Makalah Teori Organisasi
Makalah Teori Organisasi
Makalah Teori Organisasi
TEORI ORGANISASI
PERTUMBUHAN MATERI
Dosen pengampu:
NORMALINA, S.SOS.,M.M
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
Siklus hidup organisasi adalah suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh
setiaporganisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-masalah transisi serta implikasi
yang mengikutidari setiap perkembangan tersebut. Seperti juga kehidupan
organisme, pertumbuhan dankemunduran setiap organisasi terutama disebabkan
oleh dua faktor yaitu fleksibilitas dalammerespon setiap perubahan lingkungan dan
”kekakuan” (controllability) dalam merespon setiapperubahan (Adizes, 1996).Siklus
hidup organisasi (SHO) bisa berusia sangat panjang namun bisa juga hanya seusiajagung.
Panjang pendeknya usia organisasi sangat ditentukan oleh mutu dari proses
manajementermasuk kemampuan organisasi berhadapan dengan turbulensi eksternal dan
internal. Setiaptahapan-tahapan yang dilalui oleh organisasi akan selalu memunculkan
kesulitan atau masalahyang memerlukan penanganan baik secara internal maupun
intervensi dari pihak luar (eksternal).Tahapan perkembangan organisasi sendiri
sebenarnya dapat diprediksi dan bersifat repetitif(Adizes, 1999). Oleh karena itu
pemahaman terhadap setiap perkembangan tahapan organisasimemberikan kemampuan
kepada pimpinan organisasi untuk secara proaktif dan preventif danmenyongsong
persoalan-persoalan organisasi dimasa datang, atau jika tidak mampu, bagaimanasebisa
mungkin menghindari masalah-masalah tersebut.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pada permulaan tahun 1970-an Larry Greiner menyatakan bahwa evolusi organisasi
dikarakteristikkan oleh tahap pertumbuhan yang panjang dan tenang yang selanjutnya
disebut evolusi, kemudian diikuti oleh periode kekacauan yang disebut revolusi. Model
pertumbuhan organisasi meliputi lima tahap, yaitu sebagai berikut :
Tahap 1 : Kreativitas. Kreativitas para pendiri organisasi merupakan tahap awal dari
evolusi suatu organisasi. Bentuk kreativitas ini biasanya dalam mengembangkan
produknya dan pasar. Disain organisasi pada tahap ini masih merupakan struktur
sederhana dan pengambilan keputusan dikontrol oleh manajer-pemilik atau top
manajemen. Komunikasi antar tingkatan di dalam organisasi berlangsung intensif dan
informal.
Krisis yang muncul pada tahap awal pertumbuhan organisasi adalah krisis kepemimpinan,
karena manajer sukar mengelola organisasi dengan hanya mengandalkan pada
komunikasi informal. Oleh karena itu diperlukan manajemen profesional yang dapat
memperkenalkan dan mengimplementasikan manajemen dan tehnik organisasi yang
makin kompleks.
Tahap 4 : Koordinasi. Tahap ini muncul sebagai akibat dari krisis kontrol pada
tahap pendelegasian. Koordinasi sangat diperlukan oleh manajer lini dari unit-unit staf
dan kelompok-kelompok produk dalam menjalankan fungsinya. Namun adanya
koordinasi juga menimbulkan konflik garis-staf yang menyita banyak waktu dan energi,
sehingga muncul krisis birokrasi.
Tahap 5 : Kerjasama. Jalan keluar dari krisis birokrasi pada tahap koordinasi
adalah kerjasama yang kuat antar individu di dalam organisasi. Budaya organisasi
menjadi substitusi bagi kontrol formal manajemen organisasi. Struktur organisasi
bergerak ke arah bentuk organik.
Ukuran organisasi, ukuran atau besaran organisasi menunjukkan pada jumlah total
anggota (pegawai) organisasi. Organisasi itu bisa dibedakan menjadi organisasi besar dan
organisasi kecil. Ukuran organisasi berkaitan dengan beberapa karakteristik struktur
organisasi yaitu :
1. Kompleksitas struktur
Kompleksitas struktur adalah menunjukkan berapa derajat diferensiasi yang terdapat
dalam sebuah organisasi, diferensiasi horizontal menunjuk pada banyaknya jumlah
unit kerja dalam organisasi. Diferensiasi vertikal menunjuk pada banyaknya jumlah
tingkat hirarki dalam organisasi dan diferensiasi special, menunjuk pada derajat
persebaran lokasi geografis dari fasilitas dan personil suatu organisasi.ukuran
organisasi dan kopleksitas struktur semakin tinggi diferensiasi (horizontal,vertical
maupuan sepesial) maka organisasi semakin kompleks. Kompleksitas meningkat
mengikuti meningkatnya besaran organisasi. Namun laju kompleksitas akan semakin
menurun.
2. Formalisasi
Formalisasi menunjukkan tingkat penggunaan dokumen dan aturan tulisan dalam
melaksanakan kegiatan organisasi, tujuan formalisasi adalah menjaga konsisten dan
keseragaman, yakni untuk mencapai output yang tidak berubah-ubah kualitasnya.
Meningkatkan kordinasi yaitu melalui standarisasi oprasional dan prosedur secara
tertulis. Satu cara yang efektif dan bisa dipakai organisasi. Penghematan biaya secara
ekonomis melalui formalisasi dalam wujud buku-buku manual pekerjaan yang berisi
prosedur kerja dan penjelasan terperinci, maka dapat menghemat biaya diklat, biaya
pengawasan dan biaya lainnya.
3. Sentralisasi
Sentralisasi yaitu berkaitan dengan wewenang pengambilan keputusan tersebar
dilapisan bawah, maka organisasi tersebut disebut desentralisasi. Ukuran organisasi
berhubungan secara negative dengan desentralisasi. Semakin besar ukuran organisasi
maka semakin besar pula disentralisasinya. Semakin kecil organisasi semakin
sentralisasik. Ukuran organisasi dan birokrasi adalah kompleksitas, formalitas dan
desentralisasi cukup untuk membedakan tiga tipe kelompok organisasi yakni
organisasi organic, mekanistik, dan briokratik. Organisasi mekanistik dicirikan oleh
kompleksitas, formalitas dan sentralisasi yang semuanya tinggi. Organisasi briokratik
dicirikan oleh kompleksitas, formalitas tinggi namu sentralisasi rendah.
Mendelegasikan keputusan-keputusan ke level bawah. Menetapkan aturan-aturan dan
prosedur-prosedur yang ketat supaya control. Komponen Administrasif adalah semua
pegawai dalam organisasi yang berkaitan dengan aktivitas “pendukung” mereka
member kontribusi secara tidak langsung pada pencapaian tujuannya.hubungan
organisasi antar ukuran organisasi dengan komponen administrative dapat
berkolerasi : positif = sangat besar organisasi berkembang, komponen administrative
relative bertambah secara tidak proposional, Negatif = pada saat besaran meningkat,
proporsi komponen administrative menurun, Curviliner = komponen administrative.
lebih besar bagi organisasi kecil, dan lebih besar dibandingkan organisasi yang
sedang. Besaran organisasi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi komponen
adminstratif. Faktor lain mencakup jenis organisasi, lingkungan, teknologi, dan
kompleksitas.
a. Tahap pertama pertumbuhan ekonomi dimulai dari organisasi itu mulai berdiri,
ukuran organisasi masih kecil, dikelolah oleh pemilik dan perhatian terarah pada
upayah menciptakan dan menjual produk tertentu dan juga kemampuan bertahan
untuk menghadapi pesaing. Organisasi tumbuh, aktivitas semakin kompleks dan
masalah manajemen muncul karena organisasi tidak dapat lagi diurus lewat
informasi informal dan pengabdian. Pada saat ini muncul krisis kepemimpinan.
Karena pimpinan tidak mampu lagi mengendalikan aktivitas organisasi secara
sendirian. Krisis ini dipecahkan dengan mencari tipe pemimpin diterima pendiri
dan mampu mengendalikan organisasi.
b. Tahap kedua pertumbuhan organisasi mulai ditata menjadi bagian-bagian hirarki
wewenag, beban tugas yang jelas. Organisasi mulai jelas struktur dan fungsi-
fungsinya.pimpinan mengambil tanggung jawab pengarahan sedang manajer dan
jenjang lebih rendah diperlakukan sebagai pelaksana yang tidak banyak dilibatkan
dalam pengambilan keputusan solusi dari krisis ekonomi tersebut adalah
pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan.
c. Tahap ketiga pertumbuhan yaitu tahap pendelegasian yang lebih besar
menjalankan manajer tingkat bawah mempunyai otonomi yang lebih besar
menjalankan aktivitas unit kejayaan, sedangkan top manajemen lebih
berkosentrasi pada perencanaan strategis jangka panjang. Krisis yang muncul pada
taham pendelegasian adalah krisis pengawasan, karena manajer unit kerja merasa
nyaman dengan otonomi, sedangkan top manajemen takut organisasi dibawa
keberbagai arah. Oleh karena itu diperlukan berbagai cara dalam mengelola
jalannya roda organisasi, melalui teknik-teknik kordinasi yang baru
d. Tahap pertumbuhan keempat tahap koordinasi ditandai dengan penggunaan
sistem formal untuk mencapai koordinasi vertical maupun horizontal.kontrol
briokrasi mulai diterapkan mulai diterapkan standarisasi kegiatan, dan berbagai
program formal dan prosedur kerja yang baku. Manajer menengah menjadi kurang
inovatif. Jadi ukuran organisasi mempengaruhi struktur organisasi, terutama pada
kompleksitas, formalitas dan standaritas. Daur hidup organisasi merujuk pada
perubahan yang dapat diramalkan. Setiap tahap pertumbuhan menimbulkan
masalah sendiri-sendiri. Setiap tahap pertumbuhan memunculkan krisis yang baru
dan setiap krisis mengharuskan manajemen melakukan penyesuaian alat
koordinasi, sistem control dan disain organisasi.
Selain penjelasan diatas pertumbuhan organisasi dibagi menjadi empat yaitu
yang melalui kegiatan yaitu:
a. Ekspansi strategi ekspandi dipakai oleh Philip Morrie saat membeli kraft,
sehingga membuat Philips menjadi lebih besar dalam industry makanan.
b. Diversivikasi pertumbuhan ini muncul dari berbagai macam bentuk usaha,
seperti pengembanggan produk dan jasa yang baru, integrasi vertical dan
diferensifikasi konglomerasi.
c. Pengembangan teknologi pertumbuhan ini muncul dari damoaka aplikasi
pengembangan teknologi dari sebuah organisasi, seperti Faderal Express yang
tumbuh dengan cepat sebagai akibat pertumbuhan teknologi computer dari
mulai penerima sampai penyampaian paket ke konsumen.
d. Perbaikan teknik manajerial yaitu pertumbuhan yang muncul dari sebagai
dampak proses manajemen yang dimodifikasi dan diperbaiki sehingga muncul
efisiensi
2.3 Mengelola Pertumbuhan (Managing Growth)
Makin besar makin baik. Ukuran yang besar pada organisasi ada kaitannya
dengan hubungan ekonomis. Pertumbuhan yang makin besar sangat diinginkan
karena dengan makin meningkatnya besaran organisasi maka berdampak pada skala
ekonomi (economic of scale). Makin besar organisasi seringkali lebih efisien dalam
operasional organisasi tersebut.
1. Meningkatnya konflik.
Kemunduran organisasi akan menimbulkan konflik, konflik akan lebih tinggi pada
organisasi yang sedang mundur dibandingkan pada organisasi yang sedang
tumbuh. Pihak manajemen harus dapat mengelola konflik tersebut untuk
memperlambat kemunduran. Dari konflik tersebut dapat timbul perubahan yang
dapat menghidupkan kembali organisasi seperti penciptaan produk dan jasa baru
dan tindakan untuk mengurangi biaya organisasi dengan melakukan efisiensi
disetiap sektor sehingga organisasi dapat hidup terus.
2. Meningkatnya Berpolitik.
Perubahan struktural selama kemunduran akan lebih mungkin ditentukan oleh
koalisi mana yang menang dalam perebutan kekuasaan dan koalisi timbul dari
kelompok yang diorganisasikan dan vocal, yang secara aktif akan mengejar
kepentingannya sendiri. Dalam situasi kompetisi untuk kelangsungan hidup
organisasi, peraturan standar diabaikan. Pada lingkungan yang demikian
mendorong dijalankannya politik “tidak ada palka yang dipalangi”.
3. Meningkatnya Penolakan Terhadap Perubahan
Kekuatan utama yang menolak perubahan pada tahap awal kemunduran adalah
orang yang mempunyai kepentingan yang paling banyak memperoleh keuntungan
dari pertumbuhan. Koalisi domain mereka akan melindungi diri untuk
mempertahankan status quo dan kontrolnya. Karena basis dari kekuasaan mereka
ditantang, sehingga mereka terdorong untuk meneruskan usaha yang behubungan
dengan pertumbuhan meskipun tidak masuk akal lagi. Jika organisasi tersebut
berniat mengubah kebijakan mereka kearah menstabilisasi organisasi maka
mereka perlu melepaskan pendukung pertumbuhan dari posisi kekuasaan mereka
dan menggantikannya dengan kader pemimpin baru yang mempunyai kepentingan
berbeda.
4. Hilangnya Kredibilitas Manajemen Puncak.
Pada saat kemunduran para anggota organisasi akan melihat kepada individu atau
kelompok tertentu yang dapat dijadikan kambing hitam dari terjadinya
kemunduran tersebut. Ada kecenderungan bahwa pihak manajemen yang akan
dijadikan kambing hitam kemunduran tersebut sehingga kredibilitas mereka akan
menurun, tanda-tandanya dapat dilihat dari menurunnya moral dan komitmen
pegawai, kepuasan kerja cenderung untuk jatuh secara mencolok seperti loyalitas
terhadap organisasi.
5. Perubahan Komposisi Tenaga Kerja
Pengurangan memerlukan pemotongan jumlah pegawai. Kriteria yang paling
popular untuk menentukan siapa yang harus diberhentikan lebih dahulu adalah
senioritas artinya yang dipekerjakan paling akhir adalah yang pertama yang harus
meninggalkan organisasi. Salah satu hasil yang kurang menyenangkan dari
penghentian yang didasarkan senioritas bahwa hal itu menghambat kearah
pembukaan kesempatan kerja bagi wanita kelompok minoritas.
6. Meningkatnya Perputaran Tenaga Kerja Secara Sukarela
Pada saat terjadi kemunduran organisasi akan terjadi pengunduran diri secara
sukarela, tetapi orang pertama yang akan meninggalkan organisasi adalah orang-
orang yang paling baik, seperti teknisi yang terampil, para profesional dan
pegawai manajer yang berbakat. Sehingga manajemen senior ditantang untuk
memberikan insentif bagi manajer yunior jika ingin memperlambat kemunduran
yang lama
7. Rusaknya Motivasi Pegawai
Waktu organisasi mundur akan terjadi pemberhentian, pengaturan kembali tugas
yang seringkali merupakan penyerapan dari tugas-tugas sebelumnya yang
dilakukan orang lain dimana perubahan ini dapat menyebabkan stress. Biasanya
pegawai sukar untuk tetap termotivasi jika terdapat ketidakpastian yang tinggi
mengenai apakah mereka akan tetap punya pekerjaan dilain waktu.