sel
berisi drus.
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Umbi kentang
Hasil pengamatan pada umbi kentang (Solanum tuberosum)
Klasifikasi umbi kentang
Menurut Aini (2017), taksonomi tanaman kentang secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
A B
Gambar : 1. Pengamatan Umbi kentang. A). Umbi kentang, B). Anatomi umbi
kentang (1. Hilum, 2. Lamela, 3. Satu butir pati tungal)
Pada pengamatan umbi kentang yang diamati dibawah mikroskop
cahaya dengan perbesaran 40 x 10 terlihat adanya bagian-bagian yang
bersifat non-protoplasmik, yaitu dinding sel , lamel-lamel, hilum dan
amilum. Dinding sel merupakan bagian non-protoplasmik yang terletak
diluar plasma yang terbentuk dari selulora. Berfungsi melindungi dan
memperkuat protoplas, ia juga menentukan bentuk sel. Tepung atau
amilum (pati) tergolong polisakarida yang tak larut dalam air.
Butir tepung terdapat secara berlimpah dalam organ tumbuhan
penyimpanan, misalnya umbi akar, batang dalam tanah, korteks batang,
6
endodermis, butir-butir biji, buah pisang dan sebagainya. Struktur butir
tepung biasanya memperlihatkan lamel-lamel yang bintik membulat gelap
yang disebut hilum atau hilus. Hilum merupakan titik awal butir tepung
dibentuk. Tipe butir tepung pada umbi kentang ialah tipe eksentrik yaitu
letak hilum berada di tepi. Umbi batang juga termasuk tipe tunggal yaitu
butir tepung mempunyai satu hilum.
B. Solanum nigrum
Hasil pengamatan pada tangkai Solanum nigrum
Klasifikasi cepokak
Menurut Potawale et al., (2018), taksonomi solanum nigrum secara
umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum nigrum L
A B
Gambar : 1. Pengamatan tangkai solanum nigrum. a.) Anatomi tangkai solanum
nigrum (1. Kristal pasir, 2. Dinding Sel), B. Tangkai solanum nigrum
(40x10)
7
Dalam pengamatan solanum nigrum L. Ditemukan sejumlah kecil
kristal kecil yang menyerupai pasir didalam sel. Kristal pasir ini adalah
bahan padat non-protoplasmik yang terdiri dari butiran butirankecil yang
membentuk struktur padat dengan susunan molekuler yang teratur yang
dapat dilihat pada gambar 2b. Kompetisi kristal pasir ini terbuat dari
mineral kuart (silikon dioksida), dan umunya memiliki bentuk butiran
yang tajam dan keras hal ini sesua dengan yang di deskripsikan
A B
Gambar : 1. Pengamatan tangkai daun pepaya. a.) Anatomi tangkai daun pepaya
(1. Kristal Oksalat, 2. Dinding Sel), B. Tangkai daun pepaya (40x10)
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada tangkai pepaya yang
disayat kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 40x10 maka dapat terlihat bahwa tangkai pepaya yang
8
memiliki nama ilmiah Carica papaya memiliki sel yang berbentuk
heksagonal yang tidak berarturan serta garisnya yang tidak rapih, dan
terlihat pula komponen nonprotoplasmik berupa Kristal Ca Oksalat,
noktah, dan amilum. Menurut Mulyani (2018) Noktah merupakan suatu
bagian dari dinding sel yang tidak mengalami penebalan walaupun saat
terbentuknya dinding sekunder yang mana noktah tersebut merupakan
tempat pelaluan (jalan) benda dari sel kesel (untuk berhubungan dengan
sel sampingnya) dan kristal itu yang berbentuk kelenjar atau globose
masses atau juga druse hanya terdapat dalam sel-sel tertentu dengan
bentuknya yang tidak teratur dapat berbentuk bintang, bulat, atau bentuk-
bentuk lainnya.
A B
9
Gambar : 1. Pengamatan tangkai daun suji. a.) Anatomi tangkai daun suji
(1.kristal berbentuk jarum), B. Tangkai daun suji (40x10)
Setelah dilakukan pengamatan dengan sayatan melintang pada batang
Pleomele angustifolia terlihat kristal yang berbentuk seperi jarum atau
sapu lididengan perbesaran mikroskop 4 x 10. pada batang suji (Pleomele
angustifolia) ditemukan kristal berbentuk jarum yang disebut sebagai
rafida. Pada umumnyaraphide dapat ditemukan di sekitar jaringan di
batang. Diduga kristal yang tersusundari kalsium oksalat (CaC2O4)
tersebut memiliki peranan dalam pertahananterhadap ancaman hewan
herbivora.
Kristal dengan bentuk ini dapat melubangi membran sel, kutikula,
selepitel, bahkan membran inti sehingga dapat mengakibatkan iritasi pada
pemangsa (Konno et al., 2014). Kalsium oksalat juga tidak dapat larut
dalamasam seperti cuka. Tanaman suji di golongkan sebagai tanaman
perdu. Hal ini dikarenakan tanaman ini dapat tumbuh dengan tegak.
Tumbuhan ini memiliki tinggiyang kisarannya hingga 8 meter. Jenis
batang tanaman suji adalah berkayu denganalurnya yang sedikit
melintang. Warna lintangannya sedikit putih dengan bercakkusam dan
kotor
E. Tangkai begonia
Hasil pengamatan pada tangkai begonia sp
Klasifikasi begonia
Menurut Fahn (2017), bungga Begonia diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plante
Devisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Begoniaceae
Genus : Begonia
Spesies : Begonia Sp
10
A B
Gambar : 1. Pengamatan daun Begonia sp. a.) Anatomi tangkai daun Begonia sp
(1.kristal berbentuk bintang, 2. Dinding Sel, 3. Ruang antar sel ), B.
Taangkai daun Begonia sp (40x10)
Berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop cahaya padasel pada
tangkai daun Begonia sp terdiri dari dinding sel, kristal Ca-oksalat
berbentuk bintang dan ruang antar sel.
Kristal Ca-oksalat adalah bagian-bagian sel yang bersifat non-
protoplasmik di dalam plasma yang bersifat padat. Kristal-kristal Ca-
oksalat yang memiliki rumus molekul Ca (CO2), adalah hasil darirekresi.
Menurut perkiraan asam oksalat bebas akan bersifat racun bagi
tumbuhannya, jika jumlahnya terlalu banyak, maka diperlukan
pengendapan garam Ca-oksalat. Kristal Ca-oksalat ini terdapat di
dalamvakuola atau di dalam plasma, atau mengisi seluruh ruang sel.
Dalamkeadaan terakhir ini biasanya dinding sel akan menggabus,
sedangkan plasma akan mengalami reduksi atau lenyap.
Kristal Ca-oksalat pada tangkai daun Begonia sp berupa
kristalmajemuk yang berbentuk bintang atau roset di sebut kristal druse.
Pada sel yang masih muda, bagian inti sel berukuran lebih besar jika
dibandingkan dengan sel-sel yang dewasa, selnya akan selalubertambah
besar, dan dalam keadaan seperti ini selnya dapat dikatakantetap atau tidak
mengalami perubahan.
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah
1. Butir pati sederhana terdiri dari unit-unit glukosa tunggal. Butir pati
majemuk terdiri dari campuran glukosa tunggal dan molekul yang lebih
kompleks. Butir pati setengah majemuk merupakan campuran antara
butir pati sederhana dan majemuk dalam strukturnya
2. Pengamatan kristal-kristal pada cempokak, batang daun suji, tangkai
daun pepaya, tangkai daun begonia menunjukkan adanya variasi dalam
struktur kristal pada berbagai bagian tanaman tersebut. Hal ini mungkin
mengindikasikan perbedaan dalam komposisi kimia atau peran
fisiologis dari kristal-kristal ini di berbagai jaringan tanaman tersebut.
Dalam penelitian lebih lanjut, dapat diidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi pembentukan kristal tersebut dan bagaimana mereka
berkontribusi pada fungsi biologis tanaman
3. Pengamatan menunjukkan bahwa kristal kalsium oksalat dalam bentuk
kelompok drus hadir dalam sel-sel epidermis pada tangkai daun pepaya.
4. Dari pengamatan ini, dapat disimpulkan bahwa kristal kalsium oksalat
berbentuk jarum ditemukan dalam berkas-berkas raphida yang terdapat
dalam sel lender pada batang daun suji. Kristal ini mungkin berperan
dalam fungsi perlindungan sel dan tumbuhan terhadap serangan hama
atau patogen.
5. Berdasarkan pengamatan kristal kalsium oksalat yang berbentuk empat
persegi panjang atau piramid pada tangkai daun begonia, kesimpulan
singkatnya adalah bahwa kristal tersebut memiliki berbagai bentuk
yang dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman tersebut
B. Saran
Praktikan berharap agar dalam praktikum selanjutnya dapat
berlangsung dengan lebih tenang, sehingga praktikan dapat memanfaatkan
waktu yang telah disediakan dengan seefisien mungkin.
12
DAFTAR PUSTAKA
13