Babi Iiipelayanankesehatanbayibalita 140205081409 Phpapp02
Babi Iiipelayanankesehatanbayibalita 140205081409 Phpapp02
Babi Iiipelayanankesehatanbayibalita 140205081409 Phpapp02
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. TUJUAN
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari bayi baru lahir?
2. Apa cirri-ciri bayi baru lahir sehat?
3. Apa pengertian pelayanan kesehatan bayi baru lahir?
4. Apa saja jenis kesehatan bayi baru lahir?
5. Apa pengertian anak balita?
6. Apa pengertian pelayanan kesehatan anak dan balita?
7. Apa saja jenis pelayanan kesehatan anak dan balita?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kunjungan neonatal ke-3(KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8
sampai dengan hari ke 28 setelah lahir
4. Jenis pelayanan kesehatan bayi baru lahir:
A.Merawat tali pusat
1.Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau
jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
2.Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya.
3.Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
4.Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain
bersih dan kering.
5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan
benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi
tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara
mantap klem tali pusat tertentu.
6.Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung
tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian
tali pusat pada sisi yang berlawanan.
7.Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin
0,5%
8.Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa
bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
B.IMD
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri. Inisiasi menyusui dini ( IMD ) akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia
mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan
inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena
IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia
4
1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi
baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk
menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan
langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau
mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan
kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi
dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit
antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini
merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah
khususnya Departemen Kesehatan RI.
C. Melakukan penilaian bayi baru lahir
1.Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan.
2.Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
3.Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah
maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
D. Memberikanvitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada
bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1
mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
E. Pencegahan Infeksi
1.Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan
bayi
2.Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
3.Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
5
4.Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
5.Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu
pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan
salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir. Perawatan mata
harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
dengan perawatan tali pusat
F. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan
yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi
tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di
luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya
harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila
suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir:
1.Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
2.Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
3.Pastikan pencahayaan baik
4.Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan
diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu
pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
5.Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
G. Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan
Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan
hati.
6
2. PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA
A.Pengertian anak balita
Anak balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun memiliki pertumbuhan
mental,intelektual yang berkembang pesat.
B.Pengertian pelayanan kesehatan pada balita
Pelayanan kesehatan anak balita sakit dan sehat yang diberikan oleh tenaga
kesehatan sesuai standar
D. Jenis-jenis pelayanan kesehatan pada balita:
1.Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan
anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan
harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas
pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
Manfaat KMS adalah :
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita
secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2.Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat
melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya
tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare dan infeksi lain. Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina
Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu
bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara
gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita.
7
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
1. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang
berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
2. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata
kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata
mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput
lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi
balita dari keluarga menengah kebawah.
3.Manajemen terpadu balita sakit(MTBS)
MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan
(balita) secara menyeluruh.MTBS bukan merupakan suatu program
kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan
MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan
jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap
untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian
bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya
preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa
konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan
masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah
mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara
berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan
kecacatan pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
8
balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)
5.Konseling pada keluarga balita
Konseling yang dapat diberikan adalah :
a. Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
b. Pemberian makanan bayi
c. Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
d. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita
e. peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan
pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal idenitasnya
sebagai laki-laki atau perempuan.
9
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan anak balita adalah merupakan
program pemerinntah untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir dan anak
balita. Untuk itu kita sebagai calon nakes hendaknya mempedomani yang sudah
ditetapkankn pemerintah yaitu melakukan pelayanan sesuai standar seperti yang
sudah kita bahas diatas.
B.SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiawa khususnya D III
Kebidanan dapat mengerti dan lebih memahami tentang arti kebidanan komunitas
serta tugas-tugasnya diwilayah kerja mengenai pelayanan posyandu pelayanan
deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita serta imunisasi.Dan lebih
diharapkan makalah ini dapat memotivasi bidan di masa depan untuk lebih aktif
kreatif dan inovatif dalam memajukan pelayanan bidan komunitas sehingga
tercipta pelayanan yang berkualitas untuk menuju Indonesia sehat.
10