Modul Praktikum Koperasi Dan Kelembagaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MODUL PRAKTIKUM

KOPERASI DAN KELEMBAGAAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
PRAKTIKUM KOPERASI DAN KELEMBAGAAN
I
1.1 Pengertian Kelembagaan Agribisnis

Kelembagaan, institusi, pada umumnya lebih diarahkan kepada organisasi/kelompok


masyarakat, wadah, atau pranata. Organisasi berfungsi sebagai wadah atau tempat,
sedangkan pengertian lembaga mencakup juga aturan main, norma, etika, sikap, dan
tingkah laku seseorang atau suatu organisasi atau suatu sistem. Terdapat 2 jenis
kelembagaan, yaitu kelembagaan formal dan kelembagaan informal.
Sedangkan agribisnis adalah bisnis (usaha komersial) di bidang pertanian dalam arti
luas yang membentuk suatu sistem yang memiliki beberapa komponen sub sistem yang
saling menunjang, antara lain :
1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan
sumberdaya manusia.
2. Subsistem budidaya dan usaha tani.
3. Subsistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri
4. Subsistem pemasaran hasil pertanian, dan
5. Subsistem penunjang yang membantu dalam kelancaran aktivitas di setiap subsistem.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelembagaan agribisnis
adalah badan, organisasi, atau norma-norma baik formal maupun informal yang
dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait
erat dengan penghidupan dari bidang pertanian dalam arti luas. Dimana, setiap lembaga
yang terdapat di masing-masing subsistem agribisnis ini memiliki peran untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat serta dapat mempengaruhi kinerja ekonomi baik pada
tataran makro dan mikro.
Kelembagaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan
agribisnis, mengingat rangkaian kegiatan yang terkait dalam sistem agribisnis tersebut di
atas digerakkan oleh berbagai kelembagaan. Kelembagaan yang dimaksud adalah
kelembagaan yang berupa tradisi baru yang cocok dengan tuntutan industrialisasi atau
organisasi yang mampu menghasilkan ragam produk yang dapat memanfaatkan dan
mengembangkan keunggulan komparatif atau keunggulan kompetitif. Untuk lebih
mengenal kelembagaan yang terkait dalam sistem agribisnis, berikut ini akan disajikan
berbagai bentuk kelembagaan yang terkait dalam sistem agribisnis, antara lain :
1. Kelembagaan Sarana Produksi
Kelembagaan sarana produksi merupakan kelembagaan ekonomi yang bergerak di
bidang produksi, penyediaan dan penyaluran sarana produksi seperti: BUMN, Koperasi
Unit Desa (KUD) dan usaha perdagangan swasta. Kelembagaan ini pada umumnya
melakukan usaha dalam produksi, perdagangan/pemasaran sarana produksi seperti
pupuk, pestisida, dan benih yang diperlukan petani.
2. Kelembagaan Usaha Tani/Produksi
Kelembagaan agribisnis yang bergerak di bidang usaha tani/ produksi meliputi: 1)
Rumah tangga petani sebagai unit usaha terkecil di bidang tanaman pangan dan
hortikultura; 2) Kelembagaan tani dalam bentuk kelompok tani, dan 3) kelembagaan
usaha dalam bentuk perusahaan budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
3. Kelembagaan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Kelembagaan yang terkait dengan pasca panen dan pengolahan hasil ini dapat
dibedakan antara lain: 1) Kelembagaan yang melakukan usaha di bidang pasca panen
meliputi: Usaha jasa perontokan, Usaha pengemasan, sortasi, grading yang dilakukan
oleh pedagang dan sebagainya; 2) Kelembagaan usaha di bidang pengolahan
(agroindustri) seperti perusahaan penggilingan industri tepung tapioka, industri kecap,
dan sebagainya.
4. Kelembagaan Pemasaran Hasil
Kelembagaan pemasaran meliputi kelembagaan yang terkait dalam sistem
tataniaga hasil pertanian sejak lepas dari produsen sampai ke konsumen. Bidang
pemasaran hasil Pertanian dapat juga bertugas menyelenggarakan pembinaan, fasilitasi
dan pengembangan penanganan pasca panen, pengolahan, pemasaran hasil pertanian
tanaman pangan, hortikultura dan peternakan. Contoh dari kelembagaan pemasaran
tersebut adalah asosiasi pemasaran hasil tanaman pangan dan hortikultura, tengkulak,
pedagang pengecer, pedagang pengumpul, dan perusahaan ekspor.
5. Kelembagaan Jasa Layanan Pendukung
Diantara banyak kelembagaan jasa pendukung ada beberapa yang dianggap
penting, antara lain: kelembagaan di bidang permodalan (bank, asuransi, koperasi),
lembaga penelitian, lembaga penyuluhan, lembaga pengembangan IPTEKS,
pemerintah, dll.

1.2 Jenis Badan Usaha


Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan
perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha
adalah lembaga, sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola
faktor-faktor produksi.
Pengembangan agribisnis harus berdasarkan asas ‘keberlanjutan’ yakni, mencakup
aspek ekologis, sosial dan ekonomi. Dalam hal ini diperlukan suatu wadah yang sesuai
untuk merealisasikan pembangunan yang berasaskan ‘keberlanjutan’ yaitu suatu organisasi
dalam setiap skala usaha agribisnis. Adapun macam-macam organisasi utama dalam
agribisnis sesuai dengan bentuk dasar usahanya sebagai berikut: perusahaan perseorangan,
persekutuan, perseroan, koperasi.
1. Perusahaan Perseorangan atau Individu (Single Proprietorship)
Perusahaan perseorangan merupakan organisasi yang dimiliki dan dikendalikan
oleh 1 orang. Usaha yang dijalankan cenderung merupakan bisnis yang kecil. Contoh
perusahaan perseorangan : toko beras, toko pertanian, pedagang pengepul, tengkulak,
pedagang pengecer, dan lain-lain.
Adapun keunggulan dari perusahaan perorangan, antara lain:
a. Mudah dalam pembentukannya
b. Kendali penuh dipegang oleh pemilik
c. Seluruh keuntungan dinikmati sendiri
Sedangkan kelemahan dari perusahaan perorangan yaitu :
a. Jumlah modal terbatas
b. Kewajiban pajak melekat pada pemilik
c. Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri.
2. Perusahaan / Badan Usaha Persekutuan / Partnership
Perusahaan persekutuan (partnership) adalah badan usaha yang dimiliki oleh dua
orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis.
Jadi perusahaan persekutuan merupakan asosiasi atau perhimpunan dari dua orang atau
lebih sebagai pemilik bisnis. Terlepas dari kenyataan bahwa persekutuan melibatkan
lebih dari satu orang, persekutuan sama seperti perusahaan perorangan. Persekutuan
dapat didasarkan pada perjanjian tertulis atau lisan, atau kontrak antara kelompok yang
terlibat. Persekutuan merupakan bentuk organisasi bisnis yang paling sederhana di mana
sejumlah orang mengumpulkan sumber daya dan bakatnya demi keuntungan bersama.
Dalam perusahaan persekutuan tidak ada batasan untuk orang dari luar untuk masuk
menjadi anggota.
Keunggulan dari perusahaan persekutuan antara lain yaitu:
a. Mudah pembentukannya
b. Biasanya dapat menghimpun modal dengan lebih mudah
c. Karyawan persekutuan memiliki motivasi yang relatif tinggi
d. Sangat sedikit pengeluaran yang dibutuhkan walaupun perlu diminta bantuan
pengacara yang baik untuk menggambarkan perjanjian persekutuan
Selain itu kelemahan dari perusahaan persekutuan yaitu:
a. Kewajiban yang tidak terbatas (persekutuan umum)
b. Anggota persekutuan biasanya terbatas
c. Sulit menentukan bagian (andil) anggota sekutu apabila ada yang keluar
Pada dasarnya ada dua jenis persekutuan. Kedua jenis dari persekutuan tersebut
yaitu :
a. Persekutuan umum
 hak dan kewajiban masing2 sekutu sama tanpa memperhitungkan persentase
modal yang ditanamkan
b. Persekutuan terbatas
 sekutu boleh menyetor uang atau modal tanpa mengharuskan kewajiban hukum
penuh, kewajiban sekutu terbatas, biasanya hanya terbatas sebesar jumlah yang
diinvestasikan secara pribadi dalam bisnis
 Contoh : firma, CV (Commanditaire Vennotschaap)
3. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum
resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya
berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di
dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat
menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan
PT dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan
lainnya.
Keunggulan dari perusahaan Perseroan Terbatas antara lain :
a. Pemegang saham tdk menanggung hutang organisasi secara pribadi
b. Memungkinkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
c. Menjamin tersedianya karyawan yang trampil dan bermotivasi tinggi
d. Mendorong loyalitas yang tinggi terhadap karyawan
e. Pemindahan kepemilikan mudah
f. Relatif mudah meningkatkan modal
g. Bersifat abadi  kematian, pengunduran diri dan pensiun pada pemegang saham
memiliki pengaruh kecil terhadap keberlangsungan perseroan.
Sedangkan kelemahan dari perusahaan Perseroan Terbatas yaitu :
a. Pajak berganda pada pajak penghasilan (pph) dan pajak deviden
b. Setelah dividen dibagi kpd pemegang saham , dikenakan pajak penghasilan atas
nama pribadi
c. Lebih ketat diawasi
4. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan.
Organisasi Buruh Sedunia (Intemational Labor Organization/ILO), dalam resolusinya
nomor 127 yang dibuat pada tahun 1966, membuat batasan mengenai ciri-ciri utama
koperasi yaitu:
a. Merupakan perkumpulan orang-orang;
b. Yang secara sukarela bergabung bersama;
c. Untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama;
d. Melalui pembentukan organisasi bisnis yang diawasi secara demokratis
e. Yang memberikan kontribusi modal yang sama dan menerima bagian resiko dan
manfaat yang adil dari perusahaan di mana anggota aktif berpartisipasi
Fungsi dari didirikannya koperasi antara lain yaitu:
a. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia.
b. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia.
c. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia.
d. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi
Selain memiliki fungsi seperti tersebut di atas, koperasi di dalam pendiriannya
juga memiliki peran dan fungsi. Adapun peran dan fungsi dari koperasi itu antara lain
yaitu :
a. Meningkatkan taraf hidup sederhana masyarakat Indonesia.
b. Mengembangkan demokrasi ekonomi di Indonesia.
c. Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan,
membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.
Jenis-jenis koperasi dapat digolongkan kedalam beberapa bentuk. Terdapat
beberapa penggolongan dari koperasi. Penggolongan dari koperasi dapat dilakukan
antara lain yaitu menurut sifat usahanya. Menurut sifat usahanya, koperasi dibedakan
menjadi empat macam sebagai berikut.
1) Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang mengusahakan kebutuhan sehari-hari,
misalnya barang-barang pangan (seperti beras, gula, garam, dan minyak goreng), barang-
barang sandang (seperti kain batik, tekstil), barang-barang pembantu keperluan sehari-hari
(seperti sabun, minyak tanah, dan lain-lain). Tujuan koperasi konsumsi adalah agar
anggota-angggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik
dan harga yang layak.
2) Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi
pembuatan dan penjualan barang-barang, baik yang dilakukan oleh koperasi organisasi
maupun orang-orang yang mampu menghasilkan suatu barang dan jasa-jasa. Dengan
demikian, dapat meningkatakan taraf kesejahteraan anggota. Orang-orang tersebut
adalah kaum buruh dan kaum pengusaha. Misalnya Peternak Sapi Perah, Koperasi
Kerajinan Banbu dan Rotan, serta Koperasi Pertanian.
3) Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam
Koperasi kredit didirikan guna menolong anggota denagn meminjamkan uang
secara kredit dengan bunga ringan. Uang itu dimaksud untuk tujuan produksi. Oleh
karena itu, disebut koperasi kredit.Untuk memberikan pinjaman, koperasi memerlukan
modal. Modal utama koperasi kredit berasal dari simpanan anggota sendiri. Uang
simpanan yang dikumpulkan bersama-sama itu dipinjamkan kepada anggota yang
memerlukan. Oleh karena itu, koperasi kredit lebih tepat disebut kperasi simpan
pinjam.Tujuan koperasi kredit adalah saling membantu, memperbaiki keadaan
ekonomi, atau kesejahteraan anggota. Adapun cara koperasi kredit dalam membantu
keadaan ekonomi anggota sebagai berikut : (a )membantu keperluan kredit para
anggota, yang sangat membutuhkan denagn syarat-syarat yang ringan, (b) Mendidik
kepada para anggota, supaya giat menympan secara teratur, sehingga membentuk modal
sendiri, (c) Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatan mereka, (d) Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
4) Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu
bagi para anggota maupun masyarakat umum.

Tujuan Praktikum
Mengetahui macam-macam kelembagaan di dalam agribisnis baik formal
maupun informal.
Teknis Pelaksanaan praktikum
1. Buatlah kelompok yang terdiri 3-4 mahasiswa
2. Masing-masing kelompok melakukan identifikasi kelembagaan yang terdapat di
masing- masing subsistem dalam agribisnis.
3. Berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan, praktikan dengan alokasi waktu
3-6 hari.
4. Masing-masing kelompok mengisi form berikut ini:
Modul Praktikum Koperasi dan Kelembagaan
9

Tabel 1. Form Identifikasi Jenis Kelembagaan dalam Agribisnis


Subsistem
No Nama Lembaga Jenis Badan Usaha Aktivitas Ekonomi yang dilakukan
Agribisnis
1 Subsistem 1. Lembaga Formal :
Hulu a. ........................... a. ...................................................................................................
a. .....................................................
b. ...........................
b. ...........................................................................................
b. ..................................................... c. ...........................
c. ...........................................................................................
c. .....................................................
a. ...........................
2. Lembaga Informal :
b. .......................... a. ............................................................................................
a. .....................................................
c. .......................... b. ...........................................................................................
b. .....................................................
c. ...........................................................................................
c. .....................................................
2 Subsistem 3. Lembaga Formal :
on-farm a. ........................... a. ...................................................................................................
a. .....................................................
b. ...........................
b. ...........................................................................................
b. ..................................................... c. ...........................
c. ...........................................................................................
c. .....................................................
a. ...........................
4. Lembaga Informal :
b. .......................... a. ............................................................................................
a. .....................................................
c. .......................... b. ...........................................................................................
b. .....................................................
c. ...........................................................................................
c. .....................................................
Modul Praktikum Koperasi dan Kelembagaan
10

Subsistem
No Nama Lembaga Jenis Badan Usaha Aktivitas Ekonomi yang dilakukan
Agribisnis
3 Subsistem 1. Lembaga Formal :
Pengolahan a. ........................... a. ...................................................................................................
a. .....................................................
b. ...........................
b. ...........................................................................................
b. ..................................................... c. ...........................
c. ...........................................................................................
c. .....................................................
a. ...........................
2. Lembaga Informal :
b. .......................... a. ............................................................................................
a. .....................................................
c. .......................... b. ...........................................................................................
b. .....................................................
c. ...........................................................................................
c. .....................................................
4 Subsistem 1. Lembaga Formal :
Pemasaran a. ........................... a. ...................................................................................................
a. .....................................................
b. ...........................
b. ...........................................................................................
b. ..................................................... c. ...........................
c. ...........................................................................................
c. .....................................................
a. ...........................
2. Lembaga Informal : b. ...........................
a. ............................................................................................
c. ...........................
a. .....................................................
b. ...........................................................................................
b. .....................................................
c. ...........................................................................................
c. .....................................................
Modul Praktikum Koperasi dan Kelembagaan

Subsistem
No Nama Lembaga Jenis Badan Usaha Aktivitas Ekonomi yang dilakukan
Agribisnis
5 Subsistem 1. Lembaga Formal :
Penunjang a. ........................... a. .......................................................................................
a. .....................................................
b. ...........................
b. .......................................................................................
b. ..................................................... c. ...........................
c. ........................................................................................
c. .....................................................
a. ...........................
2. Lembaga Informal : b. ...........................
a. ......................................................................................
c. ..........................
d. .....................................................
b. .......................................................................................
e. .....................................................
c. .......................................................................................
f. .....................................................

ACC Asisten
Tgl
Modul Praktikum Ekonomi Kelembagaan

PRAKTIKUM KOPERASI DAN KELEMBAGAAN


II
Pertanian di Indonesia banyak terletak di daerah pedesaan dengan kultur budaya/adat
istiadat yang berbeda di masing-masing daerah meskipun tak jarang terjadi kemiripan. Di
Indonesia, masih banyak adat istiadat yang masih melekat di tiap daerah. Adat istiadat
inilah yang termasuk ke dalam kelembagaan lokal/asli. Pemahaman terhadap konsep
kelembagaan sejauh ini lebih terpaku oleh organisasi, baik organisasi formal maupun
informal. Padahal, kelembagaan juga dapat berupa kumpulan norma, etika, tata aturan, tata
kesopanan, dan adat istiadat yang diformalkan atau dalam bentuk informal.
Dalam konteks kelembagaan pertanian, pemahaman mengenai terminologi “lokal”
diintrepetasikan sebagai sesuatu yang memiliki karakteristik tersendiri yang berkaitan
dengan kondisi setempat, sehingga banyak praktik-praktik sistem pertanian dikaitkan
dengan kondisi lingkungan setempat yang hal ini tidak terjadi secara otomatis.
Kelembagaan lokal merupakan pranata sosial tingkat lokal yang berdiri di antara individu
dalam kehidupan peribadinya dengan lingkungannya, yang ternyata tidak hanya berperan
mengatur tata kehidupan masyarakat saja, akan tetapi juga mempunyai peranan yang sangat
penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat.
Kelembagaan lokal memiliki manfaat, fungsi, dan tujuan. Tiap kelembagaan
memiliki tujuan tertentu, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki pola perilaku
tertentu serta nilai-nilai dan norma yang sudah disepakati yang sifatnya khas. Tiap
kelembagaan dibangun untuk satu fungsi tertentu yang memiliki tradisi tertulis atau tidak
tertulis. Tujuan tersebut untuk mengatur antar hubungan yang diadakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang paling penting. Sedangkan manfaatnya adalah untuk mengatur
masyarakat dalam kehidupan sosial. Kemudian fungsi dan kelembagaan itu sendiri yaitu :
1. Memberi pedoman berperilaku pada individu/masyarakat
2. Menjaga keutuhan
3. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan kontrol sosial dan memenuhi
kebutuhan pokok manusia/masyarakat.
Potensi kelembagaan masyarakat lokal, termasuk di dalamnya kelembagaan
komunitas petani, dicirikan oleh keberadaan sikap kepemimpinan (leadership), tata
peraturan dan norma sosial, serta struktur dan peran kelembagaan serta toleransi sosial
masyarakat dan kelembagaan dalam tatanan sosial setempat. Bila suatu kelembagaan, baik
dalam bentuk organisasi maupun dalam bentuk norma dan pranata sosial lainnya, dinilai
tidak mampu melayani kebutuhan masyarakat, kelembagaan tersebut akan kehilangan
posisinya dalam pranata sosial setempat, perlahan-lahan mati, berangsur-angsur
menyesuaikan diri dengan dinamika masyarakat, atau digantikan oleh kelembagaan baru
yang sesuai dengan dinamika masyarakat.
Contoh kelembagaan lokal dalam sistem pertanian di salah satu daerah di Indonesia
yang masih ada yaitu kelembagaan Subak yang menjadi bagian budaya masyarakat Bali.
Modul Praktikum Ekonomi Kelembagaan

Subak merupakan suatu lembaga terstruktur lintas-aspek yang berbentuk organisasi formal
di berbagai hierarki administrasi dari tingkat tempek (kelompok tani) sampai ke tingkat
organisasi pemerintah kabupaten (sedahan agung) dengan melibatkan norma adat dan
keagamaan. Subak merupakan suatu gambaran lengkap interaksi positif antara aspek politis
pemerintahan, norma, adat, keagamaan serta aspek teknis dan teknologi pertanian.
Kegiatan bertani yang melibatkan berbagai aspek inter-sektor seperti demikian
meningkatkan kohesi sosial di lingkungan masyarakat petani Bali sehingga upaya
diseminasi inovasi dapat dilaksanakan secara lebih lancar. Setiap segmen kegiatan
usahatani padi sawah di Bali selalu disertai ritual tertentu sebagai bagian dari norma sosial
dan rambu-rambu keagamaan sekaligus didukung oleh kebijakan politik pembangunan
pemerintah. Dari contoh tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sistem pertanian yang
dilakukan masih menjadi bagian dari budaya masyarakat Bali yang biasanya diwariskan
secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi.

Tugas Praktikum Masing-Masing Kelompok :


1. Mencari artikel ilmiah/buku/video mengenai sistem pertanian di tiap-tiap daerah di
Indonesia berdasarkan kearifan lokal.
2. Review salah satu daerah yang masih menerapkan kelembagaan pertanian berbasis
kearifan lokal.
3. Buatlah hasil review dengan sistematika sebagai berikut :
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
II. Tinjauan Pustaka
2.1. Pengertian Kearifan Lokal
2.2. Nilai-Nilai Kearifan Lokal
2.3. Kelembagaan Pertanian Berbasis Kearifan Lokal
III. Pembahasan
3.1. Kondisi Pertanian di Daerah
3.2. Kondisi Sosial, Budaya, Ekonomi Masyarakat
3.3. Macam-Macam Kelembagaan lokal di Daerah
3.4. Sistem Pertanian yang Berlangsung Berdasarkan Kearifan Lokal

IV. Kesimpulan
1. Tugas dikerjakan secara berkelompok, ditulis tangan di kertas A4.
2. Asistensi tugas sesuai waktu yang telah disepakati
3. Tugas dipresentasikan dan didiskusikan di kelas pada pertemuan praktikum ke-3.
4. Tugas yang telah dipresentasikan dan didiskusikan segera di revisi sesuai saran
kemudian dikumpulkan berupa Hard copy.
Modul Praktikum Ekonomi Kelembagaan

ACC Asisten
Tgl
Modul Praktikum Ekonomi Kelembagaan

PRAKTIKUM KOPERASI DAN KELEMBAGAAN


III
1. Konsep Kelembagaan Ekonomi Petani
Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) adalah kelembagaan petani baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang memiliki kegiatan usahatani dari hulu
sampai hilir di sektor pertanian yang ditumbuh-kembangkan oleh, dari, dan untuk petani
guna meningkatkan skala ekonomi yang menguntungkan dan efisiensi usaha. Berdasarkan
amanat UUD 1945 pasal 33 (mengenai perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial)
dan UU Nomor 19 Tahun 2013 Pasal 69, Pasal 80 ayat 2 (mengenai kelembagaan ekonomi
petani), salah satu upaya pemerintah untuk memberdayakan petani dengan pengembangan
kapasitas kelembagaan petani untuk meningkatkan kelembagaannya menjadi kelembagaan
ekonomi yang dapat meningkatkan skala ekonomi, efisiensi usaha, dan posisi tawar.
Saat ini, usaha petani di Indonesia masih dalam skala kecil dan tidak memenuhi skala
ekonomi, maka dari itu diperlukan kelembagaan petani dengan manajemen bisnis yang
baik, modern, dan efisien sehingga memiliki daya saing serta memperoleh keuntungan
yang memadai bagi anggotanya melalui kelembagaan ekonomi petani (KEP). Dengan skala
usaha yang menguntungkan, diharapkan bisa mendatangkan investasi dan menumbuhkan
para enterpreneur muda melalui pengelolaan secara bersama dan sinergi antara pelaku
usaha hulu dan hilir serta dukungan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
yang cepat kepada petani.
BPP sebagai lembaga penyuluhan di Kecamatan wajib mengawal dan melakukan
supervisi kepada penyuluh yang melakukan pendampingan di wilayah kerjanya, serta
melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas program baik di lingkup lingkungan
Kementerian Pertanian maupun dengan program Kementerian lainnya. Pengembangan
pengetahuan inovasi teknologi di wilayah KEP juga dapat dilakukan melalui
pendampingan oleh penyuluh, peneliti, atau akademisi.
Contoh KEP di Indonesia yaitu kelompok tani, Gapoktan, Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis (LKM-A), Badan Usaha Milik Petani (BUMP), Koperasi Tani (Koptan),
Kelompok Usaha Bersama (KUB), dan lain-lain.
Modul Praktikum Ekonomi Kelembagaan

Tugas Praktikum
1. Masing-masing kelompok mencari dan memilih satu contoh real Kelembagaan
Ekonomi Petani (KEP) yang ada di Indonesia. Contoh KEP dapat diambil
berdasarkan informasi di sekitar daerah anda, jurnal, buku, acara berita, video
youtube, atau artikel ilmiah lainnya (masing-masing kelompok tidak sama).
2. Jelaskan secara rinci kegiatan atau aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh KEP
mulai dari hulu hingga hilir.
3. Cantumkan lembaga-lembaga yang berperan dalam pengembangan KEP tersebut
dan jelaskan perannya.
4. Kritisi kondisi KEP tersebut dan berikan tanggapan anda atau saran yang
mendukung untuk keberhasilan KEP tersebut.
ACC Asisten
Tgl

PRAKTIKUM KOPERASI DAN KELEMBAGAAN


IV
Keuangan Agribisnis

Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha pertanian.
Namun, dalam operasional usahanya tidak semua petani memiliki modal yang cukup.
Aksesibilitas petani terhadap sumber-sumber permodalan masih sangat terbatas, terutama
bagi petani-petani yang menguasai lahan sempit yang merupakan komunitas terbesar dari
masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak jarang ditemui bahwa kekurangan biaya
merupakan kendala yang menjadi penghambat bagi petani dalam mengelola dan
mengembangkan usaha tani.
Modal merupakan penggerak pokok bagi pengembangan usaha. Dalam usahatani,
kredit pertanian merupakan salah satu faktor pelancar pembangunan pertanian (Mosher,
1978). Menurut Ashari (2009), modal dapat: (1) membantu petani kecil dalam mengatasi
keterbatasan modal dengan bunga relatif kecil, dan (2) mengurangi ketergantungan petani
pada pedagang perantara dan pelepas uang.
Ketersediaan modal bagi pelaku usaha pertanian merupakan keharusan. Fungsi modal
tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi, tetapi juga berperan dalam peningkatan
kapasitas petani dalam mengadopsi teknologi seperti benih bermutu, pupuk, alat-alat
pertanian, dan teknologi pasca panen.
Modul Praktikum Ekonomi Kelembagaan

Pada umumnya, lembaga keuangan di pedesaan dapat dibedakan dalam 3 jenis


(Yustika, 2015), antara lain :
1. Lembaga keuangan formal
Lembaga keuangan formal biasanya secara operasional diatur dalam undang-undang
(UU) perbankan dan disupervisi oleh bank sentral. Lembaga keuangan tersebut bisa
bank pemerintah maupun swasta.
Contoh : BRI (Bank Rakyat indonesia), BNI (Bank Negara Indonesia)
Modul Praktikum Ekonomi Kelembagaan

2. Lembaga keuangan semi-formal


Bank semi-formal adalah perbankan yang tidak diatur dalam UU tetapi disupervisi
dan diregulasi oloeh agen (lembaga) pemerintah selain bank sentral.
Contoh : BKD (Badan Kredit Desa), LDKP (Lembaga Dana Kredit Desa), dan
KUD (Koperasi Unit Desa).

3. Lembaga keuangan informal


Lembaga keuangan informal adalah lembaga yang menjalankan fungsi lembaga
keuangan namun tidak berlandaskan kekuatan hukum. Lembaga keuangan informal
beroperasi di luar regulasi dan supervisi lembaga pemerintah (negara). Lembaga ini
berisi kegiatan yang benar-benar di luar kelembagaan keuangan resmi, yang sering
kali tidak tercatat. Di Indonesia lembaga-lembaga ini terutama beroperasi di
pedesaan atau masyarakat kelompok bawah. Umumnya prosedur dan perjanjian
peminjaman amat cepat, sederhana dan berdasarkan perjanjian lisan atau tertulis
yang sederhana. Dengan karakter yang fleksibel, biasanya lembaga keuangan
informal ini memiliki daya tahan yang kuat untuk hidup di wilayah perdesaan.
Contoh : sistem riba dan ijon (rentenir, pedagang perantara)

Tugas Praktikum
1. Setiap kelompok mencari salah satu contoh lembaga keuangan yang real pada
masing- masing lembaga keuangan formal, semi-formal, dan informal.
2. Uraikan secara rinci gambaran umum lembaga, visi-misi, dan bentuk layanan
permodalan/perkreditan dimasing-masing lembaga.
3. Bandingkan ketiga lembaga tersebut, menurut kelompok anda jasa layanan
permodalan mana yang lebih menguntungkan bagi petani. Mengapa?
4. Kritisi hal-hal yang berkaitan dengan layanan permodalan, apakah layanan
permodalan menguntungkan atau merugikan petani.
ACC Asisten
Tgl
Modul Praktikum Ekonomi Kelembagaan

Anda mungkin juga menyukai