Dokumen RKL-RPL Bandara Udara Arung Palakka, Bone
Dokumen RKL-RPL Bandara Udara Arung Palakka, Bone
Dokumen RKL-RPL Bandara Udara Arung Palakka, Bone
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................. 2
1.3 SASARAN ........................................................................................................ 2
1.4 IDENTITAS PERUSAHAAN ............................................................................. 2
1.5 LOKASI USAHA ATAU KEGIATAN ................................................................. 3
1.6 GAMBARAN UMUM KEGIATAN ..................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................ 6
PELAKSANAAN DAN EVALUASI ............................................................................ 6
2.1 PELAKSANAAN............................................................................................... 6
1. Pengelolaan Lingkungan ............................................................................................. 6
2. Pemantauan Lingkungan ........................................................................................... 16
BAB III ..................................................................................................................... 30
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 30
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 30
3.2. Saran ............................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 31
LAMPIRAN I: REKOMENDASI DAN PERIZINAN .................................................. 33
LAMPIRAN II: HASIL UJI LABORATORIUM PEMANTAUAN LINGKUNGAN....... 49
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bandar Udara Arung Palakka di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
merupakan Bandar Udara dengan Hierarki Pengumpan (Spoke) dan
diselenggarakan oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara. Bandar Udara Arung Palakka Bone (IATA: BXE,
ICAO: WAWN) adalah bandar udara yang melayani jasa transportasi udara di
Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia. Letaknya di Desa Mappalo
Ulaweng, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan atau
sekitar 10 km dari pusat kota Watampone, Ibu kota Kabupaten Bone. Bandar
udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.200 m x 30 m dengan elevasi 3 mdpl,
serta bangunan terminal seluas 600 m2. Bandar udara ini dikelola oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara, Kantor UPBU Bone, serta Kantor cabang
pembantu Perum LPPNPI AIRNAV Kabupaten Bone.
Secara umum, dampak yang paling signifikan dalam pembangunan dan
pengoperasian bandar udara adalah perubahan tata guna lahan dan peningkatan
kebisingan. Frekuensi kebisingan yang ditimbulkan akan semakin meningkat
dengan semakin padatnya arus lalu lintas penerbangan pada lokasi tersebut.
Selain itu, perubahan tata guna lahan dan tata ruang dapat terjadi pada daerah
disekitar Bandar. Dengan terbangunnya suatu Bandar, maka akan ada suatu
wilayah yang disebut KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan),
dimana pada lokasi tersebut pembatasan pembangunan seperti pembangunan
gedung-gedung bertingkat, menara komunikasi, rumah sakit, dan lain
sebagainya.
Mengingat potensi dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan ini, maka
sebagai upaya dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan diperlukan
perencanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dapat
dipertanggung jawabkan dalam dokumen pengelolaan lingkungan, yaitu
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pamantauan Lingkungan Hidup (RPL) Rencana Kegiatan Pengembangan
Bandar Udara Arung Palakka Bone di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi
Selatan.
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
2.1 PELAKSANAAN
1. Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan hal pokok yang harus diperhitungkan
dalam setiap skala kegiatan manusia, hal tersebut dikarenakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya akan selalu terkait dengan lingkungan. Fungsi
lingkungan bagi manusia, pertama adalah sebagai ruang bagi manusia dan
juga sebagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Selain
fungsi lingkungan yang sifatnya terkesploitasi untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia, juga mempunyai ketergantungan terhadap lingkungan.
Karenanya perlu dilakukan pengelolaan lingkungan untuk mengatur sehingga
kegiatan manusia berupa pembangunan dapat berlangsung secara
berkelanjutan.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha sehingga tidak berlebihan
bila dikatakan bahwa kesepahaman tentang kebersamaan ini sangat
menentukan keberhasilan pengelolaan lingkungan. Dapat dijelaskan bahwa
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan adalah upaya
sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber
daya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Dengan demikian, penting sekali untuk memahami dan mementingkan
penggolongan fungsi sumber daya alam yang harus dipertahankan fungsinya
terutama kualitas udara, kualitas air dan keanekaragaman hayati. Disamping
itu, kegiatan pembangunan seyogyanya akan menjadi motor penggerak
penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan hidup
masyarakat.
Sehubungan dengan itu, beberapa kebijakan pengelolaan lingkungan
hidup yang relevan dengan rencana kegiatan operasional Bandar Udara
Arung Palakka Bone, antara lain:
a. Melakukan penanaman pohon pada area Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Bandar Udara Arung Palakka Bone.
sekitar bandar udara dan pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) dimana salah
satu fungsi dari vegetasi adalah dapat meredam tingkat kebisingan dan
getaran, sehingga kondisi kawasan Bandar memenuhi tingkat Baku mutu
Kepmen Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat
Kebisingan Kawasan Khusus dan Kepmen Lingkungan Hidup No. 49
Tentang Baku Mutu Tingkat Getaran.
3. Kualitas Air Bersih
Kualitas air dipengaruhi oleh kegiatan operasional sisi darat Bandar
udara seperti terminal (kedatangan dan keberangkatan) dan perumahan.
DAS yang saat ini masih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
sebagai sumber air sehingga pemantauan dan pengelolaan sumberdaya
air dimaksudkan agar air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
dengan tingkat mutu yang diinginkan. Adapun Lokasi Bandar Udara Arung
Palakka secara umum dilalui empat Daerah Aliran Sungai (DAS) besar
yang terdiri dari DAS Baleng, DAS Awangpone, DAS Matuju dan DAS Bila
Walanae.
Rencana pengelolaan yang dilakukan untuk menjaga kualitas air agar
sesuai dengan Permenkes RI No. 02 Tahun 2023 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan dan PP RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air termasuk sistem peresapan air
pada daerah hulu, melalui cara evapotranspirasi, pengisian air tanah
(ground water) dan debit air yang mengalir sebagai run off (surface and
subsurface).
4. Volume Sampah Padat
Peningkatan volume sampah padat berasal dari aktifitas sisi darat
bandara yang terdiri atas aktifitas terminal (keberangkatan dan
kedatangan), perumahan dan kantin bandara. Volume sampah akan
semakin meningkat seiring dengan peningkatan kapasitas bandara dalam
hal ini peningkatan jumlah pengunjung dan karyawan. Oleh karena itu,
rencana pengelolaan yang sementara dilakukan oleh pihak UPBU Kelas
III Arung Palakka, Kabupaten Bone dalam mengelolah sampah padat
yang berasal dari aktifitas bandara yaitu dengan memasang tempat
sampah di semua sudut ruangan yang ada di bandara terutama terminal
2. Pemantauan Lingkungan
2.1 Kualitas Udara Ambient dan Debu
Kegiatan pengendalian dan pematauan kualitas udara ambien dan debu
adalah bertujuan untuk meminimalkan dampak penurunan kualitas udara
ambien dan peningkatan kandungan debu terhadap lingkungan. Faktor-faktor
polutan berupa gas dan debu yang dihasilkan dari rangkaian kegiatan aktifitas
Bandar seperti runway, taxiway, apron dan lalu lintas kendaraan terdiri atas
gas-gas SO2, CO, O3, NO2, Timbal (Pb) dan TSP. Pemantauan dilakukan pada
2 titik pengamatan yaitu pada Parkiran Depan Bandara dan Kawasan
Perumahan Pegawai (Gambar 3).
Berdasarkan hasil analisis kualitas udara ambien dan debu yang telah
dilakukan dilakukan. Kondisi udara ambien dan debu yang berada di kawasan
bandar udara Arung Palakka Bone dapat dijabarkan bahwa parameter-
Laporan RKL-RPL Bandar Udara Bone Tahun 2023
16
Laporan Pemantauan Dokumen RKL-RPL Bandar Udara Arung Palakka Bone
parameter udara ambien dan debu seperti SO2, CO, NO2, O3 dan TSP masih
dalam kondisi normal dimana tidak ada satupun parameter yang melebihi baku
mutu Sesuai PP RI No 21 Thn 2021 Lampiran VII Tentang Baku Mutu Udara
Ambient. Sehingga berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kondisi
kualitas udara dan debu di kawasan bandar udara Arung Palakka Kabupaten
Bone dalam kondisi normal dan semua parameter berada dibawah Baku Mutu
Sesuai PP RI No 21 Thn 2021 Lampiran VII Tentang Baku Mutu Udara Ambient.
2.2 Kebisingan Dan Getaran
Kegiatan pengendalian dan pemantauan kebisingan dan getaran
adalah bertujuan untuk meminimalkan dampak dari kebisingan dan getaran
terhadap lingkungan agar sesuai dengan Baku Mutu Kepmen Lingkungan
Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan Kawasan
Pemukiman dan Kepmen Lingkungan Hidup No. 49 Tentang Baku Mutu
Tingkat Getaran yang dilakukan di Area sekitar Runaway Landing dan Take
Off (Gambar 4).
Mikrobiologi
1 Eschenchia coli CFU/100 mL 0 0
2 Total Colliform CFU/100 mL 31 0
Fisika
Suhu Udara (Insitu) 301
3 °C Suhu udara + 3
Suhu Air (Insitu) 28,2
4 Total Dissolve Solid mg/L 250 *300
5 Kekeruhan (lnsitu) NTU 0,18 <3
6 Warna TCU 6,21 10
7 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau
Kimia
8 pH (Insitu) 7,82 6.5 - 8.5
9 Nitrat (sebagai NO2) (terlarut) mg/L 0,45 20
10 Nitrit (sebagai NO3) (terlarut) mg/L 0,0026 3
Kromium vaIensi 6 (Cr6+)
11 mg/L <0.0010 0,01
(terlarut)
12 Best (Fe) (terlarut) mg/L 0,037 0,2
13 Mangan (Mn) terlarut mg/L <0.0066 0,1
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium
Permenkes RI No. 02 Tahun 2023 Tentang Peraturan Pelaksanaan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2014 Tentang Kesehatan Lingkungan Air
sudah sesuai prosedur. Hal itu terlihat dari dilaksanakannya beberapa clause
pada sistem K3 terdiri dari:
Dilaksanakanya induction rutin setiap hari pada pagi hari sebelum
melakukan aktifitas bagi semua staff dan karyawan.
Pengecekan dan perawatan rutin terhadap peralatan-peralatan
bandara terutama peralatan yang memiliki potensi besar menimbulkan
kecelakaan kerja.
Pengecekan dan perawatan rutin terhadap peralatan-peralatan
bandara terutama alat-alat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi semua staff dan karyawan
bandara
2.6 Kawasan Keselamatan Operasi Bandar (KKOP)
Kegiatan pemantauan dan pengelolaan terhadap aspek Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dilakukan di kawasan Bandar
udara Arung Palakka Bone dan pemukiman sekitar dengan tujuan agar tidak
terjadinya kecelakan atau gangguan sesuai dengan SKEP 110 Tahun 2000
tentang batas-batas kawasan keselamatan oeprasi penerbangan terhadap
kegiatan operasional bandara seperti proses take off dan landing.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
a. UPBU Arung Palakka Bone telah melakukan pengelolaan dan pemantauan
terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak penting dari aktivitas
yang dijalankan oleh UPBU Arung Palakka Bone sebagai bentuk komitmen
dalam menjalankan aktivitas yang ramah lingkungan.
b. Hasil pengukuran terhadap Kualitas Udara Ambient, Kebisingan, Getaran serta
Kualitas Air Bersih menunjukkan kepatuhan karena berada dibawah baku mutu
3.2. Saran
Potensi terjadinya kondisi kedaruratan UPBU Arung Palakka Bone sangat
tinggi sehingga disarankan untuk melakukan pelatihan kondisi kedaruratan serta
sosialisasi prosedur tanggap darurat kepada seluruh karyawan maupun penduduk
yang berada disekitar UPBU Arung Palakka Bone yang berpotensi terkena
dampak apabila terjadi kondisi kedaruratan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, 2022. Kabupaten Bone Dalam Angka.
Cox, G.W. 1972. Laboration Manual of General Ecology. Was Company Published
Debuque. Iowa.
Fandeli, Chafid. 2010. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dan
Pemapananya Dalam Pembangunan, Liberty Yogyakarta.
IPB. 1991. Biodiversity Action Plan for Indonesia. Proceeding Of The Workshop On
Indonesia Biodiversity Conservation And Management, 21-23 February 1991.
Ciloto. Indonesia.
Muller-Dumois and Ellenberg. 2004. Airms and Methods of Vetion Ecology. Mcgraw-
Hill Book Co. Inc. New York.
Soekarno. I. tt. Hidrologi Untuk Pengairan. Jurusan Teknik Sipil ITB. Bandung.
Swingle, H.H. 1968. Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond
Muds. FOA Symposium on Warren Water Ponds Fish Culture. Rome Italy.
Thomas, J.B. Kist, Douglas A, Hopper and James C. 2009. Guide to Social
Assessment A Framework for Assessing Social Change. Social Impact
Assessment Series No. 11 London.
Thompson, G.R, dan J. Turk, 1995. Earth Science and the Environment. Harcourt
Brace Publisher. Florida. USA.
2. Kualitas Kebisingan
3. Kualitas Getaran
4. Kualitas Air