Makalah Tentang Pernikahan Kelompok 9
Makalah Tentang Pernikahan Kelompok 9
Makalah Tentang Pernikahan Kelompok 9
ISLAM
(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenugi Tugas Mata Kuliah Fidh Ibadah)
Disusun Oleh :
Kelompok 9
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wa’alaikumussalam Wr. Wb
Metro, 26 September 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhalilah atau Muharromat
B. Pengetian Akad, Sighot beserta syarat-syaratnya
C. Pengertian Wali dan Saksi
D. Kedudukan dan Jenis Mahar
E. Kedudukan dan Hikmah Walimatus Urs
F. Hak dan Kewajiban Suami Istri menurut UUD
G. Pernikahan dan Kompilaso Hukum Islam
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pernikahan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat
manusia. Dengan adanya pernikahan rumah tangga dapat ditegakkan dan dibina
sesuai dengan norma agama dan tata kehidupan masyarakat.
Hubungan antara seorang laki - laki dan perempuan adalah merupakan tuntunan
yang telah diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menghalalkan hubungan ini
maka disyariatkanlah akad nikah. Pergaulan antara laki - laki dn perempuan yang
diatur dengan pernikahan ini akan membawa keharmonisan, keberkahan dan
kesejahteraan baik bagi laki - laki maupun perempuan, bagi keturunan diantara
keduanya bahkan bagi masyarakat yang berada disekeliling kedua insan tersebut.
C.Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Akad
Akad nikah berasal dari kata-kata aqad nikah yang berasal lagi dari sebutan
Alquran ‘aqdu al-nikaah. Akad artinya ikatan. Nikah artinya perkawinan.
Akad nikah berarti perjanjian mengikatkan diri dalam perkawinan antara
seorang wanita dengan seorang laki-laki.
Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang berakad
dalam bentuk ijab dan qabul. Ijab penyerahan dari pihak pertama, sedangkan
qabul adalah penerimaan dari pihak kedua. Ijab dari pihak wali si perempuan
dengan ucapan: “Saya kawinkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan
mahar sebuah kitab Alquran”. Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan
ucapakan: “Saya terima mengawini anak Bapak yang bernama si A dengan
mahar sebuah kitab Alquran”.
Para ahli fiqih biasa menggunakan rumusan perkawinan sebagai berikut:
a. Penggunaan lafaz akad untuk menjelaskan bahwa perkawinan itu adalah suatu
perjanjian yang dibuat oleh orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat dalam
perkawinan.
b. Penggunaan ungkapan (yang mengandung maksud membolehkan hubungan
kelamin), karena pada dasarnya hubungan laki-laki dan perempuan adalah
terlarang, kecuali ada hal-hal yang membolehkannya secara hukum syara’. Di
antara hal yang membolehkan hubungan kelamin itu adalah adanya akad nikah
di antara keduanya. Dengan demikian akad itu adalah suatu usaha untuk
membolehkan sesuatu yang asalnya tidak boleh.
c. Digunakannya “seorang pria dengan seorang wanita” mengandung arti bahwa
perkawinan itu hanyalah antara jenis kelamin yang berbeda. Hal ini menolak
perkawinan sesame jenis yang sekarang telah dilegalkan beberapa Negara
barat.
d. Digunakannya ungkapan “sebagai suami-istri” mengandung bahwa
perkawinan itu adalah bertemunya dua jenis kelamin yang berbeda dalam
suatu rumah tangga, bukan hanya dalam istilah “hidup bersama”.
e. Dalam definisi tersebut disebutkan pula tujuan perkawinan yaitu membentuk
rumah tangga yang bahagia dan kekal, yang menafikkan sekaligus perkawinan
temporal sebagaimana yang berlaku dalam perkawinan mud’ah dan
perkawinan tahlil.
f. Disebutkannya berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa
perkawinan itu bagi Islam adalah peristiwa agama yang dilakukan untuk
memenuhi perintah agama
SIGHAT
Sighat atau ijab qabul adalah penegasan kehendak dan penerimaan mengikatkan
diri dalam bentuk perkawinan yang dilakukan oleh pihak laki-laki dan perempuan.
Ibnu Tumiyah mengatakan, akad nikah ijab kabulnya boleh dilakukan dengan
bahasa arab, kata-kata atau perbuatan apa saja yang oleh masyarakat umumnya
dianggap sudah menyatakan terjadinya nikah
.