Isnaini Madaniyah
Isnaini Madaniyah
Isnaini Madaniyah
SKRIPSI
ISNAINI MADANIYAH
1117118
Menyetujui
Pembimbing I, Pembimbing II,
ABSTRAK
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatnya proposal penelitian yang berjudul “Hubungan Kepatuhan Pembatasan
Cairan dengan Penambahan Nilai Inter-Dialytic Weight Gain (IDWG) Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSAU dr. M.
Salamun Kota Bandung” yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Institut Kesehatan Rajawali
Bandung. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan tugas akhir ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga kendala-kendala yang
dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengungkapkan terimakasih dengan tulus kepada:
7. Kedua orangtua serta adik dan keluarga besar yang telah memberikan doa
dan kasih sayang serta dukungannya baik moral maupun materil.
8. Meisi, Siska, Amel, Aziz, Sabila, Siti Noviatul yang telah membantu
dalam proses penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat saya Alih Galiah, Deasti, Anisa, Dhea, Detri yang selalu
memberikan bantuan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini.
10. Mahasiswa Sarjana Keperawatan Institut Kesehatan Rajawali Bandung
angkatan tahun 2017 yang telah memberikan motivasi dan kebersamaan
dalam perjuangan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak sebagai
pembelajaran untuk dapat menjadi lebih baik lagi.
Penulis
6
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Menurut data dari WHO (2020) penyakit ginjal kronis dari setiap tahun
terus mengalami peningkatan menjadi penyebab kematian ke-13 di dunia hingga
sekarang menjadi penyebab kematian ke-10. Kematian tersebut meningkat dari
813.000 pada tahun 2000 dan menjadi 1,3 juta pada tahun 2019. Kurang lebih 37
juta orang Amerika, atau 15% orang dewasa di negara Amerika menderita
penyakit ginjal. Pada tahun 2017 penyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke
sembilan di Amerika Serikat (Advancing American Kidney Health, 2019).
Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (2018)
menyatakan bahwa penyakit gagal ginjal kronik merupakan penyakit tidak
menular yang menyebabkan kematian tertinggi ke-3 di Indonesia. Prevalensi
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, dengan peningkatan tajam pada
kelompok umur 65-74 tahun. Salah satu terapi pengobatan yang dilakukan pada
pasien gagal ginjal kronis adalah hemodialisa. Prevalensi dengan gagal ginjal
kronis di indonesia pada umur ≥15
tahun berdasarkan diagnosa dokter yaitu sebesar 0,38%. Prevalensi pada laki-laki
1
2
(4,17%) lebih tinggi daripada perempuan (3,52%), prevalensi lebih tinggi terjadi
pada masyarakat perkotaan (3,85%), tidak bersekolah (5,73%), dan tidak bekerja
(4,76%). prevalensi tertinggi di provinsi Kalimantan Utara sebesar 0,64% dan
paling rendah Sulawesi Barat 0,18%. Sedangkan untuk provinsi Jawa Barat berada
pada posisi kedelapan dengan nilai sebesar 0,48%. Hal tersebut provinsi Jawa
Barat berkontribusi cukup besar dalam penyakit gagal ginjal kronis dan terus
mengalami peningkatan. Menurut hasil insidensi dan prevalensi dari data IRR
(Indonesian Renal Registry) pada tahun 2018 pasien aktif yang melakukan
hemodialisa di Jawa Barat berjumlah 33.828 pasien. Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (2013), prevalensi gagal ginjal kronis dikota Bandung
berdasarkan diagnosis dokter di Jawa Barat sebesar 0,6%. Kota Bandung
menduduki peringkat ke 4 jumlah penderita gagal ginjal kronis setelah Sumedang,
Banjar, dan Cianjur.
PUSTAKA
7
8
menyebabkan gagal ginjal kronik. Diabetes melitus merupakan penyebab utama dan
lebih dari 30% klien mengalami dialisis sedangkan hipertensi merupakan penyebab
kedua gagal ginjal kronis.
Siregar (2020) juga menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi pada ginjal
dapat disebabkan oleh gangguan pre renal, renal, dan post renal. Pasien yang
menderita penyakit seperti diabetes melitus, glomerulonefritis, penyakit imun,
hipertensi, batu ginjal, keracunan, trauma ginjal, dan gangguan kongenital. Penyakit-
penyakit ini sebagian menyerang nefron, mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal
melakukan penyaringan. Kerusakan nefron terjadi secara cepat, bertahap dan pasien
tidak merasakan terjadinya penurunan fungsi ginjal dalam jangka waktu yang lama.
− Mual
− Cegukan
− Kram otot
− Fasikulasi, kedutan otot
− Infertilitas, penurunan libido
− Amenore
− Impotensi
− Fraktur patologis
(b) Temuan pemeriksaan fisik
− Penurunan haluaran urine
− Hipotensi atau hipertensi
− Perubahan tingkat kesadaran
− Edema perifer
− Aritmia jantung
− Crackle bibasilar
− Gesekan pleuritik
− Ulserasi dan perdarahan gusi
− Fetor uremik
− Nyeri abdomen saat dipalpasi
− Turgor kulit buruk
− Warna kulit perungu kuningan dan pucat
− Kuku jari mudah patah dan kering, rambut tipis dan mudah
rontok (Yasmara, 2016).
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien gagal ginjal kronis
(Brunner and Suddarth, 2008):
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran
urin, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium.
16
c. Nyeri Dada
Pada pasien hemodialisis bisa mengalami nyeri dada karena menurunnya
tekanan karbondioksida bersama dengan sirkulasi darah diluar tubuh.
Selain itu nyeri dada juga disebabkan karena adanya emboli udara.
d. Pruritus
Pruritus dapat terjadi karena produk akhir metabolisme yang
meninggalkan kulit selama proses hemodialysis.
e. Kejang
Tidak seimbangnya perpindahan cairan pada cerebral sehingga dapat
menyebabkan kejang. Dalam kondisi uremia yang berat komplikasi ini
kemungkinan besar juga dapat muncul.
f. Kram Otot
Penyebab kram otot menurut tidak diketahui penyebabnya namun
beberapa hal yang diperkirakan menyebabkan kram otot adalah karena
perpindahan cairan dan elektrolit yang meninggalkan cairan ektra sel
terlalu cepat, hipovolemi dan hipotensi yang menyebabkan vasokontriksi
sehingga otot akan mengalami gangguan dalam relaksasi (Beberashvili et
al, 2016)
g. Mual dan muntah
Mual dan muntah bisa terjadi sebagai manifestasi awal dari sindrom
disekuilibrum dan hipotensi sehingga kondisi ini bisa mempengaruhi
terjadinya malnutrisi.
h. Sakit Kepala
Sakit kepala sering terjadi pada 70% pasien yang menjalani hemodialisis.
Sakit kepala pada pasien hemodialisis disebabkan sebagai manifestasi dari
sindrom disekuilibrum.
23
menjawab dan lebih peka dengan orang lain dibandingkan dengan laki
laki sehingga memungkinkan terdapat perbedaan ketidakpatuhan antara
laki laki dan perempuan.
d. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga mempengaruhi kepatuhan pasien gagal ginjal kronik
karena keluarga mampu berperan dalam mempengaruhi persepsi individu
dan sebagai titik tolak tingkah laku dalam memberikan informasi
mengenai kesehatan pasien.
e. Pendidikan
Pendidikan pasien akan mempengaruhi kepatuhan, semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin besar kemampuannya untuk memanfaatkan
pengetahuan dan ketrampilan. Tetapi memahami instruksi pengobatan dan
pentingnya perawatan mungkin lebih penting daripada tingkat pendidikan
pasien.
f. Lamanya Hemodialisa
Pengaruh lamanya hemodialisa akan berdampak pada fisik pasien, namun
lebih jauhnya emosional, psikologis, dan sosial pasien. Selain itu pasien
juga mengalami perbahan pola hidup yang kompleks.
g. Pengetahuan
Pengetahuan pasien tentang penyakit, motivasi untuk mengelolanya,
kepercayaan (self efficacy) tentang kemampuan yang terlibat dalam
perilaku manajemen penyakit, harapan mengenai hasil pengobatan serta
konsekuensinya. Faktor-faktor ini analog dengan faktor predisposisi
(predisposing factors) (Izzati, 2016).
25
Grafik Kenaikan
a. 2.5.1 Ringan <4%
b. Sedang Defini 4-6%
c. Berat >6%
Sumber: (Bayhakki & Hasneli, 2018)
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
37
38
2 = Kadang-kadang
3 = Sering
4 = Selalu
2. IDWG Hasil Timbangan berat Kategori Ordinal
pengukuran badan yang penambahan
berat badan terdapat di Unit BB:
pre dialisis Hemodialisa 1. Ringan : < 4%
dengan 2. Sedang : 4-
membanding 6%
an 3. Berat : >6%
pengukuran
berat badan
post dialisis
sebelumnya.
n= N
1 + N (d)2
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Diketahui,
N = 63
d = 0,05
n= 63
1 + 63 (0,05)2
n= 63
1 + 63 (0,0025)
n= 63
1+ 0,157
n= 63
1,157
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan
sebagai sampel (Sugiyono, 2017)
responden.
b. Analisis Bivariat
Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018). Penelitian
ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kepatuhan
pembatasan cairan terhadap penambahan nilai interdyalitic weight gain
(IDWG) pada pasien hemodialisa dengan di uji chi-square karena jenis
data yang dikumpulkan berupa ordinal, tidak berpasangan dan hanya
dilakukan pada satu kelompok. Uji signifikansi dilakukan dengan
menggunakan tingkat kemaknaan 95% atau nilai α = 0,05 (5%) dengan
ketentuan :
1) Bila nilai p≤ α (0,05) maka Ho ditolak, yaitu secara statistik
diartikan
sebagai adanya hubungan.
2) Bila nila p> α (0,05) maka Ho gagal ditolak, yaitu secara statistik
diartikan sebagai tidak ada hubungan.
atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cedera, stres maupun kematian
subjek penelitian.
Hasil penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu analisis univariat dan
analisis bivariat. Pada analisis univariat dalam penelitian ini melihat presentase
kepatuhan pembatasan cairan dan penambahan nilai IDWG pada pasien gagal ginjal
kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Adapun analisis bivariat pada penelitian ini
untuk melihat hubungan kepatuhan pembatasan cairan dengan penambahan nilai
IDWG pada pasien dengan gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSAU
dr. M. Salamun Kota Bandung.
51
4.1.1 Analisis Univariat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di RSAU dr. M Salamun
Kota Bandung (n=54) Tahun 2021.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penambahan Nilai IDWG pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di RSAU dr. M Salamun
Kota Bandung (n=54) Tahun 2021.
Penambahan Nilai IDWG Frekuensi (n) Persentase (%)
Ringan 16 29,6%
Sedang 18 33,3%
Berat 20 37%
Total 54 100%
52
53
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini akan diuraikan dan membahas perbandingan hasil
penelitian dengan tinjauan Pustaka dan penelitian-penelitian terkait serta menguraikan
pembahasan dari hasil analisis karakteristik usia responden. Menunjukkan bahwa
Sebagian besar usia usia 46-55 tahun sebanyak 20 responden (37%), sedangkan usia
56-65 tahun sebanyak 12 responden (22,2%), usia 26-35 tahun sebanyak 3 responden
(5,6%), dan usia 36-45 tahun sebanyak 11 responden (20,4%), dan usia > 65 tahun
sebanyak 8 responden (14,8%). Hasil analisis menunjukkan bahwa umur responden
terendah 26 tahun dan umur tertinggi 65 tahun.
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa sebagian besar
dari responden pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis adalah
perempuan yaitu sebanyak 30 responden (55,6%) dan laki laki sebanyak 24 responden
55
eksternal, faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan pembatasan cairan antara lain
usia, jenis kelamin, pendidikan, lama menjalani hemodialisis, dukungan keluarga,
dukungan tenaga medis, dan efikasi diri (Sari, et al., 2020).
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa masih banyak yang tidak patuh
terhadap pembatasan cairan pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSAU dr. M
Salamun Kota Bandung. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Beerappa (2019) terhadap 60 responden yang dilakukan di India menyatakan bahwa
tingkat kepatuhan terhadap pembatasan cairan sebagian responden dalam kategori
buruk sebanyak 31 responden (51,6%), sebagian dari responden dalam kategori cukup
patuh sebanyak 28 responden (46,6%) dan responden dalam kategori baik yaitu 1
responden (1,6%).
sesak napas, mual dan muntah, dan dapat mengakibatkan kematian (Smeltzer dan
Bare,
2008).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan masih banyaknya pasien hemodialisis
di RSAU dr. M. salamun Kota Bandung yang mengalami penambahan nilai
interdialytic Weight Gain (IDWG) dalam kategori berat. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2020) yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
dr. Zainal Abidin Banda Aceh dengan jumlah 40 responden didapatkan sebagian besar
sebanyak 29 pasien (72,5%) menunjukkan adanya peningkatan IDWG ≥ 3%, dan
sebagian dari responden sebanyak 11 responden (27,5%) menunjukkan adanya
peningkatan IDWG ≤ 3%.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden tidak
patuh dalam melakukan pembatasan cairan sehingga mengalami penambahan nilai
IDWG yang seharusnya. Menurut Aziza (2017) menyatakan bahwa semakin
tidak patuh pasien hemodialisa dalam melakukan pembatasan cairan maka semakin
tinggi penambahan nilai IDWG tersebut ataupun sebaliknya. Kepatuhan pembatasan
cairan merupakan kepatuhan dalam mengontrol asupan cairan pada pasien
hemodialisa agar tidak menimbulkan cairan yang berlebih. Kepatuhan pasien dalam
mengatur cairan dapat dilakukan dengan melakukan penilaian IDWG. Pembatasan
cairan selama periode interdialitik dapat meningkatkan jumlah cairan didalam
ekstraseluler, kondisi ini terjadi akibat berkurangnya kemampuan ginjal melakukan
pengeluaran cairan dan mengakibatkan terjadinya homeostatis tubuh (Siregar, 2020).
Ketidakpatuhan responden dalam mengontrol asupan cairan dapat mengakibatkan
meningkatnya berat badan dan juga memungkinkan terjadinya berbagai
komplikasi seperti hipertensi, pusing kepala, sesak napas dan juga dapat
mengakibatkan kematian, oleh karena itu pasien HD dianjurkan untuk mengendalikan
intake cairan yaitu cairan dibatasi sebanayak “Insensible Water losses” ditambah
jumlah urin (Brunner & Suddarth,
2008). Sejalan dengan penelitian Menurut Meistatika (2017) ketidakpatuhan dalam
menjalani hemodialisis mengakibatkan peningkatan IDWG yang kemudian berakibat
pada peningkatan hospitalisasi dan mortalitas. Kepatuhan pasien dalam mengontrol
asupan cairan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor
pengetahuan dan motivasi dari dalam diri pasien itu sendiri, sehingga memengaruhi
peningkatan nilai Inter Dialytic Weight Gain (IDWG) dan berakibat kepada derajat
kesehatan pasien hemodialisis (Fazriansyah, 2018).
dialisis kronis (61,7%) dan IDWG terbanyak dalam kategori ringan (46,8%).
Berdasarkan hasil penelitian Fazriansyah (2018) yang telah dilakukan di ruang
hemodialisa RSUD Kotabaru didapatkan bahwa hampir seluruhnya (87,5%)
responden dalam kategori tidak patuh dan mengalami penambahan nilai interdialytic
weight gain IDWG kategori penambahan berat. Hasil uji statistik menggunakan uji
Spearman Rank diperoleh nilai sig (p=0,000) dengan tingkat kepercayaan 95% (α=
0,05) dapat dikatakan p= 0,000 < 0,005 maka Ha diterima, artinya ada hubungan
antara kepatuhan mengontrol intake (asupan) cairan dengan penambahan nilai inter-
dialytic weight gain (IDWG) pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis.
SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya mengenai hubungan kepatuhan pembatasan cairan dengan penambahan
nilai interdialiytic weight gain (IDWG) pada pasien gagal ginjal kronis yang
menjalani terapi hemodialisis di RSAU dr. M. Salamun Kota Bandung yang
dilakukan kepada 54 responden, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut:
a. Kepatuhan pembatasan cairan pada pasien hemodialisis di RSAU dr. M.
Salamun Kota Bandung diperoleh hasil dengan kategori patuh sebanyak
15 responden (27,8%), kategori cukup patuh 18 responden (33,3%) dan
kategori tidak patuh sebanyak 21 responden (38,9%).
b. Penambahan nilai interdialiytic weight gain (IDWG) pada pasien
hemodialisis diperoleh hasil dengan penambahan nilai IDWG dalam
kategori ringan sebanyak 16 responden (29,6%), dalam kategori sedang
sebanyak 18 responden (33,3%), dan dalam kategori berat sebanyak 20
responden (37%).
c. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan pembatasan cairan
dengan penambahan nilai interdialiytic weight gain (IDWG) pada pasien
hemodialisis dengan nilai p = 0,005.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti menyampaikan saran
sebagai berikut:
a. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat khususnya perawat hemodialisa dapat
memberikan Pendidikan Kesehatan mengenai kepatuhan pembatasan
cairan yang rutin, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan bagi pasien.
60
61
Andriati, R & Rohimi, A. Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) Dalam
Mempertahankan Berat Badan Diantara Dua Waktu Dialisis (Inter Dialysis
Weight Gain = IDWG) di Ruang Hemodialisa RS Sari Asih
Serang. Tangerang: STIKes Widya Dharma Husada. 2016.
Black J, Hawks J. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan. Dialih bahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba Emban
Patria; 2014.
Brunner & Suddarths. Textbook of Medical Surgical Nursing 12th ed. Philadelpia :
Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
Centers For Disease Control and Prevention. Advancing American Kidney Health
[online]. 2019 Mar 15. [cited 2020 Nov 21]; Available from: URL:
https://www.cdc.gov/kidneydisease/pdf/2019_National-Chronic-Kidney-
Disease-Fact-Sheet.pdf
Haloho Friska NW. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Interdialytic Weight Gain
(IDWG) Pasien Hemodialisis Dengan Pendekatan Teori Precede-Proceed Di
RSU Haji Surabaya. Phd Thesis. Universitas Airlangga. 2017.
Hidayat A, Aziz A. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data Contoh
Aplikasi Studi Kasus. Jakarta: Salemba Medika; 2014.
Ipema KJR, Kuipers J, Westerhuis R, Gaillard CA, van der Schans CP, Krijnen WP &
Franssen CF, et al. Causes and Consequences of Interdialytic weight
gain. Kidney and Blood Pressure Research 2016; 41(5): 710-720.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar [Online] 2018 Nov
07 [cited 2020 Nov 21]; Available from:
URL:https://labmandat.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD
/2018/LaporanNasional_RKD2018_FINAL.pdf
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar [Online] 2013 Des
01 [cited 2020 Nov 21]; Available from: URL:
https://labmandat.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018
/LaporanNasional_RKD2013_FINAL.pdf
Kim Y, Evangelista LS, Phillips LR, Pavlish C, & Kopple JD. The End-Stage Renal
Disease Adherence Questionnaire (ESRD-AQ): testing the psychometric
properties in patients receiving in-center hemodialysis. Nephrology nursing
journal: journal of the American Nephrology Nurses' Association. 2010;
37(4): 377.
Roshdal CB, Kowalski MT. Buku Ajar Keperawatan Dasar: gangguan pencernaan,
gangguan perkemihan & gangguan reproduksi. 10 th ed. Jakarta: EGC;2017.
Sepdianto TC, Suprajitno S, Erna U. Penambahan Berat Badan antara Dua Waktu
Hemodialisa pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa
di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Journal of Ners and Midwifery 2017;
4(1).
Smeltzer SC, Bare, editors. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner and
Suddarth (Monica Ester, editor edisi Bahasa Indonesia) 8th ed. Jakarta: EGC;
2008.
Wibowo HP, Siregar WD. Hubungan Inter Dialitic Weight Gains (IDWG) Dengan
Terjadinya Komplikasi Durante Hemodialisis Pada Pasien Ginjal
Kronik. Jurnal Keperawatan Priority 2020; 3(1): 13-22.
World Health Organization. The Top 10 Causes of the Death. [online]. 2019 Dec 09
[cited 13 Jan 2021]; Available from: URL: https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death
7. Konsultasi BAB I,
Jumat, II, dan III
Acc Sidang
25 Juni proposal
2021
8.
Senin,
26 Juli Sidang Proposal
2021
8. - Revisi BAB 1, II, Lanjut untuk
dan III penelitian
Senin,
04 Agustus - Mengganti
2021 kuesioner
ESRD-AQ
7.
Senin,
Sidang Proposal
26 Juli 2021
Kode Responden
(diisi oleh peneliti)
A. DATA UMUM
1. Umur : .......... Tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Pendidikan : SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
NPM : 1117118
Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah mengisi kuesioner yang akan
dilakukan oleh Bapak/Ibu/Saudara dan menimbang berat badan sebelum
melakukan terapi hemodialisis, yang berisi pertanyaan mengenai biodata dan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kepatuhan dalam pembatasan
asupan cairan. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 15 menit.
Peneliti
Lampiran 4
Nama :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini saya menyatakan bersedia
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “hubungan
kepatuhan pembatasan cairan dengan penambahan nilai interdialytic weight gain
(IDWG) pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis di RSAU
dr. M. Salamun Bandung
Peneliti Responden
ISNAINI MADANIYAH
1117118
KISI-KISI KUESIONER PENELITIAN
Nomor
Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
Pertanyaan
Kepatuhan Jumlah asupan 1,2,3,4,5,12 1,2,5 3,4,12 6
Pembatasan cairan yang
Cairan sesuai
Mengontrol 6 6 - 1
keseimbangan
cairan
Mengikuti anjuran 8,9,10,13 9,10 8,13 4
untuk menghindari
makan makanan
berkuah, makanan
instan, makanan
yang mengandung
pengawet,
makanan yang
dapat
meningkatkan
kadar natrium, dan
buah-buahan yang
mengandung tinggi
air.
3,20
56,40 x 100% = 5,6%
Maka nilai penambahan berat badan antara dua waktu dialisis : 5,6
LEMBAR PENGUKURAN BERAT BADAN
A. Uji Validitas
P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 P.10 P.11 P.12 P.13 P.14 P.15 P.16 P.17 P.18 P.19 P.20 TOTAL
P.1 Pearson
1 .126 -.107 .207 .197 .248 .431* .331 .068 .311 .286 .209 .393 .352 -.063 .493* .036 .285 .031 .353 .515*
Correlation
Sig. (2-
.558 .620 .332 .355 .243 .035 .114 .751 .139 .175 .327 .058 .092 .770 .014 .869 .177 .886 .091 .010
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.2 Pearson - - -
.126 1 .516** .388 .410* .639** .298 .269 -.099 .361 .027 .517** .022 .501* .062 .501* -.122 .544**
Correlation .117 .485 * .062
Sig. (2-
.558 .010 .061 .047 .001 .585 .158 .016 .203 .645 .083 .900 .010 .920 .013 .775 .775 .013 .570 .006
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.3 Pearson - -
.516** 1 -.069 .154 .370 .000 -.281 .548** .000 .490* .184 .000 .442* .108 .125 .292 .253 .177 .425*
Correlation .107 .181
Sig. (2-
.620 .010 .748 .472 .075 .398 1.000 .184 .006 1.000 .015 .389 1.000 .030 .614 .560 .166 .233 .407 .038
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.4 Pearson - -
.207 .388 -.069 1 .642** .425* .341 .344 -.101 -.023 .272 .332 .572** .266 .261 .185 .200 .033 .519**
Correlation .623** .116
Sig. (2-
.332 .061 .748 .001 .038 .103 .099 .001 .638 .914 .199 .113 .003 .209 .219 .590 .386 .348 .879 .009
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.5 Pearson - -
.197 .410* .154 .642** 1 .391 .301 .575** -.169 .155 .227 .426* .477* .410* .435* .271 .502* .164 .669**
Correlation .557** .039
Sig. (2-
.355 .047 .472 .001 .059 .153 .003 .005 .430 .468 .287 .038 .018 .047 .034 .858 .201 .012 .443 .000
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.6 Pearson
.248 .639** .370 .425* .391 1 .073 .451* -.301 .444* -.115 .440* .185 .382 -.062 .294 .022 .296 .340 .069 .632**
Correlation
Sig. (2-
.243 .001 .075 .038 .059 .736 .027 .153 .030 .592 .031 .387 .066 .772 .163 .919 .161 .104 .750 .001
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.7 Pearson
.431* -.117 -.181 .341 .301 .073 1 .163 -.194 .092 .152 .301 .233 .276 .170 .191 .003 .359 .128 .235 .412*
Correlation
Sig. (2-
.035 .585 .398 .103 .153 .736 .448 .363 .668 .479 .153 .274 .192 .426 .372 .989 .085 .551 .269 .045
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.8 Pearson -
.331 .298 .000 .344 .575** .451* .163 1 -.156 -.085 .326 .266 .329 .400 .160 .443* .123 .578** .340 .632**
Correlation .123
Sig. (2-
.114 .158 1.000 .099 .003 .027 .448 .468 .693 .120 .209 .117 .053 .455 .030 .567 .567 .003 .104 .001
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.9 Pearson - - - - -
.068 -.281 -.301 -.156 1 -.044 .209 -.255 -.140 -.240 -.166 -.293 .224 -.223 -.052 -.316
Correlation .485 *
.623 **
.557 ** .194 .144
Sig. (2-
.751 .016 .184 .001 .005 .153 .363 .468 .839 .328 .228 .513 .259 .440 .165 .292 .502 .295 .809 .133
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.10 Pearson
.311 .269 .548** -.101 -.169 .444* .092 -.085 -.044 1 .153 .447* .235 .038 .108 .224 .137 .472* .119 .151 .432*
Correlation
Sig. (2-
.139 .203 .006 .638 .430 .030 .668 .693 .839 .475 .028 .268 .861 .617 .292 .523 .020 .581 .481 .035
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.11 Pearson -
.286 -.099 .000 -.023 .155 -.115 .152 .326 .209 .153 1 .123 .479* -.121 .421* .212 .091 .139 .169 .344
Correlation .091
Sig. (2-
.175 .645 1.000 .914 .468 .592 .479 .120 .328 .475 .566 .018 .573 .041 .319 .672 .672 .516 .431 .100
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.12 Pearson
.209 .361 .490* .272 .227 .440* .301 .266 -.255 .447* .123 1 .225 .152 .289 .549** .470* .184 .549** .261 .704**
Correlation
Sig. (2-
.327 .083 .015 .199 .287 .031 .153 .209 .228 .028 .566 .289 .480 .171 .005 .020 .389 .005 .219 .000
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.13 Pearson -
.393 .027 .184 .332 .426* .185 .233 .329 -.140 .235 .479* .225 1 .019 .516** .086 .269 .166 .729** .562**
Correlation .085
Sig. (2-
.058 .900 .389 .113 .038 .387 .274 .117 .513 .268 .018 .289 .930 .010 .688 .695 .204 .437 .000 .004
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.14 Pearson -
.352 .517** .000 .572** .477* .382 .276 .400 -.240 .038 -.121 .152 .019 1 .061 .440* .112 .350 -.085 .518**
Correlation .009
Sig. (2-
.092 .010 1.000 .003 .018 .066 .192 .053 .259 .861 .573 .480 .930 .778 .032 .968 .603 .093 .692 .010
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.15 Pearson -
.022 .442* .266 .410* -.062 .170 .160 -.166 .108 .421* .289 .516** .061 1 .021 .098 .345 .213 .244 .469*
Correlation .063
Sig. (2-
.770 .920 .030 .209 .047 .772 .426 .455 .440 .617 .041 .171 .010 .778 .921 .647 .099 .317 .250 .021
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.16 Pearson -
.493* .501* .108 .261 .435* .294 .191 .443* -.293 .224 .212 .549** .086 .440* .021 1 .287 .624** .073 .635**
Correlation .069
Sig. (2-
.014 .013 .614 .219 .034 .163 .372 .030 .165 .292 .319 .005 .688 .032 .921 .175 .747 .001 .736 .001
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.17 Pearson -
.036 .062 .125 -.116 -.039 .022 .003 .123 .224 .137 -.091 .470* -.085 -.009 .098 .287 1 .504* -.035 .273
Correlation .164
Sig. (2-
.869 .775 .560 .590 .858 .919 .989 .567 .292 .523 .672 .020 .695 .968 .647 .175 .444 .012 .873 .196
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.18 Pearson -
.285 -.062 .292 .185 .271 .296 .359 -.123 -.144 .472* .091 .184 .269 .112 .345 -.069 1 -.214 .035 .349
Correlation .164
Sig. (2-
.177 .775 .166 .386 .201 .161 .085 .567 .502 .020 .672 .389 .204 .603 .099 .747 .444 .315 .873 .095
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.19 Pearson -
.031 .501* .253 .200 .502* .340 .128 .578** -.223 .119 .139 .549** .166 .350 .213 .624** .504* 1 .175 .657**
Correlation .214
Sig. (2-
.886 .013 .233 .348 .012 .104 .551 .003 .295 .581 .516 .005 .437 .093 .317 .001 .012 .315 .413 .000
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
P.20 Pearson -
.353 -.122 .177 .033 .164 .069 .235 .340 -.052 .151 .169 .261 .729** -.085 .244 .073 .035 .175 1 .369
Correlation .035
Sig. (2-
.091 .570 .407 .879 .443 .750 .269 .104 .809 .481 .431 .219 .000 .692 .250 .736 .873 .873 .413 .076
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
TOTAL Pearson
.515* .544** .425* .519** .669** .632** .412* .632** -.316 .432* .344 .704** .562** .518** .469* .635** .273 .349 .657** .369 1
Correlation
Sig. (2-
.010 .006 .038 .009 .000 .001 .045 .001 .133 .035 .100 .000 .004 .010 .021 .001 .196 .095 .000 .076
tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
B. Uji Reabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.812 20
Hasil uji reabilitas pada kuesioner kepatuhan pembatasan cairan didapatkan nilai Cronbach’s Alpha 0,812.
Lampiran 5
Jenis
No Usia Pendidikan Lama HD Kepatuhan Pembatasan Cairan Interdialytic Weight Gain (IDWG)
kelamin
BB BB
Dalam
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 Jumlah Kategori pre post Selisih Kategori
%
1 64 Laki-laki SD < 1 tahun HD HD
2 62 Perempuan SD 2-3 tahun 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 29 tidak patuh 63 60 3 5% Sedang
3 60 Laki-laki SMA 2-3 tahun 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 44 patuh 53 50 3 6% Sedang
4 39 Laki-laki SMA > 3 tahun 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 29 tidak patuh 66 61 5 8% Sedang
Perguruan
5 56 Laki-laki Tinggi 2-3 tahun 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 42 patuh 55 53 2 4% Sedang
6 49 Perempuan SD 2-3 tahun 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 47 patuh 90 86 4 5% Sedang
cukup
7 45 Perempuan SMP < 1 tahun 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 38 patuh 50 49 1 2% Ringan
8 30 Laki-laki SMP 2-3 tahun 4 4 3 3 2 2 4 4 4 3 4 3 3 43 patuh 49 46 3 7% Berat
9 53 Laki-laki SMA 2-3 tahun 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 28 tidak patuh 55 51 4 8% Berat
10 53 Laki-laki SMA 2-3 tahun 4 2 4 3 1 4 3 4 4 3 4 4 4 44 patuh 61 59 2 3% Ringan
11 85 Laki-laki SMA 2-3 tahun 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 43 patuh 62 58 4 7% Berat
12 28 Perempuan SMA 2-3 tahun 2 3 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 1 28 tidak patuh 57 53 4 8% Berat
cukup
13 35 Laki-laki SD < 1 tahun 4 2 4 3 2 3 4 4 2 4 4 2 2 40 patuh 51 49 2 4% Sedang
Perguruan
14 47 Laki-laki Tinggi 2-3 tahun 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 29 tidak patuh 93 86 7 8% Berat
15 52 Perempuan SMA > 3 tahun 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 28 tidak patuh 72 66 6 9% Berat
16 48 Perempuan SD < 1 tahun 3 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 2 3 42 patuh 69 63 6 10% Berat
cukup
17 51 Perempuan SMA < 1 tahun 2 3 3 3 1 4 4 4 2 2 4 4 4 40 patuh 57 53 4 8% Berat
18 37 Perempuan SD < 1 tahun 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 42 patuh 58 56 2 4% Sedang
cukup
19 40 Laki-laki SMA > 3 tahun 4 3 3 4 2 2 3 4 1 2 4 4 4 40 patuh 51 47 4 9% Berat
20 73 Perempuan SMP > 3 tahun 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 29 tidak patuh 52 48 4 8% Berat
cukup
21 62 Perempuan SD < 1 tahun 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 31 patuh 59 55 4 7% Berat
22 39 Perempuan SD 2-3 tahun 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 29 tidak patuh 63 59 4 7% Sedang
23 41 Laki-laki SMA < 1 tahun 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 47 patuh 42 40 2 5% Sedang
Perguruan cukup
24 55 Perempuan Tinggi < 1 tahun 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 39 patuh 77 75 2 3% Ringan
25 44 Perempuan SD < 1 tahun 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 48 patuh 51 50 1 2% Ringan
26 45 Perempuan SMP 2-3 tahun 4 3 2 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 42 patuh 55 53 2 4% Sedang
cukup
27 56 Laki-laki SMP 2-3 tahun 2 3 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 39 patuh 47 46 1 2% Ringan
28 63 Perempuan SD > 3 tahun 1 1 4 3 1 2 3 3 3 2 1 2 2 28 tidak patuh 73 70 3 4% Sedang
cukup
29 66 Perempuan SD > 3 tahun 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 38 patuh 58 57 1 2% Ringan
cukup
30 57 Perempuan SD > 3 tahun 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 2 3 32 patuh 42 41 1 2% Ringan
cukup
31 68 Laki-laki SD < 1 tahun 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 30 patuh 55 52 3 6% Sedang
32 80 Laki-laki SD < 1 tahun 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 46 patuh 59 54 5 9% Berat
cukup
33 40 Perempuan SD 2-3 tahun 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 39 patuh 53 52 1 2% Ringan
cukup
34 52 Perempuan SMA < 1 tahun 4 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 3 39 patuh 53 49 4 8% Berat
cukup
35 57 Laki-laki SMP 2-3 tahun 4 4 3 4 2 2 4 4 1 2 2 4 3 39 patuh 49 48 1 2% Ringan
36 60 Perempuan SD < 1 tahun 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 28 tidak patuh 60 57 3 5% Sedang
37 43 Perempuan SD > 3 tahun 3 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 29 tidak patuh 51 47 4 9% Berat
Perguruan
38 54 Perempuan Tinggi < 1 tahun 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 47 patuh 54 51 3 6% Sedang
39 50 Perempuan SMA > 3 tahun 2 1 3 2 1 2 3 3 1 2 4 2 3 29 tidak patuh 52 48 4 8% Berat
40 51 Perempuan SD < 1 tahun 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 29 tidak patuh 43 42 1 2% Ringan
41 76 Perempuan SD > 3 tahun 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 42 patuh 55 51 4 8% Berat
42 47 Perempuan SD < 1 tahun 2 2 4 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 29 tidak patuh 72 70 2 3% Ringan
43 60 Laki-laki SD < 1 tahun 2 1 3 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 29 tidak patuh 51 49 2 4% Sedang
cukup
4 51 Perempuan SD < 1 tahun 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 32 patuh 69 67 2 3% Ringan
45 38 Laki-laki SMP 2-3 tahun 3 3 3 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 29 tidak patuh 43 42 1 2% Ringan
46 48 Laki-laki SD 2-3 tahun 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 42 patuh 55 51 4 8% Berat
Perguruan
47 46 Laki-laki Tinggi < 1 tahun 2 3 3 3 1 2 3 2 1 2 2 3 2 29 tidak patuh 51 47 4 9% Berat
cukup
48 50 Perempuan SD < 1 tahun 2 2 4 3 1 4 4 4 2 2 4 3 3 38 patuh 60 59 1 2% Ringan
Perguruan cukup
49 52 Laki-laki Tinggi > 3 tahun 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 35 patuh 63 60 3 5% Sedang
cukup
50 47 Laki-laki SMA > 3 tahun 2 2 4 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 39 patuh 56 55 1 2% Ringan
51 45 Perempuan SD > 3 tahun 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 29 tidak patuh 61 58 3 5% Sedang
cukup
52 66 Laki-laki SD > 3 tahun 3 3 3 4 2 3 4 2 2 3 4 3 3 39 patuh 50 49 1 2% Ringan
53 49 Perempuan SD > 3 tahun 1 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 29 tidak patuh 55 51 4 8% Berat
Perguruan
54 69 Laki-laki Tinggi < 1 tahun 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 29 tidak patuh 45 42 3 7% Berat
Lampiran 6
PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 36-35 Tahun 3 5.6 5.6 5.6
36-45 Tahun 11 20.4 20.4 25.9
46-55 Tahun 20 37.0 37.0 63.0
56-65 Tahun 12 22.2 22.2 85.2
> 65 tahun 8 14.8 14.8 100.0
Total 54 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 24 44.4 44.4 44.4
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 27 50.0 50.0 50.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <1 tahun 22 40.7 40.7 40.7
2-3 tahun 17 31.5 31.5 72.2
>3 tahun 15 27.8 27.8 100.0
Total 54 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 14.791 a 4 .005
Likelihood Ratio 14.202 4 .007
Linear-by-Linear Association .872 1 .350
N of Valid Cases 54
Riwayat Pendidikan :
1. SDN CIPETIR 1 Tahun 2005 s.d. 2011
2. SMPN 1 CIRANJANG Tahun 2011 s.d. 2014
3. SMK KESEHATAN CIANJUR Tahun 2014 s.d. 2017