Jurnal (2001010193)
Jurnal (2001010193)
Jurnal (2001010193)
ABSTRAK
Kurikulum menjadi bagian terpenting pendidikan. Ada ungkapan yang sering kali
muncul seiring dengan perubahan kurikulum yakni “ganti menteri ganti kurikulum”. Perlu
kita ketahui, bahwa kurikulum sejak saat penjajahan Belanda. Kurikulum adalah pedoman
atau acuan yang digunakan tenaga pendidik selama proses pembelajaran untuk menggapai
tujuan pembelajaran (pendidikan).
Kurikulum selalu ada perubahan dan penyempurnaan karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa
dan bernegara. Kurikulum menunjukkan dasar atau pandangan hidup suatu bangsa.
B. METODE PENELITIAN
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968
menekankan pendekata organisasi materi pembelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar dan kecakapa khusus. Djauzak menyebut kurikulum 1968 sebagai
kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok saja”. Muatan materi pelajaran
bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan, keterampilan, serta mengembangkan fisik
yang sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep bidang manajemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat it, “Metode, materi dan tujuan pengajaran.
Kurikulum ini bersifat realistik yang artinya sekolah menjalanka bentuk kurikulum yang
disusun oleh pemeritah pusat. Kurikulum ini mengarah pada pendidikan yang efektif dan
efesien. Kurikulum ini juga bersiat otoriter sehingga menimbulkan kritik di dalamnya.
Interprestasi
Tidak dapat dipugkiri bahwa dalam pengembangannya perguruan tinggi atau sekolah
akan menghadapi beberapa faktor peghambat. Faktor-faktor penghambat yang kemungkinan
muncul dalam pengembangan kurikulum , diantaranya:
Secara konseptual bahwa kurikulum yang kita miliki sudah sangat baik. Namun,
kelemahan dari kurikulum saat ini adalah pada aspek implementasi dan mengenyampingkan
peran guru dalam perubaha kurikulum, kita lebih konsen pada aspek isi kurikulum itu sendiri.
Untuk itu dalam pelaksanaan kurikulum dibutuhkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, faktor-
faktor tertentu, misalnya kesiapan sumber daya, sarana prasarana, strategi belajar mengajar,
dan sebagainya. Dalam hal ini, satuan pendidikan harus mampu dan berusaha mencermati
berbagai dimensi tersebut.
Keempat faktor penyebab di atas, merupakn suatu kesatuan yang bersinergi sebagai
gabungan yang memastikan terjadinya kegagalan dalam perubahan dan implementasi
kurikulum di lapangan. Ditangan guru kegagalan tersebut menjadi nyata. Posisi dan peran
yang terbatas sebagai pelaksana serta pemahaman konseptual mereka yang sederhana.
Walaupun demikian, belum boleh disimpulkan bahwa guru adalah penyebab utama
kegagalan kurikulum, khususnya rendahnya kualitas pendidikan pada umumnya. Guru hanya
satu unsur terkait dari mata rantai kegagalan.
Dengan demikia, pemerintah harus memfasilitasi guru untuk lebih memahami dasar-
dasar pertimbangan penyusunn kurikulum baru, melibatkan guru secara aktif dalam kajian,
uji coba, dan penilaian berbgi aspek kurikuler. Lalu, memberdayakan guru secara
berkelanjutan dalam peningkatan kemampuan profesional mereka sebagai nara sumber
kurikulum.
ai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu: tujuan,
isi/materi, metode atau strategi pencapaian tujua pembelajaran, organisasi kurikulum dan
evaluasi.
Seperti halnya dalam masalah sistem pendidikan secara makro, politik, ekonomi,
sosial dan budya, serta globalisasi turut mempengaruhi corak kurikulum pendidikan di
Indonesia dari mulai periode awal, yakni masa kemerdekaan dan pemerintahan orde lama,
orde baru, reformasi, kurikulum K13 hingga Kurikulum Merdeka yang baru saja
diimplementasikan. Tidak ada yang salah jika terjadi perubahan kurikulum, Jangankan setiap
sepuluh tahun sekali, setiap setahun sepuluh kali pun tidak masalah, kalau memag
dikehendaki demikian. Yang menjadi soal adalah dengan tujuan dan alasan apakah perubaha
itu terjadi, dan apakah tujuan serta alasan itu memag dibenarkan dan dibutuhkan sekarang,
sebagai antisipasi masa depan.
Harapan kita semua bahwa kurikulum yag baru tidak akan mengalami nasib yang
sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Akan tetapi mampu memberikan pencerahan
terhadap perubahan paradigma berpikir para pelaksna di lapangan, serta mampu
memfasilitasi dan mebantu memfasilitasi dan membantu meingkatkan kompetensi peerta
didik sehingga mampu bersaing baik di kancah nasional maupun internasional dengan
bangsa-bangsa yang lain.
Daftara Pustaka
Surakhmad, Winarno. Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi. (Jakarta: PT. Kompas
Media usantara, 2009).
Ornstein, Allan. C & Hunkins, Francis. P. Curriculum Foundations, Principles and Issues.
(New York: Pearson, 2009).
Sukmadinata, Nana Sy. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. (Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya, 1997).
Schubert. Curriculum Prespective, Paradigm and Posibility. (New York: Mc. Millan
Publishing, 1986