01 Bab I

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI

HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM


SOREANG, BANDUNG Halaman I - 1

SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM


PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
1
PASAL 1: PERATURAN TEKNIS UMUM
Peraturan pekerjaan ini berpedoman terhadap peraturan dan ketentuan seperti
tercantum di bawah ini, termasuk semua perubahan-perubahannya hingga saat ini
seperti :
(1) Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan Pemerintah Republik
Indonesia.
(2) Standar Industri Indonesia (SII).
(3) Peraturan-peraturan Umum (Algemene Voorarden) disingkat A.V 41.
(4) Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1971.
(5) Peraturan konstruksi kayu Indonesia disingkat PKKI-NI 5/1961.
(6) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja disingkat PPBBI.
(7) Peraturan tentang Instalasi Listrik PUIL-1989 dan ketetapan PLN.
(8) Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979 dan Perusahaan Air Minum.
(9) Peraturan Kebakaran materi Pekerjaan umum No. 02/”KMK”TS/1985.
(10) Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja tentang
penggunaan tenaga keselamatan dan kesehatan kerja.
(11) Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disebut DTPI
1969.
(12) Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung
Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum.
(13) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983.
(14) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983 beserta
pedomannya.
(15) American Society For Testing Materials (ASTM).
(16) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disIngkat PUBI-1982.
(17) Peraturan Cat Indonesia-N4.
(18) Peraturan Semen Portland (NI-8)
(19) Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung SK.SNI T-15-
1991-03.
(20) Tata cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SK.SNI T-15-1991-03.

PASAL 2 : URAIAN PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN


2.1 Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor wajib mempelajari terlebih dahulu dengan
seksama gambar kerja, Rencana kerja dan Syarat-syarat beserta Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan pengawas
setiap ada pembedaan ukuran dari gambar-gambar, termasuk antara gambar dan
RKS untuk mendapat persetujuan; bila tidak, maka akibat dari kelalaian tersebut,
dalam hal ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Kontraktor.
2.2 Penyerahan Lapangan/Area/Tempat Pekerjaan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 2

Lapangan/Area/Tempat pekerjaan segera sesudah dikeluarkan Surat Perintah Kerja


(SPK), dalam keadaan seperti waktu pemberian penjelasan pekerjaan. Kontraktor
dianggap sudah memahami benar-benar mengenai :
a. Letak bangunan yang akan dibangun.
b. Batas-batas persil / kaveling maupun keadaannya pada waktu itu.
c. Keadaan bangunan lama.
d. Segala yang ada di lokasi pekerjaan.
2.3 Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaannya, hingga selesai dengan lengkap
yaitu membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun
menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat kerja dan pengangkutan, membayar
upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
2.4 Kontraktor wajib menyerahkan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan Dokumen Kontrak
(gambar-gambar, RKS, kontrak, Berita Acara) di tempat pekerjaan untuk dapat
digunakan setiap saat oleh direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas.
2.5 Atas perintah direksi pekerjaan (pemberi Tugas)/Konsultan Pengawas kepada
kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian
bagian-bagian khusus, dengan semua biaya atas beban kontraktor.
2.6 Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang dilakukan,
kontraktor berhubungan dengan Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk ikut menyaksikan sejarah tidak
ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan / persetujuannya.
2.7 Setiap usul perubahan dari kontraktor ataupun persetujuan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan (pemberi tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas
dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
2.8 Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini harus
benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu ukuran dan lain-lain yang disesuaikan
dengan standard/peraturan-peraturan yang disesuaikan dalam RKS ini. Semua bahan-
bahan tersebut di atas harus mendapatkan pengesahan / persetujuan dari Konsultan
Perencanaan dan Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebelum akan dimulaii pelaksanaannya.
2.9 Pengawasan terus-menerus terhadap pelalaksanaan pekerjaan
penyelesaian/perapihan, harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak pelaksana
yang benar-benar ahli.
2.10 Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan
2.11 Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan (di gudang) harus memenuhi syarat
teknis, dan dapat dipertanggungjawab-kan.

PASAL 3 : JADWAL
Paling lambat 1 (satu) minggu setelah ditelitinya Surat Penunjukan, Kontraktor
diharuskan mengajukan :
3.1 Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan
secara Diagram (Network Planning) dan diagram balok (Barchart)
3.2 Jadwal Pengadaan tenaga kerja
3.3 Jadwal Pengadaan bahan dan Peralatan Kerja.
3.4 Diagram arus tunai (cash-flow)
Bahan-bahan yang disebutkan di atas (3.1 sampai 3.4) harus mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas sebagai dasar/patokan
kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan wajib mengikutinya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 3

PASAL 4 : PENENTUAN PEIL DAN UKURAN


4.1 Kontraktor wajib memperhitungkan kepada Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) /
Konsultan Pengawas bagian pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu
ketentuan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
4.2 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam
tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan /
Konsultan Pengawas, setiap terdapat selisih/perbedaan – perbedaan ukuran, untuk
diberikan keputusan pembetulannya.
4.3 Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil
dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
4.4 Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya, maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan.
Kelalaian kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir dan Direksi Pekerjaan (Pemberi
Tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemebri Tugas berhak untuk
membongkar pekerjaan atas biaya Kontraktor.
4.5 Alat ukur yang dipakai minimal adalah waterpas dan theodolit yang sudah dikalibrasi
untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.
4.6 Peil Dasar
- Lantai dasar bangunan adalah 0.00 m
- Tanah asli bangunan adalah peil -0,30
- As jalan adalah peil -1,24
4.7 Semua peil yang tertera dalam gambar adalah peil permukaan struktur lantai beton.
Peil Finishing permukaaan akan ditentukan / disesuaikan di lapangan / tergantung dari
macam-macam material finishing lantai.

PASAL 5 : PEMAKAIAN UKURAN


5.1 Kontraktor bertanggung jawab dalam mentaati semua ketentuan yang tercantum da-
lam Rencana kerja & syarat dan gambar-gambar serta tambahan dan perubahannya.
5.2 Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagain-bagiannya dan memberitahukan Direksi pekerjaan (Pemberi Tugas) /
Konsultan Pengawas tentang setiap perbedaan yang ditemukannya di dalam RKS dan
gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya
setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas.
5.3 Pengembalian ukuran-ukuran yang keliru pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi
tanggung jawab kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya diwajibkan mengadakan
pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.

PASAL 6 : PERSYARATAN SKEMA ORGANISASI PROYEK


6.1 Bersamaan waktunya dengan penyerahan rencana kerja kontraktor wajib pula
menyerahkan suatu bentuk Skema Organisasi yang akan digunakan dalam
pelaksanaan proyek ini, untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas.
6.2 Sebagai lampiran Skema Organisasi tersebut kontraktor harus menyerahkan suatu
daftar nama-nama petugas yang akan ditugaskan di proyek ini lengkap dengan
jabatan dan daftar riwayat hidup/penaglaman kerjanya.

PASAL 7 : PENYERAHAN WEWENANG KEPADA KUASA KONTRAKTOR


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 4

7.1 Kontraktor wajib menempatkan seorang petugas yang akan bertindak sebagai wakil
atau kuasanya untuk mengatur dan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan
(untuk selanjutnya disebut Pelaksana)
7.2 Pemberi kuasa ini sama sekali tidak berarti mengurangi tanggung jawab kontraktor
terhadap pelaksanaan pekerjaan baik sebagian ataupun keseluruhan.

PASAL 8 : TENAGA AHLI


8.1 Kontraktor harus menyatakan tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh pabrik pembuat
bahan, memeriksa dan menyetel pemasangan bahan, peralatan hingga bahan
peralatan tersebut bisa berfungsi dengan sempurna.
8.2 Kontraktor harus menugaskan minimal seorang tenaga ahli yang harus selalu berada
di proyek .
PASAL 9 : PEMBERHENTIAN PELAKSANA / PETUGAS
9.1 Bila dikemudian hari ternyata Pelaksana dan Petugas yang ditunjuk oleh Direksi
Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas dianggap kurang atau tidak mampu
menunjukkan kecakapannya maka Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas berhak memerintahkan kontraktor untuk mengganti pelaksana / petugas
tersebut.
9.2 Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah Surat Perintah Direksi
Pekerjaan tersebut keluar. Kontraktor harus sudah menunjuk seseorang Pelaksana /
Pengawas baru yang memenuhi persyaratan yang diminta.

PASAL 10 : PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR


10.1 Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan
oleh kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan
tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban
Pelaksana.
10.2 Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan dari
sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor harus memasang
pipa-pipa sementara dan lain-lain pekerjaan untuk mengalirkan air dan mencabutnya
kembali pada waktu pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan pemasangan air
sementara adalah beban kontraktor.
10.3 Kontraktor tidak diperkenankan menyambung dan menghisap air dari saluran induk
dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan /
Konsultan Pengawas.

PASAL 11 : IKLAN
Pelaksana tidak dijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan atau di
tanah yang berdekatan tanpa izin dari Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas.

PASAL 12 : JALAN MASUK DAN JALAN KELUAR


12.1 Pemakaian jalan masuk ke tempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak kontraktor
dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.
12.2 Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian
dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkannya dan menjadi beban
kontraktor.
12.3 Perizinan tentang jalan keluar-masuk proyek menjadi tanggung jawab kontraktor
termasuk biaya yang timbul.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 5

PASAL 13 : PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib menyerahkan papan nama proyek sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam peraturan Pemerintah Daerah setempat

PASAL 14 : PENYEDIAAN TEMPAT/RUANG KERJA KANTOR DIREKSI PENGAWAS


14.1 Kontraktor wajib membangun sebuah bangunan yang akan digunakan untuk kantor
petugas-petugas Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas hingga
cukup memenuhi syarat sebagai suatu ruang kerja dan mengadakan rapat-rapat
lapangan (site meeting)
14.2 Kantor Direksi Lapangan
a. Kantor Direksi cukup representatif untuk bekerja dan aman untuk menyimpan
dokumen-dokumen proyek selama pelaksanaan proyek.
Luas Kantor Direksi adalah 60 m² yang terdiri dari :
 Ruang administrasi dan R. Rapat = 50 m²
 Ruang KM/WC = 6 m²
 Pos Keamanan = 4 m²
Jumlah = 60 m²
Kelengkapan kantor Direksi adalah :
- 1 buah meja rapat ukuran 120 x 240 cm dengan 8 buah kursi.
- 2 buah meja tulis ukuran 80 x 120 cm dengan 4 buah kursi meja.
- 1 buah file cabinet ukuran 120 x 60 cm
- 1 buah rak untuk contoh bahan material ukuran ukuran 100x200 cm
- 1 buah white board 60 x200x200 cm
- 1 buah komputer lengkap dengan printer .
b. Di dalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan ruang WC dengan bak air
bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
c. Posisi dan denah gambar kantor Direksi Lapangan disesuaikan dengan rencana
pelaksanaan proyek.
d. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek:
- 1 (satu) alat ukur theodolit tipe T1 dan T2.
- 1 (satu) alat ukur Schuitmaat (jangka sorong)
- 1 (satu) komputer untuk administarsi
- 1 (satu) kamera biasa lengkap dengan blitznya.
- 2 (dua) pasang sepatu proyek dan helm proyek.
14.3 Kantor Pemborong dan Los Kerja
a. Pemborong harus menyediakan 3 (tiga) buah penyemprot api (extinghuiser) 20
kgs/cm² 1 (satu) di Pemborong, 1 (satu) diletakkan di kantor di daerah yang
startegis di los kerja.
b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan
kotak sampai di pagar dengan dinding papan sehingga masing-masing bahan
tidak tercampur dengan lainnya.
Pemborong tidak diperkenankan :
- Menyimpan alat-alat, bahan bangunan di luar pagar proyek, walaupun untuk
sementara.
- Menyimpan bahan-bahan yang ditolak Direksi Lapangan.

PASAL 15 : PEKERJAAN JARING PENYELAMAT


15.1 Bila pelaksanaan pembangunan sudah dimulai pada pelaksanaan lantai satu dan
seterusnya, Kontraktor harus menyiapkan jaring penyelamat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 6

15.2 Jaringan penyelamat ini harus dari bahan kuat sehingga dapat menahan benda-benda
atau apapun yang terjatuh khususnya untuk melindungi benda yang terjatuh.
15.3 Sebelum melaksanakan pekerjaan pokok kontraktor harus menbuat pagar keliling
proyek dari seng gelombang setinggi 2,00 m (diberi variasi).

PASAL 16 : KECELAKAAAN DAN KESEHATAN


16.1 Kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban kontraktor.
16.2 Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak PPPK terisi menurut kebutuhan lengkap
dengan seorang petugas terlatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
16.3 Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
pembiayaannya menjadi beban kontraktor.
16.4 Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala
jenis api), pasir dengan bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya.
16.5 Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
16.6 Sejauh disebutkan dalam RKS ini, maka kontraktor harus mengikuti semua ketentuan
umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah CQ Undang-
undang kesehatan kerja dan lain sebagainya teermasuk semua perubahan-
perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

PASAL 17 : PENGAMANAN
17.1 Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya ialah
mengenai :
a. Kerusuhan-kerusuhan yang timbul akibat kelalaian /kecerobohan yang disengaja
ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru/salah
c. Keahlian-keahlian bagian alat-alat / bahan-bahan yang ada di daerahnya.
17.2 Terhadap semua kejadian sebagaimana di atas Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusuk dan diselesaikan persoalan
sementara lebih lanjut.
17.3 Untuk memecah kejadian-kejadian tersebut di atas kontraktor harus mengadakan
pengamanan sementara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara
dan sebagainya.
17.4 Setiap pekerjaan harus memakai alat-alat yang dianggap perlu.
17.5 Kontraktor harus menyediakan jaringan-jaringan pengaman dalam pelaksanaannya,
agar supaya keselamatan lingkungan dan pekerjaan dapat terjamin dengan baik.

PASAL 18 : PENGAWASAN
18.1 Setiap saat Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan kontraktor harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan .
18.2 Bagian-bagain pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan Direksi
Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas Proyek yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas menjadi tanggung jawab kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus
segera dibuka sebagian atau seluruhnya.
18.3 Jika kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja normal sehingga
diperk\lukan pengawasan oleh Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, maka segala biaya untuk itu menjadi
beban kontraktor. Permohonan oleh Kontraktor untuk mengadakan pemeriksa tersebut
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 7

harus dengan surat disampaikan kepada Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) /


Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Biaya pengawasan tambahan
disesuaikan dengan billing rate yang berlaku dari BAPPENAS.
18.4 Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugas-petugas
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum / dimasukkan di dalam
gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan daripadanya
haruslah seizin pemilik proyek.

PASAL 19 : PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG


19.1 Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang,
maka hal ini menunjukkan standard minimal mutu/ kualitas bahan dan barang yang
digunakan.
19.2 Setiap barang dan bahan yang digunakan harus disampaikan kepada Direksi
Pekerjaan (Pemberi tugas) / Konsultan Pengawas oleh kontraktor untuk mendapat-kan
persetujuan pemilik proyek dan Konsultan Perencana. Waktu penyempurnaannya
dilaksanakan jauh sebelum pekerjaan dimulai.
19.3 Setiap usulan yang tidak sesuai petunjuk RKS,serta gambar-gambar dan Risalah
Penjelasan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Konsultan Perencana dan
Pemberi Tugas / Pemilik Proyek.
19.4 Contoh-contoh dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diajukan dan
diadakan oleh Pelaksana / Kontraktor atas biaya Pelaksanaan dan telah disetujui oleh
Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana. Contoh bahan dan barang tersebut yang
sudah disetujui akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
19.5 Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) /
Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang
yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.
19.6 Dalam pengajuan harga penawaran, kontraktor harus sudah memasukkan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah
tersebut, kontraktor tetap bertanggungjawab pula atas biaya pengujian bahan dan
barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Pemilik Proyek atau Direksi
Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas.

PASAL 20 : RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT DAN GAMBAR KERJA


20.1 Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisah pada RKS ini.
20.2 Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS, Kontraktor
diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis kepada pengawas proyek yang ditunjuk
oleh pemilik proyek dan kontraktor diwajibkan pula mentaati dan mengikuti keputusan
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas.
20.3 Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhir yang berlaku,
dan ukuran dengan angka adalah yang harus ditaati daripada ukuran skala dari
gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari pekerjaan yang
sudah selesai.
20.4 Jika terdapat kekurangan pekerjaan-pekerjaan dalam gamabr atau diperlukan gambar
tambahan/ gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar atau untuk
memungkinkan kontraktor melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan, maka kontraktor harus dapat membuat gambar tersebut dan dibuat
3 (tiga) rangkap atas biaya kontraktor.
20.5 Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS atau
dokumen kontrak lainnya, yang berlainan dan atau penjelasan-penjelasannya
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 8

bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap
yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau hal yang menyangkut
kelainan harus diinformasikan kepada Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan keputusannya.
20.6 RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), Gambar serta Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu yang
termuat di dalamnya bersifat mengikat.

PASAL 21 : PEMBUATAN GAMBAR PELAKSANAAN / GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)


21. 1 Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan guna pelaksanaan di lapangan yang
harus dibuat berdasarkan gambar-gambar kerja dan disampaikan kepada Direksi
Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas utnuk mendapat persetujuan.
21.2 Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan tersebut
disetujui Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas.
21.3 Direksi Pekerjaan (Pemberi tugas) / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Petugas
mempunyai waktu yang cukup untuk mengikuti gambar pelaksana yang disesuaikan
oleh Kontraktor.
21.4 Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti menghilangkan tanggung
jawab pihak kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Tambahan atas proses ini tidak berarti kontraktor mendapat perpanjangan waktu
kontrak.
21.5 Gambar tersebut di atas harus dalam rangkap 3(tiga) berikut kakinya dan atau semua
biaya pembuatannya ditanggung oleh pelaksana.

PASAL 22 : PENYEDIAAN PERALATAN KERJA


22.1 Kontraktor wajib menyediakan segala peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaannya dengan baik dan sempurna termasuk membongkar / merapikan /
membawa keluar segala peralatan tersebut setelah tidak diperlukan lagi.
22.2 Peralatan-peralatan tersebut harus sudah diperhitungkan bentuk, ukuran, kapasitas
dan sebagainya untuk bisa melayani kebutuhan pelaksanaan pekerjaan ini
22.3 Peralatan-peralatan tersebut harus adalm keadaan baik dan selalu siap untuk
digunakan. Peralatan yang tidak bias berfungsi dengan baik harus segera diperbaiki
atau kalau tidak harus segera diganti yang masih berfungsi dengan baik.
22.4 Peralatan yang harus disediakan minimal terdiri dari :
- Vibro Compactor kapasitas 4 ton
- Theodolite dan waterpass
- Stamper
- Mesin pengaduk beton
- Peralatan pokok lannya yang diperlukan
- Peralatan shotcrete
- Cetakan Silinder Beton Standar
Kontraktor wajib menyediakan operator yang mampu melayani peralatan tersebut di
atas.
22.5 Segala biaya yang diperlukan untuk menyediakan peralatan dan operatornya menjadi
tanggungan kontraktor, termasuk biaya perawatan, perbaikan & pembakaran kembali
peralatan tersebut.

PASAL 23 : PENYEDIAAN BAHAN


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 9

23.1 Kontraktor wajib menyediakan bahan bangunan yang diperlukan sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan dalam AV dan PUBB. Untuk beton bertulang syarat-
syarat dalam PBI-1971.
23.2 Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas berwenang meminta
keterangan mengenai asal-usul bahan dan kontraktor wajib menjelaskannya.
23.3 Bahan-bahan yang akan digunakan, sebelumnya harus dimintai persetujuan terlebih
dahulu kepada Konsultan Perencana dan Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) /
Konsultan Pengawas, untuk itu kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan
yang diusulkan disertai brosur-brosur asli / sertifikat-sertifikat yang diperlukan.
23.4 Bahan-bahan yang sudah didatangkan di tempat pekerjaan tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas, harus
segera disingkirkan dari tempat kerja selambat-lambatnya 24 jam sesudah penolakan
tersebut. Bagian pekerjaan yang telah ditolak, harus segera dihentikan dan dibongkar.
23.5 Kontraktor wajib mengirimkan contoh bahan tersebut di atas kepada Laboratorium
Penelitian Bahan yang ditentukan, apabila Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) /
Konsultan Pengawas masih sangsi dan merasa perlu meneliti kualitas barang yang
diusulkan tersebut.
23.6 Biaya penelitian bahan di laboratorium menjadi tanggungan kontraktor.

PASAL 24 : TATA CARA UNTUK MEMULAI SUATU JENIS PEKERJAAN


24.1 Untuk jenis-jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis
pekerjaan lain tidak dapat diperiksa/tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka
Kontraktor wajib meminta kepada Direksi pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan ditutup itu.
Setelah pekerjaan yang akan tertutup tersebut dinyatakan baik, baru kontraktor
diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
24.2 Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut di atas tidak dijawab oleh Direksi
Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam sejak jam
diterimanya permohonan tersebut (tidak terhitung hari libur resmi) maka Kontraktor
boleh melanjutkan pekerjaan tersebut. Kecuali apabila Direksi Pekerjaan (Pemberi
Tugas) / Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan
kontraktor menyetujuinya.
24.3 Apabila ketentuan-ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh Kontraktor, maka Direksi
Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan untuk
membongkar bagian-bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun
keseluruhan untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali akan dibebankan kepada Kontraktor.

PASAL 25 : TATA CARA PENELITIAN PRESTASI PEKERJAAN


Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima oleh
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas dapat dihitung prestasi
dengan nilai 100% . Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke lokasi proyek tetapi
belum terpasang, tidak dapat dinilai pasangannya.

PASAL 26 : KOORDINASI DENGAN SUB KONTRAKTOR


Apabila ada bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihak ke tiga (Sub
Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kontrak, maka untuk ini
Kontraktor wajib mengatur koordinasi kerja dengan pihak ketiga tersebut. Tanggung
jawab kualitas pekerjaan yang telah diserahkan pada pihak ketiga ini tetap berada di
tangan kontraktor.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 10

PASAL 27 : PERLINDUNGAN TERHADAP HASIL PEKERJAAN


Kontraktor wajib mengadakan perlindungan yang diperlukan pada hasil pekerjaan
yang sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusuhan

PASAL 28 : PENYEDIAAN DOKUMEN PELAKSANAAN DI LAPANGAN


28.1 Kontraktor wajib menyediakan 2 set , seluruh dokumen pekerjaan seperti yang disebut
dalam pasal 33 buku RKS ini. Untuk masing-masing diletakkan di kantor pelaksana
dan di kantor Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas di lapangan.
28.2 Seluruh dokumen tersebut di atas harus dalam keadaan jells mudah dibaca dan sudah
mencantumkan perubahan-perubahan terakhir.
28.3 Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggungan kontraktor.

PASAL 29 : TANGGUNG JAWAB DALAM MASA PEMELIHARAAN


29.1 Dalam masa pemeliharaan, kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memelihara
pekerjaan yang teklah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa pemeliharaan
tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang rusak dan tidak berfungsi dengan baik sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas, maka
kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya.
29.2 Apabila dalam masa pemeriksaan ini kontraktor tidak melaksanakan perbaikan-
perbaikan seperti yang diminta Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan
Pengawas maka prestasi pekerjaan akan dikurangi sesuai dengan nilai pekerjaan
yang belum diperbaiki tersebut dan penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan.

PASAL 30 : TENAGA-TENAGA PEMELIHARA DARI PEMBERI TUGAS


30.1 Kontraktor wajib mengajarkan, melatih tenaga-tenaga memelihara (Maintenace) dari
pihak Pemberi Tugas, hingga pemakai biasa menggunakan seluruh system dengan
baik
30.2 Kontraktor harus membuat “Buku Petunjuk Operasi” dalam Bahasa Indonesia yang
jelas sebanyak 6 (enam) set untuk Pemberi tugas.

PASAL 31 : GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN


31.1 Pelaksana pada akhir pekerjaannya harus membuat gambar-gambar terakhir sesuai
dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan (as built drawing). Gambar yang
sesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) /
Kontraktor Pengawas.
31.2 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar
asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Pelaksana.

PASAL 32 : KERUSAKAN BAGIAN PEKERJAAN OLEH PELAKSANA / KONTRAKTOR / SUB


KONTRAKTOR
32.1 Setiap bagian pekerjaan yang berhubungan dari kontraktor satu dengan kontraktor
yang lain, harus selalu dalam konsultasi yang baik, agar kerusakan dari masing-
masing bidang pekerjaannya dapat dihindari.
32.2 Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari kontraktor yang bersangkutan
diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti keadaan semula dinilai
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAB VI
HOTEL & CONVENTION CENTER SUTAN RAJA SYARAT TEKNIS UMUM
SOREANG, BANDUNG Halaman I - 11

dan disetujui pemilik proyek atau Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas secara
tertulis.

PASAL 33 : PENYERAHAN PERTAMA


Pada akhir pekerjaan menjelang penyerahan pertama ;
33.1 Semua pekerjaan sementara dibongkar setelah mendapat ijin dari Pihak Proyek
Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas atau ditunjuk oleh Pemberi
Tugas
33.2 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat.
33.3 Pelaksana diwajibkan menyerahkan kepada Pemilik Proyek / Direksi Pekerjaan
(Pemberi Tugas) / Konsultan Pengawas berupa :
a. 3 (tiga) set gambar ‘as built drawing’ dan seluruh pekerjaan yang dilaksanakannya
termasuk gambar dari rencana.
b. 3 (tiga) album photo berwarna.
33.4 Membersihkan atau membuang sisa-sisa bahan sampah dan lain-lain yang tidak
berguna pada pelaksanaan pembangunan
33.5 Serah Terima Pertama dilakukan setelah semua pekerjaan dilakukan pemeriksaan dan
uji terima (Acceptance Test) yang dilaksanakan pemeriksaan oleh pemberi tugas.
33.6 14 (empat belas) hari sebelum Acceptance Test Pelaksana / Pemborong wajib
menyerahkan Protocol Uji Terima (Acceptance Test Protocol) secara lengkap untuk
mendapat pengesahan Pemberi tugas.

Anda mungkin juga menyukai