Implementasi Kebijakan
Implementasi Kebijakan
Implementasi Kebijakan
OLEH :
JAKA KELANA
NIM. 2011041
2022
“KEBIJAKAN PUBLIK PUSAT PENELITIAN DAN PENERTIBAN LEMBAGA
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT”.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul ini dirancang sebagai pola dasar desain pengelolaan forum tatap muka di
kelas, sehingga didalamnya akan ditemui rancangan langkah-langkah dan skenario
yang diantisipasi akan terjadi di kelas. Mengingat modul ini dirancang untuk sebuah
perkuliahan yang memiliki misi tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis tetapi
juga kemampuan praktis, maka metode simulasi akan banyak digunakan dalam sesi-
sesi mata kuliah ini. Ide yang mendasari dan dituangkan dalam modul ini muncul
sebagai hasil pergulatan keilmuan dan diskusi dari semua pihak dalam pembelajaran
dan semoga modul ini bermanfaat untuk memunculkan para ahli kebijakan yang
mampu membangun sebuah kebijakan yang kuat secara keilmuan sekaligus memiliki
relevansi praktis dengan situasi yang dihadapi.
B. Tujuan Pembelajaran
Secara terperinci tujuan pembelajaran mata kuliah kebijakan publik secara khusus
adalah :
C. Peta Konsep
Studi kebijakan publik tumbuh begitu pesat, tentunya hal ini memunculkan pemikiran
atau paradigma dari keilmuan tersebut. Adapun penyebab perkembangan yang
pesat ini antara lain :
A. Pengantar
Saat ini kebijakan publik merupakan salah satu cabang ilmu yang berkembang cukup
pesat sejalan dengan kebutuhan masyarakat khususnya sektor public. Kebijakan
public merupakan cabang studi yang bersifat multidisiplin dan membutuhkan
kontribusi-kontribusi ilmu dalam kenyataan sehari-hari. Mempelajari kebijakan publik
pada dasarnya adalah berusaha menggambarkan, menganalisis dan menjelaskan
secara cermat berbagai sebab dan akibat dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah. Dengan mempelajari kebijakan publik maka kita dapat memahami isi
kebijakan publik/kebijakan pemerintah, menilai dampak dari kekuatan-kekuatan
lingkungan, menganalisa akibat dari pengaturan berbagai kelembagaan, proses-
proses politik , meneliti akibat kebijakan publik terhadap sistem politik dan evaluasi
dampak kebijakan terhadap negara. Kebijakan publik merupakan salah satu kajian
yang menarik di dalam ilmu politik. Meskipun demikian, konsep mengenai kebijakan
publik lebih ditekankan pada studi-studi mengenai administrasi negara. Artinya
kebijakan publik hanya dianggap sebagai proses pembuatan kebijakan yang
dilakukan oleh negara dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Secara umum,
kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai sebuah kebijakan atau keputusan yang
dibuat oleh pihak berwenang (dalam hal ini pemerintah) yang boleh jadi melibatkan
stakeholders lain yang menyangkut tentang publik yang secara kasar proses
pembuatannya selalu diawali dari perumusan sampai dengan evaluasi. Dari sudut
pandang politik, kebijakan publik boleh jadi dianggap sebagai salah satu hasil dari
perdebatan panjang yang terjadi di ranah negara dengan aktor-aktor yang
mempunyai berbagai macam kepentingan. Dengan demikian, kebijakan publik tidak
hanya dipelajari sebagai proses pembuatan kebijakan, tetapi juga dinamika yang
terjadi ketika kebijakan tersebut dibuat dan diimplementasikan.
Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor atau bidang
pembangunan, seperti kebijakan publik di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan,
transportasi, pertahanan, dan sebagainya. Di samping itu, dilihat dari hirarkinya,
kebijakan publik dapat bersifat nasional, regional, maupun lokal, seperti Undang-
Undang, Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah
Propinsi, Peraturan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Keputusan Bupati/Walikota.
3. Shared Concern dan Shared Problems antar actor politik yang terlibat dalam
proses pembuatan, implementasi, dan evaluasi kebijakan.
1. Studi Tentang Sebab Lahirnya Kebijakan. Fokus pada kajian kritis terhadap sebab
yang mendasari dan mendorong pemerintah membuat suatu kebijakan.
3. Studi Implemnetasi
4. Studi Evaluasi
Studi kebijakan publik memiliki tiga manfaat penting, yakni untuk pengembangan
ilmu pengetahuan, meningkatkan profesionalisme praktisi, dan untuk tujuan politik
(Dye 1981, Anderson, 1979).
1) Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Studi ini berusaha mencari variabel-variabel yang dapat mempengaruhi isi dari
sebuah kebijakan publik. Misalnya, studi untuk mengidetifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi dikeluarkannya undang-undsang anti terorisme di Indonesia.
Sebaliknya, studi kebijakan publik dapat menempatkan kebijakan publik sebagai
independent variable, sehingga berusaha mengidintifikasi apa dampak dari sutau
kebijakan publik. Sebagai contoh studi untuk menganalisis apa dampak dari
kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak yang dilakukan oleh pemerintah.
2) Membantu para praktisi dalam memcahkan masalah-masalah publik.
Dengan mempelajari kebijakan publik para praktisi akan memiliki dasar teoritis
tentang bagaimanana membuat kebijakan publik yang baik dan memperkecil
kegagalan dari suatu kebijakan publik. Sehingga ke depan akan lahir kebijakan
publik yang lebih berkualitas yang dapat menopang tujuan pembangunan.
3) Berguna untuk tujuan politik.
Suatu kebijakan publik yang dibuat melalui proses yang benar dengan dukungan
teori yang kuat memiliki posisi yang kuat terhadap kritik dari lawan-lawan politik.
Sebaliknya kebijakan publik tersebut dapat meyakin kepada lawan-lawan politik yang
tadinya kurang setuju. Kebijakan publik sepertii itu tidak akan mudah dicabut hanya
karena alasan kepentingan sesaat dari lawan-lawan politik. Mempelajari kebijakan
publik pada dasarnya adalah berusaha menggambarkan, menganalisis dan
menjelaskan secara cermat berbagai sebab dan akibat dari tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah. Dengan mempelajari kebijakan publik maka kita dapat
memahami isi kebijakan public atau kebijakan pemerintah, terutama menilai dampak
dari kekuatan-kekuatan lingkungan, menganalisa akibat dari pengaturan berbagai
kelembagaan, proses-proses politik, meneliti akibat kebijakan publik terhadap sistem
politik dan evaluasi dampak kebijakan terhadap negara.
Sebagai contoh pentingnya Kebijakan (Policy) di dalam implementasi Ilmu Teknologi.
Kebijakan memastikan semua layanan dipergunakan sebagai mestinya sesuai
dengan aturan dan norma yang ada. Ada beberap hal yang diatur dalam kebijakan
yang berkaitan dengan IT misalnya adalah: Privacy, Accessibility, Usability, Security,
Standard, dan Interoperability.
1) Privacy, yaitu kebijakan ini mengatur privasi dan kerahasiaan dari pemakai.
Misalnya perlindungan terhadap penyadapan, spam (kiriman berita yang tidak
diinginkan), dan pembocoran data-data pribadi (seperti nomor KTP, alamat rumah,
nomor NPWP, dan sebagainya). Kebijakan ini juga mengatur siapa saja yang berhak
menggunakan data-data pribadi tadi dan untuk keperluan apa saja.
2) Accessibility, yaitu mengatur bagaimana aset informasi dapat diakses dan
dipergunakan oleh pengguna yang berhak. Accessibility juga mengatur bagaimana
informasi bisa diakses oleh orang-orang dengan limitasi tertentu, misalnya limitasi
bahasa tertentu atau kemampuan fisik tertentu (tuna netra/tuna rungu/dll).
3) Usability, dimana Kebijakan ini mengatur supaya informasi dapat diakses dan
dipergunakan dengan mudah, dan disesuaikan dengan kebutuhan semua pemakai.
4) Security, dimana kebijakan ini mengatur keandalan sistem dari bermacam-macam
bentuk serangan, dengan tetap menjaga tingkat kerahasiaan, keutuhan (integritas),
ketersediaan (availability), dan data yang tetap penuh terlindung.
5) Standards, dimana kebijakan ini mengatur bagaimana data/informasi diakses
dengan suatu mekanisme yang sama, terdefinisi dengan jelas, dan konsisten.
6) Interoperability, dimana kebijakan ini mengatur interkoneksi antar sistem yang
berbeda untuk mempermudah kolaborasi dan penggunaan standar yang mendorong
pemakaian teknologi yang sejenis. (Winarno, Budi. 2007 : 35).
pendapat dari Anderson (1978) dan Dye (1978) menyebutkan beberapa alasan
mengapa kebijakan publik penting atau urgen untuk dipelajari, yaitu:
a) Alasan Ilmiah Kebijakan publik dipelajari dengan maksud untuk memperoleh
pengetahuan yang luas tentang asal-muasalnya, proses perkembangannya, dan
konsekuensi-konsekuensinya bagi masyarakat. Dalam hal ini kebijakan dapat
dipandang sebagai variabel terikat (dependent variable) maupun sebagai variabel
independen (independent variable). Kebijakan dipandang sebagai variabel terikat,
maka perhatian akan tertuju pada faktor-faktor politik dan lingkungan yang
membantu menentukan substansi kebijakan atau diduga mempengaruhi isi kebijakan
publik. Kebijakan dipandang sebagai variabel independen jika focus perhatian tertuju
pada dampak kebijakan, tertuju pada sistem politik dan lingkungan yang
berpengaruh terhadap kebijakan publik.
b) Alasan professional
Studi kebijakan publik dimaksudkan sebagai upaya untuk menetapkan pengetahuan
ilmiah dibidang kebijakan publik guna memecahkan masalah-masalah sosial sehari-
hari.
c) Alasan Politik
Mempelajari kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan agar pemerintah dapat
menempuh kebijakan yang tepat guna mencapai tujuan yang tepat pula.
E. Pendekatan dalam Studi Kebijakan
1 Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok ini memiliki asumsi bahwa individu-individu yang memiliki
kepentingan yang sama akan bergabung dan membentuk sebuah kelompok
sehingga mampu mempengaruhi pemerintah dalam mengambil sebuah kebijakan.
Kelompok-kelompok yang mewakili aspirasi individu lainnya akan bersaing dan
saling mencari pengaruh untuk mencapai kebijakan yang diinginkan. Contohnya
adalah pembentukan koalisi diantara partai politik sehingga koalisi besar akan
memiliki pengaruh kuat dalam suatu pemerintahan. Dampak positif dari model ini
adalah adanya sebuah wadah misalkan partai politik untuk menyalurkan aspirasi
individu yang tergabung didalamnya, sedangkan dampak negatifnya adalah adanya
overlapping atau tumpang tindih dalam sebuah kelompk yang bersatu, selain itu
persaingan tidak sehat acap kali terjadi dalam model ini.
3. Pendekatan Kelembagaan
Peran serta warga negara didasarkan pada harapan-harapan yang tinggi tentang
kualitas warga negara dan keingginan mereka untuk terlibat dalam kehidupan
public.menurut teori ini,dibutuhkan warga negara yang memiliki struktur-struktur yang
memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dan fungsi-fungsi demokrasi.
Setiap warga negara harus memiliki cukup kebebasan untuk berperan serta dalam
masalah-masalah politik, mempunyai sifat kritis yang sehat dan harga diri yang
cukup dan lebih penting adalah perasaan mampu. Beberapa penelitian berkenaan
dengan peran serta warga negara mengungkapkan bahwa para pembuat kebijkan
lebih responsive terhadap warga negara yang mempunyai peran serta. Disamping
itu,mereka cenderung menerima tuntutan–tuntutan pilihan-pilihan agenda-agenda
yang diusulkan oleh kelompok warga negara yang berperan serta dalam
memecahkan masalah.
5. Pendekatan Psikologis
Pendekatan diberikan pada hubungan antara pribadi dan faktor-faktor kejiwaan yang
mempengaruhi tingkah laku orang-orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan
kebijakan. Psikologi banyak memberi kontribusi untuk memahami pembuatan
keputusan. Para psikolog seperti Mayo dan Maslow banyak memberi kontribusi
untuk perkembangan teori manajemen. Tetapi, meskipun fakta bahwa
perkembangan awal dan pendekatan kebijakan banyak berhubungan dengan
penggabungan pandangan psikologi ke dalam kebijakan publik, pengaruh psikologi
terhadap studi pembuatan kebijakan tidak sebesar pengaruh terhadap manajemen.
Dengan munculnya manajerialisme dalam sektor publik, diharapkan bahwa pengaruh
psikologi terhadap studi kebijakan publik akan bertambah. Pengabaian konteks
psikologis dari analisis kebijakan ini menghalangi pemahaman kita tentang
pembuatan keputusan.
6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses, yaitu untuk mengidentifikasi tahap-tahap dalam proses dalam
kebijakan publik dan kemudian menganalisisnya.
7. Pendekatan Subtantib
Pendekatan substantif, yaitu spesialis substantif dalam suatu bidang tertentu,
misalnya menganalisa determinan dari perumusan kebijakan lingkungan,
implementasi, atau perubahan.
8. Pendekatan Logis-positivis
Pendekatan logical positivis, yaitu pendekatan prilaku behavioral approach atau
pendekatan keilmuan scientific approach.
9. Pendekatan Ekonomentrik
Pendekatan ekonometrik, disebut dengan pendekatan pilihan public (the public
choice approach) atau pendekatan ekonomi politik.
A. Pendahuluan
Kebijakan adalah sebuah kegiatan pemahaman manusia mengenai pemecahan
masalah. Kebijakan dibuat untuk dapat membuat solusi akan problematika manusia
yang bermacam-macam. Pemerintah merupakan lembaga tinggi negara yang
merupakan pengambil alih kebijakan bagi rakyatnya, akan tetapi kadang kala
kebijakan tersebut dapat diterima dan kadang kala pun ditolak oleh masyarakat.
Kebijakan publik merupakan salah satu kajian yang menarik di dalam ilmu politik.
Meskipun demikian, konsep mengenai kebijakan publik lebih ditekankan pada studi-
studi mengenai administrasi negara. Artinya kebijakan publik hanya dianggap
sebagai proses pembuatan kebijakan yang dilakukan oleh negara dengan
mempertimbangkan beberapa aspek. Secara umum, kebijakan publik dapat
didefinisikan sebagai sebuah kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh pihak
berwenang (dalam hal ini pemerintah) yang boleh jadi melibatkan stakeholders lain
yang menyangkut tentang publik yang secara kasar proses pembuatannya selalu
diawali dari perumusan sampai dengan evaluasi.
ada beberapa ilmuwan politik atau tokoh-tokoh politik yang mencoba untuk
mendefinisikan arti kebijakan publik. Salah satu tokoh awal yang mencoba untuk
mendefinisikan kebijakan publik adalah Thomas R. Dye. Thomas R. Dye
mendeskripsikan kebijakan publik sebagai segala sesuatu yang dipilih oleh
pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.[Dalam Michael
Howlett dan Ramesh, 1995 : 4] Definisi tersebut memang dirasa terlalu sempit untuk
mendeskripsikan mengenai kebijakan publik. Ada dua makna yang bisa diambil dari
definisi Thomas R. Dye tersebut :
Pertama, Dye berargumen bahwa kebijakan publik itu hanya bisa dibuat oleh
pemerintah, bukan organisasi swasta.
Kedua, Dye menegaskan kembali bahwa kebijakan publik tersebut menyangkut
pilihan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal tersebut,
pilihan yang diambil oleh pemerintah merupakan sebuah kesengajaan untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Salah satu contohnya ketika pemerintah
tidak menaikkan pajak yang dianggap sebagai sebuah kebijakan publik juga. Selain
itu, James Anderson mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang
ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah, meskipun kebijakan tersebut
dapat dipengaruhi oleh para aktor dan faktor dari luar. Hal terpenting selain definisi
yang sudah disebutkan diatas adalah mengenai proses pembuatan kebijakan publik.
Laswell menjelaskan beberapa tahapan atau proses dalam pembuatan sebuah
kebijakan publik. Adapun urutannya adalah intelligence (mengumpulkan dan
memproses berbagai pendapat dari proses pembuatan kebijakan), promotion
(memilih beberapa pilihan yang ada), prescription (menentukan aksi), Invocation
(persetujuan adanya sangsi sangsi), application (diimplementasikan), termination
(penghentian), dan appraisal (penilaian atau evaluasi).[ Dalam Michael Howlett dan
Ramesh, 1995 : 10] Dari hal tersebut, diperlukan model yang lebih jelas mengenai
kejelasan dari aktor-aktor yang terlibat dan institusi yang ikut dalam proses
pembuatan kebijakan, serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses
pembuatan kebijakan. Oleh karenanya, setiap pembuat kebijakan harus dapat
memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan tersebut, sehingga
dalam membuat kebijakan sesuai dengan prinsip dasar dan tujuannya.
B. Pengertian Kebijakan
Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang
pelaku atau kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai
tujuan itu. Pada prinsipnya, pihak yang membuat kebijakan-kebijakan itu mempunyai
kekuasaan untuk melaksanakannya.
Solichin Abdul Wahab mengemukakan bahwa istilah kebijakan sendiri masih terjadi
silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para ahli. Maka untuk memahami
istilah kebijakan, Solichin Abdul Wahab (2008: 40-50) memberikan beberapa
pedoman sebagai berikut :
f) Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik eksplisit maupun
implisit
Irfan Islamy sebagaimana dikutip Suandi (2010: 12) kebijakan harus dibedakan
dengan kebijaksanaan. Policy diterjemahkan dengan kebijakan yang berbeda artinya
dengan wisdom yang artinya kebijaksanaan. Pengertian kebijaksanaan memerlukan
pertimbangan-pertimbangan lebih jauh lagi, sedangkan kebijakan mencakup aturan-
aturan yang ada didalamnya.
James E Anderson sebagaimana dikutip Islamy (2009: 17) mengungkapkan bahwa
kebijakan adalah “ a purposive course of action followed by an actor or set of actors
in dealing with a problem or matter of concern” (Serangkaian tindakan yang
mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau
sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu). Konsep kebijakan
yang ditawarkan oleh Anderson ini menurut Budi Winarno (2007: 18) dianggap lebih
tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan dan
bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain itu konsep ini juga
membedakan secara tegas antara kebijakan (policy) dengan keputusan (decision)
yang mengandung arti pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada.
Richard Rose sebagaimana dikutip Budi Winarno (2007:17) juga menyarankan
bahwa kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit
banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensi bagi mereka yang
bersangkutan daripada sebagai keputusan yang berdiri sendiri. Pendapat kedua ahli
tersebut setidaknya dapat menjelaskan bahwa mempertukarkan istilah kebijakan
dengan keputusan adalah keliru, karena pada dasarnya kebijakan dipahami sebagai
arah atau pola kegiatan dan bukan sekadar suatu keputusan untuk melakukan
sesuatu.
4) Anderson ( 1975 )
Kebijakan publik adalah sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-
badan dan pejabat-pejabat pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan tersebut
adalah :
a) Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-
tindakan yang berorientasi pada tujuan.
b) Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.
c) Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah jadi
bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.
d) Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan
pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam
arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.
e) Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada
peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa. Definisi kebijakan
publik menurut Anderson dapat diklasifikasikan sebagai proses management,
dimana didalamnya terdapat fase serangkaian kerja pejabat publik ketika pemerintah
benar-benar berindak untuk menyelesaikan persoalan dimasyarakat. Definisi ini juga
dapat diklasifikasikan sebagai decision makingketika kebijakan publik yang diambil
bisa bersifat positif ( tindakan pemerintahmengenai segal sesuatu masalah ) atau
negatif (keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu ).
5) Woll ( 1966 )
Kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah
di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Adapun pengaruh dari tindakan pemerintah
tersebut adalah :
a) Adanya pilihan kebijakan yang dibuat oleh politisi, pegawai pemerintah atau yang
lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik untuk mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
b) Adanya output kebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada level ini
menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan
personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
c) Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Definisi kebijakan publik menurut Woll ini
dapat diklasifikasikan sebagai intervensi pemerintah ( intervensi sosio kultural ) yaitu
dengan mendayagunakan berbagai instrumen untuk mengatasi persoalan publik.
Definisi ini juga dapat diklasifikasikan sebagai serangkaian kerja para pejabat publik
untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat.
6) Jones ( 1977 )
Jones menekankan studi kebijakan publik pada dua proses,
yaitu :
a) Proses-proses dalam ilmu politik, seperti bagaimana masalah-masalah itu sampai
pada pemerintah, bagaimana pemerintah mendefinisikan masalah itu, dan
bagaimana tindakan pemerintah.
b) Refleksi tentang bagaimana seseorang bereaksi tehadap masalah-masalah,
terhadap kebijakan negara, dan memecahkannya. Menurut Charles O. Jones
( 1977 ) kebijakan terdiri dari komponen-komponen :
a) Goal atau tujuan yang diinginkan.
b) Plans atau proposal, yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan.
c) Program, yaitu upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan.
d) Decision atau keputusan, yaitu tindakan-tindakan untuk menentukan tujuan,
membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.
e) Efek, yaitu akibat-akibat dari program ( baik disengaja atau tidak, primer atau
sekunder ).
Jones memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan pemerintah di
masa lalu dengan hanya mengubahnya sedikit demi sedikit. Definisi ini dapat
diklasifikasikan sebagai decision making, yaitu ketika pemerintah membuat suatu
keputusan untuk suatu tindakan tertentu. Klasifikasi ini juga dapat didefinisikan
sebagai intervensi negara dengan rakyatnya ketika terdapat efek dari akibat suatu
program yang dibuat oleh pemerintah yang diterapkan dalam masyarakat.
7) Heclo ( 1972 )
Heclo menggunakan istilah kebijakan secara luas, yakni sebagai rangkaian tindakan
pemerintah atau tidak bertindaknya pemerintah atas sesuatu masalah. Jadi lebih
luas dari tindakan atau keputusan yang bersifat khusus. Definisi ini dapat
diklasifikasikan sebagai decision making yaitu apa yang dipilih oleh pemerintah untuk
mengatasi suatu masalah publik, baik dengan cara melakukan suatu tindakan
maupun untuk tidak melakukan suatu tindakan.
9) Robert Eyestone
Secara luas kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai hubungan suatu unit
pemerintah dengan lingkungannya. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai
democratic governance, dimana didalamnya terdapat interaksi negara dengan
rakyatnya dalam rangka mengatasi persoalan publik.
10) Richard Rose
Kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak
berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan
daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan ini dipahami sebagai arah
atau pola kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu.
Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai intervensi negara dengan rakyatnya dalam
rangka mengatasi persoalan publik, karena melalui hal tersebut akan terjadi
perdebatan antara yang setuju dan tidak setuju terhadap suatu hasil kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah.
14) Hoogerwerf
Obyek dari ilmu politik adalah kebijakan pemerintah, proses terbentuknya, serta
akibat-akibatnya. Kebijakan umum (public policy) di sini menurut Hoogerwerf ialah,
membangun masyarakat secara terarah melalui pemakaian kekuasaan.
15) Mustopadidjaja AR
Kebjakan publik adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan tertentu, untuk melakukan kegiatan tertentu , atau untuk mencapai
tujuan tertentu yang dilakukan oleh instansi yang berkewenangan dalam rangka
penyelenggaraan Negara dan Pembangunan Banyak para ahli yang memberikan
pengertian tentang kebijakan publik sesuai dengan pendekatan teori yang
digunakannya, sehingga tidak heran jika ada perbedaan bagi yang membaca dalam
memberikan kesimpulan. Istilah “kebijakan atau policy” biasanya digunakan untuk
menunjuk perilaku seseorang atau sejumlah aktor dalam suatu bidang tertentu
(misalnya: pejabat, suatu kelompok, lembaga pemerintah). sedangkan untuk istilah
kebijakan publik, banyak sekali pengertian yang telah diungkapkan oleh pakar
tentang kebijakan publik.
Menurut Suharno (2010: 22-24), ciri-ciri khusus yang melekat pada kebijakan publik
bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu dirumuskan. Ciri-ciri kebijakan publik
antara lain:
1) Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan daripada
sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak dan kebetulan. Kebijakan-kebijakan
publik dalam system politik modern merupakan suatu tindakan yang direncanakan.
2) Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang saling berkait dan
berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat
pemerintah dan bukan merupakan keputusan yang berdiri sendiri. Kebijakan tidak
cukup mencakup keputusan untuk membuat undang-undang dalam bidang tertentu,
melainkan diikuti pula dengan keputusan-keputusan yang bersangkut paut dengan
implementasi dan pemaksaan pemberlakuan.
PENUTUP
Kesimpulan :
Istilah kebijakan sendiri masih terjadi silang pendapat dan merupakan ajang
perdebatan para ahli. Maka untuk memahami istilah kebijakan, diberikan beberapa
pedoman sebagai berikut : Kebijakan harus dibedakan dari keputusan; Kebijakan
sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan dari administrasi; Kebijakan
mencakup perilaku dan harapan-harapan; Kebijakan mencakup ketiadaan tindakan
ataupun adanya tindakan; Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan
dicapai; Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik eksplisit maupun
implisit; Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung sepanjang waktu;
kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat antar organisasi dan yang
bersifat intra organisasi; Kebijakan publik meski tidak ekslusif menyangkut peran
kunci lembaga-lembaga pemerintah; Kebijakan itu dirumuskan atau didefinisikan
secara subyektif.
Soal beserta jawabannya :