Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
A. Investasi
Berdasarkan teori ini besarnya modal yang akan di investasikan dalam proses
bunga, sehingga investasi itu akan terus dilakukan bilamana produktivitas batas
dari investasi masih lebih tinggi dari pada tingkat bunga yang akan diterima.
yield) lebih besar dari tingkat bunga. Bila hendak membandingkan antara
pendapatan dari investasi dengan suku bunga maka tidak boleh dilupakan bahwa
hanya sekali pakai, sehingga pendapatan dari investasi (yang akan dibandingkan
dengan bunga) adalah terdiri dari jumlah-jumlah pendapatan yang akan diterima
setiap akhir tahun, selama penggunaan barang modal itu dalam produksi (umur
tingkat bunga yang berlaku sekarang. Investasi dalam suatu barang modal adalah
menguntungkan bilamana biaya (ongkos) plus bunga lebih kecil dari hasil
yang diperhitungkan dalam penentuan investasi adalah : (1) tingkat ongkos biaya
atas barang modal; (2) tingkat bunga; dan (3) tingginya hasil pendapatan yang
diterima. Berubahnya salah satu dari ketiga faktor di atas, akan mengakibatkan
Menurut pandangan dari JM. Keynes, masalah investasi, baik penentuan jumlah
tersebut investasi akan dilaksanakan apabila MEI masih lebih tinggi daripada
tingkat bunga.
Secara grafis MEI itu digambarkan sebagai suatu skedul yang menurun, skedul ini
menggambarkan jumlah investasi yang akan terlaksana pada setiap tingkat bunga.
Menurunnya tingkat skedul MEI ini antara lain disebabkan oleh dua hal, yaitu :
- Semakin banyak investasi dilakukan, maka ongkos dan barang modal (asset)
Investasi yang sering dikenal dengan istilah penanaman modal. Kegiatan investasi
Secara garis besar investasi dapat digolongkan menjadi tiga (Sukirno, 2001) yaitu
antara lain.
Investasi jenis ini biasanya lebih banyak dilakukan oleh sektor pemerintah,
karena investasi ini akan menyangkut banyak aspek sosial budaya yang ada di
masyarakat.
3) Investasi yang sifatnya dipengaruhi oleh adanya kenaikan tingkat bunga uang
yaitu investasi yang mempunyai kaitan dengan tingkat pendapatan. Hal ini
hanya untuk mereka yang memiliki pendapatan yang lebih, misalnya investor
b) Tingkat Perekonomian
makin banyak bagian pendapatan yang dapat ditabung, yang pada gilirannya
Makin besar tingkat keuntungan perusahaan, maka makin banyak bagian laba
d) Situasi Politik
kemudahan bagi perusahaan, maka tingkat investasi akan tinggi. Salah satu
modal dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta. Untuk investasi
dan PMDN.
Menurut (Suparmoko, 2002) peranan pemerintah dalam suatu negara dapat dilihat
pendapatan nasional. Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai
pemerintah. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah, maka semakin besar
ekonomi nasional.
Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu
pasar modal dengan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi.
Investasi langsung yang dikenal dengan PMA merupakan bentuk investasi dengan
kelebihan. Selain sifatnya yang permanen/ jangka panjang, penanam modal asing
memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka
Indonesia yang dilakukan dengan kemudahan fasilitas berupa PMA dan PMDN.
penanaman modal. Penanaman modal dibagi menjadi 2 yaitu PMA dan juga
24
wilayah Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing baik yang
untuk kegiatan usaha di wilayah Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
dalam negeri.
swasta, memiliki pengaruh yang cukup besar pada penyerapan tenaga kerja, di
mana terdapat hubungan yang positif antara investasi pemerintah dan investasi
tabungan domestik. Investasi dari luar negeri juga dapat mempengaruhi GDP
dan GNP dengan cara yang berbeda (Mankiw, 2003). Investasi asing
merupakan salah satu cara yang bisa dimanfaatkan oleh sebuah negara untuk
keuntungan dari investasi ini kembali kepada investor asing, namun investasi
dan gaji. Menurut (Pratiwi, 2005) investasi yang mempunyai multiplier effect
yang akan dikonsumsi akan meningkat pula. Apabila permintaan barang dan
25
jasa meningkat, maka akan meningkatkan peluang lapangan kerja. Hal ini
masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi,
yakni:
kapasitas produksi.
Menurut (Arsyad, 1999) hasil produksi yang optimal di suatu daerah akan
meningkatnya kegiatan ekonomi dan produksi suatu daerah maka daerah tersebut
tersebut akan meningkat pula. Hubungan antara investasi (PMA dan PMDN)
Tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi, otomatis akan
26
B. Kesempatan Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja atau jumlah seluruh penduduk
dalam suatu negara dalam memproduksi barang atau jasa. Tenaga kerja yang
masuk dalam usia kerja yaitu antara 15-64 tahun (Suparmoko, 2002). Tiga
golongan yang disebut pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga
walaupun tidak sedang bekerja mereka dianggap secara fisik maupun sewaktu-
waktu dapat ikut bekerja. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja dibedakan hanya oleh batas umur. Dimana tiap-tiap negara memberi batasan
Pengertian bekerja yang digunakan dalam sensus penduduk adalah mereka yang
pendapatan atau keuntungan dengan lama bekerja paling sedikit 1 jam secara
bekerja tersebut dinamakan sebagai angkatan kerja yang terserap atau kesempatan
penduduk dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja dalam
suatu negara atau suatu daerah sewaktu-waktu tergatung dari jumlah penduduk
27
usia kerja. Perbandingan anatara angkatan kerja dan penduduk dalam usia kerja
Kebutuhan tenaga kerja sangat penting dalam masyarakat karena merupakan salah
produk domestik bruto (PDRB). Karena jumlah penduduk semakin besar maka
semakin besar juga angkatan kerja yang akan mengisi produksi sebagai input.
Permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah dan kuantitas tenaga
kerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk dipekerjakan, ini berbeda dengan
permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang karena
tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang
perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik maka akan
terjadi:
selanjutnya akan meningkat pula harga per unit barang yang diproduksi.
kenaikan harga barang, yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak lagi
2. Apabila upah naik maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan
kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang modal seperti
mesin dan lain-lain. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena
subtitusi tenaga kerja atau “substitution effect“. Baik efek skala produksi
tenaga kerja yang mempunyai slope negatif seperti tampak pada kurva
dibawah ini :
29
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh
pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu.
Dalam teori klasik sumber daya manusia (pekerja) merupakan individu yang
bebas mengarnbil keputusan untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas
untuk menetapkan jumlah jam kerja yang diinginkannya. Teori ini didasarkan
Semakin besar elastisitas tersebut semakin besar peranan input tenaga kerja untuk
menghasilkan output, berarti semakin kecil jumlah tenaga kerja yang diminta.
produksi (tenaga kerja dan kapital) yang menghasilkan volume produksi yang
30
marginal Rate of Technical Substitution atau dikenal dengan istilah MRS. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat hubungan antara faktor tenaga kerja dan kapital yang
Banyaknya peluang atau kesempatan kerja yang terisi dapat tercermin dari
Merupakan bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha
untuk terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Kebutuhan akan
C. Konsep Pengangguran
yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu,
yang tergolong dalam kategori angkatan kerja, tidak memiliki pekerjaan dan
secara aktif sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja adalah jumlah orang yang
bekerja dan tidak bekerja, yang berada pada kelompok umur tertentu (15-64
bagi orang yang tidak bekerja, pemborosan terhadap sumber daya ekonomi dan
yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari dalam seminggu
karena adanya perubahan dalam syarat-syarat tenaga kerja yang terjadi karena
karena berpindahnya orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu
dimana baik tekanan ke atas maupun ke bawah terhadap inflasi dan upah
terhadap investasi total investasi besar, sebab pada tahap ini pemerintah harus
tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin besar (Mangkoesoebroto, 1995).
dan sebagainya.
barang publik. Interaksi antara permintaan dan penawaran barang untuk barang
publik menentukan jumlah barang publik yang akan disediakan melalui anggaran
E. Teori Ekonometrika
variabel ekonomi yang sebenarnya. Model yang terdiri ataslebih dari satu variabel
interval estimasi dan uji hipotesis kembali dibahas untuk estimator dalam regresi
variabel dependen. Berikut ini adalah bentuk umum regresi berganda dengan
satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan ( The Explained
Variable) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (The Explanatory)
variabel pertama disebut variabel terikat dan variabel kedua disebut variabel
bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu maka analisis regresi disebut regresi
linier berganda, disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan
dikenakan pada variabel terikat. asumsi-asumsi pada model regresi linier berganda
2. Distibusi lag
(Gujarati, 1995) analisis runtun waktu merupakan analisis sekumpulan data dalam
suatu periode waktu yang lampau yang berguna untuk mengetahui atau
meramalkan kondisi masa mendatang. Hal ini didasarkan bahwa perilaku manusia
banyak dipengaruhi kondisi atau waktu sebelumnya sehingga dalam hal ini faktor
waktu sangat penting peranannya. Pada analisis regresi, yang menggunakan data
time series model regresi tidak hanya variable X pada waktu t, tetapi juga variable
36
bebas X waktu (t-1) yang disebut dengan variable lag. Dalam kegiatan ekonomi,
terkadang suatu variabel tidak langsung berpengaruh seketika namun yang terjadi
memiliki jarak waktu. Waktu yang diperlukan dalam realisasi tersebut dinamakan
lag. Contohnya kredit perkebunan pemberian kredit dari suatu bank pada
perkebunan karet untuk keperluan investasi, namun pengaruh kredit (X) yang
akan di rasakan oleh produksi (Y) waktu. Mungkin perubahan akan dirasakan oleh
X, akan memerlukan 1 tahun (t-1), 2 tahun (t-2), 5 tahun (t-5), 10 tahun (t-10).
(Supranto, 1995) model regresi dengan menggunakan data runtun waktu tidak
bebas dalam kurun waktu yang sama dan selama periode pengamatan yang sama,
tetapi juga menggunakan periode waktu sebelumnya. Waktu yang diperlukan bagi
atau lag.
(Awat, 1995) Model regresi yang memuat variabel tak bebas yang dipengaruhi
oleh variabel bebas pada waktu t, serta dipengaruhi juga oleh variabel bebas pada
waktu t-1, t-2 dan seterusnya disebut model dinamis distribusi lag, sebab
yang memuat variabel tak bebas yang dipengaruhi oleh variabel bebas pada
waktu, serta dipengaruhi juga oleh variabel tak bebas itu sendiri pada waktu t-1
(Widarjono, 2009) tidak semua dampak atau hasil dari suatu kebijakan ekonomi
kelambanan (lag). Seperti halnya kebijakan dari bidang investasi, tidak akan
langsung berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja tapi bisa satu tahun atau
lebih memiliki dampak dalam penyerapan tenaga kerja. Model regresi yang
memasukkan tidak hanya nilai sekarang (current) tetapi juga nilai kelambanan
F. Penelitian Terdahulu
kesempatan kerja
di provinsi Bali.
yang
menunjukkan
bahwa
84,8%variasi
naik turunnya
kesempatan kerja
di Provinsi Bali
tahun 1999-2009
dipengaruhi oleh
faktor investasi
pemerintah dan
investasi swasta.
3. Ir. Erlina Analisa Deskriptif Dalam kurun
Situmorang , Kebijakan waktu 2003-
M.Si Investasi dan 2005,
Ketenagakerjaan perekonomian
di Provinsi Provinsi Papua
Papua Barat Barat bertumbuh
lebih tinggi
dibandingkan
pertumbuhan
penyerapan
tenaga kerja. Hal
ini menunjukkan
bahwa hasil
perekonomian
Provinsi Papua
Barat
berkembang
cukup baik,
namun blum
disertai dengan
penyerapan
tenaga kerja yang
baik.
Investor sektor
publik tumbuh
secara fluktuatif
dengan
pertumbuhan
yang sangat
signifikan terjadi
pada kurun waktu
40
2002-2004.
Namun
pertumbuhan
penyerapan
tenaga kerja jauh
lebih rendah dan
tidak linier
dengan
pertumbuhan
investasi sektor
publik.
4. Ayu Wafi Pengaruh Regresi Variabel jumlah
Lestari (2011) Jumlah Usaha, Linier unit usaha kecil
Nilai Investasi, Berganda dan menengah
dan Upah (SPSS) pada (IKM) di
Minimum kabupaten
Terhadap Semarang
Permintaan (UNIT) ,
Tenaga Kerja nilaiinvestasi
Pada Industri pada IKM di
Kecil dan Kabupaten
Menengah di Semarang (INV)
Kabupaten dan nilai Upah
Semarang Minimum
Kabupaten
(UMK)
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel
permintaan
tenaga kerja pada
Industri Kecil
dan Menengah di
Kabupaten
Semarang pada
taraf 95%
5. Budi Pengaruh Modal Regresi Belanja modal ,
PrasetiyoWibo dan tenaga Linier investasi swasta
wo Kerja Terhadap Berganda (PMA-PMDN)
Perkembangan berperngaruh
Ekonomi di positif dan
Provinsi signifikan
Lampung tahun terhadap
41
1992-2009 pertumbuhan
PDRB di
Provinsi
Lampung
sedangakan
tenaga kerja
berpengaruh
positif tapi tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan
PDRB di provinsi
Lampung.
Sebagai upaya
untuk
meningkatkan
PDRB provinsi
lampung maka
diperlukan
kebijakan
mendorong minat
berinvestasi di
daerah .
pengembangan
usaha sebaiknya
diarahkan pada
kegiatan yang
bersifat padat
kaya agar mampu
menyerap tenaga
kerja sebanyak
mungkin.