Eksplorasi Situs Genuk Kemiri Sebagai Penguat Jati Diri Bangsa
Eksplorasi Situs Genuk Kemiri Sebagai Penguat Jati Diri Bangsa
Eksplorasi Situs Genuk Kemiri Sebagai Penguat Jati Diri Bangsa
OLEH:
NIS: 202209070196
TAHUN 2023
i
PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Eksplorasi Situs Genuk Kemiri
sebagai Penguat Jati Diri Bangsa” telah disahkan dan disetujui pada:
Hari : Jumat
Disetujui oleh:
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
...............vi
BAB I PENDAHULUAN
1
v
BAB II PEMBAHASAN................................................................................6
3.1 Kesimpulan............................................................................14
3.2 Saran......................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................16
Lampiran...................................................................................................17
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
vii
penulis mengambil rumusan pelopor antropologi modern, Edward B.Tylor
dalam bukunya Primitive Culture yang terbit tahun 1871.
viii
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti cagar budaya
adalah istilah antropologi daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan
peri kehidupannya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya
kepunahan.
ix
rintangan dan jalan terjal, namun demikian sesungguhnya itulah sifat
dari cagar budaya yang memiliki sifat spesial dan bernilai tinggi.
1.3 TUJUAN
x
Pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode deskriptif.
Dengan menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau
yang sedang berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa
yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan. Serta
dengan mencari referensi pada sumber-sumber tertentu, misal dari buku,
jurnal, dan makalah.
xi
BAB II
PEMBAHASAN
xii
terjadinya proses kerusakan dan pelapukan. Sampai saat ini jumlah
cagar budaya yang telah ditetapkan masih sangat rendah sudah barang
tentu harus menjadi perhatian dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Jika masih banyak cagar budaya yang belum
ditetapkan, maka dikhawatirkan cagar budaya tersebut akan terancam
kerusakan akibat adanya konflik kepentingan misalnya adanya tekanan
pembangunan, perluasan lahan, pemanfaatan lahan untuk permukiman,
dan lain-lain.
xiii
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Dari hal tersebut,
pembelajaran sejarah juga dituntut untuk mengembangkan potensi
daerah. Kabupaten Pati yang memiliki potensi daerah yang mendukung
salah satunya berupa situs sejarah masa Kolonial sebagai sumber belajar
sejarah seharusnya dapat dikembangkan secara lebih maksimal yang
bertujuan menguatkan pemahaman siswa mengenai sejarah lokal
(Mailina dkk., 2017:34). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi pada Bab Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum salah satu poin di dalamnya juga memungkinkan
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar termasuk situs sejarah salah satunya. Dalam prinsip pelaksanaan
kurikulum disebutkan bahwa:
xiv
dengan adanya situs sejarah yang merupakan cikal bakal terbentuknya
Kadipaten Pati yaitu Genuk Kemiri. Genuk Kemiri memiliki lokasi yang
ditengarai bekas pusat pemerintahan Kadipaten Pati, sebelum
dipindahkan ke Kampung Kaborongan, Kelurahan Pati Lor hingga
sekarang, semula berupa tanah kosong yang banyak ditumbuhi pohon
besar dan rumpun bambu. Bagian depan masuk lokasi tersebut terdapat
pohon beringin tua. Kawasan itu mulai ditata dan diperindah, ketika
masa Pemkab Pati dijabat Bupati Sunardji. Selain dipasang tembok
pembatas keliling, bekas bangunan pendopo kabupaten juga dipindahkan
ke lokasi tersebut, sehingga pada setiap peringatan HUT Pati yang tiap
tahun jatuh pada 7 Agustus, pendapa berfungsi sebagai tempat malam
tirakatan. Di belakang sisi utara pendapa terdapat cungkup mirip sebuah
makam. Di dalam bangunan itulah terdapat sebuah genuk (tempayan)
yang dikenal sebagai Genuk Kemiri yang kondisinya sudah tidak utuh
lagi karena pecah. Di lokasi genuk itu, biasanya dijadikan tempat orang
untuk ngalap berkah. Pada sisi belakang pendapa terdapat makam tua
yang diyakini warga sebagai makam sesepuh Kemiri.
Konon situs ini merupakan cikal bakal Kabupaten Pati yang berdiri
pada tahun 1294 Masehi. Situs Kemiri berada di Desa Sarirejo Kecamatan
Kota. Ditempuh dari pusat kota sejauh 1,8 kilometer atau 5 menit dengan
berkendara. Depan situs terdapat gapura masuk. Di halaman paling
depan terdapat sebuah pohon beringin besar menjulang ke atas. Lalu
masuk ke dalam terdapat pendapa Situs Kemiri. Di dalam Situs Kemiri
terdapat Ringin Kurung, Pendopo Lama Kabupaten Pati, Genuk Kemiri,
serta makam Adipati Kembang Joyo pendiri Kadipaten Pati Pesantenan.
Ringin Kurung merupakan dua pohon beringin yang terdapat di depan
pendopo lama tepatnya di gerbang masuk ke Situs kemiri. Keberadaan
dua pohon di depan pendopo lama Kabupaten Pati selalu dikaitkan
dengan kepercayaan masyarakat Jawa. Dalam kebudayaan Jawa
dipercaya jika setiap pembangunan keraton maupun kadipaten (daerah
yang lebih rendah daripada Kesultanan dan dipimpin Adipati) haruslah
xv
menanam pohon dua pohon beringin terlebih dahulu. Pohon beringin
yang ditanam di dekat keraton atau kadipaten dipercaya sebagai simbol
pengayoman pemimpin terhadap rakyatnya.
Berdasarkan buku Cerita Rakyat dari Pati, Jawa Tengah. Oleh Yudiono
K.S. yang saya baca terkait sejarah situs Genuk Kemiri. Perang besar
antara Kadipaten Paranggaruda dan Kadipaten Carangsoka sudah
berakhir dan Paranggaruda menjadi bagian dari Carangsoka dibawah
pimpinan Adipati Puspa Andungjaya yang semakin bijaksana. Sambil
menata urusan kerajaan Puspa Andungjaya, berkesempatan menikahkan
Dewi Rayungwulan dengan Raden Kembangjaya. Kemudian mengangkat
Ki Dalang Sapanyana sebagai punggawa di Kadipaten Carangsoka, dan
merestui pernikahan Ambarsari dan Sukmayana. Pendek kata, kehidupan
Kadipaten Carangsoka semakin makmur dan hilanglah dendam
kekalahan seluruh warga Paranggaruda. Namun hal itu tidak mengurangi
kewaspadaan Raden Kembangjaya yang sadar pada tanggung jawabnya
sebagai pilar kekuasaan
Pada suatu siang sampailah mereka di hutan Kemiri yang subur dan
sejenak timbul niatan untuk bermukim di wilayah tersebut. Tentu saja
niat itu harus dimulai dengan bekerja keras membabat hutan dan menata
lahan permukiman. Pada kesempatan itulah muncul Ki Sagola, seorang
penjual dawet yang ingin berbakti pada Raden Kembangjaya beserta
segenap pengikutnya. Ternyata minuman yang segar dan manis itu
xvi
memikat Raden Kembangjaya sehingga selama beberapa hari selalu
memesan dawet Ki Sagola. Di akhir kesibukannya bertanyalah Raden
Kembangjaya perihal membuat dawet tersebut.
“Dawet ini dibikin dari tepung. Dimaniskan dengan gula aren atau
kelapa yang diberi santan kelapa. Tentu saja santan atau santen itulah
yang membikin rasanya sedap dan nikmat. Mudah-mudahan Raden dan
para prajurit berkenan menikmatinya,” jawab Ki Sagola dengan penuh
hormat dan kesantunan.
“Jadi, santan atau santen itulah sumber kenikmatan dawet ini. Kalau
demikian, alangkah besar jasanya.”
xvii
ampuh itulah Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahan
Carangsoka ke kawasan hutan Kemiri yang kemudian bernama Kadipaten
Pesantenan. Waktunya kira-kira bersamaan dengan awal berdirinya
Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Sejak itu, tidak dikenal lagi Kadipaten
Carangsoka dan Paranggaruda, sedangkan nama Adipati Kembangjaya
pun berganti menjadi Adipati Jayakusuma.
xviii
Genuk Kemiri akan diganti oleh juru kunci. Ritual ini disebut bukak
klambu.
Hingga saat ini, Situs Resmi berada di bawah tanggung jawab Dinas
Pariwisata Kabupaten Pati, termasuk hal penunjukan juru kunci Situs
Kemiri. Di depan Genuk Kemiri terdapat Pendopo Lama Kabupaten Pati.
Tidak ada yang tahu awalnya dibangunnya pendopo tersebut. Mbah Man
menuturkan jika pendopo lama Kabupaten Pati diperkirakan diboyong
kembali dari kabupaten baru ke Situs Kemiri pada 1998 pada masa
Bupati Yusuf Muhammad. Sebelumnya, pendopo lama sempat dibawa ke
kabupaten baru pada tahun 1907.
Nilai sosial budaya Jawa yang terkandung dalam cerita rakyat
Genuk Kemiri perlu ditanamkan pada siswa sebagai generasi penerus
bangsa, karena memiliki nilai-nilai luhur yang tinggi. Budaya Jawa yang
dipegang teguh akan menciptakan sikap, kepribadian, dan perilaku orang
Jawa menjadi sosok yang halus, simpatik, santun, toleran, fleksibel, dan
menyukai keharmonisan. Sosok yang cocok dengan kehidupan bangsa
Indonesia yang bersifat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Dengan
membaca buku cerita rakyat lokal tersebut secara tidak langsung anak
mengenal dan memahami sosial budaya dari tempat tinggalnya sendiri
sehingga menumbuhkan keinginan dan kecintaan untuk melaksanakan
kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang ada
dalam kehidupan. Kebudayan mempunyai nilai penting dalam
perkembangan manusia. Begitu juga di wilayah Kabupaten Pati. Secara
historis wilayah Kabupaten Pati yang terletak di pesisir utara menjadi
pertemuan budaya antar etnis dan suku. Hal ini kemudian membuat Pati
xix
kaya akan berbagai budaya dari waktu ke waktu. Hampir sebagian besar
kebudayaan tersebut masih berlangsung dan mewarnai kehidupan
masyarakat di Pati. Kebudayaan yang berkembang di Pati menjadi potensi
Pati dan membentuk identitas daerah Pati, maka perlu adanya strategi
pembangunan dalam bidang kebudayaan untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan ini untuk bisa terus lestari dan menjadi
potensi kehidupan bagi masyarakat Pati.
xx
melestarikan berbagai situs dan peninggalan yang ada demi pemupukan
kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional.
Contoh bentuk partisipasi masyarakat untuk pelestarian kawasan
cagar budaya yang berkelanjutan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
xxi
Tribunnewswiki.com.(2019,27Juli).SitusKemiri.
https://www.tribunnewswiki.com/2019/07/27/situskemiri/
(diakses pada 28 Agustus 2023, pukul 17.00 WIB)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
xxii
Gambar 2.3.3. Observasi Gambar 2.3.4. Genuk Kemiri
LAMPIRAN II
BIODATA PENULIS
xxiii
No. HP : 088809598959
xxiv