5874 16611 2 PB
5874 16611 2 PB
5874 16611 2 PB
Etnobiologi
Studi Dewi dan Karya,
TentangA.,
Pemanfaatan
Biowallacea,Tumbuhan
Vol. 5 (2), Ruruhi (Syzygium
Hal : 813-824, polycephalum
Oktober, 2018 Merr.) 813
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
Abstrak
Etnobotani merupakan ilmu botani yang mempelajari tentang pemanfaatan
tumbuh-tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan Ruruhi
(Syzygium polycephalum Merr.) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Metode penelitian
ini menggunakan Metode deskriptif (kualitatif) untuk memperoleh gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Metode pengambilan data
dengan cara terjun langsung ke lapangan atau masyarakat Kota Kendari.Pengambilan
data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi gambar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan Ruruhi sangat
beragam, diantaranya adalah dijadikan sebagai bahan bangunan sebesar (0,024%), kayu
bakar sebesar (0,061%), obat-obatan sebesar (0,049%), bahan makanan (0,35%),
penghias kebun (0,11%), penghasil buah (0,39%) dan pewarna alami (0,012%).Organ
tumbuhan yang dimanfaatkan adalah batang berjumlah sembilan orang, daun berjumlah
30 orang, bunga berjumlah dua orang, akar berjumlah satu orang orang dan buah
berjumlah 82 orang.
Kata kunci: Etnobotani, Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) dan
Pemanfaatannya
Abstract
Ethnobotany is a botanical science that studies the use of plants in the daily needs and
customs of ethnic groups. This study aims to determine the public perception about
utilization of Ruruhi Plants (Syzygium polycephalum Merr.) in Kendari City, Southeast
Sulawesi. This research uses descriptive method (qualitative) to obtain the full image of a
matter according to the human perspective studied. Methods of data collection by way of
going directly to the field or the people of Kendari City. Retrieving data using interview
techniques and image documentation. The results showed that community perceptions
about the use of Ruruhi plants were very diverse, including building materials (0.024%),
firewood (0.061%), medicines (0.049%), food ingredients (0.35%), garden decoration
(0.11%), fruit producers (0.39%) and natural dyes (0.012%). Plant organs that are utilized
are nine people in stem, 30 in leaves, two in flowers, one person in roots and 82 people.
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 814
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 815
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 816
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 817
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 818
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 819
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
%
100 93,9
90
80
70
60
50
40
30
20 6,1
10
0
turun temurun media cetak
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 820
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
%
0,45 0,39
0,4
0,35
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15 0,11
0,1 0,061 0,049
0,05 0,024
0,012
0
bahan bangunan kayu bakar bahan obat makanan penghias kebun pewarna alami penghasil buah
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 821
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
Sejalan dengan (Rosmanita dan Selain itu selain buah masyarakat juga
Saharuddin, 2017), mengemukakan memanfaatkan organ lainnya seperti
bahwa masing-masing wilayah memiliki daun sebanyak 30 responden, batang
pengetahuan tersendiri dalam sebanyak 9 responden, bunga
pengelolaan dan pemanfaatan sebanyak 2 responden dan akar satu
berbagai tumbuhan. Pemanfaatan responden. Masyarakat Kota Kendari
tumbuhan Ruruhi sebagai penghasil memanfaatkan buah tumbuhan Ruruhi
buah oleh masyarakat Kota Kendari sebagai makanan anak-anak ataupun
juga dilakukan oleh masyarakat di orang dewasa yang dijadikan makanan
Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara dan rujak dan dimanfaatkan sebagai obat
masayarakat di Pulau Bali. Rahayu dan penguat gigi. Organ daun tumbuhan
Rugayah (2007), menyatakan bahwa Ruruhi digunakan sebagai lalapan,
masyarakat di Pulau wawonii sebagai pengganti asam dan sebagai
mengenal tumbuhan Ruruhi sebagai bahan obat. Batang tumbuhan Ruruhi
tumbuhan penghasil buah yang banyak umumnya digunakan sebagai kayu
dijumpai tumbuh di hutan dan menurut bakar, pagar dan sebagai tiang rumah
Sujarwo et al. (2014), menyatakan serta bunga dan akar dimanfaatkan
bahwa pemanfaatan tumbuhan Ruruhi sebagai bahan obat luka dan pereda
oleh masyarakat Bali sebagian besar sakit perut. Organ buah dan daun ini,
digunakan sebagai tumbuhan dalam pemanfaatannya dapat
penghasil buah, sebagai tumbuhan dikomsumsi langsung, dicuci, direbus
obat, sebagai kayu bakar dan pewarna sampai dihaluskan terlebih dahulu
alami. kemudian dikonsumsi. Perbedaan
Organ tumbuhan Ruruhi yang pemanfaatan sumber daya hayati
dimanfaatkan oleh masyarakat Kota seperti halnya tumbuhan Ruruhi oleh
Kendari tidak hanya buah tetapi juga masyarakat lokal dipengaruhi oleh
memanfaatkan daun, bunga, batang perbedaan pengetahuan dalam
dan akar tumbuhan tersebut (Gambar pengelolaan sumber daya hayati
4). Berdasarkan hasil wawancara pada tersebut. Rahayu dan Rugayah (2007),
82 responden ditemukan bahwa menyatakan bahwa tingkat
masyarakat yang memanfaatkan organ pengetahuan tentang pengelolaan dan
tumbuhan Ruruhi bagian buah, pemanfaatan keanekaragaman jenis
semuanya memanfaatkannya yaitu tumbuhan pada setiap suku atau
tercatat sebanyak 82 responden. kelompok masyarakat akan berbeda
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 822
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
Jumlah responden
90 82
80
70
60
50
40 30
30
20 9
10 2 1
0
Buah Daun Bunga Batang Akar
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 823
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
penurunan populasi tumbuhan Ruruhi. pagar, tiang rumah dan kayu bakar,
Lebih lanjut dijelaskan oleh Sujarwo et bunga dan akar di jadikan obat.
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018
Studi Etnobiologi Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) 824
di Kota Kendari Sulawesi Tenggara
N.T. Dewi dan Karya, A., Biowallacea, Vol. 5 (2), Hal : 813-824, Oktober, 2018