A01318005-Mia Dwi Anggita
A01318005-Mia Dwi Anggita
A01318005-Mia Dwi Anggita
Tugas Akhir
Disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Diploma 3
Oleh
Mia Dwi Anggita
A01318005
mana atas berkat rahmat, hidayah dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan
Madyama 2 Seater Sofa Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi”. Adapun tujuan
dari pembuatan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan
1. Ibu Dra. Tri Ernawati, M.Si., selaku Direktur Politeknik Industri Furnitur dan
2. Bapak Yogi Akbar Sunardiansyah, S.Ab., M.M., selaku Kepala Program Studi
4. Bapak Toto Sampurno, selaku dosen pembimbing industri yang telah memberikan
5. Dosen dan staf di jurusan Manajemen Bisnis Industri Furnitur Politeknik Industri
6. Orang tua, saudara dan semua rekan mahasiswa manajemen bisnis industri
penelitian.
iv
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Semoga
Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca
pada umumnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
ix
RINGKASAN
Furnitur berbahan dasar kayu saat ini menghadapi masalah berupa kelangkaan
bahan baku yang disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah pembalakan liar dan
deforestasi hutan. Pemerintah Indonesia telah memberlakukan sistem verifikasi legalitas kayu
(SVLK) untuk mengatasi pembalakan liar tersebut sejak tahun 2009. Namun, penerapan SVLK ini
membebani produsen furnitur, terutama produsen furnitur yang memiliki skala usaha kecil dan
menengah karena biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh sertifikat SVLK cukup tinggi. Karena
tingginya harga dan terbatasnya bahan baku kayu, maka perlu dipikirkan inovasi furnitur berbahan
dasar kayu yang lebih ekonomis dari segi harga. Suatu inovasi pembuatan furnitur tersebut adalah
Madyama 2 seater sofa dari kayu sisa industri yang dilaminasi. Untuk bisa diproduksi secara masal
dan dipasarkan kepada konsumen, prototype Madyama 2 seater sofa ini perlu diteliti lebih lanjut
terkait harga pokok produksi sehingga dapat dijangkau oleh konsumen dari segi harga dan tidak
merugikan perusahaan. Maka dengan penelitian ini diukur waktu kerja dan ditentukan biaya-biaya
yang menyangkut proses produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan standar
waktu kerja untuk memberikan informasi tambahan terhadap proses produksi pembuatan produk
selain data biaya produksi sehingga mudah dalam menentukan harga pokok produksi. Waktu kerja
diukur menggunakan metode time study. Hasil standar waktu kerja digunakan sebagai acuan
penentuan biaya tenaga kerja langsung yang selanjutnya dihitung menjadi harga pokok produksi
menggunakan metode full costing bersama dengan biaya bahan baku, dan biaya-biaya lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh hasil untuk 1 prototype Madyama 2
seater sofa memiliki waktu penyelesaian 54284,42 detik sama dengan 15,08 jam. Biaya bahan
baku kayu sebesar Rp 452.764,19, biaya bahan baku lain Rp 361.885, biaya tenaga kerja
langsung Rp 209.646, biaya bahan pembantu Rp 104.250, biaya tenaga kerja tidak langsung Rp
111.225,50, biaya listrik Rp 9.956,62, dan biaya depresiasi mesin sebesar Rp 161.198,65 yang
kemudian didapatkan harga pokok produksi sebesar Rp 1.201.489,61. Penentuan harga pokok
produksi menjadi salah satu hal penting dilakukan setiap perusahaan, karena kesalahan dalam
perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada perusahaan
menjadi tinggi, sehingga perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan sejenis.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Furnitur berbahan dasar kayu masih menjadi favorit untuk sebagian besar
kalangan. Keberadaan furnitur kayu di rumah dapat memberikan ciri khas tersendiri,
unsur etnik, daya tarik estetika yang tidak bisa direfleksikan oleh bahan lain dan
dinilai lebih ramah lingkungan. Namun, Furnitur berbahan dasar kayu saat ini
pembalakan liar tersebut sejak tahun 2009 (Zamroni dan Ernawati, 2017:25). Namun,
penerapan SVLK ini membebani produsen furnitur, terutama produsen furnitur yang
memiliki skala usaha kecil dan menengah karena biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh sertifikat SVLK cukup tinggi. Tingginya harga kayu yang telah
disertifikasi akan menyebabkan kenaikan pada harga jual produk furnitur. Karena
mahal dan terbatasnya bahan baku kayu, maka perlu dipikirkan inovasi furnitur
dari kayu sisa industri yang dilaminasi. Bahan dasar laminasi kayu sisa industri
merupakan inovasi untuk menggantikan bahan baku kayu solid yang semakin langka
dan mahal. Untuk bisa diproduksi secara masal dan dipasarkan kepada konsumen,
prototype Madyama 2 seater sofa ini perlu diteliti lebih lanjut terkait harga pokok
produksi sehingga dapat dijangkau oleh konsumen dari segi harga dan tidak
membutuhkan informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik yang ditentukan dengan cermat sehingga informasi harga pokok
1
produksi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk
dengan tepat.
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya yang harus diketahui untuk
menentukan harga pokok produksi, oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran kerja
pembuatan prototype Madyama 2 seater sofa untuk menentukan biaya tenaga kerja
langsung. Pengukuran kerja dilakukan dengan time study yang nantinya akan
diketahui waktu standar dan biaya upah untuk memproduksi unit produk dengan
latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai harga
B. Permasalahan
sofa laminasi?
sofa laminasi?
C. Tujuan
laminasi.
2
D. Manfaat
1. Bagi penulis dapat digunakan sebagai latihan dan penerapan disiplin ilmu yang
peneliti yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang harga pokok produksi
furnitur laminasi.
3
BAB II
DASAR TEORI
pekerjaan mengamati perkerja dan mencatat waktu kerjanya baik tiap elemen
maupun siklus. Tujuan dari pengukuran waktu kerja adalah untuk menentukan
waktu kerja rata-rata yang dibutuhkan oleh operator dalam melakukan suatu
pekerjaan.
suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh
yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja yang normal,serta dalam lingkungan
diperoleh waktu standar untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan, yang mana
waktu ini digunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja
yang akan melakukan pekerjaan yang sama. Pengukuran waktu kerja memiliki 2
4
b. Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung
sama.
c. Terdapat output yang riil, berupa produk yang dapat dinyatakan secara
kuantitatif.
waktu yang menggunakan jam henti atau stopwatch sebagai alat utamanya.
5
Tabel 1. Tahap Pengukuran Kerja (Lanjutan)
adalah untuk menjaga kewajaran kerja, sehingga tidak akan terjadi kekurangan
waktu karena terlalu idealnya kondisi kerja yang diamati. Faktor penyesuaian
dalam pengukuran waktu kerja dibutuhkan untuk menentukan waktu normal dari
operator yang berada dalam sistem kerja tertentu. Salah satu metode
keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Setiap faktor terbagi dalam
6
Table 2. Penyesuaian Menurut Westinghouse (Lanjutan)
-0.03
Perlu diperhatikan juga bahwa nilai 0.97 bukanlah sekadar penjumlahan dari nilai
dari kelas-kelas yang bersangkutan tapi merupakan hasil interaksi dari kelas-
kelas dari keempat faktor tersebut. Artinya, nilai-nilai tersebut hanya berlaku
7
4. Waktu Normal (Wn)
dalam kondisi yang wajar. Waktu normal untuk suatu elemen kerja adalah
pada prakteknya kita akan melihat operator tersebut tidak akan mampu bekerja
keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan alasan lain yang
(2.1)
Ws = Waktu siklus
5. Kelonggaran / Allowance
Menurut Zadry, dkk (2015:68) tiga unsur yang belum ditambahkan sebelum
melakukan hal - hal yang harus dilakukannya, sehingga waktu standar yang
diperoleh dapat dikatakan data waktu kerja yang lengkap dan mewakili sistem
8
a. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pria dan wanita berbeda.
Rasa lelah biasanya terlihat saat hasil produksi menurun baik kuantitas
maupun kualitas. Jika rasa lelah telah datang dan pekerja dituntut untuk
pertama hambatan yang dapat dihindarkan dan yang kedua hambatan yang
tidak dapat dihindarkan. Beberapa contoh dari hambatan yang tidak dapat
hambatan karena kesalahan pemakaian dan mesin mati karena mati listrik.
selayaknya dapat dirasakan adil (fair), baik dari sisi operator maupun dari sisi
9
Tabel 3. Kelonggaran Berdasarkan Waktu yang Berpengaruh
10
Tabel 3. Kelonggaran Berdasarkan Waktu yang Berpengaruh (Lanjutan)
***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian, tempat kerja dari permukaan laut dan iklim
Wanita = 2 – 5,0%
11
Misal :
Jumlah = 24,5 %
Menurut Zadry dkk, (2015:53) waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan
secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Waktu standar merupakan waktu untuk satu siklus lengkap dari suatu operasi
penyesuaian yang tepat dan kelonggaran yang masih dalam batas kontrol
( ) (2.2)
Wn = waktu normal
L = kelonggaran
12
B. Biaya
1. Pengertian Biaya
pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang
akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi. Menurut
Sinurat dkk (2015:11) biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
akan memberikan keuntungan/ bermanfaat pada saat ini atau masa yang akan
datang.
Menurut Dewi dan Kristanto (2013) biaya adalah sumber daya yang
digunakan untuk memperoleh barang maupun jasa dan diukur dalam satuan uang
baik yang telah terjadi, sedang terjadi, atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Menurut Ilham
kelompok, yaitu:
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini meliputi biaya
13
3. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku (raw material) adalah biaya yang digunakan untuk
membeli bahan, dimana bahan tersebut digunakan untuk membuat barang jadi.
Menurut Sinurat dkk (2015:15) biaya bahan baku dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Bahan baku langsung (Direct Material) merupakan bahan baku yang dipakai
secara langsung untuk proses langsung pada produk. Contoh kayu yang
b. Bahan baku tidak langsung (Indirect Material), bahan baku tidak langsung
relatif kecil, atau pemakainnya sangat rumit untuk dikenali di produk jadi.
pakaian, kertas pola dan manik-manik yang ada dipakaian, cherry, coklat
Biaya tenaga kerja (labor cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji / upah karyawan. Biaya tenaga kerja dapat dibedakan, yaitu:
Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji/ upah tenaga kerja yang diberikan
baku menjadi barang jadi. Contoh baker untuk pembuat roti, koki untuk
membuat makanan di rumah makan, tukang jahit yang menjahit pakaian. Cara
menghitung biaya tenaga kerja langsung per unit menurut buku akuntansi
biaya dan manajemen adalah dengan membagi total biaya tenaga kerja
langsung dengan jumlah total produksi atau jumlah jam yang digunakan untuk
14
(2.3)
didapatkan persamaan :
(2.4)
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah gaji/ upah tenaga kerja yang
diberikan kepada pekerja yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi,
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses produksi
selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
(2.5)
d. Biaya lain-lain pabrik, contoh biaya listrik dan air pabrik. Perhitungan biaya
( ) ( ) (2.6)
Menurut Dewi dan Kristanto (2013:13) harga pokok produksi adalah biaya
barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama
periode akuntansi berjalan. Menurut Sriyani (2018) harga pokok produksi adalah
15
kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persedian produk dalam proses
memproduksi suatu produk. Tujuan utama dari penentuan harga pokok yaitu
pendapatan yang diperoleh pada penukaran, serta sebagai alat untuk menilai
efisiensi dari proses produksi. Biaya-biaya dalam penentuan harga pokok produksi
terdiri dari tiga unsur yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik.
menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok
produksi metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut:
16
Dengan demikian harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full
costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap)
dan umum).
pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode variable costing terdiri
terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya
Perbedaan metode full costing dan variable costing terletak pada perlakuan
terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap. Dalam full costing biaya
dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
17
D. Madyama 2 Seater Sofa
klasik. Kata “Madyama” diambil dari bahasa sansekerta yg memiliki arti bermutu.
Produk ini memiliki dwifungsi yaitu sebagai sofa dan tempat penyimpanan. Madyama
2 seater sofa merupakan sofa yang didesain untuk 2 orang dengan konsep modern
klasik yang memadukan gaya dan tren furnitur Jepang. Proses produksi Madyama 2
seater sofa mulai dari pembelian bahan baku hingga finishing membutuhkan waktu
Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu oleh 1 tenaga produksi. Produk ini berbahan
dasar kayu jati sisa industri yang dilaminasi yang setidaknya membutuhkan 0,0744
m3 kayu sebagai bahan baku. Produk ini juga dilengkapi dengan busa yang dibalut
dengan kain canvas sebagai dudukan. Gambar prototype Madyama 2 seater sofa
E. Penelitian Terdahulu
Penulis melakukan studi literatur terhadap topik yang akan diteliti sebelum
18
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
19
BAB III
METODE KERJA
1. Jenis Penelitian
diambil berdasarkan penelitian ini hanya berlaku terbatas bagi objek yang diteliti
dan berlaku pada waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan pada proses
2. Objek Penelitian
penelitian. Pada penelitian ini untuk menganalisis permasalahan yang ada, maka
diperlukan data yang menjadi objek penelitian, yaitu alat yang digunakan dalam
pembuatan prototype, bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan dalam
ditimbulkan dari setiap proses produksi seperti biaya tenaga kerja tidak langsung,
3. Rancangan Penelitian
pengumpulan data, pengolahan data yang berupa data primer dan sekunder,
20
Pendahuluan
Studi Literatur
Pengumpulan
Data
Data Data
Sekunder Primer
Pengolahan Data
Hasil dan
Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
a. Pendahuluan
b. Studi Literatur
c. Pengumpulan Data
21
logis terhadap data atau informasi, sehingga dapat memberikan suatu
prototype tersebut.
d. Pengolahan Data
3. Kelonggaran (Allowance)
dapat dihindarkan.
22
4. Perhitungan Waktu Normal
yang didapatkan oleh tenaga kerja sesuai dengan UMR Kab. Kendal
tahun 2021.
adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja
sehingga dapat diketahui waktu siklus, waktu normal dan waktu standar.
23
Hasil analisis dan evaluasi tersebut dapat dibuat usulan untuk menentukan
seperti saran - saran dari penulis, yang mungkin bermanfaat bagi pengusaha
dibidang furnitur.
Penelitian ini dilakukan mulai April 2021 dan berlangsung hingga September
Pengolahan Kayu yang belokasi di JL. Wanamarta Raya No. 20, Kawasan Industri
c. Pengajuan Proposal
d. Perijinan Penelitian
2. Tahap Peaksanaan
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
Tahap Penyusunan
3.
Laporan
24
C. Data Pelaksanaan
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan
memerlukannya. Data primer didapat dari sumber informan yaitu individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data yang
diperoleh yaitu:
5. Biaya Overhead
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini digunakan
untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan
pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya. Data yang
diperoleh yaitu studi literatur penelitian terdahulu yang relevan dan daftar harga
25
BAB IV
A. Hasil
1. Pengumpulan Data
proses pembuatan prototype terdapat pada Lampiran 2 dan 3. Data yang diambil
seater sofa diantaranya adalah kayu jati solid grade B, kayu jati sisa industri
26
Pembuatan prototype Madyama 2 seater sofa juga menggunakan bahan
Mesin Deskripsi
Table Saw Mesin untuk memotong kayu (pembahanan)
Rip Saw Mesin untuk membelah kayu (pembahanan)
Double Planner Mesin untuk mengetam kayu (pembahanan)
Jointer Mesin untuk mengetam kayu (pembahanan)
27
Tabel 9. Daftar Mesin dan Alat (Lanjutan)
Mesin Deskripsi
Panel Saw Mesin untuk memotong papan (pembahanan)
Single Spindel Mesin untuk membuat konstruksi laminasi
Rotary Clamp Mesin yang digunakan pada proses laminasi
Multi Bor Mesin untuk membuat lubang pada kayu
Jigsaw (Handtool) Digunakan dalam membuat sponing corner
Hand Router (Handtool) Digunakan dalam membuat groove corner
Trimmer (Handtool) Digunakan dalam membuat groove corner
Klem F Penahan kayu tidak berubah posisi & ukuran
Palu Karet Membantu dalam proses assembling
Hand Bor (Handtool) Mesin untuk membuat lubang pada kayu
Hand Sander (Handtool) Membantu dalam proses pengamplasan
Spray Gun Alat yang digunakan untuk proses finishing
Capiler Membantu dalam proses pengukuran
Penggaris Siku Membantu dalam proses pengukuran
Sumber: Data diolah
Madyama 2 seater sofa terdiri dari 14 elemen pekerjaan yang memerlukan waktu
kerja dan urutan proses pembuatan prototype Madyama 2 seater sofa laminasi
No Elemen Kerja
1 Pembahanan Komponen Panel
2 Pembahanan Komponen Laci
3 Pembahanan Komponen Kaki
4 Konstruksi Laminasi Sub. Panel
5 Proses Laminasi Lebar Sub. Panel
6 Pengetaman Sub. Panel
7 Pembuatan Konstruksi komponen Panel
8 Pembuatan Konstruksi komponen Laci
9 Pembuatan Konstruksi komponen Kaki
10 Sub. Assembling Sub. Panel
11 Sub. Assembling Sub. Laci
12 Sub. Assembling Sub. Kaki
28
Tabel 10. Elemen Kerja dan Urutan Proses Pembuatan Prototype (Lanjutan)
No Elemen Kerja
13 Sanding Total Komponen
14 Finishing Total Komponen
Sumber: Data diolah
Pengukuran waktu siklus ini dilakukan pencatatan waktu pada tiap elemen
kerja. Aktivitas ini digunakan untuk menghitung seberapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu prototype Madya 2 seater sofa. Hasil dari
seater sofa dapat dilihat pada Tabel 11. Lembar Pengamatan terdapat pada
Lampiran 2.
Waktu
No Elemen Kerja
Siklus
1 Pembahanan Komponen A 2308
2 Pembahanan Komponen B 530
3 Pembahanan Komponen C 422
4 Konstruksi Laminasi Sub. Panel 1596
5 Proses Laminasi Lebar Sub. Panel 18637
6 Pengetaman Sub. Panel 238
7 Pembuatan Konstruksi komponen A 2262
8 Pembuatan Konstruksi komponen B 1883
9 Pembuatan Konstruksi komponen C 1168
10 Sub. Assembling Sub. Panel 4555
11 Sub. Assembling Sub. Laci 4553
12 Sub. Assembling Sub. Kaki 4443
13 Sanding Total Komponen 951
14 Finishing Total Komponen 4882
Sumber: Data diolah
digunakan untuk menghitung waktu normal, dimana waktu siklus yang didapat
dari penelitian dikalikan poin westinghouse. Penyesuaian tiap elemen kerja dapat
29
Tabel 12. Rating Factor / Penyesuaian
5. Allowance/Kelonggaran
dalam pengerjaan. Waktu kerja operator adalah 8 jam kerja dimulai pukul 08.00
WIB dengan waktu istirahat 1 jam pada siang hari pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB.
Kelonggaran
No Faktor Contoh Pekerjaan
(%)
A. Tenaga Yang
1 Dikeluarkan Menyekop ringan 9
3. Ringan
2 B. Sikap Kerja Satu kaki mengerjakan
3
3. Berdiri diatas 1 kaki alat kontrol
3 C. Gerakan Kerja
Gerakan bebas dari palu 0
1. Normal
4 D. Kelelahan Mata
1. Pandangan yang Membawa alat ukur 4
terputus-putus
E. Keadaan temperatur
5 tempat kerja 28-38 Derajat Celcius 5
5. Tinggi
30
Tabel 13. Penilaian Faktor Kelonggaran (Lanjutan)
Kelonggaran
No Faktor Contoh Pekerjaan
(%)
6 F. Keadaan Atmosfer Ruang yang berventilasi
0
1. Baik baik, udara segar
G. Keadaan lingkungan
7 yang baik
0
1. Bersih, sehat, cerah
dengan kebisingan rendah.
8 Kebutuhan Pribadi Pria 2
9 Kelonggaran Tak Terhindarkan 5
Total Nilai Kelonggaran 28
Sumber: Data diolah
Penyesuaian dari setiap elemen pekerjaan dan waktu siklus yang dibutuhkan
dari setiap proses tersebut, jika baik dari penyesuaian maupun waktu siklus yang
dibutuhkan dari setiap proses semakin besar, maka akan menyebabkan waktu
Waktu
Waktu Penyesua
No Elemen Kerja Normal
Siklus ian
(detik)
31
Tabel 14. Waktu Normal Setiap Elemen Kerja (Lanjutan)
Waktu
Waktu Penyesua
No Elemen Kerja Normal
Siklus ian
(detik)
yang tidak dapat dihindarkan dan kelelahan. Perhitungan waktu standar proses
Allowance = 28 %
WS = 42409,70 X ( 1 + 28%)
= 54284,42 detik
standar sebesar 54284,42 detik sama dengan 15,08 jam. Waktu ini didapat dari
total waktu normal pada 14 elemen kerja yang ada. Untuk besarnya waktu
standar pada setiap elemen pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 15.
32
Tabel 15. Waktu Standar tiap elemen pekerjaan (Lanjutan)
baku prototype Madyama 2 seater sofa sebanyak 1 orang. Tenaga kerja tersebut
akan menerima upah yang disesuaikan dengan UMR Kabupaten Kendal tahun
2021 sebesar Rp 2.335.735. Biaya tenaga kerja langsung dapat dihitung dengan
= 209.646
Biaya lain-lain yang dimaksud adalah biaya yang muncul dalam proses
pembuatan prototype Madyama 2 seater sofa selain biaya tenaga kerja langsung
33
yang akan dilakukan penghitungan harga pokok produksi. Biaya-biaya tersebut
diantaranya:
seater sofa diantaranya adalah kayu jati grade B laminasi yang dibeli
sekat tengah, panel bawah dan panel laci muka. Bahan baku kayu
belakang, panel laci belakang dan panel laci samping. Bahan baku
harga bahan baku kayu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(∑ )
( )
Rincian biaya bahan baku kayu keseluruhan dapat dilihat pada Tabel
16.
34
Tabel 16. Rincian harga bahan baku kayu (Lanjutan)
3
Deskripsi Ukuran (mm) Kubikasi Qty Harga/m Total
Panel Samping 420 x 375 25 0,0079 2 6.300.000 49.612,50
Sekat Tengah 350 x 420 x 25 0,0037 1 6.300.000 23.152,50
Panel Bawah 1220 x 410 x 25 0,0125 1 6.300.000 78.781,50
Panel Laci Depan 565 x 185 x 10 0,0021 2 3.460.091 7.233,32
Panel Laci Belakang 530 x 140 x 18 0,0027 2 3.825.883 10.219,70
Panel Laci Samping 355 x 140 x 18 0,0036 4 3.825.883 13.690,54
Panel Laci Dasar 532 x 360 x 10 0,0038 2 3.460.091 13.253,53
Panel Laci Muka 610 x 205 x 25 0,0063 2 6.300.000 39.390,75
Sunduk Dpn/Blkg 990 x 45 x 20 0,0018 2 14.000.000 24.948,00
Sunduk Samping 240 x 45 x 20 0,0004 2 14.000.000 6.048,00
Sunduk Tengah 310 x 45 x 25 0,0003 1 14.000.000 4.882,50
Kaki 120 x 55 x 30 0,0008 4 14.000.000 11.088,00
Total Harga 452.764,19
Bahan baku lain yang dimaksud adalah bahan baku selain kayu.
35
b. Biaya Overhead Pabrik
pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Yang termasuk dalam biaya
36
Total biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp. 111.225,5.
Rincian biaya tenaga kerja tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 19.
3) Biaya Listrik
Waktu
Mesin Kw Harga/kWh (jam) Total
Table Saw 4,00 1.193,00 0,17 829,80
Rip Saw 1,50 1.193,00 0,16 283,34
Double Planner 18,00 1.193,00 0,18 3.966,73
Jointer 4,00 1.193,00 0,19 901,38
Panel Saw 6,25 1.193,00 0,16 1.193,00
Single Spindel 4,00 1.193,00 0,24 1.162,51
Rotary 1,50 1.193,00 0,16 288,81
Multi Bor 1,50 1.193,00 0,50 898,23
Jigsaw (Handtool) 0,45 1.193,00 0,04 23,41
Hand Router (Handtool) 0,93 1.193,00 0,06 71,19
Trimmer (Handtool) 0,53 1.193,00 0,14 87,47
Hand Bor (Handtool) 0,45 1.193,00 0,36 190,88
Hand Sander (Handtool) 0,19 1.193,00 0,26 59,88
Total biaya listrik 9.956,62
Sumber: Data diolah
37
Biaya overhead pabrik tetap yang muncul dalam pembuatan
prototype Madyama 2 seater sofa adalah biaya penyusutan alat dan mesin.
Alat dan mesin yang digunakan pun beragam dan memiliki umur ekonomis
yang beragam pula. Biaya penyusutan alat dan mesin dihitung dengan
38
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel
dan biaya overhead pabrik tetap. Perhitungan harga pokok produksi terdapat
No Deskripsi Jumlah
Biaya Bahan Baku
1. Komponen Kayu 452.764,19
2. Komponen Lain 361.885,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
1. Tenaga Kerja Produksi 209.646,00
Biaya Overhead Pabrik Variabel
1. Listrik 9.956,62
2. Bahan Pembantu 104.250,00
3. Tenaga Kerja Administrasi 111.225,50
Biaya Overhead Pabrik Tetap
1. Penyusutan Mesin 161.198,65
Harga Pokok Produksi 1.201.489,61
Sumber: Data diolah
B. Pembahasan
Inovasi pembuatan produk furnitur Madyama 2 seater sofa dari kayu sisa
industri yang dilaminasi merupakan inovasi untuk menggantikan bahan baku kayu
solid yang semakin langka dan mahal. Untuk bisa diproduksi secara masal dan
Madyama 2 seater sofa dari laminasi kayu sisa industri. Waktu standar tersebut dapat
digunakan untuk menentukan biaya tenaga kerja langsung yang lebih akurat yang
Madyama 2 seater sofa menggunakan metode time study telah dilaksanakan dengan
baik. Hasil penentuan waktu standar dapat dilihat pada Tabel 15. Waktu standar
disini adalah waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja yang mempunyai keahlian /
39
kemampuan yang sama rata dalam mengerjakan suatu pekerjaan, dengan
menghilangkan rasa lelah, kebutuhan pribadi, dan kebutuhan yang tidak bisa
dihindarkan lainnya.
keseluruhan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang
pokok produksi prototype Madyama 2 seater sofa adalah sebagai alat perencana dan
pengendalian untuk memutuskan harga jual produksi dan dasar pendapatan laba.
Penentuan harga pokok produksi juga bertujuan untuk mengetahui berapa besaran
biaya yang harus dikeluarkan untuk pengerjaan bahan baku menjadi barang jadi atau
(HPP) adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Rinician perhitungan harga pokok produksi dapat dilihat pada Tabel 22. Biaya
bahan baku adalah biaya yang mencakup segala sesuatu yang merupakan bahan
pokok atau bahan utama yang dikerjakan atau diproses menjadi barang jadi. Bahan
baku prototype Madyama 2 seater sofa terdiri dari kayu, kain, busa, lem, dan cat.
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dibebankan untuk tenaga kerja yang
melakukan pengolahan bahan baku secara langsung menjadi produk jadi dan dapat
dibebankan ke produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung meliputi tenaga kerja
produksi. Biaya overhead pabrik terbagi menjadi dua, yaitu biaya overhead pabrik
variable dan biaya overhead pabrik tetap. Biaya overhead pabrik variabel adalah
biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan,
terdiri dari biaya bahan baku penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya
listrik. Sedangkan, biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead tidak berubah
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing diperoleh harga
B. Saran
yang diharapkan bermanfaat bagi pihak lain. Adapun saran yang diberikan sebagai
berikut :
2. Penentuan harga pokok produksi menjadi salah satu hal penting dilakukan setiap
sebaliknya, apabila penentuan harga pokok produksi lebih rendah dari yang
41
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Modul Level Dasar (CAFB) Akuntansi Biaya Dan Manajemen. Jakarta:
Ikatan Akuntansi Indonesia
Batubara, H. 2013. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing
pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD. Istana Alumunium
Manado. Jurnal EMBA, 1(3), 217-224.
Dewi, Sofia Prima dan Septian Bayu Kristanto. 2013. Akuntansi Biaya. Penerbit: In Media
Erliana, Cut Ita. 2015. Analisa & Pengukuran Kerja. Aceh: Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh Jurusan Teknik Industri.
Jannah, Mukhlishotul. 2018. Analisis Pengaruh Biaya Produksi Dan Tingkat Penjualan
Terhadap Laba Kotor. Jurnal Banque Syar’i, 4(1), 87-112.
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 96/PMK.03/2009 Tentang Jenis-jenis Harta Yang
Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan
Penyusutan.
Putra, Boy Isma dan Ribangun Bamban Jakaria. (2020). Perancangan Sistem Kerja.
Sidoarjo: UMSIDA Press.
Roidelindho, K. 2017. Penentuan Beban Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja Optimal pada
Produksi Tahu.Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 3(1), 73-81.
Salim, Zamroni dan Ernawati Munadi. (2017). Info Komoditi Furnitur. Jakarta: Badan
Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia.
Sinurat, Mangasa dkk. 2015. Akuntansi Biaya Edisi Pertama. Medan: Universitas HKBP
Nommensen
Sriyani, Iin. 2018. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full
Costing dan Variabel Costing. Skripsi S1. Program Studi Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan
Suartika dkk. 2021. Pengukuran Waktu Standar Pembuatan Produk Sampan Komposit
Sandwich untuk Menentukan Biaya Produksi. Dinamika Teknik Mesi: Jurnal
Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin, 11(1), 57-67.
Widagdo, Gratia Utomo. (2018). Analisis Perhitungan Waktu Baku Dengan Menggunakan
Metode Jam Henti Pada Produk Pulley Di Cv. Putra Mandiri Jakarta.Jurnal
PASTI, 12(2), 169-183.
42
Zadry, Hilma Raimona dkk. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem Kerja. Padang:
Andalas University Press.
43
LAMPIRAN
44
Lampiran 1
1. Keterampilan
a. Super Skill :
mesin.
b. Excellent Skill :
kesalahan.
c. Good Skill :
umumnya.
6) Tidak keragu-raguan.
7) Bekerja stabil.
9) Gerakan-gerakannya cepat.
d. Average Skill :
pekerjaannya.
e. Fair Skill :
gerakan.
rendah.
f. Poor Skill :
2) Gerakan-gerakannya kaku.
koordinasi, irama gerakan, bekas-bekas latihan dan hal-hal lain yang serupa.
2. Usaha
a. Excessive Effort :
kesehatannya.
hari kerja.
b. Excellent Effort :
tidak terlihat.
c. Good Effort :
1) Bekerja berirama.
d. Average Effort :
e. Fair Effort :
3) Kurang sungguh-sungguh.
8) Terlampau hati-hati.
f. Poor Effort :
dan bahan-bahan.
6) Tempat kerjanya tidak diatur rapi.
3. Kondisi Kerja
kebisingan ruangan. Kondisi kerja dibagi menjadi 6 (enam) kelas yaitu ideal,
excellent, good, average, fair, dan poor. Kondisi yang ideal tidak selalu sama
good untuk satu pekerjaan dapat saja dirasakan sebagai fair atau bahkan poor
bagi pekerjaan yang lain. Pada dasarnya kondisi ideal adalah kondisi yang
maksimal dari pekerja. Sebaliknya kondisi poor adalah kondisi lingkungan yang
4. Konsistensi
kesiklus lainnya, dari jam ke jam, bahkan dari hari ke hari. Sebagaimana halnya
dengan faktor-faktor lain, konsistensi juga dibagi menjadi 6 (enam) kelas yaitu :
Time Study
Nama Produk : Madyama 2 Seater Sofa
Sub. Panel
a. Konstuksi Dowel 10 menit 24 detik 1
1. Top Panel
b. Sponing Corner 03 menit 17 detik 1
A
2. Side Panel a. Groove 09 menit 48 detik 1
3. Middle Panel Konstruksi Dowel 06 menit 45 detik 1
4. Rak Bawah Konstruksi Dowel 07 menit 28 detik
Sub. Laci
9 − 26 a. Alur Dasar Laci 03 menit 19 detik 1
3. Agustus Konstruksi 1. Panel Laci Samping
2021 B b. Konstruksi Dowel 06 menit 38 detik 1
2. Panel Laci Belakang Konstruksi Dowel 06 menit 17 detik 1
4. Panel Laci Muka Groove 15 menit 09 detik 1
Sub. Kaki
1. Sunduk Depan/Belakang Konstruksi Dowel 04 menit 39 detik 1
C 2. Sunduk Samping Konstruksi Dowel 04 menit 25 detik 1
3. Sunduk Tengah Konstruksi Dowel 02 menit 49 detik 1
4. Kaki Konstruksi Dowel 07 menit 35 detik 1
A Sub. Panel Sub. Assembling 75 menit 55 detik 1
20 − 21
5. Agustus Sanding A, B, dan C All Komponen Sanding Total 15 menit 51 detik 1
2021
22 Agustus
A All Komponen A Finishing Natural 44 menit 38 detik
2021
6. Finishing 1
27 Agustus
B dan C All Komponen B dan C Finishing Natural 35 menit 44 detik
2021
Lampiran 2
Penggunaan Mesin
Nama Produk : Madyama 2 Seater Sofa
Mesin
No. Tanggal Proses Komponen Nama Proses Daya
Nama Mesin Lama Pemakaian
Listrik
Pemotongan Table Saw 4 08 menit 53 detik
Pembelahan Ripsaw 1,5 08 menit 24 detik
Sub. Panel
Double Planner 18 06 menit 35 detik
Pengetaman
Jointer 4 09 menit 55 detik
2−5 Pembelahan Panel Saw 6,25 03 menit 48 detik
1. Agustus Pembahanan Sub. Laci
2021 Pemotongan Panel Saw 6,25 03 menit 15 detik
Pemotongan Table Saw 4 01 menit 33 detik
Pembelahan Ripsaw 1,5 01 menit 06 detik
Sub. Kaki
Double Planner 18 00 menit 57 detik
Pengetaman
Jointer 4 01 menit 25 detik
Konstruksi Laminasi Single Spindle 4 14 menit 37 detik
6−7
Laminasi
2. Agustus Sub. Panel Proses Laminasi Lebar Rotary Clamp 1,5 09 menit 41 detik
Lebar
2021
Pengetaman Double Planner 18 03 menit 33 detik
Lampiran 2
Sub. Panel
a. Konstuksi Dowel Multi Bor 1,5 03 menit 49 detik
1. Top Panel
b. Sponing Corner Jigsaw 0,45 02 menit 37 detik
2. Side Panel a. Groove Hand Router 0,93 03 menit 51 detik
3. Middle Panel Konstruksi Dowel Multi Bor 1,5 03 menit 36 detik
4. Rak Bawah Konstruksi Dowel Multi Bor 1,5 04 menit 43 detik
Sub. Laci
9 − 26 a. Alur Dasar Laci Panel Saw 6,25 02 menit 33 detik
3. Agustus Konstruksi 1. Panel Laci Samping
b. Konstruksi Dowel Multi Bor 1,5 03 menit 56 detik
2021
2. Panel Laci Belakang Konstruksi Dowel Multi Bor 1,5 03 menit 44 detik
4. Panel Laci Muka Groove Trimmer 0,53 08 menit 18 detik
Sub. Kaki
1. Sunduk
Konstruksi Dowel
Depan/Belakang Multi Bor 1,5 02 menit 18 detik
2. Sunduk Samping Konstruksi Dowel Multi Bor 1,5 02 menit 09 detik
3. Sunduk Tengah Konstruksi Dowel Multi Bor 1,5 01 menit 37 detik
4. Kaki Konstruksi Dowel Multi Bor 1,5 04 menit 15 detik
Lampiran 2
Proses Laminasi
Pemotongan
Assembling Finishing
Biodata Penulis
menamatkan SMA yaitu pada tahun 2018 penulis melanjutkan pendidikan di Politeknik
Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu pada Program Studi Manajemen Bisnis Industri
Furnitur. Semasa kuliah, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam
sebagai Wakil Ketua pada masa bakti 2019/2020 dan penanggung jawab bidang
pendidikan dan latihan di UKM Korps Kesukarelawan pada masa bakti yang sama.