Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mampu menghitung dan menganalisis laporan biaya harga pokok produk sampingan.
B. URAIAN MATERI:
Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama,
tetapi produk tersebut nilai kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain
(produk utamanya) Contoh: Perca kain dalam produksi tekstil.
C. LATIHAN SOAL:
1. PT. Makmur memproduksi 2 produk utama (Crista & Cristi) dan 2 produk sampingan (Ca
& Ci) secara bersama. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut
sebesar Rp. 82.485.000,-. Data lain yang terkait sebagai berikut:
Produk Unit Unit akhir Harga jual B.P.L B.Sales B.adm Taks. Laba
Crista 16.000 1.500 Rp. 8.800 38.425 15.600 10.237 --
Cristi 10.000 1.000 Rp. 8.000 11.750 10.400 6.825 --
Ca 6.000 800 Rp. 6.000 4.100 8.480 5.320 20%
Ci 8.000 500 Rp. 6.400 5.415 12.190 6.770 20%
Pertanyaan:
a) Hitunglah alokasi joint cost produk utama dan produk sampingan dengan metode
harga Pasar?
b) Hitunglah biaya produksi masing-masing produk utama dengan metode harga jual
hipotetis?
c) Hitunglah biaya produksi (harga pokok) masing-masing produk sampingan?
d) Hitunglah nilai persediaan masing-masing produk?
e) Buatlah laporan laba-rugi dengan asumsi bahwa pendapatan produk sampingan
dianggap sebagai penambah pendapatan penjualan produk utama?
Penyelesaian:
a) Alokasi joint cost produk utama dan produk sampingan dengan metode harga Pasar:
b) Perhitungan harga pokok produk utama dengan metode harga jual hipotetis
Keterangan Crista Cristi Total
Unit produksi (a) 16.000 10.000 26.000
Harga per-unit ((b) 8.800 8.000
Harga jual (c=a x b) 140.800.000 80.000.000 220.800.000
Biaya proses lanjutan (d) 38.425.000 11.750.000 50.175.000
Nilai jual hipotesis(e=c-d)102.375.000 68.250.000 170.625.000
Alokasi JC (f=e÷Σe x jc) 33.000.000 22.000.000 55.000.000
Biaya produksi (g=d + f) 71.425.000 33.750.000 105.175.000
HPP per-unit (h=g÷a) 4.464,06 3.375
D. TUGAS MANDIRI:
1. PT. Sabar memiliki data yang terkait dengan produksi bulan Januari 2016, sebagai
berikut:
Unit produksi 32.400
Unit penjualan 27.000
Unit persediaan awal 1.000
Harga jual per-unit Rp. 1.500
Biaya produksi per-unit Rp. 1.000
Hasil penjualan produk sampingan Rp. 4.095.000
Beban pemasaran dan administrasi produk utama Rp. 5.850.000
Biaya proses lanjutan produk sampingan Rp. 780.000
Beban pemasaran dan administrasi produk sampingan Rp. 540.000
Pertanyaan:
Susunlah Laporan Laba-Rugi dengan asumsi produk sampingan diperlakukan sebagai
berikut:
a) Penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain.
b) Penambah penjualan atau pendapatan produk utama
c) Pengurang harga pokok penjualan
d) Pengurang biaya produksi
PERTEMUAN KE-13
A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.1 Memahami tentang pengertian bahan baku.
1.2 Memahami tentang metode administrasi bahan baku.
1.3 Dapat menentukan pembelian bahan, menghitung pemakaian bahan dan menentukan
nilai persediaan bahan.
B. URAIAN MATERI:
Dalam perusahaan manufaktur, bahan (material) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan
penolong. Bahan baku (direct material) menurut Sofia dkk (2014), merupakan bahan yang
membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku ini dapat diidentifikasikan
dengan produk atau pesanan tertentu dengan nilainyayang relatif besar. Misalnya dalam
perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu atau rotan. biaya yang timbul akibat pemakaian
bahan baku disebut biaya bahan baku. Sedangkan bahan penolong (indirect material)
merupakan bahan yang dipakai dalam proses produksi yang tidak dapat diidrntifikasikan
dengan produk jadi dan nilainya relatif kecil. misalnya dalam perusahaan mebel, bahan
penolong minyak pelitur, dan biaya penolong ini bagian dari unsur biaya overhead pabrik
(biaya produksi tidak langsung).
Tujuan pembahasan:
a) Menentukan nilai persediaan akhir bahan baku
b) Menentukan nilai pemakaian bahan bahan baku
C. LATIHAN SOAL:
1. PT. Sabar memiliki data yang terkait dengan material bulan Juli 2016 sebagai berikut:
Tanggal Volume Pembelian Harga Rp./Unit Volume Pemakaian (unit)
(unit)
1 800 (saldo awal) 500 -
1 1.200 500 -
9 -- - 380
12 5.250 475 2.200
16 1.800 480 -
17 2.150 500 -
20 -- - 5.900
25 1.700 450 -
27 1400
31 800
Total 12.900 10.680
Pertanyaan:
1) Jika perusahaan menggunakan metode periodik, hitunglah volume persediaan akhir,
nilai persediaan akhir dan pemakaian material bulan Juli 2016 dengan menggunakan
pendekatan:
a) Pendekatan Identifikasi Khusus (Special Identification Method)
b) Pendekatan Rata-rata Sederhana (Simple Average Method)
c) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
d) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
e) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO)
2) Jika perusahaan menggenakan metode perpetual, hitunglah volume persediaan akhir,
nilai persediaan akhir dan pemakaian material bulan Juli 2016 menggunakan
pendekatan:
a) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
b) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
c) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO
Catatan: Hasil stock opname metode Identifikasi khusus 31 Juli 2016, persediaan
terdiri dari sisa pembelian
tgl. 12/7 = 350 unit
tgl. 16/7 = 240 unit
tgl. 17/7 = 540 unit
tgl. 25/7 = 1.090 unit
Penyelesaian:
1.a. Pendekatan Identifikasi Khusus:
Langkah 1: Menghitung pembelian bahan:
Tgl. 01/07 1.200 unit @ Rp. 500 Rp. 600.000
Tgl. 12/07 5.250 unit @ Rp. 475 Rp. 2.493.750
Tgl 16/07 1.800 unit @ Rp. 480 Rp. 864.000
Tgl. 17/07 2.150 unit @ Rp. 500 Rp. 1.075.000
Tgl. 25/07 1.700 unit @ Rp. 450 Rp. 765.000
Jumlah 12.100 unit Rp. 5.797.750
d. Pendekatan MPKP:
Langkah 1: Menghitung pembelian bahan:
Tgl. 01/07 1.200 unit @ Rp. 500 Rp. 600.000
Tgl. 12/07 5.250 unit @ Rp. 475 Rp. 2.493.750
Tgl 16/07 1.800 unit @ Rp. 480 Rp. 864.000
Tgl. 17/07 2.150 unit @ Rp. 500 Rp. 1.075.000
Tgl. 25/07 1.700 unit @ Rp. 450 Rp. 765.000
Jumlah 12.100 unit Rp. 5.797.750
e. Pendekatan MTKP:
Langkah 1: Menghitung pembelian bahan:
Tgl. 01/07 1.200 unit @ Rp. 500 Rp. 600.000
Tgl. 12/07 5.250 unit @ Rp. 475 Rp. 2.493.750
Tgl 16/07 1.800 unit @ Rp. 480 Rp. 864.000
Tgl. 17/07 2.150 unit @ Rp. 500 Rp. 1.075.000
Tgl. 25/07 1.700 unit @ Rp. 450 Rp. 765.000
Jumlah 12.100 unit Rp. 5.797.750
D. TUGAS MANDIRI:
1. Produk Utama dari PT SENTOSA adalah berbagai jenis sedotan (spoon straw) yang
mana perusahaan telah bekerja sama dengan industri minuman agar produk tersebut
dapat dipasarkan ke seluruh rumah makan terkenal yang ada di Indonesia. Bahan yang
digunakan adalah biji plastik, seperti tripolyta, copolymer, dan homo (B29OF). Berikut
aktivitas pembelian dan pemakaian bahan selama bulan September 2017 untuk
tripolyta.
Pertanyaan:
Jika perusahaan menggunakan metode periodik, hitunglah volume persediaan akhir,
nilai persediaan akhir dan pemakaian material bulan September 2017 dengan
menggunakan pendekatan:
a) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
b) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
c) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO)
2. Bahan yang digunakan oleh PT SARI MANIS adalah tepung terigu, gula pasir, telur,
susu bubuk, mentega, perasa, dan sebagainya yang dipasok oleh pemasok lokal.
berikut informasi terkait pembelian dan pemakaian susu bubuk sebagai salah satu
bahan pembuatan roti manis selama bulan November 2016.
Pertanyaan:
Hitung besarnya biaya bahan yang digunakan dan nilai persediaan bahan di akhir
periode menggunakan sistem periodik dan metode:
a) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
b) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
c) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO)
PERTEMUAN KE-14
A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.1 Memahami tentang pengertian bahan baku.
1.2 Memahami tentang metode administrasi bahan baku.
1.3 Dapat menentukan pembelian bahan, menghitung pemakaian bahan dan menentukan
nilai persediaan bahan.
B. URAIAN MATERI:
Dalam perusahaan manufaktur, bahan (material) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan
penolong. Bahan baku (direct material) menurut Sofia dkk (2014), merupakan bahan yang
membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku ini dapat diidentifikasikan
dengan produk atau pesanan tertentu dengan nilainyayang relatif besar. Misalnya dalam
perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu atau rotan. biaya yang timbul akibat pemakaian
bahan baku disebut biaya bahan baku. Sedangkan bahan penolong (indirect material)
merupakan bahan yang dipakai dalam proses produksi yang tidak dapat diidrntifikasikan
dengan produk jadi dan nilainya relatif kecil. misalnya dalam perusahaan mebel, bahan
penolong minyak pelitur, dan biaya penolong ini bagian dari unsur biaya overhead pabrik
(biaya produksi tidak langsung).
Tujuan pembahasan:
a. Menentukan nilai persediaan akhir bahan baku
b. Menentukan nilai pemakaian bahan bahan baku
C. LATIHAN SOAL:
2.a. Pendekatan Rata-rata Tertimbang:
D. TUGAS MANDIRI:
1. PT JAYA ABADI bergerak di Industri mebel, terutama dalam bidang pembuatan
perabotan rumah tangga berbahan dasar kayu. bahan utama yang dibutuhkan adalah
board materials, seperti plywood, melamine, HPL, laminasi dan sebagainya . berikut
transaksi pembelian dan pemakaian salah satu bahan, yaitu plywood selama satu
periode (bulan Mei 2015).
2. PT Subur adalah perusahaan yang mmeproduksi pakan ternak untuk boiler starter,
boiler finisher, sapi, ikan, kucing, unggas dan sebagainya. bahan pakan untuk boiler
starter, boiler finisher, sapi, ikan, kucing, unggas, dan sebagainya. Berikut informasi
terkait aktivitas pembelian dan pemakaian bahan jagung selama satu periode (bulan Juli
2016)
Pertanyaan:
1. Hitung besarnya biaya bahan yang digunakan dan nilai persediaan bahan di akhir
periode menggunakan sistem perpetual dan metode:
a) Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
b) Masuk Terakhir keluar Pertama (MTKP)
2. Bandingkan hasil perhitungan nomor 1a dan 1b. Jelaskan kesimpulan yang anda
peroleh
PERTEMUAN KE-15
A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.1 Memahami pengertian tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung,
1.2 Memahami perhitungan biaya tenga kerja.
1.3 Memahami metode perhitungan biaya tenaga kerja.
B. URAIAN MATERI:
Menurut Mulyadi (2015), tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah produk. Sedangkan biaya tenaga kerja adalah harga yang
dibebankan untuk pengunaan tenaga kerja manusia tersebut.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi:
1. Biaya tenaga kerja produksi:
Gaji karyawan pabrik
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik
Upah lembur karyawan pabrik
Upah mandor pabrik
Gaji manajer pabrik
2. Biaya tenaga kerja pemasaran
Upah karyawan pemasaran
Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran
Biaya komisi pramuniaga
Gaji manajer pemasaran
3. Biaya tenaga kerja administrasi dan umum
Gaji karyawan bagian akuntansi
Gaji karyawan bagian personalia
Gaji karyawan bagian sekretariat
Biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi
Biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia
Biaya kesejahteraan karyawan bagian sekretariat
Menurut V Wiratna (2015), gaji karyawan adalah biaya yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada karyawan tetap perusahaan misalnya pimpinan, karyawan administrasi yang gajinya
dihitung bulanan. untuk menghitung gaji didasarkan pada kartu hadir. Sedangkan Upah
adalah biaya yang dibayarkan perusahaan kepada karyawan didasarkan pada jumlah jam
kerja, pembayaran bisa dilakukan mingguan atau pembayarannya dapat didasarkan pada
unit yang dihasilkan.
Biaya biaya yang terkait dengan tenaga kerja ( labor related costs):
Set up cost adalah biaya pemula atau biaya persiapan atau biaya sebelum proses
produksi dimulai termasuk biaya trial run atau biaya pemanasan mesin.
Biaya pemula produksi meliputi pengeluaran pengeluaran untuk pembuatan rancang
bangun, penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan, dan ketugian
kerugian yang timbul akibat belum adanya pengalama.
Tiga cara perlakuan terhadap biaya pemula produksi ( Mulyadi, 2015) : yaitu
1. Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung.
2. Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik
3. dibebankan kepada pesana yang bersangkutan
Idle time atau waktu menganggur adalah waktu menunggu kerja karena terjadi
kerusakan mesin, karena keterlambatan bahan baku, karena listrik mati. Biaya ini dicatat
sebagai biaya overhead pabrik. Misalkan seorang karyawan harus bekerja 40 jam per
minggu. Upahnya Rp 600 per jam. Dari 40 jam kerja tersebut misalnya 10 jam
merupakan waktu menganggur, dan sisanya digunakan untuk mengerjakan pesanan
tertentu. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah:
Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja langsung Rp 18.000
Biaya overhead pabrik sedungguhnya Rp 6.000
Gaji dan Upah Rp 24.000
Komponen Biaya tenaga kerja yang harus di pertimbangkan dalam sistem penggajian dan
pengupahan, (Agus Purwaji dkk, 2016) yaitu:
1. Gaji dan Upah pokok
2. Program Upah insentif
a. Program insentif individu
b. Program insentif kelompok
c. Program insentif Organisasi (Perusahaan
3. Upah lembur dan premi lembur
Premi lembur, menurut V. Wiratna (2015) adalah sejumlah uang yang dibayarkan
perusahaan kepada karyawannya karena bekerja melebihi jam yang ditentukan
perusahaan. misalnya dalam 1 minggu karyawan bekerja normal 40 jam, kelebihan dari
40 jam dihitung uang lembur. adanya lembur bisa karena berbagai hal termasuk
tambahan pekerjaan atau ada tambahan order.
C. LATIHAN SOAL:
1) PT. Sabar, mempekerjakan 20 orang tenaga kerja, setiap tenaga kerja bekerja 8 jam
sehari, masing-masing pekerja menghasilkan 40 unit per-hari atau 5 unit per-jam, tarif per-
jam yang dibayarkan Rp. 5.000,-. Untuk meningkatkan penghasilan karyawan dan dapat
menekan biaya per-unit perusahaan akan menerapkan upah insentif, dengan memberikan
tarif Rp. 6.000,- per-jam apabila seorang pekerja dapat menghasilkan 50 unit per-hari.
Biaya lain yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya bahan baku sebesar Rp. 2.000,-
per-unit dan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 1.500,- per unit.
Pertanyaan:
a) Hitunglah biaya per-unit sebelum kenaikan tarif upah?
b) Hitunglah biaya per-unit setelah kenaikan tarif upah?
c) Berikanlah kesimpulan dengan adanya kenaikan tarif upah?
Penyelesaian:
Langkah 1: Menghitung tarif upah per-unit = Total upah : Total hasil unit
Sebelum kenaikan tarif = (20 x 8 x 5.000) : (20 x 40) =Rp.1.000
Setelah kenaikan tarif = (20 x 8 x 6.000) : (20 x 50) = Rp. 960
Langkah 4: Kesimpulan:
Dengan adanya kenaikan tariff upah dari 5.000 per jam kerja menjadi Rp.
6.000 per jam kerja, ternyata memberikan dampak positif baik bagi karyawan
maupun bagi perusahaan. Untuk karyawan ada kenaikan upah Rp. 1.000,-
per-jam (20%) dan bagi perusahaan ada penurunan harga per-unit sebesar
Rp. 40 (0,89%)
2) PT. Subur, menetapkan standar hasil produksi sebesar 24 unit per-jam dengan tarif dasar
Rp. 12.000,- per-jam. Setiap karyawan yang menghasilkan diatas standar unit yang
ditetapkan akan diberikan tarif upah per-jam yang berbeda. Biaya overhead pabrik per-jam
Rp. 15.000,- Berikut hasil produksi per-jam karyawan A = 20 unit, B = 24 unit, C = 30 unit,
D = 32 unit dan E = 35 unit.
Pertanyaan:
a) Hitunglah penghasilan per-jam masing-masing karyawan?
b) Hitunglah biaya tenaga kerja per-unit?
c) Hitunglah biaya overhead pabrik per-unit?
d) Hitunglah biaya konversi per-unit?
Penyelesaian:
Keterangan A B C D E
Tarif dasar 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000
Standar hasil 24 24 24 24 24
Tarip/unit 500 500 500 500 500
Hasil actual 20 unit 24 unit 30 unit 32 unit 35 unit
Upah per-jam 12.000 12.000 15.000 16.000 17.500
Upah per-unit 600 500 500 500 500
BOP/jam 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000
BOP/unit 750 625 500 468,75 428,57
B.Konversi/unit 1.350 1.125 1.000 968,75 928,57
3) PT. Makmur menetapkan standar keluaran untuk setiap karyawan per-minggu 300 unit,
dengan jam kerja 40 jam per-minggu, dan tarip overhead per-jam Rp. 1.500,-. Berikut data
beberapa karyawan selama minggu pertama bulan Mei 2014:
Nama Jam kerja Produksi standar Produksi aktual Tarip dasar/jam
A 40 jam 300 unit 280 unit Rp. 2.000
B 40 300 330 Rp. 2.000
C 40 300 345 Rp. 2.000
D 40 300 360 Rp. 2.000
E 40 300 420 Rp. 2.000
F 40 300 390 Rp. 2.000
Diminta:
a) Hitunglah rasio efisiensi?
b) Hitunglah tarip efektif per-jam?
c) Hitunglah total penghasilan masing-masing karyawan?
d) Hitunglah biaya tenaga kerja per-unit?
e) Hitunglah BOP per-unit?
f) Hitunglah biaya konversi per-unit?
Penyelesaian:
Perhitungan biaya per-minggu:
Karyawan A B C D E F
Produk standar (a) 300 300 300 300 300 300
Produk actual (b) 280 330 345 360 420 390
Tarif dasar © 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Jam kerja (d) 40 40 40 40 40 40
Rasio efisiensi(e=b:a) -- 1,10 1,15 1,20 1,40 1,30
Tarif efektif(f=c x e) 2.000 2.200 2.300 2.400 2.800 2.600
Total upah (g=d x f) 80.000 88.000 92.000 96.000 112.000 104.000
Upah/unit (h=g : b) 285,71 266,67 266,67 266,67 266,67 266,67
BOP (i) 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000
BOP/unit(j=i ; b) 214,29 181,82 173,91 166,67 142,86 153,85
B.Konversi/unit (h+j) 500 448,49 440,58 433,34 408,53 420,52
D. TUGAS MANDIRI
1. PT. Sabar memproduksi produk baru dan telah mengeluarkan biaya pemula sebesar Rp.
7.500.000, yang terdiri dari biaya bahan baku Rp. 2.500.000,- dan biaya tenaga kerja
sebesar Rp. 5.000.000,- Manajemen memutuskan biaya tersebut diperlakukan sebagai
biaya langsung.
Pertanyaan: Buatlah ayat jurnal yang diperlukan?
2. PT. Subur memiliki 5 orang karyawan yang bekerja secara mingguan. Satu minggu
bekerja selama 40 jam. Dalam minggu pertama bulan Juli 2016 terjadi kerusakan mesin
sehingga karyawan harus menunggu kerja selama 3 jam. Tarip upah per-jam sebesar Rp.
6.000,-.
Pertanyaan: Buatlah ayat jurnal yang diperlukan?
3. PT. Makmur mempekerjakan 10 orang karyawan, setiap karyawan bekerja 8 jam sehari,
masing-masing karyawan menghasilkan 30 unit barang jadi per-hari, tarif upah per-jam
sebesar Rp. 9.000,-. Perusahaan akan menerapkan tarif upah insentif dengan maksud
untuk meningkatkan penghasilan karyawan serta harapan dapat mengurangi besaran
biaya per-unit. Jika seorang karyawan dapat menghasilkan 35 unit barang jadi per-hari,
maka tarif upah akan dinaikkan menjadi Rp. 10.000,- per-jam. Biaya lain yang dikeluarkan
perusahaan adalah biaya bahan langsung sebesar Rp. 3.000,- per-unit dan biaya
overhead pabrik sebesar Rp. 2.500,- per-unit.
Pertanyaan:
a. Hitunglah biaya produksi per-unit sebelum kenaikan tarif upah?
b. Hitunglah biaya produksi per-unit setelah kenaikan tarif upah?
c. Berikanlah kesimpulan dengan adanya kenaikan tarif upah?
PERTEMUAN KE-16
A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.1 Memahami pengertian tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung,
1.2 Memahami perhitungan biaya tenga kerja.
1.3 Memahami metode perhitungan biaya tenaga kerja.
B. URAIAN MATERI:
Menurut Mulyadi (2015), tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah produk. Sedangkan biaya tenaga kerja adalah harga yang
dibebankan untuk pengunaan tenaga kerja manusia tersebut.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi:
1. Biaya tenaga kerja produksi:
Gaji karyawan pabrik
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik
Upah lembur karyawan pabrik
Upah mandor pabrik
Gaji manajer pabrik
2. Biaya tenaga kerja pemasaran
Upah karyawan pemasaran
Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran
Biaya komisi pramuniaga
Gaji manajer pemasaran
3. Biaya tenaga kerja administrasi dan umum
Gaji karyawan bagian akuntansi
Gaji karyawan bagian personalia
Gaji karyawan bagian sekretariat
Biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi
Biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia
Biaya kesejahteraan karyawan bagian sekretariat
Menurut V Wiratna (2015), gaji karyawan adalah biaya yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada karyawan tetap perusahaan misalnya pimpinan, karyawan administrasi yang gajinya
dihitung bulanan. untuk menghitung gaji didasarkan pada kartu hadir. Sedangkan Upah
adalah biaya yang dibayarkan perusahaan kepada karyawan didasarkan pada jumlah jam
kerja, pembayaran bisa dilakukan mingguan atau pembayarannya dapat didasarkan pada
unit yang dihasilkan.
Biaya biaya yang terkait dengan tenaga kerja ( labor related costs):
Set up cost adalah biaya pemula atau biaya persiapan atau biaya sebelum proses
produksi dimulai termasuk biaya trial run atau biaya pemanasan mesin.
Biaya pemula produksi meliputi pengeluaran pengeluaran untuk pembuatan rancang
bangun, penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan, dan ketugian
kerugian yang timbul akibat belum adanya pengalama.
Tiga cara perlakuan terhadap biaya pemula produksi ( Mulyadi, 2015) : yaitu
1. Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung.
2. Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik
3. dibebankan kepada pesana yang bersangkutan
Idle time atau waktu menganggur adalah waktu menunggu kerja karena terjadi
kerusakan mesin, karena keterlambatan bahan baku, karena listrik mati. Biaya ini dicatat
sebagai biaya overhead pabrik. Misalkan seorang karyawan harus bekerja 40 jam per
minggu. Upahnya Rp 600 per jam. Dari 40 jam kerja tersebut misalnya 10 jam
merupakan waktu menganggur, dan sisanya digunakan untuk mengerjakan pesanan
tertentu. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah:
Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja langsung Rp 18.000
Biaya overhead pabrik sedungguhnya Rp 6.000
Gaji dan Upah Rp 24.000
Komponen Biaya tenaga kerja yang harus di pertimbangkan dalam sistem penggajian dan
pengupahan, (Agus Purwaji dkk, 2016) yaitu:
1. Gaji dan Upah pokok
2. Program Upah insentif
a. Program insentif individu
b. Program insentif kelompok
c. Program insentif Organisasi (Perusahaan)
C. LATIHAN SOAL:
1. Sebuah perusahaan elektronik yang menggunakan mesin besar dan canggih,
mempekerjakan karyawannya secara kelompok dengan jam kerja per-hari 8 jam. Setiap
kelompok terdiri dari 10 orang, dengan upah Rp. 4.000,-/jam/orang. Produksi standar
setiap kelompok 60 unit per-jam atau 480 unit per-hari. BOP Rp. 25.000,- per-jam atau
Rp. 200.000,- per-kelompok per-hari. Berikut produksi aktual masing-masing kelompok: A
= 420 unit, B = 480 unit, C = 510 unit, D = 540 unit, E = 525 unit, F = 492 unit.
Berdasarkan data tersebut, hitunglah:
a. Upah tetap kelompok?
b. Bonus penghematan?
c. Total penghasilan kelompok?
d. Biaya tenaga kerja per-unit?
e. BOP per-unit?
f. Biaya konversi per-unit?
Penyelesaian:
Perhitungan biaya per-hari per-kelompok:
Kelompok A B C D E F
Produk standar (a) 480 480 480 480 480 480
Produk actual (b) 420 480 510 540 525 492
Waktu actual © 80 80 80 80 80 80
Waktu standar(d=b:axc)70 80 85 90 87,5 82
Waktu hemat (e=d-c) -- -- 5 10 7,5 2
Upah standar/jam (f) 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Upah tetap (g=c x f) 320.000 320.000 320.000 320.000 320.000 320.000
Bonus (h=e x f) -- -- 20.000 40.000 30.000 8.000
Total upah (i= g+h) 320.000 320.000 340.000 360.000 350.000 328.000
Upah/unit (j=i : b) 761,90 666,67 666,67 666,67 666,67 666,67
BOP/jam (k) 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000
BOP/unit (l=k : b) 476,19 416,67 392,16 370,37 380,95 406,50
B.Konversi/unit(l=j+l) 1.238,09 1.083,34 1.058,83 1.037,04 1.047,62 1.073,17
2. PT. Makmur memproduksi produk baru yaitu komponen motor. Para perancang produk
memproyeksikan kurva kemahiran 90% yang akan dicapai jika pekerja telah mahir dalam
tehnik pembuatan produk ini. Lima unit pertama yang dihasilkan memakan waktu 4
jam/unit, sedang tarip upah Rp. 8.000,- per-jam.
a) Hitunglah jam yang dibutuhkan sampai pada unit yang ke-40?
b) Hitunglah hasil produksi per-jam sampai pada unit yang ke-40?
c) Hitunglah biaya tenaga kerja per-unit untuk setiap unit komulatif dari produksi?
d) Hitunglah total upah sampai pada unit yang ke-40?
Penyelesaian:
Keterangan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Produk komulatif (a) 5 10 20 40
Jam kerja/unit (b) 4 3,6 3,24 2,916
Ttl jam kerja (c=axb) 20 36 64,8 116,64
Produksi/jam (d=a:c) 0,25 0,28 0,31 0,34
Upah/jam (e) 8.000 8.000 8.000 8.000
Upah/unit (f=bxe) 32.000 28.800 25.920 23.328
Total upah (g=axf) 160.000 288.000 518.400 933.120
D. TUGAS MANDIRI:
1. PT. Sejahtera mempekerjakan 5 kelompok karyawan dengan standar kerja harian. Setiap
kelompok terdiri dari 12 orang dengan jam kerja per-hari 8 jam. Produksi standar per-
kelompok per-hari sebesar 120 unit. Tarif upah per-jam per-orang sebesar Rp. 12.000,-.
Setiap penghematan waktu akan diberikan upah tambahan sebagai bonus. Berikut data
yang tersedia secara kelompok untuk tanggal 24 Juni 2016:
Klompok Jamkerja Pdks standar Pdks actual Tarif upah BOP
A 96 jam 120 unit 130 unit 12.000 500.000
B 96 jam 120 unit 128 unit 12.000 500.000
C 96 jam 120 unit 125 unit 12.000 500.000
D 96 jam 120 unit 122 unit 12.000 500.000
E 96 jam 120 unit 118 unit 12.000 500.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah upah tetap kelompok?
b. Hitunglah bonus penghematan?
c. Hitunglah total penghasilan kelompok?
d. Hitunglah biaya tenaga kerja per-unit?
e. Hitunglah BOP per-unit?
f. Hitunglah biaya konversi per-unit?
g. Berikan kesimpulan saudara?
2. PT. Sentosa mempekerjakan 10 orang karyawan dengan tarif upah Rp. 80.000,- per-hari
per-karyawan. Produksi standar untuk setiap karyawan 25 unit per-jam. Jika karyawan
menghasilkan diatas standar unit yang ditetapkan akan diberikan tambahan upah secara
proporsional. Biaya overhead pabrik per-hari Rp. 60.000,- Berikut hasil produksi per-jam
masing-masing karyawan: A =22 unit; B = 25 unit; C = 28 unit; D = 30 unit dan E = 32 unit.
Pertanyaan:
a. Hitunglah upah per-jam masing-masing karyawan?
b. Hitunglah biaya tenaga kerja per-unit?
c. Hitunglah biaya overhead per-unit?
d. Hitunglah biaya konversi per-unit?
e. Berikan kesimpulan saudara?
3. PT. Bahagia mempekerjakan 5 orang karyawan dengan standar kerja mingguan. Data
yang tersedia untuk minggu pertama bulan September 2016, sebagai berikut:
Nama Jamkerja Pdks standar Pdks actual Tarif upah BOP
A 40 jam 100 unit 95 unit 400.000 375.000
B 40 jam 100 unit 100 unit 440.000 375.000
C 40 jam 100 unit 110 unit 480.000 375.000
D 40 jam 100 unit 120 unit 500.000 375.000
E 40 jam 100 unit 150 unit 550.000 375.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah rasio efisiensi?
b. Hitunglah total penghasilan masing-masing karyawan?
c. Hitunglah biaya tenaga kerja per-unit?
d. Hitunglah biaya overhead pabrik per-unit?
e. Hitunglah biaya konversi per-unit?
4. PT. Lestari memproduksi produk baru berupa spare part pesawat terbang. Para
perancang produk memproyeksikan kurva kemahiran 85% yang akan dicapai jika pekerja
telah mahir dalam tehnik pembuatan produk ini. Dua unit pertama yang dihasilkan
memerlukan waktu 6 jam per-unit, sedangkan tarif upah per-jam sebesar Rp. 12.000,-
Pertanyaan:
a. Hitunglah jam kerja untuk setiap komulatif sampai pada unit yang ke-32?
b. Hitunglah hasil produksi per-jam?
c. Hitunglah biaya tenaga kerja per-unit sampai pada unit yang ke-32?
d. Hitunglah total biaya tenaga kerja sampai pada unit yang ke-32?
PERTEMUAN KE-17
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1 Memahami pengertian tentang biaya overhead pabrik.
1.2 Memahami metode penentuan tarif biaya overhead pabrik.
1.3 Memahami metode alokasi biaya overhead pabrik dari departemen jasa ke departemen
produksi.
B. URAIAN MATERI:
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah seluruh biaya yang terkait dengan proses produksi
dikurangi dengan biaya utama. Biaya utama adalah biaya bahan baku langsung ditambah
biaya tenaga kerja langsung.
Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi
beberapa golongan, (Mulyadi, 2015), yaitu :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yang terdiri dari
1) karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen –
departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang
2) Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala
departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, mandor.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap, (Mulyadi, 2015), yaitu
:
a. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
terdapat tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran
biaya overhead pabrik, yaitu :
1) Kapasitas teoritis (theoritical capacity)
2) Kapastitas normal (normal capacity)
3) Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity)
b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik
2. Jika perusahaan membagi pabriknya dalam departemen produksi dan departemen jasa,
maka BOP departemen jasa harus dialokasikan ke departemen produksi. Metode alokasi
BOP Departemen Jasa ke Departemen Produksi sebagai berikut:
a. Metode Langsung (Direct Method)
b. Metode Bertahap Tidak Bertimbal Balik (Non Reciprocal M)
c. Metode Aljabar (Algebra Method)
3. Dalam hubungannya dengan volume produksi, BOP digolongkan menjadi:
a. BOP tetap yaitu BOP yang jumlahnya selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume
produksi.
b. BOP variabel yaitu BOP yang jumlahnya selalu berubah sebanding dengan
perubahan volume produksi.
C. LATIHAN SOAL:
1. PT. Sabar menyusun anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp. 10.000.000,-
Perusahaan akan menentukan tarip BOP untuk pembebanan pada proses produksi.
Dasar alokasi masing-masing metode yang akan digunakan sebagai dasar pembebanan
biaya overhead pabrik sebagai berikut:
Jam kerja mesin 10.000 JKM
Jam kerja langsung 12.500 JKL
Unit produksi 50.000 unit
Biaya bahan langsung Rp. 15.000.000,-
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 8.000.000,-
Pertanyaan:
Hitunglah tarip BOP berdasarkan metode:
a. Jam kerja mesin
b. Jam kerja langsung
c. Unit produksi
d. Biaya bahan langsung
e. Biaya tenaga kerja langsung
Penyelesaian:
Tarip BOP berdasarkan metode:
a. Jam kerja mesin = Rp. 10.000.000 : 10.000 JKM = Rp. 1.000/JKM
b. Jam kerja langsung = Rp. 10.000.000 : 12.500 JKL = Rp. 800/JKL
c. Unit produksi = Rp. 10.000.000 : 50.000 unit = Rp. 200/unit
d. Biaya bahan langsung = 10.000.000 : 15.000.000 = 0,6667 = 66,67%
e. Biaya tenaga kerja langsung = 10.000.000 : 8.000.000 = 1,25 = 125%
2. PT. Subur memproduksi barang pesanan. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan ke
produk berdasarkan jam kerja mesin. Kapasitas normal dalam 1 tahun adalah 100.000
jam kerja mesin. Anggaran BOP untuk tahun 2016 yang disusun berdasarkan kapasitas
normal sebagai berikut:
Jenis biaya BOP Tetap BOP Variabel Total
Bahan tidak langsung 0 2.000.000 2.000.000
Biaya listrik 0 2.800.000 2.800.000
Tenaga kerja tidak langsung 1.000.000 1.500.000 2.500.000
Kesejahteraan karyawan 1.300.000 0 1.300.000
Reparasi & pemeliharaan 500.000 400.000 900.000
Asuransi pabrik 400.000 0 400.000
Penyusutan mesin 600.000 0 600.000
Jumlah 3.800.000 6.700.000 10.500.000
Selama tahun 2016, realisasi jam kerja mesin adalah 95.000 jam dan BOP yang
sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut:
Jenis biaya BOP Tetap BOP Variabel Total
Bahan tidak langsung 0 2.100.000 2.100.000
Biaya listrik 0 2.700.000 2.700.000
Tenaga kerja tidak langsung 1.000.000 1.600.000 2.600.000
Kesejahteraan karyawan 1.300.000 0 1.300.000
Reparasi & pemeliharaan 500.000 750.000 1.250.000
Asuransi pabrik 400.000 0 400.000
Penyusutan mesin 600.000 0 600.000
Jumlah 3.800.000 7.150.000 10.950.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah tarip BOP tetap?
b. Hitunglah tarip BOP variabel?
c. Hitunglah BOP yang dibebankan dalam proses produksi tahun 2016?
d. Buatlah jurnal BOP yang dibebankan?
e. Buatlah jurnal atas BOP yang sesungguhnya terjadi?
f. Hitunglah variance BOP?
g. Buatlah jurnal variance BOP ke akun harga pokok penjualan?
Penyelesaian:
a. Tarip BOP tetap = Rp. 3.800.000 : 100.000 JKM = Rp. 38/JKM
g. Jurnal Penyesuaian:
Harga Pokok Penjualan Rp. 785.000
BOP Dibebankan Rp. 10.165.000
BOP Aktual Rp. 10.950.000
e. Tarip BOP:
Departemen Dasar alokasi
Produksi I Jam mesin
Produksi II Jam kerja langsung
Diminta:
a. Buatlah table alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi?
b. Hitunglah tarip BOP masing-masing departemen produksi?
c. Hitunglah tarip BOP tetap dan BOP variable masing-masing departemen
produksi?
Penyelesaian:
a. Tabel alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi:
Keterangan D.Produksi I D.Produksi II Dept, Jasa A Dept. Jasa B
Anggaran BOP 500.000 650.000 400.000 300.000
Alokasi D.Jasa A 240.000 160.000 (400.000) * 0
Alokasi D.Jasa B 180.000 120.000 0 (300.000)**
Jumlah 920.000 930.000 nihil nihil
d. Proporsi BOP:
Departemen BOP tetap BOP variable
Produksi I 40% 60%
Produksi II 60% 40%
f. Tarip BOP:
Departemen Dasar alokasi
Produksi I Jam kerja langsung
Produksi II Jam kerja mesin
Diminta:
a. Buatlah tabel alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi?
b. Hitunglah tarip BOP masing-masing departemen produksi?
c. Hitunglah tarip BOP tetap dan BOP variable masing-masing departemen produksi?
Penyelesaian:
a. Tabel alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi:
Keterangan D.Produksi I D.Produksi II Dept, Jasa A Dept. Jasa B
Anggaran BOP 500.000 650.000 400.000 300.000
Alokasi D.Jasa A 192.000 128.000 (400.000)* 80.000
Alokasi D.Jasa B 228.000 152.000 0 (380.000)**
Jumlah 920.000 930.000 nihil nihil
D. TUGAS MANDIRI:
1. PT. Sabar menyusun anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp. 60.000.000.
Perusahaan merencanakan akan memilih dasar yang akan digunakan dalam
membebankan biaya overhead pabrik dalam menyelesaikan suatu produk. Taksiran
untuk masing-masing dasar yang digunakan adalah:
- Jam kerja mesin 30.000
- Jam kerja langsung 40.000
- Unit produksi 120.000
- Biaya bahan langsung Rp. 50.000.000
- Biaya pekerja langsung Rp. 100.000.000
Diminta: Hitunglah tarif biaya overhead pabrik berdasarkan metode:
a. Jam kerja mesin?
b. Jam kerja langsung?
c. Unit produksi?
d. Biaya bahan langsung?
e. Biaya tenaga kerja langsung?
c) Proporsi BOP:
Departemen BOP tetap BOP variable
Produksi I 60% 40%
Produksi II 50% 50%
e) Tarip BOP:
Departemen Dasar alokasi
Produksi I Jam kerja mesin
Produksi II Jam kerja langsung
Diminta:
a) Buatlah tabel alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi?
b) Hitunglah tarip BOP masing-masing departemen produksi?
c) Hitunglah tarip BOP tetap dan BOP variable masing-masing departemen produksi?
PERTEMUAN KE-18
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1 Memahami pengertian tentang biaya overhead pabrik.
1.2 Memahami metode penentuan tarif biaya overhead pabrik.
1.3 Memahami metode alokasi biaya overhead pabrik dari departemen jasa ke departemen
produksi.
B. URAIAN MATERI:
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah seluruh biaya yang terkait dengan proses produksi
dikurangi dengan biaya utama. Biaya utama adalah biaya bahan baku langsung ditambah
biaya tenaga kerja langsung.
Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi
beberapa golongan, (Mulyadi, 2015), yaitu :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yang terdiri dari
1. karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen –
departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang.
2. Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala
departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, mandor.
Dalam proses produksi, terlebih untuk perusahaan yang semakin besar, BOP biasanya
dibebankan berdasarkan tarip ditentukan dimuka. Dengan demikian muncul dua jenis BOP
yaitu BOP yang sesungguhnya terjadi dan BOP yang dibebankan ke produk.
Definisi tarif BOP itu sendiri menurut V. Wiratna (2015), adalah sejumlah uang yang akan
dibayarkan perusahaan untuk memnuhi biaya overhead pabrik.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap, (Mulyadi, 2015), yaitu
:
a. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
terdapat tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran
biaya overhead pabrik, yaitu :
1. Kapasitas teoritis (theoritical capacity)
2. Kapastitas normal (normal capacity)
3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity)
b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik
2. Jika perusahaan membagi pabriknya dalam departemen produksi dan departemen jasa,
maka BOP departemen jasa harus dialokasikan ke departemen produksi. Metode alokasi
BOP Departemen Jasa ke Departemen Produksi sebagai berikut:
a. Metode Langsung (Direct Method)
b. Metode Bertahap Tidak Bertimbal Balik (Non Reciprocal M)
c. Metode Aljabar (Algebra Method)
C. LATIHAN SOAL:
1. Metode Bertahap Tidak Bertimbal Balik (Non Reciprocal Method).
PT. Makmur memproduksi barang menggunakan 4 departemen yaitu departemen
produksi I, departemen produksi II, departemen jasa A dan departemen jasa B. Berikut
data yang berhubungan dengan alokasi BOP:
d. Tarip BOP:
Departemen Dasar alokasi
Produksi I Jam kerja langsung
Produksi II Jam kerja mesin
Diminta:
a. Buatlah tabel alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi?
b. Hitunglah tarip BOP masing-masing departemen produksi?
c. Hitunglah tarip BOP tetap dan BOP variable masing-masing departemen produksi?
Penyelesaian:
a. Tabel alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi:
Keterangan D.Produksi I D.Produksi II Dept, Jasa A Dept. Jasa B
Anggaran BOP 500.000 650.000 400.000 300.000
Alokasi D.Jasa A 192.000 128.000 (400.000)* 80.000
Alokasi D.Jasa B 228.000 152.000 0 (380.000)**
Jumlah 920.000 930.000 nihil nihil
c. Proporsi BOP:
Departemen BOP tetap BOP variable
Produksi I 40% 60%
Produksi II 60% 40%
e. Tarip BOP:
Departemen Dasar alokasi
Produksi I Jam kerja mesin (JKM)
Produksi II Jam kerja langsung (JKL)
b. Perusahaan mengalokasikan BOP departemen jasa ke departemen produksi
menggunakan metode aljabar.
Diminta:
a. Buatlah tabel alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi?
b. Hitunglah tarip BOP masing-masing departemen produksi?
c. Hitunglah tarip BOP tetap dan BOP variable masing-masing departemen produksi?
Penyelesaian:
Langkah 1: Menghitung BOP dept. jasa dengan persamaan matematis
Keterangan Dept. Jasa A (JK) Dept. Jasa B (JL)
Dept. Produksi I 60 48% 2.000 40%
Dept. Produksi II 40 32% 1.700 34%
Dept. Jasa A -- -- 1.300 26%
Dept. Jasa B 25 20% -- --
Jumlah 125 100% 5.000 100%
Persamaan A = 400.000 + 0,26B
B = 300.000 + 0,20A
A = 400.000 + 0,26 (300.000 + 0,20A)
A = 400.000 + 78.000 + 0,052A
A – 0,052 A = 478.000
0,948 A = 478.000
A = 504.219
c) Proporsi BOP:
Departemen BOP tetap BOP variable
Produksi I 60% 40%
Produksi II 40% 60%
e) Tarip BOP:
Departemen Dasar alokasi
Produksi I Jam kerja mesin
Produksi II Jam kerja langsung
f) Perusahaan mengalokasikan BOP departemen jasa ke departemen produksi
menggunakan metode bertahap tidak bertimbal balik.
Diminta:
a) Buatlah tabel alokasi BOP departemen jasa ke departemen produksi?
b) Hitunglah tarip BOP masing-masing departemen produksi?
b) Hitunglah tarip BOP tetap dan BOP variable masing-masing departemen produksi?
a) Anggaran BOP
Departemen Total
Produksi I 700.500.000
Produksi II 600.000.000
Jasa 1 414.600.000
Jasa 2 352.000.000
d) Proporsi BOP:
Departemen BOP tetap BOP variabel
Produksi I 60% 40%
Produksi II 40% 60%
Diminta:
a) Buatlah tabel alokasi BOP?
b) Hitunglah tarip BOP masing-masing departemen produksi?
c) Hitunglah tarip BOP tetap dan BOP variable masing-masing departemen?
Universitas Pamulang
PЕRTЕMUAN 19
BIAYA STANDAR
A. TUJUAN PЕMBЕLAJARAN
Sеtеlah mеmpеlajari matеri ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mеmahami pengertian biaya standar
2. Memahami mengenai analisis penyimpangan biaya standar
B. URAIAN MATЕRI
1. Pengertian
Standar Unit
Standar adalah tolak ukur atau dasar-dasar untuk norma-norma untuk
mengukur suatu kinerja. Standar yang ditetapkan pasti berhubungan dengan harga
dan kuantitas. Berapa jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output
merupakan keputusan yang berhubungan dengan standar kuantitas. Berapa jumlah
yang seharusnya dibayarkan untuk kuantitas yang digunakan merupakan keputusan
yang berhubungan dengan standar harga. Biaya standar per unit dapat dihitung
dengan mengalikan standar kuantitas dengan standar harga.
Biaya Standar per Unit = Standar Kuantitas X Standar Harga
Analisis Penyimpangan
Penggunaan biaya standar akan mencatat biaya menurut standar dan
menatat biaya sesungguhnya yang terjadi. Kedua biaya ini akan diperbandingkan dan
akan diperoleh selisih biaya yang terjadi antara biaya yang sesungguhnyaterjadi dan
biaya menurut standar. Selisih biaya ini akan dimanfaatkan oleh manajer untuk
mengendalian biaya. Analisis penyimpangan biaya yang terjadi akan diperoleh
informasi yang harus dipertanggungjawabkan atas terjadinya penyimpangan biaya.
Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung memiliki kapasitas yang
sesungguhnya dan kapasitas standar. Biaya overhead pabrik memiliki kapasitas
sesungguhnya, kapasitas standar dan kapasitas normal. Biaya bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung memiliki kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standra,
maka perhitungan selisih yang terkadi dikaitkan dengan cara yang sama.
Universitas Pamulang
harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar. Rumus
biayanya adalah sebagai berikut:
Penyimpangan
Harga
Penyimpangan
Penggunaan
Universitas Pamulang
Kuantitas Aktual Pada Harga Kuantitas Aktual Pada Harga Kuantitas Standar Pada Harga
Aktual Standar Standar
Harga Aktual x Kuantitas Aktual Harga Standar x Kuantitas Harga Standar x Kuantitas
Aktual Standar
Penyimpangan Penyimpangan
Harga Penggunaan
Total Penyimpangan
Contoh 1
Berikut ini adalah data biaya bahan baku langsung untuk memproduksikan satu unit
produk jadi. Bahan baku A digunakan untuk memproduksikan produk jadi tersebut.
Perusahaan menetapkan standar bahwa untuk 1 unit produk jadi diperlukan 10 kg
bahan baku A dengan harga standar sebesar Rp 5. Pada kenyataannya, untuk
membuat 1 unit produk jadi terpakailah sebesar 12 kg bahan baku A dengan harga
sebesar Rp 7.
Kuantitas Aktual Pada Harga Kuantitas Aktual Pada Harga Kuantitas Standar Pada Harga
Aktual Standar Standar
Rp 7 x 12 kg = Rp 84 Rp 5 x 12 kg = Rp 60 Rp 5 x 10 kg = Rp 50
Total Penyimpangan
Rp 34 (UF)
Jam Aktual Pada Tarif Aktual Jam Aktual Pada Tarif Standar
Tarif Aktual x Jam Aktual Tarif Standar x Jam Aktual
Penyimpangan
Tarif
Jam Aktual Pada Tarif Standar Jam Standar Pada Tarif Standar
Tarif Standar x Jam Aktual Tarif Standar x Jam Standar
Penyimpangan
Efisiensi
Jam Aktual Pada Tarif Aktual Jam Aktual Pada Tarif Standar Jam Standar Pada Tarif Standar
Tarif Aktual x Jam Aktual Tarif Standar x Jam Aktual Tarif Standar x Jam Standar
Penyimpangan Penyimpangan
Tarif Efisiensi
Total Penyimpangan
Contoh 2
Melanjutkan contoh 1, berikut ini adalah data biaya tenaga kerja langsung untuk
memproduksikan satu unit produk jadi. Tenaga Kerja Ahli digunakan untuk
memproduksikan produk jadi tersebut. Perusahaan menetapkan standar bahwa untuk
1 unit produk jadi diperlukan 3 jam tenaga kerja ahli dengan tarif standar sebesar Rp
5.000. Pada kenyataannya, untuk membuat 1 unit produk jadi terpakailah sebesar 2
jam tenaga kerja ahli dengan upah sebesar Rp 4.500.
Jam Aktual Pada Tarif Aktual Jam Aktual Pada Tarif Standar Jam Standar Pada Tarif Standar
Rp 4.500 x 2 jam = Rp 9.000 Rp 5.000 x 2 jam = Rp 10.000 Rp 5.000 x 3 jam = Rp 15.000
Penyimpangan Penyimpangan
Tarif Efisiensi
Rp 1.000 (F) Rp 5.000 (F)
Total Penyimpangan
Rp 6.000 (F)
Atau
Realisasi Biaya Overhead Pabrik Anggaran Biaya Overhead Pabrik Jam Standar Pada Tarif Overhead
Pada Jam Standar
Penyimpangan Penyimpangan
Terkendali Terkendali
Total Penyimpangan
Universitas Pamulang
Contoh 3
Data-data kegiatan yang dipunyai oleh Tuan Sihombing untuk dianalisis adalah
sebagai berikut:
Jam tenaga kerja langsung aktual 5.000 jam
Jam tenaga kerja langsung menurut standar 5.200 jam
Kapasitas normal 6.000 jam
Biaya overhead pabrik aktual Rp 29.500.000
Biaya overhead pabrik yang direncanakan:
Overhead variabel Rp 12.000.000
Overhead tetap Rp 18.000.000
Rp12.000.000
Tarif Overhead Variabel Yang Dianggarkan = = Rp 2000 / jam
6.000 jam
Rp18.000.000
Tarif Overhead Tetap Yang Dianggarkan = = Rp 3000 / jam
6.000 jam
Total Tarif Overhead Yang Dianggarkan Rp 5.000 / jam
Overhead Variabel
Realisasi Biaya Overhead Pabrik Anggaran Biaya Overhead Pabrik Jam Standar Pada Tarif Overhead
Rp 29.500.000 Pada Jam Standar Rp 5.000 x 5.200 jam =
Rp 18.000.000 + (5.200 jam x Rp Rp 26.000.000
2.000/jam = Rp 28.400.000
Penyimpangan Penyimpangan
Terkendali Terkendali
Rp 1.100.000 (U) Rp 2.400.000 (U)
Total Penyimpangan
Rp 3.500.000 (U)
Contoh 4
Memakai soal no 3, kita akan mengerjakannya dengan metode 3 selisih.
Overhead Variabel
= Rp 3.000.000 (U)
Universitas Pamulang
Penyimpangan Kapasitas
Menganggur
= Rp 3.500.000 (U)
Contoh 5
Memakai soal no 4, kita akan mengerjakannya dengan metode 3 selisih.
Overhead Variabel
= Rp 3.000.000 (U)
= Rp 3.500.000 (U)
Universitas Pamulang
PЕRTЕMUAN 20
A. TUJUAN PЕMBЕLAJARAN
Sеtеlah mеmpеlajari matеri ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mеmahami pengertian biaya standar
2. Memahami mengenai analisis penyimpangan biaya standar
3. Memahami cara menghitungnya
B. URAIAN MATЕRI
1. Pengertian
Contoh 6
Suatu perusahaan memproduksikan barang dengan memakai dua bahan baku, yaitu
bahan baku X dan bahan baku Y dengan biaya dan jumlah standar per unit XY adalah
sebagai berikut:
Bahan Harga Standar Per Kg Jumlah Bahan Baku
Baku (Rp) Per Unit Produk
X 4.000 5 kg
Y 8.000 5 kg
Selama bulan Maret 2015 data-data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Unit Yang Diproduksikan 1.000 unit
Pemakaian Bahan Baku X 4.400 kg x Rp 5.000
Pemakaian Bahan Baku Y 5.800 kg x Rp 8.000
10.200 kg
Rp60.000.000 Rp60.000.000
Rata-rata Harga Standar Masukan = = = Rp 6.000
Rp60.000.000
Rata-rata Harga Standar Keluaran = = Rp 60.000
1.000 unit
Campuran Standar
(10.200 kg x Rp 6.000) 61.200.000 -
Penyimpangan Campuran Bahan Baku Rp 2.800.000 (U)
Hasil Aktual
(1.000 unit x Rp 60.000) 60.000.000
Penyimpangan Hasil Bahan Baku Rp 1.200.000 (U)
Universitas Pamulang
Contoh 7
Melanjutkan contoh soal no 6, biaya untuk mengolah 12.000 kg bahan baku menjadi
1.000 unit produk memerlukan 50 jam tenaga kerja langsung dengan tarif upah
Rp 3.000 per jam. Realisasi jumlah jam tenaga kerja langsung pada bulan Maret 2015
adalah 40 jam dengan tarif tenaga kerja langsung yang dibayarkan Rp 3.200 per jam.
Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung dengan
tarif overhead pabrik sebesar Rp 4.000 per jam. Biaya overhead pabrik padavolume
aktivitas normal sebesar 40 jam per minggu adalah Rp 200.000.
Universitas Pamulang
Rp150.000
= = Rp 15
10.000 kg
Rp 150.000
Rata-rata Tarif Tenaga Kerja Langsung Standar Keluaran = = Rp 150
1.000 unit
Hasil Aktual
(1.000 unit x Rp 150) 150.000 -
Penyimpangan Hasil Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.000 (U)
Rp200.000
= = Rp 20
10.000 kg
Rp 200.000
Rata-rata Tarif Overhead Pabrik Standar Keluaran = = Rp 200
1.000 unit
Universitas Pamulang
Hasil Aktual
(1.000 unit x Rp 200) 200.000 -
Penyimpangan Hasil Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 4.000 (U)
Contoh 8
Data berikut ini menunjukkan campuran dan biaya standar bahan baku untuk
menghasilkan 10.000 liter cat kuku:
Bahan Harga Standar Per liter Jumlah Bahan Baku
Baku (Rp) Yang Dipakai
A 1.200 4.000 liter
B 900 8.000 liter
Biaya untuk mengolah 12.000 liter bahan baku menjadi 10.000 liter cat kuku
memerlukan 50 jam tenaga kerja langsung dengan tarif upah tenaga kerja langsung
Rp 3.840 per jam. Realisasi jumlah jam tenaga kerja langsung pada minggu ini adalah
40 jam dengan tarif upah yang dibayarkan Rp 4.500 per jam.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja
langsung dengan tarif overhead tetap Rp 1.500 dan tarif overhead variabel Rp
3.000. Biaya overhead pabrik tetap Aktual Rp 68.000 dan biaya overhead pabrik
variabel Aktual Rp 76.000.
Realisasi produksi adalah 9.500 liter dari 14.000 liter bahan baku (5.700 liter
bahan baku A dan 8.300 liter bahan baku B). Harga beli bahan baku A sebesar
Rp 1.500 per liter dan harga beli bahan baku B sebesar Rp 800 per liter.
Kuantitas Aktual
Penyimpangan Harga Bahan Baku A = (Rp 1.500 – Rp 1.200) x 5.700 liter
= Rp 300 x 5.700 liter
= Rp 1.710.000 (U)
= Rp 100 x 5.800 kg
= Rp 580.000 (F)
Rp12.000.000 Rp12.000.000
Rata-rata Harga Standar Masukan = = = Rp 1.000
Rp12.000.000
Rata-rata Harga Standar Keluaran = = Rp 1.200
10.000 liter
Hasil Aktual
(9.500 liter x Rp 1.200) 11.400.000
Penyimpangan Hasil Bahan Baku Rp 2.600.000
Rp 192.000
= = Rp 16
12.000 liter
Rp192.000
Rata-rata Tarif Tenaga Kerja Langsung Standar Keluaran = = Rp 19,2
10.000 liter
Overhead Variabel
= Rp 1.500 x 10 Jam
= Rp 15.000 (U)
Universitas Pamulang
Rp225.000
= = Rp 18,75
12.000 liter
Rp 225.000
Rata-rata Tarif Overhead Pabrik Standar Keluaran = = Rp 22,5
10.000 liter
Hasil Aktual
(9.500 liter x Rp 22,5) 213.750 -
Penyimpangan Hasil Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 48.750 U)
Universitas Pamulang
LATIHAN
1. Berikut ini adalah data-data biaya overhead pabrik standar per unit, dengan
aktivitas produksi normal 2.000 unit :
Biaya Overhead Variabel Standar : 1,5 jam mesin @ Rp 5.500,- Rp 8.250
Biaya Overhead Tetap Standar : 1,5 jam mesin @ Rp 10.000,- Rp 15.000
Biaya Overhead Tetap Yang Dianggarkan Rp 30.000.000,-
Hasil produksi aktual 1.500 unit
Volume yang dianggarkan pada aktivitas normal 3.000 jam mesin
Jam mesin aktual 2.850 jam mesin
Jam mesin standar 2.250 jam mesin
Diminta: Hitunglah varian overhead dengan memakai metode dua selisih, metode
tiga selisih (model A dan model B) dan metode tiga selisih!
b. Hitunglah varians bahan (varians harga saat dibeli, dan varians kuantitas
pemakaian), varians tenaga kerja (varians tarif dan varians efisiensi) dan
varians overhead (varians terkendali dan varians volume)!
Universitas Pamulang
PЕRTЕMUAN 19
A. TUJUAN PЕMBЕLAJARAN
Sеtеlah mеmpеlajari matеri ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mеmahami pengertian biaya standar
2. Memahami mengenai analisis penyimpangan biaya standar
B. URAIAN MATЕRI
keliru, karena pengambilan keputusan dilakukan sebelum produk atau jasa tersebut
diolah.
Tanggung jawab penyusunan besarnya harga pokok taksiran berada pada cost estimator
yang berada dibawah bagian teknik produksi dan memiliki kapabilitas untuk pekerjaan
tersebut.
Taksiran biaya bahan baku (estimated raw material cost)
Universitas Pamulang
Taksiran biaya bahan baku meliputi taksiran kuantitas (estimated quantity) setiap jenis
bahan baku yang diperlukan untuk mengolah setiap satuan produk tertentu dan taksiran
harga setiap jenis bahan baku yang diperlukan terebut. Apabila di dalam pengolahan
timbul sisa bahan(scrap) yang mempunyai nilai, maka sisa bahan tersebut diperlakukan
sebagai pengurang taksiran biaya bahan baku. Dasar penentuan yang digunakan dalam
menentukan taksiran kuantitas bahan baku adalah : (a) spesifikasi teknis dari produk
yang akan diolah, (b) pilot runs, (c) catatan prestasi masa lalu, (d) rata-rata pemakaian
bahan baku dari produk yang telah selesai dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat dipakai sebagai dasar penentuan taksiran harga bahan baku
dapat berasal dari beberapa sumber seperti : (a) kontrak pembelian bahan jangka
panjang, (b) daftar harga dari suplier, (c) trend dan prediksi harga pasar dan sebagainya.
Taksiran biaya tenaga kerja langsung (estimated direct labor cost)
Besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung dipengaruhi oleh sistem pengupahan
yang berlaku di perusahaan.
Bila menggunakan sistem upah perpotong (buah) rpoduk yang dihasilkan, besarnya
taksiran biaya tenaga kerja langsung dapat diperoleh dari penentuan taksiran upah
perpotong yang akan digunakan untuk waktu yang akan datang.
Bila sistem yang digunakan perusahaan sistem upah per jam kerja langsung, besarnya
taksiran biaya tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan menaksir waktu yang
diperlukan untuk mengolah satu satuan produk dan menaksir besarnya tarif biaya tenaga
kerja langsung perjam yang akan berlaku untuk waktu yang akan datang.
Untuk perusahaan ygang menggunakan sistem upah tenaga kerja langsung atas dasar
upah tetap per bulan, maka besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung ditentukan
dengan menjumlah total biaya tenaga kerja langsung dalam satu periode dibagi volume
produksi yang ditaksir (direncanakan) akan dihasilkan dalam periode tersebut.
Taksiran biaya overhead pabrik (estimated FOH)
Dimulai dengan menaksir besarnya setiap elemen biaya overhead pabrik dalam periode
tertentu yang dikelompokkan pula atas dasar tingkat variabilitas biaya ( biaya tetap dan
biaya variabel ). Untuk menentukan biaya taksiran setiap buah produk yang dihasilkan
maka jumlah taksiran BOP tersebut dibagi dengan taksiran kapasitas yang akan dipakai
sebagai dasar pembebanan BOP.
Produk yang dihasilkan tergantung dari spesifikasi dari pemesan. Besarnya harga pokok
taksiran untuk setiap pesanan belum dapat ditentukan pada awal periode akan tetapi
harus dihitung pada saat akan memnerima pesanan tertentu yang sekaligus harga pokok
taksiran tersebut dapat dipakai manajemen untuk memutuskan ditolak atau diterimanya
pesanan tersebut. Besarnya harga pokok taksiran pada metode ini dipengaruhi oleh
spesifikasi produk yang dipesan dan faktor-faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan.
Contoh soal
PT.ICHIBAN adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalm produksi tas yang diolah
melalui satu departemen produksi. Dalam menentukan anggaran biaya produksinya
(budget of production costs), PT.ICHIBAN menggunakan sistem biaya taksiran.
BBB (raw material cost) Rp.4000
BTKL (direct labor cost) Rp.3200BOP
(FOH) Rp.1800
Jumlah biaya taksiran Rp.9000
Data lain yang berkaitan dengan produksi selama bulan Oktober 1999 adalah:
Persed.awal Bhn Baku (beginning raw material inventory) Rp.300.000
Pembelian Bhn baku (raw material purchase) selama bulan Oktober yang dilakukan
secara kredit adalah Rp.4.000.000
Persed.akhir Bhn baku (ending raw material inventory) Rp.200.000
Produk yang terjual selama bulan Oktober adalah sebanyak 90 % dari produk jadi.
Harga jual per unit Rp.11.000
BTKL (direct labor cost) sesungguhnya Rp.3.250.000
BOP (factory overhead) sesungguhnya Rp.1.810.000
Diminta :
Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama
bulan oktober 1999 beserta perhitungannya.
Jawaban :
Latihan 1
Berikut ini adalah data lain dari perusahaan pada bulan November 1999 :
Persediaan awal bahan baku (beginning raw material inventory) Rp. 65.000
Pembelian bahan baku (raw material purchasing) selama bln Nov.1999
secara kredit Rp.500.000
Persediaan akhir bahan baku (ending raw material inventory) Rp. 15.000
Produk yang terjual selama bulan November 1999 1400
kg
Harga jual per kg Rp. 620
BTKL (direct labor cost) Rp.320.000
BOP (FOH) Rp.158.000
Diminta :
Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama bulan
November 1999 serta perhitungannya.
Buatlah jurnal untuk mencatat pembagian selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
taksiran.
Latihan 2
PT.BEZITA membuat dua macam ukuran T-shirt. Untuk menentukan anggarannya, perusahaan
menggunakan sistem biaya taksiran.
Biaya taksiran per potong untuk bulan Mei 1999 adalah sebagai berikut :
Ukuran L Ukuran M
Bahan kaos ( raw material ) Rp.16.000 Rp.15.000
BTKL (direct labor cost ) Rp. 7.000 Rp.5000
BOP (FOH ) Rp. 5.000 Rp.5000
Jumlah Rp.28.000 Rp.28.000
Data yang ditunjukkan dari catatan perusahaan adalah :
BBB ( raw material cost ) Rp. 45.500.000
BTKL (direct labor cost ) Rp. 17.922.500
Biaya listrik ( electric cost ) Rp. 2.300.000
Biaya depresiasi ( depreciation ) Rp. 2.600.000
Biaya karyawan tidak lgs (indirect labor Rp. 10.000.000
Universitas Pamulang
Diminta :
Buatlah jurnal untuk :
Membalik jurnal penyesuain tgl 30 April 1999 mengenai persed.BDP ( goods in process ).
Mencatat BBB ( raw material cost ), BTKL (direct labor cost ), BOP ( FOH ) sesungguhnya.
Mencatat HP produk jadi bulan Mei 1999.
Mencatat HP pers. BDP akhir bl.Mei1999.
Mencatat selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya.
Mencatat penjualan T-shirt & HP produk yang terjual.
Menutup saldo rekening selisih ke rekening HPP.
Latihan 3
PT.GAWEAN DHEWE memproduksi satu macam produk yang telah diolah melalui 2
departemen produksi. Perusahaan menggunakan sistem biaya taksiran untuk masing-masing
departemen tsb. Untuk tiap dept.produksi dibuatkan rekening Brg Dlm Proses (Goods in
process) sendiri-sendiri, yang dipisahkan untk setiap elemen biaya. Bahan baku hanya
digunakan di dept. I
Biaya taksiran per kg produk adalah sbb.:
Biaya Dept.I Dept.II
BBB (raw material costs) Rp.180 Rp. 0
BTKL(direct labor costs) 150 72
BOP (FOH) 30 120
Jml bi.taksiran 360 192
Diminta :
KASUS 1
PT.WARNA-WARNI HII… memproduksi satu macam produk melalui satu departemen
produksi. Untuk menghitung biaya-biayanya, perusahaan menggunakan sistem biaya taksiran.
Statistik produksi selama bulan November 1999 adalah sebagai berikut :
Produk masuk proses (unit started) 1800
Produk selesai ditransfer ke gudang (finished goods & transferred out) 1500
Produk dalam proses akhir (ending goods in process)
(BBB 100%, BK 40%) 300
Berikut ini adalah data lain dari perusahaan pada bulan November 1999 :
Persediaan awal bahan baku (beginning raw material inventory) Rp. 65.000
Pembelian bahan baku (raw material purchasing) selama bln Nov.1999
secara kredit Rp.500.000
Persediaan akhir bahan baku (ending raw material inventory) Rp. 15.000
Universitas Pamulang
Diminta :
Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama bulan
November 1999 serta perhitungannya.
Buatlah jurnal untuk mencatat pembagian selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
taksiran.
JAWABAN Latihan 1
HPP Rp.3456.79
Selisih Rp.4000
Perhitungan :
Ekuiv.unit : Pembagian selisih :
Brg yg terjual 1400 Pers.produk jadi = 100 x 4000 = 246.9136
Pers.produk jadi 100 1620
Pers.BDP 120 Pers.BDP = 120 x 4000 = 296.2964
1620
HPP = 1400 x 4000 = 3456.79
1620
KASUS 2
PT.BEZITA membuat dua macam ukuran T-shirt. Untuk menentukan anggarannya, perusahaan
menggunakan sistem biaya taksiran.
Biaya taksiran per potong untuk bulan Mei 1999 adalah sebagai berikut :
Ukuran L Ukuran M
Bahan kaos ( raw material ) Rp.16.000 Rp.15.000
BTKL (direct labor cost ) Rp.7000 Rp.5000
BOP (FOH ) Rp.5000 Rp.5000
Jumlah Rp.28.000 Rp.28.000
Data yang ditunjukkan dari catatan perusahaan adalah :
BBB ( raw material cost ) Rp. 45.500.000
BTKL (direct labor cost ) Rp. 17.922.500
Biaya listrik ( electric cost ) Rp. 2.300.000
Biaya depresiasi ( depreciation ) Rp. 2.600.000
Biaya karyawan tidak lgs (indirect labor Rp. 10.000.000
Diminta :
Buatlah jurnal untuk :
Membalik jurnal penyesuain tgl 30 April 1999 mengenai persed.BDP ( goods in process ).
Universitas Pamulang
Mencatat BBB ( raw material cost ), BTKL (direct labor cost ), BOP ( FOH ) sesungguhnya.
Mencatat HP produk jadi bulan Mei 1999.
Mencatat HP pers. BDP akhir bl.Mei1999.
Mencatat selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya.
Mencatat penjualan T-shirt & HP produk yang terjual.
Menutup saldo rekening selisih ke rekening HPP.
JAWABAN Latihan 2
Perhit.BDP akhir :
Ukuran L
200 x 100% x 16000 3.200.000
200 x 80% x 7000 1.120.000
200 x 80% x 7000 800.000
ukuran M
150 x 100% x 15000 2.250.000
150 x 75% x 5000 562.500
150 x 75% x 5000 562.500
Jumlah 5.450.000 1.682.500 1.362.000 8.495.000
Mencatat selisih yang terjadi
BDP-BBB 250.000
BDP-BTKL 10.000
BDP-BOP 12.500
Selisih 272.500
Mencatat penjualan T-shirt
Piutang dagang 100.650.000 1800 x 30500 = 54.900.000
Pers.produk jadi 100.650.000 1500 x 30500 = 45.750.000
Mencatat HP brg yg terjual
HPP 87.900.000 1800 x 28000 = 50.400.000
Pers.produk jadi 87.900.000 1500 x 25000 = 37.500.000
Menutup saldo rekening selisih ke rekening HPP
HPP 272.500
Selisih 272.500
Latihan 3
PT.GAWEAN DHEWE memproduksi satu macam produk yang telah diolah melalui 2
departemen produksi. Perusahaan menggunakan sistem biaya taksiran untuk masing-masing
departemen tsb. Untuk tiap dept.produksi dibuatkan rekening Brg Dlm Proses (Goods in
process) sendiri-sendiri, yang dipisahkan untk setiap elemen biaya. Bahan baku hanya
digunakan di dept. I
Biaya taksiran per kg produk adalah sbb.:
Biaya Dept.I Dept.II
BBB (raw material costs) Rp.180 Rp.0
BTKL(direct labor costs) 150 72
BOP (FOH) 30 120
Jml bi.taksiran 360 192
Diminta :
Hitunglah HP pers.BDP 01 January 2000 pada dept.I & II.
Hitunglah HP pers.produk jadi dept.I & II.
Hitunglah HP pers.BDP 31 Januari dept.I & II
Hitunglah selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya di dpet.I & dept.II.
JAWABAN Latihan 3
Pers.BDP 01/01/2000
Dept.I Dept.II
BBB : 100% x 400 u xRp.180 72000 -
BTKL: 50% x 400 u x Rp.150 30000 -
60% x 300 u xRp.72 - 12960
BOP : 50% x 400 u x Rp.30 6000 -
60% x 300 u x Rp.120 - 21600
Jumlah 108000 34560
Pers.produk jadi
Dept.I Dept.II
600 x Rp.360 216000 -
600 x Rp.192 - 115200
d. Dept.I Dept.II
HP pers.BDP 01/01/2000 108.000 34.560
Bi.sesungguhnya Jan.2000 :
- BBB 68.000 -
Universitas Pamulang
Pengkreditan ke rek.BDP:
HP pers.produk jadi 216.000 115.200
HP pers.BDP 31/01/2000 57.600 + 239.040 +
274.000 354.240
Selisih ( 2400 ) 27.680
Universitas Pamulang