Makalah Pengantar Manajemen
Makalah Pengantar Manajemen
Makalah Pengantar Manajemen
Nim : 382143008
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang saya buat dengan waktu
yang telah ditentukan.
Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kurang baik dalam segi tulisan maupun kata-kata, oleh karena itu saya mohon
saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan
terutama ilmu saya.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua
untuk kedepannya. Semoga Allah Subhanallahu wa ta’ala membalas kebaikan
kalian semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh
Penulis
Tri buana febri
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan/instansi diperlukan
suatukepemimpinan yang baik, yaitu dengan memanfaatkan atau menggerakkan
sumber-sumber yang tersedia, salah satunya adalah sumber daya manusia agar
tetap loyal, untuk meningkatkan kinerjanya diperlukan kepemimpinan yang baik.
Manajemen Sumber Daya Manusia secara implisit menyamakan manusia dengan
benda yang dapat diatur dan dikelola tidak sepenuhnya salah, tetapi ini mereduksi
hakekat kemanusiaan menjadi sekedar mahkluk yang berdimensi fisik serta
mengabaikan dimensi lainnya seperti sosial emosional, mental dan spiritual.
Ketiga dimensi terakhir disebut ini hanya bisa didekati dengan kepemimpinan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi dan kepemimpinan?
2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
3. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
4. Apakah kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Motivasi dan Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill (Wahjosumidjo 2004)
didefinisikan sebagai sarana pencapaian tujuan yang dimaksudkan dalam
hubungan ini pemimpin merupakan seseorang yang memmiliki suatu program dan
yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan
mempergunakan cara atau gaya terentu. Sehingga kepemimpinan mempunyaui
peranan sebagai kekuatan dinaik yang mendorong, memotivasi dan
mengkoordinirkan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5
member tambahan pemahaman mengenai kepemimpinan yang efektif. Pra
pemeimpi yang memiliki sifat-sifat tertentu dan yang menampilkan perilaku
tenggang rasa (consideration) dan disiplin dalam kerja (structuring) memang lebih
efektif.
Teori Situasional Hersey dan Blanchard, Paul Hersey dan Ken Blanchard telah
mengembangkan sebuah model kepemimpinan yang memperoleh banyah
pengikut setia di kalangan spesialis pengembangan manajemen. Model ini disebut
teori kepemimpinansituasional (situasionla leadership theory). Kepemimpinan
situasional adalh sebuah teori yang kemungkinan berfokus pada para pengikut.
Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan cara memilih gaya kepemimpinan
yang benar. Penekanan pada para pengikut dalam efektivitas kepemimpinan
mencerminkan realitas bahwa para pengikutlah yang menerima atau menolak
pemimpin tersebut. Pada dasarnya SLT menganggap hubungan pemimpin dengan
pengikut dapat disamakan dengan hubungan antara orang tua dan anak di dalam
keluarga. Seperti contoh orang tua melepaskan kendali mereka ketika anak sudah
menjadi leih dewasa dan bertanggung jawab.
Teori Pertukaran Pemimpin dan Anggota, Teori ini menyatakan bahwa karena
tekanan waktu, pemimpin membangun suatu hubungan khusus dengan kelompok
kecil dari para pengikutnya. Mereka membentuk kelompok baru dengan anggota
yang dipercaya. Mereka mendapatkan lebih sedikit waktu dari pemimpin, lebih
sedikit penghargaan dan memiliki hubungan yang didasarkan pada interaksi
formal.
6
B. Motivasi tergadap kinerja karyawan
Hasibuan (2008), motivasi adalah pemberian daya pengerak yang menciptakan
kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahannya,
agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal
yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
7
Apabila kebutuhan pada tingkat bawah telah dipenuhi maka kondisi ini
menimbulkan kebutuhan untuk memenuhi perilaku yang menuntut kebutuhan
yang lebih tinggi. Tingkat kebutuhan terbawah adalah kebutuhan fisiologis atau
kebutuhan untuk hidup terus misalnya kebutuhan untuk makan, tidur, udara dan
sebagainya. Setelah kebutuhan tersebut terpenuhi, maka kebutuhan selanjutnya
adalah kebutuhan keselematan dan keamanan.
Dalam mengukur tingkat motivasi kerja anggota, indicator yang akan diteliti
adalah perilaku anggota yang mencerminkan motivasi mereka dalam melakukan
pekerjaan yang meliputi : kesungguhan dan keseriusan dalam meyelesaikan
pekerjaan tanggung jawab terhadap diri sendiri, atasan dan sesame anggota,
kebutuhan akan prestasi dan hasil kerja yang baik : ketabahan akan kejujuran
dalam bekerja dan keuletan atau kekhawatiran jika menghadapi kegagalan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat
intrinsic adalah mana kala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang
termotivasi, orang tersebut kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan
karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan
seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala
elemen – elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi
factor utama yang membuat seorang termotivasi seperti staus ataupun
kompensasi.
8
hasil kerja. Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil
atu tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut Martoyo, (2007), kinerja karyawan adalah hasil kerja selama periode
tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standart,
target/sasaran atau criteria yang telah disepakati bersama. Kinerja adalah hasil
yang diinginkan dari perilaku kinerja individu merupakan dasar dari kinerja
organisasi. Penilaian kinerja mempunyai peranan penting dalam peningkatan
motivasi ditempat kerja. Penilaian kinerja ini (performance appraisal) pada
dasarnya merupakan factor kunci guna megembangkan suatu organisasi secara
efektifdan efesien. Karyawan menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan
dengan prestasi mereka jika kinerja tidak sesuai dengan standart,maka penilaian
memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan karyawan dan untuk
menyusun rencana peningkatan kinerja.
9
Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi– fungsi
pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Kinerja adalah
Keberhasilan sesorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja mengandung
dua komponen penting yaitu :
Ada 3 (tiga) factor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain :
10
ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat
diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Penilaian
kinerja adalah cara mengukur kontribusi individu (karyawan) kepada organisasi
tempat mereka bekerja.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja. Kompensasi
berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja.Kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Kerja Kompensasi berpengaruh tidak signifikan
terhadap Kepuasan Kerja. Motivasi Kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap
Kepuasan Kerja. Kepemimpinan bepengaruh secara langsung terhadap Kepuasan
Kerja tanpa dimediasi oleh Motivasi Kerja. Kompensasi berpengaruh secara
langsung terhadap Kepuasan Kerja tanpa dimediasi oleh Motivasi Kerja.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan pada
penelitian ini antara lain adalah kepemimpinan yang baik diharapkan dapat lebih
tegas lagi dalam mengambil keputusan dan memberikan dorongan dan semangat
kerja kepada karyawan serta bertanggung jawab setiap ada permasalahan.
Kompensasi yang diberikan perusahaan seharusnya sesuai dengan beban kerja
karyawandan latar belakang pendidikan serta diberikan secara adil.Motivasi kerja
sebaiknya lebih dipertahankan agar karyawan teliti dalam melakukan pekerjaan.
Kepuasan kerja karyawan perlu diperhatikan lagi agar prestasi kerja karyawan
dapat meningkat.
12
DAFTAR PUSTAKA
13