Terapi Mindfulness (Meditasi Dzikir) Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia
Terapi Mindfulness (Meditasi Dzikir) Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia
Terapi Mindfulness (Meditasi Dzikir) Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia
Bella Dara Anggun Pratiwi1, Reni Chairani2, Syamsul Anwar3, Ferasinta Ferasinta4
Universitas Muhammadiyah Jakarta1,2,3
Universitas Muhammadiyah Bengkulu4
[email protected]
ABSTRAK
ABSTRACT
163
2021. Journal of Telenursing (JOTING) 3 (1) 163-170
PENDAHULUAN
Tidur berubah seiring bertambahnya usia. Secara khusus, bayi tidur antara 10
hingga 14 jam per hari durasi tidur yang direkomendasikan untuk orang dewasa yang
lebih tua adalah antara 7–8 jam setiap hari. Banyak yang lebih tua orang dewasa
mengalami ketidakpuasan dengan kuantitas dan kualitas bahkan dengan tidur yang
cukup kesempatan untuk tidur. Bila ini disertai dengan gangguan siang hari selama
jangka waktu tertentu waktu, mereka mungkin memenuhi kriteria untuk gangguan
insomnia (Woods-Giscombe et al., 2019).
Insomnia adalah salah satu gangguan tidur paling umum pada orang dewasa yang
lebih tua. Gangguan ini didefinisikan sebagai keluhan sulit memulai tidur, sulit
mempertahankan tidur atau dini hari bangun dengan ketidakmampuan untuk kembali
tidur dengan adanya kesempatan tidur yang cukup atau faktor lingkungan yang ideal.
Insomnia disertai tekanan klinis pada siang hari atau gangguan fungsional. Edisi kelima
dari Manual Diagnostik dan Statistik untuk Gangguan Mental mengharuskan gejala
terjadi setidaknya tiga malam seminggu setidaknya tiga bulan. Insomnia juga dapat
bersifat episodik jika gejala berulang dan terus berlanjut beberapa minggu sekaligus,
selama beberapa tahun (Nguyen et al., 2019).
Secara global, berbagai studi dilakukan pada skenario global yang telah
menunjukkan temuan variabel tentang insomnia pada orang yang lebih tua. Mereka
kesulitan untuk memulai tidur, seringnya terbangun lebih cepat dari biasanya,
mengalami kepala sakit pada siang hari, mudah marah dan kesulitan untuk
berkonsentrasi. Dampak lain yang lebih terlihat yaitu akan depresi dan saat mengerjakan
pekerjaan rumah bisa mengalami insomnia ataupun berkendaraan, serta dapat
terganggunya aktivitas harian. Jika seseorang kurang tidur akan timbul perasaan curiga
dan bingung, akan hilangnya semangat kerja dan melemahnya imunitas. Kurangnya
tidur akan menimbulkan masalah lain pada kualitas hidup lansia dan dapat
menyebabkan penyakit lain seperti berubahnya respon perilaku, perasaan di hati
menjadi buruk, dapat menyebabkan kecelakaan seperti terjatuh dan dapat mengalami
kecelakaan dalam rumah tangga. Insomnia pun bisa mengakibatkan resiko kematian
pada lanjut usia (Dangol et al., 2020).
Epidemiologic Catchment Area menemukan bahwa 25% lanjut usia di Amerika
Serikat akan menjumpai kecemasan yang diakibatkan karena gangguan sulit tidur.
Sekitar 44% peserta memiliki kualitas tidur yang buruk, 9,4% menggunakan obat tidur,
27,1% memiliki hubungan keluarga yang buruk dan 12,% mengalami depresi ringan.
Analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa gangguan sulit tidur banyak
terjadi pada perempuan, tingkat pendidikan yang lebih, depresi ringan dan hubungan
keluarga yang buruk (Thichumpa et al., 2018).
Insomnia tetap menjadi salah satu gangguan tidur yang paling umum ditemui pada
populasi klinik geriatri, yang sering ditandai dengan keluhan subyektif berupa sulit tidur
atau mempertahankan tidur atau tidur non-restorative, menghasilkan gejala siang hari
yang signifikan termasuk kesulitan berkonsentrasidan gangguan mood. Distorsi kognitif
dapat menggunakan terapi kognitif untuk merubah disfungsi pikiran, respon emosi dan
perilaku. Hal tersebut dapat membantu seseorang keluar dari zona sulitnya. Terapi ini
dapat memperluas kemampuan untuk menjaga kepercayaan, mengidentifikasi kesalahan
yang merupakan jalan merubah respon prilaku (Patel et al., 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti et al., (2019) konsistensi dari
penerapan melafalkan dzikir selama satu minggu secara teratur mempunyai hasil yang
baik untuk mengatasi kualitas tidur pada lansia. Faktor lain yang terkait dengan
164
2021. Journal of Telenursing (JOTING) 3 (1) 163-170
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan quasi eksperimen, Rancangan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent twith control
group (non-randomized with control group pre-test-post-test) yaitu suatu rancangan
yang dilakukan dengan memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum
diberikan intervensi. Setelah diberikan intervensi, kemudian dilakukan posttest
(pengamatan akhir). Pelaksanaan penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Kota Bengkulu pada bulan Juni-Juli 2020.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel. 1
Rerata Insomnia Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
165
2021. Journal of Telenursing (JOTING) 3 (1) 163-170
rata-rata (mean) insomnia sebelum diberikan terapi mindfulness yaitu 2.62 dengan
standar deviasi 0.489. Pada kelompok kontrol, dalam hal ini lansia yang tidak
melakukan terapi mindfulness mempunyai rata-rata (mean) insomnia pada lansia yaitu
2.83 dengan standar deviasi 0.704.
Tabel. 2
Rerata Insomnia Sesudah Diberikan Terapi Mindfulness (Kelompok Intervensi)
dan yang Tidak Diberikan Terapi Mindfulness (Kelompok Kontrol)
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa kelompok intervensi bahwa dari
24 responden lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bengkulu mempunyai rata-rata
(mean) insomnia sebelum diberikan terapi mindfulness yaitu 1.79 dengan standar
deviasi 0. 683. Pada kelompok kontrol, dalam hal ini lansia yang tidak melakukan terapi
mindfulness mempunyai rata-rata (mean) insomnia pada lansia yaitu 1.90 dengan
standar deviasi 0.831.
Tabel. 3
Perbandingan Pengukuran Insomnia Lansia Sebelum dan Sesudah Intervensi Penelitian
dengan Menerapkan Terapi Mindfulness pada Kelompok Intervensi
Berdasarkan tabel 3, data menunjukkan bahwa hasil rata-rata nilai insomnia pada
lansia sebelum diberikan terapi mindfulness pada kelompok intervensi adalah 2.62 dan
nilai rata-rata sesudah diberikan terapi mindfulness adalah 1.79 dengan selisih keduanya
yaitu 0.83. Nilai p-value yang didapatkan adalah 0.000 sehingga p-value > 0.05. Berarti
ada pengaruh secara signifikan insomnia pada lansia sebelum dan sesudah diberikan
terapi mindfulness (meditasi dzikir) pada kelompok intervensi dengan keyakinan 95%.
Analisis Bivariat
Tabel. 4
Perbedaan Rata- Rata Insomnia antara Sebelum dan Sesudah
Diberikan Intervensi Mindfulness (Meditasi Dzikir)
166
2021. Journal of Telenursing (JOTING) 3 (1) 163-170
PEMBAHASAN
Tabel 1 menunjukkan hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai insomnia pada
lansia sebelum diberikan terapi mindfulness pada kelompok intervensi adalah 2.62 dan
nilai rata-rata sesudah diberikan terapi mindfulness adalah 1.79 dengan selisih keduanya
yaitu 0.83. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value adalah 0. 000, sehingga nilai p-
value >0.05. Berarti ada pengaruh secara signifikan insomnia pada lansia sebelum dan
sesudah diberikan terapi mindfulness (meditasi dzikir) pada kelompok intervensi dengan
keyakinan 95%.
Sejalan dengan penelitian Hidayat & Mumpuningtias (2018) bahwa ada pengaruh
pemberian terapi menggunakan dzikir dalam peningkatan kualitas tidur seseorang.
Pemberian terapi tersebut dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang dengan cara
menghambat produksi hormon stress misalnya adrenalin dan kortisol yang akan
memicu perubahan fisiologis. Intervensi berbasis mindfulness formal memiliki
kepentingan klinis yang kemungkinan melayani untuk memperbaiki masalah tidur di
antara orang dewasa yang lebih tua dalam jangka pendek dan efek ini tampaknya
terbawa ke dalam mengurangi gangguan siang hari terkait tidur yang memiliki implikasi
untuk kualitas hidup.
Penelitian Reflio et al., (2016) juga menunjukkan bahwa pemberian terapi dzikir
efektif terhadap perbaikan kualitas tidur lansia. Berdasarkan prinsip kerjanya terapi
dzikir merupakan salah satu jenis terapi yang memberikan efek psikologis dan efek
neurologis.Lantunan irama tersebut memperbaiki fisiologis saraf-saraf, sehingga
perbaikan mekanisme tubuh lansia terjadi. Do’a atau dzikir merupakan salah satu bentuk
dari meditasi yang dalam praktiknya berfokus pada kata-kata suci yang dapat
memberikan efek ketenangan dan efek seperti latihan relaksasi.
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol dari setiap pengukuran
insomnia (lansia yang tidak diberikan terapi mindfulness) dilihat dari nilai rata-rata
(mean) pengukuran dengan nilai p value setiap pengukuran >0,05 (p > α), dimana dapat
disimpulkan Ho diterima artinya tidak ada perubahan yang nyata (signifikan) insomnia
lansia yang dilihat setiap pengukuran dan nilai p-valuenya. Hal ini disebabkan tidak ada
pemberian terapi mindfulness pada responden ini. Sejalan dengan penelitian Ong et al.,
(2018) yang berjudul Exercise and Sleep in Aging: Emphasis on Serotonin menyatakan
bahwa periode tidur berkurang seiring bertambahnya usia. Terjadi perubahan pada pola
dan kualitas tidur sehingga lansia sering mudah terbangun di malam hari.
Lanjut usia harus bisa menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan yang
terjadi dalam tubuhnya, baik itu perubahan fisik dan perubahan psikologis berdampak
positif terhadap status kesehatan fisik dan psikisnya. Sebaliknya jika lanjut usia tidak
mampu menghadirkan kesadaran dalam setiap pengalaman hidupnya dan tidak dapat
menerima setiap keadaan hidupnya akan berefek negatif pada kesehatan fisik dan psikis
lanjut usia. Hal ini didukung oleh temuan Woods-Giscombe et al., (2019) bahwa ada
perbedaan yang signifikan dalam rata-rata (standar deviasi) skor untuk PSQI (p <0,001)
diamati sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi, sedangkan pada
kelompok kontrol, perbedaannya tidak signifikan (p = 0,704).
Meditasi mindfulness dapat diperkenalkan kepada orang dewasa yang lebih tua
sebagai solusi jangka pendek untuk memulihkan gangguan tidur moderat mereka,
meskipun penelitian diperlukan untuk menentukan kemungkinan efek jangka panjang
pada tidur. Mengingat bahwa program perhatian standar telah tersedia di banyak
komunitas, upaya diseminasi tidak berfungsi sebagai penghalang pada permasalahan ini.
Oleh karena itu, orang dewasa yang lebih tua sering memiliki akses langsung ke
167
2021. Journal of Telenursing (JOTING) 3 (1) 163-170
SIMPULAN
Terdapat pengaruh penurunan insomnia pada lansia yang mengalami insomnia.
Mindfulness (meditasi dzikir) ini dapat dilakukan setiap harinya untuk mempertahankan
dan menurunkan insomnia pada lansia.
SARAN
Saran Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evidence based practice
dan menambah wawasan baru baik untuk pengajar maupun mahasiswa sehingga menjadi
bahan pengembangan materi dan bisa diterapkan dalam aplikasi bagian dari intervensi
mandiri keperawatan dan memasukkan dalam sub pokok bahasan Keperawatan
Komunitas khususnya intervensi pemberian terapi mindfulness (meditasi dzikir) pada
lansia dengan insomnia.
Saran Praktik
Bagi Tempat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa intervensi menggunakan terapi
mindfulness (meditasi dzikir) dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan pada lansia
yang mengalami insomnia. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan alternatif pada saat
melakukan kerjasama berupa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh petugas
panti PSTW terhadap lansia yang insomnia.
168
2021. Journal of Telenursing (JOTING) 3 (1) 163-170
informasi yang mendalam dengan mix methods. Selain itu diharapkan penelitian
selanjutnya menggunakan sampel yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Andari, F., Vioneery, D., Panzilion, P., Nurhayati, N., & Padila, P. (2020). Penurunan
Tekanan Darah pada Lansia dengan Senam Ergonomis. Journal of Telenursing
(JOTING), 2(1), 81-90. https://doi.org/10.31539/joting.v2i1.859
Andri, J., Karmila, R., Padila, P., J, H., & Sartika, A. (2019). Terapi Aktivitas Senam
Ergonomis terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Lansia. Journal of
Telenursing (JOTING), 1(2), 304-313. https:// doi.org/10. 31539/ joting.v1i2.933
Andri, J., Padila, P., Sartika, A., Putri, S., & J, H. (2020). Tingkat Pengetahuan terhadap
Penanganan Penyakit Rheumatoid Artritis pada Lansia. Jurnal Kesmas
Asclepius, 2(1), 12-21. https://doi.org/10.31539/jka.v2i1.1139
Dangol, M., Shrestha, S., & Koirala, S. K. R. (2020). Insomnia and Its Associated
Factors among Older People of Selected Ward of Banepa Municipality, Nepal.
Nursing Open, 7(1), 355–363. https://doi.org/10.1002/nop2.396
Farazdaq, H., Andrades, M., & Nanji, K. (2019). Insomnia and Its Correlates among
Elderly Patients Presenting to Family Medicine Clinics at an Academic Center.
Malaysian Family Physician, 13(3), 12–19.
Hastuti, R. Y., Sari, D. P., & Sari, S. A. (2019). Pengaruh Melafalkan Dzikir terhadap
Kualitas Tidur Lansia. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(3), 303.
https://doi.org/10.26714/jkj.7.3.2019.303-310
Hidayat, S., & Mumpuningtias, E. D. (2018). Terapi Kombinasi Sugesti dan Dzikir
dalam Peningkatan Kualitas Tidur Pasien. Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan,
6(3), 219–230. https://doi.org/10.33366/cr.v6i3.953
Nguyen, V., George, T., & Brewster, G. S. (2019). Insomnia in Older Adults. Current
Geriatrics Reports, 8(4), 271–290. https://doi.org/10.1007/s13670-019-00300-x
Ong, J. C., Xia, Y., Smith-Mason, C. E., & Manber, R. (2018). A Randomized
Controlled Trial of Mindfulness Meditation for Chronic Insomnia: Effects on
Daytime Symptoms and Cognitive-Emotional Arousal. Mindfulness, 9(6), 1702–
1712. https://doi.org/10.1007/s12671-018-0911-6
Patel, D., Steinberg, J., & Patel, P. (2018). Insomnia in the Elderly: A review. In
Journal of Clinical Sleep Medicine, 14(6), 1017–1024.
https://doi.org/10.5664/jcsm.7172
Reflio, R., Dewi, A. P., & Utomo, W. (2016). Pengaruh Terapi Al Zikir terhadap
Kualitas Tidur Lansia. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau, 2(2), 1418–1425.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8315/7984
Sartika, A., Betrianita, B., Andri, J., Padila, P., & Nugrah, A. (2020). Senam Lansia
Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia. Journal of Telenursing (JOTING), 2(1),
11-20. https://doi.org/10.31539/joting.v2i1.1126
Thichumpa, W., Howteerakul, N., Suwannapong, N., & Tantrakul, V. (2018). Sleep
Quality and Associated Factors among the Elderly Living in Rural Chiang Rai,
Northern Thailand. Epidemiology and Health, 40,.
https://doi.org/10.4178/epih.e2018018
Woods-Giscombe, C. L., Gaylord, S. A., Li, Y., Brintz, C. E., Bangdiwala, S. I., Buse,
J. B., Mann, J. D., Lynch, C., Phillips, P., Smith, S., Leniek, K., Young, L., Al-
Barwani, S., Yoo, J., & Faurot, K. (2019). A Mixed-Methods, Randomized
169
2021. Journal of Telenursing (JOTING) 3 (1) 163-170
170