Inbound 7893011499405046956
Inbound 7893011499405046956
Inbound 7893011499405046956
50257
1. INTISARI
Pratama, Adhi Wahyu. 2019. “Emosi Tokoh Utama dalam Cerpen “Si Cantik
yang Tak Boleh Keluar Malam” Karya Eka Kurniawan Kajian: Psikologi Sastra”.
Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Pembimbing 1: Dra. Mirya Anggrahini, M.Hum, Pembimbing 2: Drs. Moh
Muzakka, M.Hum.
Penelitian ini mengkaji tentang psikis tokoh utama yang terdapat dalam
cerpen “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam”. Penulis menggunakan metode
studi pustaka karena data diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang relevan
dengan masalah. Analisis data digunakan penulis untuk menggambarkan dan
memaparkan dengan kata dan kalimat yang jelas. Data ini dikaji menggunakan
dua teori yaitu teori struktural fiksi dan teori psikologi sastra.
Hasil penelitian menunjukkan ketidak seimbangan struktur kepribadian
tokoh utama serta emosi kesedihan yang dalam. Kekangan orang tua yang
berlebihan membentuk kepribadian yang buruk untuk anaknya. Id dalam diri
tokoh utama sangat dominan dibandingkan ego dan superego yang dimilikinya,
hal tersebut membentuk kepribadian tokoh utama yang bisa dikatakan buruk.
1
1. Latar Belakang
(Damono, 1979:1). Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga menjadi media
pembangun, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah
unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Misalnya dalam cerita
rekaan berupa tema, amanat, alur (plot), tokoh, latar (setting), dan pusat
ekstrinsik yaitu unsur-unsur dari luar yang memengaruhi isi karya sastra, misalnya
psikologi, sosiologi, agama, sejarah, filsafat, ideologi, politik, dan lain-lain (Noor,
2010:29).
Karya sastra terdiri dari berbagai macam, salah satunya adalah cerpen.
Cerpen digemari karena bentuknya, hal tersebut sejalan dengan pernyataan Rosidi
yang menyatakan bahwa bentuk cerpen adalah bentuk yang paling digemari dalam
dunia kesusastraan Indonesia sesudah perang kedua. Bentuk itu tidak saja
digemari oleh pengarang yang dengan sependek itu bisa menulis dan
mengutarakan kandungan pikiran yang ingin menikmati hasil karya sastra yang
tidak usah mengorbankan banyak tempo. Dalam beberapa bagian saja dari satu
jam, seseorang bisa menikmati sebuah cerpen. Rosidi juga mengatakan bahwa
Dengan alasan tersebut penulis tertarik untuk menganalisis cerita pendek. Penulis
2
memilih cerita pendek yang berjudul Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam
mengakibatkan kondisi yang tidak nyaman bagi para pemain (tokoh), tetapi bagi
pembaca, rasa emosionalitas tersebut merupakan suatu hal yang sangat menarik
karya sebagai aktivitas kejiwaan. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena
adalah karya sastra yang mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin
kekalutan batinnya sendiri (2002: 438). Penulis ingin menganalisis emosi tokoh
utama dalam cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam” karya Eka
Kurniawan. Teori yang akan penulis gunakan untuk menganalisis cerita dengan
judul di atas adalah teori struktural fiksi dan teori psikologi sastra.
Cerita pendek dengan judul “Si Cantik yang Tak Boleh keluar Malam”
menceritakan tentang ulang tahun tokoh utama yang ke tujuh belas. Tokoh utama
membangkang dan kabur dari rumah menemui pujaan hatinya, cinta yang bagi
3
penghianatan. Semua kekecewaan yang dialaminya membuat tokoh utama
Sinopsis cerita pendek di atas merupakan gambaran konflik yang terjadi pada
tokoh utama. Konflik tersebutlah yang membuat penulis semakin tertarik untuk
menganalisis emosi tokoh utama pada cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh
Keluar Malam” karya Eka Kurniawan. Penulis akan menganalisis struktur cerita
menurut penulis teori tersebut lebih terstruktur untuk menganalisis cerpen. Teori
emosi yang dialami tokoh utama pada cerita pendek yang berjudul “Si Cantik
2. Rumusan Masalah
untuk analisis cerpen “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam” karya Eka
1. bagaimana tokoh dan penokohan cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh
2. bagaimana struktur kepribadian dan emosi yang terjadi pada tokoh utama dalam
4
3. Metode Penelitian
Penulis akan menganalisis cerita pendek dengan judul “Si Cantik yang Tak Boleh
Keluar Malam”, karya Eka Kurniawan dengan metode deskripsi dimana penulis
menggunakan tiga tahapan yaitu, pengumpulan data, analisis data, dan pemaparan
hasil data.
relevan dengan masalah dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan adalah
a. Membaca berulang-ulang cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar
Malam”.
Pada tahapan ini penulis melakukan analisis aspek-aspek struktural dan psikologis
terhadap cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam”. Melalui
teks yang mengandung tokoh dan penokohan, serta alur dan latar, kedua;
5
3. Metode Pemaparan Hasil Data
4. Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan dua teori, yaitu teori struktural fiksi dan teori
cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam”, kemudian teori
Menurut Ryan dan Tyson, setiap teks kesastraan memiliki struktur yang unik yang
khas yang menandai kehadirannya. Hal itulah yang membedakannya dengan teks-
teks yang lain. Struktur teks itu mengorganisasikan berbagai elemen untuk saling
berhubungan antara satu dan yang lain. Struktur itulah yang menyebabkan teks itu
menjadi bermakna, menjadi masuk akal, menjadi logis, menjadi dapat dipahami.
Dalam hal ini struktur dapat dipahami sebagai sistem aturan yang menyebabkan
6
2. Teori Struktural Fiksi
Menurut Ryan dan Tyson, setiap teks kesastraan memiliki struktur yang unik yang
khas yang menandai kehadirannya. Hal itulah yang membedakannya dengan teks-
teks yang lain. Struktur teks itu mengorganisasikan berbagai elemen untuk saling
berhubungan antara satu dan yang lain. Struktur itulah yang menyebabkan teks itu
menjadi bermakna, menjadi masuk akal, menjadi logis, menjadi dapat dipahami.
Dalam hal ini struktur dapat dipahami sebagai sistem aturan yang menyebabkan
Jika membaca cerita fiksi, kita akan bertemu dengan sejumlah tokoh,
berbagai peristiwa yang akan dilakukan atau dikenakan kepada para tokoh,
tempat, waktu dan latar belakang sosial budaya di mana cerita itu terjadi, dan lain-
membentuk karakter tokoh, dan lain-lain. Hal itu semuanya dapat berjalan dengan
baik, cerita dapat dipahami dengan baik, karena ada benang merah yang mengatur
hubungan antar unsur itu, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan
7
Berdasarkan konvensi yang berlaku, unsur-unsur yang membangun sebuah
karya sastra adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik sendiri
ialah unsur-unsur yang membagun dari dalam misalnya dalam cerita rekaan
berupa tema, amanat, alur, tokoh, latar, dan pusat penceritaan. Unsur ekstrinsik
psikologi, sosiologi, agama, sejarah, filsafat, ideologi, politik, dan lain-lain (Noor,
2010:29).
intrinsik cerita pendek Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam karya Eka
kepribadian dan emosi tokoh utama pada cerita pendek tersebut. Analisis unsur
tersebut terbatas pada unsur struktur yang penulis anggap relevan dijadikan dasar
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kepribadian dan emosi tokoh utama yang
adalah orang (-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama,
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Keadaan ini justru sering berakibat kurang menguntungkan para tokoh
cerita itu sendiri dilihat dari segi kewajarannya dalam bersikap dan bertindak.
Tidak jarang para tokoh-tokoh cerita dipaksakan dan diperalat sebagai pembawa
8
pesan sehingga sebagai tokoh cerita dan sebagai pribadi kurang berkembang.
Secara ekstern boleh dikatakan, mereka hanya diperlukan sebagai robot yang
selalu tunduk pada kemauan pengarang dan tidak memiliki kepribadian sendiri.
Tokoh cerita seolah-olah hanya sebagai corong penyampai pesan, atau bahkan
tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang
Tokoh protagonis adalah tokoh berwatak baik, tokoh yang dikagumi pembaca,
sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang berwatak jahat, biasannya tidak
membawa dampak positif dan tidak membawa nilai-nilai moral yang ada
(2015:261).
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu watak tertentu, tidak
memiliki sifat dan tingkah laku yang memberikan efek kejutan bagi pembaca,
9
sedangkan tokoh bulat adalah tokoh yang mampu menampilkan watak yang
Tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap dan watak yang relative tetap,
tidak berkembang, sejak awal sampai akhir, sedangkan tokoh berkembang adalah
tokoh yang mengalami perubahan perwatakan sejalan dengan peristiwa dan plot
kebangsaannya. Tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita
Tokoh-tokoh cerita dalam teks naratif, tidak akan begitu saja secara serta-merta
hadir begitu saja hadir kepada pembaca. Mereka memerlukan “sarana” yang
menyeluruh dan padu, dan mempunyai tujuan artistik, kehadiran dan penghadiran
tokoh-tokoh cerita haruslah juga dipertimbangkan dan tidak lepas dari tujuan
tersebut. Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya dapat
10
b. Teknik dramatik atau tidak langsung adalah pengarang tidak mendiskripsikan
secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tapi membiarkan para tokoh
Menurut Burhan Nurgiyantoro mengenai alur atau yang dikenal dengan istilah
plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang
elemen lain, alur dapat dibuktikan dirinya sendiri meskipun jarang diulas panjang
lebar. Pengertian alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita
yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam sebuah cerita. Tahapan peristiwa yang
menjalin suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian yang berbagai macam.
(Aminuddin, 1991:83).
(maju-mundur). Ketiga hal tersebut dapat diuraikan, yaitu: (1) Peristiwa adalah
peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, peralihan dari satu aktivitas ke
aktivitas yang lain. Peristiwa yang ditampilakan dalam cerita fiksi pastilah banyak
sekali namun tidak semua peristiwa tersebut berfungsi sebagai pendukung plot;
(2) Konflik adalah kejadian yang tergolong terpenting, unsur esensial dalam
11
bersifat tidak menyenangkan oleh tokoh cerita, sesuatu yang dramatic mengacu
pada petarungan antara dua kekuatan yang seimbang, menyiratkan adanya aksi-
aksi balasan; (3) Klimaks adalah konflik yang mencapai tingkat intensitas
tertinggi dan tidak dapat dihindari, terjadinya klimaks juga menentukan titik
ada unsur logis dalam suatu hal. Hal ini berkaitan pada bagaimana sebuah alur
diatur sedemikian rupa sehingga pembaca percaya. Agar rasa ingin tau pembaca
bisa timbul, disisipkan suspense yaitu semacam perasaan kurang pasti terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang diberi rasa
simpati oleh pembaca. Suspense juga biasa dimaknai sebagai tekanan terhadap
pembaca. Alur sebuah karya sastra dikatakan memberikan kejutan jika sesuatu
merupakan sesuatu yang membuat setiap unsur yang ditampilkan dalam karya
novel terdapat alur yang melahirkan sub-sub alur. Di setiap alur ada berbagai
gagasan yang mau tidak mau harus disatupadukan. (Kenny melalui Nurgiyantoro,
2005:130-134).
12
c. Latar dan Pelataran
Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk
Menurut Nurgiyantoro, ada dua tipe latar dalam karya fiksi yaitu netral
dan tripikal/khas. Latar netral artinya tidak ada deskripsi khusus mengenai suatu
lokasi yang digunakan dalam cerita rekaan. Sifat yang ditunjukkan mengenai latar
bersifat umum dan bahkan jika tempat dipindahkan atau diganti namanya,
kebalikan dari latar netral. Ada kecenderungan untuk membuat sedemikian rupa
agar suatu karya sastra tampak realistis dengan menggambarkan suatu lokasi
tempat, waktu dan social. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan
tanpa nama yang jelas. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”
sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
13
tersebut berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Aktison melalui Minderop mengatakan psikologi berarti ilmu
jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah manusia (2010:3). Jiwa
dalam pskologi ini tidak dapat dilihat, diraba atau disentuh. Mengobservasi jiwa
haya dapat dilakukan melalui hasil yang ditimbulkan karena jiwa bersifat abstrak
(Rahmawati, 2015:21).
karya sastra karena psikologi sastra menampilkan watak tokoh dengan berbagai
Kepribadian berasal dari kata personality (Inggris) yang berasal dari kata pesona
(Latin) yang berarti kedok atau topeng, yang mana dalam hal ini dimaksudkan
adalah suatu totalitas psikhoposis yang kompleks dari individu, sehingga tampak
14
system aspek, yaitu:
Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam
karena Das Es itu merupakan dunia batin (subjektif) manusia, dan tidak
Aspek ini adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk
berhubungan secara baik dengan realitas atau kenyataan. Perbedaan Id dan ego,
yaitu Id hanya mengenal dunia subjektif atau dunia dalam batin manusia, maka
ego dapat membedakan sesuatu yang ada di dalam dan sesuatu yang ada diluar,
tetapi keduanya tidak sama-sama tidak mengenal nilai baik dan buruk. Mencari
objek yang dapat memenuhi dan memuaskan adalah tugas utama yang penting
dari ego.
Das ich dapat pula dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, oleh
karena itu das Ich ini mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-
dan das Ueber Ich dan dunia luar. Namun haruslah selalu diingat, bahwa das Ich
adalah derivate dari das Es dan buka untuk merintanginya; peran utamanya adalah
15
menjadi perantara antara kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan
Superego mengacu pada moralitas dan kepribadian yang disamakan dengan “hati
nurani” yang mengenali nilai baik dan buruk (Minderop, 2011:22). Superego lebih
pula dianggap sebagai aspek sosiologi kepribadian, karena merupakan wakil dari
nilai-nilai tradisional yang ditafsirkan oleh orang tua kepada anaknya dan
diajarkan dengan berbagai larangan dan perintah. Fungsi pokok dari superego
adalah menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah, pantas atau tidak,
5. Klasifikasi Emosi
perasaan-perasaan yang terkait dengan tindakan tokoh utama pada cerita pendek
atau perasaan benci (hate) berhubungan erat dengan perasaan marah, cemburu,
dan iri hati. Ciri khas yang menandai benci ialah timbulnya nafsu atau keinginan
16
bukan sekadar timbulnya perasaan tidak suka atau aversi/enggan yang dampaknya
benci selalu melekat di dalam diri seseorang, dan ia tidak akan pernah merasa
puas sebelum menghancurkannya; bila objek tersebut hancur ia akan merasa puas.
Perasaan bersalah dan menyesal, rasa malu serta cinta juga termasuk ke dalam
6.Simpulan
pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam” karya Eka Kurniawan, unsur
tokoh dan penokohan yang terdapat pada cerita pendek tersebut memiliki delapan
awal cerita hingga akhir cerita, kemudian Si Cantik juga merupakan tokoh yang
mengalami konflik dalam cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar
adalah Ayah, Ibu, Romeo. Sedangkan keempat tokoh lainnya hanya menjadi
pelengkap atau tambahan dalam cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar
Malam”.
Berdasarkan analisis alur dalam cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh
pendek tersebut bersifat kronologis. Dimulai dari tahap pengenalan konflik yakni
pengenalan situasi dan tokoh-tokoh cerita. Tahap pengenalan konflik dalam cerita
pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam” di munculkan pengarang pada
17
awal cerita. Tahap ini diceritakan pengarang disaat malam ulang tahun Si Cantik
yang ke tujuh belas. Selanjutnya tahap pengembangan konflik, tahap yang berisi
Tahap pengembangan konflik dalam cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh
Keluar Malam” dimunculkan pengarang pada saat Si Cantik yang tak pernah
mendapat izin keluar malam oleh ayahnya kemudian dia diberi telefon rumah. Si
Cantik berusaha membuat sang ayah mengizinkannya untuk keluar malam dengan
cara mengobrol dengan kenalan teman cowok baru lewat telfon hingga larut
pagi. Tetapi hal ini tidak menggoyahkan hati ayahnya dan Si Cantik masih tidak
Cantik jatuh cinta kepada Romeo. Tahap terakhir adalah tahap penyelesaian, tahap
penyelesaian dalam cerita pendek “Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam”
terjadi ketika Si Cantik yang hancur karena lelaki yang dia cintai telah berpaling
ke pelukan wanita lain. Romeo telah memilih untuk melanjutkan kisah cinta
bersama Julliet di luar panggung. Hal tersebut menambah emosi dan hancurnya
hati Si Cantik dan semenjak malam itulah Si Cantik tak pernah lagi pulang
kerumah. Si Cantik yang selama ini tidak pernah diizinkan keluar malam oleh
ayahnya akhirnya dapat keluar malam seperti yang dia inginkan. Hal ini di
yang menyimpang hingga ia menjadi wanita kekasih malam seperti yang telah dia
inginkan.
18
Berdasarkan pemaparan Struktur kepribadian dan Klasifikasi emosi yang
Ego dan Superego. Kemudian emosi kesedihan tokoh utama sangat dalam hingga
Id dalam dirinya ikut terdorong oleh kesedihan yang dimiliki. Konflik bermula
karena adanya Id, tokoh utama berkeinginan untuk keluar malam namun
dari rumah. Ego yang terjadi pada tokoh utama selalu di dorong kuat oleh Id.
Tokoh utama kabur demi membalas cinta Romeo namun hal itu membuatnya
19