Sop Prosedur Pengadaan Obat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

PENGADAAN SEDIAAN FARMASI,

ALAT KESEHATAN DAN BMHP


Ditetapkan Oleh Direktur
Klinik Kulon Progo
No. Dokumen : 000/KP-BS/1/2023 Bangun Sari
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10 Januari 2023
Halaman : 1 dari 3

KLINIK KULON
dr. Muhammad Arshad,
PROGO BANGUN
M.Ked(An)Sp. An KAO
SARI

1. Pengertian Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP adalah kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui, melalui
pembelian. Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan
sediaan farmasi, Alat kesehatan dan BMHP harus melalui jalur resmi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bmhp

3. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Klinik Kulon Progo Bangun Sari No :


4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik.
5. Prosedur 1. Penanggung jawab farmasi / Apoteker membuat perencanaan pengadaan
dengan mengestimasi periode pengadaan, mengestimasi safety stock, dan
memperhitungkan lead time.
2. Penanggung jawab farmasi / Apoteker yang melakukan pengadaan harus
mencantumkan nomor SIPA.
3. Penanggung jawab farmasi / Apoteker harus memperhatikan:
b. Sediaan Farmasi diperoleh dari Industri Farmasi/Pedagang Besar
Farmasi (PBF) yang memiliki izin.
c. Alat Kesehatan dan BMHP diperoleh dari Penyalur Alat
Kesehatan (PAK) atau toko Alat Kesehatan yang memiliki izin.
d. Terjaminnya keaslian, legalitas, dan kualitas setiap Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP yang dibeli.
e. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP dipesan tepat
waktu.
f. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP mudah ditelusuri.
g. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP lengkap sesuai
dengan perencanaan.
4. Penanggung jawab farmasi / Apoteker memastikan surat pesanan dibuat
sekurang-kurangnya rangkap 2 (dua) serta tidak dibenarkan dalam bentuk
faksimili dan fotokopi.
5. Penanggung jawab farmasi / Apoteker menyerahkan satu rangkap surat
pesanan kepada distributor dan 1 (satu) rangkap sebagai arsip.
6. Penanggung jawab farmasi / Apoteker meminta surat penolakan pesanan
kepada pemasok jika surat pesanan tidak bisa dilayani baik sebagian atau
seluruhnya.
7. Pengadaan Sediaan Farmasi yang merupakan narkotika menggunakan
Surat Pesanan Narkotika.
8. Pengadaan Sediaan Farmasi yang merupakan psikotropika menggunakan
Surat Pesanan Psikotropika.
9. Surat Pesanan Narkotika dan Surat Pesanan Psikotropika dibuat dengan
jumlah 3 (tiga) rangkap.
10. Dalam hal terjadi kekurangan jumlah akibat kelangkaan stok di fasilitas
distribusi dan terjadi kekosongan stok di Klinik, maka Klinik dapat
melakukan pembelian kepada Apotek.

1. Diagram Alir

11. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
12. Unit terkait 1. Farmasi
2. Penanggung Jawab Klinik
13. Dokumen terkait

1. Rekaman Historis
Perubahan

No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai