KP Paan Fix
KP Paan Fix
KP Paan Fix
Laporan ini disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktik pada
Jurusan Teknik Elektro Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro
Oleh:
Muhammad Farhan
NIM. 061930321175
Laporan ini disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktik pada
Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
MUHAMMAD FARHAN
NIM. 061930321175
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
kesehatan, kesempatan dan segala sesuatunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan tepat waktu.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktek di
Politeknik Negeri Sriwijaya pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik
Elektronika.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis mendapat kesulitan
dalam menentukan judul apa yang akan diambil karena keterbatasan data yang
ada. Namun dengan bantuan-Nya, serta bantuan dari referensi yang ada dan
didukung penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh pembimbing di PT.
KERETA API INDONESIA (PERSERO) Unit Building Stasiun Light Rail
Transit Sumatera Selatan Divre III Palembang, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan judul, ” SISTEM KERJA
ALARM KEBAKARAN MCFA (Master Control Fire Alarm) NOTIFIER NFS-
320E STASIUN LRT SUMSEL”. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada:
1. Allah SWT atas nikmat yang luar biasa yang telah diberikan kepada saya,
sehingga dapat menyelesaikan kerja praktek ini dalam keadaan yang sehat
dan tanpa kekurangan apapun.
2. Keluarga yang telah memberikan doa dan dorongan serta semangat, baik
spiritual maupun material selama melakukan kerja praktek.
3. Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.
4. Bapak Ir. Iskandar Lutfi, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Sriwijaya dan Dosen Pembimbing Kerja Praktek
Politeknik Negeri Sriwijaya.
5. Ibu Dewi Permata Sari, S.T.,M.Kom., selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya.
6. Bapak Junaidi selaku Junior Supervisor Building Unit Building dan ME
LRT SumSel Divisi Regional III Palembang PT. KERETA API
INDONESIA (PERSERO).
iv
7. Bapak Bayu Singgalang selaku Junior Supervisor Mechanical Electrical
Unit Building dan ME LRT SumSel Divisi Regional III Palembang PT.
KERETA API INDONESIA (PERSERO).
8. Bapak Gaga Afrindo selaku Pelaksana Building Unit Building dan ME LRT
SumSel Divisi Regional III Palembang PT. KERETA API INDONESIA
(PERSERO).
9. Seluruh Staf dan Karyawan Unit Building dan ME LRT SumSel Divisi
Regional III Palembang PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
yang telah banyak membantu kami selama melakukan kerja praktek.
10. Kelompok Kerja Praktek yang telah memberikan semangat dan membantu
penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini, penulis menyadari laporan ini
belum sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kebaikan bersama dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
rekan-rekan mahasiswa Elektro pada khususnya serta para pembaca pada
umumnya.
Muhammad Farhan
v
DAFTAR ISI
vii
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 24
4.1 Sistem Kerja Fire Alarm MCFA (Master Control Fire Alarm)
Menggunakan Sensor Smoke Detector dan Heat Detector di Stasiun Bumi
Sriwijaya.................................................................................................... 24
4.1.1 Smoke Detector .................................................................................. 25
4.1.2 Fixed Temperature Heat Detector ..................................................... 26
4.2 Prosedur Penanganan Kejadian Alam yang Disebabkan Oleh Smoke
Detector dan Heat Detector ...................................................................... 26
4.3 Prosedur Penanganan Kejadian Trouble ................................................... 27
4.4 Flowchart .................................................................................................. 28
4.5 Penjelasan Flowchart ................................................................................ 28
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 30
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 30
5.2 Saran .......................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32
LAMPIRAN ......................................................................................................... 33
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
1
Politeknik Negeri Sriwijaya
1.5 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini selain untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan program (DIII) pada Program Studi Teknik
Elektronika adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengalaman dan pengetahuan baru di bidang instrumentasi dan
kontrol yang berada di LRT Sumatera Selatan.
2. Memahami aplikasi ilmu yang telah dipelajari di jurusan Teknik Elektro
program studi Teknik Elektronika di Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Mengetahui alat instrument yang ada di LRT Sumatera Selatan
4. Mengetahui cara operasional MCFA.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat bagi penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat memahami dan menjelaskan cara kerja MCFA pada LRT SumSel.
2. Dapat memahami dan menjelasakn apa saja yang terjadi pada sistem
operasional MCFA pada LRT Sumatera Selatan.
2
Politeknik Negeri Sriwijaya
3
Politeknik Negeri Sriwijaya
4
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN UMUM
5
Politeknik Negeri Sriwijaya
6
Politeknik Negeri Sriwijaya
7
Politeknik Negeri Sriwijaya
bukanlah tanpa sebab, moda transportasi kereta api memilih banyak keunggulan
apabila dibandingkan moda transportasi yang berbasis jalan raya.
Tahun 2015 Presiden Joko Widodo kemudian menandatangani Perpres
Nomor 116 Tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta api ringan di
Sumatra Selatan tanggal 20 Oktober 2015. Menurut Perpres, pemerintah
menugaskan kepada PT. Waskita Karya Tbk. Untuk membangun prasarana LRT
meliputi jalur termasuk konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi.
LRT Sumsel bertujuan untuk membantu pelayanan sarana transportasi bagi
Atlet serta Official dalam rangka Asian Games 2018. LRT berhasil menjadi
tumpuan utama dalam memobilisasi atlet, official, tenaga medis, relawan, serta
media local maupun internasional dari 45 negara yang berkompetisi dalam Asian
Games 2018.
Pembangunan prasarana LRT Sumsel selesai pada Februari 2018.
Serangkaian uji coba dilaksanakan sejak Mei hingga juli 2018, termasuk uji coba
terbatas dengan penumpang pada 23-31 Juli 2018. LRT Palembang mulai
beroperasi pada 1 Agustus 2018, dengan 6 stasiun prioritas dibuka untuk melayani
penumpang dari dan menuju tempat pertandingan Asian Games 2018. Setelah
Asian Games 2018 berakhir, LRT Sumsel kini dapat digunakan sebagai
transportasi umum oleh masyarakat Palembang dan sekitarnya. Hingga saat ini
penumpang LRT telah mencapai lebih dari 1 juta orang (sumber: dephub.go.id,
2019).
8
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.4.1 Filosofi
Terinspirasi dari bentuk rel kereta yang digambarkan dengan garis
menyambung ke atas pada huruf A, KAI diharapkan terus maju dan menjadi
solusi ekosistem transportasi terbaik yang terintegrasi, terpecaya, bersinegi, dan
kelak dapat menghubungkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Menggunakan typeface italic yang dinamis dan modifikasi pada huruf A
menggambarkan karakter KAI yaitu progresif, berpikiran terbuka, dan terpercaya.
Grafik yang tegas namun ramah dengan perbedaan warna pada huruf diharapkan
dapat mencerminkan hubungan yang harmonis dan kompeten antara KAI dan
seluruh pemangku kepentingan.
Perpaduan antara warna biru tua yang menunjukkan stabilitas,
profesionalisme, amanah dan kepercayaan diri, yang ditambah dengan aksen
warna oranye yang menunjukkan antusiasme, kreativitas, tekad, kesuksesan dan
kebahagian.
9
Politeknik Negeri Sriwijaya
AMANAH
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
Panduan Perilaku :
Memenuhi janji dan komitmen.
Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan.
Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
KOMPETEN
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Panduan Perilaku :
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
Membantu orang lain belajar.
Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
HARMONIS
Saling peduli dan menghargai perbedaan.
Panduan Perilaku :
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
10
Politeknik Negeri Sriwijaya
LOYAL
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
Panduan Perilaku :
Menjaga nama baik sesama karyawan, pimpinan, BUMN, dan Negara.
Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika.
ADAPTIF
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi
perubahan.
Panduan Perilaku :
Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi.
Bertindak proaktif.
KOLABORATIF
Membangun kerja sama yang sinergis.
Panduan Perilaku :
Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
Terbuka dalam berkerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
11
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Unit Building dan ME (Mechanical Electrical) LRT
SUMSEL (Sumber PT. KAI, 2021)
12
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Instrumentasi
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama yaitu:
1. Sebagai Alat Pengukuran
Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi
survei/stastik, instrumentasi pengukuran tekanan, dll.
2. Sebagai Alat Analisis
Instrumentasi sebagai alat analisis banyak dijumpai di bidang kimia dan
kedokteran.
3. Sebagai Alat Kendali
Instrumentasi sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam bidang
elektronika industri dan pabrik-pabrik. Suatu sistem pengendalian proses
terdiri atas beberapa unit komponen antara lain:
a. Sensor yang berfungsi menghasilkan informasi tentang besaran yang
diukur.
b. Tranduser adalah piranti yang berfungsi untuk mengubah satu bentuk
energi menjadi bentuk energi lainnya atau unit pengalih sinyal. Suatu
contoh mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis yang terjadi
pada pengontrolan tekanan udara.
c. Transmitter yang memproses informasi atau sinyal yang dihasilkan
oleh sensor-sensor/tranduser agar sinyal tersebut dapat ditransmisikan.
d. Controller yang berfungsi membandingkan sinyal pengukuran dengan
nilai besaran yang diinginkan dan menghasilkan sinyal komando
berdasarkan strategi control tertentu serta actuator yang berfungsi
mengubah masukan proses sesuai dengan sinyal dan pengontrol.
13
Politeknik Negeri Sriwijaya
14
Politeknik Negeri Sriwijaya
6. Diagram Blok
Bentuk kotak persegi panjang yang digunakan untuk menunjukan model
matematika dari sistem fisik. Contohnya:
PROSES PLANT
INPUT (Controller) I/O (Object) OUTPUT
15
Politeknik Negeri Sriwijaya
16
Politeknik Negeri Sriwijaya
17
Politeknik Negeri Sriwijaya
18
Politeknik Negeri Sriwijaya
3.5.5 Announciator
Announciator adalah media untuk menyampaikan kejadian yang tampak
pada display announciator. Announciator dapat berupa LCD atau LED. Jika
berbentuk LCD maka tampilan announciator akan serupa dengan display MCFA.
Jika berbentuk LED maka yang akan ditampilkan status dari device yang
terhubung dengan MCFA.
3.5.6 Module
Module dapat dianalogikan sebagai jembatan antara MCFA intelligent
dengan peralatan konvensional yang ada di lapangan. Ada beberapa module yang
digunakan yaitu zone module, mini monitor module, control module dan relay
module. Module termasuk bagian terpenting dari sistem deteksi kebakaran
sedemikian rupa sehingga module harus di-supervisi oleh MCFA baik sebagai
module itu sendiri atau dari instalasi lapangan yang terhubung dengan module.
Untuk melakukan supervisi antara lapangan dengan module maka dipasang end of
19
Politeknik Negeri Sriwijaya
line resistor yang akan memastikan bahwa instalasi yang ada di lapangan
terpasang dengan benar.
20
Politeknik Negeri Sriwijaya
1. Tombol Acknowledge
21
Politeknik Negeri Sriwijaya
4. Tombol Drill
22
Politeknik Negeri Sriwijaya
Loop Control Module atau LCM adalah modul yang digunakan untuk
melakukan pertukaran data antara CPU dengan device yang ada dilapangan baik
berupa modul atau etector. LCM memiliki kemampuan pembacaan hingga 99
module atau 99 detektor.
23
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Sistem Kerja Fire Alarm MCFA (Master Control Fire Alarm)
Menggunakan Sensor Smoke Detector dan Heat Detector di Stasiun
Bumi Sriwijaya
MCFA (Master Control Fire Alarm) adalah otak dari seluruh sistem deteksi
kebakaran dimana MCFA akan diolah seluruh data yang diterima dari detector
dan data hasil olahan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk audio/visual
indication. MCFA memiliki display berupa LCD sehingga memudahkan
pengamatan dan qwerty keyboard untuk melakukan pemrograman atau
pengoperasian. Sistem kerja Master Control Fire Alarm di Stasiun LRT Bumi
Sriwijaya menggunakan 2 sensor, yaitu sensor smoke detector dan heat detector.
24
Politeknik Negeri Sriwijaya
Disaat detektor dalam keadaan normal di keadaan terdapat asap maka akan
befungsi, apabila detector tidak dapat men detect asap maka smoke detektor perlu
diperiksa masalah apa yang sedang terjadi di sensor tersebut, sensor perlu
dibersihkan atau diganti dengan yang baru.
4.4 Flowchart
29
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil kerja praktek di PT. Kereta Api Indonesia ( PERSERO ) unit building
dan ME (Mechanical Electrical) LRT Sumsel, serta berdasarkan pembahasan dan
uraian pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Fire Alarm System atau biasa disebut dengan sistem pendeteksi kebakaran,
keberadaanya menjadi sengat penting pada gedung bertingkat atau
bangunan dengan tingkat hunian tinggi.
2. Fire Alarm System memberi fungsi sebagai peringatan dini bagi penghuni
untuk melakukan tindakan penyelamatan saat terjadi kebakaran
3. MCFA (Master Control Fire Alarm) adalah otak dari seluruh sistem deteksi
kebakaran dimana MCFA akan diolah seluruh data yang diterima dari
detector dan data hasil olahan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk
audio/visual indication. MCFA memiliki display berupa LCD sehingga
memudahkan pengamatan dan qwerty keyboard untuk melakukan
pemrograman atau pengoperasian .
4. Sistem kerja MCFA di Stasiun LRT Bumi Sriwijaya Menggunakan 2
sensor, yaitu sensor smoke detector dan heat detector.
5. Smoke Detector berfungsi untuk mendeteksi perubahan komsentrasi partikel
(asap) yang melalui detektor pada suatu area. Secara prinsip kerja, di dalam
detector terdapat transmitter (penghasil sinar) dan receiver ( pengumpul
sinar).
6. Fixed Heat Temperature Detector berfungsi untuk mendeteksi perubahan
thermal / suhu melalui detektor pada suatu area. Detektor ini akan
melakukan perubahan secara mekanika melalui per yang ditanamkan pada
detector.
7. Cara kerja Smoke Detector menggunakan dua cara yaitu „photoelectric dan
ionizaton‟
30
Politeknik Negeri Sriwijaya
8. Disaat suhu ruangan mencapai 570 - 900 maka sensor fixed heat temperature
detector akan memberikan input ke alarm dan alarm akan memberikan
output berupa suara.
5.2 Saran
Dari pembahasan di atas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Selalu melakukan pengecekan dan perbaikan alarm secara berkala, agar
tidak sering terjadi trouble.
2. Sebaiknya letakkan
31
DAFTAR PUSTAKA
[2] Vinci, “Cara Kerja Fixed Temperature Heat Detector,” 2020, [Online].
https://vincifire.com/mengenal-alat-pendeteksi-panas-heat-detector/
32
LAMPIRAN
33