Jurnal Baru 31
Jurnal Baru 31
Jurnal Baru 31
Abstrak
Diabetes melitus adalah suatu kondisi kronos yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan
cukup sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme. Diabetes melitus didefenisikan
sebagai kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang di sebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar glukosa dalam darah. Peningkatan kadar glukosa darah dalam darah ini di
sebabkan oleh penurunan sekresi insulin yang progresif, dan di latarbelakangi oleh resistensi
insulin. Tujuan penelitian untuk menganalisis kejadian diabetes melitus tipe II di puskesmas lara
kecamatan karossa kabupaten mamuju tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan fenomenologi. Dilaksanakan pada bulan juni di Desa Tasokko
Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah. Subjek penelitian sebanyak 5 orang informan
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dari sumber yang
berbeda dengan teknik yang sama, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kejadian diabetes melitus tipe II di Puskesmas lara Kecamatan Karossa
Kabupaten Mamuju Tengah adalah hipertensi, riwayat keluarga, dan usia. Hipertensi terjadi karena
akibat mengonsumsi makanan yang asin dan padahal sudah disarankan dokter untuk mengurangi
makanan yang asin tapi dia belum bisa karena rasanya jadi tidak enak. Riwayat keluarga dalam
penderita diabetes melitus tipe II memiliki riwayat keturunan diabetes melitus tipe II. Usia penderita
diabetes tipe II yaitu 55 tahun. Adapun kesimpulan yaitu semua penderita diabetes melitus tipe II
memiliki riwayat hipertensi, riwayar keluarga dan usia, adapun saran yaitu diharapkan kepada
petugas kesehatan untuk mengadakan penyuluhan tentang diabetes melitus tipe II, penyebab
diabetes melitus tipe II, pencegahan diabetes melitus tipe II, dan pengobatan diabetes melitus tipe II
Kata kunci : Diabetes Melitus Tipe II, Hipertensi, Riwayat Keluarga, Usia
Abstract
Diabetes mellitus is a chronic condition that occurs when the body cannot produce enough
polypeptide hormones that regulate metabolism. Diabetes mellitus is defined as a collection of
symptoms that arise in a person due to increased glucose levels in the blood. This increase in blood
glucose levels is caused by a progressive decrease in insulin secretion, and is motivated by insulin
resistance. The aim of the study was to analyze the incidence of type II diabetes mellitus in the Lara
health center, Karossa sub-district, Central Mamuju district. This research is qualitative research
using a phenomenological approach. Held in June in Tasokko Village, Karossa District, Central
Mamuju Regency. The research subjects were 5 informants using purposive sampling techniques.
Data collection techniques from different sources with the same techniques, namely observation,
interviews and documentation. The results of the analysis show that the incidence of type II diabetes
mellitus in the Lara Health Center, Karossa District, Central Mamuju Regency is hypertension,
family history, and age. Hypertension occurs as a result of consuming salty food and even though
the doctor has advised him to reduce salty food, he can’t because it tastes bad. Family history in
people with type II diabetes mellitus has a hereditary history of type II diabetes mellitus. The age of
type II diabetes sufferers is 55 years. The conclusion is that all type II diabetes mellitus sufferers
have a history of hypertension, family history and age. The suggestion is that health workers are
expected to provide education about type II diabetes mellitus, causes of type II diabetes mellitus,
prevention of type II diabetes mellitus, and treatment of type II diabetes mellitus. II. Type II.
Pendahuluan
Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di
hadapi duni a. Angka kejadian penyakit diabetes meningkat secara drastis di negara berkembang,
termasuk indonesia (Dewi, 2019). Diabetes melitus adalah suatu kondisi kronos yang terjadi ketika
tubuh tidak dapat menghasilkan cukup sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme.
Didiagnosis dengan mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah (Aziz et al., 2020). Jenis
diabetes melitus yang paling banyak dialamai oleh masyarakat adalah diabetes melitus tipe II
karena jenis penyakit ini cenderung berhubungan dengan gaya hidup dan pola makan
seseoarang.Hari diabetes sedunia di peringati setiap tanggal 14 november, hal ini di perhatikan
bahwa penyakit diabetes merupakan masalah global yang terjadi di setipa negara, baik di negara
maju ataupun di negara berkembang. Secara global, pada tahun 2014 sebanyak 422 juta orang
dewasa hidup dengan diabetes melitus (DM) atau sekitar 8,5% pada populasi orang dewasa. Angka
presentase kematian diabetes pada penderita usia <70 tahun lebih banyak terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah di bandingkan negara berpenghasilan tinggi (WHO, 2016).
Pada tahun 2015 angka kejadian DM meningkat ,menjadi 8,8% di perkirakan akan meningkat
menjadi 642 juta jiwa pada tahun 2040 (IDF, 2019).
International Diabetes Federation pada tahun 2022 melaporkan bahwa 537 juta orang
dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 643 juta (1 dari 9 orang dewasa) pada tahun 2030 dan 784 juta (1 dari 8 orang
dewasa) pada tahun 2045. Diabetes mellitus menyebabkan 6,7 juta kematian pada tahun 2021.
Diperkirakan 44% orang dewasa yang hidup dengan diabetes (240 juta orang) tidak terdiagnosis.
541 juta orang dewasa di seluruh dunia, atau 1 dari 10, mengalami gangguan toleransi glukosa,
menempatkan mereka pada risiko tinggi terkena diabetes tipe II (IDF, 2021). Berdasarkan data
WHO (2020), Indonesia menempati peringkat ketujuh prevalensi penderita diabetes tertinggi di
dunia bersama dengan china, india, amerika, serikat, brazil, rusia, dan mexico pada tahun 2015.
Penderita diabetes melitus sebanyak 90% prevalensi penderita diabetes du dunia yaitu penderita
diabetes melitus tipe II (DMTII) yang sebagian besar di sebabkan oleh kelebihan berat badan dan
kurangnya aktivitas fisik. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memproyeksikan penyakit diabetes
akan menjadi salah satu penyebab kematian utama di karenakan jumlah kasus yang terus
mengalami peningkatan. Menurut WHO (Word Health Organization), batas konsumsi gula harian
yang direkomendasikan tidak boleh melebihi 10% dari total asupan energi harian dan sebaiknya
tidak lebih dari 5% dari total asupan energi harian. Hal ini sama dengan sekitar 25 Gram atau 6
sendok teh gula bagi orang dewasa. Apabila konsumsi gula melebihi batas tersebut dapat
meningkatkan resiko terjadinya diabetes melitus tipe II. International Diabetes feredation pada
tahun 2022 melaporkan bahwa 537 juta orang dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes melitus
di seluruh dunia. Dan jumlah ini di perkirakan bahwa akan meningkat menjadi 643 juta (1 dari 9
orang dewasa) dan pada tahun 2030 dan 784 juta (1 dari 8 orang dewasa) pada tahun 2045. Diabetes
melitus akan menyebabkan 6,7 juta kematian pada tahun tahun 2021.
Dari provinsi sulawesi barat penyakit tidak menular, termasuk diabetes saat ini telah
menjadi ancaman serius kesehatan global. Di kutip dari data WHO 2019, 70% dari kematian di
dunia lebih dari setengah beban penyakit. 90-95% dari kasus diabetes adalah diabetes tipe II yang
sebagian besar dapat di cegah karena di sebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Sulawesi barat
juga menghadapi situasi ancaman diabetes yang serupa dengan dunia. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) mengungkapkan angka prevalensi diabetes yang cukup signifikandi sulawesi barat
yaitu 1,3% pada penduduk usia > 15 tahun. Penderita diabetes juga berisiko terkena penyakit lain,
seperti serangan jantung, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan
kematian dan di perkirakan 44% orang dewasa yang hidup dengan diabetes melitus (240 juta orang)
dan yang tidak terdiagnosis sebanyak 541 juta orang dewasa di seluruh dunia, atau 1 dari 10
mengalami gangguan toleransi glikosa, dan menempakkan mereka pada resiko tinggi yang terkena
diabetes melitus tipe II (IDF, 2021).Berdasarkan dari Data Diabetes Melitus di Puskesmas Lara
Pada Tahun 2021-2022 pada bulan Januari Sebanyak 87,43% Sampai 77,02%, Februari Sebanyak
70,15% Sampai 77,92%, Maret Sebanyak 73,29% Sampai 78,82%, April Sebanyak 72,25% Sampai
77,47%, Mei Sebanyak 74,34% Sampai 76,12%, Juni Sebanyak 100% Sampai 76,57%, Juli
Sebanyak 100% Sampai 77,02%, Agustus Sebanyak 95,81% Sampai 71,62%, September Sebanyak
95,28% Sampai 73,42%, Oktober Sebanyak 91,62% Sampai 84,23%, November Sebanyak
90,05% Sampai 82,88%, Desember Sebanyak 89,00% Sampai 88,73% Berdasarkan dari Data yang
di peroleh dari Puskesmas Lara Kabupaten Mamuju Tengah, di Desa Tasokko Kecamatan Karossa
Kabupaten Mamuju Tengah Pada Tahun 2023 sebanyak 48 orang penderita Diabetes Melitus Tipe
II. Hal inilah yang membuat peneliti ingin mengetahui tentang analisis kejadian diabetes tipe II.
Metode .
Jenis peneltian ini adalah penelitian kualitatif, Rancangan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu mencoba menjelaskan atau mengungkap makna
konsep atau fenomena pengalaman yang di dasari oleh hasil pengukuran terhadap sumber
penelitian. Penelitian ini dilakukan secara alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau
memahami fenomena yang di kaji. Purposive sampling (pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan) pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifar-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. (Wahab dalam Junaedi,2022).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bisa didapatkan
dari BPS, buku, jurnal dan laporan. Instrumen yang kedua yaitu data primer yang diperoleh dari
hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan Teknik pengolahan data yaitu 1.Reductio
yaitu Kegiatan reduksi data sedang berlangsung, terutama dalam proyek-proyek yang berorientasi
kualitatif atau selama pengumpulan data. Selama pengumpulan data. Langkah-langkahnya
dikurangi yaitu merangkum, mengkodekan, menggambar topik, membuat cluster, menghasilkan
poin, dan menulis catatan. Minimisasi data adalah suatu bentuk analisis yang menyaring,
mengklasifikasikan, mengarahkan, menghilangkan data yang tidak perlu, dan mengatur data
sedemikian rupa.2. Penyajian data (data display) yaitu penyajian data akan disajikan dalam bentuk
teks naratif. Representasi yang lebih baik adalah sarana utama analisis kualitatif yang baik,
termasuk: berbagai matriks, grafik, jaringan dan diagram. Semuanya dirancang untuk
menggabungkan informasi yang terorganisir ke dalam bentuk yang ringkas dan mudah dipahami
sehingga analis dapat melihat apa yang terjadi dan menentukan apakah akan menarik kesimpulan
yang tepat atau melanjutkan analisis. Saran yang mungkin disarankan oleh presentasi berguna.3 .
Kesimpulan awal (conclusion drawin) yaitu kesimpulan yaitu penarikan kesimpulan setelah
menyajikan data berdasarkan dukungan atau fakta yang diperoleh. Menarik kesimpulan adalah
bagian dari operasi dari konfigurasi yang lengkap. Kesimpulannya juga diverifikasi selama
penelitian. Makna yang muncul dari data harus diperiksa keasliannya, kepastiannya, dan
relevansinya, yang membentuk nilainya.
Hasil
Hasil analisis data pada penelitian ini di susun berdasarkan hasil pengumpulan data melalui
wawancara mendalam (In-depth interview) dan catatan observasi dari kelima informan serta
mengacu atas tujuan khusus yang telah di tetapkan, yaitu sebagai berikut:
1. Hasil wawancara dengan informan utama
Informasi yang berhasil di dapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
1 NM “ …Hipertensi yang saya tahu yaitu tekanan darah tinggi. Kalau tekanan darah naik
rasanya susah tidur, lehernya agak tegang, agak pusing juga, tapi kalau saya sudah rasakan
gejalanya. Saya langsung minta di antarkan ke puskesmas dan obat yang saya konsumsi yaitu obat
captropil dan kadang saya takut kalau nanti saya harus alami kolestrol” Merasakan keluhan sakit
2 SM “ …Hipertensi adalah tekanan darah tinggi itu tekanan darah yang lebih dari batas
normal. Tanda dan gejalanya yang saya tahu kepala sakit, lehernya tegang, tapi kalau masih
merasakan pusing, saya langsung ke puskesmas. Dan disana saya di suruh kontrol jangan terlalu
capek dan jangan makan gorengan.” Merasakan keluhan sakit
3 MD “…Hipertensi yaitu tekanan darah tinggi yang lebih dari batas normalnya. Kalau
tekanan darahnya naik rasanya badan saya tidak enak dan pusing.” Merasakan keluhan sakit
4 HR “…Hipertensi itu biasanya bikin pusing, lehernya terasa kencang sama pegal-pegal
dan biasaya kalau tekanan darah saya naik.” Merasakan keluhan sakit
Sumber : Hasil Analisis, 2023
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut: Informasi untuk tema bisakah ibu ceritakan seperti
apa pengalaman selama mengalami hipertensi
No Informan Hasil wawancara Informasi
1 NM “ ya sudah lama sekitar 2017” Sudah lama mengalami riwayat hipertensi
2 SM “ ya sudah lama sekitar sejak anak pertama saya lahir waktu tahun 2019” Sudah
lama mengalami riwayat hipertensi
3 MD “ ya sudah lama sejak anak saya lahir waktu tahun 2017” Sudah lama mengalami
riwayat hipertensi
4 HR “ ya sudah lama sekitar 2018 Sudah lama mengalami riwayat hipertensi
Sumber : Hasil Analisis, 2023
1. Dapatkah ibu menceritakan tentang pola makan sehari-hari
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM yaitu Informasi dari Informan NM
mengatakan bahwa tiga kali makan sehari. Seperti pada kutipan wawancara berikut:
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan SM yaitu Informasi dari Informan SM mengatakan
bahwa ia makan sehari Cuma dua kali. Seperti pada kutipan wawancara berikut:
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan MD yaitu Informasi dari Informan MD
mengatakan bahwa ia makan sehari Cuma dua kali. Seperti pada kutipan wawancara berikut:
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan HR yaitu Informasi dari Informan HR mengatakan
bahwa ia makan sehari Cuma dua kali. Seperti pada kutipan wawancara berikut:
Menurut Informan HR bahwa ia makan cuman dua kali atau tiga kali makan dalam sehari.
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
1 NM “ ya tiga kali makan dalam sehari” Pola makan harian tiga kali dalam sehari
2 SM “ ya dua kali makan dalam sehari Pola makan harian dua kali dalam sehari
3 MD “ ya dua kali makan dalam sehari” Pola makan harian dua kali dalam sehari
4 HR “ ya dua kali atau tiga kali makan dalam sehari” Pola makan harian dua kali atau
3 kali makan dalam sehari
2. Dapatkah ibu ceritakan kepada saya seperti apa upaya yang di lakukan untuk mengurangi
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya saya memang di sarankan untuk mengurangi makanan yang asin, tapi saya belum bisa”
Menurut Informan mengatakan bahwa ia tidak bisa mengurangi makanan yang asin.
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan SM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya kalau saya masak garam yang saya pakai biasanya satu sendok makan dan sejauh ini saya
belum bisa mengurangi garamnya karena kalau kurang sedikit itu rasanya tawar jadinya gak enak”
Menurut Informan mengatakan bahwa ia tidak bisa mengurangi makanan yang asin
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan MD mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya saya memang di sarankan untuk mengurangi makanan yang asin, tapi saya belum bisa”
Menurut Informan MD mengatakan bahwa ia tidak bisa mengurangi makanan yang asin
Informan keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan HR mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya sejauh ini belum ada upaya yang dengan langsung dan cepat untuk kurangi asinnya, karena
saya selalu mau yang asin”
Menurut Informan HR mengatakan bahwa ia tidak bisa mengurangi makanan yang asin
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Dapatkah Ibu Ceritakan Kepada Saya Seperi Apa Upaya Yang Dilakukan
Untuk Mengurangi Penggunaan Kadar Garam Pada Makanan Yang Di Konsumsi
1 NM “ ya saya memang di sarankan untuk mengurangi makanan yang asin, tapi saya
belum bisa” Tidak bisa mengurangi penggunaan garam kadar garam pada makanan
2 SM “ sejauh ini saya belum bisa mengurangi garamnya” Tidak bisa mengurangi
penggunaan; kadar garam pada makanan
3 MD “ ya saya memang suka yang asin” Tidak bisa mengurangi penggunaan kadar
garam pada makanan
4 HR “ ya karena saya selalu mau-mau yang asin” Tidak bisa mengurangi penggunaan
kadar garam pada makanan
3. Bisakah ibu menceritakan hal-hal apa saja yang sering membuat ibu marah dan merasa stres
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya banyak pikiran”
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Hal- Hal Apa Saja Yang Sering Membuat Ibu Marah Dan Merasa Stres
1 NM “ ya saya marah, pikiran kalau anak saya nakal” Selalu banyak pikiran
4. Dapatkah ibu menceritakan kepada saya aktivitas fisik seperti apa yang sering di lakukan
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya bersih-bersih rumah”
Menurut informan NM mengatakan bahwa ia tidak melakukan olahraga ringan karena tidak punya
waktu
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan SM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Menurut informan SM mengatakan bahwa ia tidak melakukan olahraga ringan karena tidak sempat
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan MD mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya membersihkan, perna olahraga joging langsung sesak nafas, sejak saat itu tidak pernah lagi
melakukan”
Menurut informan MD mengatakan bahwa ia pernah mengalami keluhan sakit sesak nafas selama
melakukan olahraga
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan HR mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya membersihkan”
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Dapatkah Ibu Menceritakan Kepada Saya Aktivitas fisik Seperti Apa Yang
Sering Dilakukan Oleh Ibu Di Rumah
3 MD “ ya membersihkan, pernah joging langsung sesak napas jadi sejak itu tdak pernah
makan joging Pernah melakukan olahraga tapi mengalami keluhan sakit sesak nafas
a. Riwayat Keluarga
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya sejak 2020”
Menurut informan NM mengatakan bahwa ia sudah lama menderita penyakit diabetes melitus tipe
II
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya sejak 2021”
Menurut informan NM mengatakan bahwa ia sudah lama menderita penyakit diabetes melitus tipe
II
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Menurut informan NM mengatakan bahwa ia sudah lama menderita penyakit diabetes melitus tipe
II
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Menurut informan NM mengatakan bahwa ia sudah lama menderita penyakit diabetes melitus tipe
II
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Sejak Kapan Di Diagnosa Terkena Diabetes Melitus Tipe II
1 NM “ ya sejak tahun 2020” Sudah lama menderita keluhan sakit diabetes melitus
tipe II
2 SM “ ya sejak tahun 2021” Sudah lama menderita keluhan sakit diabetes melitus
tipe II
3 MD “ ya lamami waktu empat tahun mi lebih” Sudah lama menderita keluhan sakit
diabetes melitus tipe II
4 HR “ ya lamami waktu tahun 2020” Sudah lama menderita keluhan sakit diabetes
melitus tipe II
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan SM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya keluargana Mama’u”
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan MD mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya keluargana papa u”
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan HR mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya tante u”
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Apakah Ibu Memiliki Riwayat Keluarga Dengan Diabetes Melitus tipe II
3. Apakah anda menderita penyakit lain yang berhubungan dengan diabetes tipe II
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan SM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan MD mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan HR mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Apakah anda menderita penyakit lain yang berhubungan dengan diabetes
tipe II
b. Usia
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya golla di uissang”
Menurut Informan NM mengatakan bahwa penyebab diabetes melitus tipe 2 yaitu mengkonsumsi
gula
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan SM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Menurut Informan SM mengatakan bahwa penyebab diabetes melitus tipe 2 yaitu mengkonsumsi
gula
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan MD mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya golla”
Menurut Informan SM mengatakan bahwa penyebab diabetes melitus tipe 2 yaitu mengkonsumsi
gula
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan HR mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya golla”
Menurut Informan SM mengatakan bahwa penyebab diabetes melitus tipe 2 yaitu mengkonsumsi
gula
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Apakah penyebab diabetes tipe 2 di usia muda atau lansia
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan SM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya mangoeani alaweu”
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan MD mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya monge ulu u”
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan HR mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya monge ulu u”
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Apakah gejala diabetes melitus tipe II di usia muda atau lansia
3. Apakah tenaga kesehatan pernah melakukan penyuluhan tentang diabetes melitus tipe II
Informan Pertama
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan NM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya andani rua”
Menurut Informan NM mengatakan bahwa tidak perna melakukan penyuluhan tentang diabetes
melitus tipe II
Informan Kedua
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan SM mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya andani rua”
Menurut Informan SM mengatakan bahwa tidak pernah melakukan penyuluhan tentang diabetes
melitus tipe II
Informan Ketiga
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan MD mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya andani rua”
Menurut Informan MD mengatakan bahwa tidak pernah melakukan penyuluhan tentang diabetes
melitus tipe II
Informan Keempat
Hasil wawancara yang didapatkan dari informan HR mengatakan bahwa. Seperti kutipan
wawancara berikut:
“ ya andani rua”
Menurut Informan HR mengatakan bahwa tidak pernah melakukan penyuluhan tentang diabetes
melitus tipe II
Informasi yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara bersama para informan untuk tema ini
secara keseluruhan bisa di lihat sebagai berikut:
Informasi Untuk Tema Apakah tenaga kesehatan pernah melakukan penyuluhan tentang diabetes
melitus tipe II
2. Hasil wawancara dengan informan Kunci (Penanggung jawab penyakit diabetes melitus tipe
II)
Informan kunci dalam penelitian ini penanggung jawab diabetes melitus tipe II membenarkan
bahwa faktor risiko diabetes melitus tipe II seperti hipertensi, riwayat keluarga serta usia.
Lara, dan apalagi hipertensi juga yang paling tinggi di puskesmas lara setelah itu penyakit diabetes
melitus tipe II, nah jadi makanya banyak yang menderita diabetes melitus tipe II karena banyak
masyarakat yang tau tapi tidak perduli, dan juga pernah di sarangkan untuk mengurangi makan
yang mengandung hipertensi.
Informan kunci dalam penelitian ini penanggung jawab penderita penyakit diabetes melitus
tipe II menyatakan bahwa telah memberikan informasi atau juga memberikan perhatian terhadap
masalah yang terjadi pada informan meskipun terkadang informasi tersebut masih kurang dapat di
mengerti oleh informan.
Penelitian ini juga memperlihatkan ketersediaan informasi masih sangat kurang yang di
berikan oleh penanggung jawab.
Pembahasan
Berdasarkan kerangka pemikiran yang di gunakan dalam penelitian ini, peneliti mencoba
mendeskripsikan mengenai hipertensi pada penderita diabetes melitus tipe II, dan mengenai riwayat
keluarga penderita diabetes melitus tipe II serta mengenai usianya pada penderita diabetes melitus
tipe II di Desa Tasokko Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah.
1. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi yang berhubungan dengan tidak tepatnya
penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh
darah perifer. Hipertensi atau di kenal dengan “tekanan darah tinggi” adalah kondisi dimana
tekanan darah seseorang terhadap dinding pembuluh arteri secara konsisten tinggi, yakni tekanan
darah ketika jantung berkontraksi (sistolik) lebih besar sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah
ketika jantung melemah/menguncup (diastolik) sebesar lebih atau sama dengan 90 mmHg
(Boslaugh, 2019). Ketidaktepatan penyimpanan garam dan air serta meningkatnya tekanan dari
dalam tubuh pada sirkulasi darah perifer merupakan penyebab tekanan darah berkaitan erat dengan
resistensi insulin sebagai pencetus kejadian diabetes.Hipertensi sangat berhubungan dengan risiko
perkembangan diabetes melitus tipe II, serta sebagai prediktor penting terhadap kejadian neuropati,
retinopati, dan kardiovaskular yang menyertai diabetes melithipus (Fatimah, 2019). Dari hasil
penelitian ini di dapatkan bahwa kejadian diabetes melitus tipe II terjadi akibat hipertensinya selalu
tinggi. Hipertensi ini dapat terjadi setelah terdeteksi diabetes melitus tipe II maupun sebelum
terdeteksi diabetes melitus tipe II. Sebagai penanganan proses pemulihan, oleh pihak puskesmas
memberikan informasi kepada penderita hipertensi bahwa untuk mengurangi makanan yang tinggi
seperti daging dan makanan asin dan melakukan olahraga ringan.
2. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga merupakan kondisi yang merefleksikan genetik dan lingkungan yang sama
pada beberapa orang ( Ahrens & pigeot, 2020). Riwayat keluarga turut mempengaruhi kerentanan
sesorang terhadap diabetes. Riwayat keluarga dengan diabetes melitus pada level pertama
(misalnya, orang tua) merupakan faktor risiko yang kuat terhadap kejadian Diabetes melitus pada
seseorang (Holth & Kumar, 2020).Faktor riwayat keluarga atau keturuan merupakan faktor pemicu
diabetes yang tidak dapat di modifikasi. Artinya faktor risiko ini dapat di tawar-tawar, dengan
memiliki riwayat keluarga diabetes ini menjadi lebih tinggi jika di bandiangkan dengan orang yang
tidak memiliki riwayat diabetes melitus dalam keluarganya. Seberapa besarnya faktor keturunan
berpengaruh tidak dapat di ramalkan. Bahkan pasti akan muncul juga tidak dapat di pediksi. Faktor
keturunan adalah sebuah “alarm” sebagai peringatan bagi sesorang maka dari itu, apabila seseorang
dengan faktor risiko orang tua menderita diabetes melitus, sebaiknya selalu melakukan pencegahan
dan menjaga diti agar terhindar dari serangan gaya hidup sehat.Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa ibu ada keturunan yang menderita penyakit diabetes melitus tipe II.
3. Usia
Konsep umur/usia menurut WHO adalah sejumlah waktu yang telah di lalui seseorang
hingga saat ini dengan menghitung hari/tanggal lahir sebagai angka nol (last, 2019).Fungsi sel beta
pada organ pankreas akan menuru seiring dengan penambahan/ peningkatan usia (Holth &Kumar,
2019). Pada usia 40 tahun umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis lebih cepat. Diabetes
melitus lebih sering muncul pada usia setelah 40 tahun (Yuliasih & Wirawanni, 2020), terutama
pada usia 45 tahun yang di sertai dengan overwight dan obesitas. Penderita diabetes melitus di
indonsia sebagian besar pada usia 38-47 tahun dengan proposi sebesar 25,3%. Risiko diabetes
melitus makin meningkat sesuai dengan perkembangan usia (Soewando & Pramono, 2019).
Kelompok umur yang paling berisiko adalah pada usia 55-64 tahun.
Simpulan
Faktor yang mempengaruhi kejadian diabetes melitus tipe II adalah :
1. Hipertensi atau di kenal dengan “tekanan darah tinggi” adalah kondisi dimana tekanan darah
seseorang terhadap dinding pembuluh arteri secara konsisten tinggi, yakni tekanan darah
ketika jantung berkontraksi (sistolik) lebih besar sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah
ketika jantung melemah/menguncup (diastolik) sebesar lebih atau sama dengan 90 mmHg
2. Riwayat keluarga atau keturuan merupakan faktor pemicu diabetes yang tidak dapat di
modifikasi. Artinya faktor risiko ini dapat di tawar-tawar, dengan memiliki riwayat
keluarga diabetes ini menjadi lebih tinggi jika di bandiangkan dengan orang yang tidak
memiliki riwayat diabetes melitus dalam keluarganya.
3. Semakin meningkatnya usia seseorang maka semakin besar peluang untuk terkena diabetes
melitus tipe II. Hal ini di sebabkan oleh perubahan metabolisme karbohidrat dan perubahan
pelepasan insulin yang di pengaruhi oleh glukosa dalam darah seiring bertambahnya usia.
Faktor resiko usia dapat mempengaruhi penurunan pada seluruh sistem tubuh, termasuk juga
sistem endokrin. Penambahan usia menyebabkan kondisi resistensi pada insulin yang
berakibat tidak stabilnya level gula darah dalam tubuh sehingga banyak kejadian diabetes
melitus tipe II salah satunya adalah karena penambahan usiasecara degenerative yang
menyebabkan penurunan fungsional tubuh
Referensi
ADA. (2019). Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus. Retrieved Okt 29, 2020, from
American Diabetes Association:http://www.diabetes.org.com
AHA. (2019). American Heart Association. Retrieved Okt 29, from pedoman AHA
2017:https://whitecoathunter.com.
Asmarani, Tahir, A. C., Adryani, A (2017). Analisis faktor Risiko Obesitas dan Hipertensi dengan
kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kediri. 4 (2), 322-
331. Dipetik Okt 21,2020
Zahtamal dkk, “Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus” dalam Berita Kedokteran Masyarakat Vol
23 No 3 September 2020
Zieve, D. (2017). Hipertension. Retrieved Oct 29, 2020, from http.//nlm.nih.gov/medlineplus.