Makalah Pembelajaran Menulis Di SD Fixx
Makalah Pembelajaran Menulis Di SD Fixx
Makalah Pembelajaran Menulis Di SD Fixx
PEMBELAJARAN MENULIS DI SD
Dosen pengampu:
FEBRINA DAFIT, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 5 :
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran
Menulis di SD”, Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah pengetahuan penyusun
dan pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Demi
kesempurnaan makalah ini, penulis mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembelajaran menulis di SD terbagi menjadi dua, yaitu tujuan menulis permulaan
dan menulis lanjut. Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa mampu mentranskripsikan
lambang bunyi bahasa lisan ke dalam bahasa tertulis. Tujuan menulis lanjut adalah membina
para siswa agar mampu mengekspresikan perasaan dan pikirannya ke dalam bahasa tulis.
Sasaran menulis permulaan yaitu siswa kelas I dan II SD. Sasaran menulis lanjut terdiri dari
menulis lanjut tahap pertama kelas III sampai V, serta menulis tahap kedua di kelas VI sampai
III SMP. Tujuan pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) adalah untuk mengembangkan
keterampilan menulis siswa secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan mereka
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menulis adalah sebuah kegaiatan yang menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan
seseorang yang diungkapkan dalam bentuk sebuah tulisan. Menulis merupakan proses
perubahan bentuk pikiran atau angan-angan atau perasaan atau sebagaimananya
menjadi wujud lambang atau tanda atau tulisan bermakna. Sebagai proses, menulis
melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahapan prapenulisan, penulisan, dan
pascapenulisan (Dalman, 2016:7).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses
dalam mendapatkan sebuah ide atau gagasan yang dituangkan kedalam bahasa tulis
secara tersusun, logis dan sistematis sehingga pembaca dapat memahaminya. Menulis
adalah rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan ide atau gagasan, buah
pikiran, pendapat, dengan menggunakan kata-kata yang tepat, disusun menjadi kalimat-
kalimat
2
Anak-anak memulai dengan menggambar, kemudian menulis “cakar ayam”, barulah
membuat bentuk-bentuk huruf. Mula-mula siswa sekolah dasar menulis, meskipun ia
tidak mengetahui nama-nama huruf. Kata-kata yang dikenalnya dengan baik, misalnya,
dapat menolong anak belajar bahwa huruf yang berbeda melambangkan bunyi-bunyi
yang berbeda (Isah Cahyani, 2012:70).
Pada dasarnya seorang penulis ketika hendak menuangkan ide gagasannya dalam
bentuk tulisan mempunyai tujuan yang hendak disampaikan kepada pembaca. Selain
itu, penulis memiliki tujuan atau karakteristik dalam penulisannya agar arah tujuan
yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh pembaca. Begitu pula dalam dunia
pendidikan, hendaknya seorang guru memahami karakteristik siswa agar tujuan dari
pembelajaran menulis dapat tersampaikan. (Dra. Gusti Yarmi M.Pd & Dra. Sehati
Kaban; M.Pd, 2015)
1) Bersikap dengan benar dalam menulis garis putus-putus, garis lurus, garis
lengkung, lingkaran, dan garis pembentuk huruf.
2) Menjiplak atau menebalkan (gambar, lingkaran, dan bentuk lurus).
3) Menyalin (huruf, kata, kalimat, angka arab, dan kalimat atau beberapa kalimat).
4) Menulis huruf, kata, dan kalimat sederhana dengan huruf lepas.
5) Menulis beberapa kalimat sederhana (terdiri atas 3-5 kata) dengan huruf
sambung.
6) Menulis kalimat yang didiktekan guru menggunakan huruf sambung.
7) Menulis kalimat yang didiktekan guru menggunakan huruf sambung dan
menuliskannya dengan benar.
8) Menulis kalimat dengan rapi menggunakan huruf sambung.
Tujuan pembelajaran dikelas 2 SD, adalah sebagai berikut:
2) Menulis kalimat yang didiktekan guru dalam huruf sambung dengan benar
(penggunaan ejaan dan tanda baca).
3
4) Menuliskan karangan pendek tentang kegiatan anggota keluarga.
a) Menulis karangan dari pikiran sendiri dengan menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat.
c) Membuat rangkaian dari teks narasi cerita dalam beberapa kalimat dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
b) Menulis deskripsi tentang benda disekitar atau seseorang dengan bahasa yang
runtut.
e) Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan b
ahasa yang komunikatif.
i) Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut dan
menggunakan EYD yang tepat.
4
b) Menulis karangan dengan bahasa yang tersedia.
e) Menulis surat pribadi untuk berbagai keperluan (untuk berbagai tujuan) dengan
kalimat yang efektif.
g) Menulis secara ringkas isi buku pengetahuan dari cerita dalam beberapa kalimat
dengan kata-kata sendiri.
h) Menulis kejadian penting dalam buku harian dengan ragam bahasa yang sesuai.
f) Menyusun rangkuman dari berbagai teks bacaan yang memiliki kesamaan tema.
g) Menulis surat resmi dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang
yang dituju
5
i) Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi gambar.
Tujuan utama adalah mengajarkan siswa cara menulis huruf, kata, frasa, dan kalimat
dengan benar. Siswa harus mampu menguasai keterampilan dasar ini sebelum dapat
melangkah ke tingkat yang lebih tinggi dalam menulis.
2) Meningkatkan Kreativitas
Menulis adalah cara yang baik bagi siswa untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
pengalaman mereka. Tujuan ini membantu siswa merasa lebih percaya diri dalam
berkomunikasi secara tertulis.
Di tingkat SD yang lebih tinggi, siswa mungkin diminta untuk melakukan penelitian
sederhana dalam menulis laporan atau esai singkat. Tujuan ini adalah untuk
memperkenalkan mereka pada konsep penelitian dan mengembangkan keterampilan
penelitian awal.
6
Siswa diajarkan untuk membuat teks yang koheren dan berkelanjutan, termasuk paragraf
yang terorganisir dengan baik dan pengembangan ide yang jelas.
Siswa juga diajarkan untuk menganalisis teks yang mereka baca dan mengevaluasi
kualitasnya. Hal ini membantu mereka menjadi pembaca yang lebih kritis.
Siswa diajarkan untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif kepada
pembaca. Mereka belajar cara mengorganisir ide-ide mereka dalam urutan yang logis dan
berbicara kepada audiens mereka.
Kegiatan menulis harus diajarkan karena menulis dapat memberikan berbagai manfaat.
Menurut Akhadiah (1995 melalui Dola, 2007), ada beberapa manfaat menulis. Menulis
dapat menambah wawasan menge- nai suatu topik karena penulis mencari sumber
informasi tentang topik tersebut. Menulis merupakan sarana mengembang- kan daya pikir
atau nalar dengan mengum- pulkan fakta, menghubungkannya, kemu- dian menarik
kesimpulan.
1. Peningkatan kecerdasan
2. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas,
3. Penumbuhan keberanian, dan
7
4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menulis juga dapat memperjelas sesuatu kepada diri penulis karena gagasan-gagasan yang
se- mula masih berserakan dan tidak runtut di dalam pikiran, dapat dituangkan secara
runtut dan sistematis. Melalui kegiatan menulis, sebuah gagasan akan dapat dinilai dengan
mudah. Manfaat menulis yang lain- nya adalah dapat memecahkan masalah dengan lebih
mudah, memberi dorongan untuk belajar secara aktif, dan membiasakan diri berpikir dan
berbahasa secara tertib
Manfaat-manfaat menulis banyak disampaikan para ahli. Berikut ini penjabaran dari para
ahli tentang manfaat menulis, yakni sebagai sarana:
Melatih berfikir tertib dan teratur. Ketika kita membuat tulisan khususnya tulisan ilmiah
atau untuk dipublikasikan, maka kita dituntut untuk membuat tulisan yang sistematis
sehingga pembaca bisa mengerti apa yang sebenarnya ingin kita sampaikan.
8
eksposisi. Disamping keempat jenis tulisan tersebut Suparno (2008: 1.13) menambahkan
satu lagi jenis tulisan yaitu persuasi.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis menulis di SD kelas tinggi antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal
seperti objek; gagasan; tempat; atau peristiwa melalui perincian dan detail hal tersebut.
Menurut Suparno (2008:1.11) Deskripsi merupakan ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan
perasaan penulisnya. Dengan kata lain, diskripsi adalah melukis atau memotret benda atau
suasana dengan kata-kata. Deskripsi menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.
Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu
dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar,
membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.(Oktaviana et al., 2019)
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah yang perlu diketahui siswa maupun guru dalam
menulis paragraf deskriptif :
Untuk menulis paragraf deskriptif dengan baik, pertama kali yang perlu dilakukan
adalah:
Untuk langkah awal cara yang baik dalam mendapatkan ide yang akan diangkat
atau ditulis dalam bentuk paragraf deskriptif adalah melihat apa yang ada
disekeliling siswa. Misalnya ketika berjalan-jalan dirumah, ruang tamu, sampai
ke dapur, lihat semua hal yang ada, siswa akan menemukan suatu hal atau objek
yang baik untuk ditulis deskriptif, seperti kursi, meja makan, sepatu baru, dan
sebagainya. Selanjutnya setelah mendapatkan suatu hal atau objek dalam
9
mempermudah mendeskripsikannya ada beberapa pertanyaan berikut untuk
mempelajari objek yang akan di tulis.
Setelah memilih sebuah topik dan telah mengoleksi beberapa detail topik tersebut,
berarti siswa sudah siap untuk menyusun paragraf deskriptif dengan merancang
paragraf deskriptif secara kasar dengan menulis topik utamanya dan semua detail
yang telah diketahui.
10
3. Apakah paragraf sudah tersusun dengan kalimat yang lengkap?
4. Apakah semua kalimat pendukung yang berisi gambaran dan penjelasan sudah
menjelaskan kalimat utama di awal paragraf?
Bila pertanyaan-pertanyaan dasar tersebut telah dapat diaplikasikan pada paragraf yang
telah dibuat, maka sudah mendapatkan sebuah paragraf deskripsi yang baik.
2. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu peristiwa. Sesuai dengan
pendapat. De'images (2007: 5) mengungkakan bahwa paragraf narasi adalah paragraf yang
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh,
setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki kalimat utama. Senada dengan
De'images, Suparno (2008: 1.11) berpendapat bahwa narasai adalah ragam wacana yang
menceritakan proses kejadian. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama, bahwa secara sederhana
narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan
waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan jenis tulisan
yang isinya menceritakan suatu kejadian. Kejadian tersebut diceritakan dengan runtut dan
jelas. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini
dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan sejelas-jelasnya.
3. Argumentasi
11
tulisan eksposisi yang khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk
pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca percaya dan menerima apa yang
dipaparkannya oleh penulis.
Tujuan dalam pargraf argumentasi adalah meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca,
maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat
memperkuat kebenaran pendapat yang disampaikannya. Sehingga keberadaan bukti-bukti
tersebut dapat menghapus keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan
argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-
pola deduktif
4. Eksposisi
Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat mengembangkan tulisan secara
analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang
disampaikan. Tulisan ini berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3)
menambahkan bahwa untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar
atau statistik”.
Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan sebagai jenis tulisan yang isinya
menyampaikan atau memaparkan sebuah informasi. Tulisan ini disampaikan secara jelas
dan dapat disertai data-data yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan
informasi yang sesungguhnya.
1. Memberikan informasi tentang sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan panca
indera.
12
2. Gaya penulisan bersifat informatif.
5. Persuasi
Menurut Tarigan (1994:3) paragraf persuasi adalah karangan yang dapat menarik minat dan
dapat meyakinkan bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal yang sangat penting.
Sedangkan menurut Kaffer (2011:118) persuasi merupakan usaha untuk membujuk
seseorang untuk mau mengikuti tujuan yang dikehendaki tanpa paksaan. Paragraf persuasi
adalah sebuah paragraf yang berisi tulisan yang mengajak pembaca agar mengikuti apa yang
diinginkan oleh penulis, sehingga pembaca terpengaruh untuk mengikuti. Paragraph ini
dibuat dengan berdasarkan pemahaman atau asumsi bahwa setiap pemandangan atau
pendirian seseorang bisa diubah-ubah.
Tujuan dari paragraph ini adalah untuk membujuk atau mempengaruhi pembacanya agar
mempercayai dan melakukan apa yang penulis sampaikan di dalam paragraf. Di dalam
paragraf persuasi banyak ditemukan kata-kata seperti “ayo”, “mari”, dan “lakukanlah”.
Maka dapat disimpulkan bahwa paragraph persuasi merupakan paragraph yang berisi
tentang ajakan atau bujukan kepada pembaca agar pembaca dapat melakukan atau
mengikuti apa yang penulis ungkapkan di dalam paragraph tersebut.
13
2.5 Langkah-langkah pembelajaran menulis di SD
Selanjutnya langkah kegiatan awal menulis permulaan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Pengenalan huruf dan Latihan. Kegiatan pengenalan huruf ini dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran membaca awal karena membaca awal dan menulis awal selalu
berkaitan. Pengenalan pembelajaran ini ditunjukkan untuk memahami bentuk dan pengucapan
yang benar dan dapat mempersiapkan peserta didik dalam memahami serta membedakan
bentuk dan simbol tertulis (Hadijah, 2015, hlm. 239).
Menurut Taufina (2017, hlm. 50-51) ada usaha untuk memperoleh kemampuan mengarang
dimulai dengan penggunaan huruf kecil sebagai berikut:
➢ Menulis permulaan dimulai dengan menulis huruf kecil yang diajarkan di kelas I
semester 1 sekolah dasar;
➢ Dengan menulis huruf tegak bersambung, maka ada banyak keuntungan bagi anak-anak
untuk mengembangkan penulisan huruf tegak bersambung atau dengan tulisan halus
Ketika seorang anak menulis dengan cara yang sulit, maka kemampuan motorik halus, sensor
sentuh, dan sensor visual akan diaktifkan secara bersamaan. Strategi yang digunakan untuk
14
menentukan garis vertikal tebal dan garis tipis dalam huruf vertikal terus melatih anak-anak
dalam ketegasan, kelembutan, dan daya tahan. Terdapat aturan penulisan huruf kapital di
sekolah dasar, yaitu:
1. Memegang pensil,
pembelajaran ini dimulai dengan sikap duduk yang benar. Duduk di depan meja
belajar, dua tangan diletakan di atas meja. Posisi duduk berada di dekat meja, namun
tidak mempengaruhi posisi duduk (misalnya, menunduk). Setelah anak bisa duduk
dengan tenang atau diam, pelajaran berikutnya adalah cara memegang pensil dengan
benar, sangat mungkin terlihat bahwa banyak peserta didik saat ini tidak memegang
pensil dengan benar. Cara memegang pensil yang benar adalah dengan menggunakan
ibu jari di atas jari tengah dan di jepit dengan ibu jari dan jari telunjuk dan dipegang
dengan lemas. Jadi tangan bisa dipegang dengan santai, tidak digenggam atau dijepit
dengan tiga jari dan diletakkan di jari manis.(Nursyamsiah, 2017)
setelah anak dapat memegang pensil dengan benar maka pada saat itu berlatih:
15
peserta didik dapat melakukan dengan efektif, dan meminta peserta didik
mengulangi pekerjaannya;
❖ Latihan ketiga membuat garis miring, dari atas diteruskan ke kanan bawah
begitu juga sebaliknya
❖ Latihan keempat membuat garis lurus dari kiri kekanan dan sebaliknya
❖ Latihan kelima membuat garis lengkung ke dalam dan ke luar serta membuat
dua garis lengkung yang dipertemukan
❖ Latihan keenam membuat bulatan atau lingkaran
❖ Latihan ketujuh membuat garis centang;
2. Berlatih menulis huruf bebas, setelah peserta didik memiliki keputusan untuk
melakukan latihan 1 sampai latihan 7, maka pada saat itu peserta didik telah siap untuk
dilatih menulis huruf. Huruf yang dimaksud di sini adalah huruf kecil. Seperti yang
diketahui huruf kecil ini memiliki ciri sendiri yang berbeda dengan huruf besar utau
kapital, namun latihan masih diperlukan. Sediakan lembar latihan, lembar ini berisi
huruf yang telah diajarkan dalam pembelajaran membaca permulaan, misalnya huruf a,
b, c dan d. Berilah tanda panah sebagai tanda menulis huruf:
a) Latihan menebali huruf;
b) Latihan menulis huruf;
c) Latihan menulis kata perpaduan dari 4 huruf;
d) Latihan menulis kalimat perpaduan dari beberapa kata.
Kelima langkah tersebut harus diulang-ulang, jika guru mengajarkan huruf baru.
Jangan lupa setiap mengajarkan huruf baru berarti jumlah huruf yang dikuasai oleh
peserta didik bertambah. Jadi tindakan menulis harus memasukkan huruf-huruf yang
sudah diajarkan. Menurut Hartati (dalam Mardika, 2017, hlm. 29)
ada berbagai jenis dasar untuk langkah-langkah menulis permulaan, antara lain:
1. Bekerja memegang pensil dan cara duduk untuk menulis dengan disposisi dan
posisi yang tepat
2. Latihan merah panas, terutama mirroring atau mengumpulkan sepotong
komposisi dengan memeras yang sekarang
3. Mengaitkan setitik yang membentuk teks yang seharusnya dimungkinkan dalam
buku-buku yang secara eksplisit menawarkan kegiatan semacam ini
16
4. Bekerja untuk melihat bagaimana menulis, misalnya dari "Aku". Mengerjakan
replikasi harus dimungkinkan dari buku kursus atau komposisi pendidik di papan
tulis
5. Melakukan penulisan dalam surat-surat kronis
6. Transkripsi/praktik imla
7. Kegiatan untuk menyelesaikan penulisan (melengkapi huruf, suku kata dan kata)
yang sengaja diabaikan
8. Tulis nama artikel pada gambar
9. Menulis secara efektif dengan bantuan gambar.
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari beberapa teori di atas terdapat langkah-langkah pembelajaran
menulis permulaan yang dapat dimulai dengan metode ejaan, yang berarti mempelajari cara
membaca dan menulis secara bersamaan dimulai dari menulis huruf dan menjadi suku kata.
Selain itu, cenderung diawali dengan menulis huruf bebas, dari menyusun huruf lepas sampai
menyusun kata menjadi suatu kalimat. Selanjutnya langkah pembelajaran menulis permulaan
dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu pengenalan huruf dan latihan. Menulis permulaan
dimulai dengan memperkenalkan huruf, dari pengenalan huruf peserta didik dapat memahami
bentuk tulisan sampai dengan pelafalannya. Setelah diperkenalkan huruf peserta didik dilatih
menulis permulaan mulai dari menulis huruf lepas sampai suku kata. Selain itu langkah
pembelajaran menulis dimulai dengan bagaimana cara peserta didik memegang pensil dengan
18
DAFTAR RUJUKAN
Dra. Gusti Yarmi M.Pd & Dra. Sehati Kaban; M.Pd. (2015). Pembelajaran Bahasa Indonesia
di Kelas Tinggi Sekolah Dasar (p. 144).
Krissandi, A., Widharyanto, & Dewi, R. P. D. (2018). Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
SD:Pendekatan dan Teknis. In Media Maxima.
Oktaviana, E., Y, C. B., & ULfa, M. (2019). Pengajaran menulis puisi menggunakan metode
picture & picture.
19