Tugas Filsafat Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang
Tugas Filsafat Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang
Tugas Filsafat Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang
1. LATAR BELAKANG
Secara etimologi, kita mengetahui bahwa filosofi berasal dari kata philosophia
yang diartikan sebagai cinta kebijaksanaan. Dalam filsafat ilmu, kita mengkaji
mengenai ontologi ilmu, suatu analisis filsafat tentang kenyataan dan
keberadaan yang berkaitan dengan hakikat “ada”, epistimologi ilmu, suatu teori
tentang pengetahuan yang berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan dan
metode keilmuan, dan aksiologi ilmu, suatu teori tentang nilai atau makna.
Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu entitas dengan apa
adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu
fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses
bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses
tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada
bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
Penulis akan memaparkan lebih jauh mengenai kajian ontologi, berkaitan
dengan ruang lingkup metafisika, asumsi, dan peluang
2. Rumusan Masalah
● Apa definisi dari ontologi?
● Apa definisi dari metafisika?
● Apa definisi dari asumsi?
● Apa definisi dari peluang?
BAB II
PEMBAHASAN
1. ONTOLOGI
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno yang berasal dari
yunani. Menurut bahasa yunani, Secara etimologi (bahasa), Ontologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada (being), dan Logos = ilmu (logic). Jadi,
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, berikut adalah definisi
ontologi dari beberapa ahli :
a. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak (Bakhtiar, 2010)
b. Menurut (Suriasumantri, 1998), ontologi membahas tentang apa yang
ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain
suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan :
● apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,
● bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan
● bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan
pengetahuan.
1) Menurut (Soetriono & Hanafie, 2007), ontologi yaitu merupakan azas
dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek
penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta
penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau
obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang
menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan
dengan alam kenyataan dan keberadaan.
2) Menurut The Liang Gie (Gie, 2010)
Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah
eksistensi yang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan :
a. Supernaturalisme
1. Pilihan Bebas
2. Probabilistik
Pada sifat probabilstik, kecenderungan keumuman dikenal memang ada
namun sifatnya berupa peluang. Sesuatu akan berlaku deterministik dengan
peluang tertentu. Probabilistik menunjukkan sesuatu memiliki kesempatan
untuk memiliki sifat deterministik dengan menolerir sifat pilihan bebas. Pada
ilmu pengetahuan modern, karakteristik probabilitas ini lebih banyak
dipergunakan. Dalam ilmu ekonomi misalnya, kebenaran suatu hubungan
variabel diukur dengan metode statistik dengan derajat kesalahan ukur sebesar
5%. Pernyataan ini berarti suatu variabel dicoba diukur kondisi deterministiknya
hanya sebesar 95%, sisanya adalah kesalahan yang bisa ditoleransi. Jika
kebenaran statistiknya kurang dari 95% berarti hubungan variabel tesebut tidak
mencapai sifat-sifat deterministik menurut kriteria ilmu ekonomi.
Dalam menentukan suatu asumsi dalam perspektif filsafat, permasalahan
utamanya adalah mempertanyakan pada pada diri sendiri (peneliti) apakah
sebenarnya yang ingin dipelajari dari ilmu. Terdapat kecenderungan, sekiranya
menyangkut hukum kejadian yang berlaku bagi seluruh manusia, maka harus
bertitik tolak pada paham deterministik. Sekiranya yang dipilih adalah hukum
kejadian yang bersifat khas bagi tiap individu manusia maka akan digunakan
asumsi pilihan bebas. Di antara kutub deterministik dan pilihan bebas,
penafsiran probabilistik merupakan jalan tengahnya.
4. PELUANG
A. Kesimpulan
● Ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat
dari sesuatu. Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui,
seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian
mengenai teori tentang “ada”.
● Metafisika adalah kajian filsafat yang membahas hakikat atau hal-hal yang
berada dibalik kenyataan/gejala-gejala yanga ada. Dalam kajian metafisika,
ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam ini
sebagaimana adanya.
● Asumsi berarti dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir
karena dianggap benar. Asumsi diperlukan sebagai arah dan landasan
bagi kegiatan penelaahan kita. Sebuah pengetahuan dapat dianggap benar,
selama kita bisa menemukan asumsi yang ada di dalamnya.
● Peluang merupakan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam
pencarian atau perumusan suatu pengetahuan yang pasti. Peluang
mendasari terbentuknya hipotesa untuk menjawab masalah keilmuan.
B. DAFTAR PUSTAKA