Disusun Oleh: Lia Nurliyanti, S.Kep., Ners. NUPTK.7857770671230232
Disusun Oleh: Lia Nurliyanti, S.Kep., Ners. NUPTK.7857770671230232
Disusun Oleh: Lia Nurliyanti, S.Kep., Ners. NUPTK.7857770671230232
Disusun oleh:
NUPTK.7857770671230232
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa guru tersebut benar adanya telah membuat
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada Tahun 2020 / 2021.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpah
kan rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan banyak kesempatan,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Prakerin dengan baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. KEGIATAN ...................................................................................... 9
B. HASIL PENELITIAN ....................................................................... 9
C. TARGET ............................................................................ 10
D. ALASAN ............................................................................ 12
KESIMPULAN ....................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................... 14
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah wawasan.
2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah
dengan perusahaan atau lembaga instansi lainnya.
3. Mendapatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak
sekolah dengan pihak perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kegiatan
B. Hasil Kegiatan
1. Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose medis : MELENA
Oleh Ringgi Regilda
2. Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose medis : PYTERIGIUM
Oleh Ajeng Sartika Mahanisa
3. Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose medis : GASTROENTERITIS AKUT
Oleh Aldi Wiguna Nugraha
4. Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose medis : DIABETES MELITUS
Oleh Ari Rudiana
5. Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose medis : HERNIA
Oleh Asri Nazah NurAzizah
6. Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose medis : PNEUMONIA
OlehYolanda Janice Rose Sarosa
7. Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose medis : INFAKSI
OlehYulia Tri Rani
8. Pengkajian dan menyusun asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose medis : CONGESTIVE HEART FAILURE
OlehYulianti
C. TARGET
A. PENGKAJIAN
1 Mengumpulkan data 5x 100 %
Menentukan data yang akan
dikumpulkan:
- Data subjektif
- Data objektif
2 Menentukan Sumber Data 5x 100%
- Data Primer
- Data Sekunder
3 Melakukan pengkajian 5x 100%
secara umum dengan
menggunakan berbagai
metode pengumpulan
data:
- Wawancara
- Pengamatan (observasi)
- Pemeriksaan fisik
- Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain
- Meninjau catatan dan
laporan
4 Membuat riwayat 5x 100%
keperawatan pasien
5 Mengukur dan mencatat 5x 100%
tanda vital
- Mengukur dan mencatat
tekanan darah
- Mengukur dan mencatat
respirasi
- Mengukur dan mencatat
nadi
- Mengukur dan mencatat
suhu
6 Melakukan pemeriksaan 5x 100%
fisik
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
-
B. Merumuskan diagnose 6x 100%
keperawatan dalam
lingkungan Kebutuhan
Dasar Manusia
C. Menyusun rencana 6x 100%
keperawatan sesuai
dengan diagnose
keperawatan
D. Implementasi
I. Kebutuhan kebersihan 3x 75% 25%
diri
a. Memandikan pasien
di tempat tidur
b. Menyisir rambut 3x 85% 15%
sesuai diagnose
keperawatan
c. Mencuci rambut 3x 75% 15% 10%
d. Menggosok gigi 3x 100%
e. Memotong kuku 3x 100%
II. Kebutuhan Nutrisi 2x 87,5% 12,5%
1. Memberikan makan
(menyuapi)
2. Memasang NGT 1x 100%
3. Memberi makan 2x 100%
melalui penduga
lambung (NGT)
III. Kebutuhan Eliminasi
1. Menolong pasien BAK 1x 100%
ditempat tidur
2. Menolong BAB 1x 87.5% 12,5%
ditempat tidur
3. Melakukan kateterisasi 1x 100%
kandung kemih
IV. Kebutuhan Oksigen : 2x 100%
Memberikan oksigen
dengan cara :
1. Nasal Kateter
2. Masker Oksigen 2x 100%
pada pasien
V. Kebutuhan Cairan dan
elektrolit
1. Mengukur dan 2x 100%
mengobservasi cairan
infus
VI. Kebutuhan aktifitas dan
latihan :
1. Mengatur posisi pasien 1x 100%
a. Terlentang
b. Telungkup 1x 62,5% 12,5% 25%
c. Fowler 1x 100%
d. Semi fowler 1x 100%
e. Trendelenberg 1x 62,5% 25% 12,5%
f. Sim position 1x 50% 25% 25%
2. Membantu pasien untuk
latihan dan ambulasi :
a. Latihan pasif 1x 87,5% 12,5%
b. Latihan aktif 1x 87,5% 12,5%
c. Mengangkat dan 1x 100%
mengembalikan pasien
di tempat tidur
d. Memindahkan pasien 1x 100%
dari tempat tidur ke
kursi
e. Memindahkan pasien 1x 100%
dari tempat tidur ke
kursi roda
f. Memindahkan pasien 1x 100%
dari tempat tidur ke
brancard
VII. Kebutuhan keselamatan 1x 100%
dan kenyamanan
1. Kebersihan lingkungan
:
a. Menyiapkan tempat
tidur pasien
b. Merapikan tempat 1x 100%
tidur pasien
c. Mengganti alat 1x 100%
tenun dengan
pasien diatasnya
2. Menerapkan teknik 1x 100%
isolasi
VIII. Kebutuhan 1x 100%
istirahat/tidur dan bebas
nyeri
1. Mengajarkan teknik
relaksasi
2. Obat-obatan 1x 87,5% 12,5%
3. Massage 1x 67,5% 20% 12,5%
IX. Kebutuhan psikososial 1x 100%
spiritual
1. Mendengarkan
keluhan pasien
dengan baik
2. Pendidikan 1x 100%
kesehatan
3. Support mental 1x 100%
4. Sentuhan 1x 100%
X. Prosedur khusus : 1x 100%
1. Menyiapkan obat
untuk pasien
2. Memberikan obat 1x 100%
Melalui :
a. Oral
b. Sublingual 1x 87,5% 12,5%
c. Intracutan 1x 87,5% 12,5%
d. Subcutan 1x 67,5% 32,5%
e. Intramusculer 1x 100%
f. Intravena 1x 100%
3. Pengobatan Local: 1x 62,5% 25% 12,5%
a. Tetes hidung
b. Tetes telinga 1x 62,5% 12,5% 25%
c. Melalui Recta 1x 87,5% 12.5%
4. Memasang infuse 1x 100%
5. Perawatan luka : 1x 100%
a. Ganti Balutan
6. Therapy panas dan 1x 100%
dingin :
a. Kompres panas
b. Kompres dingin 1x 100%
E. Evaluasi 6x 100%
1. Menilai hasil setiap
intervensi
120%
100%
80%
60%
40%
20% Tercapai
0% Tercapai sebagian
tidak tercapai
D. Alasan
1. Personal hygiene, ketidakmauan pasien karena kurang percaya atau yakin
kepada siswa/i prakerin.
2. Kebutuhan eliminasi, beberapa pasien hanya ingin dilakukan oleh
keluarganya saja.
3. Kebutuhan istirahat dan bebas dari nyeri, beberapa pasien menolak untuk
dilakukan tindakan seperti massage.
4. Prosedur khusus, beberapa target, hanya ada beberapa kesempatan, hanya
beberapa siswa/i yang mencapai dalam satu kelompok.
KESIMPULAN
Saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada tenaga medis dan seluruh
staf ruangan Aster, Flamboyan, Kenangan, Cempaka, Melati, dan Anyelir 2 di
RSUD Majalaya serta jajarannya yang telah menerima dan membimbing siswa/i
dengan baik.
Nama : Yulianti
NIS : 1617.1.031
Kompetensi : Keperawatan
Tempat,tanggallahir : Bandung, 07 Juni 2002
Alamat : Kp. Salamungkal 1/5
No Handphone 085603179558
Email :-
Pesan dan Kesan : Selama Di RS banyak
pengalaman yang berharga
Modul Praktik Kerja
Industri (Prakerin)
Penulis :
Lia Nurliyanti, S.Kep., Ners.
Mora Novita., S.Kep., Ners.
Program Keahlian
Asisten Keperawatan
SMK Bhakti Kencana Majalaya
Tahun Ajaran
2020-2021
BAB I
INFORMASI UMUM
KOMPETENSI
A. Kompetensi Keahlian
- Kompetensi Utama:
Setelah siswa melaksanakan prakerin, siswa mampu memahami konsep dasar
penyakit, pendalaman kasus, dan terampil melakukan pelayanan asuhan
keperawatan sesuai dengan SOP.
- Kompetensi Pendukung:
Setelah melakukan proses pembelajaran klinis siswa mampu mengelola asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pada berbagai fungsi sistem
tubuh.
Keterangan :
Catatan :
a. Tujuan
1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
2. Meningkatkan rasa nyaman.
3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga
meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru.
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat
posisi yang menetap.
b. Indikasi
1. Pada klien yang mengalami gangguan pernapasan.
2. Pada klien yang mengalami mobilisasi.
c. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
3. Bantal kecil
4. Gulungan handuk
5. Bantalan kaki
6. Sarung tangan (bila diperlukan)
d. Cara Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
3. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan. Mencegah klien melorot kebawah pada saat kepala
dianaikkan.
4. Naikkan kepala bed 45° sampai 90°sesuai kebutuhan. (semi
fowler 15°-45°, fowler tinggi 90°).
5. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal
jika ada celah disana. Bantal akan mencegah kurva lumbal dan
mencegah terjadinya fleksi lumbal.
6. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan
menyangnya kurva cervikal dari columna vertebra. Sebagai
alternatif kepala klien dapat diletakkan diatas kasur tanpa
bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala akan
menyebabkan fleksi kontraktur dari leher.
7. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
Memberikan landasan yang, lembut dan fleksibel, mencegah
ketidaknyamanan akibat dari adanya hiper ekstensi lutut,
membantu klien supaya tidak melorot ke bawah.
8. Pastikan tidak ada pada area popliteal dan lulut dalam keadaan
fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan
dinding vena. Fleksi lutut membantu supaya klien tidak
melorot kebawah.
9. Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien.
Bila ekstremitas bawah klien mengalami paralisa atau tidak
mampu mengontrol ekstremitas bawah, gunakan gulungan
trokhanter selain tambahan bantal dibawah panggulnya.
Mencegah hiperekstensi dari lutut dan oklusi arteri popliteal
yang disebabkan oleh tekanan dari berat badan. Gulungan
trokhanter mencegah eksternal rotasi dari pinggul.
10. Topang telapak kaki dengan menggunakan footboart.
Mencegah plantar fleksi.
11. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan,
bila klien memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut.
Mencegah dislokasi bahu kebawah karena tarikan gravitasi
dari lengan yang tidak disangga, meningkatkan sirkulasi
dengan mencegah pengumpulan darah dalam vena,
menurunkan edema pada lengan dan tangan, mencegah
kontraktur fleksi pergelangan tangan.
12. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
13. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
2. Posisi Semi Flower
3. Posisi Litohomi
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua
kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini
dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
a. Indikasi
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi.
b. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
c. Cara Kerja
1. Klien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat
kedua paha dan tarik ke arah perut.
2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha.
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk
posisi lithotomic.
4. Pasang selimut.
4. Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini klien berbaring terlentang dengan
kedua lutut flexi (ditarik atau direnggangkan) diatas
tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.
a. Tujuan
Meningkatkan kenyamanan klien, terutama dengan
ketegangan punggung belakang.
b. Indikasi
1. Klien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan
genetalia.
2. Untuk persalinan.
c. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur
2. Selimut
d. Cara Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Klien dalam keadaan berbaring telentang
3. Pakaian bawah di buka
4. Tekuk lutut dan di renggangkan
5. Pasang selimut untuk menutupi area genitalia
5. Posisi Sim (Miring Kanan / Kiri)
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat
melalui anus (supositoria).
a. Tujuan
1. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter
mayor otot pinggang
2. Meningkatkan drainage dari mulut klien dan mencegah aspirasi
3. Memasukkan obat supositoria
4. Mencegah decubitus
b. Indikasi
1. Untuk klien yang akan di huknah
2. Untuk klien yang akan diberikan obat melalui anus
c. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
d. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Klien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri
dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus
lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan
tangan kanan diatas tempat tidur.
4. Bila klien miring ke kanan dengan posisi badan setengan
telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk
diarahakan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan
tangan kiri diatas tempat tidur.
6. Posisi Trendelenberg
Pada posisi ini klien berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan
untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
a. Indikasi
1. Klien dengan pembedahan pada daerah perut.
2. Klien shock.
3. Klien hipotensi.
b. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
c. Cara Kerja
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Posisikan klien berbaring telentang, kemudian angkat bantal
dibawah kepala
3. Memasang balok pada kedua kaki tempat tidur, di bagian kaki
klien atau menaikkan pada bagian kaki bila ada tempat tidur
yang bias diatur.
4. Merapikan klien.
5. Perhatikan keadaan umum klien selama bekerja
7. Posisi Supinasi
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring
terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
menggunakan bantal. Posisi telentang dengan klien
menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama
dengan kesejajaran berdiri yangbaik.
a. Tujuan
Meningkatkan kenyamanan klien dan memfasilitasi
penyembuhan terutama pada klien pembedahan atau
dalam proses anestesi tertentu, untuk mengatasi masalah
yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak
tepat.
b. Indikasi
1. Klien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
2. Klien dengan kondisi sangat lemah atau koma.
c. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
d. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat
tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
3. Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien.
Mempertahankan body alignment yang benar dan
mencegah kontraktur fleksi pada vertebra cervical.
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal, jika ada celah disana. Bantal akan menyangga
kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
5. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai
tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut dan
fleksibel, mencegah ketidaknyamanan dari adanya
hiperektensi lutut dan tekanan pada tumit.
6. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
footboard. Mempertahankan telapak kaki dorsofleksi,
mengurangi resiko foot-droop.
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
bantal. Posisi ini mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan. Bantal tidak diberikan pada
lengan atas karena dapat menyebabkan fleksi bahu.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
8. Posisi Ponasi
Posisi pronasi (posisi telungkup) adalah posisi
dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala
menoleh kesamping.
a. Tujuan
1. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna
bagi klien post operasi mulut atau tenggorokan.
b. Indikasi
1. Klien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan.
2. Klien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.
c. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)
d. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur.
Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
3. Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat
dengan tubuhnya dengan siku lurus dan tangan diatas
pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur
yang datar. Memberikan posisi pada klien sehingga
kelurusan tubuh dapat dipertahankan.
4. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong
dengan bantal. Bila banyak drainase dari mulut,
mungkin pemberian bantal dikontra indikasikan.
Menurunkan fleksi atau hiperektensi vertebra cervical.
5. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area
antara diafragma (atau payudara pada wanita) dan
illiac crest. Hal ini mengurangi tekanan pada payudara
pada beberapa klien wanita, menurunkan hiperekstensi
vertebra lumbal, dan memperbaiki pernafasan dengan
menurunkan tekanan diafragma karena kasur.
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai
dengan tumit. Mengurangi plantar fleksi, memberikan
fleksi lutut sehingga memberikan kenyamanan dan
mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan serta mencegah tekanan
yang berlebihan pada patella.
8. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan
dibawah lengan atas karena dapat menyebabkan
terjadinya fleksi bahu.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
4. Perbeden
a. Pengertian
Kebersihan lingkungan klien, khususnya tempat tidur akan
memberikan kenyamanan bagi klien. Jika klien merasa nyaman,
klien akan dapat tidur tanpa gangguan sehingga membantu
dalam proses penyembuhan. Tempat tidur klien perlu dirancang
untuk memenuhi keamanan, kenyamanan, dan kemampuan
adaptasi untuk mengubah posisi.
b. Tujuan
1. Membersihkan lingkungan klien
2. Memberikan kenyamanan bagi klien
c. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur, kasur, bantal
2. Laken
3. Stik laken
4. Sarung bantal
5. Pelak
6. Selimut
7. Keranjang pakaian
Ada beberapa prosedur tindakan yang harus diketahui
terkait dengan kebersihan lingkungan dan kenyamanan klien,
yaitu :
1. Menyiapkan tempat tidur
2. Merapikan tempat tidur dengan klien di atasnya
3. Mengganti alat tenun dengan klien di atasnya
5. Kateter
- Definisi
Proses memasukan selang yang terbuat dari karet melalui
uretra menuju kandung kemih.
- Tujuan
1. Untuk mengeluarkan urine
2. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung
kemih
3. Mendapatkan urine steril untuk spesimen pengkajian residu
urine
4. Melancarkan pengeluaran urine pada kline yang tidak dapat
mengotrol miksi atau mengalami obruksi pada saluran
kemih
- Persiapan Alat
1. Set ganti kateter yang berisi :
a. 1 duk alas steril
b. 1 duk berlubang steril
c. 1 piala ginjal steril
d. 1 mangkok steril
e. 4 kapas steril
f. 1 pinset steril
g. 1 pasang sarung tangan steril
h. 1 kateter folley sesuai dengan aturan
i. Korentang Steril
j. Urine Bag
k. Xylocain Jelly Steril
l. Cairan Sublimat 1:1000
m. NaCL 0,9% atau aquadest steril sebanyak yang
dibutuhkan oleh ballon kateter (20-30 cc)
n. Spuit 20 cc steril
o. Jarum no. 12 steril
p. Perlak
q. Plester
r. Alat Tulis
s. Sabun Mandi
t. Handuk
u. Kom Mandi
v. Gantungan Urine Bag
w. Alkohol 70%
x. Kapas Bulat
6. Keramas
- Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir
rambut.
- Tujuan
1. Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala
2. Menambah rasa nyaman
3. Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
4. Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit
- Alat dan Bahan
1. Handuk
2. Perlak atau pengalas
3. Baskom berisi air hangat
4. Shampo atau sabun dalam tempatnya
5. Kasa dan kapas
6. Sisir
7. Bengkok
8. Gayung
9. Ember kosong
7. Vulva Hygiene
- Pengertian
Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya
- Tujuan
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun
uterus
2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva
4. Memberikan rasa nyaman pasien
- Alat dan Bahan
1. Aqua bides atau air hangat
2. Kapas sublimat
3. Handuk besar: 2 buah
4. Kom
5. Handscoon
6. Waslap: 2 buah
7. Bengkok
8. Perawatan Jenazah
- Definisi
Perawatan jenazah adalah pertwatan pasien setelah meninggal, perawatan
termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga,
transfortasi ke kamar jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan)
barang-barang milik klien.
- Tujuan
1. Penghormatan terhadap jenazah.
2. Menjalankan kewajiban hukum fardu ai’n (muslim)
3. Jenazah dalam keadaan bersih
- Alat dan Bahan
1. Kapas 4
2. Kassa 2
3. Tali jenazah 5
4. Washlap 1
5. Baskom 1
6. Laken besar 1
7. Label jenazah 1
8. Alkohol swab 2
9. Skintest
Yaitu obat disuntikan melaui dermis, dibawah epidermis.
Tindakan ini biasanya berupa skintest/pemberian obat antibiotik
yang dilakukan untuk mengetahui reaksi.
Alergi terhadap obat yang diberikan. Tindakan ini
dilakukan dengan sudut penyuntikan 15° - 20°. Lokasi
1. Observasi TTV
- Pengertian
a. Tekanan Darah
Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri
seperti gerakan gelombang, menyebabkan dua tekanan darah
: tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah
tekanan darah pada puncak gelombang, pada saat ventrikel
kiri kontraksi. Inilah yang pertama dicatat dalam
pengukuran tekanan darah. Tekanan diastolik adalah
tekanan antara dua kontraksi ventrikuler, saat jantung pada
fase istirahat.
b. Denyut Nadi
Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi
apikal dan perifer. Denyut nadi apikal adalah denyut yang
dirasakan pada daerah apeks jantung. Denyut perifer adalah
denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti leher,
pergelangn dan kaki. Pada klien yang sehat, laju denyut
perifer sama dengan denyut jantung. Perubahan kesehatan
klien dapat memperlemah denyut perifer dan membuatnya
sulit untuk dideteksi. Sehingga pengkajian denyut perifer
merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian
kesehatan menyeluruh. Beberapa arteri yang bisa digunakan
sebagai lokasi menghitung denyut nadi antara lain :
a. Arteri rasialis di pergelangan tangan
b. Arteri brankialis di siku bagian dalam
c. Arteri karotis di leher
d. Arteri temporalis di pelipis
e. Arteri femoralis di lipatan paha (selangkangan)
f. Arteri dorsalis di kaki
g. Arteri frontalis di Bun-ubun (bayi)
Lokasi denyut perifer yang paling umum digunakan
adalah denyut radial. Palpasi denyut radial dilakukan
dengan meletakan dua atau tiga ujung jari pada pergelangan
anterior sepanjang tulang radius. Jika denyut teratur,
hitunglah denyut selama 30 detik lalu hasilnya di kali 2. Jika
denyut tidak teratur, kaji denyut, perhatikan empat hal yaitu:
laju, ritme, kekuatan dan elastisitas arteri.
1. Laju denyut kurang 60 kali permenit disebut
Bradikardi (dapat dijumpai pada atlet yang sehat dan
terlatih). Denyut yang melebihi 100 kali permenit
disebut Takikardi, dapat juga dijumpai pada klien
sehat yang cemas atau baru selesai berolahraga
2. Ritme denyut nadi reltif konstan dan interval diantara
dua denyut teratur pada orang sehat
3. Mengkaji kekuatan denyut nadi dilakukan dengan
memeriksa tekanan yang dikeluarkan sebelum denyut
dirasakan
4. Elastisitas arteri dikaji dengan melakukan palpasi
sepanjang arteri radius dengan arah dari proksimal ke
distal. Arteri yang normal teraba halus, lurus dan lunak
c. Pernapasan
Kajilah lajupernafasan klien dengan menghitung jumlah
nafas selama 30 detik, dan hasilnya kalikan dengan dua.
Jika pemeriksa mendeteksi ketidakteraturan atau kesulitan
bernafas, hitung nafas selama 1 menit penuh. Perhatikan :
laju pernafasan pada beberapa klien dapat meningkat jika
mereka sadar bahwa nafas mereka sedang dihitung Untuk
itu tetaplah pertahankan posisi atau postur saat menghitung
denyut radial pada saat menghitung pernafasan.
d. Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan indicator nilai keseimbangan
antara pembentukan dan pengeluaran panas. Suhu
permukaan tubuh (suhu kulit, jaringan sub kutan dan lemak)
berfluktuasi sesuai respon terhadap factor lingkungan
sehingga tidak unrealiable untuk pemantauan status
kesehatan klien. Oleh karena itu lebih tepat mengukur suhu
inti atau jaringan tubuh bagian dalam seperti thorax dan
rongga abdomen karena suhunya relative konstan (± 37°).
Sampai saat ini, suhu inti tubuh diukur biasanya dengan
termometer air rakasa. Perawat lebih menyukai
menggunakan thermometer elektronik yang memberikan
pengukuran lebih akurat hanya dalam waktu 2 – 60 detik.
Pengukuran suhu tubuh ini dapat dilakukan dengan cara
yaitu oral, rektal, dan aksila.
Untuk pengukuran suhu tergantung suhu yang
diinginkan, baik itu aksila, rektal, maupun oral dengan
prosedur asing-masing :
1. Pemeriksaan Suhu Oral
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi klien.
e. Tentukan letak bawah lidah.
0 0
f. Turunkan suhu termometer dibawah 34 C – 35 C.
g. Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi.
h. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 menit.
i. Angkat termaometer dan baca hasilnya.
j. Catat hasil.
k. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
l. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih,
dankeringkan.
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
2. Pemeriksaan Suhu rektal
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi klien.
e. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin
jelly
f. Letakkan telapak tangan pada pada sisi glutea klien dan
masukkan termometer ke dalam rektal jangan sampai berubah
tempatnya dan ukur suhu.
g. Setelah 3-5 menit angkat termaometer dan baca hasilnya.
h. Catat hasil.
i. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
j. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih,
dan keringkan.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
3. Pemeriksaan suhu aksila
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi klien.
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan
menggunakan tisu.
f. Letkkan termometer pada daerah aksila dan lengan klien fleksi
diatas dada.
g. Setelah 3-10 menit angkat termometer dan baca hasilnya.
h. Catat hasil.
i. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
j. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih,
dan keringkan.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
- Tujuan
Tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi,
pernafasan dan tekanan darah. Mengukur tanda-tanda vital
bertujuan untuk memperoleh data dasar, mendeteksi atau
memantau perubahan klien dan memantau klien yang berisiko
untuk perubahan kesehatan.
- Alat dan Bahan
a. Stetoskop
b. Tensimeter
c. Arloji (jam) atau stopwatch
d. Thermometer
e. Kom kecil
f. Larutan sabu
g. Cairan desinfektan
h. Air bersih
2. Memandikan
- Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikan
di tempat tidur.
- Tujuan
a. Menjaga kebersihan tubuh,
b. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
c. Memperlancar sistem peredaran darah
d. Menambah kenyamanan klien.
- Alat dan Bahan
a. Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin
dan air hangat
b. Pakaian pengganti
c. Kain penutup
d. Handuk besar
e. Handuk kecil untuk mengeringkan badan
f. Sarung tangan pengusap/waslap
g. Handscoon bersih
h. Tempat untuk pakain kotor
i. Sampiran
j. Sabun.
3. Oral Hygiene
Mulut yang sehat meliputi kebersihanya, kenyamanan dan
kelembabanya. Perawatan mulut bertujuan untuk mencegah mulut
dari penyakit dan kerusakan gigi. Klien yang dirawat lama
dirumah sakit jarang sekali mendapat perawatan kebersihan mulut
yan optimal. Idealnya klien merawt mulut secara rutin setiap kali
sesudah makan, mandi dan bangun tidur.
Namun tidak semua klien mampu untuk melakukan
perawatan mulut pada saat dia berada dirumah sakit, sehingga ada
klien yang harus dibantu dalam perawatan mulut. Perawatan mulut
diperlukan pada klien yang mendapatkan oksigenasi dan Naso
Gastrik Tube (NGT), demikian juga pada klien yang lama tidak
menggunakan mulut. Pada klien yang tidak mampu melakukan
perawatan mulut secara mandiri inilah yang harus amendapatkan
bantuan dari perawat untuk merawat mulutnya. Pada kondisi ini
klien menggunakan mulut untuk bernafas dan tidak memakan
apapun dengan mulutnya, sehingga bakteri, sisa-sisa dari mukosa
dan sekresi lain berkumpul dimulut, gigi dan bibir.
- Tujuan
1. Menjaga kebersihan mulut
2. Meningkatkan nafsu makan
- Alat dan Bahan
1. Tongue spatel
2. NaCl 0,9%
3. Kom kecil
4. Lidi kapas
5. Boraks Gliserin
6. Sikat gigi dan pasta gigi
7. Bengkok besar
8. Perlak
9. Gelas berisi air
10. Deppers
11. Alas perlak
12. Pinset/klem
13. Tisu
14. Handscoen bersih
4. Gunting Kuku
- Pengertian
Merapikan dan memotong bagian kuku yang panjang dan tidak
rapi
- Tujuan
1. Menjaga kebersihan kuku
2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang
panjang
3. Menjaga kebersihan tangan dan jari
4. Menjaga kerapian
5. Menambah kenyamanan klien yang terganggu karena kuku
panjang
- Alat dan Bahan
1. Pengalas atau perlak
2. Gunting kuku
3. Handuk
4. Bengkok berisi lisol 5%
5. Baskom berisin air hangat (37-40°c)
5. Kompres
a. Pengertian
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat
atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
b. Jenis – Jenis Kompres
1. Kompres Panas
2. Kompres Dingin
c. Tujuan
1. Kompres Panas
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Mengurangi rasa sakit
c. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
d. Merangsang peristatik usus
2. Kompres Dingin
a. Menurunkan suhu tubuh
b. Mencegah peradangan meluas
c. Mengurangi kongesti
d. Mengurangi perdarahan setempat
e. Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
d. Indikasi
1. Kompres Panas
a. Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
b. Klien dengan perut kembung
c. Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang
persendian
d. Spasme otot
e. Adanya abses, hematoma
2. Kompres Dingin
a. Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
b. Klien dengan batuk dan muntah darah
c. Pasca tonsilektomi
d. Radang Memar
e. Prosedur Pelaksana
1. Cara Pemberian Kompres Panas
a. Kompres Panas Basah
- Persiapan Alat
• Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan
• Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan
ukuran yangsesuai
• Kasa perban atau kain segitiga
• Pengalas
• Sarung tangan bersih
• Bengkok
• Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
• Pinset anatomi 2 buah
• Korentang
- Prosedur
• Dekatkan alat-alat kedekat klien, perhatikan privasi
klien, cuci tangan dan atur posisi klien yang
nyaman
• Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
• Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban
bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke
dalam bengkok kosong
• Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak
seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi
cairan hangat. Kemudian ambil kasa tersebut, peras
sedikit lalu bentangkan dan letakkan pada area
yang akandikompres
• Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut,
lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering.
selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain
segitiga atau balut dan tutup kain kasa basah
dengan kasa kering, lalu plester kain kasa tersebut
• Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai
program dan ganti balutan kompres tiap 5 menit
• Lepaskan sarung tangan, atur kembali posisi klien
dengan posisi yang nyaman, bereskan semua alat-
alat untuk disimpan kembali, cuci tangan dan
dokumentasikan tindakan ini beserta responnya
- Hal yang perlu diperhatikan
• Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu
kompres di pertahankan tetap hangat
• Cairan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan
sampai kulit terbakar
• Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan
dikompres
• Untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan
harus steril. Pada luka tertutup seperti memar atau
bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang
penting bersih.
b. Kompres panas kering menggunakan buli – buli panas
- Persiapan Alat
• Buli-buli panas dan sarungnya
• Termos berisi air panas
• Termomerter air panas
• Lap kerja
- Prosedur
• Persiapan alat, cuci tangan
• Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli
panas dengan cara : mengisi buli-buli dengan air
panas, kencangkan penutupnya kemudian
membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu
kosongkan isinya.
• Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang
lebih setengah bagian dari buli- buli tesebut. Lalu
keluarkan udaranya dengan cara: letakkan atau
tidurkan buli- buli di atas meja atau tempat datar,
bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan
permukaan air di leher buli-buli, kemudian penutup
buli-buli di tutup dengan rapat/benar.
• Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu
keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke dalam
sarung buli-buli
• Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang akan
dikompres
• Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui
kelainan yang timbul akibat pemberian kompres
dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak
nyamanan, kebocoran, dsb.
• Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang
dengn air anas lagi, sesuai yang di kehendaki
• Bereskan alat alat bila sudah selesai, Cuci tangan,
Dokumentasikan
- Hal – hal yang perlu diperhatikan
• Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan
• Pemakaian buli-buli panas ada bagian bdomen, tutup
buli-buli mengarah ke atas atau ke samping
• Pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau
kesamping
• Buli-buli harus di periksa dulu atau tidak cicin karet pada
penutupnya
2. Cara Pemberian Kompres Dingin
a. Kompres dingin basah dengan air biasa/air es
- Persiapan Alat
• Kom kecil berisi air biasa/air es
• Perlak pengalas
• Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu
• Sampiran bila perlu
• Selimut bila perlu
- Prosedur
• Dekatkan alat-alat ke klien, Pasang sampiran bila perlu
• Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
• Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa
atau air es lalu diperassampai lembab
• Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan
dikompres
• Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan
waslap/kain kasa yang sudah terendam
dalam air biasa atau air es.
• Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
• Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini
sudah selesai, Cuci tangan, Dokumentasikan
- Hal – hal yang perlu diperhatikan
• Bila suhu tubuh 390C/lebih, tempat kompres dilipat paha
dan ketiak
• Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut
diangkat dan dipasangbusur selimut di atas
dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah
b. Kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)
- Persiapan Alat
• Kirbat es/eskap dengan sarungnya
• Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es
• Lap kerja
• Perlak pengalas
- Prosedur
• Bawa alat-alat ke dekat klien, Cuci tangan
• Periksa kibrat es, adakah kebocoran atau tidak
• Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang
lebih setengah bagian dari kirbat tersebut
• Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian
yang kosong, lalu di tutup rapat
• Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam
sarungnya
• Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman
pada klien
• Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di
kompres
• Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres
• Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa,
dan suhutubuh
• Angkat eskap bila sudah selesai
• Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman,
bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini,
cuci tangan, dokumentasikan
- Hal – hal yang perlu diperhatikan
• Bila klien kedinginan atau sianosis, kirbat es harus segera di
angkat
• Selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien
terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain
• Pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh,
maka suhu tubuh harusdi control setiap 30-60
menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan
• Bila tidak ada kirbat es bias menggunakan kantong plastic
• Bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera diganti
(bila perlu)
6. Pemeriksaan Fisik
a. Definisi
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksakan tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis penyakit.
b. Tujuan
- Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
- Untuk menambah, mengkonfirmasi atau menyangkal data
yang diperoleh dalam riwayat keperawatan
- Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnose
keperawatan
- Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan dan penatalaksanaan
- Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
keperawatan
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
3 Kebutuhan kebersihan diri
a. Memandikan pasien di
tempat tidur
b. Mencuci rambut
c. Menggosok gigi
d. Memotong kuku
4 Kebutuhan Nutrisi
1. Memasang NGT
2. Memberi makan melalui
selang NGT
5 Kebutuhan Eliminasi
Kebutuhan Eliminasi
Kebutuhan Oksigenasi
Memberikan oksigen dengan
menggunakan :
1. Nasal kateter
2. Simple Mask
1. Memasang infus
2. Pengambilan darah
b. Semi Fowler
c. Fowler
d. Trendelenberg
e. Sim Position
a. Intravena
b. Skin test
2. Kompres :
a. Kompres Hangat
b. Kompres Dingin
c. Kirbat es
d. Buli-buli
60
6
BAB III
JADWAL KEGIATAN
Senin, 2 09.00 – 11.00 WIB Pembekalan XII Kep I : Lia Nurliyanti, SMKBK Majalaya
November 2020 dan S.Kep., Ners.
pembahasan
XII Kep II : Marisha
Teknis Prakerin
Azhar, S.Kep.
T.A 2020/2021
XII Kep III : Tia Setia
N, SKM.
Kamis - Jum’at, 08.00 – 15.00 wib Ujian Praktik Pengawas Luar Sekolah
10 - 11
Desember
2020
PENJELASAN PRAKTIK
1. PENUGASAN
A. Individual
a) Siswa ditugaskan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
b) Sebelum melakukan kelolaan klien siswa wajib membuat
laporan pendahuluan H-1 sebelum pendalaman kasus, yang
kasusnya diambil dari keluarga/lingkungan sekitar siswa dan
pembimbing.
c) Sebelum melakukan pendalaman kasus siswa mengumpulkan
laporan pendahuluan (jika tidak secara langsung, tugas difoto
dan kirim via wa)
d) Setiap siswa diwajibkan mengelola tiga klien di
keluarga/lingkungan sekitar siswa.
e) Setiap siswa diwajibkan membuat tiga asuhan keperawatan
meliputi kasus penyakit dalam, anak dan bedah.
f) Pendokumentasian klien sesuai dengan asuhan keperawatan yang
telah diajarkan sebelumnya.
g) Melampirkan bukti foto, rekaman, dan video yang mendukung
proses keperawatan.
h) Setiap siswa wajib responsi kasus dengan pembimbing.
i) Setiap siswa wajib mengikuti praktik keterampilan di sekolah
dan di lingkungan rumah sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
j) Wajib mengisi Log Book (Catatan Kegiatan Harian).
k) Setiap siwa diharapkan mencapai semua target keterampilan.
B. Kelompok
a) Setiap kelompok diwajibkan mengikuti bimbingan praktik sesuai
jadwal kelompok masing-masing.
b) Setiap kelompok diwajibkan membuat grup WA dan memasukan
no. pembimbing
c) Tidak diperbolehkan untuk bertukar anggota kelompok.
d) Setiap kelompok ujian sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
C. Pengumpulan Tugas
a) Tugas laporan pendahuluan dikumpulkan sebelum pendalaman
kasus
b) Tugas laporan kasus dikumpulkan saat responsi dengan
pembimbing.
c) Semua tugas wajib dikumpulkan diakhir prakerin perkelompok
sebagai syarat mengikuti ujian praktek dan siding prakerin.
D. Ujian Praktikum
a) Siswa mengisi 10 soal latihan essay.
b) Siswa diberikan beberapa pertanyaan lisan.
c) Siswa mengisi format askep yang telah disediakan.
d) Siswa mengisi jumlah alat kesehatan yang digunakan saat
praktikum.
e) Siswa melakukan ujian pratikum sesuai dengan ketentuan kasus
yang telah diberikan.
2. METODE PEMBELAJARAN
A. Secara Langsung
Siswa akan praktik langsung di keluarga, RS, atau lingkungannya sendiri.
Selain itu, praktik tindakan keperawatan dilaksanakan secara langsung
di sekolah untuk mencapai seluruh target keterampilan. Ujian praktik
diakhir prakerin akan dilaksanakan di sekolah dan diuji oleh pihak luar.
EVALUASI
1. Laporan pendahuluan
2. Laporan kasus individu
3. Keterampilan klinik
4. Ujian Praktik
5. Target Kompetensi Tindakan
6. Penampilan dan Sikap
Lampiran
NO Pembimbing Telp