Sistem Ekskresi Manusia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Sistem Ekskresi Manusia: Pengertian, Organ dan Penyakitnya

A. Organ Sistem Ekskresi Manusia


1. Ginjal

3D Illustration von menschlichen Nieren mit Querschnitt. Sumber: iStock

Ginjal merupakan organ ekskresi pada manusia yang berbentuk seperti kacang. Jumlahnya
dua dan terletak di kanan dan kiri tulang belakang, tepatnya di bawah hati dan limpa. Dalam
tubuh manusia dewasa, ginjal biasanya memiliki panjang sekitar 11 cm. Berat dan besarnya
bervariasi, tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain. Pada lelaki
dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan
ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.
Pada wanita dewasa, berat ginjal sekitar 115 – 155 gram. Volume rata-rata ginjal adalah 146
cm3 di kiri dan 134 cm3 di kanan. Ginjal berfungsi melakukan penyaringan terhadap darah
didalam tubuh. Disamping itu juga mengatur tingkat keseimbangan air, dan mengatur
konsentrasi garam yang ada pada tubuh.
Ginjal menerima darah dari sepasang arteri renalis, dan darah keluar lewat vena renalis.
Setiap ginjal berhubungan dengan ureter, tabung yang membawa urin keluar ke kandung
kemih.
Sebagai alat ekskresi, ginjal akan menjalankan tiga tahapan dalam proses pembuangan,
termasuk penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi) dan pengumpulan
(augmentasi) yang dijelaskan lebih lanjut pada buku Seri Biologi Organ Tubuh Manusia –
Ginjal & Kandung Kemih.
Pada tahap Penyaringan atau filtrasi ginjal menyaring cairan dalam darah, sebelum akhirnya
kembali ke jantung dan paru paru. Cairan yang tersaring berupa urin primer yang masih
mengandung air, glukosa, dan asam amino. Namun sudah tidak mengandung protein dan
darah. Kemudian Penyerapan kembali atau reabsorbsi terjadi di bagian ginjal yang bernama
tubulus kontortus proksimal. Disini tubulus kontortus proksimal menyerap kembali zat-zat
yang masih dibutuhkan oleh tubuh.
Adapun hasil dari proses reabsorbsi adalah urin sekunder. Pengumpulan atau Augmentasi
Dalam tahap ini terjadi pengumpulan cairan yang telah dilakukan dalam tahapan-tahapan
sebelumya. Ini merupakan tahapan terakhir dan terjadi di bagian tubulus kontortus distal.
Cairan yang dihasilkan oleh tahapan ini sudah berbentuk urin sesungguhnya. Proses
Pembentukan Urin:
 Filtrasi: Proses penyaringan sel-sel darah. Hasil dari proses filtrasi berupa urin primer
yang masih mengandung air, glukosa, dan asam amino. Akan tetapi sudah tidak
mengandung protein dan darah.
 Reabsorbsi: Proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Hasil
dari proses reabsorbsi adalah urin sekunder.
 Augmentasi: Proses pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Hasil dari proses
augmentasi adalah urin sesungguhnya.
2. Kulit

Kulit adalah lapisan jaringan pelindung paling luar pada manusia, yang terdapat di
permukaan tubuh. Sama seperti ginjal, kulit juga memiliki peran dalam sistem ekskresi
karena mampu mengeluarkan zat–zat sisa berupa kelenjar keringat. Fungsi lain dari kulit
adalah melindungi tubuh terhadap patogen dan kehilangan air yang berlebihan. Kulit terdiri
dari 3 macam lapisan, yang masing-masing memiliki fungsi sendiri, diantaranya:
3. Epidermis (Lapisan Kulit Ari)

Epidermis. Sumber: kompas.com


Epidermis adalah sebuah lapisan kulit paling luar dan sangat tipis. Epidermis terdiri dari
lapisan tanduk dan lapisan malphigi. Lapisan tanduk adalah sebuah sel-sel mati yang mudah
mengelupas dan tidak mengandung pembuluh darah serta serabut saraf, sehingga lapisan ini
tidak dapat mengeluarkan darah saat mengelupas. Sementara lapisan malphigi adalah sebuah
lapisan yang terdapat di bawah lapisan tanduk, yang tersusun dari sel-sel yang hidup dan
memiliki kemampuan untuk membelah diri. Di dalam lapisan malphigi terdapat sebuah
pigmen yang dapat menentukan warna kulit serta melindungi sel dari kerusakan akibat sinar
matahari.
4. Dermis (Lapisan Kulit Jangat)

Dermis. Sumber: kompas.com


Dermis adalah sebuah lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan ini
lebih tebal daripada lapisan epidermis dan terdiri dari beberapa jaringan, termasuk pembuluh
kapiler yang bertugas untuk menyampaikan nutrisi pada akar rambut dan sel kulit; kelenjar
keringat yang bertugas untuk menghasilkan keringat; kelenjar minyak yang akan
menghasilkan minyak agar kulit dan rambut tidak kering; pembulu darah untuk mengedarkan
darah ke seluruh sel atau jaringan; ujung-ujung saraf yang meliputi ujung saraf perasa,
peraba, rasa nyeri, rasa panas, dan rasa sentuhan; dan kantong rambut yang menjadi tempat
akar, batang dan kelenjar minyak rambut.
5. Lapisan Bawah Kulit

Lapisan kulit. Sumber: kompas.com


Lapisan ini terletak di bawah dermis, diantara lapisan jaringan ikat bawah kulit dengan
dermis yang dibatasi oleh sel lemak. Dan lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari
benturan, sebagai sumber energi dan penahan suhu tubuh.
Dengan begitu banyaknya komponen pada tubuh manusia, mulai dari otot, pancaindra, otak,
jantung, dan berbagai organ lainnya yang masing-masing memiliki fungsinya.
6. Paru-Paru

Ada sepasang paru-paru di dalam tubuh manusia, yakni paru-paru kanan dan kiri. Keduanya
terletak di rongga dada, dimana paru-paru kanan biasanya lebih besar, sementara paru-paru
kiri yang berdekatan dengan jantung lebih kecil. Pembahasan mendalam terkait berbagai
organ tubuh manusia juga dapat Grameds temukan pada buku Ensiklopedia Tubuh Manusia
Ed 2 dibawah ini.
Selain menjadi organ dalam sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem
peredaran darah (sirkulasi), paru-paru juga berperan dalam sistem ekskresi. Fungsinya
mengeluarkan gas-gas sisa proses pernapasan yaitu gas CO² (karbon dioksida) dan H2O (uap
air).
Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap
air (H2O). Karbondioksida dan uap air ini lalu dilepaskan dan dikeluarkan paru-paru melalui
hidung. Sebagai gantinya, oksigen pun diambil. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara
sendiri berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan hal itu biasanya dipengaruhi oleh
berbagai hal. Sebut saja jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan
makanan yang dimakan. Sebagai hasil zat sisa metabolisme, CO2 diangkut oleh darah
melalui tiga cara, yakni:
 Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2);
 Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23%
dari seluruh CO2)
 Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).
Di dalam tubuh, fungsi utama paru-paru memang sebagai alat pernapasan, namun karena
bagian ini juga mengekskresikan zat sisa metabolisme maka paru- paru juga memiliki
peranan dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan
diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung. Dari jantung lalu akan dipompakan
ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau
dapat diekskresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler
yang mempunyai selaput tipis.
7. Trakea

Trakea. Sumber: iStock


Trakea merupakan lanjutan saluran nafas dari laring, sebagai perantara antara laring dan
bagian paru-paru lain. Trakea juga sebagai batas antara sistem respirasi bagian bawah dan
bagian atas. Sistem respirasi bagian atas diantaranya bagian bagian hidung dan laring.
8. Bronkus

Bronkus. Sumber: iStock


Bronkus atau sering disebut sebagai percabangan dari trakea memilikki fungsi untuk
mengeluarkan benda asing dan kotoran yang masuk dalam saluran pernapasan. Fungsi ini
dilakukan oleh silia yang ada pada dinding bronkus. Bronkus primer adalah percabangan
pertama dari trakea, terdiri dari bronkus primer dekstra (bronkus yang mengarah pada paru
paru kanan) dan bronkus primer sinistra (bronkus yang mengarah pada paru paru kiri).
Selanjutnya percabangan bronkus akan menjadi bronkiolus.
9. Lobus

Lobus. sumber: kompasiana.com


Pada paru-paru juga terdapat beberapa lobus, diantaranya tiga di bagian kanan dan dua di
bagian kiri. Lobus pada paru-paru kanan dipisahkan oleh patahan miring (Oblique fissure)
dan patahan lurus (horizontal frissure). Sedangkan paru-paru kiri hanya dipisahkan oleh
patahan lurus.
10. Alveolus

Anatomy of human respiratory system – blood saturating by oxygen. Sumber: iStock


Alveolus atau disebut juga dengan kantung udara yang muncul dari bronkiolus memiliki
fungsi sebagai tempat pertukaran udara.
Berbagai fakta menarik lainnya terkait tubuh manusia juga dapat Grameds temukan melalui
buku Ensiklopedia Jelajah Tubuh Manusia.
11. Pleura

Pleura. Sumber: iStock


Pleura merupakan selaput tipis yang menyelebungi paru-paru. Terdiri dari dua jenis, yakni
pleura viserali (selaput yang membungkus paru paru) dan pleura parietal (selaput yang
melapisi rongga dada). Diantara dua selaput ini terdapat cairan yang berfungsi sebagai
pelumas untuk menghindari gesekan antara paru paru dan dinding dada.
12. Hati

Hati. Sumber: iStock


Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan,
tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga berperan dalam sistem
ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Sebagai organ yang
berperan dalam sistem ekskresi – karena mengekskresikan getah empedu dan urea, hati
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
 Menghasilkan getah empedu: Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah
merah. Getah ini terdiri dari dua komponen, yaitu garam empedu dan zat warna empedu.
Garam empedu bertugas untuk mengemulsi lemak, sementara zat warna empedu adalah
yang membuat feses dan urine, yang dikeluarkan bersamaan dengan getah empedu,
kekuningan.
 Menghasilkan urea dan amonia: Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan
protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam
darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sementara amonia akan
diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam
empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.
 Merombak sel–sel darah merah yang sudah tua: Hasil perombakan sel darah merah ini
disebut globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang
untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali.
Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang
nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin
dan feses.
 Mensintesis beberapa zat: Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga
berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim
yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin
menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.

B. Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi


Setiap organ pada sistem ekskresi ini punya peran tersendiri untuk membuang sisa
metabolisme. Dan setiap organ tersebut punya risiko penyakit yang mengintainya. Lalu apa
saja penyakit pada sistem ekskresi?
1. Uremia
Penyakit sistem ekskresi uremia terjadi saat ginjal sudah mengalami kerusakan. Akibatnya,
racun atau limbah pada tubuh yang biasanya dikeluarkan ginjal malah berakhir di aliran
darah. Penyakit sistem ekskresi uremian ini adalah kondisi yang serius, dan kalau nggak
segera diobati maka bisa mengancam jiwa. Uremia juga merupakan tanda tahap terakhir
penyakit ginjal kronis.
2. Gagal Ginjal
Gagal ginjal, salah satu penyakit sistem ekspresi ini terjadi saat ginjal kehilangan kemampuan
untuk cukup menyaring limbah dari darah.
Ketika kondisinya sudah parah upaya penyembuhannya dilakukan melalui cuci darah rutin
dan transplantasi ginjal.
3. Batu Ginjal
Batu ginjal muncul sebagai pemadatan mineral dan garam yang mengendap di dalam ginjal.
Penyakit saluran ekspresi ini bisa menyebbakn rasa sakit yang parah banget saat ginjal
berjaan melewati saluran kemih, meski biasanya nggak menyebabkan kerusakan permanen.
4. Radang Ginjal
yang membentuk unit fungsional terkecil, yang disebut dengan neufron. Saat neufron ini
mengalami gangguan kesehatan, maka inilah yang disbeut dengan radan ginjal. Penyakit
sistem ekskresi ini akan mempengaruhi kinerja dan fungsi ginjal, dengan gejala yang berebda
tergantung pada penyebabnya.
5. Diabetes Insipidus
Di dalam tubuh manusia ada yang disbeut hormin ADH yang berperan dalam proses
reabsorbsi cairan pada ginjal. Bila jumlahnya berkurang, maka volume urin yang dikeluarkan
tubuh bisa meningkat hingga 30 kali lipat.
6. Uretris
Selain pada ginjal, penyakit sistem ekskresi bisa terjadi pada ureter. Ureter adalh suatu organ
berbentuk tabung untuk mengeluarkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Saat ureter ini
mengalami peradangan yang disebabkan oleh infeksi, penderita akan mengalami rasa sakit
saat buang air kecil dan keberadaan darah pada urin.
7. Pneumonia
Pneumonia masuk sebagai salah satu penyakit sistem ekskresi karena fungsi paru-paru
sebagai tempat pertukaran karbondioksida dan oksigen. Pnuemonia disebabkan adanya
infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur di alveolus. Akibatnya, oksigen jadi susah masuk
karena alvelolus, tempat pertukaran tersebut penuh dengan cairan.
8. Asma
Asma muncul karena ada penyempitan saluran pernapasan di paru-paru. Penderitanya
mengalami sesak dan sulit bernapas. Penyakit sistem ekskresi yang menyerang ginjal dan
paru-paru membuat tubuh kesulitan mengeluarkan racun dan keseimbangan proses
metabolisme. Yang terpenting, jaga kesehatan dengan banyak konsumsi makanan yang
bergizi dan cairan yang baik untuk tubuh.
9. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
PPOK termasuk sebagai penyakit pada sistem ekskresi karena paru-paru tidak lagi mampu
membuang karbondioksida secara normal. Hal ini mengakibatkan Anda seperti kesulitan
bernapas. Salah satu bentuk PPOK disebut bronkitis kronis yang ditandai dengan batuk tak
kunjung sembuh.
10. Kanker Paru-paru
Penyakit ini bisa tumbuh di bagian manapun pada paru-paru sehingga memengaruhi kerja
organ pernapasan tersebut, termasuk dalam membuang karbondioksida ke luar tubuh.
Penanganan kanker paru-paru akan sangat tergantung tipe, lokasi, dan penyebarannya.
11. Kutu Air
Kutu air adalah penyakit yang timbul karena keringat pada kulit tidak bisa dikeluarkan
dengan baik. Ketika kult terus-terusan lembap, daerah tersebut menjadi tempat terbaik jamur
untuk berkembang biak. Kutu air adalah infeksi jamur pada kulit yang mengakibatkan Anda
menderita gatal, kulit bersisik, dan rasa seperti terbakar.
12. Jerawat
Jerawat sebetulnya bukan diakibatkan oleh keringat yang dibuang pada ekskresi, namun
keringat yang menumpuk akan mengakibatkan munculnya bakteri yang menyebabkan
jerawat. Di sisi lain, terlalu sering mengelap keringat juga bisa membuat kulit iritasi.

Anda mungkin juga menyukai