Hadis Tarbawi Zatul
Hadis Tarbawi Zatul
Hadis Tarbawi Zatul
DISUSUN OLEH:
MAIZATUL
NIM: 2286208010
DOSEN PENGAMPU
ROSI YULITA.S.Sos.I.,S.pd.,MA
LUBUK SIKAPING–PASAMAN
2023M/1445H
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam tidak tegak
dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada cara dan jalan untuk mengenal
Allah dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang telah
menunjukan jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai kepada-Nya.
Barangsiapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan menyimpang dari tujuan
yang dicita-citakannya.
Menyampaikan ilmu merupakan kewajiban setiap manusia.Tanpa ilmu
seseorang tidak bisa menjalani hidup ini dengan baik. Orang yang tidak memiliki
ilmu biasanya akan dimanfaatkan oleh orang lain. Bahkan, orang yang tak berilmu
itu akan dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagaima nusia yang
diberi akal dan pikiran sampaikan dan amalkanlah ilmu demi kelangsungan hidup
yang lebih baik. Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli
fiqih mengelompokannya dua bagian, yaitu 1). Fardhu‘ain; dan 2). Fardhu
kifayah. Orang yang berilmu sangat dimuliakan oleh Allah SWT dan akan
diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pegertian wajib?
2. Jelaskan pengertian ilmu ?
3. Jelaskan haditstentang kewajiban menyampaikan ilmu ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wajib
Wajib ialah sesuatu yang dituntut mengerjakannya dengan tuntutan yang pasti
atau sesuatu yang mengerjakannya mendapat pahala dan meninggalkannya
berdosa, seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan, menghormati keduaorang tua
dan lain-lain. Dalam terminologi Jumhur, wajib disinonimkan dengan fardhu,
mahtum dan lazim.1
Wajib secara etimologi berarti tetap, mengikat, dan pasti. Menurut syara` wajib
ialah sesuatu yang dituntut oleh syara` kepada mukallaf untuk memperbuatnya
dalam tuntunan keras. Wajib adalah harus dilakukan, tidak boleh ditinggalkan. 2
Istilah kewajiban berasal dari kata dasar wajib. Jika ditambahkan dengan huruf
berimbuhan (kewajiban) maka mempunyai arti sesuatu yang diwajibkan, yang
harus dilaksanakan, atau keharusan.3
B. Pengertian Ilmu
Terhadap bidang pengajaran dan pendidikan, al-Ghazali telah banyak
mencurahkan perhatiannya. Yang mendasari pemikirannya tentang kedua bidang
ini ialah analisisnya terhadap manusia. Manusia menurut al-Ghazali, dapat
memperoleh derajat atau kedudukan yang paling terhormat di antara sekian
banyak makhluk di permukaan bumi dan langit karena pengajaran dan pendidikan,
karena ilmu dan amalnya.4
Kata “ilm” dari segi bahasa juga berarti “kejelasan”, karena itu segala yang
terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Dengan demikian, kata
1
Suwarjin, Ushul Fiqih (Yogyakarta: Teras, 2012),Hlm.28.
2
Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fikih (Jakarta: Amzah,2005),
Hlm.351.
3
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka:
2005),Hlm.1266.
4
Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran al-Ghazali Tentang Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1998),Hlm.41.
2
3
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan lainnya adalah penekanan
terhadap ilmu. Ilmu adalah sarana pokok untuk mencapai pekerjaan dan ibadah.
Dalam perspektif Islam, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia
unggul dari mahkluk-mahkluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan.
8
M.Ainur Rasyid, Hadits-hadits Tarbawi (Yogyakarta: DIVA Press,2017),Hlm.58.
9
At-Tirmidzi, Al-Jami' ash-Shahih Sunan at-Tirmidzi (Beirut: Dar al-Ihya' al- Turas al-Arabiy,
Tanpa Tahun),Hlm. 331.
10
M.Ainur Rasyid.....Hlm.59.
11
M.AinurRasyid.....Hlm.60.
5
12
M.Ainur Rasyid.....Hlm.61.
13
Bukhari Umar, Hadits tarbawi pendidikan dalam perspektif hadits (Jakarta :AMZAH, 2012).
Hlm.25.
6
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa dari segi urgensinya, ilmu itu terbagi
menjadi dharuri dan tidak dharuri. Ilmu yang termasuk kategori dharuri sama
sekali tidak boleh disembunyikan. Artinya, apabila orang yang memiliki ilmu
tersebut ditanya oleh orang yang membutuhkannya ia wajib menjawab, baik lisan
maupun tulisan. Akan tetapi, apabila ilmu kategori kedua (tidak dharuri), seperti
ilmu tentang teknologi atau ekonomi, maka orang yang ditanya itu tidak wajib
menjawabnya. Orang yang menyembunyikan ilmu terutama ilmu syariat seperti
yang dikemukakan di atas, diancam oleh Allah dengan laknat-Nya dan laknat
makhluk-Nya sebagaimana ditegaskan dalam ayat berikut :15
14
Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsul Haqq Al-Azhim Abadi, 'Aun Al-Ma'büd Syarh Sunan
Abi Dawûd, juz VIII, hlm. 156, (Beirut: Dar Al-Fikr,1399 H/1979 M), cet. ke-3, hlm. 487, juz VI,
hlm. 449 dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah.
15
Bukhari Umar.... Hlm.26.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wajib yaitu tuntutan untuk berbuat secara pasti, dengan arti harus diperbuat
sehingga orang yang tidak berbuat patut diberi ganjaran dan tidak dapat sama
sekali ditinggalkan sehingga orang yang meninggalkan patut mendapat ancaman.
Sedangkan ilmu adalah pengetahun yang jelas tentang sesuatu. Ilmu adalah sarana
pokok untuk mencapai pekerjaan dan ibadah. Dalam perspektif Islam, ilmu adalah
keistimewaan yang menjadikan manusia unggul dari mahkluk-mahkluk lain guna
menjalankan fungsi kekhalifahan.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila manusia
telah meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah
jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan (orangtua)nya."
(HR. Muslim, Ahmad, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, dan Al-Baihaqi)
Rasulullah memperingatkan agar orang yang sudah memiliki ilmu pengetahuan
(orang alim, ustadz, atau guru) tidak kikir dalam memberikan ilmunya, apalagi
sampai menyembunyikannya.
B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah ini, dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritikan yang bisa membangun dari para pembaca.