Daslog Muh. Giok Ramadhan - 230811050028

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

DEFINISI DASAR-DASAR LOGIKA SERTA JENIS DAN

MANFAAT LOGIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Dosen Pengampu :
Meity Dina Himpong M.Si
Dr. Grace Jane Waleleng S.Sos, M.Si

Disusun Oleh :
Muhammad Giok Ramadhan 230811050028

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,

rahmat, dan kuasanya sehingga makalah yang berjudul “DEFINISI DASAR-

DASAR LOGIKA SERTA JENIS DAN MANFAAT LOGIKA” ini boleh

terselesaikan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah guna untuk memenuhi

tugas dari mata kuliah Dasar- Dasar Logika.

Pada kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada

pihak–pihak yang sudah membantu memberikan dukungan baik dukungan moril

dan materil.

Penulis kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu kelompok kami mengharapkan saran dan kritik yang

membangun serta membantu penyempurnaan makalah ini dari pembaca sekalian.

Besar harapan penulis bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca dan pihak-pihak lainnya.


Daftar Isi
BAB I .................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 5
BAB II ................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................... 6
2.1 Pengerian Definisi ........................................................................ 6
2.2 Macam-macam Definisi ............................................................... 7
2.3 Hal yang harus ditaati untuk Definisi ........................................ 10
2.4 Pengertian Logika ...................................................................... 11
2.5 Jenis-Jenis Logika ...................................................................... 12
2.5.1. Logika Formal..................................................................... 12
2.5.2. Logika Informal .................................................................. 13
2.5.3. Logika Simbolis .................................................................. 14
2.5.4. Logika Matematika ............................................................. 14
2.6 Manfaat Logika .......................................................................... 15
BAB III................................................................................................ 17
KESIMPULAN ................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 17
3.2 Saran........................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup yang sempurna, itulah ungkapan yang sering

kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang

paling sempurna memang memiliki banyak kelibihan dibanding makhluk lainnya.

Sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia dibekali akal pikiran untuk

bisa dikembangkan, berbeda dengan hewan yang juga memiliki akal dan

pengetahuan akan tetap[i hanya sebatas untuk mempertahankan dirinya

Suhartono (2005:1) mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan

menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusa dalam

kemampuannya menalar dan karena manusia mempunyai bahasa untuk

mengomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja

mempunyai pengetahuan, melainkan juga mampu mengembangkannya.

Dalam menemukan kebenaran, pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu pengetahuan yang didapatkan dari hasil usaha yang aktif dari manusia

untuk menemukan kebenaran, melalui ataupun memalui kegiatan lainnya.

Kemudian pengetahuan yang bukan merupakan kebenaran yang didapat sebagai

hasil usaha aktif manusia. Dari sini dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang

didaiap itu bukan kesimpulan dari produk daru usaha aktif manusia dalam

menemukan kebenaran ini, manusia bersifat pasif sebagai penerima pemberitaan

tersebut yang nantinya dipercaya atau tidak dipercaya berdasarkan keyakinan

masing-masing.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas dapat disimpulkan bahwa Rumusan

Masalah dari makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu definisi, macam-

macam definisi, pengertian Logika, serta jenis dan manfaat dari logika itu sendiri.

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penulisan ini adalah, untuk

mengetahui apa itu definisi, macam-macam definisi, pengertian dari logika serta

jenis dan manfaatnya terlebih tujuan dari penulisan adalah sebagai sarana

pendidikan, literasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengerian Definisi

Setiap manusia menggunakan definisi dalam menjelaskan suatu istilah,

supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami sesuatu, karena konsep

pemikiran setiap orang tidaklah sama. Seperti halnya seorang ilmuan yang dituntut

untuk mampu membuat suatu definisi dari setiap konsep dan mampu bernalar

dengan baik. Meskipun disadari, definisi belum mampu menampilkan sesuatu

dengan sempurna sesuai dengan pengertian yang dikandungnya.

Kata ‘definisi’ yang berasal dari kata latin ‘‘definitio’’ yang memiliki arti

pembatasan. Definisi mempunyai suatu tugas tertentu, tugas tersebut menentukan

batas suatu pengertian dengan tepat, jelas, padat dan singkat. Apabila pernyataan

alam bentuk, definisi berarti suatu susunan kata yang tepat, jelas, padat dan singkat

untuk menentukan batas ‘pengertian’ tertentu, maka, pengertian yang tertentu itu

harus dapat dimengerti oleh pengguna dengan jelas dan dapat dibedakan dari semua

pengertian lainnya. Kursi adalah “tempat duduk yang berkaki dan ada

sandarannya’’, misalnya ini adalah definisi kursi.

Definisi adalah suatu batasan atau arti, bisa juga dimaknai kata, frasa, atau

kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang,

benda, proses, atau aktivitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi ialah

rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok

pembicaraan atau studi. (Minto Rahayu, 2009 : 73)


Selain itu, definisi juga diartikan sebagai uraian pengertian yang berfungsi

membatasi objek, konsep, dan keadaan berdasarkan waktu dan tempat suatu kajian.

Definisi merupakan usaha para ilmuwan untuk membatasi fakta dan konsep.

Suatu arti/makna kata tidak dapat langsung disebut sebagai definisi, karena

definisi mempunyai ciri khusus. Adapun arti/makna kata dapat dikatakan sebagai

definisi apabila terdapat unsur kata atau istilah yang didefinisikan, atau lazim

disebut definiendum. Selanjutnya, di dalam arti tersebut harus terdapat unsur kata,

frasa, atau kalimat yang berfungsi menguraikan pengertian, lazim disebut definiens,

dan tentunya juga harus ada pilihan katanya.

Pilihan kata tersebut ialah di mana definiens dimulai dengan kata benda,

didahului kata adalah. Misalnya kalimat Cinta adalah perasaan setia, bangga, dan

prihatin dan kalimat Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi. Yang kedua,

definiens dimulai dengan selain kata benda, kata kerja atau didahului kata yaitu.

Sebagai contoh Setia yaitu merasa terdorong untuk mengakui, memahami,

menerima, menghargai, menghormati, mematuhi, dan melestarikan. Kemudian,

definiens juga diharuskan memberi pengertian rupa atau wujud diawali kata

merupakan, seperti kalimat. Mencintai merupakan tindakan terpuji untuk

mengakhiri konflik. Adapun yang terakhir ialah bahwa definiens merupakan sebuah

sinonim yang didahului kata ialah. Misalnya Pria ialah laki-laki.

2.2 Macam-macam Definisi

a. Definisi nominal : definisi yang ini sering disebut definisi menurut “kata’’ nya.

Definisi ini merupakan salah satu cara untuk menjelaskan dengan menguraikan arti
kata. Definisi yang demikian bukanlah definisi yang sebenarnya. Definisi ini dapat

dinyatakan dengan beberapa cara:

1) Dengan menguraikan asal-usul (etimologi) kata atau istilah tertentu.

Misalnya kata “filsafat’’ berasal dari bahasa Yunani, dari kata “philein’’ (mencintai)

dan “sophia’’ (kebijaksanaan). Atas dasar itu, kata “filsafat’’ diartikan “mencintai

(pencinta) kebijaksanaan’’.

2) Dengan memperhatikan apa yang tertulis atau diuraikan dalam kamus.

Misalnya kata “lokomotif ’’ dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berati induk

atau “kepala kereta api’’, padahal menurut asal-usulnya berarti sesuatu yang dapat

bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

3) Dengan menggunakan sinonimnya, yaitu dengan menggunakan kata yang

sama artinya, yang lazim atau biasa digunakan dan dapat dimengerti oleh umum.

Misalnya kata “budak’’ dapat dijelaskan dengan menggunakan kata “hamba’’ atau

“sahaya’’.

b. Definisi real. Definisi ini memperlihatkan suatu hal atau benda yang dibatasinya.

Pembatasan ini dilakukan dengan menyajikan unsur-unsur atau ciri-ciri yang

menyusunnya. Definisi ini selalu majemuk, artinya terjadi atas dua bagian. Bagian

pertama, menyatakan unsur yang menyerupakan suatu hal atau benda yang tertentu

dengan hal atau benda lainnya. Bagian kedua, menyatakan unsur yang

membedakannya dari sesuatu yang lain. Misalnya, “manusia adalah hewan yang

berakal budi’’; tampaklah bahwa “hewan’’ termasuk bagian yang pertama, dan

“yang berakal budi’’ bagian yang kedua. Definisi real dapat dibedakan menjadi:
1) Definisi hakiki (esensial). Definisi ini sungguh-sungguh menyatakan hakekat

sesuatu, yaitu suatu pengertian yang abstrak, yang hanya mengandung unsur-unsur

pokok yang sungguh-sunguh perlu untuk memahami suatu golongan yang tertentu

dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain. Definisi ini merupakan

definisi yang paling penting dalam filsafat maupun ilmu pengetahuan. Definisi ini

tersusun dari jenis yang terdekat (genus proximum) dan perbedaan spesifik

(differentia specifica). Misalnya, “manusia adalah hewan berakal budi’’.

2) Definisi gambaran (lukisan). Definisi ini menggunakan ciriciri khusus sesuatu

yang akan didefinisikan. Ciri-ciri khas adalah ciri-ciri yang selalu dan tetap terdapat

pada setiap benda tertentu. Misalnya, ‘‘semua burung gagak itu hitam’’.

3) Definisi yang menunjukkan maksud dan tujuannya sesuatu. Misalnya, arloji

adalah suatu alat untuk menunjukkan waktu yang disusun sedemikian rupa hingga

dapat dimasukkan dalam saku atau digunakan pada tangan.

4) Definisi yang diadakan hanya dengan menunjukkan sebab musabbab terjadinya

sesuatu. Misalnya, “gerhana bulan terjadi karena bumi berada di antara bulan dan

matahari’’.

5) Definisi operasional, yaitu menerangkan langkah-langkah kegiatan yang harus

dilakukan atau dikerjakan pada difiniendum (hal yang didefinisikan). Misal, tempe

adalah makanan yang terbuat dari kedelai, dengan cara dimasak lalu dikelupas

kulitnya dan ditambahkan sejenis suatu zat yang dapat menjadi jamur setelah itu

dimasukkan ke dalam suatu bungkus seperti daun atau plastik lalu didiamkan kira-

kira selama sehari semalam.


6) Definisi uraian, yaitu membatasi pengertian dengan cara menganalisa bagian

perbagian satu per satu. Misal, Suatu Negara adalah memiliki suatu wilayah yang

jelas batasbatasnya, memiliki rakyat yang mendiami wilayah tersebut, dan ada

pemerintahan yang berdaulat dalam wilayah itu.

7) Definisi luas, yaitu membatasi suatu pengertian dengan cara menerangkan dan

memberikan contohnya. Misal, Mobil adalah salah satu alat transportasi yang

digunakan oleh banyak orang, seperti: bus, truk, sedan, colt, dan lainnya.

2.3 Hal yang harus ditaati untuk Definisi

Segala sesuatu dapat berjalan dengan baik apabila sesuatu tersebut mentaati

aturan-aturan yang telah disepakati, suatu definisi harus selalu mentaati atau

menepati aturan, oleh definisi akan dikatakan benar jika memenuhi aturan sebagai

berikut :

Definisi harus dapat dibolak-balikkan dengan hal yang didefinisikan; artinya

luas keduanya adalah sama. Misalnya, “manusia” adalah “hewan yang berakal

budi’’ atau “hewan yang berakal budi” adalah “manusia’’.

Definisi tidak boleh negatif, kalau dapat dirumuskan secara positif.

Misalnya, “logika bukanlah suatu pengetahuan tentang barang-barang purbakala’’ ;

“Unggas bukanlah binatang melata’’ , dan seterusnya.

Apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi (circulus in

definiendo’’ . Misal, “logika adalah pengetahuan yang menerangkan hukum logika’’

; “ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari sejarah’’, dan seterusnya.


Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang kabur atau tidak jelas,

kiasan atau mendua arti. Misal, “partai politik adalah sekumpulan orang yang

memiliki tujuan untuk mendapatkan kursi’’. Kursi, bisa berarti “tempat duduk,

jabatan, dan kekuasaan’’.

2.4 Definisi Logika

Logika adalah bidang pengetahuan yang memperlajari segenap asas, aturan,

dan tata cara penalaran yang betul (correct reasoning). Pada mulanya logika sebagai

pengetahuan rasional. Oleh Aristoteles logika disebutnya sebagai analitika, yang

kemudian dikembangkan oleh para ahli Abad Tengah yang disebut logika

tradisional. Mulai akhir abad ke-19 oleh George Boole logika tradisional

dikembangkan menjadi logika modern, sehingga dewasa ini logika telah menjadi

bidang pengetahuan yang amat luas yang tidak lagi semata-mata bersifat filsafati,

tetapi bercorak teknis dan ilmiah.

Secara Etimologis, Logika berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti

sebagai hasil pertimbangan akal dan pikiran yang diutarakan melalui kata yang

dinyatakan dalam bentuk bahasa. Logika juga merupakan salah satu cabang dari

filsafat. Dan sebagai ilmu Logika sendiri disebut sebagai salah satu ilmu

pengetahuan yang mempelajari kecakapan untuk bisa berpikir secara lurus, tepat

dan teratur.

Ilmu yang dimaksud mengacu pada kemampuan rasional untuk bisa

mengetahui kecakapan pada kesanggupan akal budi untuk bisa mewujudkan

pengetahuan di dalam sebuah tindakan. Dan kata logis sendiri ini digunakan sebagai

artian yang masuk akal. Logika sendiri adalah cabang filsafat yang sebenarnya
bersifat praktis dan sumber dari penalaran dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat

dan juga saran ilmu.

Dengan fungsinya sebagai dasar dari filsafat dan sarana ilmu karena ini

merupakan jembatan antara filsafat dan ilmu. Secara terminologis logika dimana

teori yang dibuat dengan kesimpulan yang sah. Sebagai kesimpulan dasar yang

berisik dari satu sumber pikiran tertentu dimana kemudian akan ditarik kesimpulan.

Dan penyimpan yang sah. Dimana ini artinya hal ini akan sesuai dengan

pertimbangan akal dan runtut sehingga anda bisa dilacak kembali yang mana

dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isinya.

Menurut W. Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso, logika merupakan ilmu dan

kecakapan menalar, berpikir dengan tepat. Menurut Jan Hendrik Rapar, logika

adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata dan dinyatakan

dalam bahasa. Menurut soekadijo, logika adalah suatu metode atau teknik yang

diciptakan untuk meneliti ketepatan menalar. Menurut William Alston, logika

adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih cermat usaha untuk menetapkan

ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak sah. Menurut

Aristoteles, logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan

bentuk pikiran itu sendiri dan hukumhukum yang menguasai pikiran.

2.5 Jenis-Jenis Logika

2.5.1. Logika Formal


Logika Formal merupakan sebuah pemikiran atau pengertian logika yang di

anggap sebagai logika tradisional atau logika filosofis. Dimana dalam hal ini

berkaitan dengan studi tentang kesimpulan dengan konten formal dan eksplisit

murni. Bentuk pernyataannya dapat dinyatakan sebagai penerapan secara khusus


dari peraturan yang sepenuhnya masih di anggap abstrak. Apabila dikaitkan maka

aturan logika formal ini sama dengan yang sudah kita bahas dari pengertian

Aristoteles. Adanya sistem formal atau yang disebut dengan kalkulus logis ini

digunakan untuk mendapatkan satu ekspresi atau kesimpulan dari satu atau lebih

ungkapan atau premis yang lain.

Keberadaan tempat ini mungkin aksioma atau proposisi yang jelas, diterima

begitu saja serta dari adanya teorema yang diturunkan dengan menggunakan

seperangkat aturan inferensi dan aksioma tetap, tanpa menggunakan asumsi

tambahan lainnya. Formalisme merupakan sebuah teori dari filosofis yang

menyatakan bahwa pernyataan formal (logis atau matematis) tersebut memang

tidak memiliki makna intrinsik. Namun simbolnya karena dianggap sebagai

Identitas fisik untuk menunjukkan suatu bentuk yang mempunyai sebuah aplikasi

yang lebih bermanfaat.

2.5.2. Logika Informal


Logika informal atau yang lebih di kenal dengan Informal Logic merupakan

sebuah disiplin ilmu baru yang mempelajari tentang argumen bahasa alami.

Pasalnya pengertian logika ini lebih mengarahkan untuk mencoba mengembangkan

logika untuk menilai, menganalisis dan memperbaiki penalaran pada bahasa sehari-

hari. Maksud dari bahasa alami di sini yakni bisa diartikan dengan bahasa yang

diucapkan, ditulis serta yang ditandatangani oleh manusia untuk menjalin sebuah

komunikasi dengan tujuan umum. Hal ini dapat dibedakan dalam bahasa formal

seperti pada bahasa pemrograman komputer serta pada bahasa yang dibangun

seperti bahasa Esperanto.


Pasalnya ini bisa lebih fokus pada hal penalaran dan argumen yang ditemukan

oleh seseorang dalam bentuk pertukaran pribadi, periklanan, debat politik, argumen

hukum serta adanya komentar sosial yang mencirikan surat kabar, televisi, Internet

dan bentuk media massa yang lain.

2.5.3. Logika Simbolis


Logika simbolis merupakan sebuah logika dimana membahas tentang

abstraksi simbolis yang menangkap pada ciri formal inferensi logis. Hal ini akan

sangat berhubungan apabila dibandingkan dengan hubungan simbol satu sama lain,

seringnya menggunakan kalkulus matematika secara kompleks, serta dalam usaha

lainnya untuk memecahkan sebuah permasalahan yang sulit untuk dipahami, dalam

hal ini logika formal tradisional tidak dapat diatasi. Terdapat 2 hal berikut

pembagian menurut sub-cabangnya yakni:

a. Predicate Logic. Predicate Logic merupakan sebuah sistem di mana

formula yang mengandung variabel secara terukur.

b. Logika Proposisional. Logika Proposisional atau dikenal dengan logika

Sentensial merupakan sebuah sistem yang mana termasuk dalam formula yang

mewakili proposisi dapat dibentuk dengan menggabungkan proposisi atomik

dengan menggunakan penghubung logis.

2.5.4. Logika Matematika


Logika matematika ini lebih mengarah pada penerapan teknik logika pada

penerapan teknik matematika, atau lebih fokusnya pada representasi dan analisis

logika formal. Pada dasarnya di sini bentuk penggunaan awal matematika dan

geometri yakni apabila dikaitkan dengan logika dan filsafat yang kembali ke zaman

Yunani Kuno seperti Euclid, Plato dan Aristoteles.


Ilmu komputer mulai muncul sebagai sebuah disiplin di tahun 1940 an yakni

dengan karya Alan Turing (1912 – 1954) atau tentang masalah Entscheidung, yang

diikuti oleh teori Kurt Gödel (1906 – 1978) terlebih dengan ketidaklengkapan

teoremanya.

Pada tahun 1950 an dan 1960 an ini dari para periset memperkirakan bahwa

ketika pengetahuan manusia dapat diekspresikan melalui sebuah logika notasi

matematika. Dasar dari pengertian logika inilah yang memungkinkan untuk

membuat mesin yang beralasan atau kecerdasan buatan. Meskipun pada

kenyataannya lebih sulit daripada yang diharapkan karena kompleksitas penalaran

seorang manusia.

2.6 Manfaat Logika

Mempelajari dan memperdalam ilmu logika sangatlah penting besar manfaatnya,


terutama pada kehidupan sehari-hari antara lain :
a. Melatih kesanggupan akal dan menumbuhkan serta mengembangkan

dengan pembiasaan membahas metode berfikir.

b. Membantu seseorang untuk berpikir lurus, tepat, dan teratur. Dengan

berpikir lurus, tepat, dan teratur seseorang akan memperoleh kebenaran dan

terhindar dari kesesatan.

c. Semua bidang kehidupan manusia membutuhkan keteraturan dalam

tindakan-tindakannya yang berdasar atas kemampuan berpikirnya.

d. Logika mengarahkan dan mendorong seseorang untuk berpikir sendiri.

e. Menempatkan sesuatu pada tempatnya dan menyelesaikan pekerjaan pada

waktunya. Jadi sangat bertentang dengan logika, apabila membebani seseorang


dengan sesuatu di luar kesanggupannya dan menunda pekerjaan hari ini ke hari

esok.

f. Membuat seseorang mampu membedakan antara pikiran yang benar dan

pikiran yang salah. Ini merupakan manfaat yang paling asasi ilmu logika (mantik),

antara urut pikir yang benar oleh karenanya, akan menghasilkan kesimpulan yang

benar dan urut pikir yang salah yang dengan sendirinya akan menampilkan

kesimpulan yang salah. Al-Ghazali memandang ilmu logika (mantik) sangat

berperan membina kebenaran berpikir, orang yang tidak mengerti ilmu logika

(mantik), pendapatnya atau kesimpulannya yang di kemukakannya tidak bisa

dipercaya.

g. Dan melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus pikirannya. (Ali Hasan,

1992 : 12)
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan semua uraisan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

mempertajam penalaran dan logika sangatlah penting dilihat dari beberapa manfaat

penalaran dan logika yang telah di jelaskan diatas, penalaran dan logika sangat

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dimana dalam berbagai kegiatan di

kehidupan kita sehari-hari diperlukan ketajaman pikiran dan penalaran untuk

membedakan hal yang baik dan yang buruk terutama pada proses pembelajaran

akademis maupun pengambilan keputusan yang memerlukan penalaran yang tajam

dan tepat agar seseorang tidak terjadi kesalahan dalam berbagai macam

pengambilan keputusan maupun kesalahan pemikiran dan pemahaman.

3.2 Saran

Kita sebagai seseorang yang berpendidikan harus paham mengenai

pengimplementasian berpikir logika secara benar dan tepat guna menghindari

kesalahan dalam pengambilan keputusan. Selain itu berpikir secara logika mampu

melatih kita untuk berpikir secara lurus,efisien,tepat,dan teratur demi mendapatkan

kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah.


DAFTAR PUSTAKA

Rohmadi, Yusup. "DASAR-DASAR LOGIKA." (2020).

Rohmadi, Y. (2020). DASAR-DASAR LOGIKA.

ROHMADI, Yusup, et al. DASAR-DASAR LOGIKA. 2020.

Nurgiansah, Heru. "Filsafat Pendidikan." (2021).

Alex Lanur. 1983, Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Kanisius,.

Maran, Rafael Raga. 2007. Pengantar Logika. Jakarta: Grasindo.

Soekadijo, RG, 1988, Logika dasar Tradisonal, Simbolik dan Induktif, Jakarta:
Gramedisa

Anda mungkin juga menyukai