SOP

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

SOP

Pengukur Central Venous Pressure (CVP), Cardio Thoracicindex/Ratio (CTI/CTR),


Mean Arterial Pressure (MAP) , Elektrokardiogram (EKG).

KELOMPOK 5 :

 Brian Sahusilawane (2020081024003)


 Gloriaya Mambrasar (2020081024189)
 Mersi Tetelepta (2020081024008)
 Meri Maria Y. Ukago (20180811024017)
 Winda Puspa Halim (2020081024172)
Pengukur Central Venous Pressure (CVP)
Defenisi :
Central venous pressure (CVP) adalah tekanan yang diukur dalam atrium kanan atau vena central
Tekanan vena ini normal berada dalam rentang +5 to +10 cm H2O (Tekanan vena central merupakan
akibat dari interaksi berbagai faktor, yaituVenous returnRight heart complianceIntra-thoracic pressure,
dan Patient positioningTekanan vena central merupakan cara yang akurat dan reliable dalam memantau
kondisi keseimbangan cairan dan status jantung pasienPeralatan CVP adalah kateter dengan triple
lumen yang dimasukkan di area vena subclaviajugular atau anticubital yang mana ujung kateter
ditempatkan di vena cava atau atrium kanan jantung.
Indikasi :
1. Untuk monitoring tekanan vena sentral pasien dengan kondisi kritis
2. Untuk jalan mengadministrasikan cairan intravena atau darah dalam jumlah banyak sebagai
akibat dari bedah mayor atau shock
3. Menyediakan akses jangka panjang untuk
4. Maintenance hidrasi dan elektrolit
5. Administsi obat berulang seperti antibiotik atau obat cytotoxic
6. Tranfusi darah dan produk darah berulang
7. Pengambilan spesimen darah berulang
8. Untuk administrasi nutrisi total parenteral
Tujuan :
Untuk mengkaji status cairan intravascular pasien
Kompetensi :
Dapat terampil melakukan pengukuran CVP pada pasien pasien krits
Pedoman Penilaian :
pemahaman dan terampil dalam melakukan pengukuran CVP

Prosedur/peleksanaan praktek
Persiapan Persiapan Alat / Bahan

1. Buku panduan
2. Penggaris/Rol
3. Manometer
4. Cairan
5. water pass
6. extension tube
7. three way
8. Bengkok
9. plester
Pelaksanaan Praktikum / Langkah – langkah
a. -Perawat cuci tangan
-Siapkan alat dan bahan Salam terapeutik
-Jelaskan tujuan dan prosedur

b. Persiapan Pasien
-Memberitahu prosedur tindakan pada klien
-Melakukan informed consent Lihat situasi umum pasien

c. Pelaksanaan
1. Posisikan pasien dalam kondisi yang nyaman
2. Pasien bisa diposisikan semi fowler (45)
3. Dekatkan alat-alat ke tubuh pasien
4. Menentukan letak zero point pada pasien. Zero point merupakan suatu titik yang nantinya
dijadikan acuan dalam pengukuran CVPZero point ditentukan dari SIC (spatium inter costa)
ke 4 pada linea midclavicula karena SIC ke 4 tersebut merupakan sejajar dengan letak atrium
kananDari midclavicula ditarik ke lateral (samping) sampai mid axillaDi titik mid axilla itulah
kita berikan tanda.

Gambar 1 : posisi zero point


5. Dari tanda tersebut kita sejajarkan dengan titik nol pada manometer yang ditempelkan pada
tiang infusCaranya adalah dengan mensciajarkan titik tersebut dengan angka 0 dengan
menggunakan waterpassSetelah angka 0 pada manometer sejajar dengan titik SIC ke 4
midaxillamaka kita plester manometer pada tiang infus
6. Setelah berhasil menentukan zero pointkita aktifkan sistem 1 (satu)Caranya adalah dengan
mengalirkan cairan dari sumber cairan (infus) kea rah pasien. Jalur threeway dari sumber
cairan dan ke arah pasien kita bukasementara jalur yang ke arah manometer kita tutup
7. Setelah aliran cairan dari sumber cairan ke pasien lancar, lanjutkan dengan mengaktifkan
sistem 2 (dua)Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan ke arah
manometer. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah manometer dibukasementara
yang ke arah pasien kita tutupCairan yang masuk ke manometer dipastikan harus sudah
melewati angka maksimal pada manometer tersebut
8. Setelah itua ktifkan sistem 3 (tiga)Caranya adalah dengan cara mengalirkan cairan dari
manometer ke tubuh pasienJalur threeway dari manometer dan ke arah pasien dibuka,
sementara jalur yang dari sumber cairan ditutup
9. Amati penurunan cairan pada manometer sampai posisi cairan stabil pada angka/titik
tertentu Lihat dan catat undulasinya Undulasi merupakan naik turunnya cairan pada
manometer mengikuti dengan proses inspirasi dan ekspirasi pasien. Saat
inspirasipermukaan cairan pada manometer akan naiksementara saat pasien ekspirasi
kondisi permukaan cairan akan turunPosisi cairan yang turun itu (undulasi saat klien
ekspirasi) itu yang dicatat dan disebut sebagai nilai CVPNormalnya nilai CVP adalah 5-12
cmH2O.
Nilai CVP yang kurang/rendah artinya pasien dalam kondisi kurang cairan, mendapatkan ventilasi
tekanan negatif, shockdllSedangkan jika nilai CVP pada pasien cenderung tinggi artinya klien mengalami
kelebihan volume cairangagal jantung kanandan pada pasien dengan ventilasi positif.

1. Atur peralatan dan periksa patensi alat CVP


2. Jelaskan prosedur kepada pasien
3. Baringkan pasien pada posisi supinasi datar tanpa bantalbila pasien tidak dapat beradaptasi
dengan posisi datarletakkan bagian kepala dari tempat tidur serendah mungkin dan tandai posisi
tersebut untuk pembacaan nilai CVP berikutnya.
4. Temukan dan tandai titik nol pada atrium kanan yang terletak pada ruang interkostal ke 4 sejajar
dengan garis midaxillaTinggi kepala pasien dan titik nol harus diperhatikan tetap untuk penilaian
yang akurat.

5. Gunakan teknik steril hubungkan manometer CVP ke stopcock threeway sehingga cairan
intravena masuk kedalam manometerAliran yang menuju pasien tertutupManometer harus
terisi setinggi 20 cmH2Onilai normal CVP: +5+10 cm H20.

6. Untuk menentukan pengukuran CVPputar stopcock threeway sehingga cairan mengalir ke arah
pasien (aliran cairan intravena sekarang terbuka)Cairan dari manometer turun sampai tingkat
yang sama dengan tekanan atrium kanan pasien, pada titik ini tingkat cairan naik turun sesuai
dengan irama pernafasan pasien karena perubahan dalam tekanan intra thoraxNilai CVP diambil
ketika pasien ekspirasi (pada titik terendah tekanan intrathorax).

7. Setelah menandai penilaiantutup aliran yang ke manometerdimana aliran ke arah pasien


terbuka.

8. lanjutkan kecepatan tetesan infus sesuai dengan instruksi setelah prosedur.


9. Lakukan pengukuran CVP secara berurutan (konsisten).

Bandingkan gambaran kliniktanda-tanda vital, haluaran urin, tingkat kesadaran dan hematokrit pasien
dengan nilai CVP pasien.
d. Evaluasi
-Waktu prosedur
-Nilai CVP
-Kecepatan aliran intravena
-Tanda-tanda vital dan urine output sebelum dan sesudah prosedur
-Status insersi kateter dan balutannya
- Toleransi pasien terhadap prosedur

CENTRAL VENOUS PRESSURE

Central venous pressure (CVP) adalah tekanan yang diukur dalam atrium kanan atau vena
centralTekanan vena ini normal berada dalam rentang +5 to +10 cm H2O (Tekanan vena central
merupakan akibat dari interaksi berbagai faktoryaituVenous return, Right heart complianceIntra-
thoracic pressuredan Patient positioning. Tekanan vena central merupakan cara yang akurat dan reliable
dalam memantau kondisi keseimbangan cairan dan status jantung pasienPeralatan CVP adalah kateter
dengan triple lumen yang dimasukkan di area vena subclaviajugular atau anticubital yang mana ujung
kateter ditempatkan di vena cava atau atrium kanan jantung.

Indikasi dari pemasangan kateter CVP adalah

1. Untuk monitoring tekanan vena sentral pasien dengan kondisi kritis


2. Untuk jalan mengadministrasikan cairan intravena atau darah dalam jumlah banyak sebagai
akibat dari bedah mayor atau shock
3. Menyediakan akses jangka panjang untuk
a. Maintenance hidrasi dan elektrolit
b. Administsi obat berulang seperti antibiotik atau obat cytotoxic
c. Tranfusi darah dan produk darah berulan
d. Pengambilan spesimen darah berulang
4. Untuk administrasi nutrisi total parenteral

Beberapa hasil yang didapatkan sewaktu, dapat berupa:

Nilai CVP tinggi, dapat disebabkan oleh CHF, cardiac tamponade, atau vasocontriksi dimana volume
darah normal tetapi vascular mengecil, biasanya diakibatkan oleh over-tranfusiNilai nilai. )
CARDIO THORACIC INDEX/RATIO (CTI/CTR)
Definisi :
 Merupakan salah satu pengukuran jantung secara kasar dan mendekati besar jantung yang
sebenarnya indeks tersebut merupakan cara pengukuran jantung yang paling cepat, mudah dan
mendekati kebenaran (Morgan John Caffey)
 Indeks ini patologis bila nilainya lebih dari 1/2
 Menurut Hibbish & Morgan indeks tersebut sebagai corelation coeficient dan nilainya 0,56.
Syarat dilakukannya pengukuran CTR :
Menurut Ungerleider :
1. Posisi penderita tidak boleh miring
2. Foto tidak dalam keadaan ekspirasi
3. Tidak ada kelainan columna vertebralis thoracalis
Perhitungan Cardiothoracic Ratio (CTR) :
Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan CTR nya kita harus membuat
garis-garis yang akan membantu kita dalam perhitungan CTR ini.
1. Buat garis lurus dari pertengahan thorax (mediastinum) mulai dari atas sampai ke bawah
thorax.
2. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kanan dan namakan sebagai titik A.
3. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kiri dan namakan sebagai titik B.
4. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik A dan B.
5. Tentukan titik terluar bayangan paru kanan dan namakan sebagai titik C.
6. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik C dengan garis mediastinum.
7. Perpotongan antara titik C dengan garis mediastinum namakan sebagai titik DJika foto thorax
digambar dengan menggunakan aturan diatas maka akan di dapatkan foto thorax yang sudah di
berigaris seperti di bawah ini : Setelah dibuat garis-garis seperti di atas pada foto
thorax,selanjutnya kita hitung dengan menggunakan rumus perbandingan sebagai berikut:
Ketentuan : Jika nilai perbandingan di atas nilainya 50%(lebih dari/sama dengan 50% maka
dapat dikatakan telah terjadi pembesaran jantung (Cardiomegally)Contoh : Pada sebuah foto
thorax, setelah dibuat garis-garis untuk menghitung Cardiothoracic Ratio, di dapat nilai-nilai
sebagai berikut : Panjang garis A ke B = 10 cm Panjang garis C ke D = 15 cm Dari nilai-nilai di
atas, apakah jantun pada pasien tersebut dapat dikategorikan sebagai Cardiomegally atau
tidak? Jawab : Sesuai dengan rumus perbandingan yang telah dijelaskan, maka kita
Pemantauan Mean Arterial Pressure (MAP)
Subkatagori : Sirkulasi
Katagori : Fisiologis
Defenisi : Mengumpulkan dan menganalisis data tekanan arteri rata-rata
selama satu siklus. Denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran tekanan
darah sistol dan diastol.
Diagnosis Keperawatan :
1. Penurunan Curah Jantung
2. Risiko Penurunan Curah Jantung
3. Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
4. Perfusi Perifer Tidak efektif
5. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
6. Gangguan Sirkulasi Spontan
7. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
8. Hipovolemia
9. Risiko Hipovolemia
10. Risiko Syok
11. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
12. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Luaran Keperawatan :
1. Curah Jantung Mehingkat
2. Perfusi Miokard Meningkat
3. Perfusi Perifer Meningkat
4. Sirkulasi Spontan Meningkat
5. Status Cairan Membaik
6. Tingkat Syok Menurun
7. Kapasitas Adaptif Intrakranial Meningkat
8. Perfusi Serebral Meningkat
Prosedur :
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap,
tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan, jika perlu
b. Spigmomanometer
c. Stetospkop
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Lakukan pengukuran tekanan darah
6. Hitung MAP dengan rumus (TDS + 2TDD)/3 atau TDD + 1/3 (TDS-TDD)
7. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
8. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
9. Atur interval pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
10. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
11. Dokumentasikan hasil pemantauan
Perekaman Elektrokardiogram (EKG) 12 Sadapan
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
Definisi :
Memasang elektroda pada area tertentu pada ektremitas dan dada untuk
mendapatkan sadapan potensial listrik yang dihasilkan oleh aktivitas jantung.
Diagnosis Keperawatan :
1. Penurunan Curah Jantung
2. Gangguan Sirkulasi Spontan
3. Risiko Penurunan Curah Jantung
4. Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
5. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
6. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
7. Intoleransi Aktivitas
8. Risiko Intoleransi Aktivitas
Luaran Keperawatan :
1. Curah Jantung Meningkat
2. Sirkulasi Spontan Meningkat
3. Perfusi Miokard Meningkat
4. Keseimbangan Elektrolit Meningkat
5. Toleransi Aktivitas Meningkat
Prosedur :
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau
nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Mesin EKG
b. Elektroda dada (prekordial) dan ektremitas
c. Alcohol swab
d. Jel
e. Tisu
f. Sampiran/tirai
g. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin
6. Jaga privasi pasien
7. Bersihkan permukaan kulit di pergelangan tangan dan kaki serta dada
8. Berikan jeli secukupnya pada area yang akan dipasangi elektroda
9. Sambungkan kabel dengan manset elektroda ektremitas
10. Pasang manset elektroda ektremitas pada pergelangan tangan dan kaki:
a. Kabel RA dengan elektroda di pergelangan tangan kanan
b. Kabel LA dengan elektroda di pergelangan tangan kiri
c. Kabel LF (atau LL) dengan elektroda di pergelangan kaki kiri
d. Kabel RF (atau LF, N) dengan elektroda di pergelangan kaki kanan
11. Sambungkan kabel dengan elektroda dada
12. Pasang balon elektroda pada dada:
a. C1: Ruang interkosta IV tepi sternal kanan
b. C2: Ruang interkosta IV tepi sternal kiri
c. C3: Pertengahan C2 dan C4
d. C4: Ruang interkosta V kiri di garis midklavikula
e. C5: Ruang interkosta V kiri di garis aksila anterior
f. C6: Ruang interkostal V kiri di garis mid-aksila
13. Nyalakan mesin EKG dan operasikan mesin EKG sesuai petunjuk penggunaan mesin
14. Anjurkan bernapas normal dan tidak bergerak serta tidak berbicara saat perekaman
15. Lakukan perekaman jantung
16. Matikan mesin EKG
17. Lepaskan elektroda pada dada dan ekstemitas
18. Bersihkan dada dan ekstremitas
19. Tuliskan identitas atau tempelkan label identitas pasien pada kertas EKG
20. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
21. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
22. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

Anda mungkin juga menyukai