Pengkajian M1-M6. FIX
Pengkajian M1-M6. FIX
Pengkajian M1-M6. FIX
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANJARBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Mengetahui,
Koordinator Stase Manajemen Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan RSD
Idaman Kota Banjarbaru
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan dituntut untuk memberikan
pelayanan bermutu kepada masyarakat. Rumah sakit merupakan intitusi pelayanan
kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit dalam
memberikan pelayanan medik tidak akan berhasil jika tidak ditunjang oleh pelayanan
non medik. Pelayanan non medik diantaranya adalah instalasi gizi/dapur, instalasi
logistik, insatalasi laundry, dan instalasinya lainnya. Instalasi logistik mengelolaa semua
logistik di RS baik yang medis maupun non medis. Logistik medis seperti obat-obatan
dan alat kesehatan sedangkan non medis seperti bahan makanan, sarana dan prasarana,
alat tulis kerja, linen dan lain sebaginya.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan masyarakat di bidang kesehatan
memiliki peran yang sangat strategis dimana rumah sakit diharapkan dapat berperan
optimal dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peran tersebut
dewasa ini semakin menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan paradigma
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun kebijakan - kebijakan pemerintah yang
sangat dipengaruhi oleh kondisi global, nasional, regional dan atau lokal.
RSUD Idaman Kota Banjarbaru merupakan Rumah Sakit tipe C dengan akreditas
UTAMA dan merupakan Rumah Sakit satu-satunya milik Pemerintah Daerah yang ada
di Kota Banjarbaru. RSUD Idaman Kota Banjarbaru memiliki kapasitas tempat tidur
sebanyak ±230 tempat tidur yang tersebar di 15 instalasi Rumah Sakit, dimana
semuanya itu saling berkaitan dalam pemberian layanan di RSUD Idaman Kota
Banjarbaru. Bed Occupancy Ratio (BOR) RSUD Idaman Kota Banjarbaru tahun 2021
adalah sebesar 84% dimana indikator nasional adalah 60-85%. BOR berarti
menunjukkan persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu. BOR untuk RSUD
Idaman Kota Banjarbaru masih dalam batas normal dan sudah tinggi.
MAKP merupakan upaya untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga
menjadi efektif dan efisien. MAKP memperlihatkan pelayanan yang lebih terstruktur
dan terorganisir yang lebih profesional dan lebih baik dalam memberikan tingkat
pelayanan asuhan keperawatan terhadap klien (Somantri, 2015; Budi, 2009; Rantung,
2013 dalam Rahmawati, 2021). MAKP mengatur model/metoda pemberian asuhan
dengan memberikan gambaran jelas tentang tugas, tanggung jawab dan kewenangan
perawat dalam menyelesaikan asuhan, menetapkan siapa yang menjalankan tugas dan
tanggung jawab, penyesuaian jumlah pasien dengan jenis tenaga perawat dalam
memenuhi kebutuhan perawatan. Asuhan keperawatan diberikan dalam beberapa
metoda, seperti: metoda tim, metoda keperawatan primer, metoda kasus, metoda
moduler, serta metoda manajemen kasus, partnership model dan pasien focus dari
pelayanan (patient care center).
Rumah sakit dapat menetapkan metoda yang paling memungkinkan untuk
dilaksanakan. Salah satu pelaksanaan perubahan yang nyata adalah memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas dan manajerial keperawatan yang handal. Profesionalisme
perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu
usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah
dengan melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).
Manajemen Keperawatan yakni salah satu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga
dapat memberikan suatu pelayanan keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga
dan masyarakat. Manajemen keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu
tatanan pelayanan nyata, yaitu di Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu
memahami secara konsep dan aplikasi.
Konsep manajemen keperawatan pada suatu perencanaan berupa sebuah rencana
strategi melalui pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam suatu
pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan pengadilan
serta dokumentasi yang lengkap.
B. Tujuan
1. Menganalisis Man, Material, Method, Money, Marketing dan Machine di ruang
Cendrawasih RSD Idaman Kota Banjarbaru.
2. Menganalisis masalah di ruang Cendrawasih RSD Idaman Kota Banjarbaru.
3. Memberikan rencana tindak lanjut yang diusulkan di ruang Cendrawasih RSD
Idaman Kota Banjarbaru.
BAB II PENGKAJIAN
Direktur
dr. Danny Indrawardhana, MMRS
Kepala IRNA
Eva Metalita, S. Kep., Ns., M. Kep.
Kepala Ruangan
Indah Nurhayati, S.Kep., Ns.
Noor Fithriyah, S. Kep., Ns. Nyoman Annisa Abdullah, Fitri Mawarni, A.Md.Kep
Wandha Agustina Agustin, S.Kep., Ns. Mia Widha Anindita, S. Kep., Ns.
A.Md. Kep. Siti Aliah, S.Kep., Ns. Kiki Rezki Wulandari,
Littia Ulfah, S.Tr.Kep. Astria Agustina, AMK A.Md.Kep.
Elvina Sari, S. Kep., Ns. Wardatuzzainah, S. Kep., Ns. An-Nisa Mayasari, S. Kep, Ns.
Nurul Afida, S. Kep. Novia Intan Hapsari, S. Kep, Ns. Noor Hasanah, AMK.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Cendrawasih RSD Idaman Kota Banjarbaru
b. Karakteristik Tenaga Keperawatan dan Kebidanan
Tabel 2.1 Daftar Tenaga Keperawatan dan Kebidanan di Ruang Cendrawasih
Level Jenjang
Pendidikan Karir
No. Nama PNS/Non PNS Jabatan Pelatihan
1. Indah Nurhayati, S.Kep., Ns. PNS Kepala Ruangan S1 Ners Pelatihan Manajemen Kepala Ruang, PK 2
Pelatihan CI, Pelatihan BTCLS, Pelatihan
Jafung, Pelatihan PICU NICU, Pelatihan
Ventilator Mekanik, Pelatihan ICU Dasar.
2. Yuliasi, AM.Keb. PNS Bidan Pelaksana D3 PRN, CI, BTCLS PK 3
3. An-nisa Mayasari, S.Kep., Ns PNS Perawat Pelaksana S1 Ners BTCLS, BLS, BTLS PRA PK
4. Novia Intan Hapsari, S.Kep. Non PNS Perawat Pelaksana S1 BTCLS, Obstetri Neonatal Emergensi PK 1
Dasar, MTBS, PTM 2, PTM 1
5. Sulistiani Khusna, AMK PNS Perawat Pelaksana D3 PRN, BBLR, BTCLS, PICC, PICU NICU PK 3
Update, Pelatihan Ci.
6. Nurul Afida, S.Kep., Ns. PNS Perawat Pelaksana S1 Ners PRN, CI, Ventilator Mekanik, BTCLS, PK 2
ICU Dasar, Pelatihan Ci
7. Fina Andriati, AMK Non PNS Perawat Pelaksana D3 PRN, BBLR, BTCLS, PONEK, Bimtek PK 3
Keto Asidosis Diabetikum, Manajemen
Asfiksia, Manajemen BBLR.
8. Suswati, AMK PNS Perawat Pelaksana D3 PRN, Laktasi, BBLR, CI, BTCLS, ICU, PK 3
Workshop Laktasi
9. Sri Mulyani, A.M Keb PNS Bidan Pelaksana D3 PRN, BBLR, BTCLS, Midwifery Update, BK 3
Jafung, Pelatihan Ci.
10. Maulida Rahmawati, AMK Non PNS PPJA D3 PRN, BTCLS, BBLR LVL 1 – 2 PK 3
11
11. Elvina Sari, S.Kep., Ns. Non PNS Perawat Pelaksana S1 Ners BTCLS, BBLR LVL 1 – 2 PK 1
12. Littia Ulfah, S.Tr.Kep Non PNS Perawat Pelaksana D4 BTCLS, Stabilisasi Neonatus, ICU dasar PK 1
13. Siti Aliah, S.Kep., Ns PNS Perawat Pelaksana S1 Ners Skrining Tyroid, CI, BTCLS PK 3
14. Nyoman Annisa Abdullah, S.Kep., PNS Perawat Pelaksana S1 Ners BTCLS PRA PK
Ns
15. Noor Fithriyah, S.Kep., Ns PNS Perawat Pelaksana S1 Ners BTCLS, NICU, PRN PK 1
18. Astria Agustina, AMK Non PNS Perawat Pelaksana D3 PRN, BBLR lvl 1 dan 2, BTCLS PK 3
19. Desyka Yuniarti, S.Kep., Ns PNS Perawat Pelaksana S1 Ners BTCLS, PRN PRA PK
20. Mia Widha Anindita, S.Kep., Ns PNS Perawat Pelaksana S1 Ners BTCLS, BLS PRA PK
22. Wandha Agustina, S. Kep. Non PNS Perawat Pelaksana S1 PRN, BTCLS, ICU PK 1
23. Noor Hasanah, AMK Non PNS Perawat Pelaksana D3 Kegawatan Ibu dan Anak, BTCLS PK 1
24. Kiki Rezki Wulandari, A, Md.Kep Non PNS Perawat Pelaksana D3 PRN, BTCLS, BLS PK 1
12
25 Rosyida Rahma, S.Kep., Ns Non PNS Perawat Pelaksana S1 Ners BTCLS PK 1
13
1) Klasifikasi Pendidikan Tenaga:
1. Profesi Ners (Selain Karu) : 11
2. DIII Keperawatan & Kebidanan : 10
3. S1/D4 Keperawatan : 4
Berikut adalah perbandingan perawat selain Karu berdasarkan tingkat
pendidikannya:
Profesi Ners : DIII Keperawatan & Kebidanan : S1/D4 Keperawatan
11 : 10 : 4
44% : 40% : 16%
Berdasarkan perbandingan tersebut, jumlah proporsi Ners masih kurang
yaitu hanya 11 orang dengan proporsi tenaga keperawatan Profesional
dan Vokasional = 44% : 40%, berdasarkan standar profesional dan
vokasional yakni 55% : 45%. Kemudian masih terdapat 4 perawat
(16%) yang belum mengambil Profesi Ners.
20
15
12
10
4 5
5
1 1 1 1 1
0
PRN BTCLS CI Ventilator Kegawatan Laktasi BBLR PICU/NICU Skrining
Mekanik Ibu dan Tyroid
Anak
Gambar 2.2 Klasifikasi Pelatihan Perawat dan Bidan (Selain Karu) Ruang
Cendrawasih RSD Idaman Kota Banjarbaru
Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan menyebutkan bahwa pelatihan dasar
yang harus dimiliki perawat dan bidan di Ruang Cendrawasih sebagai ruangan
bayi adalah PRN (Pelatihan Resusitasi Neonatus), sedangkan pelatihan dasar
secara umum yang harus dimiliki adalah BTCLS. Berdasarkan data pada
gambar 2.2 dapat diketahui bahwa 15 (55.55%) dari 26 perawat dan bidan
selain Karu yang telah mendapatkan pelatihan PRN. Hal ini menunjukkan
bahwa lebih dari setengah perawat dan bidan di Ruang Cendrawasih
mendapatkan pelatihan dasar yang harus dimiliki perawat dan bidan di Ruang
Cendrawasih sebagai ruangan bayi. BTCLS sebagai pelatihan dasar secara
umum yang harus dimiliki tenaga di Ruang Cendrawasih telah didapatkan oleh
seluruhnya (100%). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan,
untuk masa aktif sertifikat BTCLS rata-rata masih aktif karena baru tahun lalu
diadakan pelatihan di RSD Idaman.
10
0
PRA PK PK 1 PK 2 PK 3
Gambar 2.3 Klasifikasi Level Jenjang Karir Perawat dan Bidan (Selain Karu)
Ruang Cendrawasih RSD Idaman Kota Banjarbaru
Terlihat pada Gambar 2.3 yang menunjukkan perawat dan bidan klinis di
Ruang Cendrawasih terbanyak pada PK 1 sebanyak 10 orang (40%), sehingga
di Ruang Cendrawasih terlihat adanya kemampuan melakukan asuhan
keperawatan komprehensif pada area spesifik dan mengembangkan pelayanan
keperawatan yang berdasarkan bukti ilmiah dan melaksanakan pembelajaran
klinis. PK 2 merupakan level jenjang karir dengan jumlah perawat paling
sedikit sehingga akan menyebabkan beban kerja pada PK 1. Karena sedikitnya
PK 2 maka PK 1 akan mengerjakan tugas PK 2 tersebut. Oleh sebab itu, Karu
menetapkan kebijakan bahwa penugasan kewenangan klinis sama rata agar
tidak memberikan beban kerja yang lebih berat pada salah satu level jenjang
karir saja dalam tiap shift.
Perawat dan Bidan Klinis di Ruang Cendrawasih memiliki sistem jenjang karir
dari Pra PK, PK 1, PK 2, serta PK 3 dan BK 3. Berdasarkan wawancara pada
kepala ruangan terkait pembagian penugasan kewenangan klinis sama rata,
yaitu perawat PK 1 dapat mengerjakan tugas PK 2, PK 3, serta BK 3, dan bisa
juga sebaliknya sesuai jadwal dinas saat itu. Kepala Ruangan juga mengatakan
terkait pembagian jadwal dinas juga sudah disesuaikan dengan pemerataan
PK/BK di setiap shift-nya. Kompetensi perawat klinis di Rumah Sakit
dideskripsikan sesuai level jenjang karir perawat klinis (PK 1 – PK 3).
Kompetensi sesuai level pada perawat klinis, yaitu:
a. Perawat Klinis 1
Perawat klinis 1 adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan dasar dengan penekanan pada keterampilan
teknis keperawatan dibawah bimbingan. Kompetensi perawat klinis 1, yaitu:
1. Melakukan asuhan keperawatan (pengkajian, menetapkan diagnosis
2. Keperawatan, menetapkan intervensi dan melaksanakan tindakan
keperawatan serta evaluasi) dengan lingkup keterampilan tehnik dasar.
3. Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam asuhan
keperawatan.
4. Melakukan komunikasi terapeutik di dalam asuhan keperawatan.
5. Menerapkan caring dalam keperawatan.
6. Menerapkan prinsip keselamatan klien.
7. Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi.
8. Melakukan kerjasama tim dalam asuhan keperawatan.
9. Menerapkan prinsip mutu dalam tindakan keperawatan.
10. Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien terkait dengan
kebutuhan dasar.
11. Mengumpulkan data kuantitatif untuk kegiatan pembuatan laporan
kasus klien.
12. Mengumpulkan data riset sebagai anggota tim penelitian.
13. Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku,
agama, ras, dan antar golongan.
14. Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
15. Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
16. Menunjukkan sikap asertif.
17. Menunjukkan sikap empati.
18. Menunjukkan sikap etik.
19. Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan
pedomankeperawatan.
20. Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan
keperawatan sesuai kewenangannya.
21. Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
klien.
22. Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim
dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
b. Perawat Klinis 2
Perawat klinis 2 adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan holistik pada klien secara mandiri dan
mengelola klien/sekelompok klien secara tim serta memperoleh bimbingan
untuk penanganan masalah lanjut/kompleks. Kompetensi perawat klinis 2,
yaitu:
1. Melakukan asuhan keperawatan dengan tahapan dan pendekatan proses
keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantungan partial dan total
care.
2. Menerapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
3. Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok
klien.
4. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien untuk menentukan
intervensi keperawatan.
5. Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat ketergantugan
klien.
6. Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam pemberian
asuhan keperawatan.
7. Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik
dan masalah klien.
8. Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien.
9. Melakukan kajian insiden keselamatan klien dan manajemen risiko
klinis.
10. Melakukan kajian terhadap kejadian dan risiko infeksi pada klien.
11. Melakukan kerjasama antar tim.
12. Menerapkan pengendalian mutu dengan satu metoda tertentu sesuai
kebijakan rumah sakit setempat.
13. Mengimplementasikan pengendalian mutu asuhan keperawatan.
14. Merumuskan kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik
sesuai dengan masalah kesehatan klien
15. Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar
klien dan keluarga.
16. Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga.
17. Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan dan rencana tindak lanjut.
18. Melaksanakan preceptorsip pada tenaga perawat di bawah
bimbingannya dan praktikan.
19. Melakukan diskusi refleksi kasus untuk meningkatkan kualitas
pemberian asuhan keperawatan.
20. Menggunakan hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan.
21. Membantu pelaksanaan riset keperawatan deskriptif.
22. Melakukan survey keperawatan.
23. Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku,
agama, ras, dan antar golongan.
24. Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
25. Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
26. Menunjukkan sikap asertif.
27. Menunjukkan sikap empati.
28. Menunjukkan sikap etik.
29. Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan.
30. Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan
keperawatan sesuai kewenangannya.
31. Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
klien.
32. Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota
tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
c. Perawat Klinis 3
Perawat Klinis 3 adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada area spesifik dan
mengembangkan pelayanan keperawatan berdasarkan bukti ilmiah dan
melaksanakan pembelajaran klinis. Kompetensi perawat klinis 3, yaitu:
1. Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan tingkat
ketergantungan partial dan total dengan masalah kompleks di area
keperawatanspesifik.
2. Menerapkan filosofi dasar keperawatan pada area keperawatan spesifik.
3. Menerapkan penyelesaian dan pengambilan keputusan masalah etik,
legal dalam asuhan keperawatan di unit keperawatan.
4. Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat
ketergantungan klien pada lingkup area spesifik.
5. Menerapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
6. Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada unit ruang
rawat.
7. Menggunakan metode penugasan yang sesuai dalam pengelolaan
asuhan keperawatan di unit ruang rawat.
8. Menetapkan masalah mutu asuhan keperawatan berdasarkan kajian
standar dan kebijakan mutu.
9. Melaksanakan analisis akar masalah (RCA) dan membuat grading
risiko terhadap masalah klinis.
10. Mengidentifikasi kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik
sesuai dengan masalah kesehatan klien di area spesifik.
11. Mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber yang tersedia untuk
edukasi kesehatan pada area spesifik.
12. Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik, legal dalam
asuhan keperawatan
13. Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik dan masalah klien dan keluarga pada area spesifik.
14. Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah
klien di area spesifik.
15. Menerapkan prinsip kerjasama interdisiplin.
16. Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di unit.
17. Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar
klien dan keluarga pada area spesifik.
18. Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga pada area
spesifik.
19. Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area spesifik dan
rencana tindak lanjut.
20. Melaksanakan preceptorship dan mentorship pada area spesifik.
21. Menginterpretasi hasil penelitian dalam pemberian asuhan
keperawatan pada area spesifik.
22. Menggunakan hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan
pada area spesifik.
23. Melakukan riset keperawatan deskriptif analitik dan inferensial.
24. Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku,
agama, ras dan antar golongan.
25. Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
26. Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
27. Menunjukkan sikap asertif.
28. Menunjukkan sikap etik.
29. Menunjukkan sikap empati.
30. Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan
pedoman keperawatan
31. Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
sesuai kewenangannya.
32. Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
klien.
33. Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim
dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
c. Perhitungan Ketenagaan
1. Tenaga Medis
Tabel 2.2 Daftar Tenaga Medis di Ruang Cendrawasih
No. Nama Spesialis
1. Prof. Dr. dr. H. Parlindungan Ringoringo, Sp.A (K) Spesialis Anak
2. dr. Indra Himawan, Sp.A (K) Spesialis Anak
3. dr. Yanuar Nusca Permana, Sp. A Spesialis Anak
2. Tenaga Non Kesehatan
Tabel 2.3 Daftar Tenaga Non Kesehatan di Ruang Cendrawasih
No. Nama Status Pendidikan Jabatan
Kepegawaian
1. Rina Zulhijjah, S.E. BLUD S1 Administrasi
2. Hartini BLUD SMP PU
Tabel 2.7 Kesimpulan Jumlah Tenaga Kerja menurut Douglas (per hari)
Rumus/
Perhitungan Kebutuhan Jumlah Perawat
Jumlah Tenaga dan Bidan di Ruang
No.
Tenaga Keperawatan/ Cendrawasih
Keperawatan/ Kebidanan
Kebidanan
1. Douglas tanggal 04 4 26
2. Douglas tanggal 05 5 26
3 Douglas tanggal 06 6 26
Rata-Rata (4+5+6) : 3 = 5 26
Jumlah tenaga lepas dinas perhari:
86 x 3
Penambahan untuk loss day: orang = 0,92 orang (dibulatkan menjadi
279
orang)
Jadi, total jumlah perawat/bidan yang dibutuhkan adalah 4 orang + 1
orang lepas dinas + 1 orang kepala ruang = 6 orang
Keterangan :
86 adalah jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun 279 adalah hari kerja efektif
dalam 1 tahun.
b) Menurut Gilies
Ruang Cendrawasih RSD Idaman Kota Banjarbaru berkapasitas 20
tempat tidur, jumlah rata-rata pasien yang dirawat 6 orang perhari pada
tanggal 04 – 06 September 2023. Rata-rata perawatan minimal 0 orang,
perawatan parsial 0 orang, dan 6 perawatan total. Berdasarkan situasi
tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang
tersebut adalah sebagai berikut. Menentukan terlebih dahulu jam
perawatan yang dibutuhkan pasien per hari, yaitu:
1. Perawatan langsung
Tabel 2.8 Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shift pada
tanggal 04 –06 September 2023 berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien di Ruang Cendrawasih RSD Idaman
Kota Banjarbaru.
Tingkat Jumlah Tanggal 04 September 2023
Ketergantungan pasien Jam Jumlah Jam Perawatan yang
Perawatan dibutuhkan
Minimal 0 2 jam 0 jam
Parsial 0 3 jam 0 jam
Total 5 6 jam 24 jam
Jumlah 5 24
Tingkat Jumlah Tanggal 05 September 2023
Ketergantungan pasien Jam Jumlah Jam Perawatan yang
Perawatan dibutuhkan
Minimal 0 2 jam 0 jam
Parsial 0 3 jam 0 jam
Total 6 6 jam 24 jam
Jumlah 6 24
Tingkat Jumlah Tanggal 06 September 2023
Ketergantungan Pasien Jam Jumlah Jam Perawatan yang
Perawatan dibutuhkan
Minimal 0 2 Jam 0 Jam
Parsial 0 3 Jam 0 Jam
Total 7 6 Jam 36 Jam
Jumlah 7 36
2. Perawat tidak langsung
7 orang pasien x 1 jam = 7 jam
3. Penyuluhan kesehatan
7 orang pasien x 0,25 jam = 1,75 jam
4. Total jam secara keseluruhan:
24 am + 7 jam + 1,75 jam = 33 jam
Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan pasien
perhari:
33 jam : 7 pasien = 4,71 jam dibulatkan menjadi 5 jam
Jumlah Tenaga yang Dibutuhkan
5 x 7 x 365 = 12.775 = 6,5 (dibulatkan menjadi 6 orang)
(365 – 86) x 7 1.953
Untuk cadangan 20% menjadi 6 x 20% = 1 orang. Jadi jumlah tenaga
menurut Gilies yang dibutuhkan secara keseluruhan 6 + 1 = 7 orang.
Adapun jumlah tenaga perawat dan bidan real yang ada di Ruang
Cendrawasih ada 26 orang, termasuk Kepala Ruangan dan Katim. Jumlah
tenaga perawat dan bidan pelaksananya sendiri ada 26 orang, jumlah
Ketua Tim ada 3 orang, dan 1 orang Kepala Ruangan. Berdasarkan
perhitungan Gilies di atas, didapatkan kebutuhan tenaga perawat dan
bidan di Ruang Cendrawasih yaitu 7 orang. Berdasarkan metode Gilies
maka jumlah tenaganya sudah terpenuhi.
c) Menurut Lokakarya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Dalam lokakarya PPNI penentuan kebutuhan tenaga dihitung dengan
mengubah satuan hari dengan minggu. Jumlah hari kerja efektif dihitung
dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama
40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur
yang berlaku di Indonesia:
Rawat Inap:
Bangsal A Medikal = 3,4 jam
Bangsal B Perawatan Bedah = 3,5 jam
Bangsal C Nifas = 3 jam
Bangsal D Bayi = 2,5 jam
Bangsal E Anak = 4 jam
TT : Tempat Tidur
D : Jumlah jam perawatan/24 jam
Diketahui jumlah tempat tidur adalah 20 bed, BOR tanggal 04 - 06
September 2023 yaitu 30 %, sehingga jumlah kebutuhan tenaga yaitu:
Tenaga perawat atau bidan = (2,5 x 52) x 7 (20 x 30%) + 25%
41 x 40
= 3,57 (4 orang)
Berdasarkan perhitungan tersebut tenaga perawat/bidan di Ruang
Cendrawasih yang dibutuhkan adalah 4 orang.
d) Kesimpulan Jumlah Tenaga Keperawatan/Kebidanan
Tabel 2.9 Kesimpulan Jumlah Tenaga Kerja berdasarkan teori yang
ada.
No. Rumus/ Kebutuhan Jumlah Jumlah
Perhitungan Tenaga Perawat Tenaga
Jumlah Tenaga Perawat/ dan Bidan Perawat/Bid
Perawat/Bidan Bidan di Ruang an yang
Cendrawa Belum
sih Terpenuhi
(Selain
Karu)
1 Douglas 6 26 -
2. Gilies 7 26 -
3. Lokakarya PPNI 4 26 -
5
4
4
0
Douglas Gillies Lokakarya PPNI
6 2 2 2
1 1 1 1
SC S LR S a P m m al ih
ir iR BB RD om DK ru cu at l eb
ah ld at an at
o
rv
a on r
i L g a m lin on hi Ne be
ay ng l ae s a e l a e a yi
B Tu ha er N yi om tb
ir ep tp xia Ba dr ra
Lah Ch
ay
a
phy
Sy
n B e
i As
B ay Ri
w
ti on
ra
pi
As
10 Diagnosis terbanyak
452
345
38
16 16 15 10 10 7 5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
S ia in ur l
RD LR ks at ta
BB ub ek
Afi i lir em or
rb pr an
pe as
i
Hi
rm
a lf o
m
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
pola napas tidak efektif Risiko Infeksi
70
68
66
64
62
60
58
S1 D3 D4 Ners
33,33% 33,33%
33,33%
SD SMP SMA S1
50% 50%
94
92
90
88
86
84
SMP SMA S1/D4
Gambar 2.20 Tempat istirahat perawat, dapur umum dan ruang memandikan
bayi
Cendrawasih memiliki tempat istirahat perawat yang bertugas, dimana ruangan
tersebut digunakan untuk beristirahat, meletakkan pakaian ganti dan menyimpan
barang - barang milik peribadi serta tempat untuk melaksanakan sholat. Dapur
umum biasanya digunakan untuk beristirahat makan dan membuat makanan.
Serta ruang memandikan bayi biasanya digunakan untuk memandikan bayi
setiap paginya dan meletakkan kain yang kotor
d. Buku Kelengkapan Administrasi
Tabel 2.11 Buku Kelengkapan Administrasi di Ruang Cendrawasih RSD
Idaman Banjarbaru
No. Buku Kelengkapan Administrasi
1. Daftar Tindakan Medis
2. Balasan Rujukan
3. Rujukan
4. Surat Keterangan Rawat Inap
5. Daftar Permintaan Alat Kesehatan
4 Inkubator Giraffe 2 2
5 Inkubator Transport 2 2
6 Infant Warmer GEA 1 1
7 Infant Warmer Giraffe 3 3
8 CPAP Wilamed dengan Kompresor 4 4
9 CPAP Wilamed tanpa Kompresor 1 1
10 Ventilator Leony 1 1
11 Bed Side Monitor 6 5
12 Monitor Transport 1 1
13 Monitor Sentral 1 1
14 Neopuff Fisher & Paykel 1 1
15 Neopuff fanem 2 2
16 Infus Pump B-Braun 10 10
17 Infus Pump Mindray 4 4
18 Syringe Pump 9 9
19 Syringe Pump Mindray 5 5
20 Bagging Set 3 3
21 Wall Suction 3 3
22 Nebulizer 1 1
23 Baby Box 10 10
24 Meja Bedside 6 6
25 Troley Emergency (Farmasi) 1 1
26 Troley Tindakan 2 2
27 Stelisator Ozon 1 1
28 Fototerapi 11 11
29 Lampu Pembacaan X-Ray 1 1
30 Accu Check 3 3
31 Stetoskop 18 18
32 Laryngoskop Bengkok 1 1
33 Laryngoskop Lurus 1 1
34 Termometer Tembak 2 2
35 Termometer digital 3 3
36 O2 Regulator Central Besar 6 6
37 O2 Regulator Central Kecil 7 7
38 O2 Regulator Tabung Kecil 9 9
39 Tabung O2 Besar 2 2
40 Tabung O2 Kecil 2 2
62 Nal Puder 7 7
63 Pinset Anatomis 7 7
64 Pinset Chirurgis 7 7
65 Gunting Perban 5 5
66 Tiang Infus 14 13
67 Suction 1 1
68 Regulator O2 Tabung Besar 6 6
69 Timbangan Jarum 1 1
70 Troli Tindakan 1 1
71 Lampu Tindakan 1 1
72 Box Baby Kelambu 1 1
73 Inkubator Fanem 1 1
74 Alat UV 1 1
75 Tabung O2 8 8
Berdasarkan hasil observasi untuk inventaris alat kesehatan sudah memadai
dan lengkap dengan kondisi yang masih baik untuk dapat dipergunakan dengan
baik, dan di setiap tempat tidur pasien tersedia tempat oksigen sentral.
Tabel 2.13 Daftar Floorstock Bahan Medis Habis Pakai di Ruang Cendrawasih
RSD Idaman Banjarbaru
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 D10 % - D ¼ NS – Tridex 27 2-2-2 Baik
A
2 NS 3 % 1 Baik
3 NS 0,9 % 100 ML 2 Baik
4 Spuit 1 CC 10 Baik
5 Spuit 3 CC - 5 CC 5-5 Baik
6 Spuit 10 CC -20 CC 4-4 Baik
7 Masker O2 nasal canule 2 Baik
8 OGT No 3,5 Fr/ 35 Cm 3 Baik
9 OGT No 5 Fr / 40 Cm & 100 5-2 Baik
Cm
10 OGT No 8 Fr / 40 Cm & 100 5-2 Baik
Cm
11 Needle Surflo ukuran 24 Selang 5 Baik
12 Benang ITP 3 Baik
13 Aquadest 3 Baik
14 Original Perfusor 4 Baik
15 Three Way & Three Way Ekor 2-2 Baik
16 Handscoon Steril No 7 – 7,5 5-3 Baik
17 Leukomed 2 Baik
18 Infus Set 3 Baik
19 Klem Tali Pusat 3 Baik
20 Suction No 8 5 Baik
21 Suction No 10 & 12 1-1 Baik
22 Vit K 3-1 Baik
23 Phenytoin 2 Baik
24 D40% 3 Baik
25 Transofix 2 Baik
26 ETT No. 2,5/3,5 2/2/2 Baik
27 Needle Wing 2 Baik
28 Surflo Wing No 24 2 Baik
29 Surflo Wing No 26 1 Baik
30 Meylon 1 Baik
31 Midzolam 1 Baik
32 Ca Glukonas 2 Baik
33 KCL 1 Baik
Berdasarkan hasil observasi untuk bahan medis sekali pakai dan cairan
sudah memadai dan lengkap, untuk pengadaan barang yang diperlukan
mendadak biasanya dari ruangan sudah ada menyetok obat-obat emergensi
khusus dalam box yang terletak di ruangan alat kesehatan sedangkan untuk
obat- obatan lainnya biasanya keluarga pasien diberikan resep untuk ditebus lalu
setelahnya obat-obatan pasien diserahkan ke perawat untuk disimpankan di
Ruang Cendrawasih RSD Idaman Banjarbaru.
Tabel 2.14 Daftar Alat Rumah Tangga di Ruang Cendrawasih RSDI Kota
Idaman Banjarbaru
No. Nama Barang Jumlah
1. AC 7 Buah
2. TV 1 Buah
3. Jam 1 Buah
4. Kulkas 2 Buah
5. Lampu 32 Buah
6. Dispenser 4 Buah
7. Rak Tempat Obat Klien 3 Buah
8. Lemari Berkas 5 Buah
9. Loker 3 Buah
10. Lemari Besi 2 Buah
11. 9 buah
Kursi Kerja
12. 3 buah
Kursi pasien
Berdasarkan hasil obervasi untuk peralatan rumah tangga di Ruang
Cendrawasih Idaman Banjarbaru semua peralatan sudah memadai dan lengkap.
Tabel 2.15 Daftar Alat Kantor di Ruang Cendrawasih RSD Idaman Kota
Banjarbaru
No Nama Barang Jumlah Alat
1 Telepon 1 buah
2 Meja Kerja 6 buah
3 Kalkulator 1 buah
4 Printer 1 buah
5 Komputer 2 unit
Pengusulan Barang
Disetujui Tidak Disetujui
Penyimpanan
Barang
Distribusi ke
Ruang
Cendrawasih
Distribusi ke
Ruang
Cendrawasih
Dari tabel timbang terima shift pagi ke siang tanggal 6 September 2023, dari
komponen Situation (S) ada 2 poin yang tidak dilakukan yaitu tanggal masuk
dan diagnosis medis pasien. Background (B) ada 1 poin yang tidak dilakukan
yaitu menyampaikan riwayat pasien masuk rumah sakit. Assesment (A) ada 1
poin yang tidak dilakukan yaitu menyampaikan skor nyeri-risiko jatuh dan
Recommendation (R ) semua komponen telah disampaikan.
3) Timbang Terima Tanggal 6 September 2023 (Dinas Siang ke
Malam)
Distribusi kesesuaian pelaksanaan handover dengan SBAR di Ruang
Cendrawasih, RSD Idaman Banjarbaru. Pelaksanaan pada shift siang ke
malam tanggal 6 September 2023.
Timbang Terima SBAR Dinas Siang ke Malam
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Situation Background Assesment Recomendation
Dari tabel timbang terima shift siang ke malam tanggal 6 September 2023, dari
komponen Situation (S) ada 3 poin yang tidak dilakukan yaitu menyebutkan
umur, tanggal masuk pasien, dan lama hari perawatan pasien, Background (B)
ada 1 poin yang tidak dilakukan yaitu menyampaikan riwayat pasien masuk
rumah sakit. Assesment (A) ada 1 poin yang tidak dilakukan yaitu
menyampaikan skor nyeri-risiko jatuh dan Recommendation (R ) semua
komponen telah disampaikan.
Timbang terima (operan) adalah metode untuk mengomunikasikan formasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang
pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari. timbang terima harus
dilaksanakan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaaan
pasien saat itu. Tindakan keperawatan yang sudah, dan belum dilakukan, masalah
keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan pasien
saat itu, mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai suatu proses
komunikasi dalam menyampaikan informasi kondisi pasien sat itu, sebagai wujud
profesional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat terhadap pasien.
Timbang terima dilakukan di Nurse Station yang diikuti oleh perawat kedua shift
dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien unutk validasi
data dan memantau kondisi pasien secara langsung, ada klarifikasi, tanya jawab dan
validasi terhadap semua yang dioverkan pada saat timbang terima disamping bed
pasien. Pelaksanaan timbang terima di ruang Cendrawasih dilakukan secara rutin
pada 2 kali shift dinas dipimpin oleh kepala ruangan, timbang terima dilakukan di
Nurse Station yang kemudian dilanjutkan di samping bed pasien dan semua yang
dioverkan pada saat timbang terima dievaluasi kembali, pendokumentasian pada
timbang terima di ruang Cendrawasih selalu dilakukan secara rutin di buku rekam
medis (flowshet) atau status pasien. Format timbang terima di buku status
menggunakan format SBAR yaitu situation, background, assessment dan
recommendation. Pada prinsipnya timbang terima di ruangan Cendrawasih sudah
dilaksanakan sesuai prosedur, yaitu timbang terima diikuti oleh seluruh perawat jaga
dan kepala ruangan (kecuali shift sore ke malam dan hari minggu). Saat operan pagi
dan sore timbang terima dibuka oleh kepala ruangan lalu kepala ruangan
mempersilahkan untuk perawat yang jaga sebelumnya untuk mengoperkan
keperawat yang jaga selanjutnya. Timbang terima dinas pagi dilakukan dari jam
08.00, dinas siang dilakukan dari jam 14.30, dinas malam dilakukan dari jam 20.30.
Timbang terima diawali dengan membaca doa. Hal-hal yang dioperkan yaitu
meliputi Nama, No kamar, Dx medis, Dx Keperawatan, hari ke, keluhan pasien, data
objektif seperti TTV atau hasil pemeriksaan lainya serta terapi yang didapat,
intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan. Selanjutnya perawat berkeliling ke
ruangan dari pasien satu ke pasien lainnya untuk validasi diikuti oleh kepala ruangan
12
10
Juni 2023
15%
BPJS
SKTM
Umum
85%
Juli 2023
BPJS
4% SKTM
13%
Umum
83%
Agustus 2023
BPJS
24% SKTM
Umum
7% 69%
5. Pemasaran (Marketing / M5)
a. Alur Pasien Masuk
Hasil wawancara dengan kepala Ruang Cendrawasih, alur pasien masuk ke
Ruang Cendrawasih yaitu, pasien datang melalui IGD umum usia 0-28 hari dan
IGD Ponek, dilakukan anamnesis dan langsung dibawa ke Ruang Cendrawasih.
Selain itu pasien juga masuk melalui VK bersalin dan Ruang Merpati (ruang
Nifas) setelah dilakukan anamnesis bayi yang memiliki indikasi untuk dilakukan
perawatan akan dibawa ke Ruang Cendrawasih. Pasien juga dapat masuk
melalui ruang OK setelah dilakukan anamnesis dan langsung dibawa ke Ruang
Cendrawasih. Alur pasien masuk pada bagan secara tertulis.
Pasien Datang
Pendaftaran Rawat
Inap
Nilai BOR Ruang Bayi Cendrawasih pada 1 Juni 2023 – 31 Agustus 2023
adalah
BOR Juni : Jumlah hari perawatan x 100%
Nilai ALOS Ruang Bayi Cendrawasih pada Juni 2023 – Agustus 2023
adalah :
Juni : 123/26 = 4,7 hari
Juli : 169/24 = 7 hari
Agustus : 163/29 = 5,6 hari
Rata – rata = 14 hari
Jadi, rata-rata lama perawatan pasien di ruang Bayi Cendrawasih pada
tanggal 1 Juni 2023 – 31 Agustus 2023 adalah 5,7 hari.
3) Bed Turn Over (BTO)
Bed Turn Over (BTO) merupakan rerata jumlah pasien yang menggunakan
setiap tempat tidur dalam periode tertentu.
Jumlah Pasien Keluar (Hidup/Mati)
BTO =
Jumlah Tempat Tidur
Nilai BTO Ruang Bayi Cendrawasih pada bulan Juni 2023 – Agustus 2023
adalah :
Juni : 26/20 = 1,3 kali
Juli : 24/20 = 1,2 kali
Agustus : 29/20 = 1,45 kali
Rata – rata = 1,31 kali
Jadi, selama 92 hari pada tanggal 1 Juni 2023 – 31 Agustsu 2023 BTO ruang
bayi Cendrawasih adalah 1,31 kali.
Berikut data BOR, ALOS, dan BTO Ruang Bayi Cendrawasih pada Juni
2023 sampai Agustus 2023.
No Penilaian Hasil Parameter Ideal Menurut Depkes
2005
1. BOR 24,6 % 60-85%
2. ALOS 5,7 hari 6-9 hari
3. BTO 1,31 kali 40-60 kali
Tabel 5.3 Penilaian BOR, ALOS, dan BTO Ruang bayi Cendrawasih
Periode 1 Juni 2023 - 31 Agustus 2023.
Berdasarkan hasil data laporan instalasi rawat inap RSD Idaman Kota
Banjarbaru di Ruang Bayi Cendrawasih Periode 1 Juni 2023 sampai 31
Agustus 2023 didapatkan data BOR sebesar 24,6%, hal ini menunjukkan
hasil BOR berada di bawah kriteria ideal menurut DEPKES dari 60-85%.
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Cendrawasih mengatakan
untuk nilai BOR sudah mengalami penurunan semenjak regulasi BJPS yang
dimana untuk bayi baru lahir yang tidak gawat atau dinyatakan sehat dalam
kurun waktu 6 jam akan langsung dipindah keruang nifas untuk menjalani
rawat gabung, sehingga tidak bisa mendapatkan pelayanan menggunakan
pembayaran BPJS. Hasil dari ALOS yaitu 5,7 hari, hasil ini dibawah dari
kriteria ideal ALOS menurut DEPKES yaitu 6-9 hari. BTO didapatkan hasil
1,31 kali, hasil ini dibawah parameter ideal menurut DEPKES yaitu 40-60
kali/Tahun (Depkes RI, 2005).
Kesimpulan yang dapat diambil dalam hal ini adalah adanya hubungan
antara peningkatan ataupun penurunan BOR, ALOS dan BTO dalam
pelayanan kesehatan. Namun penghitungan ini tidak bisa ditetapkan sebagai
kriteria ideal karena penghitungan hanya dilakukan pada periode Juni 2023
– Agustus 2023 saja.
c. Keselamatan Pasien/IPSG (International Patient Safety Goal)
1) Ketepatan Identifikasi Pasien (IPSG 1)
Dari hasil observasi pada tanggal 04-06 September 2023 didapatkan data
kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien dengan melihat nama
lengkap, tanggal lahir, dan rekam medis pada saat pemberian obat. 25
perawat dan 2 bidan mengidentifikasi pasien dengan melihat kartu identitas
pasien. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1128/2022 Tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit,
Identifikasi pasien dilakukan setidaknya menggunakan minimal 2 (dua)
identitas yaitu nama lengkap dan tanggal lahir/bar code, dan tidak termasuk
nomor kamar atau lokasi pasien agar tepat pasien dan tepat pelayanan sesuai
dengan regulasi rumah sakit.
2) Komunikasi Efektif/ IPSG 2
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan mengacu pada SPO
komunikasi efektif yang menggunakan format SBAR kepada perawat yang
bertugas dinas pagi, siang dan malam didapatkan hasil perawat sudah
melakukan komunikasi efektif SBAR dalam timbang terima tetapi belum
sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terlihat dalam timbang terima saat
pagi, sore, dan malam. Para perawat dan bidan sudah melakukan sebagian
komunikasi efektif sesuai dengan SBAR, namun masih lebih singkat.
3) High Alert Obat (IPSG 3)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan beracuan sesuai SPO
Prosedur Pengecekan Ganda Terhadap Hight Alert Medications terhadap 25
perawat didapatkan data bahwa perawat dan bidan sudah melakukan double
check sesuai dengan SPO yang ada. Perawat di ruangan melakukannya
dengan membuat catatan yang berisi nama pasien, ruangan dan obat yang
akan diberikan pada kemasan spuit dan catatan kecil khusus obat, serta
ditemukan tidak terdapat validasi atau ceklis pada keterangan high alert
pada lembar pemberian obat di dokumentasi asuhan. Pada ruang
Cendrawasih tidak terdapat daftar untuk nama high alert obat pada ruang
penyimpanan obat.
4) Benar Prosedur Pembedahan (IPSG 4)
Ruang Bayi Cendrawasih merupakan ruangan rawat inap umum untuk
semua penyakit pada bayi sehingga untuk IPSG 4 mengenai prosedur
pembedahan tidak dilakukan observasi.
5) Pencegahan Infeksi (IPSG 5)
Moment Perawat dan Bidan(n = 25)
Ya Tidak
Sebelum Kontak dengan Pasien 100% 0%
Sebelum Melakukan Tindakan Aseptik 100% 0%
Setelah Terkena Cairan yang Beresiko 100% 0%
Setelah Kontak dengan Pasien 100% 0%
Setelah Kontak dengan Lingkungan Pasien 100% 0%
Tabel 5.4 Observasi Kebersihan Tangan Perawat di Ruang Bayi
Cendrawasih RSD Idaman Banjarbaru Observasi Kebersihan
Tangan