KARYA ILMIAH AKHIR - 7 Edit Elfira
KARYA ILMIAH AKHIR - 7 Edit Elfira
KARYA ILMIAH AKHIR - 7 Edit Elfira
Oleh :
Oleh :
i
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa Karya Ilmiah Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
Yang menyatakan
i
LEMBAR
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Ilmiah Akhir
Disetujui Oleh:
Pembimbing
i
LEMBAR
Karya Ilmiah Akhir ini telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada
Mengesahkan :
Tim Penguji
Mengetahui,
v
MOTT
yatakaasal"
v
LEMBAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Sholawat serta Salam
kepada Rasullullah SAW, dengan segala kerendahan hati Karya Ilmiah Akhir
2. Kepada seluruh keluarga besar saya khususnya kedua orang tua saya yang
5. Kepada bapak ibu dosen Fakultas Ilmu Kesehatan yang tidak bisa saya
sebut satu persatu, terimakasih atas ilmu dan motivasi yang telah di
banyak.
v
KATA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini dengan judul : “Asuhan keperawatan pada
pasien Post Sectio Caesarea Indikasi Pre Eklamsia Berat di Ruang Drupadi II
Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran islam kepada kita sekalian,
Mengingat dalam pembuatan Karya Ilmiah Akhir ini telah disusun dengan
sebesar-besarnya kepada:
1. DR. dr. HM. Zulfikar As’ad, MMR., selaku Rektor Universitas Pesantren
vi
3. Mukhamad Rajin, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Kaprodi Profesi Ners
Jombang.
ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini, semoga Karya Ilmiah Akhir ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Oleh
karena itu kami dengan segala kerendahan hati mengharapkan adanya saran
dan kritikkan yang membangun untuk kesempurnaan Karya Ilmiah Akhir ini.
Penulis,
ix
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA
INDIKASI PRE EKLAMSIA BERAT DI RUANG DRUPADI II RSUD
JOMBANG
Email : [email protected]
[email protected]
ABSTRAK
PEB (Pre Eklampsia berat) merupakan salah satu penyebab operasi sectio
caesarea. Diperkirakan masih banyak ibu hamil kurang mengetahui tanda-tanda
pre eklampsia berat, tanpa ada penanganan khusus untuk menjaga kehamilannya,
seperti memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan. Jika tidak segera
diobati, pre eklampsia berat dapat menyebabkan kematian ibu dan anak, lemak
tubuh tinggi dan aliran darah ke rahim tidak mencukupi, dan dapat menyebabkan
masalah serius bagi ibu dan bahkan kematian. Desain penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang mencakup
pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi keperawatan.
Partisipan dalam studi kasus ini sebanyak 3 orang pasien post sectio caesarea
dengan indikasi pre eklamsia berat. Pada ketiga klien masalah keperawatan yang
muncul diantaranya adalah nyeri akut, risiko infeksi, defisit perawatan diri
personal hygiene, dan defisit pengetahuan tentang perawatan payudara. Intervensi
yang diberikan untuk mengatasi nyeri akut adalah dengan mengajarkan mobilisasi
dini setelah post op, untuk mengatasi risiko infeksi adalah menerapkan strategi
untuk mencegah infeksi, untuk mengatasi defisit perawatan diri personal hygiene
adalah dengan upaya membersihkan diri sehingga menurukan kontaminasi
intrauterus oleh bakteri penyebab infeksi, dan untuk defisit pengetahuan adalah
dengan pemberian edukasi perawatan payudara. Mobilisasi dini mampu
menurunkan tingkat intensitas nyeri yang dialami klien dan klien mampu
melakukan aktivitas secara mandiri. Dengan diberikannya edukasi perawatan
payudara, klien dapat mempermudah proses feeding atau pemberian ASI.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Post Sectio Caesarea, Pre Eklamsia
Berat
x
NURSING CARE OF POST SECTIO CAESAREA PATIENTS
INDICATIONS OF SEVERE PRE-ECLAMSIA IN DRUPADI II ROOM
RSUD JOMBANG
Email : [email protected]
[email protected]
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN..............................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................x
ABSTRACT...........................................................................................................xi
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH.....................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 4
1.3 Tujuan Karya Ilmiah Akhir.............................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................ 5
1.4 Manfaat Karya Ilmiah Akhir............................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis......................................................................6
1.4.2 Manfaat Praktis....................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
2.1 Konsep Sectio Caesarea...................................................................7
2.1.1 Pengertian Sectio Caesarea.....................................................7
2.1.2 Jenis-jenis Sectio Caesarea.....................................................7
2.1.3 Patofisiologi Sectio Caesarea................................................. 8
x
DAFTAR
x
DAFTAR
x
DAFTAR
xv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN
SC : Sectio Caesarea
xvi
BAB
PENDAHULUAN
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janian diatas 500 gram
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan
20 minggu atau lebih (Hidayat, 2019). Bila tidak segera ditindak lanjuti
Pre Eklampsia Berat akan menyebabkan kematian pada ibu dan janin.
kurang mengetahui tanda-tanda Pre Eklampsia Berat, ketika kaki ibu hamil
bengkak hanya di rendam pada air hangat tanpa ada penanganan khusus
baik yang bisa disebabkan oleh kelainan plasenta, selain itu gizi buruk,
kadar lemak tubuh yang tinggi ketidak cukupan aliran darah ke rahim dan
1
2
Karena itu semua kebanyakan ibu hamil kurang menyadari dan memahami
tanda-tanda dari Pre Eklampsia Berat. Jadi seharusnya ibu hamil sering
perlu dilakukan dengan tindakan Sectio Caesarea (SC) jika dalam 24 jam
abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%), dan lain-lain (11%)
(Depkes RI, 2022). Jawa Timur tahun 2022 keadaannya berada 5 point di
bawah dari target MDGs tahun 2021 sebesar 102 per 100.000 kelahiran
Jombang, 2022).
perubahan status mental, output urine berkurang atau tidak ada output
urine, sakit kepala, mual dan muntah, nyeri di bagian atas kanan perut.
Dampak dari Pre Eklampsia ini dapat merusak organ-organ dalam tubuh,
seperti hati, ginjal dan otak. Pre Eklampsia Berat dapat menyebabkan
ditangani pada Pre Eklampsia Berat yaitu resiko tinggi terjadinya kejang
berupa gagal ginjal, perdarahan otak, edema paru, gagal jantung, hingga
syok dan kematian (Mansjoer, 2020). Apabila tidak ditangani dengan cara
yang tepat dan cepat akan dapat menimbulkan kematian, maka salah satu
cara yang dpat dilakukan dengan operasi Sectio Caesarea. Solusi yang
Eklampsia Berat pada ibu hamil yaitu dengan pemeriksaan antenatal yang
(Prawirohardjo, 2019).
4
mengajurkan pola makan ibu yang beryodium rendah dan olah raga yang
teratur saat kehamilan (Pernol, 2020). Selain itu solusi dilakukannya ibu
air putih sedikit demi sedikit 6-10 jam Post Op Sectio Caesarea berupa air
putih dan ajarkan ibu untuk mobilisasi (Syaifuddin, 2020). Ibu Post Op
pasien post sectio caesarea dengan indikasi Pre Eklampsia Berat di Ruang
Jombang ?”
5
RSUD Jombang.
Jombang.
RSUD Jombang.
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pasien
pemulihan
pada pasien dengan Post Sectio Caesarea indikasi Pre Eklamsia Berat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sayatan pada dinding rahim melalui dinding anterior abdomen atau vagina
definisi sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, yaitu persalinan bayi
melalui insisi pada dinding perut dan rahim, dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat bayi konstan ada lebih dari 500 gram.
bawah rahim
sebagai berikut:
et al., 2013)
7
8
Pada kondisi posisi bayi seperti obstruksi dan lintang, saat serviks terhalang
oleh plasenta atau yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar,
kehamilan pada ibu dengan usia lebih tua pada usia normalnya, plasenta
lahir prematur, pecah ketuban dini dan bayi tidak keluar dalam waktu 24
berat lebih dari 500 gram dengan membuat sayatan dan membuka dinding
jaringan, pembuluh darah, dan saraf-saraf disekitar daerah insisi. Hal ini
rasa nyeri sehingga timbullah masalah keperawatan nyeri (Nanda Nic Noc,
2015).
9
a. Usia
erat dengan keadaan pada saat kehamilan, melahirkan, nifas dan kondisi
bayinya. Umur wanita hamil yang terlalu muda (20 tahun) dan terlalu
kehamilan. Karena kehamilan pada usia yang masih dini atau terlalu
dan masa nifas, dan perawatan kepada bayinya. Di sisi lain, wanita pada
kehamilan usia tua (35 tahun atau lebih) akan lebih beresiko seperti
cacat lahir dan timbulnya kelainan pada saat persalinan, karena jaringan
2017).
b. Paritas
mencapai batas viabilitas dan tidak melihat janinnya hidup atau mati
kembar tiga hanya dihitung satu paritas. Paritas tinggi yaitu jumlah anak
2017).
1
janin dalam posisi sungsang atau melintang, janin besar (BBL > 4,2 kg),
b. Perdarahan
3) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
(Padila, 2015).
1
Perawatan pada ibu post section caesarea yaitu dari perawatan luka,
a. Perawatan Luka
1) Fase inflamasi
sampai hari ke 3 pasca trauma. Pada fase ini tubuh akan berusaha
2) Fase proliferasi
setelah trauma terjadi. Tujuan dari fase ini adalah untuk membangun
matriks ekstraseluler.
1
3) Fase Maturasi
d) Menjaga kebersihan.
(Opset).
harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein, banyak cairan
serta banyak buah-buahan dan sayuran. Ibu pasca operasi sectio caesarea
ada gas dalam perut, ibu akan merasakan nyeri yang menusuk
c. Ambulasi Dini
Pada hari pertama dapat dilakukan miring ke kanan dan kiri yang
dimulai sejak 6-10 jam setelah ibu sadar. Latihan pernapasan dapat
dilakukan ibu sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar. Hari
kedua ibu dapat dibantu duduk. Posisi tidur telentang diubah menjadi
setengah duduk. Belajar berjalan dapat dilakukan dihari ke-3 sampai ke-
d. Defekasi
Bising usus biasanya tidak ada pada hari pertama setelah operasi,
mulai terdengar pada hari kedua, dan menjadi aktif pada hari ketiga.
mengalami gejala akibat buang air besar yang tidak teratur. Dengan
usaha buang air besar secara teratur, tetap terhidrasi, makan cukup serat,
2013).
e. Perawatan Payudara
3) Mengaplikasikan kolostrum
meredakan nyeri
kain lembab dan hangat selama 5 menit, dan berikan pijatan yang
bayi sebaiknya setiap 2-3 jam dan jika bayi tidak dapat menghisap
f. Miksi
umum terjadi dari masa nifas karena efek analgesia spinal yang dapat
g. Kebersihan Diri
a. Perawatan Awal
2) Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam
b. Diet
pada 6-10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air the.
c. Mobilisasi
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi.
e. Pemberian cairan
operasi (PPO), maka pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan
diberikan biasanya dektrosa 5-10 gram fisiologi dan ringer laktat secara
kebutuhan.
f. Pemberian obat-obatan
supositoria.
2.2.1 Pengertian
2021).
1
2.2.2 Etiologi
pada kehamilan pertama, kehamilan pada usia remaja, dan kehamlan diatas
g. Hipertensi
h. Kegemukan
2.2.3 Klasifikasi
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum, kaki jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat badan
epigastrium
dan muka.
d. Proteinuria
pemeriksaan kuwalitatif +1 / +2
2
2) Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter
2.2.5 Patofisiologi
pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal
arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel
darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan
kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang
karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme
a. Otak
meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema yang
c. Ginjal
d. Paru-paru
e. Mata
Eklampsia berat. Pada Pre Eklampsia dapat terjadi ablasio retina yang
nyata pada metabolisme air, elektrolit, kristaloid, dan protein serum. Jadi
natrium bikarbonat, dan pH darah berada pada batas normal. Pada Pre
Eklampsia Berat dan Eklampsia, kadar gula darah naik sementara, asam
laktat dan asam organik lainnya naik, sehingga cadangan alkali akan
2.2.6 Pathway
Faktor Resiko :
Faktor Imonologi
Tekanan Darah ↑ Riwayat keluarga dengan pre eklampsia atau eklampsia
Perfusi Jaringan ↓
Wanita dengan gangguan fungsi organ
Obesitas
Aliran Darah Berkurang Terjadi Mikro Emboli Pada Hati (Kerusakan Liver) Edema
Kerusakan Glomerulus
Kebutuhan Nutrisi Janin Tidak Terpenuhi
Dilakukan Pembedahan
Aktivitas Fisik ↓
Jaringan Terbuka
Payudara Kotor
Invasi Bakteri
Ketidakefektifan
Peristaltik Usus ↓
Pemberian
Asi Keluar Sedikit
Ganggu
Resiko Tinggi Infeksi an
Mobilit
Konstipasi
as Fisik
2
2.2.7 Komplikasi
antara lain : atonia uteri, sindrom HELLP, ablasio retina, KID (Koagulasi
hasil 12-14 gr %
e. Radilogi
1) Ultrasonografi
2
2) Kardiografi
2.2.9 Pencegahan
rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga
kardiografi.
a. Penanganan aktif
2) Pengobatan medis
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg
b. Penanganan konservatif
1) Otak
2) Paru-Paru
3) Jantung
4) Ginjal
5) Mata
6) Sistem darah
pembekuan darah.
akan hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal.
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
minggu.
kronis.
3) Riwayat Perkawinan
eliminasi (BAB dan BAK), gerak badan atau aktivitas, istirahat tidur,
kebutuhan belajar
TD : Pada pasien akan ditemukan tekanan darah darah sistol diatas 140
Nafas : Biasanya pada pasien akan ditemuksn nafas pendek, dan akan
suhu.
Thorax :
dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam dan membesar
Ekstermitas : Pada pasien ditemukan edema pada kaki dan tangan juga
pada kaki
1. Pemeriksaan laboratorium
b) Urinalisis
3
45 u/ml).
< 31 u/l).
Pre Eklamsia pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita
3. Data Psikologis
Biasanya ibu berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu
(Prawihardjo, 2020).
3
Beberapa diagnosa yang muncul pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia
diantaranya adalah:
(D.0054).
gejala infeksi
2. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
3. Ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
3
atau sesuai kondisi pasien, 11) Jelaskan tanda dan gejala infeksi,
lanjut yang akan dilakukan bila masalah belum teratasi (Maryunani, 2021).
obyektif yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk
METODOLOGI PENELITIAN
sebagai berikut:
Jombang
penyerta
43
4
sectio caesarea.
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada
dan risiko infeksi pada pasien Post Sectio Caesarea indikasi Pre Eklamsia
1. Lembar Pengkajian
3.7.1 Observasi
observasi tersamar untuk mencari data yang bersifat rahasia atau sensitif.
3.7.2 Wawancara
caesarea, dan pencegahan risiko infeksi pada luka post sectio caesarea.
3.7.3 Dokumentasi
pemeriksaan fisik head to toe dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
pemeriksaan fisik yang terdiri dari stetoskop, termometer, tensi meter, dan
b. Format analisa data terdiri dari : nama pasien, nomor rekam medik,
masalah.
keperawatan.
tindakan keperawatan.
respon klien dengan klien yang lain ketika diberikan tindakan yang sama
pada klien dengan masalah ketidakstabilan tekanan darah dan nyeri akut
pada pasien Post Sectio Caesarea indikasi Pre Eklamsia Berat. Analisa
ketidakstabilan tekanan darah dan nyeri akut post operasi sectio caesarea,
Dokumen)
4
2. Mereduksi Data
subjektif adalah data yang didapatkan dari klien berupa suatu pendapat
3. Penyajian Data
4. Kesimpulan
inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan.
5
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
BAB 4
1. Visi Misi
1) Visi
yang terintegrasi.
2) Misi
yang indah dan suasana nyaman serta tarif yang terjangkau oleh
52
53
status sosial
dari 1 ruang HCU tedapat 5 TT, ruang kelas 1 terdapat 3 TT, ruang B
24
5. Ahad, 13 24 x 100 % = 51%
47
November 2022
27
6. Senin, 14 27 x 100 % = 57,4%
47
November 2022
25
7. Selasa, 15 25 x 100 % = 53,1%
47
November 2022
25
8. Rabu, 16 25 x 100 % = 53,1%
47
November 2022
23
9. Kamis, 17 23 x 100 % = 48,9%
47
November 2022
22
10. Jumat, 18 22 x 100 % = 46,8%
47
November 2022
24
11. Ahad, 20 24 x 100 % = 51%
47
November 2022
26
12. Senin, 21 26 x 100 % = 55,3%
47
November 2022
24
13. Selasa, 22 24 x 100 % = 51%
47
November 2022
23
14. Rabu, 23 23 x 100 % = 48,9%
47
November 202
22
15. Kamis, 24 22 x 100 % = 46,8 %
47
November 2022
26
16. Sabtu, 26 26 x 100 % = 55,3%
47
November 2022
27
17. Minggu, 27 27 x 100 % = 57,4 %
47
November 2022
1. Identitas Pasien
2. Status Kesehatan
TTV
TD: 175/115
mmHg, Nadi: 109
x/menit, Suhu
37,1 C, RR: 20
x/menit
.
3. Riwayat Keperawatan
Kala I
Klien memasuki Klien tidak Klien memasuki
fase laten, memasuki fase fase laten,
pembukaan laten, karena pembukaan
serviks dilakukan serviks
berlangsung persalinan sectio berlangsung
lambat sampai caesarea lambat sampai
pembukaan 3 pembukaan 4
cm dalam 7-8 cm dalam 8-9
jam jam
Kala II
Klien tidak
mengalami kala
11, karena Klien tidak
dilakukan mengalami kala
Klien tidak 11, karena
persalinan
mengalami kala dilakukan
sectio caesarea 11, karena persalinan
Kala III dilakukan
persalinan sectio caesarea
Klien tidak
5
11. Aspek
psikososial
Kehamilan dan Iya Iya Iya
persalinan ini
direncanakan
Harapan ibu
setelah Ibu berharap Ibu berharap Ibu berharap
persalinan agar ibu dan agar ibu dan agar ibu dan
anak sehat, anak sehat anak sehat
Dukungan
pasangan saat Mensupport Mensupport saat Mensupport saat
ini saat kehamilan kehamilan kehamilan
sampai sampai sampai
Sikap anggota melahirkan melahirkan melahirkan
keluarga saat ini Memeberikan Memeberikan Memeberikan
dukungan dukungan dukungan
supaya ibu dan supaya ibu dan supaya ibu dan
12. Kebutuhan bayi sehat bayi sehat bayi sehat
dasar
khusus
Pola Lama tidur : 9 Lama tidur : 8 Lama tidur : 9
Tidur/Istirah jam jam jam
at Siang : 1-2 jam Siang : 1-2 jam Siang : 1-2 jam
Malam : 7-8 Malam : 6-7 jam Malam :7-8 jam
jam
Kebiasaan Kebiasaan
Kebiasaan sebelum tidur : sebelum tidur :
sebelum tidur : Bermain HP mengobrol
mengobrol Bersama
dengan suami Keluhan : tidak keluarga
ada
Keluhan : tidak Keluhan : tidak
ada ada
4. Pemeriksaan Fisik
Fisik
Cm
Hidung Hidung simetris, Hidung simetris, Hidung simetris,
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
terdapat benjolan, terdapat benjolan, terdapat benjolan,
tidak terdapat lesi, tidak terdapat lesi, tidak terdapat lesi,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
sekret/polip, sekret/polip, tidak sekret/polip, tidak
terdapat terdapat terdapat
pernapasan cuping pernapasan cuping pernapasan cuping
hidung hidung hidung
Reaksi alergi : ada Reaksi alergi : ada Reaksi alergi : ada
Telinga Bentuk telinga Bentuk telinga Bentuk telinga
simetris, bersih, simetris, bersih, simetris, bersih,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
cairan yang keluar cairan yang keluar cairan yang keluar
dari telinga, tidak dari telinga, tidak dari telinga, tidak
terdapat lesi, tidak terdapat lesi, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat benjolan, terdapat benjolan, terdapat benjolan,
tidak tidak tidak
menggunakan alat menggunakan alat menggunakan alat
bantu pendengaran bantu pendengaran bantu pendengaran
Mulut dan Gigi geligi : rapi, Gigi geligi : rapi, Gigi geligi : rapi,
Tenggorokan sedikit kotor sedikit kotor sedikit kotor
Kesulitan menelan Kesulitan menelan Kesulitan menelan
: tidak ada : tidak ada : tidak ada
Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
peradangan peradangan peradangan
maupun sariawan, maupun sariawan, maupun sariawan,
mukosa mulut mukosa mulut mukosa mulut
kering, tidak kering, tidak kering, tidak
terdapat karies terdapat karies terdapat karies
gigi, bibir kering gigi, bibir kering gigi, bibir kering
Dada dan Axilla Mammae : Mammae : Mammae :
memebesar memebesar memebesar
Areola mammae : Areola mammae :
Areola mammae : berwarna gelap berwarna gelap
berwarna gelap Papilla mammae : Papilla mammae :
Papilla mammae : menonjol keluar menonjol keluar
menonjol keluar Colostrum : ada -/- Colostrum : ada -
Pernafasan : /+
Colostrum : ada normal/vesikuler Pernafasan :
+/+ Jalan nafas : tidak normal/vesikuler
ada Jalan nafas : tidak
Pernafasan :
gangguan/hambata ada
normal/vesikuler
n gangguan/hambata
Jalan nafas : tidak Suara nafas : tidak n
ada ada suara nafas Suara nafas : tidak
gangguan/hambata tambahan ada suara nafas
n Penggunaan otot- tambahan
otot bantu nafas : Penggunaan otot-
Suara nafas : tidak tidak ada otot bantu nafas :
ada suara nafas Irama : vesikuler tidak ada
Kelainan bunyi Irama : vesikuler
6
5. Pemeriksaan Penunjang
7. Laboratorium
Parameter Klien 1 Klien 2 Klien 3
Darah Lengkap
6
RDW-CV
MCHC
Trombosit
Hitung Jenis
Eosinofil 0 1 2
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
0 0 0
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
Basofil 05.00) 11.10) Jam 06.40)
- - -
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
84 68 71
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
6
Retikulosit
Ret-He
Normodas NRBC
6
I/T Ratio
Immature Platelet
(IPF)
Koagulasi
PPT 10 11 12
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
30 32 34
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
APPT 05.00) 11.10) Jam 06.40)
Kimia Darah
GDS 90 88 92
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
3,62 3,56 3,60
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
Albumin 05.00) 11.10) Jam 06.40)
Urin Lengkap
Berat jenis 1,020 1,016 1,018
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
6,0 6,3 6,0
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
PH 05.00) 11.10) Jam 06.40)
(+)1 (+)1 (+)1
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.0) 11.10) Jam 06.40)
Negativ Negativ Negativ
Protein (10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
Negativ Negativ Negativ
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
Glukosa Normal Normal Normal
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
Negativ Negativ Negativ
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
Bilirubin 05.00) 11.10) Jam 06.40)
Negativ Negativ Negativ
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
1-2 1-2 2-3
Hemoglobin
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
2-3 2-3 5-8
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
6
Nitrit
Leokosit
Eritrosit
Setimen
Silinder Negativ Negativ Negativ
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
Epitel 1-2 1-2 0-1
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
Kristal Negativ Negativ Negativ
(10/11/2022 Jam (19/11/2022 Jam (15/11/2022
05.00) 11.10) Jam 06.40)
Radiologi - - -
EKG - - -
USG Janin tunggal Janin tunggal Janin tunggal
6. Terapi Medis
Obat Intravena Inj metergin 2x1 Inj metergin 2x1 Inj metergin
2x1
Inj ketorolac 3x1 Inj ketorolac 3x1
7
mg mg Inj ketorolac
3x1 mg
Inj feros sulfate Inj feros sulfate
2x1 mg 2x1 mg Inj feros sulfate
2x1 mg
Inj methyldopa Inj methyldopa
3x250 mg 3x250 mg Inj methyldopa
3x250 mg
Inj transamin Inj transamin
3x500 mg 3x500 mg Inj transamin
3x500 mg
Inj dopamet Inj dopamet
3x250 mg 3x250 mg Inj dopamet
3x250 mg
Inj cefazolin
Defisit pengetahuan
Kemungkinan tentang perawatan
Penyebab payudara
Masalah
7
tahuan tentang
perawatan
payudara
(D.0111)
4.1.2.4 Intervensi
Tabel 4. 11 Intervensi
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Resiko Infeksi Luaran Utama Intervensi Utama
(D.0142) Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 diharapkan
1. Monitor tanda dan
Definisi : ekspektasi Tingkat
gejala infeksi lokal
Beresiko Infeksi menurun dengan
dan sistemik
mengalami kriteria hasil :
peningkatan Terapeutik
a. Kemerahan menurun
terserang
(5) 2. Batasi jumlah
organisme
b. Bengkak menurun (5) pengunjung
patogenik
c. Nyeri menurun (5) 3. Cuci tangan sebelum
d. Kadar sel darah putih dan sesudah kontak
membaik (5) dengan pasien dan
lingkungan pasien
4. Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
5. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
6. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
7. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
8. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
9. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
3. Defisit Perawatan Luaran Utama Intervensi Utama
Diri Personal Setelah dilakukan Dukungan Perawatan
Hygiene (D.0109) tindakan keperawatan Diri
selama 3x24 diharapkan Observasi
ekspektasi Perawatan 1. Identifikasi kebiasaan
Definsi : Tidak Diri meningkat dengan aktivitas perawatan
mampu atau kriteria hasil : diri
menyelesaikan 2. Monitor tingkat
a. Kemampuan mandi
aktivitas kemandirian
meningkat (5) 3. Identifikasi kebutuhan
perawatan diri
b. Kemampuan alat bantu kebersihan
7
4.1.2.5 Implementasi
- Klien 1
menggunakan analgetik
08.40 secara tepat Klien kooperatif
k. Mengajarkan teknik
08.45 nonfarmakologi untuk Klien kooperatif
mengurangi rasa nyeri
yaitu mobilisasi dini
l. Mengkolaborasi
pemberian analgetic
2 Hari 2
(11/11/2022)
09.00 a. Memonitor karakteristik Kulit tertutup
09.02 luka kassa steril
b. Memonitor tanda-tanda Nyeri, tidak ada
infeksi panas, tidak ada
09.05 c. Melepaskan balutan dan bengkak, tidak
plester secara perlahan ada kemerahan
09.06 d. Membersihkan dengan pada luka
cairan NaCl dan kilbac Klien kooperatif
e. Memberikan salep
09.07 cutimed gel Klien kooperatif
f. Memasang balutan kassa Klien kooperatif
09.10 pada luka
g. Mempertahankan teknik Klien kooperatif
steril saat melakukan
09.15 perawatan luka
09.20 h. Menjelaskan tanda dan Klien kooperatif
gejala infeksi yaitu dolor
(nyeri), kalor (panas), Klien mengerti
tumor (bengkak), rubor
(kemerahan)
09.30 i. Berkolaborasi Klien kooperatif
pemberian antibiotic
3 Hari 2
(11/11/2022)
10.32 a. Mengidentifikasi
kebiasaan aktivitas Klien belum
10.33 perawatan diri mampu untuk
10.33 b. Memonitor tingkat melakukan
kemandirian pearawatan diri
c. Mengidentifikasi secara mandiri
kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, Tingkat
10.34 berpakaian, berhias, dan kemandirian II
makan
Sabun mandi,
10.35 d. Menyediakan
sikat gigi, pasta
10.35 lingkungan yang
gigi
terapeautik
10.37 e. Menyiapkan keperluan
pribadi
f. Mendampingi dalam Lingkungan
melakukan perawatan
8
Klien kooperatif
Klien kooperatif
4 Hari 2
(11/11/2022)
11.15 Klien kooperatif
a. Mengidentifikasi
kesiapan dan
11.16 kemampuan menerima Klien kooperatif
11.17 informasi Klien kooperatif
b. Mengidentifikasi
11.20 kebutuhan Klien kooperatif
c. Menyediakan materi dan
11.30 media pendidikan Klien kooperatif
kesehatan
d. Memberikan kesempatan
11.36 untuk bertanya Klien kooperatif
e. Menjelaskan factor
risiko yang dapat
11.37 mempengaruhi Klien mengerti
kesehatan Klien kooperatif
11.38 f. Mengajarkan perilaku
hidup sehat Klien kooperatif
g. Mengajarkan strategi
yang dapat
mempengaruhi perilaku
sehat
8
- Klien 2
Klien kooperatif
Klien kooperatif
8
2 Hari 1
(19/11/2022)
15.15 a. Memonitor
15.16 karakteristik luka Luka tertutup kassa
b. Memonitor tanda-tanda steril
infeksi
15.17 c. Melepaskan balutan Nyeri, tidak ada
dan plester secara panas, bengkak,
15.20 perlahan kemerahan pada luka
d. Membersihkan dengan
Klien kooperatif
cairan NaCl dan kilbac
15.30 e. Memberikan salep
Klien kooperatif
cutimed gel
15.35 f. Memasang balutan
Klien kooperatif
kassa pada luka
15.36 g. Mempertahankan
Klien kooperatif
teknik steril saat
melakukan perawatan
Klien kooperatif
luka
15.37 h. Menjelaskan tanda dan
gejala infeksi yaitu
15.38 dolor (nyeri), kalor
Klien kooperatif
(panas), tumor
15.45 (bengkak), rubor
Klien mengerti
(kemerahan)
i. Berkolaborasi
pemberian antibiotik
3 Hari 1
(19/11/2022)
16.05 a. Mengidentifikasi Klien belum mampu
16.07 kebiasaan aktivitas untuk melakukan
perawatan diri perawatan diri secara
16.08 b. Memonitor tingkat mandiri
kemandirian Tingkat kemandirian
16.10 c. Mengidentifikasi II
kebutuhan alat bantu Sabun mandi, sikat
16.13 kebersihan diri, gigi, pasta gigi
berpakaian, berhias, dan
makan Lingkungan nyaman
16.17 d. Menyediakan
16.20 lingkungan yang Keluarga kooperatif
16.30 terapeautik membantu
e. Menyiapkan keperluan menyiapkan
pribadi Klien dan keluarga
f. Mendampingi dalam kooperatif
melakukan perawatan
diri sampai mandiri Klien kooperatif
g. Memfasilitasi
kemandirian, bantu jika
tidak mampu Klien kooperatif
melakukan perawatan
diri
h. Menganjurkan
8
melakukan perawatan
diri secara konsisten
sesuai kemampuan
1 Hari 2
(20/11/2022)
09.00 a. Mengidentifikasi lokasi, Lokasi luka pada
karakteristik, durasi, abdomen,
frekuensi, kualitas, karakkteristik seperti
intensitas nyeri di syat-sayat,
b. Mengidentifikasi skala frekuensi nyeri ± 2-3
09.02 nyeri menit
09.05 c. Mengidentifikasi respon Skala nyeri 4
nyeri non verbal Klien tampak
09.06 d. Mengidentifikasi faktor meringis
yang memperberat
09.07 nyeri Klien jika bergerak
e. Memonitor efek akan nyeri
09.15 samping penggunaan
analgetik Klien kadang merasa
f. Memberikan teknik agak mual
nonfarmakologi untuk Klien kooperatif
mengurangi rasa nyeri
yaitu mobilisasi dini Klien kooperatif
g. Memfasilitasi istirahat
09.20 dan tidur Klien kooperatif
09.25 h. Menjelaskan strategi Klien kooperatif
meredakan nyeri
09.30 i. Menganjurkan Klien kooperatif
memonitor nyeri secara
mandiri Klien kooperatif
09.35 j. Menganjurkan
menggunakan analgetik Klien kooperatif
09.40 secara tepat
k. Mengajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
yaitu mobilisasi dini
l. Mengkolaborasi
pemberian analgetic
2 Hari 2
(20/11/2022)
10.15 a. Memonitor
10.16 karakteristik luka Luka tertutup kassa
b. Memonitor tanda-tanda steril
infeksi
10.17 c. Melepaskan balutan Nyeri, tidak ada
dan plester secara panas, kemerahan,
10.20 perlahan dan bengkak pada
d. Membersihkan dengan luka
10.30 cairan NaCl dan kilbac
8
- Klien 3
Klien kooperatif
Klien kooperatif
8
2 Hari 1
(15/11/2022)
16.15 a. Memonitor
16.16 karakteristik luka Luka tertutup kassa steril
b. Memonitor tanda-tanda
infeksi Nyeri, tidak ada panas,
16.17 c. Melepaskan balutan tidak ada bengkak, tidak
dan plester secara ada kemerahan pada
16.20 perlahan luka
d. Membersihkan dengan
Klien kooperatif
16.30 cairan NaCl dan kilbac
Klien kooperatif
e. Memberikan salep
16.35 cutimed gel
Klien kooperatif
f. Memasang balutan
kassa pada luka
Klien kooperatif
g. Mempertahankan
teknik steril saat
Klien kooperatif
16.36 melakukan perawatan
luka
h. Menjelaskan tanda dan
Klien kooperatif
16.37 gejala infeksi yaitu
dolor (nyeri), kalor
Klien mengerti
(panas), tumor
(bengkak), rubor
(kemerahan)
16.48 i. berkolaborasi
pemberian antibiotik
Klien kooperatif
3 Hari 1
(15/11/2022)
17.00 a. Mengidentifikasi Klien belum mampu
kebiasaan aktivitas untuk melakukan
17.02 perawatan diri pearawatan diri secara
17.05 b. Memonitor tingkat mandiri
kemandirian Tingkat kemandirian II
c. Mengidentifikasi Sabun mandi, sikat gigi,
kebutuhan alat bantu pasta gigi
kebersihan diri,
17.06 berpakaian, berhias, Lingkungan nyaman
dan makan
17.07 d. Menyediakan Keluarga kooperatif
17.15 lingkungan yang membantu menyiapkan
terapeautik Klien dan keluarga
e. Menyiapkan keperluan kooperatif
17.20 pribadi
f. Mendampingi dalam Klien kooperatif
melakukan perawatan
diri sampai mandiri
17.25 g. Memfasilitasi Klien kooperatif
kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri
8
h. Menganjurkan
melakukan perawatan
diri secara konsisten
sesuai kemampuan
1 Hari 2
(16/11/2022)
09.15 a. Mengidentifikasi Lokasi luka pada
lokasi, karakteristik, abdomen, karakkteristik
durasi, frekuensi, seperti di syat-sayat,
kualitas, intensitas frekuensi nyeri ± 2-3
09.16 nyeri menit
09.17 b. Mengidentifikasi skala Skala nyeri 5
nyeri Klien tampak meringis
c. Mengidentifikasi
09.20 respon nyeri non Klien jika bergerak akan
verbal nyeri
09.30 d. Mengidentifikasi Klien kadang merasa
faktor yang agak mual
09.35 memperberat nyeri Klien kooperatif
e. Memonitor efek
samping penggunaan
analgetik
f. Memberikan teknik Klien kooperatif
nonfarmakologi untuk Klien kooperatif
mengurangi rasa nyeri
09.47 yaitu mobilisasi dini Klien kooperatif
09.55 g. Memfasilitasi istirahat
dan tidur Klien kooperatif
10.00 h. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri Klien kooperatif
10.10 i. Menganjurkan
memonitor nyeri secara
10.15 mandiri Klien kooperatif
j. Menganjurkan
menggunakan
10.20 analgetik secara tepat
k. Mengajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
yaitu mobilisasi dini
l. Mengkolaborasi
pemberian analgetic
2 Hari 2
(16/11/2022)
10.00 a. Memonitor Luka tertutup kassa steril
10.02 karakteristik luka Nyeri, tidak ada panas,
b. Memonitor tanda-tanda kemerahan, dan bengkak
infeksi pada luka
10.05 c. Melepaskan balutan Klien kooperatif
dan plester secara Klien kooperatif
10.06 perlahan
8
4.1.2.6 Evaluasi
- Klien 1
O:
- KU lemah
- Tampak lemah
- Tampak sedikit meringis
- Tanda-Tanda Vital
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 93 x/menit
Suhu : 37,6 C
RR : 20 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat
nyeri
Monitor keberhasilan mobilisasi dini yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri yaitu mobilisasi
dini
O:
9
- KU lemah
- Kerusakan jaringan dan lapisan kulit
akibat luka post op berdiameter 10 cm
- Kondisi luka tertutup balutan
- Tanda-Tanda Vital
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 93 x/menit
Suhu : 37,6 C
RR : 20 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor karakteristik luka
Memonitor tanda-tanda infeksi
Membersihkan dengan cairan NaCl dan
kilbac
Mempertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
Mengganti balutan setiap hari
Menjelaskan tanda dan gejala infeksi yaitu
dolor (nyeri), kalor (panas), tumor
(bengkak), rubor (kemerahan)
Berkolaborasi pemberian antibiotik
O:
- KU lemah
- Tidak mampu mandi
- Mengganti pakaian dibantu keluarga
- Aktivitas dibantu keluarga
P : Intervensi dilanjutkan
Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan
diri
Monitor tingkat kemandirian
Sediakan lingkungan yang terapeautik
Damping dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
Anjurkan melakukan perawatan diri
9
P : Intervensi dilanjutkan
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Identifiakasi kebutuhan
Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Jadwalkan pendidikian kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
O:
- KU cukup
- Tampak memegangi perut saat bergerak
- Tanda-Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 37,3 C
RR : 20 x/menit
O:
- KU cukup
- Kerusakan jaringan dan lapisan kulit
akibat luka post op berdiameter 10 cm
- Kondisi luka tertutup balutan
- Tanda-Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 37,3 C
RR : 20 x/menit
O:
- KU cukup
- Mandi diseka
- Mengganti pakaian dibantu keluarga
- Aktivitas berjalan pelan-pelan dibantu
keluarga
- Klien 2
O:
- KU lemah
- Tampak lemah
- Tampak sedikit meringis
- Tanda-Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 37,8 C
RR : 20 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat
nyeri
Monitor keberhasilan mobilisasi dini yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri yaitu mobilisasi
dini
O:
- KU lemah
- Kerusakan jaringan dan lapisan kulit
akibat luka post op berdiameter 10 cm
- Kondisi luka tertutup balutan
- Tanda-Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 37,8 C
RR : 20 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor karakteristik luka
Memonitor tanda-tanda infeksi
Membersihkan dengan cairan NaCl dan
kilbac
Mempertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
Mengganti balutan setiap hari
Menjelaskan tanda dan gejala infeksi yaitu
dolor (nyeri), kalor (panas), tumor
(bengkak), rubor (kemerahan)
Berkolaborasi pemberian antibiotik
O:
- KU lemah
- Tidak mampu mandi
- Mengganti pakaian dibantu keluarga
- Aktivitas dibantu keluarga
P : Intervensi dilanjutkan
Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan
diri
Monitor tingkat kemandirian
Sediakan lingkungan yang terapeautik
9
O:
- KU cukup
- Tampak memegangi perut saat bergerak
- Tanda-Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 20 x/menit
O:
- KU cukup
- Kerusakan jaringan dan lapisan kulit
akibat luka post op berdiameter 10 cm
- Kondisi luka tertutup balutan
- Tanda-Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 20 x/menit
O:
- KU cukup
- Mandi diseka
- Mengganti pakaian mandiri
- Berjalan pelan-pelan dibantu keluarga
- Klien 3
O:
- KU lemah
- Tampak lemah
- Tampak sedikit meringis
- Tanda-Tanda Vital
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 91 x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 20 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
9
O:
- KU lemah
- Kerusakan jaringan dan lapisan kulit
akibat luka post op berdiameter 10 cm
- Kondisi luka tertutup balutan
- Tanda-Tanda Vital
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 91 x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 20 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
Memonitor karakteristik luka
Memonitor tanda-tanda infeksi
Membersihkan dengan cairan NaCl dan
kilbac
Mempertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
Mengganti balutan setiap hari
Menjelaskan tanda dan gejala infeksi yaitu
dolor (nyeri), kalor (panas), tumor
(bengkak), rubor (kemerahan)
Berkolaborasi pemberian antibiotik
O:
- KU lemah
- Tidak mampu mandi
- Mengganti pakaian dibantu keluarga
9
P : Intervensi dilanjutkan
Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan
diri
Monitor tingkat kemandirian
Sediakan lingkungan yang terapeautik
Damping dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
O:
- KU cukup
- Tampak memegangi perut saat bergerak
- Tanda-Tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 37,2 C
RR : 20 x/menit
O:
- KU cukup
- Kerusakan jaringan dan lapisan kulit
akibat luka post op berdiameter 10 cm
- Kondisi luka tertutup balutan
- Tanda-Tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 37,2 C
RR : 20 x/menit
10
P : intervensi dihentikan
O:
- KU cukup
- Mandi diseka
- Mengganti pakaian mandiri
- Berjalan pelan-pelan dibantu keluarga
4.2 Pembahasan
maksud memperjelas karena tidak semua yang ada pada teori dapat
4.2.1 Pengkajian
1. Identitas
Berdasarkan hasil studi kasus pada tiga klien post sectio caesarea
Ibu yang berisiko mengalami Pre Eklamsia Berat yaitu di usia < 20
tahun dan > 35 tahun. Menurut penelitian yang dilakukan (Yulianti &
Fikawati, 2015) bahwa usia yang baik untuk hamil atau melahirkan
berkisar antara 20-35 tahun. Pada usia tersebut alat reproduksi wanita
wanita dengan usia dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun kurang baik
yang menyatakan bahwa usia ibu yang terlalu muda saat hamil akan
usia ibu yang terlalu tua saat hamil mengakibatkan gangguan fungsi
kesenjangan dengan teori yaitu bahwa usia ibu yang tidak beresiko dan
Pre Eklamsia Berat namun saat kondisi tubuh ibu baik dan mampu
komplikasi kehamilan.
Menurut penulis dari keluhan utama klien 1,2 dan 3 tidak ada
kesenjangan teori yaitu pada klien post sectio caesarea indikasi pre
eklamsia berat masalah yang muncul pada keluhan utama yaitu nyeri
dengan teori yaitu pada pengkajian keluhan subjektif klien 1,2 dan 3
3. Riwayat Kesehatan
kehamilan.
Komplikasi yang terjadi pada ibu hamil dan bersalin dipengaruhi oleh
4. Pemeriksaan Fisik
10
Colostrum : ada -/- pada klien 2, Colostrum : ada -/+ pada klien 3. Pada
pemeriksaan abdomen ditemukan Linea & Striae : linea alba dan striae
albiea, Luka bekas operasi : ada, bersih, diameter ±10 cm, TFU : 2 jari
eklamsia dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah
berat. Faktor risiko tersebut merupakan suatu mata rantai dalam proses
kematian baik pada ibu, janin, maupun bayi yang dilahirkan. Wanita
hamil sudah tinggi, berarti ibu hamil harus berhati-hati dengan pola
berlebihan di dalam tubuh. Hal ini berlaku pula jika pada masa
5. Diagnosa Keperawatan
jam pasca operasi sejalan dengan mulai pulihnya efek anestesi dari
tubuh pasien. Hal ini banyak dikeluhkan oleh pasien post sectio
berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
sectio caesarea berdiameter ±10 cm. Diagnosa ini muncul karena klien
luka post operasi merupakan bagian dari masalah utama dalam praktik
infeksi pada luka operasi, akan menjadi penyebab utama kematian ibu
secara mandiri. Diagnosa ini muncul karena klien 1 tidak dapat mandi
dengan perawatan diri akibat nyeri, klien 2 tidak dapat mandi dan
perawatan diri akibat nyeri, klien 3 tidak dapat mandi dan mengenakan
akibat nyeri.
pada ibu post Sectio Caesarea jika tidak ditangani akan sangat rentan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena itu,
perawatan payudara.
10
kapasitas kandung kemih karena tidak ada rasa sensasi saat ingin
berubah pada ibu nifas salah satunya adalah pada sistem perkemihan
6. Intervensi
intensitas nyeri
terlaksana, diantaranya :
meredakan nyeri
diberikan
darah membaik.
lingkungan pasien
terlaksana, diantaranya :
di rencanakan meliputi :
perawatan diri
kemampuan
11
berbagai kuman. Kontak langsung dari kulit antara ibu dan bayi
2) Identifikasi kebutuhan
7. Implementasi keperawatan
rumah sakit.
rumah sakit.
untuk bertanya.
8. Evaluasi keperawatan
caesarea indikasi pre eklamsia berat dengan skala nyeri 6, klien kedua
3X24 jam masalah nyeri akut teratasi sebagian dengan data subyektif
pada klien pertama: Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bekas
12
operasi menurun, Nyeri terasa seperti kulit yang tebal, Berada di skala
3. Pada klien kedua: Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bekas
operasi menurun, Nyeri terasa seperti kulit yang tebal, Berada di skala
2. Pada klien ketiga : Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bekas
operasi menurun, Nyeri terasa seperti kulit yang tebal, Berada di skala
Pada klien kedua keadaan umum cukup, tekanan darah 120/70 mmHg,
caesarea indikasi pre eklamsia berat, ada luka tertutup balutan kassa di
risiko infeksi teratasi dengan data subyektif pada klien pertama pasien
sudah tidak ada demam, luka dibersihkan dengan baik dan ditutup
kassa steril. Pada klien kedua pasien sudah tidak ada demam, luka
12
dibersihkan dengan baik dan ditutup kassa steril. Pada klien ketiga
pasien sudah tidak ada demam, luka dibersihkan dengan baik dan
ditutup kassa steril. Data obyektif pada klien pertama : keadaan umum
klien ketiga keadaan umum cukup, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi
mandiri. Diagnosa ini muncul karena klien pertama Ny. L tidak dapat
baik dan benar. Data obyektif klien mampu mempraktekkan apa yang
5.1 Kesimpulan
perbandingan antara teori dengan kasus pada Ny. L, Ny. N, dan Ny. K
dengan post sectio caesarea indikasi pre eklamsia berat di ruang Drupadi
berikut :
1. Pengkajian
pada klien pertama dan ketiga didapatkan skala nyeri 6, pada klien
kedua didapatkan skala nyeri 5. Pada ketiga klien tampak lemah dan
2. Diagnosa keperawatan
123
12
3. Intervensi keperawatan
Rencana tindakan keperawatan antara teori dan kasus nyata tidak ada
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
menganjurkan klien utuk meneruskan latihan aktif dan pasif yang telah
penyembuhan luka, minum obat sesui advice dokter dan segera periksa
5.2 Saran
dan keterampilan yang cukup serta dapat bekerja sama dengan tim
dengan baik.
Afifah, 2018 Pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2. Jakarta salemba medika
Aini, Reskita, 2017, Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pasien
post Sectio Caesarea di RSUD Moewardi. Skripsi. STIKES Kesuma Husada.
Surakarta.
Amelda, 2018. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba Medika : Jakarta
Selatan
Analisis faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri pasien pasca bedah abdomen
dalam konteks asuhan keperawatan. Jurnal Dunia Kesehatan, 5(1), 1–14.
Artha, I. P. (2017).
Angka, P., Preeklampsia, K., Ibu, U., Ali, M. F., Hadisubroto, Y., & Firdaus, J.
(n.d.). Difference in The Incidence Severe Preeclampsia and Eclampsia
between Maternal Age 20-34 Years and > 34 Years in dr . Soebandi Hospital
Jember. 3(2), 18–22.
Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar
Kebidanan I Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta.
Asmadi. 2018. Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC
Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media
Bahagia, D., & Alasiry, E. (2015). Keterampilan Teknik Menyusui. Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin.
Birawa, dkk., 2019. Hubungan Mobilisasi Dini pada Post Partum dengan SC
terhadap Proses Percepatan Pemulihan Post Partum di Ruang Kebidanan
RSUDZA Banda Aceh
Cuningham, F Garry. 2022. Ilmu Kebidanan: Patologis Dan Fisiologi Persalinan;
2022.
Fabona, 2017, Perawatan Maternitas.Jakarta: EGC
Fitrah, Luthfiyah, 2020. Klinik Keperawatan & Kebidanan. Yogyakarta: Bhafana
Hanifa Wiknjosastri, 2021 Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta:
EGC;
Hidayat, Jurnal Keperawatan, F. I., & Bandung, U. P. (2019). Hubungan
pengetahuan, nyeri pembedahan. 3(2), 54–60.
Johnson. 2014. Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Juwita, D. R., Faradani, N., & Wibowo, M. I. N. A. (2019). Studi Penggunaan
Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Sectio Caesarea di
RSU Bunda Purwokerto. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia
(Pharmaceutical Journal of Indonesia), 16(2), 265.
126
12
JOMBANG
pasien
cucing)
4. Kassa steril
5. Verband
6. Plester
7. Hydrogel/obat topikal
8. DACC (Dialkycarbomoycloride)
langkah
pasien
lembut
adanya tunel
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang, yang bernama Elfira Maulidia
Saya memahami dan mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk
terhadap saya, maka dari itu saya bersedia menjadi responden peneliti.
Peneliti Responden
( Elfira Maulidia R ) ( )
13
Lampiran 4 Jadwal
Kegiatan
JADWAL KEGIATAN
November 2022
Keterangan 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30
Orientasi
ruangan
Pembagian
kasus
Pengakajian
kasus klien 1
Konsul
askep klien 1
Pengakajian
kasus klien 2
Konsul
askep klien 2
Pengakajian
kasus klien 3
Konsul
askep klien 3
Konsultasi
Karya Imiah
Akhir
13