Khutbah Jum'at Takwa Dan Rezeki

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Takwa dan Rezeki

‫ َو َم ْن ُيْض ِلْلُه‬،‫ َم ْن َيْه ِدِه ُهللا َفاَل ُمِض َّل َل ُه‬،‫ َو َنُعوُذ ِباِهَّلل ِم ْن ُش ُروِر َأْنُفِس َنا َو َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَن ا‬،‫ِإَّن اْلَحْم َد ِهّلِل َنـْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه‬
‫ َو َح ِبْيُب ُه َو َخ ِلْيُل ُه َص َلَو اُت َر ِّب َو َس َالُم ُه‬،‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه‬،‫ َو َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهّٰللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬،‫َفاَل َهاِدَي َلُه‬
،‫ َفَياَم َع اِشَر اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو ُز ْمَر َة اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َر ِح َم ُك ُم ُهّٰللا‬،‫ َأَّم ا َبْعُد‬، ‫ َو َأْص َح اِبِه َو َمِن اْهَتَدى ِبُهَد ٰى ُهْم ِإلَى َيْو ِم الِّدْيِن‬،‫ َع َلْيِه َو َع َلى آِلِه‬،‫َو َبَر َك اُتُه‬
‫ َقاَل ُهَّللا َتَباَر َك َو َتَع اَلى ِفي اْلُقْر آِن اْلَك ِرْيِم‬، ‫ُاْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْقَو ي ِهّٰللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬

Khutbah Jumat Pertama

۱۰۲ : ‫﴾ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َح َّق ُتٰق ىِتٖه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن ﴿آل عمران‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali
‘Imran[3]: 102)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

۱۰۲ : ‫﴾َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن ﴿آل عمران‬
Kalian jangan mati kecuali dalam kondisi Islam“ (QS. Ali ‘Imran[3]: 102)

Itu pesan Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita menjaga iman ini sampai ajal menjemput.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ada satu perkara yang selalu menjadi penyebab-penyebab kegundahan manusia/ galau jiwanya
karena masalah rezeki. Kita bingung, apa lagi di masa pandemi. Ketika banyak orang-orang yang
harus tutup usahanya, sebagian di-PHK, dan sebagian lagi tidak punya pekerjaan apa-apa. Kalau
ditanya siapa pemberi rezeki? Maka dia akan menjawab “Allah Jalla Jalaluhu”.

۵۸ : ‫﴾ِاَّن َهّٰللا ُهَو الَّر َّز اُق ُذ و اْلُقَّو ِة اْلَم ِتْيُن ﴿الذاريات‬
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat
Kokoh.” (QS. Az-Zariyat[51]: 58)
Tapi prakteknya di lapangan adalah sebagian orang masih mencari rezeki di tempat-tempat
pesugihan. Sebagian orang masih melakukan ritual-ritual perdukunan agar warung/ tempat
usahanya ramai dan lancar. Katanya Allah-lah Pemberi rezeki, tapi mengapa engkau pergi ke
tempat-tempat seperti itu?
Di muka bumi ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan;
۞ ۶ : ‫﴾َو َم ا ِم ْن َد ۤا َّبٍة ِفى اَاْلْر ِض ِااَّل َع َلى ِهّٰللا ِر ْز ُقَها﴿هود‬
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya,” (QS. Hud[11]: 6)
Kita jangan bingung. Mau di-PHK ataupun usaha kita harus tutup, rezeki kita itu bukan di kantor
tempat kita bekerja. Bukan pula di pasar tempat kita membuka usaha. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,

۲۲ : ‫﴾َوِفى الَّسَم ۤا ِء ِر ْز ُقُك ْم َو َم ا ُتْو َع ُد ْو َن ﴿الذاريات‬


“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan
kepadamu.” (QS. Az-Zariyat[51]: 22)
Rezeki dan Ajal Telah Tercatat
Jauh sebelum kita lahir di muka bumi ini, tatkala kita berumur 120 hari, kita tidak bisa berbuat
apa-apa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َو َش ِقٌّي َأْو َسِع ْيٌد‬،‫ َو َع َم ِلِه‬،‫ َو َأَجِلِه‬،‫ ِبَك ْتِب ِر ْز ِقِه‬:‫ َو ُيْؤ َم ُر ِبَأْر َبِع َك ِلَم اٍت‬، ‫ُثَّم ُيْر َس ُل ِإَلْيِه اْلَم َلُك فَيْنُفُخ ِفْيِه الُّر ْو َح‬
“Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan
diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka
atau bahagianya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka kadang kala kita melihat anak yang meninggal lebih dahulu dari pada bapaknya, atau
kakeknya masih ada namun cucunya sudah meninggal. Kalau kita pakai logika, yang meninggal
terlebih dahulu adalah yang lebih tua. Tapi tidak! Ajal itu Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
menentukan dan sudah dicatat rezekinya.
Terkadang kita melihat ada orang yang melamar kerja di sana, berulang kali melamar tidak
diterima. Itu berarti bukan di sana rezekinya.
Ada orang yang berusaha untuk menjadi polisi.
Dia mendaftar, ikut ujian dan tes, namun tidak diterima. Pegawai negeri, berapa puluh ribu yang
ikut tes dan berapa jumlah yang diterima? Rezeki itu sudah tercatat. Tugas manusia hanya
berusaha. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga sudah menetapkan siapa yang masuk surga dan siapa
yang masuk neraka.
Tanda Rezeki Sudah Habis
Berkaitan dengan rezeki, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengatakan kepada
para sahabat;
‫إّن ُروَح اْلُقُد ِس َنَفَث ِفي َر ْو ِع ي َأّنُه َلْن َتُم وَت َنْفٌس َح ّتى َتْسَتْك ِمَل ِر ْز َقَها‬
“Sesungguhnya Ruh Kudus (Malaikat Jibril) membisikkan dalam hatiku, bahwa siapa pun jiwa
tidak akan mati sampai dia menghabiskan semua jatah rizkinya.” (HR. Abu Nu’aim)
Antum lihat, ada orang yang mempunyai harta lima milyar meninggal. Bagaimana dengan
hartanya tersebut? Itu bukan rezekinya. Selesai sudah rezekinya. Kadang kala kita ini berpikir
bahwa rezeki kita itu adalah uang yang kita tumpuk, rumah yang kita miliki, dan kendaraan yang
mewah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

‫َيُقوُل اْبُن آَد َم َم اِلى َم اِلى – َقاَل – َو َهْل َلَك َيا اْبَن آَد َم ِم ْن َم اِلَك ِإَّال َم ا َأَك ْلَت َفَأْفَنْيَت َأْو َلِبْسَت َفَأْبَلْيَت َأْو َتَص َّد ْقَت َفَأْمَض ْيَت‬
“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai anak Adam, apakah kamu
memiliki dari hartamu melainkan yang kamu telah makan lalu habis, atau yang kamu telah pakai
lalu rusak, atau yang telah kamu sedekahkan maka itu yang tersisa”” (HR. Muslim no. 2958)

‫َو َم ا ِس َو ى َذ ِلَك َفُهَو َذ اِهٌب َو َتاِرُك ُه ِللَّناِس‬


“Dan selain itu maka dia akan sirna dan dia tinggalkan untuk manusia.” (HR. Muslim)
Maka ingatlah bahwa kita tidak akan mati, sampai rezeki kita sempurna untuk kita.

Jangan Ambil Jalan Pintas


‫وال يحملن أحدكم استبطاء الرزق أن يطلبه بمعصية هللا‬
“dan janganlah salah seorang dari kalian memperlambat datangnya rezeki dengan bermaksiat
kepada Allah,” (HR. Abu Nu’aim)
Jangan sampai karena rezekinya terlambat datang, kemudian dia mencari dengan cara yang
haram. Mengapa kita melihat masih ada pencurian, perampokan, begal, dan masih ada yang
melacurkan dirinya? Karena orang-orang itu ingin cepat kaya. Dia merasa rezekinya lambat lalu
dia menempuh jalan yang haram.
Maka lihatlah, pintu-pintu rezeki itu bukan hanya bekerja, tetapi juga istighfar. Perbanyak
istighfar, bukan berangkat ke dukun karena ingin lancar tokonya. Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman,

۱۰ : ‫﴾َفُقْلُت اْسَتْغ ِفُرْو ا َر َّبُك ْم ِاَّنٗه َك اَن َغ َّفاًراۙ ﴿نوح‬


“maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun-,” (QS. Nuh[71]: 10)
Semua Milik Allah
Ahibbati Fillah,
Bumi ini milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita juga milik-Nya. Yang memberi rezeki itu
adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan bapak maupun ibu kita. Mintalah ampun kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

۱۳ : ‫﴾ َو ُيْمِد ْد ُك ْم ِبَأْم َو اٍل َوَبِنيَن َو َيْج َع ْل َلُك ْم َج َّناٍت َو َيْج َع ْل َلُك ْم َأْنَهاًرا﴿نوح‬١١ ﴿ ‫ُيْر ِس ِل الَّس َم اَء َع َلْيُك ْم ِم ْد َر اًرا‬
“Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-
anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (QS. Nuh[71]: 11-12)

١٢ : ‫﴾َم ا َلُك ْم اَل َتْر ُجْو َن ِهّٰلِل َو َقاًراۚ ﴿نوح‬


“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” (QS. Nuh[71]: 13)

Kita masih sibuk bekerja, bekerja, dan bekerja. Tapi ketahuilah banyak orang yang bekerja tapi
rezekinya tetap sedikit. Dan ada orang yang kerjanya santai namun rezekinya berlimpah ruah.
Siapa yang memberi rezeki? Dia-lah Allah ‘Azza wa Jalla.
Yang kafir, Allah kasih rezeki. Yang beriman, Allah kasih rezeki. Atau yang shalat di shaf
pertama, Allah kasih rezeki. Yang tidak pernah shalat pun Allah kasih rezeki. Karena pada
hakikatnya, dunia ini tidak lebih besar dari sayap nyamuk.
Istighfarlah yang muslim. Minta ampun dan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Serahkan semuanya kepada-Nya. Ketika keluar rumah, kau katakan,

‫ اَل َح ْو َل َو اَل ُقَّو َة ِإاَّل ِباِهلل‬،‫ِبْس ِم ِهللا َتَو َّك ْلُت َع َلى ِهللا‬
“Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakkal kepadaNya, tiada daya dan upaya kecuali
karena pertolongan Allah.” (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi)
Jangan mengandalkan pekerjaanmu. Berapa banyak tadi yang kita sampaikan, banyak orang di-
PHK. Dia berharap bisa bekerja di tempat ini, makmur sampai mati akan bekerja. Berhenti
bekerja, lalu dia mengatakan, “Rezekiku terputus.” Tidak! yang memberi rezeki itu bukan tempat
kau bekerja.

۵۸ : ‫﴾ِاَّن َهّٰللا ُهَو الَّر َّز اُق ُذ و اْلُقَّو ِة اْلَم ِتْيُن ﴿الذاريات‬
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat
Kokoh.” (QS. Az-Zariyat[51]: 58)
Serahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi ‘Alaihisshallatu wa Sallam mengatakan,

‫َلْو َأَّنُك ْم َتَتَو َّك ُلوَن َع َلى ِهَّللا َح َّق َتَو ُّك ِلِه َلَر َز َقُك ْم َك َم ا َيْر ُز ُق الَّطْيَر َتْغ ُدو ِخ َم اصًا َو َتُروُح ِبَطانًا‬
”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian
rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam
keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad)
Lihatlah burung yang mungkin ada di depan rumah kita. Siapa yang memberi rezeki kepada dia?
Dia tidak punya kulkas di rumahnya ataupun tabungan untuk hari esok. Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang memberi rezeki.

‫ ِإَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬،‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا َو اْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر ْلُم ْؤ ِمِنيَن َو ٱْلُم ْؤ ِم َٰن ِت َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه‬

Khutbah Jumat Kedua

« ‫»الَّلُهَّم ِإِّني َأْس َأُلَك ِع ْلًم ا َناِفًعا َو ِر ْز ًقا َطِّيًبا َو َع َم اًل ُم َتَقَّباًل‬
Beliau minta tiga perkara setiap hari dan setiap pagi. “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu,”
1. Ilmu yang Bermanfaat
Yang pertama,

‫ِع ْلًم ا َناِفًعا‬


“Ilmu yang bermanfaat.“
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan membuat kita jadi takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan hanya ilmu untuk
mencari dunia.
2. Rezeki yang Baik
Yang kedua,

‫َو ِر ْز ًقا َطِّيًبا‬


“Rezeki yang baik.”
Bukan yang banyak, tapi yang baik, halal, berkah, dan bermanfaat untuk anak-anak kita. Yang
kalau dimakan oleh anak-anak, akan menjadi anak yang shalih. Berapa banyak anak-anak yang
jadi berandalan karena orangtuanya tidak memikirkan halal dan haram? Yang penting makan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meminta sembarang rezeki. Beliau meminta rezeki yang
thayyiban.
3. Amal yang Diterima
Yang ketiga, Beliau meminta,
‫َو َع َم اًل ُم َتَقَّباًل‬
“dan amal yang diterima.”
Amalan yang diterima. Karena tidak semua orang shalatnya diterima dan tidak semua orang
puasanya diterima. Apa semua yang berkurban akan diterima kurbannya? Apakah semua yang
haji itu akan mabrur hajinya? Tidak! Bahkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,
‫َو إن الرجل لُيصلي صالة ستين سنة وما ُتقَبل له صالة‬
“Ada orang yang shalat selama 60 tahun, namun satu pun sholatnya tidak diterima.”
Jangan asal dalam beramal. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala amalan yang diterima.
Kemudian yang terakhir, ini adalah hari Jumat. Ada surat di dalam Al-Qur’anul Karim yang
bernama surah Jumu’ah. Sebagian kita ada yang sampai mati tidak pernah membaca surat
Jumu’ah. Sampai tua tidak pernah tahu aturan ketika datang untuk shalat Jum’at. Allah ‘Azza wa
Jalla mengatakan,

۹ : ‫﴾ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُنْو ِدَي ِللَّص ٰل وِة ِم ْن َّيْو ِم اْلُج ُمَعِة َفاْس َع ْو ا ِاٰل ى ِذ ْك ِر ِهّٰللا َو َذ ُروا اْلَبْيَع ۗ ٰذ ِلُك ْم َخْيٌر َّلُك ْم ِاْن ُكْنُتْم َتْع َلُم ْو َن ﴿الجمعة‬
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah[62]: 9)

Lagi-lagi dipanggil yang beriman. Yang tidak beriman, tutup telinganya. Jika engkau beriman,
maka dengarkan. Kalau kau orang kafir, tutup telinganya, Ini panggilan spesial.
Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala, kalau adzan Jum’at berkumandang, bersegeralah. Ana lihat
masih banyak yang hadir setelah imam naik mimbar. Ke mana engkau? Sibuk cari dunia? Mau
engkau bawa ke mana itu dunia?
Engkau lihat kuburan manusia. Tidak ada satu pun yang membawa rumahnya ke sana. Malaikat
itu hadir ketika Jum’atan untuk mencatat orang-orang yang datang. Tapi ketika imam sudah naik
mimbar, malaikat menutup bukunya. Engkau tidak tertulis di sana dan terus tiap Jum’at kita telat.
Bersegeralah Shalat Jumat
Ada orang yang telat karena keperluan, tapi ada orang yang telat karena meremehkan panggilan
Allah ‘Azza wa Jalla. Dipanggil komandannya, nomor satu dia dan berada paling depan. Tapi
ketika dipanggil Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Hayya ‘alash–shalah,” terakhir dia datangnya.
Maka tolong baca surat Jumuu’ah, agar kita benar-benar tahu dengan aturan muslim dan dengan
hari Jum’at. Dan hari Jum’at ini adalah harinya bershalawat kepada Nabi ‘Alaihisshallatu wa
Sallam. Engkau mengaku umatnya beliau, bershalawatlah.

‫ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ۚ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‬
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS. Al-Ahzab[33]: 56)

‫ّٰل‬
‫ َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َاَأْلْح َي اِء ِم ْنُهْم‬، ‫َال ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو ِزْد َو َباِرْك َو َاْنِع ْم َع َلى َس ِّيِد َناَو َم ْو اَل َناُمَحَّمٍد‬
‫ َر َّبَن ا اَل ُت ِزْغ‬، ‫ َالّٰل ُهَّم إَّن َظَلْم َنٓا َأنُفَس َنا َوِإن َّلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َن ا َلَنُك وَنَّن ِم َن ٱْلَٰخ ِس ِر يَن‬،‫َو ْاَألْم َو اِت ِإَّنَك َسِم ْيٌع َقِر ْيٌب ُمِج ْيٌب الَّد َع َو اِت‬
‫ َالّٰل ُهَّم أْص ِلْح‬، ‫ َالّٰل ُهَّم أْص ِلْح َوِلًّياَأْم ِرَناَو ُؤٓاَل َتُأُم ْو ِر اْلُم ْس ِلِم ْیَن‬، ‫ُقُلوَبَن ا َبْع َد ِإْذ َه َدْيَتَنا َو َهْب َلَن ا ِم ن َّل ُد نَك َر ْح َم ًةۚ ِإَّن َك َأنَت ٱْلَو َّه اُب‬
‫ َو ُس ْبَح اَن َر ِّب َك َر ِّب اْلِع َّز ِة َع َّم ا‬، ‫ َر َّبَنٓا َء اِتَنا ِفى ٱلُّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفى ٱْل َء اِخَرِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب ٱلَّناِر‬، ‫َو ِلًّياَأْم ِر َناَو ُؤٓاَل َت ُأُم ْو ِر اْلُم ْس ِلِم ْیَن‬
‫َيِص ُفْو َن َو َس اَل ٌم َع َلىاْلُم ْر َسِليَن َو اْلَحْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم يَن‬

Anda mungkin juga menyukai