KEL8B Aplikasi Komkep
KEL8B Aplikasi Komkep
KEL8B Aplikasi Komkep
Dosen Pembimbing:
Ns. Agus sumarno, S.Kep, M.Pd
Disusun Oleh:
PRODI S1 KEPERAWATAN
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan II yang
berjudul“Aplikasi Komunikasi Terapeutik Pada Klien, Keluarga, Kelompok ataupun Tenaga
Kesehatan”.
Makalah ini kami akui masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu kritik dan masukan yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca, membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 5
D. Manfaat ......................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 7
A. Komunikasi Terapeutik Antara Perawat dan Klien........................................ 7
B. Komunikasi Terapeutik Keluarga dan Kelompok ........................................ 10
C. Komunikasi Terapeutik Antara Perawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya ... 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 19
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Saran .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik diterapkan oleh tenaga kesehatan untuk meningkatkan
rasa saling percaya, dan apabila tidak diterapkan akan mengganggu hubungan
terapeutik yang berdampak pada ketidakpuasan pasien. Dalam bidang kesehatan,
komunikasi penting untuk menciptakan hubungan antara tenaga kesehatan dengan
pasien, untuk mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta
kerja sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Bahkan komunikasi terapeutik
sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien ketika mereka menjalani perawatan,
bahkan mereka sering membandingkan dengan pelayanan dan komunikasi di tempat
lain.
Kesalahan-kesalahan berkomunikasi dan tidak efektifnya komunikasi yang
terjadi banyak mengakibatkan kesalahan dalam hubungan baik interpersonal,
kelompok maupun masyarakat. Ketika komunikasi dikenal sebagai proses pengenalan
diri dan sebagai proses mempengaruhi orang lain, maka di sinilah komunikasi
diperlukan untuk manusia lain menyeimbangkan keberadaan komunikasi sebagai
suatu aspek yang perlu diperhatikan.
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak
saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan
komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antar tenaga kesehatan dan pasien,
sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara tenaga kesehatan
dengan pasien, tenaga kesehatan membantu dan pasien menerima bantuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan komunikasi terapeutik antara perawat dan klien?
2. Bagaimana proses komunikasi terapeutik antara perawat dan klien?
3. Apa saja tahap interaksi pada komunikasi terapeutik antara perawat dan klien?
4. Bagaimana strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik antara perawat dan klien?
5. Apa saja unsur komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok?
6. Bagaimana bentuk komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok?
4
7. Apa saja faktor yang memengaruhi komunikasi terapeutik pada keluarga dan
kelompok?
8. Bagaimana strategi komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok?
9. Apa saja hambatan dalam komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok?
10. Bagaimana strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada keluarga dan
kelompok?
11. Apa saja konsep dasar komunikasi terapeutik antara perawat dan tenaga
kesehatan lainnya?
12. Bagaimana strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik antara perawat dan tenaga
kesehatan lainnya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tujuan komunikasi terapeutik antara perawat dan klien
2. Mengetahui proses komunikasi terapeutik antara perawat dan klien
3. Mengetahui apa saja tahap interaksi pada komunikasi terapeutik antara perawat
dan klien
4. Mengetahui strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik antara perawat dan klien
5. Mengetahui unsur komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok
6. Mengetahui bentuk komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok
7. Mengetahui apa saja faktor yang memengaruhi komunikasi terapeutik pada
keluarga dan kelompok
8. Mengetahui strategi komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok
9. Mengetahui apa saja hambatan dalam komunikasi terapeutik pada keluarga dan
kelompok
10. Mengetahui strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada keluarga dan
kelompok
11. Mengetahui apa saja konsep dasar komunikasi terapeutik antara perawat dan
tenaga kesehatan lainnya
12. Mengetahui strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik antara perawat dan tenaga
kesehatan lainnya
5
D. Manfaat
Komunikasi efektif akan memberikan informasi yang jelas dan dapat dimengerti oleh
pasien, keluarga pasien, dan tenaga medis lainnya sehingga akan mengurangi
kesalahan dalam pemberian informasi dan dapat meningkatkan derajat keselamatan
pasien melalui hubungan interpersonal yang efektif.
6
BAB II
PEMBAHASAN
10
Message adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-
lambang pembicaraan, gerakan-gerakan dan sebagainya. Message bisa berupa
gerakan, sinar, suara, lambaian tangan dan sebagainya. Sedangkan di rumah
sakit message bisa berupa nasehat dokter, hasil konsultasi pada status klien,
laporan dan sebagainya.
a. Channel (saluran)
Channel adalah sarana tempat berikutnya lambang-lambang, meliputi
pendengaran, penglihatan, penciuman dan perabaan.
b. Komunikan
Komunikan adalah objek-objek sasaran dari kegiatan
komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang, bisa berupa klien,
keluarga maupun masyarakat.
c. Feed back
Feed back adalah arus umpan balik dalam rangka proses
berlangsungnya komunikasi. Hal ini bisa juga dijadikan patokan sejauh mana
pencapaian dari pesan yang telah disampaikan.
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga
a. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran
penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga dengan
anggota keluarga (ayah, ibu, anak).
b. Komunikasi orang tua dan anak
Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan
keluarga di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya.
Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah,
disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara
orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau
nasehat. Hubungan komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa
keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua
dan anak.
c. Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran
ayah dalam memberi informasi dan mengarahkan pada hal pengambilan
11
keputusan pada anak yang peran komunikasinya cenderung meminta dan
menerima. Misal, memilih sekolah. Komunikasi ibu dan anak Lebih bersifat
pengasuhan kecenderungan anak untuk berhubungan dengan ibu jika anak
merasa kurang sehat, sedih, maka peran ibu lebih menonjol.
d. Komunikasi anak dan anak yang lainnya
Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak
yang lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih
muda. Biasanya dipengaruhi oleh tingkatan usia atau faktor kelahiran.
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan
Kelompok
Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi
dengan baik kepada orang lain. Di lain waktu seseorang mengeluh tidak dapat
berkomunikasi dengan baik kepada orang lain
Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga,
seperti yang akan di uraikan berikut ini :
a. Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai dirinya
statusnya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan
apa dan bagaimana ia berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya,
didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung di
sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi
orang.
b. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit
berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa
kecewa, merasa irihati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
c. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan
cara yangberbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda
dengan yang terjadi disekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda.
Suasana di rumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat
formal. Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat.
12
Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus diataati, maka
komunikasi yang berlangsung pun harus taat norma.
d. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting
dan strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola
kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola
komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang
membentuk hubungan-hubungan tersebut.
5. Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok
Teknik Komunikasi Efektif dalam Keluarga
Ada lima hal yang harus diperhatikan agar komunikasi di dalam keluarga tercipta
secara efektif, yaitu:
a. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull
attitude). Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa
(timbal balik) dari si lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi
dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan
maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan
orangtua atau orang di sekitanya.
b. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan
kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah
kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan
dimengerti orang lain.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti
keinginannya, tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya
terlebih dulu. Ia akan membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan
dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan indra saja, tapi
melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat memunculkan
rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.
13
c. Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah
pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh
si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata
yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel
ini.
d. Jelas
pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak
pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi
dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka
pahami (melihat tingkatan usia).
e. Tepat
Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat
baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk
membicarakan masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu
sarapan pagi, karena ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah
yang ringan saja.
f. Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling
menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu,
lemah lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati
ini maka laaawaaan diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal
yang dapat diungkapkan dari diskusi tersebut.
6. Hambatan Dalam Komunikasi
14
7. Praktik Komunikasi Pada Keluarga
Ilustrasi Kasus
Keluarga Tn Bani 55 tahun berjumlah 5 orang terdiri atas istri dan anak tiga
orang. Saat ini keluarga mengalami masalah kesehatan. Istri dan anaknya
menderita TBC paru. Anda merencanakan untuk melakukan prevensi dan
promosi kesehatan untuk mencegah meluasnya masalah pada anggota keluarga
lainnya
Diagnosis Keperawatan:
Defisit Pengetahuan.
Rencana Keperawatan:
15
Perawat : (Melakukan komunikasi dalam rangka promosi kesehatan keluarga
sampai selesai sesuai materi yang dibuat dalam proposal kegiatan).
Fase Terminasi:
16
perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila darikedua pihak dapat
saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secarai ndividu, perawat
dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan.
Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam memberikan data-data asuhan
keperawatan, dan perawat sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk
mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan lebih
lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dwngan baik berawal dari
komunikasi yang baik pula antara perawat dengan dokter.
Contoh: ketika perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes
pulang kerumah, perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan klien dan
keluarga begaimana perawatan diabetes di rumah. Selain itu komunikasi antara
perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit dokter terhadap pasien, disitu
peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi TTV, anamnesa, serta
keluhan-keluhan dari pasien,dan data penunjang seperti hasil laboraturium
sehingga dokter dapat mendiagnosa secara pasti mengenai penyakit pasien. Pada
saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah
medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis sehingga tidak
terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan
baik serta mencapai tujuan yang diinginkan.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan
kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan tetapi
dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi
yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.
Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam penggunaanya
diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. Hal lain yang cukup penting
diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor penunjang yang sangat
berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.
3.2 SARAN
Dalam melayani klien dan kelurga hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan
klien untuk mendapatkan persetujuan tindakan yang akan di lakukan.
Dalam berkomunikasi dengan keluarga klien maupun klien hendaknya perawat
menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh klien dan kelurga klien sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman komunikasi.
Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat selalu memegang teguh etika
keperawatan.
Dalam melakukan komunikasi dengan kesehatan lainnya maupun sesama sejawat
harus jelas dan mudah dipahami sehingga dapat dipahami komunikasinya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20