UAS - Ilmu Fiqh - Hera Oktapiani - 1187030016

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI

UIN SGD BANDUNG 2020/2021

NAMA : Hera Oktapiani

NIM : 1187030016

MATA KULIAH : FIQH/ ILMU FIQH

PRODI/SMT/KLS : FISIKA A DAN B

DOSEN PENGAMPU : DR. H.MOHAMAD JAENUDIN, M.Ag, M.Pd

PETUNJUK MENGERJAKAN :

1) SIFAT UJIAN TAKE HOME


2) JAWABAN DITULIS TANGAN DI ATAS KERTAS FOLIO YANG TELAH DISEDIAKAN
FAKULTAS
3) BOLEH MEMBUKA KITAB,BUKU, INTERNET.
4) WAJIB MENCANTUMKAN SUMBER/REFERENSI DALAM FOOT NOTE PADA SETIAP
JAWABAN. MAKIN BANYAK REFERENSI MAKIN TINGI NILAINYA.
5) WAKTU MENGERJAKAN (WAJIB DIKUMPULKAN PALING LAMBAT 3 HARI SETELAH
JADWAL UAS PKL JAM 12:00. LEWAT TANGGAL TERSEBUT TIDAK DITERIMA.
SELAMAT MENGERJAKAN....
6) PENGUMPULAN SOAL DIKIRIM KE EMAIL [email protected]
7) RESENSI DIKUMPULKAN PALING LAMBAT HARI KAMIS PUKUL 20.00 WIB

SOAL

1. Kemukakan macam-macam najis dan bagaimana cara membersihkannya, berikan


dengan contoh !
2. Kemukakan alasan terjadinya perbedaan pendapat dikalangan para Imam Madzhab
dan pengikutnya !
3. Kemukakan makna filosofis sholat dalm kehidupan sehari-hari !
4. Kemukakan dalil yang berkaitan dengan kewajiban melaksanakan puasa !
5. Kemukakan pula alasan orang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, jelaskan !
6. Salah satu hikmah puasa adalah dapat menyembuhkan dari penyakit dan orang
menjadi sehat, coba saudara analisis berdasarkan sains mengapa puasa dapat
menjadikan sehat !
7. Jelaskan menurut para ulama tentang tata cara menentukan awal dan akhir bulan
Ramadhan !
8. Apa yang diamksud dengan zakat dan sebutkan Mustahiq zakat serta kemukakan
pula hikmah mengeluarkan zakat !
9. Jelaskan apa yang diamksud Ishtatho’a ( Mampu) dalam melaksanakan hajji !

10. Apa yang saudara ketahui tentang :


a. Pengertian Hajji Ifrad dan Tamattu
b. Pengertian Hutang Piutang
c. Riba dan macam-macamnya
d. Bagaimana pandangan ulama fuqoha tentang hukum bunga bank, jelaskan !

Selamat Bekerja

Jawaban

1. Macam macam Najis

 Najis Mukhaffafah, artinya najis yang ringan. Yang termasuk najis ini adalah air
kencing anak laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum makan dan minum
sesuatu, kecuali air susu ibunya (ASI). Cara menyucikannya adalah dengan cara
memercikkan air pada benda yang terkenanajis.
Referensi :{Team Kajian Ilmiah Ahla_Shuffah 103, KAMUS FIQH (Kediri: LIRBOYO
press, 2014), 95}
 Najis Mutawassithah, artinya najis yang sedang. Yang termasuk kelompok najis
mutawassithah (najis sedang) adalah bangkai, darah, nanah, kotoran manusia dan
binatang.8 Najis mutawassithah terbagi menjadi dua bagian yaitu najis
mutawassithah „ainiyah dan najis mutawassithah hukmiyah. Cara menyucikan najis
mutawassithah adalah dengan dibasuh, agar hilang sifat-sifat najisnya (wujud,
warna, dan baunya).
Referensi :{ A. Zainuddin, Muhammad Jamhari, Al-ISLAM I (akidah dan Ibadah)
(Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 1999), 332.}
 Najis Mughallazhah, artinya najis yang berat. Yang termasuk najis ini adalah air liur
dan kotoran anjing dan babi, termasuk keturunannya. Cara menyucikannya adalah
dengan dibasuh tujuh kali, salah satu diantaranya dicampur dengan tanah suci.
Referensi : { Izza Rohman, Tohirin El-Ashry, Ma‟ruf Muttaqien, dan Ervan Nurtawab,
Buku Pintar Islam(Jakarta: Zaman, 2009), 164}

2. Alasan terjadinya perbedaan pendapat dikalangan para Imam Madzhab dan pengikutnya
adalah sebagai berikut :

 Menurut Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani14, berbagai mazhab itu terbentuk karena


adanya perbedaan (ikhtilaf) dalam masalah ushul maupun furu‘ sebagai dampak
adanya berbagai diskusi (munazharat) di kalangan ulama. Ushul terkait dengan
metode penggalian (thariqah al-istinbath), sedangkan furu‘ terkait dengan hukum-
hukum syariat yang digali berdasarkan metode istinbâth tersebut.
Referensi : {Abu Ameenah Bilal Philips, Asal-usul, h 131.}
 Menurut Abu Ameenah Bilal Philips, alasan utama adanya perbedaan dalam
ketetapan hukum di kalangan imam mazhab meliputi;
(1). Interpretasi makna kata dan susunan gramatikal;
(2). Riwayat hadith, (keberadaannya, kesahihannya, syarat-syarat penerimaan, dan
interpretasi atas teks hadith yang berbeda);
(3). Diakuinya penggunaan prinsip-prinsip tertentu (ijma’’, tradisi, istihsan, dan
pendapat sahabat); dan
(4). Metode-metode qiyas.
Referensi : { Taqiyuddin An-Nabhani, Asy-Syakhsiyah al-Islamiyah Juz I, (Beirut: Darul
Ummah, 1994), h 386.}
 Sedang menurut Abdul Wahab Khallaf, perbedaan penetapan hukum tersebut
berpangkal pada tiga persoalan;
(1). Perbedaan mengenai penetapan sebagian sumber-sumber hukum (sikap dan
cara berpegang pada sunah, standar periwayatan, fatwa sahabat, dan qiyas);
(2). Perbedaan mengenai pertentangan penetapan hukum dari tasyri’(penggunaan
hadith dan ra’yu) dan;
(3). Perbedaan mengenai prinsip-prinsip bahasa dalam memahami nash-nash syari’at
( ushlub bahasa).
Referensi :{ Abu Ameenah Bilal Philips, Asal-usul dan Perkembangan Fiqh: Analisis
Historis atas Mazhab, Doktrin dan Kontribusi, terj.M.Fauzi Arifin, (Bandung:
Nusamedia, 2005), h 125.}

3. Makna filosofis sholat dalm kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

 Mendekatkan diri pada ALLAH SWT


 Menentramkan jiwa
 Mendidik menjadi disiplin waktu
 Mendidik menjadi bersih
 Mendidik menjadi taat dan tertib dalam beribadah
 Mendidik menjadi sabar
 Memperkokoh rasa persaudaraan antara muslim
 Menentramkan hati
 Mencegah fashya dan munkar
Referensi :{ Suhari.2010.Nilai Nilai Pendidikan Ibadah Sholat.}

4. Dalil yang berkaitan dengan kewajiban melaksanakan puasa adalah :

 kewajiban puasa Ramadhan dalam Al Quran


Imam Izzuddin bin Abdis Salam dalam kitabnya Maqosidus Shaum ( maksud-maksud
tujuan dari puasa) menafsirkan bahwa maksud dari firman Allah Swt. la’allakum tattaqun
adalah agar kalian terpelihara dari panasnya api neraka dengan berpuasa. Artinya puasa
dapat menjadi sebab diampuninya dosa-dosa yang dapat menjerumuskan kita ke dalam
api neraka.

Referensi :{ Q.S AL BAQARAH Ayat 183}

Imam Ibnu Hajar Al Asqalani di dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa redaksi
hadis tentang rukun Islam itu bermacam-macam teksnya, ada yang mendahulukan
haji terlebih dahulu dari pada puasa Ramadhan ada pula yang mendahulukan puasa
Ramadan dari pada haji.Menurut imam Ibnu Hajar, alasan mengapa haji disebutkan
setelah zakat adalah karena semua amalan-amalan tersebut (shalat, zakat, dan haji)
merupakan ibadah yang berkaitan (sama-sama ibadah fisik). Yakni ibadah badaniyah
(badan) murni adalah shalat, ibadah maliyah (harta) murni adalah zakat, dan ibadah
badaniyah maliyah (badan plus harta) adalah haji.Sementara itu, puasa dijadikan
rukun Islam kelima sebagaimana di dalam hadis Ibnu Umar (tersebut) disebabkan
karena puasa memang juga termasuk ibadah yang meliputi amalan namun amal atau
perbuatan yang dilakukan oleh jiwa (nafsu) bukan perbuatan badan. Oleh karena itu,
puasa diakhirkan dari pada haji.

Referensi :{ https://ibadah.co.id/featured-news/dalil-kewajiban-puasa-ramadhan-di-
dalam-al-quran-dan-hadis/}

Berdasarkan dalil-dalil di atas, para ulama bersepakat bahwa siapapun yang


mengingkari kewajiban puasa dianggap kafir, keluar dari Islam, dan dianggap telah
mengingkari suatu perkara, yang kewajibannya telah dimaklumi secara darurat
dalam syariat Islam. Seluruh dalil di atas menunjukkan keutamaan puasa yang sangat
besar dan menunjukkan bahwa betapa agung nikmat dan rahmat Allah bagi umat
Islam. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ dan Rasul-Nya telah menjelaskan berbagai macam
keutamaan puasa secara umum dan keutamaan puasa Ramadhan secara khusus.

Referensi : {https://dzulqarnain.net/dalil-dalil-tentang-kewajiban-dan-keutamaan-
puasa-ramadhan.html}

5. Alasan orang diperbolehkan untuk tidak berpuasa adalah :

 Ada beberapa dalil yang menunjukkan beberapa golongan orang yang diperbolehkan
untuk tidak berpuasa. Dalil yang pertama adalah dari Abu Syuja’ yang menjelaskan
orang-orang yang mendapat keringanan untuk tidak berpuasa.

“Orang yang sudah tua renta (sepuh) ketika tidak mampu berpuasa, maka ia tidak
berpuasa. Setiap hari tidak puasa, hendaklah ia memberi makan (kepada orang
miskin) seukuran satu mud. Adapun wanita hamil dan menyusui, jika mereka berdua
khawatir pada dirinya, maka boleh tidak puasa dan mereka berdua punya kewajiban
qodho’. “

“Jika mereka khawatir pada anak mereka, maka keduanya boleh tidak puasa, mereka
wajib tunaikan qodho’ dan kafaroh, yaitu satu hari tidak puasa memberi satu mud
makanan. Ukuran mud adalah 4/3 rithl takaran Irak. Sedangkan orang yang sakit dan
musafir yang melakukan perjalanan jauh, mereka boleh tidak puasa dan mengqodho’
puasanya nantinya.”
 ORANG YANG BEPERGIAN ATAU MUSAFIR
Referensi :{QS. Al-Baqarah Ayat 185}
 ORANG YANG SAKIT
Jika seseorang sedang sakit dan tidak kuat berpuasa maka ia boleh tidak puasa asal
harus membayar hutang puasa di kemudian hari. Namun untuk ketentuan pada poin
ini ada 3 hal yang harus menjadi catatan sebelum pada akhirnya orang tersebut
diperbolehkan untuk tidak berpuasa.

Poin yang pertama adalah jika orang tersebut dalam keadaan yang sakitnya ringan
dan tidak akan menjadi masalah dan berpengaruh pada kesehatannya jika ia tetap
untuk berpuasa. Contoh sakit yang dikatakan ringan adalah batuk, pilek, pusing atau
hanya sakit kepala.

Kategori penyakit tersebut masihlah dianggap ringan dan tidak menjadi masalah
untuk tetap berpuasa karena tidak akan berpengaruh secara signifikan untuk
kesehatannya.

Poin yang kedua adalah jika sakit yang dideritanya merupakan sakit yang bisa
bertambah parah dan sulit sembuh apabila ia berpuasa. Jika orang yang sakit ini
tetap nekat berpuasa, maka hal itu bisa membuat penyakitnya semakin lama untuk
sembuh dan bisa jadi akan membahayakan kondisi tubuhnya.

Poin yang ketiga, adalah jika sakit yang dirasakan akan mengkhawatirkan kondisinya
dan bisa saja mengantarkan ia untuk menuju kepada kematian. Kondisi ini sangat
dilarang untuk tetap berpuasa karena hanya akan menyusahkan dirinya saja.

Bahkan kondisi tersebut sudah dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala di dalam Quran
Surah An-Nisa’: ayat 29 yang artinya : “Dan janganlah kamu membunuh dirimu.” (QS.
An-Nisa’: 29)
Referensi :{ https://pondokislam.com/orang-yang-diperbolehkan-tidak-puasa/}
 WANITA YANG SEDANG HAID DAN NIFAS
Orang yang sedang haid dan meninggalkan puasa harus mengganti puasa yang
ditinggalkan dengan melakukan puasa qadha. Ya, wanita yang mengalami
pendarahan pasca melahirkan atau dalam menstruasi mereka tidak diperbolehkan
berpuasa sampai pendarahan mereka berakhir dan harus membayar hutang puasa di
kemudian hari.
6. Puasa pada makhluk hidup adalah di antara hakikat-hakikat ilmiah yang bisa diterima.
Sesungguhnya yang berpuasa bukan hanya manusia saja. Karena para ilmuwan biologi telah
membuktikan bahwa terdapat banyak makhluk hidup selain manusia menjalani puasa pada
fase-fase kehidupan mereka, seperti: Unta, ular anaconda, beruang kutub, dan serangga.

Maka disini nampak dengan jelas hikmah kesehatan pada syariat puasa. Karena puasa
membantu seluruh makhluk hidup untuk beradaptasi dengan makanan yang sangat sedikit
dan membuatnya mampu menjalani kehidupan secara alami dan normal. Sebagiamana
ilmu-ilmu pengetahuan modern menetapkan bahwa puasa juga melindungi makhluk hidup
dari berbagai penyakit dan membantu penyembuhan secara efektif.

Referensi :{ Ahmad bin Abdul Aziz Al-Hushain, Ruh Puasa dan Maknanya, (Surabaya:
Pusataka elBA 2008) , h. 385.}

Menurut pandangan secara sains puasa merupakan salah satu sarana efektif untuk
melepaskan beberapa mikroorganisme di dalam tubuh, yang di antaranya adalah
mikroorganisme yang terdapat di dalam penyakit kelamin. Ini disebabkan karena puasa
mengandung unsur yang dapat menghancurkan selsel yang telah rusak untuk kemudian
dibangunnya kembali menjadi sel-sel yang baru.

Referensi :{ Muhammad ‘Ustman Najati, Ad-Dirasat An-Nafsaniyyah ‘Inda Al-Ulama Al-


Muslimin,Alih Bahasa, Gaji Saloom, Jiwa Dalam Pandangan F ilosof Islam, (Bandung: Pustaka
Hidayah, 2002),h. 143.}

Dengan puasa, tubuh akan mampu menghancurkan zat-zat yang berlebihan dalam tubuh
dan juga melarutkan endapan-endapan yang terdapat dalam jaringan tubuh manusia. Puasa
dapat melancarkan proses pencernaan dan memudahkan penyerapan sari-sari makanan,
serta menstabilkan proses masuknya makanan secara berlebihan.

Puasa adalah tehnik pengobatan yang manjur dan paling sedikit resikonya dalam mengobati
berbagai macam penyakit yang terus berkembang. Puasa meringankan beban dalam sistem
sirkulasi, begitu juga dapat menurunkan kadar lemak dan asam urat dalam darah.

Referensi : { https://www.academia.edu/39067438/MAKALAH_BAB_PUASA}

7. Menurut para ulama tentang tata cara menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan
adalah sebagai berikut :

 Rukyatul hilal adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal dengan cara melihatnya
langsung dengan mata atau dengan alat bantu (kamera, teropong, teleskop,
binokular, theodolite, dan alat-alat lainnya). Cara inilah yang pernah dicontohkan
secara langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dalam praktiknya, rukyatul Hilal dilakukan pada malam hari ketiga puluh bulan
Sya’ban (29 Sya’ban, sore hari menjelang Maghrib) untuk penentuan awal
Ramadhan, dan dilakukan pada malam hari ketiga puluh bulan Ramadhan (29
Ramadhan, sore hari menjelang Maghrib) untuk menentukan akhir Ramadhan/awal
Syawal. Cara ini adalah cara yang paling mudah. Dapat dilakukan siapa pun yang
masih memiliki penglihatan normal.
 Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan berikutnya adalah dengan
menggenapkan bilangan bulan Sya’ban menjadi 30 hari (untuk menentukan awal
Ramadhan) dan menggenapkan bilangan bulan Ramadhan menjadi 30 hari (untuk
menentukan akhir Ramadhan/awal syawal).

Cara ini hanya boleh ditempuh ketika rukyatul hilal menemui kegagalan tersebab
hilal tidak dapat terlihat. Cara ini memiliki dasar hukum yang kuat melalui sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Imam al-Bukhari,

Referensi :{ https://www.dakwah.id/4-cara-menentukan-awal-dan-akhir-ramadhan-
disepakati-ulama/}

8. Zakat adalah adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya). Menurut bahasa, kata “zakat” artinya tumbuh, berkembang, dan suci. Yang
dimaksud suci adalah zakat dapat mensucikan, membersihkan harta muzakki ( yang
berzakat ) dari hak-hak mustahik ( penerima zakat ) khususnya bagi fakir miskin. Selain itu
zakat dapat membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela seperti kikir, tamak, serta sombong.
Sedangkan bagi mustahik zakat dapat membersihkan dari sifat-sifat tercela seperti iri hati,
dengki terhadap muzakki. Dan yang dimaksud tumbuh subur adalahzakat dapat
menyebabkan harta para muzakki bertambah banyak.

Referensi :{ Qahaf, Munzir. 2006 al-Waqf al-Islamy, Tatawwuruhu, Idaratuhu,


Tanmiyyatuhu, Cet.II,Syiria:Dar al-Fikr Damaskus.}
Allah memberikan ketentuan ada delapan golongan orang yang menerima zakat

yaitu sebagai berikut :

 Fakir, mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kabutuhan pokok hidup
 Miskin, mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar kehidupan
 Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat
 Mualaf, mereka yang baru masuk islam dan mebutuhkan bantuan untuk
menguatkan dalam tauhid dan syari’ah
 Riqab, budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya
 Gharimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan
jiwa san izzahnya
 Fisabilillah, mereka yang berjuang di jalan allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad
dan sebagainya
 Ibnu sabil, mereka yang kerhabisan baiaya di perjalanan dalam ketaatan kapada allah

9. Mampu dalam haji adalah fisik sehat dan memiliki biaya yang dapat menghantarkan ke
Baitullah Haram, baik dengan pesawat, mobil, kendaraan atau taxi, sesuai kondisinya. Dia
pun memiliki bekal yang cukup untuk pergi dan pulang. Biaya tersebut harus berupa
kelebihan dari nafkah untuk orang-orang yang menjadi tanggungannya sampai dia kembali
dari hajinya. Sedangkan wanita harus bersama suami atau mahramnya, baik dalam safar haji
atau umrah.

Referensi :{ https://islamqa.info/id/answers/5261/apa-yang-dimaksud-mampu-dalam-
ibadah-haji}

10. a. - Pengertian Haji ifrad yaitu seseorang yang berniat melakukan haji saja tanpa umrah
pada bulan haji, dengan kata lain melaksanakan haji dan umrah secara terpisah atau sendiri-
sendiri, caranya dengan melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu, kemudiam melakukan
umrah dalam satu musim haji.

- Haji Tamattu’ yaitu seseorang yang berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan
haji (yakni bulan Syawwal, Dzul-Qa’dah, 10 hari pertama dari bulan Dzul Hijjah), ketika
memasuki kota Mekkah kemudian menyelesaikan umrahnya dengan melaksanakan thowaf
umrah, sa’i umrah lalu kemudian bertahallul dari ihramnya, dengan cara memotong pendek
atau mencukur sebagian rambut kepalanya, lalu kemudian dia tetap dalam kondisi halal
(tidak berihram) hingga nanti datangnya hari Tarwiyah, yakni tanggal 8 Dzulhijjah

Referensi :{ https://medium.com/@umrohmalang/pengertian-haji-dan-macamnya-ifrad-
tamattu-qiran-601a5ccb3888}
b. pengerian hutang pihutang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu uang yang
dipinjamkan dari orang lain.1 Sedangkan piutang mempunyai arti uang yang dipinjamkan
(dapat ditagih dari orang lain)

Referensi :{ Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,2003),


h.1136}

Pengertian hutang piutang sama dengan perjanjian pinjam meminjam yang dijumpai dalam
ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1754 yang berbunyi: “pinjam
meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak
yang lain suatu jumlah barang-barang tertentu dan habis karena pemakaian, dengan syarat
bahwa yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam keadaan
yang sama pula

Referensi :{ R.Subekti Dan R. Tjitrosudibyo, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,


(Jakarta:Pradnya Paramita, 1992), h.451}

c. Riba adalah suatu kegiatan pengambilan nilai tambah yang memberatkan dari akad
perekonomian, seperti jual beli atau utang piutang, dari penjual terhadap pembeli atau dari
pemilik dana kepada peminjam dana, baik diketahui bahkan tidak diketahui, oleh pihak
kedua.

Riba dapat pula dipahami hanya sebatas pada nilai tambah dari nilai pokok dalam suatu
akad perekonomian.Setelah mengetahui definisi riba, maka penting untuk mengetahui
macam-macam riba dan pengertiannya.

Secara garis besar, riba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba yang berkaitan dengan
utang piutang dan riba yang berhubungan dengan jual beli. Dengan mengetahui macam-
macam riba dan pengertiannya kamu bisa mengetahui mengapa riba tidak boleh
diperbolehkan.

Referensi :{ https://www.dream.co.id/your-story/macam-macam-riba-pengertian-dan-
hukumnya-dalam-islam-2008046.html}

Macam macam Riba :

 Riba buyu‘ (jual beli)


Dalam riba, ada enam jenis barang yang masuk dalam kategori barang ribawi, yakni
emas, perak, gandum halus, gandum kasar, kurma dan garam.
Ada tiga macam riba dalam kondisi jual beli, yaitu:
1. Riba Fadhl
Jenis riba ini terjadi tatkala terjadi kegiatan jual beli atau pertukaran barang-barang
ribawi namun dengan kadar atau takaran yang berbeda.
2. Riba Yad
Riba yad terjadi saat proses jual-beli barang ribawi maupun non ribawi disertai
penundaan serah terima kedua barang yang ditukarkan, atau penundaan terhadap
penerimaan salah satunya. Riba yad terjadi ketika proses transaksi tidak menegaskan
berapa nominal harga pembayaran. Jadi, saat proses tersebut, tidak ada kesepakatan
sebelum serah terima.
3. Riba Nasi'ah
Riba nasi'ah terjadi tatkala ada proses jual-beli dengan tempo tertentu. Transaksi
tersebut dilakukan dengan dua jenis barang ribawi yang sama namun dengan
penangguhan penyerahan atau pembayaran.
 Riba ad-duyun (hutang piutang)
Dalam kegiatan hutang piutang, ada istilah muqrid dan muqtarid. Muqrid adalah
pemberi hutang, sedangkan muqtarid adalah penerima hutang. Proses ini dikatakan
sebagai riba jika mendatangkan keuntungan bagi si pemberi hutang.
Ada dua macam riba dalam proses hutang piutang, yaitu:
1. Riba Qardh
Riba qardh terjadi ketika ada penambahan yang dihasilkan atas pengembalian pokok
pinjaman yang disyaratkan kepada muqrid (pemberi hutang). Maksudnya, sang
muqrid (pemberi hutang) mengambil keuntungan yang disyaratkan kepada muqtarid
(penerima hutang). Contohnya, seorang rentenir memberi pinjaman 100 juta dengan
syarat bunga 20 persen selama 6 bulan.
2. Riba Jahilliyah
Riba Jahiliyah terjadi ketika ada penambahan hutang melebihi nilai pokok pinjaman
karena muqtarid (penerima hutang) tidak mampu membayar hutangnya tepat
waktu.

Referensi :{ https://www.liputan6.com/citizen6/read/3871518/macam-macam-riba-dan-
pengertiannya-serta-dasar-hukum-yang-wajib-diketahui}

d. Dalam Al-Quran, hukum melakukan riba sudah jelas dilarang Allah SWT. Begitupun
dengan bunga bank, dalam praktiknya sistem pemberian bunga di perbankan konvensional
cenderung menyerupai riba, yaitu melipatgandakan pembayaran. Padahal dalam islam
hukum hutang-piutang haruslah sama antara uang dipinjamkan dengan dibayarkan.

Pandangan ini sesuai dengan penjelasan Syaikh Sholih bin Ghonim As Sadlan. Beliau
menjelaskan dalam kitab fiqihnya yang berjudul “Taysir Al Fiqh”, seorang Mufti Saudi Arabia
bernama Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah mengemukakan bahwa pinjaman
yang diberikan oleh bank dengan tambahan (bunga) tertentu sama-sama disebut riba.

“Secara hakekat, walaupun (pihak bank) menamakan hal itu qord (utang piutang), namun
senyatanya bukan qord. Karena utang piutang dimaksudkan untuk tolong menolong dan
berbuat baik. Transaksinya murni non komersial. Bentuknya adalah meminjamkan uang dan
akan diganti beberapa waktu kemudian. Bunga bank itu sendiri adalah keuntungan dari
transaksi pinjam meminjam. Oleh karena itu yang namanya bunga bank yang diambil dari
pinjam-meminjam atau simpanan, itu adalah riba karena didapat dari penambahan (dalam
utang piutang). Maka keuntungan dalam pinjaman dan simpanan boleh sama-sama disebut
riba.” (Al Fiqh” hal. 398, terbitan Dar Blancia, cetakan pertama, 1424 H).

Referensi : {(Al Fiqh” hal. 398, terbitan Dar Blancia, cetakan pertama, 1424 H).}

Jika kita renungi secara mendalam, sebenarnya ayat diatas telah menjelaskan definisi riba
secara gamblang, dimana riba dinilai sebagai harga yang ditambahkan kepada harta atau
uang yang dipinjamkan kepada orang lain. Apabila mengacu pada ayat ini, jelas bahwa
bunga bank menurut islam merupakan riba.

Referensi :{QS Ar-Rum Ayat 39}

Ulama lain seperti Yusuf Qardhawi, Abu zahrah, Abu ‘ala al-Maududi Abdullah al-‘Arabi dan
Yusuf Qardhawi sepakat jika bunga bank termasuk riba nasiah yang diharamkan oleh Islam.
Maka dari itu, umat Islam tidak dibolehkan bermuamalah dengan bank yang menganut
sistem bunga kecuali dalam kondisi darurat. Keharaman praktik bunga bank juga
diungkapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam Musyawarah Nasional
(Munas) ke-27 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Ijtima’Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia, pada tahun 2003 mereka telah menfatwakan
bahwa pemberian bunga hukumnya haram, baik di lakukan oleh Bank, Asuransi,Pengadilan,
dan Lembaga Keuangan lainnya maupun individu. Selain itu, pertemuan 150 Ulama
terkemuka pada tahun 1965 di konferensi Penelitian Islam, Kairo, Mesir juga menyepakati
bahwa keuntungan yang diperoleh dari berbagai macam jenis pinjaman (termasuk bunga
bank) merupakan praktek riba dan diharamkan.

Referensi :{ https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-bunga-bank-menurut-islam}

Anda mungkin juga menyukai