Naskah Drama Pembegalan Dan Pengadilan 12 IPA 2-1
Naskah Drama Pembegalan Dan Pengadilan 12 IPA 2-1
Naskah Drama Pembegalan Dan Pengadilan 12 IPA 2-1
Drama Pembegalan
Kisah ini berawal dari kesakit hatian dimas karena hubungan percintaan yang dia alami kini sudah
tidak bisa dilanjutkan, karena keegoisan sang kekasihnya Nina yang minta hubungannya berakhir
karena perihal Nina sudah punya orang baru dalam hidupnya.
Di Cafe
“Dimass, Kitaa sampai sini sajaa ya, Aku mau putus dari kamu.” kata Nina
“Lho, kenapaa kamu ngomong begitu, aku punya salah?.” Tanya dimas.
“Engggaaa, Aku udah punya orang baru, aku ga punya rasa lagii sama kamu.” Jawab Nina
“Lahh, ngga bisa gitu dongg, kamu tegaa waktu yang kita jalanin 5 tahun ini sia sia?”
“Ya gimana dong, aku sebenarnya ngga punya rasa sama kamu, akuu cuma mau numpang hidup
sama kamu, tapi sekarang aku udah punya yang lebih mapan dari kamu.”
“Dasar perempuan matreee.” (Sembari mendorong & menampar nina)
Nina sentak terjatuh ditengah keramaian orang yang sedang makan malam.
Haira pun datang menghampiri Dimas dan Nina
“Nina kamu ngga apaa-apa?” tanya haira
“Iyaa engga apa-apa, ayo kita pergi dari sini, dia memang laki laki kasar.” Sambung nina
“Sini biar aku bantu berdiri.” (Sembari merangkul Nina)
Hayra dan Nina pun pergi dari tempat itu, Dimas hanya terdiam sejenak dan kemudian menendang
kursi dengan kuat hingga kursi terjatuh.
Dimas pun menelpon kedua anak buah suruhannya nya yaitu Agus dan Zaki.
“Halo.” Sapa Dimas
“Halo Boss.” Jawab Aguss
“Ada tugas untuk kalian.”
“Tugas apa Bos.”
“Tugas kalian Bunuh Cw Gw!!!”
“Ahh Gimana bossss?.” Bingung Agus
“Udah jangan banyak tanya, kelarin tugas ini atau nyawa kalian yang gw kelarin.”
”Yauda boss, jadi caranya gimana.”
“Jadi Cw gw ini bakal pulang pasti lewat jalan Malahayati, lu berdua jegat disitu, begal dia terus tarik
dan bunuh dia.”
”Baik, siap Bos.”
Di sepanjang perjalanan Hayra dan Nina pun hanya tertawa terbahak-bahak, karena telah melepas
dimas dengan membuat malu dimas dihadapan semua orang, namun ditengah perjalanan mereka tiba
tiba ada 2 orang yang naik motor mengikutinya. Nina dan Hayra pada saat itu tidak tahu bahwa yang
mengikuti mereka adalah anak buah dari Dimas.
Dalam keadaan sepi, kedua orang itu menyalip Nina dan Hayra, dan berada didepan mereka, lalu
kedua anak buah Dimas menghadang Nina dan Hayra
“Berhenti Kamuu, Turun..” Perintah Guss
“Ada apa ini pakk.”
“Serahinn barang-barang kalian..” Sambung Agus
“Cepatt” Gertak Zaki ( Menyerahkan Pisau kedepan Nina dan Hayra
“Iyaa Pak, Ini.” (Menyerahkan tas dan aksesoris lainnya kepada Begal tersebut)
Setelah mereka menyerahkan baramg barang milik mereka, Kedua begal tersebut tiba tiba memgang
tangan nina langsung menusukkan Pisau kearah perut Nina.
“Jrrggttt” Tancapan Pisau yang telah masuk keperut nina bercakan darah pun mengalirr
Ada dua orang yang tiba tiba muncul pada kejadian itu, Dina dan Amanda yang pada saat itu sedang
berjalan kaki, tiba tiba menyaksikan pembegalan tersebut,
Dina dan Amanda pun langsung teriak minta tolong sekencang-kencangnya
“Tolong-Tolong.”
“Ninaaaaaaaaaa” Hayraa menangis
(kedua begal itu membuang pisau ke semak semak agar tidak di temukan oleh polisi)
Kedua begal tersebut langsung menaiki motornya, dan motor Nina pun dibawa pergi sama mereka,
Hayra hanya menangis tidak bisa berkata-kata sembari melihat plat motor yang digunakan kedua
begal tersebut, Plat motor si begal adalah
‘BE ......... ....’
“Mbaa, Mbaa Engga apa-apa kan.”
“Engga papa mbaa, tapi teman sayaa.” Jawab Hayra sembari menangis
“Ayo cepatt kita gotong teman kamu ini,”
Mereka bertiga pun memindahkan Nina ketempat yang aman
Hayra pun bingung pada saat itu harus melakukan apa, akhirnya dia memutuskan untuk menelpon
kedua orang tuanya Nina dengan meminjam Handphone Dina karena Handphone yang dia miliki telah
dibawa kabur oleh begal tersebut
“Mba, Aku boleh pinjam handphonenya untuk menelpon keluarga bersangkutan.” Tanya hayra
“Iyaa, Mba ini.” (Dina Menyerahkan HP)
Hayra pun langsung menelpon Ibunya Nina, yaitu Laily
“Hallo, ini siapa.” Tanya laily
“Ini Hayraa tante.”
“Tanteeee.” Hayra menangis
“Kenaapaa Hayraaa ko kamu nangiss, apa yang terjadi?.”
“Ninaaa tantteee.”
“Ninna kenapaa?.”
“Tante tolong jemput kami di jalan Malahayati, tolong kami.”
“Iyaa iyaa tante bakal kesana sekarang.” Panic Laily
Irham dan Laily selaku orang tua dari Nina pun langsung pergi ketempat Hayra dan Nina berada.
Sesampainya ditempat, Laily dan Irham kaget, melihat hayra yang sedang memangku kepala nnina
yang sedang terdampar dengan berlumuran darah di bajunya
“Astagfirullah Ninaa, Hayraaa apa yang terjadii.” Tanyaa lailyy panic
“Tantee kami habiss dibegalll, dan begal itu menusuk perut Nina dengan Pisau.”
“Pah tolong panggil bantuan sekarang.”
“Mah, kayanyaa kita sudah terlambat.”
“Engga Mungkinnn.” Jawab Lailyy
“Ninaaaaaaaaaa..” Ketiganya menangiss atas kepergian Nina.
Mereka semua pun pergi membawa nina ke rumah sakit,masih ada sekecil harapan.
Di ruangan yang hanya terdengar Isak tangis ,menggusar wajah dengan kasar ,harap-harap ada sebuah
keajaiban.
Dokter pun keluar dari ruangan itu,buru-buru mereka semua berkumpul untuk mendengar kabar yang
akan disampaikan. dokter itu tidak memperlihatkan wajah baik-baik saja.menundukkan kepala
sejenak lalu berkata "Maaf sebelumnya,"
"APA DOK? ANAK SAYA DI DALAM BAIK BAIK SAJA KAN???" Laily berusaha sebisa mungkin
untuk menahan air mata nya,melihat kondisi sang suami yang tidak terkendali.Ia berusaha untuk tegar
dan ikhlas.
"Pasien tidak bisa terselamatkan pak,Bu" Ucap sang dokter membuat mereka semua terbungkam
menahan kenyataan itu.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar rumah sakit
"Permisi,kami dari pihak kepolisan,apakah bapak adalah wali dari saudari Nina naverina?"
"i-i-iya pak,saya ayah dari Nina,"
"Maksud dan tujuan kami datang ke sini adalah untuk menyelidiki kasus dari saudari Nina,"
"terimakasih pak,saya tidak mau tahu bagaimana pun caranya tangkap dan penjarakan pelaku dengan
setimpal-timpalnya pak,hiks hiks hiks,"
"Baik pak,kami akan melakukan yang terbaik dalam kasus ini,"
Pertanyaan yang diberikan polisi pun sangat sederhana, yaitu tentang seharian ini mereka ada
dimana.dan benar saja jawaban mereka sangat melenceng dengan kenyataan dan bukti-bukti yang
ada.mereka sama-sama menjawab "saya seharian ini ada di rumah pak,"
setelah di intrograsi dengan pertanyaan yang sederhana,mereka bertiga berkumpul lagi di ruang
introgasi khusus.
polisi pun mengultimatum mereka dengan pernyataan,"jawaban kalian semua sama,jika kalian
seharian di rumah,mengapa kami menemukan kalian dalam satu tempat?"